NovelToon NovelToon

Married With Mr. Arrogant

Prolog

Kisah cinta dari seorang gadis bernama Adelia Maheswari yang dipaksa menikah oleh pria arogan dari masa lalunya. Pria Arogan tersebut bernama Reqy Abraham, seorang pebisnis kaya di Indonesia. Ia kagum pada sosok Adelia Maheswari yang ia temui di pemakaman kedua orang tuanya tujuh tahun lalu ketika ia masih berumur 23 tahun.

Ia bahkan secara sembunyi-sembunyi membiayai keluarga Adelia dan juga memberikan Adelia beasiswa sampai ke luar negri tanpa sepengetahuan gadis itu.

Beberapa tahun kemudian, ketika Reqy sudah berumur 30 tahun, ia berencana menikahi Adelia yang sudah ia tunggu selama ini, namun siapa sangka Adelia kini sudah memiliki kekasih, bahkan mereka berdua berencana untuk menikah.

Untuk memenuhi keinginannya menikahi Adelia, Reqy terpaksa menculik tunangan Adelia tepat di hari pernikahannya dan menggantikannya untuk menikah dengan gadis pujaan hatinya itu.

Apakah pernikahan mereka bertahan saat Adelia tahu bahwa lelaki yang ia nikahi tega menculik tunangannya demi menikahinya atau memilih melupakan kejadian yang sudah terjadi dan hidup bahagia demi cinta yang sudah ada?

Dilengkapi dengan kisah romantis, komedi,cinta manis, cemburu bahkan kisah sedih yang membuat baper, mewek,dan senyum-senyum sendiri.

.

.

VISUAL

ADELIA MAHESWARI

Adelia Maheswari seorang gadis yang ceria dan lembut. Umurnya sudah menginjak 23 tahun. Ia adalah gadis yang selalu bermimpi untuk memiliki seorang pria yang begitu mencintainya. Tak hanya mencintainya, ia harus mencintai pria itu juga.

Ia menginginkan kisah cinta romantis seperti novel favoritenya yang berjudul My Sweet Love Story yang selalu ia baca. Sosok pria penyayang, lembut pada wanita, tahu cara mencintai wanitanya, mengerti akan cinta dan yang paling penting pria itu bisa memanjakannya seperti karakter pria dalam novel favoritnya itu. Ia paling benci dengan pria yang kasar dengan wanita apalagi harus bersikap dingin. Baginya cinta yang manis itu adalah segalanya.

Dimana ia harus menemukan sosok pria sempurna seperti itu. Baginya menemukan pria seperti itu sangat susah tapi ia yakin suatu hari ia bisa menemukan pria yang selalu ia impikan itu.

Namun siapa sangka, mimpinya pun terkabul ketika dirinya dipertemukan dengan sosok pria yang ia damba-dambakan.

***

REQY ABRAHAM

Sosok pria dingin dan sombong. Sifatnya sangat sombong dan angkuh, tidak mudah percaya dengan orang lain. Lelaki itu dulu tidak seperti itu tapi kematian kedua orang tuanya membuat ia memiliki sifat keras apalagi ia terjun di dunia bisnis membuat ia selalu melihat orang - orang licik dan penuh ke pura - puraan. Umurnya sekarang sudah 30 tahun.

Ia merupakan pewaris tunggal perusahaan Keluarga Abraham yang secara turun temurun di wariskan pada keturunan Abraham.

Perusahaan itu dibangun dengan kerja keras kakeknya yang bernama Abraham. Lalu di turunkan kepada ayah Reqy dan sekarang di turunkan kepadanya

Ia memiliki asisten yang sangat setia pada keluarganya bernama Pak Osmar yang bisa melakukan setiap perintahnya, bahkan karena kesetiaannya itu membuat Reqy bisa dengan mudah melakukan segala hal yang ia inginkan.

***

RIAN ARDHIANSYAH

Rian Ardhiansyah

Sosok pria yang penyayang dan dewasa. Umurnya 28 tahun, ia bersekolah di luar negri mengambil jurusan kedokteran. Ia seorang pria dari keluarga sederhana. Karena kepintarannya mengantar dia bersekolah di luar negri sampai ia bertemu dengan Adelia. Ia sosok pria yang sangat dicintai Adelia.

 

 

Awal Pertemuan

🌹SELAMAT MEMBACA🌹

Terlihat seorang laki – laki berumur 23 tahun tengah melihat pemakaman kedua orang tuanya. Wajahnya terlihat datar melihat pemakaman kedua orang tuanya itu. Ia hanya memandang kearah peti mati yang diturunkan beberapa orang didepannya. Laki – laki itu bernama Reqy Abraham, seorang pewaris group keluarga Abraham yang sudah di akui dunia sebagai pebisnis kaya.

Kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan pesawat pribadi yang mereka naiki sendiri. Anehnya, pesawat yang selalu diperiksa sebelum lepas landas itu tiba – tiba mengalami kecelakaan. Entah apa yang membuat pesawatnya kecelakaan. Polisi masih mencari tahu penyebabnya.

Apakah disengaja ataukah memang hanya sebuah kecelakaan yang tak disengaja. Tidak ada yang tahu masalah itu. Itu sebuah teka – teki bagi Reqy yang masih berusia 23 tahun.

Sekarang yang tertinggal hanyalah sebuah perusahaan besar yang harus ia kelola sendiri dengan usianya yang masih tergolong muda.

Untung saja masih ada orang kepercayaan keluarganya yang selalu mendampinginya. Orang kepercayaan keluarganya itu seumuran dengan ayahnya. Namanya Tuan Osmar, ia selalu mendampingi Reqy kemanapun Reqy pergi.

Setelah pemakaman orang tua Reqy selesai, ia berjalan menyelusuri taman pemakaman sendirian. Ia tidak membiarkan Pak Osmar menemaninya. Ia butuh waktu sendiri sekarang.

Saat melihat kursi panjang yang ada didepannya, ia langsung duduk disana sambil merenungi nasibnya yang ditinggal kedua orang tuanya.

Ia hanya duduk diam disana dengan pandangan kosong dimatanya. Ia ingin sekali mengeluarkan air matanya dan menangis keras disana. Tapi ia harus tahan agar ia tidak bisa mengeluarkan air matanya mengingat dirinya sekarang harus berdiri sendiri tanpa kedua orang tuanya. Tangisan tidak akan menyelesaikan masalah, itu yang sering diajarkan oleh ayahnya.

Ditengah – tengah kesedihannya itu. Seorang gadis berumur 16 tahun datang menghampirinya. Ia berpakaian hitam seperti habis dari pemakaman. Gadis itu bernama Adelia Maheswari. Ia datang menghampiri Reqy yang tengah duduk sendirian.

“Hai ... !" sapanya sambil tersenyum manis didepan Reqy.

Reqy tidak menanggapi gadis itu, ia hanya menatap lurus tanpa bergeming sedikitpun.

Adelia kembali bicara padanya.

“Kakak pasti habis kehilangan seseorang ya. Jangan sedih, orang yang meninggal dengan cepat itu pasti disayang tuhan.”

Reqy masih diam tanpa peduli dengan Adelia. Adelia kembali bicara pada Reqy.

“Barusan juga orang tuaku meninggal dunia. Sedih dan menangis itu perlu untuk membuat hati terasa lega tapi jangan terlalu larut dalam kesedihan karena bibi bilang kalau kita larut dalam kesedihan. Orang tua kita yang disana juga akan ikut sedih.”

Reqy langsung berbalik melihat kearah Adelia yang tengah duduk disampingnya . Ia hanya menatap dengan datar. Ia kembali menatap lurus setelah menatap Adelia dengan wajah datarnya.

Adelia kembali bicara pada Reqy.

“Aku bisa melihat kesedihan kakak yang sangat kehilangan. Pasti yang meninggal adalah orang yang sangat penting. Kalau kakak ingin menangis. Menangis saja dengan keras. Setelah kakak mengeluarkan semuanya, hatimu akan merasa lega. Jangan hanya ditahan. Itu hanya akan membuatmu semakin tertekan. Tapi jangan juga terlalu larut dalam kesedihan. Orang yang meninggal pasti akan merasa sedih disana.”

Reqy bereaksi mendengar ucapan Adelia. Ia kagum dengan Adelia yang masih bisa tegar saat ia kehilangan kedua orang tuanya tapi ia masih bisa menghibur orang asing yang baru ditemuinya. Apalagi ia lihat Adelia masih terlihat muda dan polos.

Ia kemudian bicara pada Adelia untuk pertama kalinya.

“Aku kehilangan kedua orang tuaku.” ucapnya dengan datar.

“Kita sama. Aku juga kehilangan orang tuaku. Meskipun aku masih sedih tapi aku harus ceria agar mereka juga tersenyum diatas sana. Tapi ada saatnya kita harus mengeluarkan kesedihan kita. Aku sudah mengeluarkan semua air mataku ketika tahu ayah dan ibuku meninggal kecelakaan mobil. Perasaanku lega setelah menangis meskipun masih sangat sedih. Saat mengantar kedua orang tuaku ke pemakaman, aku berusaha menerimanya dengan tersenyum agar mereka juga bahagia disana.”

“Aku dan kamu mungkin berbeda. Aku sekarang sebatang kara. Tidak punya siapa – siapa. Aku juga seorang laki – laki yang tidak harus menangis. Menangis itu tidak akan mengembalikan semuanya?”

“Masa kakak tidak punya keluarga dari ayah atau ibu. Contohnya aku, aku masih punya paman dan bibi yang merawatku sekarang.”

“Mereka semua mungkin tidak sama dengan paman dan bibimu yang menyayangimu dan ingin menjagamu. Berbeda denganku, mereka hanya ingin membunuhku. Mereka akan sangat senang kalau aku mati.” Ucapnya sambil menatap lurus dengan wajahnya yang terlihat dingin karena mengingat pamannya yang berusaha untuk merebut perusahaan ayahnya.

Reqy tidak sadar kalau ia menceritakan masalah dirinya pada Adelia. Perasaannya nyaman ketika ia menceritakan itu pada Adelia.

Adelia kembali bicara pada Reqy.

“Semua orang itu perlu menangis kak. Laki – laki, orang tua, anak – anak dan perempuan. Semuanya perlu menangis untuk membuat hati mereka merasa lega.”

Reqy hanya diam saja mendengar ucapan Adelia. Adelia kemudian mengeluarkan kotak musik dari tas kecilnya.

“Ini untukmu....” Ucapnya sambil menyodorkan kotak musiknya.

Reqy hanya diam saja sambil melihat Adelia tanpa mengambil kotak musik miliknya.

Adelia langsung menarik tangan Reqy dan meletakkan kotak musiknya ditangan Reqy.

“Ambillah...itu akan menemanimu saat kamu kesepian.”

“Sepertinya ini berharga untukmu. Kenapa kamu memberikan ini padaku?” Tanya Reqy dengan wajah datarnya.

“Aku tidak membutuhkannya lagi. Ibu dan ayahku sudah tidak ada. Tidak ada yang bisa mendengarkannya lagi. Sekarang itu untukmu, kalau kamu sedih dan merasa kesepian kamu putarlah musiknya maka kamu tidak akan merasa kesepian lagi. Pikiranmu akan tenang.” Ucapnya sambil tersenyum.

Reqy hanya diam saja tanpa membalas ucapan Adelia. Setelah memberikan kotak musiknya, ia langsung berdiri dari tempat duduknya dan berdiri didepan Reqy.

“Kakak....hidup itu hanya sekali. Jangan buat hidupmu sulit. Kakak itu seorang laki – laki. Kakak pasti bisa berdiri sendiri tanpa bantuan siapapun. Aku juga kehilangan kedua orang tuaku tapi aku akan bertahan agar kelahiranku tidak sia – sia. Aku akan hidup bahagia dan membanggakan kedua orang tuaku. Kakak juga harus hidup bahagia. Jangan pikirkan kebahagiaan orang lain. Kita hanya perlu memikirkan diri kita sendiri”

Reqy tercengan mendengar ucapan Adelia yang terdengar dewasa itu. Ia kemudian tersenyum melihat Adelia.

Adelia tidak akan pernah menyangka kalau suatu hari ucapannya itu akan membuat Reqy menjadi pria dingin yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa peduli dengan orang lain.

Adelia membalas senyuman yang ditunjukkan Reqy padanya.

“Adelia...ayo sayang. Kita pulang.” Teriak seorang wanita yang memanggilnya.

Adelia menengok kearah suara wanita itu. Disana sudah berdiri paman, bibi dan sepupu laki – lakinya.

Ia kembali melihat kearah Reqy.

“Kakak aku pergi ya.” Pamitnya sambil tersenyum ceria.

“Hei...dimana aku bisa menemukanmu?” Teriaknya

“Kakak ingin berterima kasih karena aku memberikan kakak kotak musik ya.”

“Iya...”

“Lupakan saja. Aku memberikannya dengan tulus tanpa balasan. Kakak simpan saja baik – baik.”

Setelah mengatakan itu, Adelia pun berlari kearah paman dan bibinya meninggalkan Reqy yang masih duduk dikursi taman itu.

Tak lama setelah kepergian Adelia, Pak Osmar datang menghampiri Reqy.

“Tuan Muda...waktunya kita pulang.”

Reqy melihat kearah Pak Osmar.

“Apa semua orang sudah pergi?” Tanya Reqy dengan wajah datarnya.

“Iya Tuan Muda.”

Pak Osmar tersadar dengan kotak musik yang dipegang Reqy. Ia pun bertanya tentang asal muasal kotak musik itu.

“Tuan Muda.....apa yang Anda pegang itu?”

“Kotak Musik. Seseorang memberikannya padaku. Dia memberitahuku untuk hidup bahagia dan hanya peduli dengan diriku sendiri tanpa peduli dengan orang lain. Jadi aku akan melakukan sesuai yang dia katakan. Mulai sekarang aku akan hidup seperti itu.” Balasnya sambil melihat kotak musik yang dipegangnya.

“Apa gadis muda yang tadi duduk disamping Anda. Saya sempat melihatnya dari kejauhan?”

“Sepertinya aku sudah menemukan Nyonya Muda untuk Keluarga Abraham.”

“Apa nona yang tadi, Tuan Muda?” tanya Pak Osmar.

“Eem ... .” Balasnya dengan datar. “Aku perintahkan paman untuk mengusir semua keluarga dari ibuku yang berusaha ingin menguasai perusahaan. Jangan sisakan satupun di rumah itu. Sekarang aku tidak akan menganggap mereka sebagai keluargaku.”

“Baik...Tuan Muda.”

“O ya....usir juga Paman Vincent ke luar negri. Berikan dia tunjangan hidup selama beberapa tahun disana. Meskipun dia sepupu dari ayahku dan masih terikat dalam keluarga Abraham tapi dia tidak punya hak dalam keputusan perusahaan. Aku sudah berumur 23 tahun. Aku tidak memerlukan wali lagi. Aku akan berdiri dengan kekuatanku sendiri tanpa bantuan siapapun”

“Baik ... akan saya lakukan semuanya.”

Ia kemudian berjalan melewati Pak Osmar setelah bicara kepada bawahannya itu. Pak Osmar mengikuti majikannya dari belakang.

.

.

.

Bersambung.

Memberinya Bantuan

🌹SELAMAT MEMBACA🌹

Adelia sekarang sudah berada di rumah paman dan bibinya. Ia masuk sambil menatap rumah sederhana milik paman dan bibinya itu.

Pamannya adalah kakak dari ayahnya yang bernama Paman Ferdi. Bibinya sudah tidak bisa melahirkan anak lagi setelah ia melahirkan anak laki – lakinya yang bernama Darel.

Sekarang setelah kematian kedua orang tua Adelia. Ia dan suaminya merasa senang bisa merawat Adelia.

“Adel....ayo. Bibi sudah menyiapkan kamar untukmu.” Ucapnya yang mengajak Adelia menuju kamarnya.

“Iya bi.”

Adelia berjalan mengikuti bibinya menuju kamar yang akan ditempatinya. Didalam sana, Adelia dan bibinya melihat kamarnya sambil mengobrol. Mereka memang sangat dekat bahkan sebelum kematian kedua orang tua Adelia. Kebaikan bibi dan pamannya itu bisa membuat hatinya merasa tenang dan tidak terlalu terpuruk dalam kesedihan.

***

Mansion Abraham

Reqy sekarang berada di kamarnya sambil mendengar kotak musik yang diberikan Adelia kepadanya. Ia tengah berdiri menatap jendela sambil memejamkan matanya mendengar alunan musik di kotak musik itu. Memang benar yang dikatakan Adelia kalau kotak musik itu bisa menenangkan pikiran dan bisa membuatnya nyaman.

Tiba – tiba Pak Osmar mengetuk pintu kamar Reqy. Tok.....tok.....tok....

Reqy membuka matanya. “Masuk.”

Pak Osmar masuk ke dalam kamar Reqy setelah mendengar suara tegas Tuan Mudanya itu.

Pak Osmar berjalan ke depan Reqy dan berdiri sambil membungkuk hormat pada majikannya.

“Saya sudah melakukan semua sesuai perintah Anda, Tuan Muda.”

“Bagus....tugas selanjutnya adalah paman carikan seorang gadis bernama Adelia Maheswari. Cari tahu tentang gadis itu untukku.”

“Baik Tuan Muda.”

Pak Osmar keluar ruangan untuk menjalankan tugas yang di minta Tuan Mudanya itu.

Ketika Pak Osmar sudah tidak ada di kamarnya. Reqy melangkahkan kakinya menuju tempat tidurnya. Disana ia menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan matanya mengingat senyuman Adelia yang ditunjukkan padanya.

“Jarang sekali ada gadis tulus sepertimu. Aku tahu jelas orang yang pura – pura tersenyum dan orang yang tersenyum tulus. Semua orang yang pernah aku temui hanya pura – pura tersenyum. Tapi kamu langsung mendatangiku dan tersenyum padaku. Aku bisa melihat jelas kalau senyumanmu itu begitu tulus, Adelia.” Gumamnya.

Tak lama kemudian Reqy tertidur dalam keadaan bersandar di kasur. Ia sama sekali tak menghiraukan keadaan dirinya yang duduk bersandar. Selama matanya bisa tidur, ia tidak akan mengubah posisinya itu. Kematian kedua orang tuanya itu membuat ia selalu merasa tidak nyaman dalam segala hal.

Hari itu ia bertekad kalau ia harus hidup sesuai keinginannya. Ia memiliki segalanya, uang, harta dan kemewahan semuanya ia genggam. Ia tinggal menjalankan semua kekayaan keluarganya itu sesuai keinginannya seperti bisnis keluarganya yang sudah sukses di Indonesia dan di Inggris. Ia akan menjadikan bisnis keluarganya menjadi lebih besar lagi sampai ke seluruh dunia. Jika ingin mempertahankan bisnis keluarganya menjadi satu – satunya perusahaan tersukses di dunia, ia harus menjadi orang yang lebih kejam lagi agar orang – orang tidak meremehkan dirinya.

***

Pukul 6:00 pagi. Reqy membuka matanya. Ia turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandinya. Di dalam sana, ia membuka semua pakaiannya dan mandi menggunakan shower. Ia mengangkat wajahnya keatas dan membiarkan air shower jatuh ke wajah tampannya itu selama beberapa menit.

Setelah puas....ia kembali menurunkan wajahnya ke depan sambil mengusap wajahnya dari depan ke belakang dengan kedua tangannya. Ia memutar kerang showernya itu lalu meraih handuk yang ada di depannya. Ia memakai handuknya itu di pinggangnya lalu keluar dari kamar mandi.

Ketika ia keluar.....ia langsung berjalan ke kamar gantinya untuk berpakaian. Ia memakai baju kemeja putihnya di padu dengan celana abu – abunya. Ia meraih  jam tangan hitam dari sekian banyak jam tangan yang berjejer di lemari kacanya.

Reqy memakai jam tangan hitam di tangan kanannya yang sudah ia pilih tadi. Ia lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar gantinya. Tak lupa ia meraih telfon genggamnya dari meja nakas samping tempat tidurnya.

Reqy membuka pintu kamarnya dan sudah melihat Pak Osmar berdiri di depannya.

“Tuan Muda, saya datang untuk melaporkan sesuatu.”

“Kita bicara di ruang kerja ayahku saja.”

“Baik.”

Reqy melangkahkan kakinya menuju Ruang Kerja ayahnya disusul Pak Osmar di belakangnya.

Reqy membuka pintu Ruang Kerja ayahnya itu dan masuk ke dalam. Ia melihat dan menyentuh pinggir meja kerja ayahnya sambil mengelilingi meja kerjanya itu.

“Katakan....” Ucapnya tanpa melihat Pak Osmar dan hanya melihat semua barang yang ada di dalam ruangannya itu.

“Nona Adelia sudah tidak punya orang tua.”

“Aku tahu, yang lain.”

“Nona Adelia masih kelas 2 SMA di salah satu sekolah di kota ini. Dia sangat menyukai seni lukis. Sesekali nona menghabiskan waktunya di kelas seni untuk memperdalam bakat melukisnya. Nona tinggal bersama paman dan bibinya. Paman dan bibinya memiliki anak laki – laki bernama Darel yang saat ini kuliah di salah satu Universitas di kota ini dengan mengandalkan kepintarannya. Mereka berdua hanyalah orang sederhana. Pamannya mengelolah Restoran Mie milik orang lain. Dia hanya mendapatkan setengah dari upahnya yang seharusnya dia dapatkan lebih banyak.”

“Kalau begitu......paman beli saja Restorannya itu dan berikan padanya.”

“Kalau seperti itu mungkin mereka tidak akan menerimanya begitu saja, Tuan Muda.”

“Bukankah mereka harus senang kalau mereka bisa menjalankan sendiri Restoran itu tanpa gangguan siapapun. Mereka juga bisa mendapatkan uang yang lebih banyak.”

“Mereka pasti akan merasa aneh kalau tiba – tiba mereka di berikan Restoran gratis apalagi mereka sudah tahu siapa pemilik Restorannya itu. Mereka pasti bertanya – tanya, Tuan Muda.”

“Kalau begitu paman pura – pura saja sebagai pemilik barunya dan bekerja sama dengan mereka. Berikan mereka lebih banyak gaji setiap bulannya.”

“Baik...Tuan Muda.”

“Mulai sekarang aku akan memberikan mereka bantuan yang mereka butuhkan.”

“Apa Anda benar – benar sudah menganggap Nona Adelia sebagai calon istri Anda, Tuan Muda?”

“Iya...”

“Tapi kenapa Anda tidak menemuinya dulu, Tuan Muda?”

“Buat apa....itu tidak diperlukan paman. Selama aku sudah menargetkannya. Semuanya itu tidak penting.”

Pak Osmar hanya diam mendengar ucapan tuannya itu. Ia tidak bisa menentang keputusan yang sudah di ambil Reqy.

Reqy kembali bicara pada Pak Osmar.

“Satu lagi....” Sambil menaikkan jari telunjuknya di depan Pak Osmar. “Aku ingin paman mendekor ulang ruangan ini seperti yang aku inginkan.”

“Anda ingin dekor yang seperti apa Tuan Muda?”

“Terserah.....yang penting aku tidak melihat gaya kuno ini lagi. Aku tidak suka melihatnya.”

“Baik Tuan Muda.”

“Keluarlah.”

“Baik.” Balasnya sambil membungkuk hormat.

Pak Osmar keluar dari ruangan itu untuk menyelesaikan perintah Tuan Mudanya itu.

Pak Osmar melakukan semua seperti yang di perintahkan Tuan Reqy. Selama tiga hari...Pak Osmar bisa menyelesaikan semuanya dengan sempurna.

***

Sementara Paman dan Bibi Adelia merasa sangat beruntung karena tiba – tiba bosnya di ganti dengan Pak Osmar yang membuatnya bisa menghasilkan lebih banyak uang. Ia mendapatkan gaji tiga kali lipat dari gajinya selama ini. Pertama kali bertemu dengan Pak Osmar waktu itu, paman Adelia merasa bingung dengan gaji tinggi yang diberikan Pak Osmar tapi Pak Osmar meyakinkannya kalau itu memang gaji yang harus ia dapatkan. Dan itu sudah dibagi dua. Paman Adelia merasa tidak curiga karena Pak Osmar terlihat ramah padanya. Sebenarnya sih Pak Osmar berbohong agar supaya mereka tidak curiga. Kalau mereka mau mendapatkan gaji mereka yang sesungguhnya mungkin memang tak seberapa dan tak bisa membiayai anaknya kuliah sampai ke luar negri.

Selama beberapa bulan menjalankan Restoran Mienya itu. Mereka bisa membiayai anak laki – lakinya ke luar negri apalagi anaknya itu mendapatkan beasiswa ke sana. Meskipun mendapatkan beasiswa ke luar negri. Mereka tetap memberikan anaknya uang selama ia tinggal di negri orang.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!