NovelToon NovelToon

Mysterious Husband

Satu

...Don't forget to like, comment, and share this novel, thx you <3...

...Happy reading!...

Namanya Raina Wijaya, lebih akrab disapa Rara. Berumur 28 tahun dan Rara adalah gadis yatim piatu. Ia merupakan gadis dengan tinggi 172 cm, memiliki pinggang ramping, rambut lurus, dan wajah yang putih halus. Selama 2 tahun ia hidup merantau sendiri di tengah - tengah kehidupan kota yang kejam.

Dulu ia tinggal bersama nenek nya di desa, nenek nya telah tiada sekitar 3 tahun yang lalu. Setelah 2 tahun menempati apartemen yang sempit, kini Rara berniat untuk pindah ke rumah yang baru. Sudah lama gadis itu berniat pindah, barang - barang nya sudah dipindahkan ke rumah baru nya. Ia akan pindah ke rumah baru nya sore ini.

Gadis itu meregangkan otot - otot tubuhnya. Ia bekerja sebagai penjaga perpustakaan dan memiliki satu lagi pekerjaan sampingan lain. Dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang ia bekerja menjaga perpustakaan, dari jam 1 sampai jam lima sore ia bekerja mengajar les privat violin dengan 5 murid private tetap nya yang berbeda - beda rumah. Pekerjaan yang melelahkan tapi Rara sangat menikmati pekerjaan nya. Violin adalah teman nya, dan pacar nya hehe, gadis itu sangat menyayangi salah satu alat musik nya itu.

Karena kini ia telah selesai mengajar, Rara berniat langsung pindah saja ke rumah baru nya. Toh barang nya sudah pindah semua.

Sebelum itu, Rara mampir sebentar untuk membeli makanan, perut nya serasa lapar sekali, cacing - cacing di perut nya juga sudah ber demo minta diberikan makanan.

Rara mulai memesan dan menunggu sampai pesanan nya datang. Gadis itu menoleh kearah luar dan tiba - tiba membeku. Ia mengucek - ucek lagi mata nya hendak memastikan. Namun tak ada apapun lagi di sana. Toko ini menggunakan kaca jadi jalanan di luar sana sangat terlihat jelas dari dalam toko. Rara menggeleng pelan. Hah... ia merasa lelah, mungkin tadi cuma imajinasi nya saja.

Rara memilih memandangi ponsel nya dan asik dengan media sosial nya, tak lama pesanan nya pun datang. Rara tersenyum dan segera bangkit menuju kasir, gadis itu menyerahkan uang berwarna merah muda dengan nominal 100.000, kasir itu pun memberikan kembalian nya dan tersenyum ramah.

"Kembali lagi lain waktu, mbak." Rara membalas nya dengan senyuman ramah, dan ia melangkah keluar toko.

Rara menaiki sepeda motornya dan mulai menjalankan nya dengan laju sedang. 40 km / jam. Rumah nya terletak cukup jauh dari sini, tapi untung saja ada jalan pintas nya jadi Rara dapat menghemat setengah jalan kalau melewati jalan pintas. Untuk sampai ke rumah nya melewati gang kecil dan juga kompleks perumahan juga.

Akhirnya Rara pun sampai di depan gerbang rumah baru nya. Rumah ini lumayan besar, akan tetapi entah kenapa dijual dengan harga sangat murah oleh pemilik nya, yang Rara tahu pemilik dari rumah ini adalah seorang nenek berumur 80 an lebih. Rumah ini juga terkesan horor. Tapi Rara tak mempermasalahkan nya. Didalam rumah ini juga sangat nyaman, jadi, oke oke saja.

"Eh, jadi itu ya pemilik baru rumah ini? hii kok nyali nya besar banget?"

"Heh, kecilin dikit suara mu, nanti dia dengar." Rara menoleh ke belakang, ibuk - ibuk yang lewat tersenyum canggung dan kembali berjalan. Rara mengernyit bingung dan kemudian mengendikkan bahu nya. Huh, dasar ibuk - ibuk penggosip!

Dua

Awalnya Rara hendak membeli rumah yang harganya murah saja, karena ia tak punya cukup uang. Sore hari itu secara kebetulan Rara melewati gang asing hendak mencari rumah yang sekiranya cocok berdasarkan penelusuran di internet.

Namun, secara tiba - tiba seorang nenek menghampiri nya dan dengan ramah mereka mengobrol. Nenek ini ternyata perlu uang dan akan pergi ke kempung halaman nya, jadi nenek itu berniat untuk menjual rumah nya. Rara yang memang sedang mencari rumah pun, iseng bertanya tentang harga nya. Harga yang nenek itu tawarkan membuat Rara terkejut, jadi Rara pun diajak untuk melihat rumah nenek itu.

Rumah nya lumayan besar dengan cat putih namun sudah agak berlumut dan terlihat tua, memiliki halaman depan yang tak terlalu luas.

Dan memang kalau malam hari dilihat dari situasinya yah sedikit seram.

"Ini serius nek?" tanya Rara pada nenek itu.

"Iya nak, apa terlalu mahal ya? nenek bisa turunkan harganya." Rara yang pada waktu itu pun menggeleng, justru ini harga paling murah yang ia temui. Jadilah Rara sepakat untuk membeli rumah itu.

***

Rara memasuki rumah nya dan acuh saja dengan ibu - ibu yang suka bergosip itu. Senyum merekah dari bibir gadis itu. Rumah nya memang sudah rapi, barang - barang nya pun sudah ia tata dan ia rapikan beberapa hari lalu. Rara menjatuhkan dirinya diatas sofa dengan senang. Tangan nya meraih remote tv dan mulai menghidupkan nya. Sebelum itu Rara berdiri dan melangkah menuju dapur hendak mengambil beberapa jajan ringan dan minuman cola. Ia berniat maraton Drakor malam ini.

Rara kembali duduk diatas sofa dan menaruh banyak makanan ringan juga sebotol besar cola. Gadis itu menyandarkan punggung nya, namun, Rara merasa seperti ada yang mengganjal. Gadis itu pun menoleh dan memencet - mencet sandaran sofa.... tak ada apa pun. Gadis itu mengendikkan bahu dan kembali bersandar. Rara menatap heran Chanel TV yang tadinya nomor 7 dengan siaran berita, sekarang jadi nomor 3 dengan siaran kartun.

Nara mengucek kedua matanya, ah mungkin tadi lupa ganti. Batin Rara. Rara melirik kearah jam dinding yang menampilkan pukul 19 : 04.

"Hm... mandi dulu deh biar seger." monolog nya, gadis itu pun berdiri dan melangkah memasuki kamar tidur baru nya dirumah ini, membiarkan saja televisi nya hidup. Rara meraih handuk nya dan memasuki kamar mandi.

Gadis itu melepaskan satu demi satu kain yang menutupi tubuhnya.

Wushhh....

Gerakan nya terhenti saat tepat melepaskan kain terakhir yang menutupi tubuh nya. Apa ia lupa menutup pintu ya? Rara membalikkan badan dan membuang nafas kasar, ah pintu nya masih terbuka. Rara pun berjalan menutup pintu dan melangkah menuju bathtub.

Gadis itu menghidupkan keran air dan kemudian menunggunya sambil memungut pakaian - pakaian nya yang berserakan. Pakaian nya ia letakkan di keranjang yang baru ia beli khusus untuk baju - baju yang kotor.

Gadis itu kemudian mengikat rambutnya sambil bercermin. Gerakan nya tiba - tiba terhenti saat matanya menatap benda yang bertengger pada jari manis nya. Rara memandangi benda di jarinya dengan bingung.

"Loh, kok ada cincin? kapan gue beli nih cincin?" Rara menatap bingung, cincin ini terlihat mahal dan tentu ia tak akan mungkin bisa membeli nya. Tubuh nya tiba - tiba menegang.

"Siapa disana?!"

Tiga

"Siapa disana?!" Rara menghela nafasnya, hah ternyata air di bathtub sudah penuh. Gadis itu melangkah mendekati bathtub, mematikan keran kemudian mulai masuk ke dalam bathtub.

Gadis itu tersenyum lega, tubuhnya terasa jauh lebih relax sekarang. Rara menggosok tubuhnya dari kaki perlahan merambat menuju leher, tiba - tiba gadis itu mengernyit, punggung nya terasa hangat. Rara pun hanya acuh, toh air nya memang hangat jadi Rara tak ingin negatif thinking.

"Uwah segar nya, jadi pengen lama - lama berendam deh." Monolog Rara. Gadis itu bersandar dan mengangkat tangan nya, ia memperhatikan cincin yang melingkar pada jari nya.

"Cincin nya bagus, kelihatan mahal, kok tiba tiba ada di gue? " Rara kembali melanjutkan kegiatan mandi nya. Beberapa saat kemudian Rara pun telah selesai berendam dan segera melangkah keluar dari bathtub. Gadis itu melilitkan handuk pada tubuh nya, selanjutnya melangkah keluar kamar mandi. Ia bersenandung kecil, tapi lagi - lagi gadis itu terdiam dan berjalan mendekat ranjang.

"Eh gue udah siapin baju ya tadi?" gadis itu nampak berpikir, seperti nya dia tak menaruh baju ganti di atas ranjang.

"Tau ah, pakai ajalah." Ucap nya kemudian mulai mengganti pakaian nya. Rara mengambil ponsel nya yang ia letakkan diatas nakas kemudian melangkah keluar kamar, dan hendak kembali melanjutkan niat menonton Drakor nya.

Rara duduk di sofa kemudian memencet remote tv. Ternyata drama nya sudah dimulai, Rara mengambil makanan ringan kemudian dengan serius menonton drama. Gadis itu bersandar pada sofa, dirinya mulai terlarut pada drama romantis itu.

"Eh?" Rara kembali salah fokus, cincin nya terlihat bersinar. Alih - alih merasa aneh justru Rara terpesona pada cincin itu. Rara menggelengkan kepalanya.

Rara kembali melanjutkan Maraton Drakor nya.

Ting!

Rara terlonjak kaget, gila! ia kira apaan tadi, ternyata bunyi notifikasi masuk. Rara mengecek ponsel nya, ternyata ada satu pesan baru dari wali salah satu murid nya.

Isi pesan itu menampilkan bahwa salah satu murid nya ingin mengganti jam private, Rara menghela nafas.

"Sabtu atau Minggu kek nya boleh deh." ucap nya bermonolog kemudian mengetikkan beberapa kalimat yang kemudian di kirim ke wali murid nya. Rara menaruh kembali ponsel nya diatas meja.

Tak terasa, jam telah menunjukkan pukul setengah satu pagi, rasa kantuk mulai melanda, kepala Rara mengangguk - angguk, mata nya sedikit terpejam, dan bungkus makanan ringan berserakan. Rara menguap, kantuk nya tak dapat ditahan lagi. Gadis itu pun terlelap dan dengan asal menyenderkan kepala nya. Perlahan sosok yang mengamati Rara tersenyum, sosok itu mendekati Rara dan menggendong gadis mungil itu. Membawa nya memasuki kamar.

"Tidur yang lelap gadisku." Kalimat terakhir itu terdengar yang kemudian menghilang secara misterius.

***

Rara merasakan kepala nya berdenyut sakit, gadis itu terbangun dari tidur nya. Ia menoleh ke arah jendela. Hah... ternyata sudah pagi. Apa? no!! dia gak terlambat bekerja kan?!

Gadis itu melihat jam dan kemudian terbelak, tidak!!! ia terlambat bangun 2 menit. Rara langsung meloncat bangun dari ranjang nya, gadis itu mengambil handuk dan setengah berlari memasuki kamar mandi. Beberapa menit kemudian gadis itu sudah keluar dengan menggunakan seragam kerja yang biasa ia pakai saat berjaga di perpustakaan. Gadis itu menyisir dan mengepang 1 rambut nya. Meraih tas dan memasukkan dompet serta hp nya, kemudian gadis itu setengah berlari keluar rumah. Saat keluar rumah, entah dari mana sinar terang itu berasal yang membuat Rara memejamkan matanya karena silau.

Saat ia membuka matanya, lagi - lagi Rara terbelak, ia sudah ada di depan gedung perpustakaan?!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!