Berawal dari cerita pertemuan antara keduanya saat Hana masih menjadi sahabat dari adik Allianz, Naira Zara.
Mereka kembali di pertemukan saat Naira kecelakaan sepeda motor, dan harus koma di rumah sakit.
Dari situlah cerita cinta mereka di mulai. Perasaan yang perlahan mulai tumbuh dan menghiasi hari-hari mereka dengan begitu indah.
Allianz, yang tidak lain adalah seorang dokter muda nan tampan. Saat itu usianya menginjak angka tiga puluh empat tahun, dan dia masih setia dengan statusnya sebagai perjaka tua!!
Ups!!
Apa itu pantas di katakan?
Tapi memang iya. Allianz tidak pernah jatuh cinta, hingga akhirnya benih-benih cinta mulai tumbuh setelah bertemu dengan wanita berusia dua tahun lebih muda darinya.
Hana!!
Wanita itu namanya Hana.
Sosok sahabat yang sangat baik untuk adik Allianz, Naira Zara.
"Maukah kamu menikah denganku?? Meskipun harus menghadapi perjuangan yang sulit demi menempuh kehidupan yang lebih baik, tapi bersediakah kamu menjadi istriku dan hidup bersama denganku dalam suka maupun duka?"
Dan saat Hana mengangguk, mengiyakan lamaran dari Allianz, dadanya bergemuruh dengan hebat, seolah seluruh dunia menjadi miliknya.
Hingga akhirnya pernikahan pun segera di langsungkan.
Hari yang sangat di nantikan akhirnya tiba. Pernikahan di langsungkan, dan dalam kebahagiaan itu, Allianz harus kehilangan adiknya. Naira Zara yang harus mengikuti jejak suaminya yang begitu licik, hingga akhirnya, pernikahan itu harus di langsungkan tanpa keluarga yang lengkap.
Itulah awal cerita cinta mereka..
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lima Tahun Kemudian..
"Hana, rahim kamu bermasalah, karena penyakit miomi yang kamu derita, jadi dokter terpaksa mengangkat rahim kamu.."
Kata-kata itu, seakan membelah dadanya, menghancurkan seluruh mimpinya, dan juga menghancurkan semua kehidupannya.
Operasi yang di lakukan dengan alasan mengangkat miomi, pada awalnya..
Nyatanya tidak sepenuhnya benar.
Saat operasi berlangsung, dokter melihat kondisi rahim yang sudah tidak bisa lagi di selamatkan. Dengan tindakan yang cepat, dia meminta izin pada Allianz, untuk mengangkat rahim Hana.
Dan jawaban Allianz..
Iya!!
Allianz menyembunyikan semuanya dari Hana selama beberapa bulan, hingga akhirnya Hana mendapat jawaban itu sendiri.
"Kamu sudah mengangkat rahimku tanpa seizinku, Allianz.."
Begitulah kekecewaan yang di ungkapkan oleh Hana saat itu. Seluruh hidupnya bagai di terjang tsunami, yang kemudian, membuat dirinya tidak mampu menahan semua rasa amarah di hatinya.
Crashhh!!
Sebuah luka sayatan dia lukis di lengan tangan kirinya, dan sontak saja dia merasa antara hidup dan matinya sudah berbeda tipis.
Keduanya sudah hampir terlihat oleh matanya.
Hingga akhirnya, dia terbangun dan selamat di rumah sakit!!
Mereka berdua membuat sebuah keputusan yang sangat bijak, dengan cara mengadopsi seorang anak dari panti asuhan.
Anak itu bernama Zhaolin..
Namun hanya beberapa hari setelah dia keluar dari rumah sakit, ibu Allianz meninggal dunia. Dia keracunan dan harus tewas dengan cara yang aneh.
Hana yang tidak tahu apapun menjadi bahan tuduhan dan tudingan Allianz. Rumah tangga mereka kembali terguncang!!!
Dan akhirnya..
Keputusan untuk pergi dari rumah sudah di ambil secara sepihak oleh Hana!!!
...****************...
POV
Allianz!!
Berbulan-bulan aku berjalan tak tentu arah!!
Mencoba mencari di mana kamu berada, hingga aku seakan menjadi gila!!
Aku gila karena telah membuat kamu pergi dari hidupku, dengan pria kecil milik kita berdua. Aku tidak bisa menahan kesedihan di hatiku, saat menyadari kalau kamu memang benar-benar hilang dari hidupku!!
Hana!! Maafkan suami kamu ini..
Suami yang hanya bisa memarahi dan mencela setiap apa yang kamu lakukan pada keluarga kita. Maaf, Hana, hanya bisa menatap kepiluan kamu saat membuat hidup kamu sehancur-hancurnya..
Saat membuat impian kamu pupus tanpa izin darimu Hana...
Ini salahku, semua ini salahku..
Hai hai hai 🤗🤗🤗
Ada yang kangen kah, sama cerita #CPDTS1
Ini untuk S2 nya mohon di revisi, ya..
Sekalian kalau mau kasih masukan, langsung aja di kolom komentar, soalnya masih recehan..
😁😁
Salam sayang untuk semuanya..
😘😘😘
Satu tahun kemudian....
"Bagaimana keadaan kamu Naira?"
Ucapan Allianz saat mengunjungi adiknya di rumah besar milik suami adiknya, Ardian.
Iya, Naira Zara harus kehilangan ingatannya karena kecelakaan yang membuat dirinya masuk ke dalam jurang dan berhasil menewaskan sopirnya kala itu.
Kalau kalian pernah mampir di novelku..
"Cinta Pertama dan terakhirku.."
Kalian akan tahu hal ini, dan tidak akan gagal paham!!
"Kamu datang Allianz??"
Suaminya, Ardian datang dari dalam dengan membawa secangkir kopi kesukaannya.
"Dimana Shi Yuan? Apa dia sedang sibuk di kamarnya?"
"Dia sedang mengambil beberapa mainan kesukaannya dan membawanya keluar.."
"Ibu!!!!!! Ibu!!!!!!!! Aku bawa mainannya, Bu..."
Memanggil Naira dengan sangat riang.
"Apa kamu sudah merasa lebih baik?"
"Sudah lebih baik, meskipun sangat sulit untuk kembali mengingat masa-masa dulu, tapi, setidaknya, semua foto yang Ardian tunjukkan padaku sangat membantuku.."
"Baguslah, semoga ingatan kamu segera pulih."
"Allianz, apa kau mau makan? Aku sudah menyiapkan makan malam barusan, kamu datang di saat yang sangat tepat, ayo kita makan.."
"Ayo, kak Allianz, kita makan bersama.."
"Tidak!! Aku tidak lapar!! Kalian kalau ingin makan, pergilah saja, aku akan temani Shi Yuan di sini.."
"Allianz, apa yang terjadi padamu?"
"Kak Al nampak aneh.." ( menatap dengan penuh tanda tanya ).
"Apa ini soal Zhaolin dan Hana lagi?"
"Aku tidak mau memikirkannya, aku hanya.. merasa kesepian saja.. Dia meninggalkan aku saat aku juga harus kehilangan ibu dan ingatan adikku, bagaimana aku bisa mengerti.."
"Kita masih berusaha mencarinya, kapanpun waktunya, kita pasti bisa menemukan Hana dan Zhaolin. Aku yakin itu.."
"Aku harap begitu.."
"Kalau begitu, mari kita makan, jangan biarkan makanan dingin, itu tidak baik.."
"Kalian saja yang makan, aku tidak lapar.."
"Aku tahu kamu belum makan apapun, suamiku sudah bersusah payah memasak makanan untuk kita semua, ayo kita makan.."
"Baiklah.."
"Kakak, aku sudah makan, kalian makan saja dulu, ya.."
Mendadak datang dari dalam.
"Apa kamu benar-benar sudah makan, Luzia?"
Luzia adalah nama lain dari tokoh Alishia di novel sebelumnya..
Dia adik dari Ardian..
Dan sekarang, dia sedang hamil delapan bulan setelah pernikahannya dengan sekretaris Naira ( Yuna ), yaitu Antonio ( Alson ).
"Perhatikan kandungan kamu Luzia, jangan terlalu banyak bergerak. Sebentar lagi bayi kamu akan segera lahir, jangan buat dia kesusahan ya.."
"Aku tidak kesusahan, lagipula masa trimester tiga memang harus banyak bergerak bukan? Kalau tidak, aku takut lahiranku nanti akan CS juga seperti Kakak ipar.."
"Baiklah, ini sudah malam, kamu mau pulang atau menginap di sini?"
"Entahlah, Antonio bahkan belum juga mengabari aku, apa mungkin dia lembur lagi malam ini?"
"Aku memberinya tugas yang sangat banyak sebelum aku pulang tadi sore, jadi mungkin masih perlu waktu semalaman untuk menyelesaikannya.." ( Jelas Ardian ).
"Kakak ini memang jahat, tidak tahu kalau ibu hamil sangat membutuhkan suaminya, tapi kakak bahkan tidak memikirkan aku.."
"Kamu juga butuh uang untuk biaya persalinan."
Bangun dari duduknya..
"Ayo Allianz, kita makan saja, jangan biarkan perut kita kosong terlalu lama, kamu juga sayang.."
Ardian menuntun sang istri dengan mesra, dan menitahnya ke ruang makan, meninggalkan Shi Yuan di sana sendirian.
"Suster, tolong jaga Shi Yuan sebentar, kami akan makan."
Mereka semua beranjak dari sana dan menuju ruang makan, kecuali Luzia. Dia pergi menuju kamarnya untuk beristirahat. Iya. Kondisinya yang hamil besar membuatnya cepat merasa kelelahan.
...****************...
"Tidur, ya.. anakku sayang.."
Dia sedang mengelus kepala si mungil, Zhaolin di atas tempat tidur seadanya.
Sementara, yang di elus oleh tangannya masih tersenyum dan bermain dengan gembiranya tanpa rasa berdosa.
Iya!!
Wanita itu Hana!!
Yang sudah memilih mengadu nasib sendiri di kota lain demi ketenangan hidupnya dengan sang anak hasil adopsinya.
Dia sedang tertidur di tempat kost milik sang sahabat, Visha. Dia tidak bisa kembali ke rumah Allianz lagi setelah apa yang terjadi antara mereka berdua satu tahun yang lalu.
Apalagi melihat perkembangan putra angkatnya yang sangat sehat dan sangat baik. Untuk sementara dia memang tidak membutuhkan sosok suami untuk menghidupi keluarga kecilnya. Dia sudah sanggup berdiri tegak tanpa bantuan siapapun.
Perlahan, dia mulai membuka usaha kecilnya sebagai penjual kue dan katering untuk berbagai acara. Dia memang memiliki beberapa perusahaan besar. Tapi karena masalah yang terjadi saat itu, semuanya tidak terkendali, dan mengharuskan menanggung hutang yang sangat besar.
Dia tidak bisa melunasi seluruh hutang perusahaan, dan akhirnya, perusahaan dia bangkrut. Ayah dan ibunya tidak bisa membantunya karena mereka sejak awal memang tidak peduli.
Karena itulah dia memutuskan untuk menggunakan sisa-sisa uang yang dia punya untuk membangun usaha kecil demi kelangsungan hidupnya.
Bahkan, sejak Hana memutuskan untuk pergi dari rumah Allianz, Sammy dan Syanum tidak pernah berusaha mencari keberadaannya. Karena itulah, dia bisa bangkit sendiri dari keterpurukannya.
"Kamu adalah semangatku, Zhaolin sayang.."
Ucapnya berkali-kali pada bayi kecil yang sedang asik bermain di kasurnya.
"Ibu sangat menyayangi kamu, Zhaolin.. Tidak ada yang lebih berharga selain kamu dalam hidup ibu, meskipun kamu tidak lahir dari rahim ibu, tapi kamu adalah kasih ibu yang tidak akan pernah tergantikan.."
Cup!?
Mengecup kening Zhaolin yang manis.
"Hana..."
Seseorang terdengar memanggilnya dari luar, yang ternyata orang itu adalah Visha..
"Iya, Vish.. ada apa kamu mencariku?"
"Ada kabar baik.."
Dia masuk dengan wajah yang sumringah. Hana pun tahu kalau sang sahabat sedang menyimpan berita gembira untuknya.
"Berita gembira apa?"
Visha memilih untuk duduk di sisi ranjang dan bicara dengan jelas pada Hana.
"Hana, toko kue kita mendapat pesanan untuk acara ulang tahun putri pengusaha kaya, yaitu putri Lu Laura.."
"Benarkah?"
"Iya, dengar-dengar salah seorang pengawal setia tuan Lu Yuzef itu pernah mencicipi kue di toko kita, dan langsung menyarankan pada tuan muda Lu Zafier untuk memesan kue di acara ulang tahun putrinya yang pertama.."
"Lu Yuzeff? Lu Zafier? Apa aku pernah dengar nama itu?"
"Ah? Ya sudah pasti kamu pernah dengar, dia kan pengusaha muda terkenal dari keluarga Lu, apa kamu lupa?"
"Oo, mungkin memang begitu, ya.."
"Mau terima tidak??"
"Baiklah, akan aku terima, kamu juga harus membantu aku.."
"Iya, aku tahu, kamu jangan cemas.."
"Baiklah.."
Lu Yuzeff?? Lu Zafier?? Apa aku pernah dengar??
...****************...
"Maaf dokter Allianz, kami tidak bisa mentolerir anda lagi. Kami sudah kehilangan beberapa pasien karena kinerja anda yang sangat buruk.."
Dia sedang di sidang di ruangan khusus dan di hadapkan oleh satu orang yang sangat berkuasa di rumah sakit itu, Dokter Richard.
Allianz tidak bisa berkata-kata lagi, usai operasinya gagal untuk yang ketiga kalinya.
Dia sudah berhasil membuat tiga nyawa pasien melayang sejak beberapa bulan belakangan. Iya!!
Allianz sudah mulai terjatuh!!
"Aku bahkan sudah begitu hancur karena terlalu larut dalam lubang penyesalan ini Hana.. Tidakkah kamu memikirkan untuk kembali dan mengulang semuanya lagi dari awal? Aku amat merindukanmu.. Dan putra kecil kita, Zhoulin.. Aku harap, suatu hari nanti, aku bisa menemukan kamu..."
Begitulah kiranya ungkap Allianz yang masih setia terpaku di atas sofa, sambil sesekali menenggak bir di tangannya.
Surat pemecatan!!
Surat peringatan dari bank!!
Dan berbagai masalah telah menumpuk dalam satu meja yang saat ini tengah berada di hadapannya.
Sejak saat itu, saat kepergian mendiang ibunya, lalu di susul oleh kepergian istrinya, kehidupan Allianz makin lama makin tidak karuan. Kacau sekali!!
Drrrttt drrrttt
Mengangkat panggilan.
"Hallo.."
"Allianz, ada tawaran kerja bagus untuk kamu, kamu bisa datang ke kantor besok pagi, jam sembilan."
"Baiklah, aku akan datang!"
Bip!?
Namun dia masih harus berjuang. Di tengah-tengah titik kelemahannya, dia harus menghadapi segala kerumitan hidupnya tanpa adanya sandaran di sisinya.
seolah seluruh waktunya terasa begitu kosong, dan tidak ada gunanya lagi dia hidup.
Brukk!!
Sekarang dia memilih untuk menjatuhkan dirinya dan kemudian terlelap dalam tidur pulasnya.
Prang!!
Bahkan botol yang berisi bir dalam jumlah yang sedikit itu, akhirnya terjatuh tanpa pria itu sadari.
...****************...
"Iya, sayang.. Mau main ya? Ha?" Hana yang sedang asik bercengkerama dengan putra tampannya akhirnya harus mengalihkan pandangan pada sebuah ponsel di atas nakas.
Seseorang telah menghubunginya sejak tadi, tapi dia tidak punya waktu untuk merespon.
Dan sekarang, dia akhirnya memilih untuk mengangkat panggilan dari orang tersebut. Kali saja ada hal penting.
"Hallo, Morgan? Ada apa terus menghubungi aku? Aku sedang sibuk dengan Zhoulin, maaf ya, sejak tadi mengacuhkan kamu.."
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin mengajak kamu makan besok, bagaimana?"
"Besok? Besok ya?" Wajah Hana terlihat bimbang.
"Iya, aku yakin kamu masih punya waktu luang, jadi mungkin, besok kamu bisa menyempatkan waktu untuk makan denganku.."
"Tapi, Morgan, aku mendapat pesanan untuk acara ulang tahun dari taun besar Lu Zafier, aku harus bersiap sejak pagi, maaf, ya..." Ucapnya merasa bersalah.
"Begitu, ya.. Ya sudah.. Tidak masalah.. Aku bisa mencari hari lain untuk makan denganmu.."
"Iya, terima kasih sudah mau mengerti.. Salam untuk ayah dan ibu kamu.."
"Iya, akan aku sampaikan, terima kasih, selamat malam.."
"Malam.."
Bip!!
Huhh!!
Hana meletakkan kembali ponsel miliknya di tempat yang sama.
"Untung besok ada kegiatan, coba kalau tidak, dia pasti akan tetap memaksa aku untuk pergi.."
Sekarang, pandangannya beralih pada pria kecil yang ternyata sudah tertidur dengan pulas.
"Manis sekali.. Ibu menyayangi kamu, nak.."
Cup!!
Mengecup kening Zhoulin..
"Selamat malam sayang.."
Sekarang Hana mencoba memejamkan kedua matanya, dan berusaha untuk larut dalam khayalan yang indah dalam mimpinya.
Semoga saja, mimpi Hana bukan soal Allianz..
Iya..
Semoga saja..
Pria tadi yang menghubungi Hana. Boleh lah bercerita sedikit mengenai pria itu.
Namanya Morgan. Dia sebenarnya, masih sepupu dengan Lu Zafier. Hanya saja, Hana masih tidak tahu dengan hubungan darah tersebut.
Ibunya Morgan begitu menyayangi Zhoulin, dan berharap banyak pada wanita yang menjadi ibu tiri Zhoulin itu.
Singkat saja..
Perkenalan mereka terjadi sekitar delapan bulan yang lalu, saat Hana benar-benar kehilangan seluruh biaya hidupnya, dan terpaksa harus menjual kuenya dengan cara keliling di kawasan perumahan elit, yang salah satunya adalah, rumah milik Morgan.
Iya.. Jatuh miskin, saat uangnya hampir habis untuk modal usaha awal, sedangkan, usaha toko kuenya mengalami penurunan dalam penjualan.
Mungkin bagi para pemilik toko lebih tahu seperti apa perasaannya saat itu.
Dan entah kenapa, dan entah juga angin dari mana yang membawa keberuntungan pada Hana saat itu.
Morgan yang sedang meeting dengan beberapa rekan kerjanya di rumahnya yang terkenal mewah itu, dengan sigap memberhentikan penjual kue, yang tidak lain adalah Hana.
"Tunggu mbak!!" Panggil Morgan saat itu.
Dengan bayi yang masih setia tertidur pulas dalam dekapan tangan Hana, wanita itu berusaha menoleh, dan melihat siapa yang memanggil namanya.
"Iya, tuan? Mau kue?" Tanya Hana dengan ramah.
"Iya, mbak. Saya borong semuanya, ini uangnya, kembaliannya untuk mbak saja."
Uang yang di sodorkan oleh Morgan saat Hana berhasil membungkus semua kue dagangannya ke dalam plastik, ternyata nominalnya begitu besar.
Hampir tiga kali lipat dengan harga yang seharusnya di bayar oleh Morgan.
"He!!! Tunggu!!! Uang tuan kebanyakan!!!"
Hana mencoba berteriak dan memanggil tuan itu berkali-kali. Tapi nihil!?
Pria yang sedang sibuk dengan acara meeting dengan rekan bisnisnya itu, hanya berlaku pergi tanpa mendengar kata-kata dari Hana.
"Yahh!! Ini si terlalu kebanyakan, kalau kembalian tidak sebesar ini, aku harus mengembalikan uang ini padanya.."
Begitulah kiranya pertemuan pertama mereka yang cukup singkat. Di tengah-tengah kesibukan Morgan, pria itu akhirnya mengacuhkan Hana saat pertama kali mereka bertemu.
Hingga akhirnya, keduanya kembali di pertemukan di sebuah kesempatan, saat Hana sudah berhasil membuat tokonya kembali ramai.
"Mbak, beli yang ini..."
"Baik, tuan..." Ucapan Hana terdengar begitu ramah.
Tapi wajah Morgan seketika terkejut saat mendapati wanita di depan matanya adalah wanita yang sama yang di jumpainya sekitar satu bulan yang lalu.
"Mbak? Mbak yang jual kue keliling itu, bukan?"
Sekarang tinggal Hana yang terkejut tatkala melihat pria itu masih mengenali wajahnya.
"Tuan? Tuan, anda yang sudah membeli semua kue saya kan?"
"Iya, ternyata kita bertemu lagi. Kuenya sangat enak. Rekan-rekan aku semuanya suka, bisa jadi langganan nanti.."
"Terima kasih tuan, sudah banyak memuji.. Oh iya, saat itu, anda memberi uang begitu banyak pada saya, jadi menurut saya, itu bukan termasuk uang kembalian, saya harus menggantinya.." Hana berusaha mengeluarkan uang dari dalam saku bajunya.
"Tidak perlu, tidak usah, anggap saja itu uang bonus buat kamu, karena kamu sudah membuat semua rekan kerja saya suka dengan kue kamu."
"Tapi.."
"Jangan sungkan, aku sangat senang jika kamu menerimanya.."
"Baiklah, tuan, terima kasih..."
Singkat saja. Morgan adalah seorang duda beranak satu. Perempuan, namanya Aura.
Gadis itu sudah menginjak bangku SMP, dan terkenal, anak paling bandel di sekolah.
Istrinya pergi dari rumah dan memilih untuk lari bersama pria lain yang mungkin, statusnya jauh lebih kaya dari Morgan.
Sementara ayah dan ibunya, adalah orang yang sangat tersohor di kota X.
Mereka adalah pebisnis yang sudah lama berkecimpung di dunia itu, namun namanya tetap tidak pernah meredup dari sejak awal berkarir.
Iya!!
Itulah sedikit gambaran dari pria bernama Morgan, yang mungkin, akan menjadi pengisi cerita hidup Hana selanjutnya..
...****...
...♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!