NovelToon NovelToon

King Mafia And Queen Psycopat

KMAQP#01 Prolog

Viano Alexander William, putra dari Vano dan juga Vanya. Vian sekarang sudah menjadi laki laki yang tampan dan juga gagah.

Sekarang Vian sudah menggantikan posisi William untuk memimpin kelompok Mafia WD, tapi semenjak berganti kepemimpinan, Vian memilih untuk mengganti nama kelompok mafia yang akan dia pimpin menjadi Dark Mouse.

Selain mengubah nama kelompok mafianya, Vian juga mengubah panggilan namanya. Mungkin para orang terdekat dan keluarga Vian memangil dirinya Vian, tapi tidak untuk orang orang luar. Mereka lebih mengenal Vian dengan panggilan Alex.

Selain menjadi ketua kelompok mafia, Alex juga mendirikan sebuah perusahaan yang dia beri nama Alexander company.

"Sean kumpulkan semua para anggota, ayo kita berangkat sekarang." perintah Alex pada tangan kanan sekaligus asistennya yang bernama Sean.

"Baik tuan," balas Sean dan langsung pergi untuk mengumpulkan para anggota terpilih untuk melancarkan misi Alex.

Kali ini Alex akan melakukan penyerangan terhadap kelompok bersenjata yang sedang menuju negaranya, dia tidak suka kalau ada orang luar yang berniat jahat kepada negara tercintanya.

"Semua anggota sudah terkumpul tuan," ucap Sean menghampiri Alex yang saat ini tengah berada di dalam ruangannya.

"Ayo kita berangkat." Alex berdiri dari kursi kebesarannya dan langsung berlalu pergi menuju mobil miliknya.

Sean pun mengikuti kemana Alex pergi. Ada banyak mobil yang mengikuti mobil yang di naiki Alex dan Sean, mereka semua itu adalah para anggota Dark Mouse.

"Kita langsung ke perbatasan aja atau gimana?" tanya Sean pada Alex.

"Iya kita ke sana dulu, tapi kita harus bersembunyi agar mereka keluar dari tempat persembunyiannya." jawab Alex.

Sean mengangguk, dia semakin menambah kecepatan laju mobilnya agar segera segera sampai di perbatasan negara.

...**...

Jenifer Halmiton Ghilbert, gadia cantik nan seksi ini adalah anak dari pasangan Richard dan Diandra. Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, ternyata diam diam darah psikopat Richard menurun pada Jennifer.

Jennifer ini adalah psikopat cantik, tidak ada orang yang tahu tentang identitasnya karena dia menutupi semuanya dengan rapi, tapi ada satu orang yang tahu rahasia Jennifer, dia adalah sahabat satu satunya Jennifer.

Wajahnya yang cantik dan kemolekan tubuhnya yang begitu menggoda, membuat orang orang tidak pernah curiga kalau ada rahasia besar di dalam diri Jennifer.

Jennifer sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik, sebagai pewaris harta satu satunya di keluarga Ghilbert, Jennifer malah memilih untuk menjadi dokter.

Sebenarnya Richard melarang Jennifer untuk menjadi dokter, tapi karena dia adalah anak satu satunya maka Richard tidak bisa lagi melarang Jennifer karena anaknya itu selalu ada cara untuk membuat Richard mengabulkan permintaannya.

"Enaknya tinggal sendiri." senang Jennifer karena dia baru saja akan memulai hidup sendiri di apartemen mewah yang sudah Richard belikan untuknya.

"Coba dari dulu gini, pasti aku gak perlu harus sembunyi sembunyi kalau mau beraksi." lanjutnya sambil memandang atap langit kamarnya.

Saat ini posisi Jennifer tengah tiduran di atas ranjang queen size miliknya, dia mengistirahatkan tubuhnya sehabis membereskan barang barang miliknya.

Drrtt...

Handphone Jennifer bergetar, Jennifer pun segera membukanya dan ternyata itu ada sebuah pesan dari sahabatnya.

Jen ada mangsa, lo datang aja ke alamat ini.

Isi pesan yang sahabat Jennifer kirimkan kepadanya, sekaligus sahabat Jennifer juga mengirimkan lokasi alamat yang dia tunjukkan kepada Jennifer.

"Bila tahu aja deh kalau gw lagi haus." Jennifer langsung bangun dan mengambil jaket kulit yang berwarna hitam, dan setelah itu dia langsung pergi menuju tempat yang sudah di kirimkan oleh Bila, teman Jennifer.

Salsabila adalah teman Jennifer sedari kecil waktu dia masih tinggal di kampung. Bila harus menerima kenyataan hidup seorang diri tanpa kedua orang tuanya karena mereka berdua telah pergi untuk selama lamanya meninggalkan dirinya seorang diri.

Jennifer yang mendengar kabar itu pun kasian kepada teman masa kecilnya dan dia pun meminta Richard untuk memindahkan Salsabila ke kota juga sama seperti dirinya.

Akhirnya mereka berdua pun menjadi sahabat mulai dari kecil hingga sekarang ini persahabatan mereka masih terjalin. Bahkan di saat keluarga Jennifer tidak ada yang tahu kalau Jennifer adalah psikopat, Salsabila malah sudah tahu sedari dulu.

...**...

Alex dan yang lainnya sudah sampai di perbatasan, saat ini dia tengah bersembunyi di tempat persembunyian mereka. Alex sedang menunggu aba aba dari anak buahnya yang sedang memantau kedatangan menyusup.

"Gimana?" tanya Alex pada Sean.

"Keadaan masih aman tuan, mereka belum menampakkan diri mereka." jawab Sean.

"Huh, bikin orang menunggu aja." dengus kesal Alex yang paling tidak suka kalau di suruh menunggu.

Mereka menunggu hampir sepuluh menit, tak lama setelah itu anak buah Alex memberikan kabar kalau para penyusup sudah mulai menampakkan diri mereka.

"Lapor tuan, para penyusup sudah mulai menampakkan diri mereka." ucap anak buah Alex memberikan kabar.

"Tembak mereka secara diam diam dan jangan menimbulkan kegaduhan agar yang lain tidak tahu." perintah Alex kepada anak buahnya.

"Baik tuan." balas mereka dan langsung pergi memberikan kabar kepada yang lainnya.

"Ayo kita mendekat." ajak Alex dan mulai berjalan mengendap-endap mendekati daerah sang penyusup.

...**...

Sementara itu di tempat Jennifer, dia juga sudah sampai di mana tadi Bila memberikan lokasi yang sangat Jeniffer sukai.

"Lah ini kok sepi, gak ada orang sama sekali sih." bingung Jennifer karena tidak menemukan keberadaan orang orang di sana.

Jennifer mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam yang lebih gelap lagi, dia berjalan dengan sangat pelan dan mengendap-endap agar tidak ada yang mengetahui kedatangannya.

Dor.

Saat kakinya semakin masuk ke dalam, dia bisa mendengar kalau ada suara tembakkan yang tak jauh dari dirinya.

"Kalau kayak gini sih seharusnya gw tadi bawa senjata juga. Bila sih gak ngasih tahu kalau akan ada acara tembak tembakan gini." kesal Jennifer karena sang sahabat tidak memberitahu dirinya kalau di sini ada baku tembak, sedangkan dirinya saat ini tidak membawa senjata, dia hanya membawa pisau lipat kecil saja di saku jaket miliknya.

"Aku harus lihat lebih dalam lagi." Jennifer yang memiliki tingkat kekepoan yang sangat tinggi pun tak bisa menahan diri untuk tidak masuk ke dalam yang lebih gelap lagi.

Padahal saat ini bulan sedang bersinar sangat bulat sempurna, tapi mungkin karena ada banyak pohon di sana sehingga membuat tempat ini menjadi gelap gulita.

"Aduh." keluh Jennifer saat kakinya tidak sengaja tersandung sesuatu.

"Apaan nih?" tanya Jennifer pada dirinya sendiri karena dia merasa kalau benda yang tidak sengaja menyandungi kakinya itu terasa sangat aneh.

Jennifer menajamkan penglihatannya untuk melihat apa benda itu, dan matanya langsung melotot saat melihat kalau benda itu ternyata manusia.

Jennifer langsung mendekatkan jarinya ke hidung orang yang tergeletak itu untuk merasakan nafas orang itu masih ada atau tidak.

"Syukurlah dia masih hidup." lega Jennifer saat merasakan hembusan nafas orang itu masih ada.

Bukannya menolong orang itu dan membawanya pergi dari sana, Jennifer malah mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya.

Jennifer mulai menyayat nadi tangan orang itu sehingga mengeluarkan darah segar yang begitu banyak. Dengan cepat Jennifer mengeluarkan kantong plastik yang dia bawa dan menadahi darah orang itu ke dalam kantong plastik.

Setelah mendapatkan banyak darah, Jennifer langsung pergi begitu saja dari sana, yang pasti sekarang orang itu sudah meninggal karena darahnya sudah terkuras abis oleh Jennifer.

Jennifer pintar, dia tidak meninggalkan jejak sama sekali, bahkan tadi saat melakukan aksinya pun Jennifer memakai sarung tangan, sehingga nanti kalau polisi melakukan penyelidikan mereka tidak akan menemukan jejak sidik jarinya.

"Huh, akhirnya dapat juga, lumayan nih nanti buat lauk." ucap Jennifer dan langsung pergi meninggalkan tempat itu sebelum nanti ada yang melihatnya.

...***...

KMAQP#02

Alex sudah keluar dari tempat persembunyiannya, saat ini dia tengah berhadapan langsung dari sang ketua dari rombongan penyusup.

"Mending kalian minggir dari sini, jangan ikut campur urusanku atau kalian akan tahu sendiri apa akibatnya nanti." ucap sang ketua kepada kelompok Alex agar tidak menghalangi penyusupan yang mereka lakukan.

"Cih, banyak omong sekali anda tuan, saya tidak pernah menyukai ada penyusup yang datang ke negara ini," balas Alex dengan tatapan mengejek.

"Cih." decih orang itu membuang ludahnya ke hadapan Alex.

"Tahan, biar ini jadi urusanku." ucap Alex menahan agar Sean tidak maju untuk menghajar sang ketua kelompok penyusup karena sudah berani membuang ludah di hadapan Alex.

Sean pun diam dan tetap berdiri di tempatnya untuk melindungi Alex dari ancaman yang bisa kapan saja datang.

"Serahkan semua senjata yang kalian bawa, dan pergi dari sini." ucap Alex meminta agar para penyusup itu menyerahkan senjata yang mereka bawa dan segera pergi dari negara ini.

"Tidak semudah itu kalian mengusir kita." balas sang ketua.

"SERANG...." teriak sang ketua kelompok penyusup itu agar segera menyerang para anggota Alex.

Baku hantam pun tak bisa di hindari lagi, Alex berhadapan langsung dengan sang ketua. Mereka berdua saling adu kelihaian mereka dalam ilmu bela diri.

Bug bug krak bug....

Suara tinjuan dan juga tulang patah menghiasi malam yang sangat gelap hari ini. Alex tak mau membuang buang waktu lagi, dia langsung menarik senja api yang ada di balik jaket miliknya dan langsung menembak satu persatu orang yang ada di hadapannya.

DOR DOR DOR....

Beberapa kali Alex melayangkan tembakan kepada para musuh, dan tembakan yang Alex layangkan selalu tepat sasaran sehingga banyak dari mereka yang langsung tumbang, termaksud sang ketua yayasan saat ini sudah tidak sadarkan diri.

"Buang buang waktu aja.'" ucap Alex menatap para mayat yang telantar di tahan di hadapannya.

"Kalian semua bereskan kekacauan ini, jangan meninggalkan jejak apapun." perintah Alex kepada anak buahnya.

"Baik tuan." balas mereka dan langsung menjalankan perintah Alex.

"Apakah tuan tidak kenapa kenapa?" tanya Sean menghawatirkan keadaan Alex.

"Seperti yang kau lihat," balas Alex.

"Lapor tuan, ada satu mayat yang sangat mencurigakan kondisi tubuhnya." ucap anak buah Alex membawakan berita kepada Alex dan juga Sean.

"Katakan." balas Sean menyuruh agar anak buah itu mengatakan berita apa yang dia bawa.

"Ada satu mayat yang meninggal saat kita melakukan tembakan diam diam tadi, dan di tubuh mayat itu terdapat sayatan di urat nadi yang ada di pergelangan tangannya." jelas anak buah Alex.

"Dan tubuhnya juga sudah membiru seperti sudah kehabisan darah sedari tadi tuan, yang tidak bikin kita semua terheran itu adalah tidak ada jejak banyak darah dia tempat mayat itu tergeletak." lanjutnya menjelaskan semuanya kepada Alex dan juga Sean.

Mendengar itu kening Alex berkerut, ada yang aneh di sini. Dia yakin kalau itu bukan ulah anak buahnya, karena sedari awal berangkat Alex sudah memberitahu kepada mereka untuk tidak membawa senjata pisau dan sejenisnya, dan saat akan berangkat pergi juga semua para anggota sudah di periksa.

"Siapa yang berani melakukan hal seperti ini ditengah pertempuran kita?" tanya Alex heran.

"Saya juga tidak tahu tuan, yang pasti orang itu bukan orang sembarangan. balas Sean.

"Ya sudah kamu kembali dan untuk mayat yang kamu bilang tadi tolong untuk di pisahkan dengan yang lainnya." perintah Alex.

"Baik tuan." balas anak buah Alex dan langsung pergi menjalankan perintah Alex.

"Kita harus menyelidiki ini." ucap Alex dan mendapatkan anggukan persetujuan dari Sean.

...***...

KMAQP#03

Sampai di apartemen miliknya, Jennifer langsung meletakkan darah yang dia bawa tadi ke dalam freezer dan setelah itu dia pergi ke kamar untuk membersihkan tubuhnya yang terkena darah sedikit.

Selesai mandi dan berganti baju, Jennifer langsung pergi ke dapur untuk mengambil darah yang tadi dia letakkan di dalam freezer.

"Enaknya ini di apain ya, kalau langsung di minum udah bosan juga." gumam Jennifer bingung.

Ya, memang biasanya Jennifer akan langsung mengonsumsi darah dengan di campur minuman alkohol atau kalau tidak biasa akan dia makan bersama roti.

"Cari di internet ah...." Jennifer pun langsung membuka handphone yang ada di tangannya dan mencari olahan olahan yang terbuat dari darah.

"Nah, ini kayaknya enak." seru Jenifer saat melihat sebuah artikel tentang dideh yang terbuat dari darah hewan yang di kukus sehingga membeku.

Kalau itu terbuat dari darah hewan, maka berbeda dengan Jennifer yang akan membuat dideh dari darah manusia, keren bukan.

Jennifer pun langsung menyiapkan semuanya, dia mulai memasukkan darah manusia itu ke dalam wadah dan mengukusnya selama beberapa menit.

Sambil menunggu darah itu membeku, Jenifer memilih untuk menghubungi temannya si Bila.

'Halo kenapa, udah dapat belum?' ucap Bila dari sebrang sana.

'Udah dong, yuk sini main ke apartemen gw, gw ada makanan spesial nih malam ini.' balas Jennifer menyuruh agar Bila datang ke apartemen miliknya.

'Gak ah males, pasti di apartemen lo baunya arus, bau darah.' tolak Bila yang tahu bagiamana kebiasaan Jennifer sahabatnya.

'Yee, sorry aja nih ya, gw itu selalu membersihkan apartemen gw sampai bersih, jadi mana ada bau bau gak enak gitu.' balas Jennifer.

'Udah pokonya lo harus datang ke sini.'

Tut.

Ucap Jennifer mutlak tak bisa di ganggu gugat, setelah itu Jennifer segera melihat darah yang dia kukus seperti sudah matang karena sudah cukup lama juga.

"Emm... baunya enak banget.". Jeniffer mencium bau darah yang sudah membeku itu yang baru dia keluarkan dari wadah pengukusan.

Mungkin kalau orang normal yang mencium bau itu dia akan langsung muntah, tapi tidak dengan Jennifer yang notabenenya manusia setengah iblis.

"Sebaiknya aku sambil buat bumbu aja sambil nunggu darahnya dingin." gumam Jennifer.

Untuk mempersingkat waktu, Jennifer langsung menyiapkan segala macam perbumbuan, Jennifer akan membuat darah beku itu menjadi olahan masakan yang akan dia campur dengan tahu putih.

Tekstur darah beku yang seperti hati, membuat orang yang tidak tahu cara pembuatannya pasti mengira kalau nanti masakan Jennifer itu adalah tahu sama ati ampela, padahal yang sebenarnya adalah tahu sama darah yang sudah membeku.

Jennifer memotong darah beku itu berbentuk balok balok, dan setelah bumbunya siap Jennifer langsung memasak lauk yang sudah sangat dia bayangkan rasanya akan seenak apa nanti.

Setelah semuanya jadi, Jennifer langsung menghidangkannya di atas meja makan, dan kebetulan bersamaan dengan Salsabila yang baru saja tiba di apartemen Jennifer.

"Widih tumben lo masak." ucap Salsabila menatap masakan yang ada di atas meja makan.

"Sepertinya ini enak." Salsabila langsung menyomot potong darah yang sudah di bumbu bali oleh Jennifer.

"Enak, ini apaan kok teksturnya lembut gitu?" tanya Salsabila sambil mengunyah makanan yang dia ambil di atas meja makan.

"Darah." jawab Jennifer santai.

Salsabila yang mendengar itupun matanya melotot sempurna, dia langsung berlari menuju wastafel dan memuntahkan makanan yang ada di dalam mulutnya, untung saja tadi belum dia telan.

Huek huek huek.

"Sumpah lo gila Jen." omel Salsabila sambil terus berkumur untuk menghilangkan bekas makanan yang dia makan.

Jennifer yang mendengar itupun tak mempersalahkan apa yang Salsabila ucapkan, dia duduk dan mengambil sedikit nasi baru setelah itu dia mulai makan dengan lauk yang terbuat dari darah manusia yang sudah dia bekukan.

***

Vampir berkedok psikopat 😂

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!