"Lepaskan!" Teriak seorang gadis dengan kepala yang tertutup kain hitam. Dia berada dikapal pesiar mewah namun bukan sebagai penumpang, melainkan tawanan.
"Diam! Dan jangan berteriak terus! Kau akan segera kami bawa pada Tuan Anchor!"
"Siapa dia?" tanya gadis itu.
"Dia adalah pemilik kapal pesiar terbesar di Negara seberang. Kami membutuhkan banyak pelayan untuk kerajaan bawah tanah. Jika ingin selamat, jangan membangkang dan jangan pernah mencoba untuk kabur dari kapal ini,"
Benazir Zeynep diam saja dan mencoba melepaskan tali pada pergelangan tangannya.
"Buka penutup kepalaku, aku tidak bisa bernafas," kata Benazir dengan nafas tersengal-sengal.
"Kami hanya akan membukanya ketika kita sudah sampai. Bersabarlah," Pelayan yang satu ini rupanya tidak terlalu sadis seperti yang tadi mengikat dirinya.
Dari caranya mengikat saja sudah jelas bisa dirasakan oleh Benazir jika orang tadi sangat kejam. Mengikatnya dengan kencang meskipun dia seorang wanita.
"Aku tidak tahan lagi. Rasanya sangat panas," keluh Benazir berharap pelayan ini mau membuka penutup kepalanya sehingga dia bisa melompat keluar dari kapal ini.
Aku adalah gadis keturunan bangsawan. Meskipun pada akhirnya aku menjadi yatim piatu dan semua hartaku dirampas oleh mereka. Namun aku tidak sudi menjadi pelayan orang berhati kejam seperti Tuan mereka, kata Benazir dalam hati.
"Kita hampir sampai. Kapal akan merapat," terdengar para awak kapal berteriak untuk mengawal para tawanan turun dari kapal.
"Bisakah kau buka penutupnya sekarang? Kita sudah sampai," kata Benazir seraya berdiri ketika tanganya di pegang oleh seorang pelayan dengan kasar.
Benazir berdiri berbaris bersama para wanita lain yang juga di culik dan menjadi tawanan kapal pesiar ini.
Tidak ada jawaban. Kemana pelayan yang tadi duduk didekatnya? batin Benazir.
Mereka lalu di giring kedalam ruangan yang besar untuk menghadap Tuan Ahmet. Tuan Ahmed adalah raja yang baru membangun kerajaan di bawah tanah dengan kekuatan kapal pesiar yang dia miliki.
Dia mempunyai banyak pengikut serta anak buah yang bekerja padanya. Dan sampai akhirnya membuat kerajaan sendiri di ruang bawah tanah yang sangat luas dan megah.
Kerajaan itu terletak di dekat pantai dan di bangun dengan uang yang tidak sedikit. Dia adalah mafia sekaligus pengusaha yang sukses. Dia menjual mutiara yang sangat langka dan juga berlian pada para saingan bisnisnya.
Semua pengusaha sudah tahu siapa Tuan Ahmet. Dia adalah orang yang ditakuti semua orang. Tanganya dingin dan tidak punya hati. Dia hanya melakukan apa yang dia inginkan dan tidak takut pada bahaya apapun.
Dia punya seorang putra yang sudah besar. Namanya Pangeran Aslan. Pangeran Aslan mengikuti jejak ayahnya dan juga menjalankan bisnis keluarga.
Sang pangeran belum punya istri di usia tiga puluh tahun. Dia selalu murung jika teringat pada penderitaan ibu kandungnya yang merupakan istri pertama dari Tuan Ahmet.
Sang ibu kini menjadi buronan ayahnya karena membangkang perintahnya. Dan dia di cari di segala penjuru dunia. Namun hingga kini ibunya masih belum di temukan.
Menurut berita burung yang beredar, ibunya kabur dengan pengawal pribadinya. Mereka jatuh cinta dan memutuskan untuk kabur dari kerajaan.
Sementara suaminya adalah pria yang kejam dan berhati dingin. Tuan Ahmet punya beberapa selir dan salah satunya punya anak bernama Pangeran Edric.
Tidak tahan dengan penderitaannya membuat ibunya meninggalkan sang pangeran di dalam istana dan hanya meninggalkan satu lembar kain berisi pesan yang ditulis dengan benang sutra.
"Arga! Kenapa kau membawa begitu banyak gadis kemari? Darimana mereka berasal?" tanya Pangeran terkejut ketika melihat para gadis di tutup mukanya dengan kain dan berbaris di dekat jendela istana.
Dari pintu yang tinggi nan kokoh Tuan Ahmet keluar dan membuka satu persatu penutup wajah para gadis itu.
"Tundukkan semua pandangan kalian!" Perintah dari Arga pada para gadis itu ketika Tuan Ahmed berjalan dan membuka semua tutup kepala para tawanan.
Semua gadis itu menunduk kecuali satu orang.
"Hei! Kau tidak dengar! Tundukkan pandanganmu!" Teriak Arga pada salah satu dari para tawanan itu.
"Apakah dia tidak mendengarnya?" tanya Pangeran Aslan yang juga terkejut dengan keberanian gadis itu.
"Dia paling keras kepala diantara mereka semua. Sejak di kapal dia membuat aku kesal," kata Arga pada Pangeran Aslan.
Ketika Tuan Ahmet membuka penutup kepalanya dia sangat terkejut. Mata gadis itu mirip sekali dengan wanita di masa lalunya yang sangat dia kenal. Dan dia bunuh belum lama bersama suaminya karena dendam lama.
Mata gadis yang memikat hati semua orang namun sangat keras kepala dan membuat harga dirinya hancur karena lebih memilih saudara sepupunya daripada dirinya.
Mata gadis yang sangat pemberani ini mengingatkan Tuan Ahmed akan kenangan masa lalunya.
Untuk sejenak Tuan Ahmet merasa jika gadis ini adalah orang yang pernah dia cintai di masa lalu.
"Siapa dia!?" Tanya Tuan Ahmed pada Arga.
"Dia gadis dari kota kecil. Keturunan bangsawan. Dia yatim piatu," terang Arga.
"Siapa namamu?" tanya Tuan Ahmet dengan berwibawa dan dingin seperti kilauan es yang menghujam.
Benazir Zeynep diam saja dan hanya menatap Tuan Ahmet penuh amarah.
Arga menjadi kesal sekaligus cemas.
"Tundukkan pandanganmu! Atau kau akan aku kurung bersama seekor ular yang besar," ancam Arga dengan penuh tekanan di setiap ucapannya.
Arga bahkan takut dan gemetar jika saja sampai gadis itu membuat Tuan Ahmet marah dan menjatuhkan hukuman padanya.
"Benazir Zeinep," jawab gadis itu tanpa rasa takut sedikitpun.
Tuan Ahmet menganggukkan kepala dan justru tertarik dengan gadis yang pemberani itu, sama seperti wanita dimasa lalunya.
Caranya berbicara, menatap, dan sikapnya. Sama persis. Sayangnya wanita malang itu dan suaminya harus berakhir di tanganya beberapa waktu lalu dan sekarang sudah tidak ada di dunia ini.
"Arga! Jadikan mereka semua pelayan. Kecuali gadis itu. Dia akan melayaniku secara pribadi,"
Dan saat mendengar kata itu membuat Benazir merasa jijik dan meludah di dekat Tuan Ahmet.
Dan ketika matanya menatap kearah lain, dia bertatapan dengan seorang pria yang sangat tampan dan gagah dengan baju kebesaran. Dia adalah pangeran Aslan.
Deg.
Dua hati seakan berdetak bersama dalam irama nada.
Arga menyuruh Benazir berdandan sangat cantik malam ini. Dia akan melayani Tuan Ahmet dan menemaninya makan di kamar pribadinya.
Arga sudah menyerahkan baju yang harus dipakai oleh benazir beserta semua perhiasan untuk membuatnya tampil mempesona di depan Tuan Ahmet.
Begitu menerima pesan Arga dari Tuan Ahmet, benazir menjadi semakin berani untuk melakukan aksi nya malam ini juga.
Mereka menyiapkan sebuah kolam pemandian yang penuh dengan bunga dan sudah ditaburi minyak kasturi yang baunya sangat harum. Hal itu dilakukan oleh beberapa pelayan yang diutus oleh Arga untuk mengurus benazir.
"Mandilah Putri, kau akan bertemu Tuan Ahmet malam ini dan menemaninya makan, kau harus wangi dan jangan sampai Tuan Ahmet melihat sedikitpun cela di tubuhmu,"
Kata seorang kepala pelayan perempuan yang sudah berusia sekitar 50 tahun. Dia adalah pelayan yang paling tinggi jabatannya dan dipercaya memimpin semua pelayan yang ada di istana bawah tanah itu.
"Sima apakah Benazir sudah siap?" tanya Arga dari luar kamar Benasir. Kakinya bahkan terasa sangat pegal karena menunggunya berdandan begitu lama.
"Sebentar lagi panglima,"
"Putri, lekaslah mandi, panglima Arga sudah menunggumu sejak tadi, kau harus segera menghadap Tuan Ahmed atau kau tidak akan punya kesempatan untuk undangan spesial dari tuan Ahmet,"
dan Benasir merasa jijik setiap kali mendengar nama Tuan Ahmet disebut oleh orang-orang di sekelilingnya.
"Aku tidak peduli pada tuanmu itu. Memangnya jika dia marah apa yang bisa dia lakukan padaku?" Tantang Benazir dengan percaya diri dan tidak takut sama sekali pada Tuan Ahmet.
"Kau tidak mengenal dia Putri, jika kau mengenal dia, maka kau tidak akan berkata demikian, seorang pelayan sepertimu pernah begitu keras kepala dan congkak hingga dia dicambuk sampai meregang nyawa oleh Tuan Ahmet, dan tidak terlihat lagi di istana ini"
Apa yang dikatakan Sima membuat benazir merinding juga.
"Baiklah pakaikan baju itu padaku,"
"Tapi kau belum mandi Putri, kau harus mandi terlebih dahulu baru kami akan memakaikan baju ini, tubuhmu harus wangi hingga seluruh ruangan Tuan Ahmet akan menjadi semerbak oleh harum dirimu,"
"Baiklah lakukan dengan cepat!"
"Kau sangat beruntung Putri, Kau adalah keturunan bangsawan sehingga kau tidak diperlakukan seperti pelayan yang lainnya,"
"Apa bedanya aku dengan kalian meskipun aku Putri bangsawan aku menjadi tawanan di istana Tuan kalian ini,"
"Tentu saja berbeda Putri, kau baru datang dan kau mendapat sambutan dan juga undangan spesial dari tuan Ahmet, sedangkan pelayan yang lainnya harus menunggu hingga begitu lama untuk menjadi selir Tuan Ahmet?"
Putri benazir menjadi terkejut ketika Sima menyebut nama selir.
"Apakah aku akan menjadi salah satu selirnya?" tanya benasir pada Sima yang tersenyum pada keberanian gadis di depannya ini.
"Lalu apa lagi jika bukan menjadi selirnya? Apakah kau pikir kau akan diundang tanpa tujuan tertentu?"
"Aku tidak peduli apa tujuan Tuan Ahmet memanggilku, bagiku ini adalah pertemuan yang pertama sekaligus yang terakhir?"
Kata benazir penuh percaya diri, karena dia sudah menaruh bubuk racun di salah satu cincin yang akan dia pakai saat menemui Tuan Ahmad dan malam ini juga dia akan menghabisi Tuan Ahmet itu di dalam kamarnya sendiri.
"Apa maksud anda Putri kenapa Anda mengatakan jika ini adalah pertemuan yang terakhir apakah Putri ingin melarikan diri dari istana ini?"
"Kau tidak tahu apapun Sima, biar aku katakan ini akan menjadi malam terakhir Tuan Ahmet,"
Dan ketika Putri benasir berkata demikian salah seorang dayang segera keluar dari kamar benazir, dia menuju kepada Pangeran Aslan.
tok tok tok!
"Ya masuklah,"
"Kau! Untuk apa kau menemuiku, aku tidak menyuruhmu datang lalu kenapa kau datang ke kamarku?"
"Pangeran, aku datang karena aku mencurigai sikap Putri Benazir seakan mempunyai maksud jahat terhadap Tuhan Ahmet. malam ini Putri benazir akan bermalam di kamar tuan Ahmet dan dia mengatakan jika ini adalah pertemuan pertama sekaligus terakhir untuk Tuan Ahmet. Bukankah itu sangat aneh pangeran?"
Sang pangeran lalu menatap pelayan itu yang bernama Almira.
"Almira jika kau berbohong padaku kau tahu apa akibatnya bukan?"
"Hamba bersedia menanggung 100 kali cambuk pangeran, Tapi demi keluarga kerajaan hamba rela mati dan itu adalah wujud dari kesetiaan hamba kepada keluarga Pangeran," kata pelayan Almira yang sudah sejak lama ingin mendekati Pangeran Aslan dan menjadi wanitanya.
Almira berharap apa yang dia katakan ini akan membuatnya semakin dekat kepada sang pangeran.
"Baiklah akan aku bicarakan hal ini dengan Arga, kau boleh pergi,"
"Pangeran, sebaiknya anda tidak mengatakan hal ini kepada tuan Arga, entah kenapa hamba tidak percaya kepada tuan Arga sejak kejadian 2 minggu yang lalu ketika tuan Ahmet berada dalam bahaya sedangkan Tuan Arga bersamanya," kata pelayan Almira berusaha mencari simpati dan perhatian dari pangeran Aslan.
"Baiklah akan aku selidiki sendiri sekarang, kau boleh pergi,"
"Baik pangeran, hamba mohon diri," kata pelayan Almira sambil mengeringkan matanya kepada Pangeran Aslan yang menatapnya dengan dingin dan datar.
Terkadang aura kejam juga terlihat di wajah Pangeran Aslan ketika sedang berbicara. Namun hingga kini aura kejamnya masih terselubung oleh karismanya yang sangat mempesona. Alih-alih orang takut akan kekejamannya, justru mereka berharap bisa mendekatinya, terutama para gadis.
Aura kejam yang kadang terpancar, justru membuat para gadis merasa semakin terpikat oleh daya tarik sang pangeran yang terkenal sulit didekati oleh para wanita.
Dan sudah menjadi rahasia umum, jika semua itu terjadi karena sang ibundanya yang telah membuatnya kesepian selama ini. Sang ibunda pergi bersama pengawal pribadinya dan memilih cintanya dari pada putranya sendiri.
Pangeran lalu pergi ke kamar ayahnya. dan saat itu dia melihat Putri Benasir berada di depan ayahnya berdiri berhadapan.
Sang ayah jelas nampak terpikat oleh kecantikan dan pesona Putri benasir. Namun mata Pangeran Aslan justru tertarik dengan cangkir yang sedang dipegang oleh Putri Benazir.
Begitu melihat putri Benasir akan memberikan minuman itu kepada ayahandanya, maka Pangeran Aslan berjalan ke arah mereka berdua dan sengaja menumpahkan minuman itu hingga membuat sang ayah murka.
Minuman itu tumpah dan membuat baju putri Benasir menjadi basah.
"Maaf Putri, aku tidak sengaja menumpahkannya," kata Pangeran Aslan dan membuat Putri Benazir melotot kesal padanya karena dia kehilangan kesempatan untuk membunuh Tuan Ahmet dengan racun yang sudah dia tuang ke dalam minuman itu.
"Pangeran Aslan apa yang kamu lakukan di sini, kamu membuat suasana hatiku menjadi buruk,"
"Maaf ayahanda hamba ada keperluan dengan ayahanda, apakah hamba bisa meminta waktu sebentar?"
Tanya Pangeran Aslan kepada sang ayahanda. Karena beberapa waktu sejak berita tentang ibunya, hubungan ayah dan anak itu menjadi merenggang. Akhirnya sang ayah memberi kesempatan kepada Pangeran Aslan untuk berbicara empat mata padanya dan menyuruh Benasir untuk berganti baju.
Katakan kenapa kau datang kemari tanpa memberitahu Arga terlebih dahulu?"
"Haruskah untuk bertemu ayahku sendiri saya membuat janji?"
"Bukan begitu Pangeran, tapi aku sedang bersama putri Benasir, seharusnya kau menunggu hingga esok pagi untuk menemuiku,"
"Apakah pertemuanmu dengan Putri Benazir lebih penting daripada diriku?"
"Aku tidak ingin berdebat denganmu pangeran, segera katakan kenapa kau datang kemari?"
"Itu karena ada berita jika anda akan menangkap ibu di perairan Uruhara?"
"Dari mana kau mendengar berita itu, apakah Arga memberitahumu?"
"Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan Arga dan hamba ingin jika kau menangkap ibunda mohon jangan menyakitinya,"
"Dia sudah melewati batasan dan bahkan mempermalukan aku dengan kabur bersama pengawal yang aku suruh untuk menjaganya,"
"Semua itu ibunda lakukan karena ayahanda terlalu kejam padanya, ibunda sangat menderita,"
"Kau selalu membela ibumu, kau tidak tahu apa yang terjadi, meskipun ibumu pergi dan minggat dari istana bersama pengawalnya yang brengsek itu kau tetap membelanya,"
"Hamba ingin bertemu ibunda jika sampai Ayah berhasil membawanya kemari, katakan jika kau tidak akan membunuhnya?"
"Apakah dia pantas untuk aku ampuni?"
"Setidaknya biarkan hamba bertemu dengan ibunda, hamba sangat ingin menemuinya,"
"Baiklah, aku akan memenuhi permintaanmu,"
"Terima kasih ayahanda, hamba mohon diri,"
Dan ketika Pangeran Aslan akan keluar dia berpapasan dengan Putri Benasir yang sudah berganti baju.
Mereka bertemu dan saling bertatapan beberapa menit hingga langkah mereka terhenti Dan seperti terhipnotis untuk sesaat.
Pangeran Aslan sudah mempersiapkan semuanya. Untuk melindungi ibunya dan untuk menghabisi sang pengawal itu.
Didalam kamar Pangeran Aslan ada sebuah lorong bawah tanah menuju ke sebuah hutan di pinggir pantai. Lorong itu di bangun secara diam-diam tanpa di ketahui ayahandanya.
Pangeran Aslan bahkan melakukan beberapa pertemuan dengan rekan bisnisnya. Mereka membuat kesepakatan untuk jual beli mutiara yang di hasilkan oleh anak buah Pangeran Aslan yang diluar bisnis ayahnya.
Tiba-tiba, terlintas wajah cantik Benazir dengan gaun yang indah tadi dan membuat dada pangeran Aslan bergetar.
"Gadis itu, Benazir, untuk apa dia dikamar ayah," Pangeran Aslan lalu keluar dan saat itu berpapasan dengan Arga.
"Pangeran, maaf!" Arga menundukkan kepalanya memberi hormat.
"Tidak papa. Masuklah Arga. Aku baru akan menemuimu," ucap pangeran Aslan lalu menutup pintu kamarnya.
"Arga, siapa gadis yang berada dikamar ayah tadi?"
"Itu adalah gadis yatim piatu keturunan bangsawan. Kedua orang tuanya meninggal secara tragis di rumahnya sendiri. Dan gadis itu tinggal sebatang kara," mendengar cerita Arga entah kenapa membuat hatinya menjadi trenyuh.
"Arga! Jangan sampai gadis itu menjadi bagian dari selir di istana ini,"
"Kenapa pangeran?" Arga nampak bingung.
"Dia gadis keturunan bangsawan. Perlakukan dia layaknya seorang bangsawan. Dia bukan dari kalangan rakyat biasa. Dia bukan pelayan," kata Pangeran Aslan pada Arga.
"Itu tidak mungkin Pangeran. Karena semua hal itu tergantung keputusan dari Tuan Ahmet. Hamba tidak berani menentang perintahnya,"
"Lakukan Arga. Istana ini akan segera berpindah ke tanganku. Jika kau ingin tetap selamat, maka turuti lah apa perkataan ku," kata Pangeran Aslan pada Arga.
Arga lalu menatap dengan takjub pangeran muda yang berada dihadapannya. Belum lama dia adalah pangeran yang kecil dan kekanak-kanakan, sekarang dia sudah menjelma menjadi pangeran yang ambisius dan berani.
Aku suka ini. Permainan ini akan menjadi semakin menarik. Ada Benazir, ada Tuan Ahmet dan sekarang ada satu lagi, Pangeran Aslan. Kalian tidak mengerti siapa dalang dari permainan ini yang sesungguhnya.
Arga lalu keluar dari kamar Pangeran Aslan dan pergi ke kamar Benazir. Dan saat itu Benazir sudah berada dikamarnya. Karena kelihaiannya dia membuat Tuan Ahmet tertidur dengan nyanyiannya yang merdu.
Arga segera masuk kedalam dan menutup pintu rapat-rapat.
"Bagaimana kau bisa berada disini? Apakah kau berhasil?"
"Cih! Aku benci muslihat kalian ini! Dia sudah tidur. Aku membuatnya tertidur,"
"Bagaimana caranya?" Arga nampak terperanjat.
"Sudahlah. Dimana peta itu? Dan biarkan aku keluar dari sini," kata Benazir.
"Tidak sekarang. Tugasmu masih belum selesai. Kau harus memikat Sang Pangeran terlebih dahulu, apakah kau ingin bertemu dengan kedua orang tuamu yang sudah aku selamatkan?"
"Dasar pria brengsek! Katakan dimana mereka?" tanya Benazir menatap tajam wajah Arga.
"Akan aku katakan jika kau berhasil melakukan tugasmu," kata Arga yang memanfaatkan Benazir untuk misi rahasianya.
"Sial! Kau semakin berani saja untuk memanfaatkan diriku,"
"Jangan banyak bicara jika kau ingin kedua orang tuamu selamat. Mereka akan tetap aman bersamaku selama kau tidak berkhianat!" ancam Arga pada Benazir.
"Kau lebih brengsek dari Tuan Ahmet,"
"Kau juga tidak selugu wajahmu yang manis ini," kata Arga serta jari telunjuknya menyentuh dagu runcing milik Benazir.
"Cih! Aku tidak menduga ada musuh dalam selimut di istana ini," Benazir menggelengkan kepalanya.
"Dan kau...ular berbisa yang bisa menggigit semua orang,"
"Tutup mulutmu!" Benazir sangat kesal dengan Arga yang sudah membuat dirinya menjadi seorang mata-mata demi misinya. Dan jika dia tidak melakukanya maka kedua orang tuanya berada dalam bahaya.
Terpaksa Benazir menjadi agen rahasia demi menyelamatkan kedua orang tuanya dari tangan besi Arga yang misterius.
"Keluar dari kamarku sekarang! Aku mau istirahat," kata Benazir membukakan pintu untuk Arga.
"Selamat beristirahat Nona...." Arga mengedipkan matanya pada Benazir.
"Menjijikkan....pria brengsek," Gumam Benazir dalam hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!