NovelToon NovelToon

Penguasa Kekosongan

Penculik yang malang

Di sebuah kastil yang indah dan megah dengan berbagai ornamen klasik yang menghiasi ruangan tersebut.

Terdapat seorang pria yang mengenakan pakaian putih bermotif emas duduk di singgasana.

Pria tersebut sekitar berusia 36 tahun, dia memiliki wajah yang tampan dan mempunyai rambut berwarna putih salju yang menjadi ciri khas dari Ras Surgawi Kuno.

Matanya memancarkan niat membunuh yang dalam, pria tersebut adalah Reglia Fernandes, Penguasa dari Dinasti Fernandes.

Seorang pria yang berusia sekitar 37 tahun, berlutut di hadapan Reglia, dia mengenakan baju besi hitam yang megah.

Pria tersebut memiliki pupil mata berwarna hijau yang menjadi ciri khas dari Ras Malaikat, aura mematikan terpancar di tubuhnya dan dia berkata.

“Maaf Tuan..Kami belum menemukan keberadaan Pangeran Zeldris dan Putri Elise” jelas pria itu dengan suara rendah, pria tersebut adalah Tetsu Grinwood, Jenderal dari Dinasti Fernandes.

"Kamu harus menemukan mereka berdua secepat mungkin!" jelas Reglia, ayah dari Zeldris dan Elise.

"Yakinlah Tuan..Kami akan segera menemukan keberadaan Pangeran Zeldris dan Putri Elise" jawab pria itu dengan tenang.

Tok..tok..tok..(ketukan pintu)

"Masuk" Reglia berkata.

"Tuan...Permaisuri Arcana keluar istana dengan membawa sejumlah prajurit untuk mencari Pangeran Zeldris dan Putri Elise" jelas prajurit itu.

"Tetsu kumpulkan prajurit sekarang..Aku akan ikut denganmu untuk mencari Zeldris dan Elise"

"Baik Tuan"

Di tengah hutan yang diterangi bulan purnama disertai hujan gerimis, sekumpulan prajurit berlari dengan kecepatan sangat tinggi.

Hutan yang licin karena hujan tidak mengurangi kecepatan mereka, yang paling mencolok sekumpulan prajurit tersebut adalah pemimpin mereka wanita yang sangat cantik, wanita tersebut mempunyai rambut berwarna merah darah yang menjadi ciri khas dari Ras Iblis Kuno.

Dia mengenakan gaun istana berwarna putih salju yang menambah pesonanya, wanita tersebut adalah Permaisuri Arcana.

Permaisuri Pertama dari Dinasti Fernandes.

Permaisuri Arcana terkenal di berbagai semesta sebagai Permaisuri kesempurnaan, karena kecantikannya tersebut dapat memicu perang antar semesta.

Tiba - tiba Arcana berhenti dan mengepalkan tangan gioknya yang seputih salju, memukul gunung di dekatnya yang mengakibatkan gunung tersebut menjadi rata dengan tanah, serangan tersebut menyebabkan seluruh hutan bergetar dan dia berkata.

"Keluar kau bajingan..Percuma bersembunyi dari ku" kata Arcana sambil memancarkan niat membunuh yang tebal, para prajurit yang berdiri di belakangnya gemetar ketakutan.

"Pantas saja kau dipanggil Permaisuri Kesempurnaan..Saat marah pun tetap terlihat sangat cantik..Hahaha" kata pria itu sambil tertawa.

Pria tersebut sekitar berusia 25 tahun, dia mempunyai telinga yang runcing memanjang ke belakang yang menjadi ciri khas dari Ras Kegelapan, dia mengenakan setelan jas berwarna abu-abu.

"Aku menggunakan Hide Magic...Bagaimana kau mengetahui keberadaanku?" Kata pria tersebut dengan bingung.

(Hide Magic : Sihir yang bisa menyembunyikan keberadaan seseorang)

"Aku bisa mencium bau Zeldris pada dirimu" Arcana berkata dengan tenang.

"Hah" Kata pria tersebut dengan aneh

"Kamu siapa...Kenapa kau menculik kedua anakku?" Arcana berkata dengan marah sambil menyipitkan matanya.

"Yami Treadese dari Tujuh Penguasa Kematian..Permaisuri Arcana aku akan melepaskan kedua anakmu...Kalau kalian Dinasti Fernandes tunduk pada Tujuh Penguasa Kematian" Yami berkata dengan nada sombong.

"Apakah kamu idiot?" Arcana berkata dengan nada kesal.

"Permaisuri Arcana..Nyawa kedua anakmu ada di tanganku apa kau lupa" Yami berkata nada tenang.

Setelah Yami menyelesaikan kalimatnya, tiba - tiba Arcana muncul di depannya dengan kecepatan cahaya dan menyerang Yami dengan kepalan tangannya secara brutal.

Yami yang terkena serangan itu tubuhnya hancur berkeping-keping dan hanya tersisa kepalanya saja, Arcana mendekati mayat Yami dan menyentuh kepalanya dan berkata pelan.

"Soul Magic"

(Soul Magic : Sihir Jiwa bisa melihat ingatan target)

Setelah menjelajahi ingatan Yami melalui "Soul Magic", Arcana langsung berlari sangat cepat menuju tempat Zeldris dan Elise berada.

Seorang pria berjalan menyusuri lorong bawah tanah yang remang-remang.

Dia terlihat berusia 25 tahun, matanya tajam dan tubuhnya tegap, dia berhenti di aula yang megah, di aula tersebut terdapat seorang pria yang duduk dengan tenang yang tampak berusia 30an tahun.

Mereka berdua mengenakan setelan jas berwarna abu-abu, dan kedua pria tersebut mempunyai telinga yang runcing memanjang ke belakang.

Tangan pria yang duduk tersebut memegang rantai besi emas yang melilit tubuh kedua anak yang berusia sekitar 12 tahun.

“Clavis..Kau tidak membunuh kedua anak tersebutkan?"

"Tentu saja tidak..Kita menangkap kedua anak ini untuk negosiasi dengan Dinasti Fernandes"

"Clavis...Sepertinya aku terlalu meremehkan mu...Bahkan selevel Wilayah Dinasti Fernades yang kekuatannya di berbagai semesta sangat ditakuti...Kamu bisa dengan mudah menyusupinya...Menculik pangeran dan putri mereka...Hahaha”

Tiba - tiba pria yang duduk tersebut mengerutkan alisnya dan berkata.

"Marius...Kita harus pergi dari Wilayah Dinasti Fernandes secepat mungkin!"

"Clavis...Ada apa?"

"Aku punya firasat buruk tentang hal ini"

"Apa mereka sudah menemukan tempat ini?"

"Aku tidak tahu...Tetapi kalau kita tidak segera pergi dari Wilayah Dinasti Fernandes, kita pasti mati"

"Baiklah"

"Ini sangat merepotkan...Jika kalian berdua meninggalkan Wilayah Dinasti Fernandes" kata anak laki laki itu, dia dengan mudah melepaskan rantai besi emas yang melilit tubuhnya.

"Hah"

"Hah"

(Sebelum insiden terjadinya penculikan)

Aku dan kakakku Elise berkunjung ke kota Jardin untuk menyaksikan festival pedang, festival yang sangat bergengsi di Semesta Tengah, setiap kekuatan besar pasti mengirimkan perwakilan mereka.

Karena festival tersebut diadakan besok, kakakku Elise mengajakku berkeliling di Kota Jardin yang dikenal sebagai kota terindah di semesta tengah

Setelah puas berkeliling kota kami kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Setelah memastikan bahwa kakakku Elise udah tertidur lelap, aku menyelinap untuk menjelajahi kota Jardin pada malam hari.

Karena di siang tadi aku sudah menjelajahi di dalam kota, saat ini aku berencana menjelajahi di pinggiran kota, karena hal hal menarik sering terjadi di pinggiran kota.

Deng...Deng..(suara benturan pedang)

Sepertinya ada pertarungan di sekitar sini.

Aku mengikuti arah sumber suara dan menemukan bahwa di lorong yang sempit jauh dari keramaian kota.

Seorang gadis kecil berusia 12 tahun sedang bertarung melawan seorang pemuda berusia 20 tahun.

Gadis kecil itu walau menguasai teknik pedang yang lumayan bagus, tetapi tidak akan lama sebelum kalah dari pria itu karena perbedaan kekuatan mereka yang terlalu besar.

Melihat pria dewasa menindas gadis kecil membuatku jijik terhadap pemuda itu, serangan pedang cepat pemuda itu yang di arahkan di bagian pinggang gadis kecil itu.

Aku menangkap serangan pedang pemuda itu dengan tanganku dan berkata.

"Seorang pria dewasa menindas gadis kecil..Apa kau tidak punya malu?" kataku dengan tenang.

"Bajingan...Ini urusanku dan gadis kecil ini..Bocah jangan ikut campur urusan orang lain!" Kata pria itu dengan kesal dan dia melangkah mundur untuk membuat jarak denganku.

Aku menggunakan gerakan cepatku untuk menendang perut pemuda itu dan menghempaskan pemuda itu yang menghasilkan gelombang ledakan yang mengerikan di malam yang sunyi.

Aku menghampiri gadis itu dan bertanya.

"Bagaimana lukamu?"

"Tidak masalah..Terima kasih telah menyelamatkan saya" kata gadis itu sambil tersenyum manis.

"Ya sama sama...Sebelum hal merepotkan akan terjadi..Mari kita pergi dari tempat ini" kataku pada gadis itu.

Sebelum gadis itu bereaksi, aku meraih tangan gadis itu dan menggunakan Speed ​​Magic untuk meninggalkan tempat ini.

Gadis itu mengenakan pakaian merah muda yang sangat cocok dengan wajah manisnya.

(Speed ​​Magic : Sihir yang bisa mempercepat seseorang dan kelompok)

"Maafkan saya...Karena tiba - tiba meraih tanganmu" kataku dengan nada menyesal.

"Tidak apa apa." kata gadis tersebut dengan senyum manis.

"Saya Asuna...Nama kamu siapa?" tambahnya.

"Saya Zeldris...Aku akan mengantarkanmu pulang...Dimana kamu tinggal?"

"Saya tinggal di penginapan hébergement"

"Saya juga tinggal di penginapan hébergement dengan kakakku"

"Kamu juga tinggal di penginapan hébergement?...Bolehkah aku berkunjung di kamarmu" Asuna berkata dengan malu-malu.

"Gak masalah" kataku.

Setelah kami berjalan sekitar 10 menit, kami melihat bangunan mewah yang menjadi penginapan kami.

"Bisakah kamu merahasiakan kejadian malam ini?" kataku dengan tenang.

"Tenang saja...Aku akan menjadikan ini menjadi rahasia di antara kita" kata Asuna dengan senyumnya yang manis.

Setelah itu aku mengucapkan selamat malam kepada Asuna dan memasuki kamarku.

Mendadak aku merasakan bahwa hukum ruang tidak stabil, seseorang telah menghancurkan hukum ruang di sekitar Wilayah Dinasti Fernandes.

Tiba - tiba seorang pria yang mengenakan setelan jas berwarna abu-abu muncul di hadapanku dan di tangan pria itu terdapat rantai besi emas yang melilit tubuh kakakku Elise.

Kakakku Elise keadaan tidak sadarkan diri, aku bisa merasakan peralatan sihir ini memblokir sihir kakakku.

Aku tiba - tiba merasakan lemas disekujur tubuhku dan pingsan, entah berapa lama aku pingsan karena tiba-tiba aku berada di sebuah aula megah.

Penculik ini sangat kuat, bila bertarung dengannya secara langsung aku mungkin kalah, tapi untuk membunuhnya tidak sulit.

Sebenarnya aku bisa kabur dari penculik tersebut dengan mudah, karena kakakku Elise telah tertangkap oleh penculik ini jadi tidak mungkin aku meninggalkan kakakku Elise.

Penculik ini memiliki teknik yang cukup unik.

Dia menggunakan "Break Magic" untuk merusak hukum ruang di sekitar Wilayah Dinasti Fernades yang mengakibatkan hukum ruang tidak stabil.

Sehingga penculik dapat dengan mudah masuk dan keluar dari Wilayah Dinasti Fernandes melalui ruang yang tidak stabil.

(Break Magic : Sihir yang bisa merusak segalanya)

"Ini sangat merepotkan...Jika kalian berdua meninggalkan Wilayah Dinasti Fernandes" kataku dan melepaskan rantai besi emas yang melilit tubuhku.

"Hah"

"Hah"

Cring cring (suara rantai besi)

"Mustahil..Peralatan sihir yang kita dapatkan dari Tuan dapat dihancurkan dengan semudah itu"

"Marius..Hati hati anak ini tidak normal"

Slash..

Sebelum dia bisa bereaksi serangan pedang secepat cahaya mengenai tangan Marius.

"Gah..Apa apaan kecepatan ini" Marius mengerang kesakitan memegang tangan kirinya yang tersayat pedang dan melangkah mundur.

"Cih..Aku meleset" kataku dengan enteng.

"Bajingan..Kamu berhasil memotong lenganku dan berbicara itu meleset"

"Karena aku bermaksud memotong lehermu" kataku dengan senyum dingin.

"Brengsek" kata Marius dengan marah.

Clavis menghilang dari tempat duduknya dan muncul kembali di belakangku, tetapi aku juga menghilang dan muncul kembali dibelakangnya.

Slingghh...(Tabrakan antar pedang)

Marius menghentikan serangan pedangku dengan pedangnya yang indah berwarna putih salju, tanganku mati rasa hanya karena pedangku bertabrakan dengan Marius.

Pedang hitam bergerak sangat cepat sehingga mengiris udara yang mengakibatkan angin bersiul.

Aku menghindar serangan itu dengan melompat ke belakang tetapi dada kiriku masih terkena serangan tersebut dan terluka.

Pria bernama Clavis ini sangat berbahaya, serangan pedangnya sangat mematikan dan tidak bisa di prediksi, kalau pria bernama Marius ini, dia lebih unggul dalam hal kekuatan.

Sepertinya aku harus mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya untuk mengalahkan mereka berdua.

Pedang hitam itu menebas secara Horizontal dengan sangat cepat, dan pedang putih salju itu menebas secara Vertikal, apa yang mereka lakukan, pikirku dengan bingung.

"Break Magic" Clavis berkata dengan pelan.

Hukum ruang di sekitarku sangat kacau.

Sebelum aku bisa bereaksi, serangan mereka berdua sudah mengenaiku.

Aku batuk darah, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhku, tubuhku basah karena darahku yang terus mengalir dari lukaku.

"Time Return Magic" kataku dengan pelan.

(Time Return Magic : Sihir Pengembalian Waktu)

Luka itu segera menghilang dari tubuhku, setelah itu aku menggunakan "Space Magic" untuk mengisolasi keberadaanku.

"Apa - apaan anak ini..Dia bisa menggunakan sihir sihir kuno" Marius berkata dengan nada kesal

"Clavis...Bisakah sihirmu bisa menembus Space Magic anak ini?" tambahnya.

"Itu tidak mungkin...Marius kita mundur sekarang"

"Kalian berdua sudah terlambat untuk meninggalkan tempat ini" kataku dengan tenang.

"Void Slash" kataku dengan lembut sambil mengayunkan pedangku secara horizontal, gelombang serangan menghancurkan lorong itu menjadi rata dengan tanah.

“Aaaaghhh!” Clavis dan Marius mengaum mengerikan sebelum menghilang ke udara.

"Maaf aku tidak bisa bermain denganmu terlalu lama...Karena ibu sudah mendekat" kataku pelan sebelum kehilangan kesadaranku.

Seorang wanita cantik yang mempunyai rambut berwarna merah darah berlari menyusuri lorong bawah tanah yang remang-remang sambil menghembuskan nafas kasar.

Wanita itu terus berlari sampai akhirnya dia tiba di aula yang megah, setelah melihat dua orang anak berusia 12 tahun yang tidak sadarkan diri.

Dia segera menghampiri mereka dan memeluk mereka berdua sambil menangis.

"Zeldris..Elise..syukurlah kalian berdua baik-baik saja".

Setelah kejadian itu ayahku mengerahkan pasukannya untuk menyerang markas Tujuh Penguasa Kematian.

Tujuh Penguasa Kematian bukanlah organisasi yang bisa dianggap enteng, mereka memiliki kekuatan yang bisa menyaingi level Dinasti.

Karena kedua kekuatan itu hampir setara, perang berlangsung sekitar satu tahun.

Ayahku menghentikan penyerangannya setelah markas pusat mereka dihancurkan dan banyak anggota yang mati.

Tetapi itu tidak terlalu mempengaruhi mereka, karena anggota inti mereka telah melarikan diri.

Tapi insiden itu merupakan pukulan berat bagi organisasi Tujuh Penguasa Kematian, karena mereka kehilangan ketiga anggota dari Tujuh Penguasa Kematian.

Yang masih menjadi misteri di kalangan keluarga Fernandes adalah siapa yang membunuh kedua anggota Tujuh Penguasa Kematian untuk menyelamatkan Pangeran Zeldris dan Putri Elise.

Karena yang mereka tahu hanya satu anggota yang terbunuh karena kemarahan dari Permaisuri Arcana.

Musuh yang kuat

Sudah empat tahun sejak insiden penculikan itu. Aku dan kakakku Elise berumur enam belas tahun, semenjak kejadian itu kami jarang diperbolehkan keluar istana, dan akan selalu diawasi ketat oleh ibu kami.

Bahkan kakakku Elise sangat protektif terhadapku, hal ini membuatku frustasi karena tidak bisa keluar dan mencari kesenangan dalam pelatihan berpedangku.

Namun usia enam belas tahun sedikit berbeda, karena usia enam belas tahun sudah dianggap dewasa.

Ketika bangsawan laki-laki berusia enam belas tahun, mereka biasanya harus meninggalkan tempat tinggalnya dan mencari pengalaman di luar dinasti atau kerajaan.

Karena aku sekarang dianggap sebagai pria dewasa, aku akhirnya dapat meninggalkan dinasti tanpa harus bersembunyi-sembunyi, saatnya untuk bertemu dengan mereka dan melihat seberapa kuat mereka sekarang.

Kakakku Elise bisa dibilang wanita yang sempurna, karena wajahnya sangat cantik dan mewarisi rambut merah darah dari ibuku Arcana.

Banyak pangeran di dalam semesta tengah yang berusaha untuk melamarnya, bahkan di luar semesta tengahpun sangat banyak yang menyukainya, tetapi mereka semua ditolak oleh kakakku.

Kakakku Elise sebagai putri kedelapan dari Dinasti Fernandes, telah memperoleh berbagai pengetahuan tentang politik dan sihir sejak kecil.

Karena itulah ayahku menugaskan Kakakku Elise untuk pergi ke Barat Laut wilayah Dinasti Fernandes untuk menjadi Gubernur daerah tersebut.

Suatu malam yang gelap dan sepi di perbatasan Dinasti Fernandes dan Dinasti Éclair, terdapat dua wanita berlari tergesa-gesa di tengah hutan yang lebat.

Kedua wanita itu memiliki wajah yang sangat cantik, mereka berdua berambut merah darah, noda darah di sekujur tubuhnya merusak citra kecantikan mereka.

Salah satu wanita cantik tersebut mengenakan baju besi compang-camping, dia melihat ke kiri dan ke kanan dengan waspada dan berkata.

“Ratu kamu bisa istirahat sebentar...Aku akan mencari sesuatu untuk di makan” kata wanita berbaju besi compang-camping kepada wanita yang mengenakan pakaian bangsawan compang camping.

"Mine..Aku sudah mengatakan bahwa kamu bisa memanggilku kakak, saat hanya kita berdua saja" kata wanita bangsawan compang camping tersebut.

"Baiklah...Kakak tunggu disini dulu..Jangan kemana-mana!"

"Ya..Oke Mine..kamu harus berhati-hati..Jangan pergi terlalu jauh." Saat mereka berdua sedang berbicara, tiba-tiba terjadi ledakan di depan mereka.

Boomm...

Seorang pria tampan berbaju bangsawan turun dari langit, menimbulkan gelombang kejut yang mengerikan, meratakan hutan sekitarnya dengan tanah.

Pria itu memiliki Pupil mata berwarna emas yang menjadi ciri khas dari Ras Surgawi Kuno.

"Mikasa...Kenapa kau kabur di upacara pertunangan kita"

"Asura...Aku sudah bilang bahwa aku tidak mencintaimu"

"Mikasa..Tetapi aku sangat mencintaimu"

"Maaf Asura....aku tidak bisa melanjutkan pertunangan ini"

"Mikasa... pertunangan kita sudah direncanakan sejak kita kecil..Ini bahkan merupakan bentuk aliansi antara Dinasti Éclair dan Kerajaan Celiana..Bagaimana bisa dengan mudah dibatalkan"

"Apa kau tidak dengar?..Ratu sudah bilang pertunangan ini tidak bisa dilanjutkan"

Cling...

Asura menghunus pedangnya dan berkata.

"Mikasa aku sangat mencintaimu..Aku tidak peduli bahkan harus memaksamu"

"Ratu cepat tinggalkan tempat ini..Orang ini sudah gila"

"Bahkan jika aku harus mati..Aku tidak akan meninggalkanmu Mine..Aku akan bertarung bersamamu"

Slesh...Boommm...

Sebuah bukit di sekitar mereka hancur oleh serangan pedang tersebut.

"Serangan pedang yang mematikan" kata Mikasa dengan kagum.

Tap...tap...tap...(langkah kaki)

"Seseorang mendekat"Kata mine dengan tegang.

"Seorang pria yang menindas seorang perempuan..Sangat memalukan" tiba-tiba terdengar suara wanita.

"Cih..Saya Asura Éclair Penguasa Dinasti Éclair..Jangan ikut campur jika Anda tidak ingin mati" kata Asura dengan marah.

Setelah Asura menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba lehernya dicengkeram oleh tangan seputih salju.

Orang itu adalah seorang wanita yang sangat cantik mengenakan gaun hitam bermotif biru, wanita itu memiliki pupil mata berwarna emas.

"Sampah" kata wanita tersebut.

Kemudian dia membanting Asura ke tanah dengan kekuatan mengerikan yang menghasilkan gelombang kejut yang mengguncang seluruh hutan.

Setelah itu wanita tersebut berjalan santai meninggalkan Asura yang terluka parah dan kedua wanita dari kerajaan Celiana yang masih shock dengan kejadian tersebut.

Sebelum wanita itu pergi jauh, Mikasa menghampiri wanita itu dan berkata.

"Terima kasih telah membantu kami berdua" kata Mikasa dengan tulus.

"Tidak masalah..Aku hanya tidak suka melihat pria menggertak wanita" kata wanita tersebut dengan tenang.

"Saya Mikasa Celiana...Ratu Kerajaan Celiana dan ini saudara perempuan saya Mine Celiana..Jendral Kerajaan Celiana" kata Mikasa dengan tenang.

"Kalau boleh tahu..Siapa nama anda?" tambahnya.

"Saya Rose Fernandes dari Dua belas Pelindung Pulau Dream" kata Rose dengan tenang.

"Pulau Dream?" kata Mine dengan nada penasaran.

"Apakah kamu bukan dari Dinasti Fernandes Karena memiliki nama keluarga Fernandes?" kata Mikasa dengan bingung.

"Aku bukan dari Dinasti Fernandes..Nama ini diberikan oleh tuanku." kata Rose dengan jelas.

Boommm...

Gelombang kejut mengerikan terjadi di dalam hutan yang sunyi.

"Apa yang terjadi?" kata Mikasa dengan penasaran.

"Sedang ada terjadi pertarungan sengit" kata Rose dengan tenang, dia berlari menuju arah terjadinya pertarungan tersebut, melihat hal tersebut kedua wanita dari kerajaan Celiana mengikutinya.

Aku meninggalkan Wilayah Dinasti Fernandes di tengah malam, karena aku mendapat pesan suara melalui sihir dari Rose bahwa dia ingin menemuiku.

Ini juga merupakan tindakan pencegahan agar saya tidak diikuti oleh pengawal rahasia yang dikirim oleh ibu.

Beberapa hari ini sebelum keberangkatanku ayah dan ibu sering bertengkar, karena ibuku melarang keras aku untuk meninggalkan Wilayah Dinasti Fernandes karena khawatir akan keselamatanku.

Pertengkaran mereka tidak kunjung selesai karena ayahku mempertahankan kebiasaan kuno bahwa para bangsawan dari Dinasti Fernandes akan pergi ke luar wilayah untuk mencari pengalaman ketika mereka dewasa.

Karena saya tidak ingin terlibat dalam pertengkaran tersebut dan menunda perjalananku untuk menjelajahi seluruh dunia, aku akhirnya meninggalkan istana dengan diam - diam, dan meninggalkan surat permintaan maaf.

Aku berlari dengan kecepatan cahaya untuk segera meninggalkan wilayah Dinasti Fernandes karena takut disusul oleh Ibuku atau pasukannya.

Ibuku memiliki kekuatan yang tidak masuk akal, bahkan jika aku bertarung dengan ibu, aku bisa menang meskipun itu bukan kemenangan yang mudah.

Akhirnya aku sampai perbatasan Dinasti Fernandes dan Dinasti Éclair.

Setengah jam sebelum pertemuan secara tidak sengaja antara Rose dan Mikasa, lima ribu mil jauhnya dari tempat Rose dan Mikasa berada.

Aku menghentikan kecepatan lariku dan mencondongkan tubuh ke depan untuk menghindari serangan pedang dari belakang.

Musuh menyerang kembali dengan pedangnya yang ditebas secara horizontal untuk mengincar kakiku.

Aku memadatkan kekuatan sihir di lengan kananku dan membentuk pedang sihir dan menangkis serangan pedang musuhku.

Danggg..

Aku akhirnya mendapatkan musuh yang kuat, sudah lama aku tidak melawan musuh yang membuatku bersemangat, musuh saya ini setingkat dengan dua orang yang menculik saya sebelumnya.

Saya bisa membunuh mereka berdua karena saya beruntung, itu karena lawan meremehkan saya, tapi sekarang berbeda karena lawan langsung menggunakan serangan membunuh.

Musuhku adalah seorang pria tampan dengan tubuh kurus, pria itu dari ras kegelapan, karena memiliki telinga yang runcing memanjang ke belakang, dia mengenakan kemeja hitam bermotif abu-abu.

Walaupun musuhku ini terlihat kurus, tapi menahan serangannya membuat pergelangan tanganku mati rasa.

Slingghh..

Tebasan pedang secepat cahaya mengarah ke leherku dan aku membelokkan tebasan itu ke kanan, kemudian aku membalas serangan tersebut dengan tebasan vertikal.

Serangan ku mengenai dada musuhku dan melukainya, tapi serangan tersebut langsung hilang karena musuh memiliki sihir regenerasi.

"Pangeran yang tidak terlalu menonjol ternyata memiliki kekuatan yang sangat mengerikan" kata pria tersebut.

"Pangeran Zeldris...Kamu belum menggunakan semua kekuatanmu kan..Seranganku selanjutnya akan menggunakan semua kekuatanku" tambahnya.

Dia memadatkan semua kekuatan sihir di dalam tubuhnya, menyebabkan seluruh hutan bergetar hebat.

"Baiklah..Aku akan sedikit serius melawanmu" kataku dengan senyum tipis di bibirku.

Aku memadatkan kekuatan sihir di seluruh anggota badanku, karena pengaruh kekuatan sihirku terlalu padat yang berdampak pada ruang bertabrakan, menyebabkan Gelombang kejut yang mengerikan.

"Ini benar benar tidak masuk akal..Bahkan ruang pun terpengaruh" kata pria tersebut dengan menyipitkan matanya.

"Eternal Chaos Slash" tambahnya.

"Inilah serangan dengan kekuatan penuhku..Void Slash" kataku dengan pelan.

Semua suara hilang. Semburan cahaya memancar dan menelan tubuh pria tersebut. Itu menembus segalanya, memakan hutan dan bumi, meledakkan ke langit malam. Lalu meledak. 

Saat pola cahaya terukir di langit malam, seluruh hutan mengasumsikan rona biru-ungu.

Dari tempat yang sangat jauh, ledakan yang tertunda itu menyebar ke seluruh hutan, menyapu awan malam yang gelap dan sepi.

Tiga ribu mil jauhnya dari tempat pertarungan Zeldris berada.

"Cahaya ini mengandung sihir yang sangat padat" Kata Mine dengan takjub sambil berlari dengan cepat.

"Saudari Rose..Bukankah berbahaya bagi kita untuk mendekati sumber sihir tersebut?" Kata Mikasa dengan bingung sambil berlari dengan cepat.

"Ini sihir Tuanku" Kata Rose dengan senyum manis sambil Mempercepat laju larinya.

Kematian Zeldris

Setelah aku mengalahkan pria tampan berbadan kurus yang mengenakan kemeja hitam bermotif abu-abu.

Wanita yang sangat cantik langsung mendekat dan membenamkan kepalanya ke dadaku.

Dia adalah Rose Fernandes, wanitaku.

Rose sangat cantik mengenakan gaun hitam yang bermotif biru.

"Tuan..Aku sangat merindukanmu"

"Aku juga merindukanmu Rose" kataku sambil mengelus rambutnya.

"Tuan..Dengan siapa kamu bertarung?"

"Aku tidak tahu..Aku lupa bertanya siapa dia"

"Rose..Mereka berdua temanmu?"

Sebelum Rose menjawab,

Wanita yang memakai gaun bangsawan compang camping berkata.

"Perkenalkan nama saya Mikasa Celiana..Ratu Kerajaan Celiana dan ini saudara perempuan saya Mine Celiana..Jendral Kerajaan Celiana" kata Mikasa dengan senyum manis.

"Aku Zeldris Fernandes..Pangeran Kedelapan dari Wilayah Dinasti Fernandes" kataku dengan tenang.

"Tuan..Apakah kita langsung kembali ke Pulau Dream?"(Rose)

"Aku tidak akan kembali ke Pulau Dream untuk saat ini"

"Bilanglah kepada Sukasa..Aku berencana untuk berkeliling berbagai alam semesta untuk saat ini"

"Ya Tuan"(Rose)

Rose menggunakan Spatial Magic untuk kembali ke Pulau Dream.

(Spatial Magic : Sihir Ruang)

"Bagaimana kalau Tuan Zeldris mengunjungi kerajaan saya?" kata Mikasa dengan senyum manis dan mempesona.

"Hem...baiklah".

"Terima kasih karena Tuan Zeldris berkenan berkunjung di kerajaan saya"

"Iya tidak masalah"

"kamu tidak perlu memanggilku Tuan Zeldris..Panggil Zeldris saja tidak masalah".

"Apa harus menjadi wanita anda dulu..Baru bisa memanggil anda Tuan?" kata Mikasa dengan senyum menggoda.

Sebelum dia bereaksi, aku dengan cepat memeluknya dan mencium bibir merahnya, setelah itu aku berbisik di telinganya dan berkata.

"Apa kamu menyesal bilang begitu?" kataku dengan pelan.

Setelah itu dia melangkah mundur, dan menundukkan kepalanya, rona merah muncul di kedua pipinya, lalu berkata.

"Aku tidak menyesal" kata Mikasa dengan sangat pelan.

Mine yang berada di sampingnya sangat terkejut.

Kejadian tersebut sangat mendadak untuknya, baru saja dia dan kakaknya selamat dari maut, seandainya tadi Rose tidak menolong mereka, bisa dipastikan bahwa mereka berdua akan mati.

"Tuan Zeldris...Bolehkah aku menjadi wanitamu"

"Hanya orang bodoh yang tidak menerimamu" aku berkata sambil menariknya ke pelukanku.

"Siapa yang membuat kalian berdua sampai terluka seperti ini" aku berkata sambil menatap mereka berdua.

"Asura Éclair..Penguasa Dinasti Éclair" kata Mine.

"Mikasa..Apa aku harus meratakan Dinasti Éclair?" aku berkata sambil menyipitkan mataku.

"Hehehe..Sayangku itu tidak perlu" Kata Mikasa dengan senyum bahagia.

"Kenapa..Kamu meragukanku?" Kataku sambil membelai rambutnya.

"Aku tidak meragukanmu sayang..Hanya saja aku memiliki sahabat yang tinggal di Dinasti Éclair"

"Siapa sahabatmu itu?"

"Dia Asuna Éclair..Putri dari Dinasti Éclair..Satu-satunya saudara perempuan Asura Éclair"

"Baiklah..Tapi aku tidak akan mengampuni Asura..Karena telah melukaimu"

“Saudari Rose sudah menghajar Asura sampai babak belur”

Aku menggunakan Void Magic agar tidak memakan waktu lama sampai di kerajaan Celiana.

Sesampainya di kerajaan Celiana, aku dikejutkan dengan berbagai kesenian unik yang ditampilkan di segala penjuru kerajaan Celiana

"Mikasa..Kamu memiliki kerajaan yang sangat indah " Kataku sambil membelai rambutnya.

"Aku senang bahwa kau menyukainya" Mikasa berkata dengan senyum lembut.

"Kakak..Saya mendapat pesan dari menteri pertahanan melalui sihir suara..Ada masalah mendesak yang harus kita tangani terlebih dahulu"

"Maafkan aku sayang..Aku akan menemanimu berkeliling kerajaan setelah menyelesaikan masalah ini"

"Tidak masalah..Selesaikan dulu masalahmu" Kataku sambil tersenyum.

Mikasa tiba di aula pertemuan kerajaan bersama Mine. Di aula sudah ada beberapa orang yang sedang berdiskusi, mereka adalah para menteri kerajaan Celiana.

"Menteri pertahanan ceritakan apa yang terjadi?" Kata Mikasa

"Ratu..Saya mendapat kabar dari mata mata kami yang berada di Kekaisaran Namnasca..Bahwa Kekaisaran Namnasca bersiap untuk menginvasi kerajaan kita"

"Sejauh yang saya tahu Kekaisaran Namnasca sedang berkonflik dengan Kekaisaran Pendragon..Dan hubungan kita dengan Kekaisaran Namnasca sangat baik" Mikasa berkata dengan bingung.

"Menteri Pertahanan, apakah Anda sudah memastikan bahwa laporan mata-mata tersebut benar?" tambahnya.

"Ratu...Saya telah mengkonfirmasi bahwa laporan itu benar"

Tok..tok...tok....(ketukan pintu)

"Masuk" Mikasa berkata.

"Ratu..Pasukan Kekaisaran Namnasca telah memasuki wilayah kerajaan kita" kata prajurit itu dengan gugup.

Aula pertemuan kerajaan yang semula tenang menjadi kacau, mereka yang menghadiri pertemuan pada panik.

"Kalian semua tenang" Mikasa berkata

"Mine kumpulkan prajurit untuk berperang sekarang..Para menteri siapkan kebutuhan makanan dan senjata buat perang"

Perang pecah di perbatasan Kerajaan Celiana sebelah barat dari Istana Kerajaan, pasukan Kekaisaran Namnasca di pimpin langsung oleh Kaisar Rudra.

Kaisar Rudra membawa 5.000 prajurit sedangkan Mine hanya membawa 3.000 prajurit, walaupun pasukan Mine kalah jumlah, mereka masih bisa bertahan, karena mereka lebih akrab dengan medan perang.

Mine seperti menari di medan perang, serangan pedangnya membawa irama yang sangat unik, seperti penari yang diiringi dengan musik.

Berbeda dengan Kaisar Rudra yang seperti harimau di medan perang, karena serangannya sangat mematikan dan kejam.

Kaisar Rudra memiliki tubuh ramping yang dibalut baju besi biru, dia memiliki pupil mata berwarna biru yang menjadi identik dari Ras Santo.

Serangan pedang sangat cepat merobek udara dan langsung menuju ke jantung Mine.

Mine memblokir serangan itu dengan pedangnya, bunga api terbang dari bilah yang bertabrakan. 

“Ooh..Ternyata kamu bisa memblokir tebasanku" Rudra berkata sambil tersenyum.

"Kaisar Rudra...Apa tujuanmu menyerang Kerajaan Celiana?"

"Aku menginginkan ratumu untuk menjadi selirku"

"Kamu gila...Itu tidak mungkin terjadi" Mine berkata dengan marah.

"Katakan pada ratumu bahwa aku akan menghentikan perang jika dia menjadi selirku!"

"Rudra...Mikasa adalah wanitaku" kata Asura yang tiba - tiba muncul.

"Kami sudah bertunangan sejak kita kecil" tambahnya.

"Asura...Jangan ikut campur" Mine berkata dengan jengkel

"Ratu tidak memiliki hubungan apapun denganmu" tambahnya.

"Aku tidak menyangka ternyata wanitaku sangat populer"

Suara seorang pria terdengar di udara kosong.

Crack...

Udara kosong terbelah dan membentuk menjadi terowongan.

Tap tap tap...

Seorang pria dan wanita muncul dari terowongan tersebut.

''Mine...Apa kamu baik baik saja?" Mikasa bertanya dengan khawatir.

"Ya...Aku baik baik saja" Kata Mine sambil tersenyum.

"Syukurlah"

"Mikasa..Siapa pria itu?" Asura bertanya dengan marah.

"Dia Suamiku" kata Mikasa sambil memeluk tanganku.

"Bajingan..Aku akan membunuhmu" Asura berkata sambil mengayunkan pedangnya.

Ayunan pedang Asura yang kuat menandai dimulainya pertarungan mereka.

Dia membidik langsung ke leherku.

Aku menangkis serangannya dan memblokir yang berikutnya.

Bentrokan pedang menyebabkan badai dahsyat.

Rudra menghilang dari tempatnya, dan muncul kembali di belakangku.

Dia mengayunkan pedangnya secara Horizontal.

Aku mengayunkan pedangku secara Vertikal untuk memblokir serangannya.

Asura menggunakan Snatch Magic untuk merebut pedangku.

Tebasan pedang Rudra mengenai dadaku.

Asura mengayunkan pedangnya mengarah leherku.

Aku terluka parah oleh serangan pedang mereka.

"Hahaha..Matilah kau bajingan" Asura berkata sambil tertawa terbahak bahak.

Mikasa menghampiriku dan berkata.

"Sayang..Maafkan aku karena melibatkanmu"

Aku membelai rambutnya dan berkata.

"Kamu adalah wanitaku..Tentu saja aku harus terlibat dengan masalahmu"

Aku menggunakan Time Return Magic untuk kembali ke waktu sebelum terkena tebasan pedang.

Luka - lukaku menghilang secara instan.

"Bajingan...Dia menyembuhkan lukanya dengan cepat" Asura berkata dengan kesal.

"Tidak...Dia tidak menggunakan Healing Magic tetapi Time Return Magic" Rudra berkata dengan tenang.

"Kuakui kalian berdua kuat...Akan kutunjukkan kekuatanku sebenarnya" kataku sambil tersenyum.

Aku melepaskan kekuatan garis keturunan Iblis Kuno.

Rambutku yang semula berwarna hitam berubah menjadi merah darah.

Atmosfer menjadi tidak stabil.

Langit cerah berubah menjadi gelap gulita.

Kondensasi sihir di udara membentuk gunung memasuki tubuhku.

"Ini mustahil..Sangat tidak masuk akal" Asura berkata dengan panik.

"Melanjutkan pertempuran hanyalah jalan buntu" Rudra berkata dengan tenang.

Mikasa dan Mine tertegun tak bisa berkata-kata.

"Tidak ada cara lain...Sepertinya aku harus menggunakan itu" Rudra berbicara pada dirinya sendiri.

Rudra menusuk jantungnya menggunakan pedangnya.

"Hah"

Mikasa dan Mine bingung terhadap tindakan Rudra.

Sihir ini. Sepertinya aku pernah melihatnya.

Kalau tidak salah Rose telah menggunakan sihir ini sebelumnya. Pikirku.

Seluruh tubuhku tiba-tiba meleleh.

"Sayang...Tidak mungkin..Ini tidak mungkin" Mikasa berteriak dengan histeris.

"Hahaha"

Asura tertawa terbahak bahak dan berkata.

"Rudra..Kenapa baru sekarang menggunakannya?"

"Sihir ini sangat berisiko bagiku..Aku tidak akan menggunakannya sembarangan"

"Kalian berdua tidak akan pernah aku maafkan..Aku akan membunuh kalian berdua" Mikasa berteriak dengan Marah.

Mikasa menghunuskan pedangnya.

Mine melihat itu juga menghunuskan pedangnya. siap untuk membantu kakaknya untuk membalaskan dendamnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!