Menceritakan seorang anak SMP yang bernama Johan yang sudah kelas 9 dan sedikit lagi dia akan lulus dari SMP nya. Namun karena Covid, ia pun menjadi hanya mempunyai kenangan yang sedikit bersama teman SMP nya. Johan pun bertekad untuk menambah kenangan yang indah di masa SMP nya ini, dan ia juga ingin menembak teman perempuannya yang sudah Johan suka dari kelas 7. Namun mereka berdua berbeda keyakinan, tapi Johan tetep kukuh ingin menembak gadis itu. Tapi di saat yang bersamaan, tiba-tiba rasa suka Johan juga muncul lagi terhadap teman sekelasnya yang memiliki keyakinan yang sama dengannya
Johan adalah seorang anak yang sangat aktif dan ia juga memiliki suara yang kencang saat berbicara, dari kecil Johan tinggal bersama Ibu, nenek, tantenya dan keempatnya anaknya.
******
Senin, 3 Januari
'TRINGG! '
Johan pun langsung terbangun mendengar suara alarm dari handphone nya. Ia langsung mengambil handphone dan mematikan alarmnya.
"Sialan! Gue bakal terlambat nih!" Teriak Johan yang terkejut saat melihat jam di hp nya yang sudah menunjukkan pukul 6.15
Di pagi hari yang cerah, untuk pertama kali nya sejak 2 tahun akhirnya Johan berangkat lagi ke sekolahnya.
Karena sudah terlambat, Johan dengan cepat langsung mandi, selesai mandi ia pun langsung bersiap untuk berangkat ke sekolah.
"Mama, aku berangkat sekolah dulu yah! " Teriak Johan sambil memakai sepatu nya.
"Ehh, tapi kamu kan belum sarapan. " Balas ibu Johan yang ada di dapur sedang menyiapkan sarapan untuk Johan.
"Aku gak usah sarapan, nanti aku yang ada telat! " Jawab Johan yang sudah selesai memakai sepatu nya.
"Sudah ini makan aja roti ini di jalan." Ucap ibu Johan sambil memberikannya roti gandum isi coklat yang sudah ia buat.
"Oke deh, makasih ma! Aku jalan dulu ya. " Ucap Johan dengan kencang sambil salim ke ibu nya.
"Iya, hati-hati ya di jalan. " Balas Ibu Johan sambil tersenyum.
"Jo, ayok! Kita udh telat nih!" Teriak David yang sudah ada di luar menunggu.
David adalah abang sepupunya Johan, David dan Johan hanya berselisih 1 tahun saja. Dari dulu mereka berdua selalu berangkat bersama ke sekolah.
Johan pun langsung naik motor bareng dengan David, David mengantarkan Johan dulu ke sekolahnya dan setelah itu ia baru pergi ke sekolah SMK nya.
"Makasih, bang, hati-hati di jalan. "
David langsung melaju dengan sangat cepat ke sekolahnya.
Johan pun langsung berlari masuk ke sekolahnya sebelum gerbang sekolah di tutup.
'TRINNG!!!'
Tepat setelah Johan masuk, bel pun berbunyi dan gerbang sekolah pun langsung ingin di tutup.
"Haah... Untung masih sempet masuk gue. " Ucap Johan yang menghela nafasnya dan sambil mengelap keringat di jidatnya.
"Pakk! Tunggu jangan di tutup dulu!"
Tiba-tiba ada orang yang berteriak dari luar gerbang sekolah.
"Anjing siapa tuh yang teriak pagi-pagi! " Ucap Johan yang terkejut sambil menengok kebelakang.
"EHHH... ITU STEVEN KAN?! " Teriak Johan yang terkejut melihat ternyata orang itu teman sekelasnya.
Tetapi Steven tidak di perbolehkan masuk ke dalam sekolah oleh pak satpam, melihat itu Johan pun langsung menghampiri Steven.
"Misi pak, ini teman kelas saya tolong kasih dia masuk pak. " Ucap Johan dari belakang pak satpam itu sambil menahan gerbang sekolah yang hampir di tutup
"Ehh! Kamu udah masuk aja sana! " Teriak pak satpam itu ke Johan
Steven pun terkejut mendengar ada orang yang mengaku sebagai temannya, ia pun langsung melihat kebelakang satpam itu.
"EHHH, JOHAN! "Teriak Steven yang terkejut sambil menatap ke Johan
"Yoo, Pen lama gak ketemu, hehehe. " Balas Johan sambil tersenyum dan tertawa kecil. Tetapi Johan juga memberikan isyarat ke Steven untuk segera lari masuk ke dalam melalui kedua matanya.
Steven pun langsung mengerti dengan isyarat dari Johan, ia langsung mengambil ancang-ancang untuk berlari.
Sementara itu Johan pun terus mengajak pak satpam itu mengobrol, agar ia tidak terfokus ke Steven.
Steven yang melihat kesempatan itu pun langsung berlari masuk ke dalam dengan sangat kencang.
"WOI! JANGAN KABUR LU TONG! " Teriak Pak satpam itu yang terkejut.
Johan pun juga langsung berlari mengejar Steven.
"Pen tunggu gue! " Teriak Johan.
Steven sampai duluan di depan kelas, tapi ia tidak masuk karena masih menunggu Johan.
"Woi, pen sialan lu gak nunggu gue. " Ucap pelan Johan yang ada baru sampai.
"Ahhh, elu aja yang lama. " Balas Steven.
"Gak tau diri lu anjing. " Jawab Johan yang kesal.
"Ayok masuk kelas, udah ada guru tuh kayaknya di dalem. " Ucap Steven sambil mengajak Johan masuk ke kelas
"Yaudah, ayok, jangan lupa salim ntar. " Balas Johan sambil berjalan masuk bareng ke kelas.
"Pagi, Bu! " Ucap Johan dan Steven sambil salim ke guru itu.
"Ehh, kalian berdua kok telat? " Tanya Guru itu.
"Hehehe, maaf bu tadi macet. " Jawab Johan dan Steven sambil menggaruk kepala mereka.
"Haduh, dasar kalian ini, yasudah sana duduk." Balas Guru itu sambil menyuruh Johan dan Steven duduk, karena pelajaran akan segera di mulai.
Mereka berdua pun langsung berjalan ke arah tempat duduk mereka yang ada di belakang dan kebetulan juga mereka berdua duduk Samping-sampingan.
"Sebelum mulai pelajaran IPS hari ini, Ibu ingin memperkenalkan diri sekali lagi karena ini kali pertama kita bertemu secara langsung. Perkenalkan nama ibu Sri Yani, biasa di panggil Ibu yani. " Ucap Guru itu sambil memperkenalkan dirinya dan tersenyum.
"Hai, Bu Yani! " Teriak Steven sambil melambaikan tangannya.
Para murid pun juga mengikuti Steven sambil tersenyum dan menyapa Bu yani.
"Hahaha, hai semuanya! Baiklah, mari kita mulai pelajaran nya. " Balas Bu yanu sambil mengambil spidol dan memulai pelajaran nya.
2 jam berlalu pelajaran IPS pun selesai dan Bu yani juga sudah keluar dari kelas. Tapi masih ada satu jam pelajaran lagi sebelum istirahat, yaitu pelajaran matematika.
"Pen, abis ini matematika yak?" Tanya Johan ke Steven yang sedang menulis di buku nya.
"Iya njir, malah tugas matematika banyak yang gak gw kerjain lagi. " Jawab Steven yang sedikit panik.
"Ahhh, elu mah enak masih ada beberapa tugas yang elu kerjain, lah gua satupun gak ada yang gw kerjain tuh tugas. " Balas Johan yang panik karena takut kena marah.
"Hahaha, elu lagian males. Ya udah lu berdoa aja sekarang biar gak di marahin ntar sama tuh guru. " Ucap Steven sambil menertawakan Johan yang panik
"Babi lu pen malah bikin gw tambah panik. " Balas Johan sambil menepuk pundak Steven.
Saat mereka berdua sedang asik mengobrol, Johan dan Steven ngeliat ada orang yang lagi ngintip di depan pintu.
"Ehh, pen, itu kayak ada yang ngintip dah di depan pintu. " Ucap Johan yang berbisik ke Steven.
"Iya njir, siapa itu yak? " Balas Steven yang juga bingung.
'BUGH! '
"Selamat pagi semuanya... Bagaimana kabar kalian.... "
Tiba-tiba datang seorang laki-lak tua yang pendek dari luar, dengan sangat kencang laki-laki itu memukul pintu kelas sambil bersenandung menanyakan kabar.
Sontak itu membuat para murid terkejut, bahkan Johan dan Steven hampir keceplosan berkata kasar.
Tiba-tiba datang seorang laki-lak tua yang pendek dari luar, dengan sangat kencang laki-laki itu memukul pintu kelas sambil bersenandung menanyakan kabar.
Sontak itu membuat para murid terkejut, bahkan Johan dan Steven hampir keceplosan berkata kasar.
"Hampir aja gue keceplosan ngomong kasar cok! " Ucap Steven yang kesal
"Sama Pen gue juga, tapi itu guru matematika kita kan yak? " Tanya Johan sambil menunjuk ke arah laki-laki itu.
"Eh, iya kah? Bener njir, itu guru matematika kita! " Balas Steven yang terkejut melihat laki-laki itu ternyata guru matematika yang tadi sedang mereka omongin.
"Hehh, udah pen diem biar kita gak di incer ama tuh guru. " Ucap Johan sambil menyuruh Steven diem.
Steven pun langsung duduk rapih di kursinya, sambil sedikit menutupinya wajahnya dengan buku miliknya.
"Hehh... Kok gak ada yang jawab salam bapak sih! " Ucap Pak guru itu sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Selamat pagi pak, kabar kami baik semua kok!" Jawab semua murid dengan suara yang kencang.
"Nah begitu dong! Bapak mulai ya pelajaran nya. " Ucap Pak guru itu sambil mengambil spidol dan mulai menulisnya di papan tulis.
"Iya pak! " Jawab serentak para murid.
Pelajaran pun di mulai, selama pelajaran pak guru itu selalu menjelaskan materi dengan candaannya. Para murid pun terlihat sangat terhibur dengan candaan guru itu. Tapi, hanya Johan dan Steven yang tidak terlalu menyukai candaan itu, dan mereka juga masih takut jika guru itu menyebut nama mereka berdua.
'TRIING! '
Bel waktu jam istirahat pun berbunyi, para murid langsung banyak yang keluar kelas untuk ke kantin, dan ada juga yang tidak keluar kelas karena mereka membawa bekal seperti Johan, tapi ada beberapa murid juga yang hanya bermain game di Handphone mereka.
"Woi, Pen untung aja tadi nama kita gak di panggil. " Ucap Johan sambil menepuk pundak Steven.
"Hahaha, iya njir, padahal gue ketakutan dari udah tadi. " Jawab Steven sambil tertawa kecil.
"Makan yuk Pen, lu bawa bekal gak? " Ucap Johan sambil mengambil bekal nya di dalam tas dan mengajak Steven untuk makan bersama.
"Yahh... Gue gak bawa bekal, Jo. Lu kan tau sendiri gw dari dulu jarang bawa bekal. " Jawab Steven.
"Hahaha, iya baru inget gue, yaudah ayok ke kantin bareng gue sekalian mau beli minum" Balas Johan sambil menaruh bekal nya di atas meja dan berdiri.
'Yaudah ayok! " Jawab Steven sambil berdiri dari duduknya.
Johan dan Steven pun pergi bersama ke kantin, sesampainya di kantin mereka langsung di buat terkejut dengan keadaan kantin yang sudah sangat ramai.
"Bangsat Pen, nih kantin dari dulu rame banget. " Ucap Johan yang terkejut.
Iya anjing, gue juga heran padahal bel istirahat baru aja bunyi, tapi ini kantin udah rame banget. " Jawab Steven yang juga terkejut.
"Udahlah terobos aja! " Teriak Johan sambil berjalan ke arah keramaian
"Hohoho, gue suka nyali lu, Jo! " Balas Steven sambil bejalan mengikuti Johan.
Mereka berdua pun dengan berani masuk ke kerumunan orang-orang kelaparan itu. Steven dan Johan pun sampai di stand yang menjual makanan.
"Pen, cepet pesan makanannya! Dada gue udah sesek nih! " Teriak Johan yang ada di belakang Steven.
"Iya, ini gue udh pesen tinggal nunggu makanannya siap! " Jawab Steven.
"Nak, ini makanannya ya... " Ucap Ibu-ibu penjual kantin dengan lembut.
"Okeh! Makasih bu! " Jawab Steven sambil mengambil makanannya dengan cepat. "Jo ayok cepet kita ke kelas! " Teriak Steven sambil menarik baju Johan.
"Iya, tapi gak usah di tarik juga baju gue nya bangsat! " Balas Johan yang kesal karena bajunya di tarik oleh Steven.
"Bodoamat ini biar cepet! " Jawab Steven sambil menarik Johan dan membawanya ke luar dari kerumunan itu.
Steven dengan cepat langsung berlari keluar dari kerumunan itu, dia sangat lincah padahal sedang membawa makanan dan juga menarik Johan.
"Hahaha, akhirnya kita keluar! " Ucap Steven sambil tertawa.
"Ahhh, syukur deh... Gue gak nabrak orang tadi. " Gumam Johan sambil mengelus dada nya. " Lepasin gue setan! "Teriak Johan sambil menepuk tangan Steven.
Steven pun langsung melepaskan tangannya dari baju Johan. " Karna gue kita jadi cepet keluar dari situ. " Jawab Steven sambil tersenyum bangga.
"Matamu! Udah ayok ke kelas! " Teriak Johan yang kesal
"Eh iya, katanya tadi elu mau beli minum, Jo? " Tanya Steven sambil tersenyum.
"Udah gak mood gue gara-gara lu! Ayok ah, ke kelas gue laper! " Jawab Johan sambil berjalan duluan meninggalkan Steven.
"Ehhh... Jangan tinggalin gue dong! " Balas Steven sambil berjalan menyusul Johan.
Saat Johan dan Steven sedang menaiki tangga untuk ke kelasnya, mereka berdua bertemu dengan teman kelas mereka saat kelas 7.
"Eh, Fahar Ya?! " Teriak Steven dan Johan sambil menunjuk.
"Eh, Johan, Steven!" Balas Fahar sambil menunjuk juga ke Johan dan Steven.
"Hahaha, gila udah lama kita gak ketemu! " Ucap Johan sambil tertawa senang.
"Hahaha, iya nih, lu berdua gak berubah-ubah yak!" Jawab Fahar.
"Sama dah kek elu, dari dulu tetep aja item. " Balas Steven sambil mengejek Fahar.
"Sialan lu Pen, mulut lu gak di sekolahin ya setan! " Ucap Fahar yang kesal karena di ejek Steven.
"Ssstt! Baru ketemu udah ribut aja lu berdua." Ucap Johan sambil menyuruh mereka berdua untuk tidak ribut. "Lu mau ke kantin kah har? " Lanjutnya sambil bertanya.
"Iya dong! Gue duluan yak udah laper parah nih. " Jawab Fahar sambil berjalan turun ke bawah.
"Iya, Har, gue juga ama Steven duluan ya. " Balas Johan sambil berjalan ke atas bersama Steven.
Sesampainya di kelas Johan dan Steven langsung menyantap bersama makanan mereka.
"Hahaha, gak nyangka gw bakal ketemu Fahar di tangga tadi. " Ucap Steven yang sedang makan.
"Iya, sama gue juga, tapi gue belum ketemu ama temen-temen yang lain deh. " Jawab Johan yang sedang makan juga.
"Iya ya, tadi di kantin yang gue liat cuman adek kelas doang, ada sih yang seangkatan sama kita yang gue liat, cuman gue gak kenal dia. " Balas Steven.
"Hahaha, udahlah paling nanti juga ketemu. " Ucap Johan sambil makan.
Setelah makanan mereka habis, bel masuk pun berbunyi dan para murid langsung masuk lagi ke kelas nya masing-masing untuk melanjutkan pelajaran.
Sisa dua mata pelajaran lagi sebelum pulang, karena masih awal masuk sekolah setelah pandemi jadwal pulang sekolah pun menjadi cepat untuk seminggu pertama.
'TRIING! '
Steven dan Johan pun keluar dari kelas itu barengan sambil mengobrol santai di jalan.
"Oh iya, Jo, kita dari tadi di kelas cuman berduaan doang loh. " Ucap Steven.
"Terus kenapa? Emang salah? " Tanya Johan yang bingung.
"Ya kan, ini kelas rame gak kita berdua doang masa kita gak main ama yang lain. " Jawab Steven sambil menepuk kepala Johan
"Iya sih, tapi gue malu Pen ajak ngomong mereka takut di kira sok asik. " Ucap Johan
"Penakut lu, yaudah besok kita ajak ngobrol aja bodoamat mau di kira sok asik. " Balas Steven dengan percaya diri.
'Yaudah, tapi elu ya nanti yang pertama ngajak ngobrol. " Ucap Johan sambil menunjuk ke Steven.
Iya, santai nanti gue yang pertama ajak ngobrol, yang penting elu ikut. " Balas Steven sambil tersenyum.
Enggak kerasa mereka berdua udah ada di luar gerbang sekolah.
"Hahaha, nah gitu dong. Gue pulang duluan ya Pen." Ucap Johan sambil berjalan ke arah rumah.
"Iyo, hati-hati, Jo. " Balas Steven sambil melambai tangannya ke Johan
Selasa, 4 Januari
'TRINGG! '
Hari kedua Johan bersekolah lagi, kali ini dia tidak terlambat karena sudah memasang alarm yang sangat banyak di kamarnya.
Johan pun langsung bergegas mandi, setelah mandi Johan langsung mengeringkan tubuhnya dan langsung memakai seragam sekolahnya.
"Hmmm... Hari ini kan hari selasa bearti pakai seragam putih biru lagi ya." Ucap Johan sambil memakai seragamnya.
"Jo, ayo cepat sarapan. " Ucap mama Johan yang sudah menyiapkan sarapan untuknya.
"Iya ma sebentar!" Ucap Johan yang baru saja selesai memakai seragamnya. Ia pun langsung berjalan menuju meja makan, di meja makan sudah ada keempat saudara yang juga sedang sarapan.
"Lama banget lu, Jo. " Ucap David abang sepupu Johan yang sudah sedang sarapan.
"Hehehe, tadi kan gue berak dulu, bang. " Jawab Johan sambil tertawa kecil.
"Sssttt, Johan gak boleh ngomong gitu di depan makanan. " Ucap mama Johan yang sedang menaruh sarapan Johan di meja.
"Eh, iya maaf ma. " Balas Johan sambil duduk di kursinya.
"Haduh... Sudah sarapannya di makan dulu. " Ucap Mama Johan.
Johan pun langsung menyantap sarapannya, setelah selesai sarapan ia pun langsung memakai sepatunya dan bersiap untuk berangkat sekolah.
"Ma, aku berangkat sekolah dulu yah! " Teriak Johan yang sudah ada di luar.
"Iya hati-hati ya, sekolah yang bener jangan bandel! " Balas mama Johan yang sedang di dapur.
Ia pun langsung naik ke boncengan dan seperti biasa David yang menyetirnya.
Sesampainya di sekolah Johan pun langsung berjalan ke kelasnya, tapi saat dia masuk ke dalam kelas ia di buat terkejut, karena Steven yang dari dulu sering datang terlambat tiba-tiba sudah duduk di dalam kelas.
"Anjir pen lu tumben udah sampe duluan aja. " Ucap Johan sambil menaruh tas nya di tempat duduknya.
"Hahaha, ini gue belum tidur Jo makanya bisa datang awal. " Jawab Steven yang sedang ngantuk.
"Lah, lu kenapa gak tidur emang Lu di usir kah? " Tanya Johan yang bingung.
"Ya enggak lah gila aja lo. " Balas Steven yang kesal karena perkataan Johan.
"Terus kenapa woi? " Tanya Johan
Jadi nih ya... Tadi malem tuh emak gue lembur di tempat kerjanya sampe subuh, nah gara-gara itu adek-adek gue pada nangis nyariin emak gue. Ya mau gak mau kan, jadi gue yang harus nemenin mereka sampe tenang terus mereka tidur. " Jawab Steven yang sudah ngantuk berat.
"Gila salut sih gue sama lu pen, yaudah sekarang lu mending tidur nanti kalau gurunya dateng gue bangunin. " Ucap Johan sambil menyuruh Steven untuk tidur.
"Lu emang sahabat sejati gue sih Jo. Yaudah gue tidur dulu yak! " Balas Steven sambil tersenyum senang.
"Bentar pen jangan tidur dulu, kemaren kata lo kita mau ngajak ngobrol temen sekelas yang lain jadi kah? " Tanya Johan sambil menatap ke Steven.
"Iya jadi, nanti aja kita omongin lagi. Dah, yak, gue mau tidur. " Jawab Steven yang langsung tertidur.
Setelah Steven tidur, Johan yang bosan pun jalan ke luar dari kelas, ia berdiri santai di Koridor sambil melihat-lihat siswa yang baru datang dan menunggu bel masuk berbunyi.
Saat dia sedang bersantai, tiba-tiba Johan melihat Annisa temen perempuan yang udah ia sukai sejak awal masuk SMP.
"ANNISA! " Batin Johan yang berteriak saat melihat Annisa keluar dari kelas. Ia pun langsung bersembunyi di balik tembok yang ada di dekatnya.
"Annisa kelasnya di samping kelas gw ternyata! Ini kayaknya keberuntungan setahun sekali gue langsung ke pake! " Gumam Johan yang sangat kelasnya samping-sampingan dengan Annisa.
Annisa adalah gadis cantik berkerudung yang memiliki sifat yang sangat baik ke semua orang, ia memiliki banyak bakat seperti menyanyi dan memasak dan masih banyak lagi. Tetapi Annisa tidak pernah sombong akan bakat yang dia punya, ia selalu mau bergaul ke semua orang dan juga ramah. Annisa juga adalah orang yang sangat taat kepada agamanya yaitu Muslim.
"Gila ini jantung gue berdetak kencang banget!" Gumam Johan sambil memegang dada nya sendiri.
"Hahaha, iya ya gak kerasa kita udah kelas 9 aja. " Ucap Annisa yang sedang mengobrol bersama temannya.
Annisa berjalan mendekat ke arah Johan, sontak Johan pun langsung panik.
"Eh, gimana ini, Nisa malah jalan ke sini! " Gumam Johan yang panik melihat Nisa berjalan ke arahnya. "Ssst! Tenangkan diri mu Johan! Kau kali ini harus menyapa Nisa dan jangan malah menghiraukan nya seperti dulu lagi! " Lanjut Johan sambil menepuk kedua pipinya.
Annisa pun sekarang sudah berjalan di persis di depan Johan, ia melirik Johan yang ada di sampingnya.
Seketika tubuh Johan langsung mematung saat di lihat oleh Annisa, mulutnya yang tadi ingin sekali menyapa Annisa tiba-tiba seperti terkunci dan tidak bisa mengeluarkan kalimat apapun.
Setelah Annisa berjalan melewati Johan, tubuh Johan pun langsung bisa di gerakan lagi.
"Kenapa gue selalu aja begini kalau ketemu Nisa! " Ucap Johan yang kesal. "Pasti dia ngira gue sombong, padahal ini gara-gara gue gugup! " Lanjut Johan sambil menjambak rambutnya.
'TRINGG! '
Bel masuk pun berbunyi, Johan yang mendengarnya langsung berjalan ke kelas dengan cepat.
Johan pun langsung duduk di bangkunya dan membangunkan Steven juga.
"Pen... Bangun Pen... " Ucap Johan yang membangunkan Steven sambil menggoyangkan tubuhnya.
"Hah? Udah ada guru kah, Jo? " Tanya Steven yang masih setengah sadar.
"Enggak kok Pen, cuman udah bell masuk aja." Jawab Johan sambil tersenyum.
"Terus lu ngapain bangunin gue bego! Dah, ah, gw mau lanjut tidur lagi! " Teriak Steven yang kesal sambil mendorong Johan.
"Ehhh! Bentar Pen, gue bangunin gara-gara gue mau ceritain sesuatu. " Ucap Johan sambil menahan Steven untuk tidur lagi.
"Hah? Ntaran aja udah pas istirahat! " Jawab Steven yang sudah ingin lanjut tidur lagi.
"Ya, elah, kalau nanti saat pasti mood gue udh ilang pen. Udah dengerin dulu gue mau ngomong." Balas Johan sambil membujuk Steven untuk mendengarkannya.
"Yaudah, yaudah, tapi cepetan yak gue mau lanjut tidur lagi selagi guru belum dateng. " Ucap Steven yang mengiyakannya.
"Nah gitu dong Pen, lu baru sahabat gue. Hahaha. Jadi nih ya Pen, tadi kan pas lu lagi tidur gue keluar kelas tuh, nah pas di gue keluar tiba-tiba Nisa keluar dari kelasnya.
"Loh? Nisa yang lu suka itu dari kelas 7? " Tanya Steven yang langsung menatap ke Johan
"Iya pen, Nisa juga ternyata kelasnya di samping kelas kita. " Jawab Johan sambil menunjukkan ke luar.
"Gila ini baru seru, terus-terus gimana kelanjutannya? " Tanya Steven dengan wajah yang serius.
Johan pun langsung menceritakan semua kejadian tadi saat ia bertemu dengan Nisa di Koridor sekolah.
"Nah, Lu ada tips gak Pen cara ngilangin rasa gugup gitu? Biar nanti pas ketemu sama Annisa gue bisa nyapa dia. " Tanya Johan yang meminta saran ke Steven.
"Hmmm... Kalau saran dari gue sih ya, lu harus banyak-banyakin berdoa sih Jo. " Jawab Steven sambil tersenyum ke Johan
"Tcih, enggak ada hubungannya anjing! Lagian kan gue sama dia beda agama emang bisa ke sampe doa gue?! " Balas Johan yang kesal.
"Ya, namanya juga nyoba Jo. Lagian lu minta saran ke orang jomblo kayak gue, ya gue gak tau lah anjing! " Ucap Steven yang juga ikut kesal.
Udah kan ceritanya? Gue mau lanjut tidur lagi, nanti tolong bangunin ye. " Ucap Steven yang ingin tidur lagi.
"Iya, iya, nanti gue bangunin. " Balas Johan.
Baru saja Steven ingin tidur, tiba-tiba datang Bu guru, ia langsung menyapa dengan senyum yang ramah.
"Selamat pagi semuanya! Gimana nih kabar kalian?" Tanya guru itu dengan ramah.
"Baik bu! " Jawab semua siswa di dalam kelas itu.
"Tai kucing! Baru aja gue mau lanjut tidur lagi!" Ucap Steven yang kesal sambil memukul pelan ke mejanya.
"Hahaha, lagian udah sih kan tadi lu juga udh tidur. " Balas Johan sambil menertawai Steven.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!