Di kekaisaran Belizart tahun 519 Masehi. Seorang kaisar wanita bernama Kyelin de Rekilia Belizart berhasil memenangkan perang di daerah bagian selatan.
Ia memiliki rambut coklat agak tua panjang dengan mata berwarna hijau. Bentuk tubuh cantik dan badan putih bersih, cantik sekali. Ok, lanjut.
Perang di bagian selatan adalah perang paling hebat dan menegangkan. Karena mereka melawan kekaisaran terbesar di dunia itu. Itu adalah kekaisaran Qiue.
Negara Yuneo adalah negara paling maju dan megah di antara ke lima kekaisaran terbesar. Lima kekaisaran terbesar adalah Yuneo, Belizart, Peorti, Jimeu, dan Qiue.
Karena kemenangan itu, kekaisaran Belizart menjadi raja dari ke tiga kekaisaran yang masih berdiri. Malam itu adalah malam perayaan kemenangan kekaisaran Belizart.
Di malam itu pula, tragedi mengerikan menimpa Kyelin. Seorang pria yang tidak di ketahui asal usulnya meniduri Kyeli dan meninggalkan Kyeli sebelum ia sadar.
Beberapa jam sebelum tragedi itu terjadi. Kyelin sedang minum- minuman keras bersama para anak buahnya. Kyelin adalah orang yang pintar minum.
Dengan kata lain, berapa kali pun ia minum dia tidak akan mabuk. Semua orang mengetahui hal itu, sebab itulah mereka menaruh obat seperti obat perangsang ke dalam minuman Kyelin.
"Uh, aneh, kenapa, rasanya sangat, hah, panas?"
"Tuan, apa kau baik- baik saja? Mari, saya akan mengantarkan Anda ke kamar."
Pelayan yang mengatakan itu pun memapah Kyelin ke kamar yang di tuju. Pandangan Kyelin semakin lama semakin kabur. Tapi ia masih bisa melihat kalau itu bukan jalan ke kamarnya.
"Hah, berhenti, hosh, kau, hah, ingin, hah, membawaku, kemana?"
"Tuan, apa maksud mu? Ini kan arah ke kamar tuan."
"Tidak, ini, bukan, arah, ke, hah, kamar, hosh, ku!"
Pak, Kyelin menangkis tangan pelayan yang memapahnya tadi. Dengan sekuat tenaga, Kyelin berlari meninggalkan kamar yang bagi Kyelin sangat mencurigakan itu.
Bruk, apalah daya, Kyelin sudah kehilangan kekuatan untuk melawan. Obat perangsang itu sudah bereaksi ke tubuh Kyelin dengan cepat. Pelayan itu tersenyum smirk.
"Percuma saja tuan, Anda tidak akan bisa pergi dariku begitu saja."
"Hosh, kau, penghianat!"
"Hihi, ayo sini tuan, aku bawa kau ke dalam kamar itu."
Pelayan itu memegang tangan Kyelin kembali. Kyelin terus menerus berusaha memberontak menjaga agar kesucian dirinya tidak di renggut begitu saja dengan mudah.
"Lepaskan, hah, aku, uh, bodoh!"
"Aih, ternyata ini lebih sulit dari yang aku duga. Teman- teman ayo bantu aku."
Ternyata hal ini sudah di rencanakan sejak awal setelah Kyelin pulang dari peperangan. Bruk, sesampainya di kamar tubuh Kyelin langsung di lempar ke kasur.
"Tuan, selamat menikmati hari anda setelah ini, ya."
Brak, pelayan itu menutup pintu, sedetik kemudian. Kriet, seorang laki- laki agak tinggi masuk ke dalam kamar dengan sempoyongan. Sepertinya dia juga di beri obat perangsang.
"Siapa, hah, kau?"
Malam hari itu terlewati dengan penuh jeritan dan desahan. Keesokan paginya, Kyelin membuka matanya. Tatapannya sangat hampa dan kosong, sudah berakhir.
Pria yang bersamanya malam itu juga sudah menghilang tanpa jejak. Meninggalkan Kyelin sendirian di dalam kamar dengan tubuh yang kesakitan.
"Bagaimana bisa? Bagamana bisa mereka melakukan itu kepada kaisar mereka?!" Batin Kyeli.
Saat Kyelin hendak bergerak turun dari kasur penuh keputusasaan itu. Tubuh bagian bawah Kyelin terasa sangat sakit. Banyak sekali kiss marl yang berada di tubuhnya.
"Uh, harus aku katakan, pria malam tadi itu, benar- benar sangat ganas!" Batin Kyeli.
Kyelin pun memaksakan dirinya turun dari kasur walau ia berkali- kali hampir terjatuh. Kriet, Kyelin membuka lemari dan untungnya ada satu buah baju dan itu pun cukup tertutup.
Kyelin pun memakai pakaian itu dan berjalan keluar menuju koridor istana kekaisaran Belizart itu. Dengan wajah di tekuk Kyelin melirik ke kanan dan ke kiri.
"Uh, aku akan mengesampingkan pria malam itu. Pertama- tama, aku akan memenggal kepala pelayan kemarin bersama teman- temannya!"
Brak, Kyelin membanting pintu istana dengan sangat kuat. Semua orang tentu saja langsung bergidik ngeri setelah merasakan hawa mengerikan dari Kyelin.
"Se, selamat pagi, tu, tuan." Ucap para pelayan membungkukkan diri.
Dengan wajah masih di tekuk Kyelin melangkah menuju singgasananya dan duduk dengan kaki di silangkan sambil menatap remeh orang- orang di hadapannya.
"Kalian, bawa pelayan yang memapah ku ke kamar kemari dan penggal kepalanya di hadapanku sekarang!"
"Ba, baik, Kaisar Kyelin!"
Para penjaga istana Belizart itu pun lari tunggang langgang menjauhi Kyelin yang terlihat sedang marah besar itu. Para pelayan pun hanya diam saja tak berani berbicara apa pun.
Brak, seseorang membanting pintu istana itu dengan sangat kuat. Bahkan pintu istana saja sampai retak di buatnya. Kyelin hanya memasang wajah datar dan tenang.
"Kyelin!"
Suara orang itu menggelegar di dalam istana. Seorang wanita, berambut kuning, tinggi, dan dia juga memakai pakaian baju zirah besi yang cukup lengkap.
"Kyelin, apa kau baik- baik saja?!"
Dia adalah salah satu kaisar dari 4 kekaisaran terkuat. Dia adalah Diera, kaisar dari kekaisaran Yuneo. Kekaisaran terhebat ke dua setelah Belizart.
"Memangnya aku bisa kenapa?" Tanya Kyeli dengan nada dingin.
"Huh, kau ini benar- benar sangat menyebalkan! Aku itu menghawatirkan mu tahu!"
"Aku tidak membutuhkan itu."
"Huh, sialan. Tapi, apa berita itu benar? Kalau saat malam perayaan kemenangan itu, kau di tiduri seorang pria asing?"
Deg, mata Kyeli terbelalak sempurna mendengar jika Diera sudah tahu soal tragedi malam itu. Kyeli pun mencengkram pundak Diera dengan sangat kuat.
"Aduh, sakit bodoh!"
"Dari mana, dari mana kau tahu soal itu?!"
"Tadi sebelum aku ke sini, ada sebuah panah yang mengarah kepada ku. Aku menghindarinya dan aku melihat ada kertas yang di selipkan di panah itu jadi aku ambil."
"Di mana panah itu datang tadi?"
"Ada di taman tengah kekaisaran Belizart."
Set, tap, tap, tap, Kyeli pun melepaskan cengkeramannya dan berlari menuju taman tengah kekaisaran Belizart. Diera mengekor Kyelin lantaran kekaisaran.
"Di mana, di mana orang itu?"
"Ha, orang? Orang apa yang kau maksud?"
"Orang yang menyerang mu tadi bodoh!"
"Aih, aku terharu, nih. Ternyata seorang kaisar kejam seperti Kyelin juga bisa mengkhawatirkan orang juga, ya."
"Kau ini diam saja, Diera!"
Kyelin berdecak sebal, ternyata orang yang ia cari sudah pergi. Tap, tap, tap, di belakangnya, ada para penjaga yang tadi ia suruh untuk mencari pelayan malam itu.
"Kaisar Kyelin, hamba minta maaf. Tapi, pelayan yang kaisar maksud itu. Ternyata dia tidak ada di daftar pelayan. Kami sudah mencarinya kemana-mana tapi tetap tidak di temukan."
"Apa? Bagaimana bisa?! Apa kalian ingin kepala kalian itu di penggal?!"
"Ha, hamba minta maaf kaisar Kyelin. Mohon jangan penggal kepala saya."
Kyelin terdiam sebentar, Diera juga hanya diam tidak menyahut masalah yang menimpa Kyelin malam itu. Kyelin menggertakan giginya kesal.
Bagaimana mungkin pelayan itu bisa hilang hanya dalam waktu sehari?!
"Apa jangan- jangan, pelayan malam itu adalah salah satu dari pemberontak?!" Batin Kyelin.
BERSAMBUNG~
"Baiklah kalau begitu, kalian semua, cari pelayan itu sampai ketemu!" Perintah Kyelin.
"Baik, Kaisar Kyelin!"
Para prajurit yang di perintah Kyelin pun meninggalkan istana kekaisaran Belizart dan mencari pelayan yang sedang di buru itu.
"Jika bisa menemukan pelayan itu, maka aku pasti juga bisa menemukan pria yang meniduri ku malam itu." Batin Kyelin.
"Aneh, bagaimana bisa seorang pelayan melakukan itu? Dan lagi, dia bisa kabur dari istana kekaisaran Belizart dengan sangat mudah." Ucap Diera.
"Sebab itulah, kita harus menemukannya."
Dua hari berlalu setelahnya, dan dua hari belakangan itu juga. Kyelin sering sekali muntah- muntah dan menjadi tidak nafsu makan. Karena hal itu pula, Diera ada di kekaisaran Belizart.
"Hoek!"
Dan ini adalah kali ke empat Kyelin muntah selama dua hari terakhir. Diera mulai pusing, dia sudah menyerah menghadapi Kyelin yang terus menerus muntah padahal sudah minum obat.
"Aish, kau itu kenapa, sih, muntah- muntah terus?" Tanya Diera yang menyandarkan dirinya di tembok istana.
"Kalau aku tahu, aku pasti tidak akan menjadi seperti ini."
"Hah, kau benar juga."
Tring, tiba- tiba pikiran Diera menangkap sesuatu dari kejadian dua hari terakhir. Bibirnya gemetaran, Kyelin hanya menatap datar sambil mengusap bibir habis muntahannya tadi.
"Diera, kau kenapa?"
"Kyelin, apa jangan- jangan, kau hamil?!"
"Ha~?"
Kyelin hanya menatap Diera yang sedang syok berat itu dengan tatapan datar, tidak peduli, dan tidak percaya. Diera pun mencengkram pundak Kyelin dengan kuat.
"Bayangkan saja, kau habis melakukan 'itu' dengan lelaki asing. Bukankah hamil adalah hal yang pasti?!"
"Tidak mungkin satu kali langsung berhasil."
"Mungkin saja jika dia adalah orang yang sangat berinisiatif tinggi dan ganas."
Deg, degupan jantung Kyelin serasa berhenti. Ia malah menjadi mengingat kejadian waktu itu. Kejadian betapa ganasnya pria asing yang menidurinya itu.
"Agar lebih pastinya lagi, ayo kita pergi ke tabib kekaisaran dan memeriksanya!"
Diera pun menarik tangan Kyelin dengan kuat dan memaksanya mengikuti permintaan sahabat masa kecilnya itu. Di dalam ruang tabib kekaisaran.
Seorang wanita berambut coklat duduk di atas kasur tabib kekaisaran. Ia nampak tenang, tapi sayangnya malah sahabatnya sendiri yang sangat ketakutan.
"Jadi, bagaimana hasilnya?" Tanya Diera sambil menggigit jari.
"Maafkan saya, tapi sayangnya, hasilnya positif, kaisar Kyelin."
Deg, Kyelin terkejut bukan main, ternyata dia beneran hamil. Bruk, Diera saja sampai pingsan saking terkejutnya. Bibir Kyelin bergetar, ia tak tahu harus mengatakan apa sekarang.
"Ba, bagaimana mungkin?!"
"Maaf, Kaisar Kyelin, tapi itu adalah kenyataannya."
"Kalau begitu, apa kau bisa menggugurkan bayi yang ada di dalam kandungan ku ini?"
Deg, mata Diera tiba- tiba terbuka, ia kemudian berlari ke arah Kyelin yang masih dengan tatapan seriusnya. Diera berada di depan Kyelin dengan tatapan khawatir.
"Kyelin, apa kau yakin?! Jika salah sedikit saja, maka kau juga bisa ikut tiada!"
"Aku bukan orang selemah itu, Diera."
"Tapi..."
Brak, seseorang membanting pintu ruang tabib kekaisaran. Dia adalah seorang Kakek tua pendek. Rambutnya pun juga sudah banyak sekali ubannya.
"Kau tidak boleh menggugurkan bayi yang ada di kandungan mu itu."
"Atas dasar apa kau memerintah ku, Kakek tua?!" Tanya Kyelin yang mulai naik pitam.
"Karena aku adalah seseorang yang bisa membaca masa depan mu."
"Jangan bicara omong kosong Kakek tua!"
Kyelin mengeluarkan pedang yang ada di sebelahnya dan berniat untuk menghabisi kakek- Kakek yang di rasanya hanya berbicara omong kosong itu.
"Kyelin tunggu, setidaknya kita coba dengarkan apa kata Kakek tua ini dulu baru memutuskan."
"Cih, memuakkan!"
"Baiklah Kakek tua, apa yang kau lihat dari masa depan bayi ini?"
"Bisakah aku memegang perut mu?"
"Kakek ini benar- benar...!"
"Sudahlah Kyelin, turuti saja sebentar."
Karena permintaan sahabatnya itu, Kyelin pun setuju dan mengizinkan Kakek tua menyebalkan itu menyentuh perut berharganya.
"Jadi bagaimana?" Tanya Kyelin dengan ketus.
"Anak ini, dia akan menjadi cahaya yang berharga bagi kekaisaran Belizart."
"Ca, cahaya?" Tanya Diera.
"Benar, aku bisa merasakannya, kasih sayang dan perhatian tertuju pada anak ini. Anak ini juga akan menjadi anak yang sangat kuat."
"Cih, tentu saja, dia kan mewarisi gen ku yang berharga." Ujar Kyelin dengan sombong.
"......"
Diera memasang posisi berpikir, kemudian ia menatap Kyelin penuh tanda tanya. Sadar ada yang meliriknya, Kyelin pun menoleh ke sebelahnya.
"Hm, ada apa?"
"Jadi, bagaimana? Apa kau akan tetap mempertahankan anak itu?"
Pertanyaan dan ucapan dari Kakek tua dan Diera membuat Kyelin berpikir ulang. Sebenarnya tidak masalah juga membiarkan anak itu tetap hidup.
"Selama dia bukan anak laki- laki, maka aku akan membiarkannya hidup."
"Apa? Memangnya kenapa kalau misalnya yang lahir laki- laki?"
"Maaf, kan, aku, tapi aku tidak perlu seorang penerus tahta."
Hi, Diera langsung bergidik ngeri melihat tatapan membunuh Kyelin. Harus di katakan, selain hal itu juga ada alasan lain mengapa Kyelin benci sekali kepada anak laki- laki.
Dulu, Kyelin selalu di bully karena dia adalah anak haram satu- satunya yang memiliki jenis kelamin perempuan. Di waktu itu, perempuan di anggap lemah dan tidak berarti apa- apa.
Tapi Kyelin berbeda, dia malah menghajar anak laki- laki yang terus mem-bully nya itu walau berakhir dengan luka dan cemoohan dari orang- orang sekitar.
Sebab itulah, dia hampir tidak memiliki teman laki- laki. Bahkan tidak ada seorang kaisar atau raja laki- laki yang datang ke kediamannya.
"Jadi, kau benar- benar akan mempertahankan anak itu?"
"Ya, aku akan melakukannya."
"Baiklah kalau begitu, Rewe, jadwal menginap ku di sini tolong di perpanjang, ya!"
"Baik, Kaisar Diera, laksanakan perintah."
"Kok aku merasakan perasaan buruk, ya?" Batin Kyelin yang mulai bergidik ngeri.
Dan benar saja, Diera sekarang malah memiliki hobi keluar masuk kamar Kyelin tanpa izin. Dia juga seenaknya saja mengganti makanan kesukaan Kyelin dengan sayur dan buah.
"Diera! Apa maksud semua ini?!"
"Kyelin, dengarkan aku, kau itu harus banyak makan agar kuat saat melahirkan nanti."
"Kau bodoh, ya? Bukannya kuat aku malah akan jadi kuda gemuk nanti tahu!"
"Aish, kau berlebihan sekali. Tenang saja, ini hanya akan berlangsung 9 bulan saja, kok."
"Enteng banget tuh mulut." Batin Kyelin menahan amarah.
Sejak saat itu, kehidupan Kyelin terasa seperti neraka. Dia tidak boleh bergerak, tidak boleh melakukan ini itu. Tidak boleh menghukum atau membunuh orang.
"Tuhan, aku ingin mati saja."
"Tidak boleh bicara begitu, jika kau mati maka yang akan melahirkan anak di dalam kandungan mu itu siapa?"
"Tukang daging keliling, kek, macan bertentakel empat, kek, nggak peduli aku!"
"Ya, Tuhan, mulut mu ini tidak bisa di jaga, ya?"
Diera mengerti apa maksud tatapan sebal Kyelin. Diera pun menarik tangan Kyelin dan membawanya ke koridor kekaisaran Belizart. Tepat di tengah taman kekaisaran, Diera berhenti.
"Eh, kenapa kita ke sini?"
"Aku pernah membaca buku, buku itu menuliskan bahwa sebelum kandungan berusia 9 bulan. Para ibu hamil harus banyak bergerak agar proses melahirkan berjalan normal."
"Tapi, aku bukan ibu- ibu, aku masih berusia 21 tahun!"
Gubrak, Diera terjatuh karena di saat sedang serius- seriusnya Kyelin malah bercanda. Padahal Diera termasuk orang yang cukup sulit di ajak kompromi.
"Baiklah, kalau begitu kakak- kakak hamil bagaimana?!"
BERSAMBUNG~
Buagh, Kyelin memukul kepala Diera cukup kuat. Diera meringis kesakitan karena Kyelin memukulnya cukup kuat. Padahal sudah hamil sekiranya 2 Minggu.
"Aih, kenapa setelah hamil pun tenaga mu masih sangat kuat, sih?!"
"Maaf, ya, tapi aku bukan perempuan lemah tahu!"
"Huh, iya, iya, aku kan hanya kaget saja."
Kyelin kemudian mengangkat perutnya yang sekarang terdapat sebuah kehidupan. Melihat hal itu, Diera tersenyum nakal, sepertinya dia memiliki suatu rencana.
"Aiya, apa kau merasakannya?"
"Merasakan? Merasakan apa?"
"Semakin lama, kau terlihat semakin mirip ibu muda yang menanti keturunan."
"Ibu muda apanya! Aku rasa kau sudah bosan hidup!"
Kyelin kembali mengambil pedangnya di sebelah pinggangnya dan berniat mengancam Diera agar diam. Tapi Diera hanya diam saja sambil tertawa geli seperti mengejek.
"Kau ini kenapa malah ketawa, sih?"
"Hehe, aku hanya merasa senang saja."
"Keterlaluan!"
Guys, aku langsung skip aja, ya. Tujuh bulan kemudian, Kyelin sekarang ada di tepi jendela kamarnya sambil meminum secangkir teh karena saat itu musim dingin.
Slurp, brak, bruth, tiba- tiba seseorang membanting pintu dan membuat Kyelin menyemburkan teh kesukaannya itu. Siapa lagi kalau bukan Diera.
"Kyelin, sayang! Apa kabar mu?"
Diera langsung memeluk Kyelin dan membuat Kyelin merasa jengkel. Pak, Kyelin memukul wajah Diera menggunakan telapak tangannya dan jarak mereka sedikit jauh sekarang.
"Eh? Kyelin sayang, ada apa?"
"Diam! Perkataan mu itu membuat ku jijik dan geli tahu!"
"Hihi, maaf."
Deg, Kyelin memegangi perutnya dan ia merasakan sebuah getaran yang ada di dalamnya. Tentu Kyelin kebingungan karena dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.
"Hei, Diera, kenapa perut ku seperti bergetar? Padahal aku baru saja makan tadi."
"Haish, dasar Kyelin bodoh, itu tandanya bayi mu menendang!"
"Menendang? Dasar bayi durhaka! Beraninya kau menendang ku!"
"......."
Hah, Diera hanya bisa menepuk jidat melihat tingkah laku sahabatnya itu. Sementara Kyelin malah terlihat sangat kesal dan marah karena tingkah laku bayinya.
"Dasar bodoh, bayi menendang itu sudah biasa! Memangnya saat kau di dalam perut ibu mu dulu tidak pernah menendangnya apa?"
"Tentu saja tidak, aku kan anak berbakti."
"Lupakan saja, aku tidak mau berdebat lagi pada mu."
Kyelin menatap keluar jendela kamarnya, ia melihat bunga- bunga bermekaran di taman. Diera mengikuti tatapan Kyelin kepada bunga- bunga itu.
"Hei, kau pikir besok anak ku lebih mirip siapa?"
"Eung, mungkin, lebih mirip ayahnya. Lagi pula kalau mirip ayahnya kan bagus."
"Kenapa begitu?"
Set, tiba- tiba Kyelin menatap sangat tajam kepada Diera. Seperti tidak terima kalau anak yang akan di lahirkannya susah payah itu akan mirip ayahnya yang b*j*ng*n.
"Em, begini, kalau misalnya mirip ayahnya, kita kan bisa mencarinya lewat rupa dan fisik anak mu."
"Kalau begitu, setelah dia lahir beberapa bulan, langsung cari tahu siapa ayahnya."
"Ok, ok, dengan catatan anak itu harus mirip ayahnya."
Dua bulan kemudian, usia kehamilan Kyelin sekarang sudah mencapai sembilan bulan kurang beberapa hari lagi. Kyelin sekarang berada di atas tempat tidurnya.
"Huh, anak ini benar- benar menyusahkan ku."
Selang beberapa menit, perut Kyelin merasa sangat sakit. Kyelin pun terus merintih kesakitan, ia terus menggerang dan berteriak berharap ada yang membantunya.
"SIAPA PUN YANG ADA DI LUAR KU MOHON TOLONG! DIERA! SAKIT!"
Brak, mendengar suara rintihan seseorang, Diera kemudian membanting pintu dengan wajah khawatir dan panik yang amat menyelimuti dirinya.
"Kyelin?! Ada apa?!"
"DIERA TOLONG! SAKIT!"
"Panggil tabib kerajaan! SEKARANG JUGA!!!"
Diera berteriak sangat kencang, bahkan bisa terdengar sampai keluar kerajaan Belizart. Tabib kerajaan pun datang dan membantu proses persalinan Kyelin malam itu.
"AAHH!!! SAKIT!!!"
"Kyelin tenanglah! Semuanya pasti akan baik- baik saja!"
Diera selalu berada di samping Kyelin memegangi tangannya dengan kuat bersamaan dengan keringat dingin yang mulai bercucuran saking takutnya.
"Uh, AH! Sakit Diera!"
"Bersabarlah kaisar, sebentar lagi pasti akan selesai." Ucap tabib kerajaan.
"AAAAAHHHHH!!!"
"Oek, oek, oek."
Bruk, setelah tangisan bayi itu, Kyelin membaringkan dirinya kecapekan. Diera terlihat menangis amat bahagia, ia mengecup dahi Kyelin dengan sangat lembut.
"Selamat kaisar, bayi Anda sudah lahir. Bayinya juga kembar! Laki- laki dan perempuan!"
Deg, Kyelin maupun Diera terlihat sangat terkejut. Diera sekarang bernapas lega, dirinya menyadari betapa sakitnya melahirkan seorang bayi, apa lagi kalau bayinya kembar.
"Tidak heran kau yang sangat kuat ini bisa merasa, kan, kesakitan yang luar biasa."
"Hah, hah, diam, kau."
"Apapun itu, selamat, kau sudah menjadi seorang ibu, Kyelin."
Selesai melahirkan, tentu saja bayi harus di mandikan dan di beri ASI dari ibunya. Kyelin masih terlihat amat kecapekan. Tapi ia masih sanggup untuk berdiri.
Tentu saja dia sanggup, itu karena dia adalah seorang kaisar wanita yang menaklukan banyak negara. Sudah terlihat bukan betapa kuat dan beraninya Kyelin.
"Kaisar Kyelin, ini waktunya memberi ASI." Ucap seorang perawat.
"Baiklah, berikan bayi itu pada ku."
"Tunggu dulu, apa kau sudah tahu cara menggendong bayi?"
"Belum."
Jawaban Kyelin membuat orang menggelengkan kepala. Sudah tidak bisa menggendong bayi, masih punya hati melakukan hal itu. Tidak takut nanti akan melukai bayinya apa?
"Kalau begitu berikan pada ku, aku akan mengajari kaisar bodoh kalian menggendong bayi dulu."
"Aku tidak bodoh."
Bruk, Diera sambil menggendong bayi yang laki- laki duduk di pinggir kasur Kyelin. Yang perempuan di gendong perawatnya, tapi yang ke dua bayi itu terlihat sangat tenang.
Hal itu membuat Diera dan perawatnya kebingungan. Kalau Kyelin tentu saja tidak karena dia belum pernah sekali pun berurusan dengan anak- anak.
"Baiklah, cara menggendongnya seperti ini. Mengerti?"
"Iya, iya, cerewet."
Kyelin pun menggendong bayi perempuannya itu seperti apa yang di ajarkan Diera. Memang benar apa yang di pikirkan Diera, bayi itu memang lebih tenang.
Diera terus- menerus merasa kebingungan, ia mengangkat tangannya meminta bayi yang satunya lagi pada perawat itu. Setelah memberikan bayi, perawat itu pergi meninggalkan Diera, Kyelin dan kedua bayi itu.
"Apa benar ini hanya perasaan ku semata saja, ya?" Batin Diera.
"Hm, kau ini kenapa malah melamun, sih?"
"Eh, ah, tidak apa- apa. Aku cuma masih merasa syok saja, kok."
"Tapi kenapa kedua bayi ini membuat ku khawatir?" Batin Diera.
Selesai menyusui, Kyelin pun tertidur, karena masih khawatir Diera memutuskan untuk ikut tidur bersama Kyelin di atas ranjangnya sekalian menjaga kedua bayi Kyelin yang baru saja lahir.
Bayi Kyelin yang laki- laki memiliki rambut coklat yang mirip dengan Kyelin dan mata berwarna biru langit.
Sementara kalau yang perempuan memiliki rambut perak mengkilap dengan mata hijau cantik mirip dengan mata Kyelin.
"Mata biru dan rambut perak, apa ini adalah ciri-ciri fisik laki- laki b*j*ng*n yang meniduri Kyelin?" Batin Diera.
BERSAMBUNG~
Guys, jika ada yang tanya soal timetravel- nya itu bukan Kyelin yang melintasi ruang waktu. Juga bukan Diera yang melakukannya, penasaran? Nantikan chapter selanjutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!