Dibelahan jerman, pria kejam dengan tatapan tajam yang menghunus jantung, dan dingin seperti es, dialah Manfred Len Becker yang berarti kuat seperti singa, paras tampan ,sedikit bulu bulu di wajah, mata coklat yang sangat tajam seperti singa yang memburu mangsanya. Len menjadi CEO Becker compeny yang merupakan perusahaan raksasa nomor 1 di dunia, Len menjadi pewaris satu satunya dan satu satunya yang masih hidup dari keluarga Becker atas tragedi perebutan kekuasaan antar saudara 20 tahun silam, saat Len berusia 15 tahun.
Selain CEO, Len merupakan ketua mafia black B, untuk memperkuat kekuasaannya. Noberto adalah asisten pribadi sekaligus tangan kanan Len di dunia bawah dan di perusahaan, Noberto memiliki saudara kembar bernama Norbert yang juga sekertaris di perusahan Becker compeny.
2 anak manusia kembar yang setia disamping Len itu, ditolong olehnya dari kekejaman, dan kerasnya hidup. Menjadikan Noberto dan Norbert kuat , dan sama gilanya dengan Len .
Dengan mata tajamnya Len dengan serius membaca berkas-berkas di meja kerjanya, hingga terdengar suara ketukan pintu. tok tok tok. "masuk." suara dingin Len, terkesan terganggu.
"Penghianat nya sudah tertangkap tuan." kata asisten Noberto dengan menduk, sadar perubahan wajah tuannya yang mengerikan.
"Ke markas sekarang." kata Len penuh perintah. Len keluar dengan di dampingi asisten Noberto, dan menyerahkan pekerjaannya kepada sekertaris norbert.Len berjalan menuju lift lantai bawah, dengan segera asisten Noberto membukakan pintu mobil untuk tuannya.
Diperjalanan hanya keheningan kan aura mencekam dari dalam mobil yang di rasakan asisten Noberto.Sesampainya di markas, dengan bangunan castil tua tak terurus di tengah hutan, berbanding terbalik dengan ruang bawah tanah castil tua tersebut, dengan di dominasi warna hitam, ornamen senjata api. Masuk lebih dalam, terdapat ruangan jeruji besi yang di tempati penghianat tersebut.
"Hai". sapa Len dengan senyum menyeringai mengerikannya.
" Ampuni saya tuan, maafkan saya tuan, saya janji tidak akan menghianati anda. " dengan suara bergetar dan menangis penghianat itu memohon ampun.
"Berapa uang yang di ambil. " tanya Len kepada asisten noberto, sambil mengambil pisau kecil yang di sediakan oleh bawahan Len.
"100 milyar dari cabang kota C dan 500 milyar dari cabang kota E tuan. " jawab asisten noberto
" Bunuh seluruh keluarganya, dan seluruh keturunannya! aku akan bermain dengan penghianat ini. "perintah Len
" Baik tuan. " jawab mike, bawahan yang mengkoordinir markas.
" Ampun tuan, ampuni saya, berikan saya satu kesempatan lagi tuan, tolong jangan bunuh keluarga saya tuan, tolong!!! ampuuuunnnn!!!. " . jerit pengianat itu saat Len memulai aksinya.
Tanpa belas kasihan Len memotong, menusuk, menyiksa penghianat dengan keji, dengan kemarahan sebuah penghianatan. Jeritan kesakitan menggema di ruangan tersebut, lalu membuang penghianat itu dengan keadaan masih bernafas ke kandang buaya yang sengaja di pelihara di castil tua itu.
" Kita pulang ke mansion. " kata Len setelah membersihkan badannya yang di penuhi darah manusia.
" Baik tuan. " patuh asisten Noberto dengan sedikit membungkuk, memberi hormat.
Len termenung di dalam mobil, lagi lagi sebuah penghianatan. Keserakahan membuat orang melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya, termasuk berhianat.
Membunuh adalah cara terbaik ala Manfred Len Becker. Kebencian terhadap penghianatan keluarga dan orang tercinta, menjadikan Len manusia tidak berhati dan ter sentuh. Dibalik sifat Len yang tak tersentuh, terbesit rasa kesepian yang ia rasakan, kerinduan pelukan sebuah keluarga yang tak mungkin ia dapatkan.
...----------------...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
"Ma, kaos kakiku ga ada. " jerit gadis cantik di senin pagi dari dalam kamar lantai 2.
"Ada sayang, cari yang bener! ". kata mama sambil memasangkan dasi suaminya ,selesai memasangkan dasi suaminya mereka turun untuk sarapan pagi.
" Anakmu kok belum turun turun pa? ". Tanya mama, karena gadis cantik yang mereka tunggu tak kunjung muncul barang hidungnya. " Mama keatas dulu pah. " lanjut mama, yang hanya di jawab anggukan oleh sang suami tercinta.
Saat membuka pintu, alangkah terkejutnya sang ibu dengan kondisi kamar anak semata wayangnya itu.
"Anyaaaaaaaaaaaa!!!!. " jerit frustasi mama Rosalina Waber, dengan kondisi kamar anaknya seperti kapal pecah. Baju berserakan kemana mana, cuma karena sepasang kaos kaki.
"hehheheehee, mama! ". jawaban anya dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Ya, dia adalah Vanya waber, yang di panggil Anya, anak tunggal dari pasangan Oscar waber dan Rosalina waber. papa Oscar adalah pemilik restoran di beberapa daerah yang terkenal.
Vanya Waber atau anya, si gadis cantik berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA ini, merupakan primadona sekolah. Dengan wajah kecil, bibir kecil, imut. Berbanding terbalik dengan body nya yang bak gitar spanyol di usianya yang masih belia.
Banyak pria yang mencoba mendekatinya, bahkan sampai mengungkapkan perasaan mereka, tapi tak ada satupun yang gadis cantik itu Terima. Anya juga tak luput dari sasaran kebencian gadis gadis yang merasa tersaingi dengan pesonanya.
Tak butuh waktu 1 menit mama Rosa menemukan sepasang kaos kaki yang di cari Anya.
" Makasih mama cantik. " rayu Anya, karena melihat mama Rosa dengan wajah cemberut dengan kelakuan anak gadisnya.
" Lain kali jangan kayak gini, gak baik Anya."
"Siap ma. " hormat Anya bak seorang prajurit. Membuat mama Rosa tersenyum melihat tingkah anaknya.
"Kita turun, ditunggu papa sayang. " perintah mama yang di jawab anggukan oleh Anya.
Setelah turun, mereka makan bersama tanpa suara, hanya dentingan sendok garpu yang terdengar. Karena dikeluarga waber tidak boleh membahas apapun saat di meja makan.
"Ma, papa berangkat ke kantor dulu. " pamit papa Oscar, tak lupa mencium kening istri tercintanya. Diikuti anak semata wayang mereka yang juga berangkat sekolah bersama dengan papa Oscar .
"Anya berangkat ma. " pamit Anya sambil mencium tangan sang mama. Lalu masuk ke dalam mobil papa oscar, yang akan melaju keluar pagar rumah keluarga waber.
Cukup menempuh waktu 25 menit sampai di SMA tunas bangsa, sekolah tempat Anya menempuh pendidikannya.
"Anya pamit pa. " kata Anya sambil mencium tangan papa Oscar, dan keluar dari mobil.
Tak berselang lama mobil papa Oscar melaju keluar area sekolah. Anya di hampiri 2 sahabat terbaik nya yang bernama Senta dan Rica yang masing masing sudah punya pacar.
Senta dengan Bobby dan Rica dengan Brian. Sedangkan Anya jomblo dari lahir, dan selalu menolak ketika di ajak berpacaran, dengan alasan lebih menyukai pria matang.
Sesampainya di kelas mereka duduk di bangku masing masing, yang berderet dari depan ke belakang, karena per anak satu bangku.
"Hai Anya". sapa riky, playboy populer di sekolahan, yang tak ada hentinya mengejar dan mencari perhatian Anya. Dengan rasa penasaran khas anak remaja, riky selalu mengejar Anya dengan sejuta penolakan gadis cantik itu.
"Ya!" jawab acuh tak kepada playboy tampan tapi minus menurut Anya.
"Nanti ke kantin sama aku ya? ", ajak riky.
" No, aku sama mereka." tunjuk Anya pada kedua sahabatnya. "Kenapa gak sama pacar pacar kamu itu? " dengan wajah sewot, yang terkesan lucu.
" Aku ga punya pacar Anya, aku selalu nunggu kamu baby". jawab riky penuh kebohongan.
"bullshit". Jawab Anya dan kedua sahabatnya bersamaan.
Baru riky akan menjawab, datanglah guru yang menandakan jam pelajaran di mulai, terpaksa riky keluar kelas Anya dan masuk ke kelasnya yang berada di samping kelas Anya. Anya dan riky sama sama kelas 3 , hanya beda kelas saja.
Percakapan tadi tak luput dari pandangan teman sekelas Anya, yang menatap penuh kebencian. Karena dia sangat tergila gila dengan riky.
"Awas kamu Anya!" kata Berta dengan suara pelan,yang hanya dapat ia dengar sendiri, menatap penuh permusuhan, seolah olah Anya akan merebut riky darinya.
Tak terasa jam istirahat berbunyi, Anya dan kedua sahabatnya beranjak dari kelas menuju ke kantin.
" Ada teraktiran yang baru jadian nih," sindir Anya ke salah satu sahabatnya, saat mau duduk di salah satu kursi kantin yang kosong.
"Ambil semua kalian hari ini, aku yang bayar. " jawab Brian pacar Rica, yang muncul di belakang mereka bersama dengan Bobby pacar Senta.
"Kamu mau makan apa honey?" tanya Bobby pada sang kekasih.
"Aku bakso honey. " jawab Senta.
"Aku juga bakso dong bob! " nimbrung Anya.
"No, Bobby pacarku ya, ambil sendiri. Enak aja nyuruh nyuruh pacar orang." kata Senta
Dengan wajah cemberut nya ,Anya berjalan mengambil makanan nya sendiri. Di iringi tawa sahabat-sahabatnya. Anya duduk kembali di kantin dengan seporsi bakso yang iya bawa, dengan pemandangan kemesraan kedua sahabatnya.
" Coba sekali pacaran Anya. " kata Rica memulai percakapan.
"Banyak yang ngejar kamu, kenapa gak coba satu sih nya?" nimbrung Senta.
"Gak tertarik, aku suka pria yang matang. " jawab Anya, yang di angguki teman temannya.
"Jomblo aja terus. " cletuk Senta.
Setelah makan, Anya pamit duluan ke kelas kepada sahabatnya. Di perjalanan ke kelas Anya tak sengaja berpas pasan dengan Berta yang menatapnya tajam penuh permusuhan. Anya yang melihat hanya mengabaikannya, karena merasa tak pernah bermasalah dengan Berta.
Tak terasa jam pembelajaran telah usai, dengan di tandai bel panjang berbunyi. Anya membereskan alat tulisnya, dan keluar area sekolah beriringan dengan sahabatnya, hingga mereka pulang masing masing, tertinggal Anya yang memang masih menunggu jemputan pak buf, satu satunya supir di rumah nya.
Tiba tiba dari arah belakang muncul riky yang sekali lagi mencari perhatian Anya.
"Belum di jemput nya? " tanya riky, dibarengi munculnya Berta di samping riky, dengan menatapnya tajam.
"menurutmu? " bukannya menjawab Anya malah berganti bertanya pada riky.
"Aku antar pulang nya, aku akan mengambil motor ku. " ajak riky, yang malah tak menganggap Berta di antara mereka.
"gak perlu, tuh jemputan ku." tunjuk Anya pada mobil yang menjemput Anya. "Bye guys". imbuh Anya, bergegas pergi, tak mau berlama lama meladeni 2 manusia aneh menurut Anya.
Seperti hari hari biasanya, setelah bersekolah, Anya akan langsung pergi ke salah satu restoran papa oscar yang terdekat antara sekolah dan rumah.
" Hallo ma, Anya langsung ke restoran! ". kata Anya di sambungan telepon dengan mama Rosa.
" iya, hati hati sayang, baju kamu mama siapin di mobil sayang." kata mama Rosa.
"makasih ma, bye ma! ". kata Anya
" bye, bye sayang. "
sambungan telpon pun terputus. Anya selalu berpamitan pada sang mama, meski mama Rosa tau aktivitas Anya setelah pulang sekolah. Entah kenapa Anya suka kegiatan di restoran. Terkadang memasak, melayani, dan bagian favorit Anya adalah membuat cake. Kegiatan itu tak asing bagi Anya karena suka membantu mama Rosa di dapur, sebelum beralih ke restoran.
Hal ini tidak pernah di permasalahkan oleh papa Oscar dan mama Rosa selagi itu hal positif untuk anak semata wayangnya itu, dan tak mengganggu sekolah Anya. Beruntungnya, Anya paham akan hal itu.
"sampai nona. " kata pak buf supir Anya.
"ok, makasih pak. " jawab Anya dengan wajah imut cerianya, masuk ke restoran dengan menenteng paper bag berisi baju ganti yang di siapkan mama Rosa.
Anya menyapa beberapa karyawan restoran sambil berjalan menuju ruang ganti. setelah berganti pakaian, Anya langsung menuju dapur cake, karena jatah Anya hari ini membuat beberapa cake untuk dessert. Dengan semangat membara Anya memulai kegiatannya, dibantu beberapa karyawan restoran. Bagaimanapun Anya tetap lah anak pemilik restoran, pikir para karyawan.
Selesai dengan banyaknya cake buatan anya, ia duduk sambil melihat karya nya yang sangat memuaskan. Dalam hitungan jam cake yang Anya buat ludes terjual, dengan keikut sertaan Anya melayani pengunjung restoran.
Dengan sabar, ramah Anya melayani pelanggaan dan Memberikan kenyamanan.
"huuufffff, akhirnya selesai juga. " kata Anya sedikit merenggangkan otot di tubuhnya. Anya melihat jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 4 sore. "saatnya pulang. " imbuh Anya. Menuju ruangan khusus intinya, untuk mengambil tas sekolah dan paper bag berisi seragam sekolah yang ia pakai tadi.
" Mari nona. " kata pak buf sambil membukakan pintu mobil untuk nona nya, yang ia tunggu dari 10 menit yang lalu.
Anya hanya mengangguk menjawab pak buf, karena cukup melelahkan kan, dengan keadaan restoran lebih ramai dari biasanya.
entahlah, apa karena cake buatannya, pikir Anya
jika dipikir pikir sangat membahagiakan bagi Anya, tapi semuanya tetap lah membuatnya lelah, jika di forsir seperti tadi.
Di perjalanan pak buf melirik nona nya di jok belakang yang tertidur sangat lelap dari kaca mobil.
"Sepertinya nona sangat kelelahan. " kata pak buf dalam hati, mengingat begitu energik nona siang ini.
Cukup menempuh waktu setengah jam sampai di kediaman keluarga waber. Dengan dua kali klakson, tak berselang lama, pintu gerbang mansion tersebut terbuka.
Pak buf melihat nona nya tertidur lelap, dengan raut kelelahan yang tampak jelas, membuat pak buf tak tega membangunkan nonanya pun beranjak keluar mobil dan menemui tuannya, yang kebetulan pulang lebih awal.
Tak berselang lama pak buf keluar dengan papa Oscar dan menggendong putrinya yang tertidur pulas menuju kamar sang putri.
Pagi harinya, terdengan suara jeritan dari kamar Anya.
"Aku belum mengerjakan PR. " jerit pilu Anya.
tak lama papa Oscar dan mama Rosa masuk ke kamar putrinya. "why sayang? " tanya papa Oscar.
"Aku belum mengerjakan PR, kenapa kemarin tak ada yang membangunkan ku saat sampai di rumah! " pilu Anya yang pertama kali lalai dengan sekolahnya.
"3 hari kedepan kamu tidak perlu ke restoran. fokus sekolahmu! " perintah papa Oscar dengan tegas.
"paaaa!!!. " rengek Anya yang kurang setuju perintah papa Oscar, meskipun itu kesalahannya, dan Anya yakin itu kesalahan yang tak akan terulang lagi.
"Atau tidak sama sekali. " kata papa Oscar dengan tegas.
Sebelum menjawab, Anya melihat mama Rosa menggeleng, pertama Anya tidak membantah papanya lagi.
"Ya, " jawab Anya dengan berat hati.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
Tok tok tok, terdengar suara ketukan pintu dari luar. " Masuk. " kata Len yang saat ini berada di kantor.
"30 menit lagi ada pertemuan kolagen di restoran A tuan. " kata asisten Noberto .
Tak lama berselang masuk lah sekertaris Norbert, kembaran asisten Noberto. "Semua berkas yang di butuhkan sudah siap tuan. " kata sekertaris Norbert, melaporkan pekerjaannya.
"Kita berangkat sekarang!" perintah mutlak sang boss yang dingin dan irit bicara. Mendengar nama restoran A, membuat Len penasaran mencoba cake dessert yang terkenal enak itu, apa lagi gosip dari karyawannya yang tak sengaja ia dengar saat mengunjungi restoran A, ada bidadari cantik yang melayani tamu restoran.
"secantik apa perempuan itu. " pikir Len. "cih, mana ada wanita cantik mau bekerja di restoran. siang di restoran malam di club. " pikir Len negatif tentang perempuan. Penghianat, murahan, dan matrealistis adalah definisi perempuan menurut Len.
"Selamat siang Tuan. " sapa karyawan wanita, dengan dandanan seksi dan menor. Saat berpas pasan setelah keluar dari lift,di dampingi asisten Noberto dan sekertaris Norbert. Membuat Len memberhentikan langkahnya, dan mengamati penampilan wanita itu.
Wanita itu yang di amati boss tampan dan hot nya menjadi salah tingkah, "apa tuan Len tergoda denganku. " kata wanita menor dari dalam hati. Berselang beberapa detik senyuman itu mengulang, dan semua pemikirannya hilang seketika, mendengar kata-kata yang dilontarkan boss besarnya itu.
"Perbaiki pakaian dan dandananmu, disini bekerja bukan menjadi pelacur. " kata Len dengan suara dingin, dan raut wajah tampak jijik melihat wanita itu, yang tak lain bernama Merta.
Len melangkahkan kembali kakinya, meninggalkan Marta yang mematung menunduk dengan sumpah serapah nya pada sang boss dari dalam hati. "Kau akan ku buat tergoda dengan tubuhku ini, sialan! " kata Merta dalam hati.
Saat di luar, dengan sigap asisten Noberto membukakan pintu untuk sang tuan, dan masuk ke mobil bagian kemudi. Begitu juga sang kembaran yang duduk di samping kemudi. Mobil yang di tumpangi Len melaju ke tempat tujuan.
25 menit mereka sampai restoran A, saat masuk Len langsung di sambut dengan kolagen nya didampingi seorang wanita yang menjijikkan menurut Len.
"selamat siang tuan Becker. " sapa kolagen yang bernama Bruno, sambil berjabat tangan dengan Len, bergantian asisten Noberto dan sekertaris Norbert.
"saya Celia, sekertaris tuan Bruno. " perkenalan Celia sambil berjabat tangan, yang di biarkan begitu saja oleh Len.Hanya di jawab anggukan tegas. Membuat Celia menahan malu di buatnya.
"Kita mulai pembahasan kerja samanya tuan Bruno. " kata sekertaris Norbert memecah kecanggungan karna ulah boss dinginnya itu.
Mereka saling bertukar berkas, membahas yang tidak di mengerti. Melihat keuntungan keuntungan yang di dapat kedua perusahaan yang akan memulai kerja sama itu. Membahas kesepakatan kesepakatan antar 2 perusahaan dengan serius.
"Saya setuju. " kata tuan Bruno, final dari pembahasan yang rumit tadi.
Sekertaris Norbert dengan sigap mengeluarkan surat kontrak yang akan mereka tanda tangani sebagai persyaratan sebuah kerja sama.
"Semoga kita membuat kerja sama dengan baik kedepannya. " basa basi tuan Bruno, dan menjabat tangan dengan mantap .
"Ya." jawab si boss dingin itu.
Yang membuat sekertaris Celia tertarik dengan rekan kerja bosnya. Siapa yang tak tertarik dengan pria matang sempurna, terkesan hot bagi para wanita seperti Celia. "Mau pesan makan apa tuan Becker. " kata Celia yang baru bersuara setelah pembahasan serius mereka, dengan nada centilnya.
Len hanya melirik dengan tatapan tajam dan dinginnya, beralih ke asisten Noberto. "Aku mau cake dessert yang enak di sini. " Membuat sang asisten kaget dengan boss yang tidak biasanya memakan makanan manis. entah setan apa yang merasuki tuan nya hari ini.
Tak lama cake dessert pesanan Len sampai. "Enak". kata yang muncul di pikiran Len saat suapan pertama ke mulutnya, hingga suapan terakhir, Len melihat orang yang tak asing bagi nya, orang paling berjasa di hidupnya. Yang lama menghilang setelah berkeluarga.
" saya permisi, semoga kerja sama dengan baik. " pamit Len, lalu mengejar orang yang iya liat tadi. di ikuti asisten Noberto dan sekertaris Norbert setelah berpamitan.
"Tuan Oscar. " panggil Len pada pria yang tak asing bagi nya itu. Lalu mendekat pada tuan Oscar saat berbalik karena panggilannya.
"Len." kata tuan Oscar, menghampiri pria yang sudah di anggap adiknya itu, lalu berpelukan saling melepas rindu.
Orang yang berjasa di dunia bawah bagi Len adalah tuan Oscar waber papa Anya, yang kebetulan sedang mengecek restoran A, yang ternyata milik tuan Oscar.
Tuan Oscar merupakan mafia juga dulunya, orang paling di segani di dunia bawah itu, lebih memilih menghilang di dunia hitam dengan alasan keselamatan keluarga kecilnya, yang ia jalani sampai saat ini.
Tuan Oscar memiliki masa lalu sama yang di jalani Len saat ini. orang yang menjadikannya kuat seperti sekarang adalah didikan tuan Oscar.
"Bagaimana kabarmu? " tanya tuan Oscar setelah melepas pelukannya tadi.
"Baik tuan. " jawab Len dengan senyuman yang hampir tak pernah terlihat.
"Kalian masih bersama pria dingin ini?" tanya tuan Oscar lagi, pada pria kembar yang selalu di samping tuannya saat suka dan duka. " Bagaimana kabar kalian? " tanya beruntun tuan Oscar.
"iya, kami baik tuan. " bersamaan, sedikit menunduk memberi hormat.
"Tuan mau makan apa? biar saya pesan kan." tawar Noberto pada tuan Oscar.
"No, aku sedang meninjau restoran ku, dan mengantarkan cake dessert. kita ngobrol di ruangan ku saja. " ajak tuan Oscar.
Membuat Noberto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, karena ternyata tuan Oscar sendiri pemilik restoran yang mereka kunjungi sekarang.
Sesampainya di ruangan tuan Oscar mereka berbincang santai tak seperti hari hari biasanya. denga di suguhkan cake dessert , membuat mata berbinar Len.
"kalian sudah menikah? " tanya tuan Oscar. dijawab gelengan tiga pria matang di depannya.
"cake dessert di sini sangat enak, katanya di sini ada 1 karyawan yang sangat cantik, yang jadi perbincangan di luar sana. Tapi tidak ada yang istimewa yang aku lihat. " kata Len, membuat pria kembar di sebelah nya tersedak karena ucapan tuannya. sejak kapan tuannya memikirkan gosip diluaran sana. pikir mereka syok di buatnya.
Mendengar penuturan Len, membuat tuan Oscar tersenyum, karena tau yang di maksud diluaran sana adalah putrinya. "ya, sayangnya dia tidak ada hari ini. " kata tuan Oscar tanpa menyebutkan putri, yang sebenarnya iya maksud.
"Bagaimana kabar nyonya Rosa dan putri anda tuan? " tanya Norbert yang dari tadi hanya diam. mereka bertemu saat tuan Oscar memiliki putri berumur 2 tahun, dan menghilang di 2 tahun setelahnya.
"Rosa baik, begitu juga anakku, dia SMA kelas 3 sekarang. " jawab nya sambil tersenyum.
Perbincangan mereka berlanjut dengan taun Oscar menceritakan apa yang terjadi hingga membuatnya menghilang dari dunia bawah, dan sempat menyembunyikan identitas sang putri kala itu. hal itu membuat Len terdiam. "Lagi-lagi sebuah penghianatan. " pikir Len. menambah parah trauma akan penghianatan yang ia rasakan saat ini.
Perbincangan mereke cukup lama, hingga Len berpamitan kepada tuan Oscar, dan kembali ke kantor, di ikuti sekertaris dan asistennya.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!