Cklek
Pintu sebuah kamar terbuka, terlihat seorang pria dengan setelan kantornya memasuki kamar, dengan sebelah tangan yang mencoba melepaskan dasi.
Dengan pakaian yang belum di ganti, dan sepatu yang masih terpakai. Pria tersebut langsung menjatuhkan badannya di atas tempat tidur, dengan mata yang langsung tertutup. Mencoba untuk tidur melepaskan rasa lelah setelah seharian bekerja di kantor.
Rasanya belum lama si pria menutup mata, tiba-tiba terdengar kembali suara pintu kamar nya terbuka.
Cklek
"Eh, om sudah pulang..."
Seorang perempuan muda masuk kedalam kamar.
Mendengar ada seseorang yang memanggilnya, si pria membuka matanya kembali dengan perlahan-lahan. Dan mencoba untuk menyesuaikan kembali pencahayaan dalam kamar, karna walaupun baru sebentar menutup mata, pria itu sempat tertidur. Walaupun belum pulas.
Terlihat kini di hadapannya berdiri seorang perempuan dengan memakai daster terusan panjang sampai mata kaki tersenyum padanya.
"Om Adit, kalau masuk ke rumah tuh di lepas sepatunya... Aku capek tau masa harus ngepel lagi!" Gerutu perempuan tersebut kepada pria yang di panggilnya om Adit.
Tiba-tiba, perempuan yang berdiri di hadapannya itu berjongkok dan memegangi pergelangan kakinya, dengan sangat lembutnya perempuan itu melepaskan sepatu yang masih di pakainya. Dan menyimpannya ke samping pintu.
"Om Adit, mau Lisa buatkan makan?" Tanya perempuan yang bernama Lisa tersebut.
Adit menghela nafasnya dan mencoba mengubah posisinya, duduk di tepian tempat tidur.
Adit menatap Lisa yang kini sedang berdiri di samping pintu kamar. Lisa yang di tatap oleh Adit membalas tatapannya, hingga tatapan keduanya terkunci untuk beberapa saat.
"Lisa, boleh tidak kamu memanggil saya Adit... Atau Aditia saja. Tidak memakai kata om, karna saya tidak suka di panggil seperti itu..." Jelas Aditia.
Lisa tersenyum, dengan sebelah tangan yang sudah memegang knock pintu. Lisa mengatakan pada Aditia bahwa panggilan om itu memang pantas Aditia dapatkan darinya.
"Kalau di panggil kakak, itu malah lebih tidak pantas lagi... Umur kita berbeda jauh, dan memang pantasnya di panggil om saja."
Setelah mengucapkan perkataan tersebut, Lisa membuka pintu dan keluar dari kamar. Dengan suara tawa geli yang mengiringi perginya di balik pintu yang tertutup secara perlahan.
Sedangkan Aditia, dia tersenyum sendiri melihat kepergian Lisa. Yang merupakan istrinya sendiri setelah di hari kemarin kedunya resmi melangsungkan pernikahan.
...***...
Aditia Narendra, seorang pria yang berusia 27 tahun dan seorang pengusaha muda yang di tahun ini namanya sedang naik daun, setelah dirinya berhasil mendapatkan Proyek Mega Bintang. Dimana Proyek tersebut menjadi salahsatu dari tiga gedung pencakar langit tertinggi dan termegah di Asia sekaligus masuk kedalam 10 pembangunan gedung termahal di Asia.
Di usia nya yang masih muda, layaknya seorang bos pada umumnya. Hidup Aditia di penuhi oleh harta, dan apapun yang di inginkan olehnya jika itu dapat di beli dengan uang. Aditia dapat dengan mudah mendapatkan hal tersebut.
Nama Aditia belakangan ini selalu jadi perbicangan hangat dengan Proyek-proyek besar yang berhasil didapatkan nya. Dirinya begitu terkenal, dan di hormati oleh banyak pihak. Dan tentu saja dimana ada yang suka, tentu saja akan ada juga orang yang membenci dan iri padanya.
Seperti apa yang baru dia alami di tiga hari kebelakang.
Aditia saat itu datang kepada salahsatu acara dari Pebisnis lain, yang merupakan Kolega kerjanya juga.
Pesta yang sangat megah itu berlangsung dengan penuh kehangatan, dan semua orang yang turut menjadi tamu undangan begitu menikmati pesta besar tersebut.
Hingga di tengah acara pesta sedang berlangsung ada seorang pria yang mengantarkan minuman padanya. Dan mengatakan bahwa minuman tersebut di buatkan secara spesial untuknya, dari orang spesial yang tidak ingin di sebutkan namanya.
Di tengah suasana yang semuanya sedang bersenang-senang tentu saja Aditia menerima minuman tersebut, tanpa menaruh rasa curiga kepada siapapun itu yang telah memberinya minuman yang di katakan spesial tersebut.
Aditia meneguk minuman berwarna gold bening tersebut dengan sekali tegukan. Dan tidak lama setelah meminum nya, Aditia yang sedang mengobrol dengan para rekan bisnisnya yang lain tiba-tiba merasa kepalanya sedikit pusing, dan pandangan matanya perlahan memudar. Beberapa kali Aditia mengedipkan matanya, dan pandangannya malah semakin kabur. Hingga tidak berselang lama, Aditia tidak ingat apa-apa lagi setelah itu.
...***...
Selang satu hari setelah kejadian tersebut banyak bermunculan berita-berita di media sosial tentang Aditia. Yang pada setiap Artikelnya terdapat foto dirinya berada di dalam sebuah kamar dengan seorang perempuan.
Aditia yang pada hari itu memang belum mengetahui apapun tentang pemberitaan dirinya bersikap biasa saja, pergi ke kantor dan bekerja seperti biasanya.
Hingga pada siang hari mulai bermunculan hal-hal yang janggal baginya, dimana beberapa rekan kerjasama nya tiba-tiba memutus kontrak kerjasama secara sepihak.
Dan setiap orang yang di tanya tentang apa alasan dari pemutusan kontrak kerjsama tersebut apa, Aditia selalu mendapatkan jawaban yang sama. Yaitu tidak ingin memiliki hubungan apapun, apalagi sebagai rekan bisnis dengan orang yang mempunyai skandal.
Kehidupan Aditia memang terlalu sibuk dengan banyaknya proposal dan berkas-berkas penting yang setiap hari pasti ada saja berkas baru yang harus di periksa olehnya, dan itu tidak sedikit. Hingga membuatnya tidak terlalu tahu menahu tentang apa yang sedang terjadi di dunia luar.
Dan tibalah, pada sore hari. Dimana Aditia akhirnya mengetahui pemberitaan dirinya yang sedang beredar di media online dari Jo dan Nathan. Dua orang kepercayaannya.
Melihat pemberitaan tentang dirinya, dan beberapa foto-foto skandalnya dengan seorang perempuan yang entah siapa Aditia sendiripun tidak mengenalinya sama sekali tentu saja membuatnya emosi. Sekaligus itu menjadi jawaban atas beberapa pemutusan kontrak kerjasama yang baru di alaminya siang ini.
Dengan cepat Aditia memberi perintah langsung kepada Jo dan Nathan, untuk segera menyelidiki artikel yang terkait dengan dirinya tersebut. Untuk menghapus dan mencaritahu dengan apa yang sebenarnya terjadi, karna Aditia benar-benar tidak mengetahuinya. Karna saat dia tidak sadar diri pun malam itu, Aditia terbangun masih di sofa yang sama. Dimana dia terakhir kali mengobrol dengan rekan-rekan bisnisnya.
...***...
Jo dan Nathan bekerja dengan cepat, dan hasilnya sesuai dengan apa yang Aditia inginkan.
Semua media online yang menerbitkan artikel tentang skandal dirinya menarik dan menghapus artikel tersebut. Hingga kini tidak ada lagi pemberitaan tentang dirinya di media sosial.
Namun pada malam itu ada satu hal yang masih belum terungkap. Yaitu sosok yang menyebarkan foto-foto dirinya kepada media berita online, dan perempuan yang bersama dengannya dalam foto. Aditia belum mengetahui itu, dan masih tetap di caritahu oleh Jo dan Nathan.
Di esok harinya, tepatnya satu hari sebelum Aditia melangsungkan acara pernikahannya. Dia mendapatkan satu kabar baik lagi dari Jo dan Nathan, yang berhasil mengetahui Identitas si perempuan yang ada dalam foto.
Tidak ingin menunda waktu lagi, dan ingin segera menyelesaikan permasalahan yang sebetulnya dirinya sendiripun tidak tahu apa-apa. Aditia langsung memberi tugas pada Jo untuk membawa perempuan itu kehadapan nya.
Hanya beselang 60 menit dari Jo yang berangkat ke alamat itu, tidak lama pintu ruangan nya terbuka. Dan masuklah Jo bersama dengan perempuan yang sedang di tunggu-tunggu olehnya itu.
Aditia tersenyum menyambut kedatangan orang yang di tunggu-tunggu olehnya tersebut. Aditia sangat memperlakukan tamunya tersebut dengan sangat baik dan ramah.
Hingga tiba lah pada pembicaraan dimana inti dari pertemuan ini di bahas.
Beberapa pertanyaan mulai Aditia ajukan pada perempuan yang mengenalkan dirinya bernama Lisa tersebut, dari siapa dia, bekerja dimana dan tidak lupa Aditia memperlihatkan sisa foto-foto yang tersebar padanya juga.
Hal yang aneh mulai terjadi disini, di saat Aditia memperlihatkan foto. Perempuan bernama Lisa itu membelalakan matanya dan menutup mulut, karna kaget melihat dirinya yang ada di atas tempat tidur dengan seorang pria yang kini ada di hadapannya.
Lisa mulai emosi. Bukan nya menjawab setiap pertanyaan yang Aditia ajukan, Lisa malah memberi tamparan yang sangat keras pada Aditia sambil menangis.
Dan hal itu membuat Aditia kebingungan.
Karna pada awalnya Aditia mengira mungkin Lisa adalah salahsatu orang dari mereka yang menjatuhkan karirnya. Dan mengira bahwa di malam itu Lisa adalah orang suruhan mereka, yang entah siapa mereka itu Aditia belum mengetahuinya.
Ternyata semuanya salah. Apa yang Aditia dan kedua orang kepercayaannya sangka itu salah besar. Karna Lisa hanyalah seorang perempuan yang baru berusia 18 tahun dan masih duduk di bangku SMA.
Dan untuk pemberitaan yang menyangkutkan fotonya tersebut Lisa tidak tahu apa-apa, karna memang di saat hari kejadian Lisa mengaku dia sedang berada di salahsatu rumah sahabatnya dan malam itu memang menginap disana.
Ini aneh dan tidak masuk akal.
...***...
Hari telah berganti. Aditia bersama Jo dan Nathan merasa semua yang kemarin di bicarakan dengan Lisa itu tidak masuk akal, dan sepertinya Lisa berbohong.
Pembicaraan di hari kemarinpun tidak selesai, karna Lisa yang terlanjur emosi langsung keluar dari ruangan Aditia tidak lama setelah dia menamparnya.
Di waktu yang masih bisa di bilang pagi hari, pintu ruangan Aditia tiba-tiba ada yang mengetuk dari luar.
Jo berjalan ke arah pintu dan membukanya, untuk melihat siapa yang datang. Dan terlihatlah saat pintu di buka ada seorang perempuan lengkap dengan seragam SMA nya berdiri dengan wajah sembabnya. Lisa.
Aditia yang melihat Lisa datang ke kantornya pagi-pagi menyambutnya kembali. Karna ada alasan yang membuatnya tetap harus berbuat baik pada Lisa, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, karna apa yang di sampaikan Lisa kemarin tidak masuk akal.
"Kamu! Harus menikahiku!" Itulah satu kata yang di ucapkan Lisa ketika dia berhadapan dengan Aditia.
Aditia, Jo dan Nathan sama-sama kaget mendengar permintaan dari Lisa. Ketiga nya langsung terdiam dan tidak tahu harus berbicara apa di hadapan gadis yang masih sekolah itu.
Hingga selang beberapa menit, Aditia tersenyum dan langsung menyanggupi permintaan dari Lisa tanpa bertanya apa-apa lagi.
...***...
Sore hari, di hari yang sama dimana Lisa minta untuk di nikahi. Aditia datang ke rumah Lisa, dengan dirinya sendiri yang seharian ini telah menangis di kantor Aditia.
Sampainya di dalam rumah hal yang pertama Aditia dapatkan adalah tatapan tajam dari ibu Lisa. Karna Lisa pulang ke rumah dalam keadaan mata sembab, dan masih ada beberapa bulir airmata yang menetes dari kelopak matanya.
Aditia hanya dapat diam saja saat itu. Hingga dirinya mendapat kesempatan untuk berbicara, dan dia pun menjelaskan semuanya secara detail.
Mendengar apa yang Aditia sampaikan tentu saja ibu Lisa menangis merasa tidak percaya bahwa anak gadisnya telah berbuat hal seperti itu.
Melihat ibunya menangis, tangisan Lisa kembali pecah. Dia bersimpuh di hadapan ibunya sambil meminta maaf, karna dia sendiripun memang tidak mengetahui apa-apa, tentang yang sedang terjadi saat ini.
Hingga 10 menit berlalu, setelah Aditia membantu Lisa berbicara dan menjelaskan semuanya. Akhirnya ibu Lisa memberi restu kepada keduanya untuk menikah secara agama. Dan di langsungkan sore itu juga.
...***...
Satu hari setelah hari pernikahan Aditia dan Lisa langsung pindah, kerumah yang selama ini telah Aditia tinggali sendiri.
Aditia kini merasa telah terbebas dari masalahnya, karna kalau masih ada pemberitaan tentang dirinya dengan perempuan itu. Aditia bisa langsung menunjukan Lisa kepada publik sebagai istrinya. Dan tidak perlu takut karir nya akan hancur.
Begitupun dengan Lisa. Sebelum dia pergi kembali ke kantor Aditia dan meminta nya di nikahi, Lisa sempat menceritakan permasalahan nya ini kepada sahabatnya yang tidak lain adalah orang yang bersamanya dimalam berita skandal Aditia tersebar.
Lisa menceritakan semuanya secara detail kepada sahabatnya tersebut. Dan setelah selesai bercerita, hanya satu hal saja yang di katakan oleh sahabatnya. Yaitu menikah. Dan itulah yang mendorong Lisa untuk datang ke kantor dan menemui Aditia. Walaupun kebingungan dengan apa yang sedang terjadi, di sisi lain jika memang benar itu terjadi, Lisa takut dirinya hamil.
Tapi saat ini. Tidak ada yang perlu di takutkan lagi oleh keduanya.
...***...
Cklek
Pintu kamar terbuka, terlihat Aditia dengan setelan kantornya memasuki kamar, dengan sebelah tangan yang mencoba melepaskan dasi.
Dengan pakaian yang belum di ganti, dan sepatu yang masih terpakai. Aditia langsung menjatuhkan badannya di atas tempat tidur, dengan mata yang langsung tertutup. Mencoba untuk tidur melepaskan rasa lelah setelah seharian bekerja di kantor.
Rasanya belum lama Aditia menutup mata, tiba-tiba terdengar kembali suara pintu kamar nya terbuka.
Cklek
"Eh, om sudah pulang..."
Sapa Lisa masuk kedalam kamar.
Mendengar ada seseorang yang memanggilnya, Aditia membuka matanya kembali dengan perlahan-lahan. Dan mencoba untuk menyesuaikan kembali pencahayaan dalam kamar, karna walaupun baru sebentar menutup mata, Aditia sempat tertidur. Walaupun belum pulas.
Terlihat kini di hadapannya Lisa berdiri dengan memakai daster terusan panjang sampai mata kaki tersenyum padanya.
"Om Adit, kalau masuk ke rumah tuh di lepas sepatunya... Aku capek tau masa harus ngepel lagi!" Gerutu Lisa kepada Aditia.
Tiba-tiba, Lisa yang berdiri di hadapannya itu berjongkok dan memegangi pergelangan kakinya, dengan sangat lembutnya Lisa melepaskan sepatu yang masih di pakainya. Dan menyimpannya ke samping pintu.
"Om Adit, mau Lisa buatkan makan?" Tanya Lisa.
Aditia menghela nafasnya dan mencoba mengubah posisinya, duduk di tepian tempat tidur.
Aditia menatap Lisa yang kini sedang berdiri di samping pintu kamar. Lisa yang di tatap oleh Adit membalas tatapannya, hingga tatapan keduanya terkunci untuk beberapa saat.
"Lisa, boleh tidak kamu memanggil saya Adit... Atau Aditia saja. Tidak memakai kata om, karna saya tidak suka di panggil seperti itu..." Jelas Aditia.
Lisa tersenyum, dengan sebelah tangan yang sudah memegang knock pintu. Lisa mengatakan pada Aditia bahwa panggilan om itu memang pantas Aditia dapatkan darinya.
"Kalau di panggil kakak, itu malah lebih tidak pantas lagi... Umur kita berbeda jauh, dan memang pantasnya di panggil om saja."
Setelah mengucapkan perkataan tersebut, Lisa membuka pintu dan keluar dari kamar. Dengan suara tawa geli yang mengiringi perginya di balik pintu yang tertutup secara perlahan.
Sedangkan Aditia, dia tersenyum sendiri melihat kepergian Lisa.
Hari ini adalah satu minggu pertama bagi Aditia dengan status barunya sebagai seorang suami. Begitupun dengan Lisa, ini merupakan satu minggu pertamanya dengan status istri.
Tidak ada yang istimewa dari perubahan status keduanya, keseharian Aditia tetap dengan segala aktivitas kantornya. Dan Lisa dengan kegiatan sekolahnya.
Walaupun Aditia dan Lisa tinggal dalam satu atap dan satu kamar, hubungan kedua nya tidak sampai sejauh layaknya pasangan suami istri. Bahkan dari hari dimana dia resmi menjadi seorang suami, Aditia belum menyentuh dan memberi Lisa nafkah batin hingga saat ini.
Ada berbagai macam alasan yang masuk dan tidak masuk di akal, dengan Aditia yang sebenarnya sudah sah dan halal untuk menyentuh istrinya, namun belum dia lakukan.
Hal pertama, Aditia belum mengenal penuh Lisa karna memang sebelum menikahpun keduanya tidak saling mengenal. Dan yang kedua, Aditia tidak ingin mengganggu kegiatan sekolah Lisa yang kini tinggal sebentar lagi istrinya tersebut akan lulus.
Dan dalam hati kecil Aditia, ada satu alasan yang benar-benar mengganjal hatinya hingga sampai saat ini. Aditia ingin melihat apakah Lisa saat ini sedang hamil atau tidak, mengingat kejadian di malam skandal itu keduanya berada dalam tempat tidur yang sama dengan tubuh polos setengah tertutup selimut.
Tapi ada satu hal yang benar-benar Aditia tepati kepada Lisa dan keluarganya.
Aditia memberi Lisa nafkah lahir, dan memenuhi semua kebutuhan istrinya tersebut. Bahkan untuk saat ini, di rumahnya pun, Aditia sudah memakai jasa asisten rumah tangga. Karna sudah seminggu ini juga Aditia lebih sering makan di rumah di bandingkan di kantor.
"Lisa, terima ini... Beli lah apapun yang kamu inginkan, uang dalam kartu debbit ini pasti akan cukup. Kalaupun kurang, kamu bisa meminta nya lagi padaku." Tutur Aditia sembari memberikan satu kartu debbitnya kepada Lisa, yang kini keduanya sedang berada di ruang makan.
Lisa menatap kartu yang Aditia pegang di tangannya, dan mengerjapkan matanya berkali-kali tanpa berbicara sepatah katapun.
Aditia yang melihat tingkah Lisa mengerutkan keningnya heran, karna kenapa istrinya itu tidak langsung menerima dan hanya menatapnya saja.
"Ada apa?" Tanya Aditia.
"Om.. Ini kan setiap hari om ngasih uang cash sama aku, dan uang itu lebih dari cukup untuk jajan di sekolahku om." Tutur Lisa dengan polosnya.
Aditia menarik nafasnya dalam-dalam dan mengatakan kepada Lisa bahwa kartu debbit ini untuk membeli segala sesuatu kebutuhan Lisa, seperti perlengkapan make up dan skincare nya. Juga yang lain-lain, Lisa dapat menggunakan kartu ini untuk apapun yang dia mau.
Walaupun sudah di jelaskan oleh Aditia, Lisa tetap tidak menerimanya. Karna uang yang Aditia berikan pun lebih dari cukup bagi dirinya kalau hanya untuk membeli perlengkapan make up saja.
Dan memang Lisa tidak memakai terlalu macam-macam alat makeup. Itupun jarang sekali, karna statusnya yang masih sekolah dan Lisa memang tidak terbiasa.
"Ambil saja, ini hakmu. Dan kamu berhak menerima nafkah dari aku, suamimu..." Jelas Aditia.
Akhirnya Lisa menerima kartu tersebut, dan memasukan nya kedalam tas dengan asal-asalan.
...***...
Sudah satu minggu ini Aditia, Jo dan Nathan terus follow up kasus skandalnya di minggu kemarin, yang hingga hari ini juga Aditia belum mengetahui siapa dalang dibalik semuanya.
"Jo, apa kau menemukan orang itu?" Tanya Aditia di dalam ruangan di kantornya.
"Saya belum menemukan apapun lagi tuan. Akun yang memberikan foto-foto tuan pada setiap media online sama sekali tidak dapat di lacak, dan itu akun palsu." Jelas Jo.
Aditia kembali menghela nafasnya dan bersandar pada kursi.
Padahal sebetulnya Aditia tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal ini lagi, karna diapun telah menikahi perempuan yang bersama dengannya dalam foto, dan siapapun atau media online manapun yang berani menerbitkan artikel tentang skandal itu lagi, dapat dia bawa ke jalur hukum dan menuntutnya.
Memang untuk saat ini seluruh artikel tentang dirinya telah benar-benar hilang dari media onlie, tapi dirinya masih harus tetap berjaga-jaga andai ada orang yang ingin menjatuhkannya lagi.
Dan itulah sebabnya, pernikahan Aditia dan Lisa belum di ekspose ke publik hingga hari ini. Pernikahan keduanya masih di sembunyikan dan hanya beberapa orang saja yang tahu tentang hal itu. Bahkan kedua orangtua Aditiapun yang tinggal di kota berbeda dengannya tidak tahu bahwa saat ini anaknya telah menikah.
"Tuan, sudah waktunya nona Lisa pulang dari sekolah. Saya akan menjemputnya.." Ucap Nathan memecah lamunan Aditia.
"Iya, jemput dia. Jangan lupa antarkan dia kemari dengan mobil baru itu, saya akan ke rumah ibu mertua saya hari ini.." Tutur Aditia.
Selain statusnya yang masih di sembunyikan, Aditia juga menbeli satu mobil baru yang kini di pakai khusus oleh Nathan untuk mengantar Lisa kemanapun dia akan pergi.
...***...
Lisa berjalan keluar dari area sekolahnya sedikit lebih kedepan, menunggu Nathan yang sudah biasa menjemputnya di luar sekolah.
Lisa memang sengaja meminta kepada suaminya Aditia untuk tidak mengantar dan menjemputnya tepat di area atau di depan sekolahnya. Karna Lisa tidak ingin statusnya di ketahui oleh teman-temannya, dan guru juga.
Selain itu dia juga tidak ingin dirinya jadi bahan pembicaraan siswa dan siswi yang satu sekolah dengannya karna kini setiap hari di antar jemput oleh mobil mewah.
Lisa Kalisa, seorang perempuan yang baru saja berusia 18 tahun di tahun ini, dan sedang duduk di bangku kelas 12 sebuah sekolah menengah atas.
Kehidupannya begitu sederhana, dan Lisa tinggal bersama dengan ibu dan adiknya yang masih berusia 9 tahun, setelah ayahnya pergi terlebih dahulu menghadap yang maha kuasa.
Lisa adalah tipe perempuan yang periang dan murah senyum. Itu membuat nilai lebih pada kehidupan yang dia jalani saat ini, karna Lisa yang periang dapat berteman dengan siapa saja.
"Nona, maaf saya telat.. Jalanan sedikit padat." Ucap Nathan membuka pintu belakang.
"Tidak apa-apa om Nathan, Lisa juga baru saja sampai kesini..." Jawab Lisa masuk kedalam mobil.
Dalam perjalanan pulang, Nathan menjelaskan perintah dari Aditia padanya yang meminta Lisa untuk datang ke kantor setelah berganti pakaian dulu ke rumah.
Memang sebelum berangkat sekolah tadipun Lisa di beritahu oleh Aditia bahwa dia dan Aditia hari ini akan berkunjung ke rumah ibu untuk membeli segala kebutuhan ibu dan adiknya di rumah.
Sikap Aditia. Hal yang di lakukan oleh Aditia padanya dengan memperlakukan dirinya dengan baik membuat Lisa merasa tenang dalam menjalani status pernikahan dadakan nya ini.
Selama satu minggu ini Lisa tidak pernah sekalipun melihat Aditia marah atau bahkan tidak memperdulikannya.
Lisa selalu di perlakukan dengan baik oleh Aditia, dan itu membuatnya tenang. Walaupun menikah dengan seorang lelaki yang tidak di kenalnya sama sekali.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!