"Kamu sudah yakin dengan pilihan mu itu ndok?"
ujar ibu di suatu malam saat kami tengah duduk di teras menikmati semilir angin di teras halaman depan rumah ibu yang memang penuh dengan tanaman aneka bunga.
" Tapi saran ibu kami fikir kan sekali lagi ndok"
aku memutar kursi sekarang kami berhadapan aku dengan jelas melihat berbagai rasa disana, kecemasan ketakutan dan kegelisahan sekaligus jelas tersirat di wajah nya yang mulai di hiasi keriput.
Aku meraih tangan ibu ku genggam tangan nya ku tatap wajah yang lembut.
" bu dinar yakin mas dennis yang terbaik untuk dinar.
jawab ku hati hati
" Ndok kamu kan tahu sebagai orang tua ibu dulu di besarkan di keluarga yang menjunjung tinggi kepercayaan Para leluluhur mau tidak mau suka tidak suka hal itu juga menjadi bagian dari diri ibu .
" Nyuwun sewu bu, sekarang itu kita hidup di jaman digital jaman modern kok ibu masih mau terbelenggu dengan kepercayaan semacam itu to bu?
" Ibu mengerti ndok, ibu tidak memaksa agar kamu ikut percaya" ujar nya bijak.
" Tapi miturut perhitungan jawa jika kamu nekat hubungan ini di teruskan ke jenjang pernikahan akan berakhir tidak baik ndok "lanjutnya
" Maksud ibu pripun?"
" Salah satu dari kalian akan menghadirkan orang ketiga , dan berujung perpisahan setelah di hitung jumlah weton mu dan weton dennis hasilnya itu." pungkasnya
" Semoga allah melindungi dinar dari hal hal yang tidak baik bu" ujar ku singkat
aku tidak mau lagi berdebat dengan ibu .
Ibu hanya mengangguk ibu tahu sifat ayah ku menurun pada ku, aku tidak akan mempercayai hal hal berbau mitos seperti itu.
satu hal yang aku kagumi dari beliau adalah jiwa besar nya beliau tidak akan memaksa kan kehendak nya pada orang lain , meski ibu di dbesarkan oleh orang tua yang sangat Kolot.
Karena melihat aku tetap kukuh pada pendirian untuk menikah dengan mas dennis akhirnya ibu merestui ku, beliau meminta ku untuk menghubungi ayah memberi tahu akan rencana pernikahan ini sekaigus memintanya datang untuk menjadi Wali ku nanti.
" Ndok jangan lupa kabari ayah mu "
" Nggeh bu"
karena hari sudah malam kuputuskan besok saja hubungi beliau
" Sudah larut bu kita masuk kedalam ?" ajak ku
beliau segera bangkit dari kursi dan berjalan kedalam.
Ayah dan ibu berpisah saat aku duduk di bangku SMA ayah kepincut dengan sekretaris di kantor nya ,yang sebetulnya tidak lebih cantik dari ibu.
tapi ibu tidak pernah sekalipun berkata buruk tentang ayah.
Ibu memilih tetap hidup sendiri setelah berpisah dengan ayah hingga kini anak bungsunya akan menikah.
Seperti ada trauma yang mendalam dengan kegagalan rumah tangga nya .
aku pernah bertanya pada beliau apakah tidak ada keinginan untuk menikah lagi ,
ibu hanya menggeleng dan berkata
" Prinsip ibu menikah sekali untuk seumur hidup jika gagal ya lebih baik sendiri menghabiskan sisa hidup."
" Saya terima nikah dan kawinnya dinar wiranti binti Randi harsono dengan mahar tersebut di bayar tunai"
" Bagaimana saksi?"
" Saaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh"
" Alhamdullilah"
Hari yang bersejarah dalam hidup ku dimana hari itu adalah perjalan hidup ku dalam berumah tangga akan di mulai, sekaligus hari bersejarah melihat ayah dan ibu kembali bersanding meski bukan sebagai sepasang suami istri lagi. tapi sebagai pendamping ku di pelaminan.
" Selamat yo ndok, semoga sakinah mawaddah warohmah" bisik ayah sambil mencium kening mu
" Ya terima kasih ayah" sahutku sambil menangis di pelukannya sejujurnya aku sangat merindukan ayah, aku ingin beliau ada di samping ku bukan hanya ada saat menjadi Wali ku saja.
beliau mengusap usap punggung ku
" Jangan nangis ini hari bahagia mu senyum lah , anak ayah tidak boleh nangis" beliau melepaskan pelukannya kini kami berhadapan di usap nya air mata ku .
beliau menggenggam tangan dennis
" Nak ayah titipkan putri ku pada mu bimbing dia dengan lemah lembut, jika suatu hari kamu tidak lagi menginginkan nya, beri tahu ayah biar ayah yang menjemputnya tidak perlu kamu antarkan dia,
" Insha allah ayah saya akan menjaga dan membimbing dinar ." pesta berlangsung sangat meriah .kursi kursi terisi penuh oleh Para undangan baik dari pihakmas dennis atau pun dari pihak ku
Keesokan harinya mas dennis memberikan kejutan manis
" Sayang gimana kalau kita kesini?"
ujar mas dennis sambil menunjukan sebuah brosur travel wisata.
" Labuan bajo?!! ujarku setengah tidak percaya
"yaaaa" ujar dennis tersenyum dan melebarkan tangannya aku menghambur kepelukannya aku sangat antusias sekali sudah lama aku bermimpi untuk bisa datang ke labuan bajo sebuah pulau eksotis di nusa tenggara.
" Dream do come true yeeeeeeeayyyyyyy! ujarku berteriak kegirangan
mas dennis menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah ku.
Setelah sarapan mas dennis segera menghubungi pihak travel dan memesan paket honeymoon untuk kami.
" Sayang lusa kita berangkat seru mas dennis dari ruang tengah aku segera menghampirinya.
"Yeeeeeeeey yeeeeeeeayyyyyyy "
aku bertingkah seperti anak kecil meluapkan rasa bahagiaku
muuuachhh muaaaaach!
Aku menghujani mas dennis dengan kecupan di saat sedang bermesraan seperti itu ,tiba tiba ibu keluar kamar melihat tingkah ku ibu menggeleng gelengkan kepala.
Rupanya beliau keluar karena mendengar suara ku yang cempreng di ruang tengah, mas dennis terlihat rikuh.
" Entuk lotre po piye kok yo girang nemen" ujar ibu ku sambil mesem
" Lebih dari lotre bu , lusa mas dennis ngajak dinar honey moon" terang ku sambil nyengir
" Opo kuwi honey moon panganan po" mas dennis yang sedang menyeruput teh tidak bisa menahan tawa nya, sontak teh hangat yang ada di mulut nya tersembur keluar saat mendengar kata kata beliau.
Brrrrrrrrrutttttt brrrr!!!!
air teh pun berhamburan membasahi kemeja dan lengan nya.
" Bu sanes panganan tapi honeymoon niku semacam piknik ngoten loch"
" Halaaah tinggal ngomong piknik, ndadak honeymoon barang" ujar ibu masih sewot
" waktu ibu nikah dulu gak honey moon bu? " ledek ku" mas dennis menjawil tangan dengan maksud agar aku berhenti meledek ibu
" Gak ono bar pesta turu blek sek isuk ayah mu Misuh misuh" terang nya
kali ini aku yang tidak dapat menahan tawa mendengar cerita ibu.
"Ga gimana ayah gak ngambek orang ibu malam pertama kok ibu tidur gak ingat apa apa "
kami semua tertawa riang , ruang tengah itu di warnai kecerian di pagi yang cerah . tiba tiba
Bruuuuuuuuuk!!!
Terdengar sesuatu yang berat jatuh, dari dalam kamar mas handaru
kami semua bangkit dan menuju kearah asal suara, tampak mas handaru berusaha bangkit dari posisi nya sambil mengucek ngucek kelopak matanya.
" Ngopo to ru wes tuo kok byayak'an" tegur ibu
" Iyo to mas kok iso iso'ne"sambung ku
tampak mbak tyas kewalahan mencoba mengangkat mas handaru melihat hal itu mas dennis sigap membantu mas handaru untuk bangkit
" Ini loch kesandung guling" ujar mas handaru menyalah kan guling yang teronggok di depan pintu. aku dan ibu menggeleng geleng kan kepala tidak habis fikir.
Pukul 9.45 kami sudah rapi dan berpamitan pada ibu mas handaru dan mbak tyas istri mas handaru. karena hari ini kami akan terbang kebali selanjut nya melanjutkan perjalananan ke labuan bajo.
" Pamit riyen bu" ujar ku mencium tangan ibu dan mencium pipinya demikian juga denis melakukan hal yang sama
" Yo seng ngati ngati"
selanjutnya aku salaman pada mbak tyas dan mas handaru.
" Den titip adik yo" seru mas handaru saat kami sudah berada di dalam mobil mas dennis mengacungkan jempolnya.
Tiba di bandara setelah Chek in dan mengurus segala sesuatu kami melenggang ke ruang tunggu senyum tidak lepas dari bibir ku . ya aku bahagia sekali karena akhirnya impian ku terwujud untuk dapat menginjakan kaki di labuan bajo.
Di bandara aku mengucapkan terimakasih ke mas dennis
" Mas thank you , I love you" ujar ku berbisik di
telinga mas dennis
mas dennis tersenyum ke arah ku kemudian mencium kening ku , aku melihat pandangan orang orang di bandara sedikit iri dengan kemesraan kami .
Akhirnya pesawat yang di tunggu tiba announcer memberi tahukan pada penumpang agar segera memasuki pesawat, karena pesawat akan segera di berangkat kan. aku dan mas dennis pun segera bergegas menuju pesawat.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama1 jam 25 menit karena kebetulan direct flight akhirnya sampai juga di bandara ngurah rai. kami berfoto foto sebentar. untuk kemudian berganti pesawat kecil ke menuju ke labuan bajo.
Beberapa teman ku dulu memilih jalur darat dari denpasar, tapi itu akan sangat menguras tenaga kelebihan melalui jalur darat sepanjang perjalanan mereka di suguhi banyak pemandangan yang eksotik .
Aku mencubit pipi ku saat untuk memastikan bahwa aku tidak sedang bermimpi saat ku baca tulisan bandar udara komodo. benar benar surprise impian ku menjadi nyata untuk menjejakan kaki di tanah yang di nobat kan sebagai world heritage oleh UNESCO ini.
Tak henti hentinya aku ucapkan terima kasih pada mas dennis entah kenapa aku merasa bahagia sekali.
Disana kami di jemput guide tour lokal sang guide menjelas kan destinasi yang akan kami jelajahi.
Kami lebih dulu ke tempat menginap di sebuah resort yang cantik, karena hari sudah sore penjelajahan akan di mulai esok hari.
" Mas ternyata indonesia sekeren ini ya? ujarku takjub
" Yup aku pun heran kenapa banyak orang indonesia lebih memilih melancong keluar negeri" sahut mas dennis
aku mengangguk setuju.
Keesokan harinya dengan kapal kami berkeliling menuju pulau padar, pulau rinca dan pulau pulau yang lain. aku merinding betapa besar keagungan allah swt dengan Maha karya nya yang kini terbentang di hadapan ku.
" Masya allah, aĺlahuakhbar!!" pekik ku melihat pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
mas dennis memutuskan untuk melakukan hobby nya diving.
ya mas dennis punya sertifikat menyelam yang di akui dunia internasional.
Sementara mas dennis melakukan hobby nya aku memilih menyusuri pantai di hadapan ku terhampar pasir berwarna pink. tidak lama setelahnya kami berpindah ke spot yang lain yaitu pulau bidadari.
"LABUAN BAJO ILOVE YOU TO THE MOON" teriak ku seperti orang kesurupan sambil jejingkrakan diatas pasir pantai rasanya tidak ingin pulang jika tidak mengingat kami harus kembali pada rutinitas di kantor.
Setelah 3 hari 3 malam menghabiskan honeymoon di labuan bajo dengan segala keindahannya kami harus kembali ke Kota asal berat sekali rasanya untuk meninggalkan pulau ini rasanya. kami terbang kembali ke bali dan mampur untuk membeli beberapa souvenir khas bali.
" Mas lain kali kita ke sana lagi ya?" bujuk ku pada mas dennis
" insha allah" ucap Mas dennis
"Wes gila keren.. kereeeeen keren parah ini sich" itu yang keluar dari mulut teman teman kantor ku saat ku tunjukan foto foto kami selama disana
" Ya lu sich beruntung din dapat suami Kaya bisa liburan kesana lah kita?" ujar Eli dan Lita sambil menepuk jidat
" Tidak ada yang tidak mungkin semangat " sahut ku menghibur mereka.
" Aaaamiiiiin" tempal mereka kompak.
triiiing triiiiing triiiing!!
ponsel ku berdering aku segera mengangkatnya
"Sayang nanti mas tidak bisa jemput ya, gak papa kan pulang sendiri?" ujar mas dennis
" Gak papa mas,mas lembur? tanyaku
" Gak lembur di kantor sayang tapi mas diminta boss untuk menemani client makan malam sekalian melobby mereka."
" Oouh ya sudah hati hati mas, have fun"
" Thank you sayang muachhh"
mas dennis menjadi Andalan bos dalam hal lobby melobby banyak proyek proyek besar yang perusahaan dapat kan ,berkat kepiawaian mas dennis dalam me lobby. tentu saja di tunjang oleh reputasi perusahaan yang bagus pastinya.
Aku tidak bisa memejamkan mata sudah jam 22.45 mas dennis juga belum ada tanda tanda pulang , sayup sayup kuping mendengar deru suara Mobil memasuki halaman aku mengintip dari jendela kamar.
"Aah leganya" ujar ku sambil mengusap dada akhirnya mas dennis pulang juga.
aku segera menuju halaman untuk membuka gerbang.
"Larut sekali mas? ujarku sambil mengambil tas dari tangan mas dennis
" Iya sayang kok belum tidur?" ucap Mas dennis seraya mengecup kening ku
" Gimana aku bisa tidur mas, orang separuh jiwa ku tidak ada" gombal ku
" Halah gombal kamu" sahut mas dennis sambil mencolek hidung ku
" Mas mau mandi air hangat biar saya jerang kan air?"
" Voleh sayang kalau tidak merepotkan" ucap Mas dennis sambil tersenyum
" Gak merepotkan mas buat orang spesial seperti kamu"
aku pergi menjerang air di dapur rupanya ibu belum tidur.
" Godok banyu go ngopo din? "
suara ibu yang tiba tiba mengaget kan ku sontak aku menoleh ibu dengan wajah pucat karena terkejut
" I.. ibuuu ngageti "
" Kowe iku loch koyo ndelok medi wae makanya jangan melamun aja". ujar ibu sambil tertawa kecil
aku pun ikut tertawa dengan kekonyolan ku.
"Ini bu mas dennis baru pulang kasihan kalau mandi air dingin"
ibu manggut manggut dan kembali kekamarnya lagi .
Tidak lama kemudian mas dennis selesai mandi
dan memeluk ku dari belakang.
"Terima kasih ya sayang tidur yuk?" ajak mas dennis. aku mengiyakan ajakannya .
Pagi pagi sekali saat ku dengar lantunan ayah such dari musholla dekat rumah aku terbangun aku bergegas bangun dari tempat tidur dengan hati hati aku lihat mas dennis tampak sangat lelah. aku berjingkat membuka pintu kamar mandi
kreeeek..
Di tangan ku sudah ada test pack yang ku beli di apotik kemarin
Aku menetes kan urine di cup yang disaran kan menunggu beberapa detik dan ...
hasilnya 2 garis merah disana..aku segera mengucap syukur kehadirat Allah atas karunianya kini di rahim ku allah titipkan jabang bayi.
Aku bergegas mandi kemudian berwudhu untuk menunaikan sholat subuh.
Test pack aku simpan di laci dengan hati hati.
setelah menuaikan sholat subuh aku bergehas ke daour untuk membuat sarapan rupanya keduluan mbak tyas dan ibu yang lebih dulu sibuk di dapur.
" Din, wes tangi" Sapa mbak tyas ipar ku yang sangat kusayangi.
" Wes ket mau kok mbak bar nyubuh" ujar ku
aku membantu mbak tyas dan ibu menyiapkan sarapan untuk kami semua.
Setelah sarapan siap aku kembali kekamar rupanya mas dennis sudah selesai mandi.
"kok gak bangunin mas sich sayang " ujar mas denis
" Aku lihat mas terlihat lelah sekali aku tidak berani bangunin mas" timpal ku
"mas, aku punya kejutan untuk mas"
" Apa sayang?
" Tutup mata mas dulu jangan ngintip ya" pinta ku
mas dennis menyetujuinya aku membuka laci dan mengambi test pack yang tadi ku taruh di sana hah kok hilang?? aku tidak lupa aku menyimpannya disana tadi aku panik jadinya
" Udah belum sayang lama amat" seru mas dennis
" Bentar sayang sabarr" aku mengaduk aduk isi laci tidak juga ku temukan
tap! tiba tiba mas dennis memeluk ku dari belakang mencium ku sambil berbisik.
" Cari ini ya? ujar nya sambil menunjukan benda yang ku cari.
aku membalik kan badan
" Yah gak jadi surprise" ujar ku lesu
mas dennis mencium perut dan mengusap usapnya matanya tampak berbinar binar
Iya menghujani ku dengan kecupan kecupan mesra .
" Dinar, dennis ayo sarapannya udah siap" terdengar suara ibu dari luar kamar.
" Iya bu kami segera menyusul " sahutku.
Setelah mengetahui aku mengandung anaknya mas dennis menjadi sangat protektif seperti sore ini dalam perjalan pulang dia mengajak ku mampir apotik untuk memborong susu kehamilan 6 kaleng sekaligus.
" Mas masa sebanyak ini?"
" Kamu dan calon anak kita harus dalam kondisi prima gak boleh kekurangan nutrisi" sergahnya
"Iya tapi kan ..."
belum sempat aku menuntas kan ucapan ku mas dennis menempelkan jarinya di bibirku
" Shhhhh, jangan rewel'
kalau sudah begitu aku tidak bisa mendebatnya lagi bisa bisa terjadi perang bratayudha.
" Sayang sebaiknya kita mulai hunting rumah dech" ujar mas dennis di suatu malam sesaat sebelum tidur
" Kenapa mas, kan rumah ibu besar dan ibu gak keberatan kok kita di sini".
" Sayang kita ini sudah berumah tangga dan sebentar lagi punya anak masa tetap kumpul dengan keluarga mu? "
" Kamu gak mau mandiri? punya rumah sendiri dan tinggal dengan keluarga kecil mu?" cecar mas dennis
Ada benarnya apa yang di ucapkan mas dennis tapi jauh di lubuk hati ku terdalam berat rasanya meninggalkan rumah ini dan kehangatan di dalam nya.
" Iya mas," ucap ku lirih
saat week end aku dan mas dennis habiskan untuk hunting rumah banyak sudah rumah yang kami lihat tapi belum ada satu pun yang nyantol di hati kami.
" Sudah dapat ndok rumahnya? tanya ibu saat kami sedang makan malam
" Dereng bu, dereng wonten seng menarik"
" Yo wes seng alon alon wae"
akhirnya setelah 3 bulan pencarian kami dapat rumah yang sesuai dengan kriteria yang kami cari , rumah yang tidak begitu kecil dengan desain minimalis modern .
Kami segera melakukan down payment agar tidak di jual oleh agent pada pembeli yang lain.
Di hari libur aku mengajak keluarga untuk melihat rumah yang bakal kami tempati setelah si kecil lahir.
" Cantik ndok " puji ibu mbak tyas pun mengiyakan ucapan ibu
" Alhamdullilah bu"
Akhirnya setelah urusan administrasi selesai kami melakukan sedikit renovasi di bagian dapur dan teras depan agar sesui dengan keinginan kami.
Sementara kehamilan ku sudah memasuki trisemester ke 2 mas dennis sudah berulang kali memintaku untuk resign ,tapi aku terus mengelak karena aku mencintai pekerjaan ku lagi pula akan sangat membosan jika hanya diam di rumah menunggu suami pulang kantor.
" Sayang coba dengarkan mas aja sekali ini kamu itu jalan aja sudah sudah kok masih ngeyel tetap kerja" ujarnya sambil mengusap perutku
" Mas sebentar lagi ya"
lagi pula kehamilan ku ini sangat berbeda, dengan kebanyakan perempuan aku tidak merasakan yang nanya ngidam atau pun morning sickness atau apalah itu.
Selain ingin selalu dekat dekat dengan mas dennis hihihi kalau itu sich, tidak hamil pun aku memang selalu ingin dekat dekat dengan mas dennis.
" Cewek atau cowok din si debay" tanya Eli
" Cewek li," sahutku
" Wes selamat ya, pasti cantik seperti kamu kalau cowok pasti gagah seperti papa nya.
" Bisa aja kamu li," ujarku sambil tersipu malu
" Loch serius suami mu itu mirip ferry Salim sadar gak sich"
" Makaciiiiiiiih.... weeek! " aku menjulurkan lidah ke arah Eli untuk menutupi rasa ge er ku
tapi bukan hanya Eli yang mengatakan hal itu kalau mas dennis bagi pinang di belah 2 dengan actor yang mendapat julukan hot daddy tersebut .
Akhirnya dengan berat hati mengajukan resign dari kantor ku atasan ku pun sempat keberatan bahkan memberi ku kelonggaran untuk cuti lebih lama, tapi aku menolak karena mas dennis meminta ku untuk menjadi full time house wife
mengurus anak dan suami saja.
Sebagai istri tentu nya aku harus patuh pada suami.
" Ya sudah dinar jika itu sudah menjadi keputusan mu" ucap pak dion
" Tapi kamu harus menunggu sampai posisi mu ada penggantinya
" Baik pak..."
Aku mulai membawa barang barang pribadi ku agar nanti tidak perlu begitu repot hanya tinggal 10 hari saja aku bekerja di kantor ini sebelum akhirnya benar benar meninggalkan kantor yang penuh kenangan ini.
" Sudah kamu ajukan sayang?
" Sudah mas tapi pak dion meminta ku untuk bertahan sampai ada yang mengisi posisi ku" jawabku
Mas dennis mengangguk dan mengizinkan ku untuk tetap masuk Kantor selama 10 hari terakhir ku.
Aku mulai menyiapkan baju baju untuk si baby dan segala ***** bengeknya, aku kalap memborong baju baju untuk si kecil sampai ibu mengingat kan ku
"Ndok bayi itu cepat besar gak usah terlalu banyak beli baju baju nya sayang"
" Kan bisa untuk adiknya nanti bu"
" Lah nek adiknya laki laki piye moso rep mbok dandani nggo klambi wedok?
" Heehhehe hehhe Iya ya bu" ujar ku benar juga kata ibu kalau adiknya nanti laki laki gimana?..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!