NovelToon NovelToon

Istri Kedua Suamiku

bab 1 ~ pengenalan ~

"Hendra....Mama tau kalian gagal lagi kan untuk memiliki anak,sudahlah...Mama tau istrimu itu mandul jadi kamu harus menerima usulan mama,kamu tau sendiri kan kamu anak mama satu-satunya jika kamu tidak memilki keturunan bagaimana nanti nasib keluarga ini?" Ucap mama Rini.Ini adalah tekanan ke sekian ratus kalinya dari orang tuanya karena sampai hari ini mereka belum punya anak.

Hendra adalah seorang suami yang sudah berumur tiga puluh lima tahun.Dia seorang pemilik perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan makanan mentah.Dia sudah menikah lima tahun bersama stella tapi sampai hari ini mereka belum juga diberikan anak oleh sang pencipta.

Hendra menghela napas berat,dia sangat mencintai Stella,bahkan tidak pernah sekalipun terlintas di pikirannya untuk berpisah dengan istrinya Stella,wanita yang sudah menemaninya hampir lima tahun ini.

"Ma..Sabar kenapa mungkin Tuhan belum memberi rejeki saja,mama kan lihat sendiri hasilnya kalau rahimnya tidak bermasalah tolo_

"Samapi kapan,lima tahun Hendra mama menunggu,kalian sudah menghabiskan banyak uang untuk membuat berbagai macam program,tapi hasilnya nihil,memang istrimu saja yang tidak berguna,bahkan mandul." Ucap Rini penuh emosi.

"Ma...."

"Sudahlah pokoknya mama tidak mau tau kamu harus menikah dengan wanita pilihan mama,aku tau setelah kamu menikah dengannya kalian pasti langsung punya anak." Ucap Rini.Stella yang mendengar pembicaraan mama mertua dan suaminya hannya bisa menagis,dia pergi ke kamar lalu menutup pintu dan melepaskan semua rasa sesak di hatinya.

Stella seorang ibu rumah tangga,setelah menikah dengan Hendra,dia berhenti bekerja sebagai buruh di pabrik konveksi.Dari awal menikah dengan suaminya Stella tau kalau mama mertuanya tidak menyukainya sedikit pun bahkan saat mereka pacaran pun Mama mertuanya sudah berulang kali meminta supaya Stella meninggalkan Hendra.

"Kenapa harus sesulit ini hannya untuk bahagia dengan suamiku? Kenapa begitu banyak cobaan ya Tuhan." Stella menagis sesenggukan di dalam kamarnya,dia begitu sedih mendengar ucapan pedas mertuanya.

Hendra masuk ke dalam kamar dia berdiri di depan pintu,hatinya benar-benar sedih melihat istrinya menangis sendirian di dalam kamar,dia sangat yakin jika istrinya mendengar setiap ucapan mamanya barisan.

"Sayang....Maafkan aku!!" Ucap Hendra dia merebahkan tubuhnya di samping istrinya lalu memeluk tubuh istrinya dengan erat.

"Sayang...Aku sudan lelah,lebih baik sekarang kamu terima saja apa dikatakan oleh mama,perjuangan kita selama ini tidak ada yang berarti." Ucap Stella.Dia duduk di atas ranjang lalu menyeka air mata yang membasahi wajahnya.Kali ini dia sudah benar-benar ikhlas jika suaminya harus menikah lagi karena dia sudah tidak kuat dengan semua tekanan mertuanya.

"Tidak sayang,aku tidak mau membagi hatiku kepada wanita mana pun,aku sangat mencintaimu hari ini,bahkan sampai aku matipun aku akan tetap mencintaimu,mungkin saat ini belum rejeki kita semua wanita berhak hamil selagi dia masih memliki rahim,aku yakin suatu saat Tuhan akan menitip bayi kecil di rahimmu ini." Ucap Hendra,dia duduk di hadapan istrinya dan menyentuh perut istrinya.

"Sabar ya sayang,apa pun kata mama kamu tidak perlu pikirkan itu,yang terpenting aku selalu mencintaimu dan menunggu kapan Tuhan memberikan rejeki kepada kita."Ucap Hendra,dia memeluk tubuh istrinya dan mengelus punggung istrinya.Stella kembali meneteskan air mata,kalau bukan karena dukungan suaminya mungkin sudah lama dia meninggalkan rumah itu,tapi dia sangat bersyukur mendapat suami yang begitu mencintainya.

****

Rini meninggalkan rumah anak dan menantunya,dia begitu kesal karena lagi-lagi Hendra menolak setiap ucapannya.

"Dasar anak sialan,apa yang mau dipertahankan dari wanita mandul seperti Stella,begitu banyak wanita yang bersedia menikah dengannya kenapa harus wanita kampung itu,aku tidak ikhlas lahir batin kalau sampai Hendra tidak memiliki keturunan." Sungut Rini,sampai akhirnya kembali ke rumahnya.Rini menjatuhkan tubuhnya di atas sopa,dia kembali memikirkan cara agar Hendra menikah lagi dan segera memiliki anak,tidak peduli dia menceraikan Stella atau tidak yang terpenting Hendra menikah dan memiliki anak.

Malam sudah semakin larut,Stella belum juga bisa memejamkan matanya,sementara suaminya sudah terlelap dari tadi.Stella menyingkirkan tangan Hendra yang memeluk tubuhnya lalu dia menuruni ranjang dan keluar dari dalam kamar.

Stella pergi ke dapur lalu menghidupkan lampu dan duduk di meja makan sambil memikirkan semua masalah yang begitu rumit.Stella berniat untuk mengijinkan suaminya menikah lagi,tapi dia tidak berniat untuk bercerai dengan Hendra karena dia begitu mencintai Hendra dan hannya pria itu yang dia miliki sekarang ini.

"Aku sudah ikhlas jika Hendra menikah dengan wanita mana pun,aku akan mencoba bertahan,mungkin ini sudah takdir hidup yang harus ku jalani." Suara hati Stella.Dia memutuskan untuk menerima segala resiko jika suaminya harus menikah lagi.

Keesokan paginya,Stella bangun seperti biasa,dia melayani suami sepenuh hati,walaupun Stella di bantu banyak pelayan di rumah,dia tidak pernah sekali pun mengijinkan pelayannya untuk melayani suaminya.

"Sayang mana sarapan ku?" Ucap Hendra saat dia sudah menghampiri stella di meja makan lalu memeluknya dari belakang.

"Ini sudah aku siapkan sayang,kamu makan yang banyak ya.Sayang aku ingin bicara kamu jangan marah ya?"

"Kenapa aku harus marah sayang,aku belum pernah marah sekali pun kepada mu!"Jawab Hendra.Stella menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan,sebenarnya dia sangat ragu-ragu untuk mengungkapkan perasaanya ini tapi dia sudah menyerah dan dia harus mengambil keputusan.

"Sayang,aku mengijinkan kamu menikah dengan wanita lain,aku berharap setelah itu kamu langsung punya anak dan

"Tidak aku tidak mau menikah dan aku tidak mau cerai dengan mu,bagaimana bisa kamu tega menyuruh suami mu menikah dengan wanita lain."

"Sayang kita tidak harus bercerai,aku ikhlas di madu sayang,ini demi kebaikan kita."

"Tidak...Kamu sudah gila ya,kalau memang kita sudah tidak punya anak,lebih baik kita adopsi orang lain."

"Sayang...bukankah kita sudah berulang kali mengatakan itu kepada mama,tapi kamu tau sendiri mama dengan terang-terangan menolaknya."

"Pokoknya aku tidak mau bercerai darimu,sudah lah aku tidak mau makan lagi,mood ku sudah buruk lebih baik aku pergi ke kantor sekarang." Ucap Hendra dia beranjak dari tempat duduknya lalu meninggalkan meja makan dan sarapannya yang belum tersentuh sedikit pun.

Stella menagis melihat kemarahan di wajah suaminya,dia benar-benar putus asa,dia jongkok di lantai sambil menagis,hingga pelayan datang menghampirinya dan membawanya ke sopa ruang tamu.

***Bersambung***

bab 2 ~ Aku lelah ~

Iyem membawa Stella ke ruang tamu,lalu dia beranjak ke dapur membawa segelas air putih kepada Stella.

"Nyonya minumlah." Ucap Iyem,Stella menerima segelas air lalu segera menghabiskannya,dia benar-benar lelah dengan semua keadaan ini.Dia sudah tidak mampu lagi jalan satu-satunya dia harus memaksa suaminya untuk menikah lagi.

Stella kadang berfikir kenapa dia begitu sulit untuk hamil saja,padahal dia sudah melakukan segala macam cara tapi hasilnya tetap nihi.Sekarang Stella sudah lelah,dia menyerah dengan semuanya,dan sekarang juga dia sudah ikhlas kalau suaminya harus menikah lagi.

Saat Stella sedang duduk di ruang tamu,tiba-tiba pintu rumah terbuka,dia menoleh ke arah pintu ternyata mama mertuanya kembali datang kerumahnya.

"Pagi ma.."

"Hm...Mana Hendra?"

"Sudah berangkat ma!!" Jawab Stella.Dia menghela napas berat,dia sudah tau pasti apa tujuan mama mertuanya menemuinya sepagi ini,dan dia juga tau mama mertuanya sengaja datang di saat Hendra suaminya sudah berangkat kerja.

"Kamu sudah tau kan apa tujuan mama datang kesini? aku tau kamu bukan orang bodoh,Stella,mama tau kamu sangat mencintai Hendra,tapi kamu kan tau sendiri kamu itu wanita mandul,tidak mungkin hendra tidak memiliki keturunan.Kamu taulan arti ucapan ku?" Ucap Rini tanpa perasaan membuat hati Stella bagai tertusuk ribuan jarum.Bagaimana bisa mertuanya itu menuduhnya wanita mandul di saat dokter mengatakan kalau rahimnya baik-baik saja.

"Terus maksud mama apa?"

"Aku ingin Hendra menikah lagi,aku tidak peduli kamu mau di madu atau tidak,intinya mama minta kepadamu,bujuk Hendra agar mau menikah dengan mawar,karena aku tidak mau Keluarga ini tidak memiliki keturunan.Inilah balasan buat kalian berdua,dulu mama sudah melarang,untuk menikahi mu tapi Hendra egois inilah akibatnya." Ujar mama mertuanya membuat hati stella semakin terluka.

"Baiklah ma,aku akan membujuk Hendra agar menerima tawaran mama."Jawab stella,dia berusaha keras agar air matanya tidak jatuh di hadapan wanita yang tidak punya perasaan itu.

Sudah terlalu lelah rasanya dipojokkan oleh mama mertuanya setiap mereka bertemu,bahkan menyalahkan dia dan menuduhnya wanita mandul yang tidak berguna dan sayangnya mama mertuanya berani menekan dia saat suaminya sedang tidak bersamanya.

Dulu awal pernikahannya dengan suaminya,Stella tinggal bersama mertuanya,karena mama mertuanya tidak mengijinkan mereka untuk pindah,tapi karena Rini selalu menekan dan menyiksanya secara fisik dan kebetulan saat itu Hendra menyaksikan sendiri akhirnya Hendra memilih membeli rumah dan mereka pisah dengan mamanya.

"Apa yang kamu pikirkan,ingat Stella sampai kapan pun aku tidak akan pernah menyukaimu,entah apa yang di lihat anakku dari wanita seperti kamu,lihatlah bahkan untuk punya anak pun kamu tidak bisa,sekalipun pun kamu setuju di madu oleh Hendra,aku yakin setelah hendra punya anak dia akan meluapkan mu,makanya berpikirlah dari sekarang." Ucap Rini,dia beranjak dari tempat duduknya.

"Ingat secepatnya kamu membujuknya,aku ingin menemui mawar hari ini,jangan sampai kamu mengulur waktu lagi." Ucap Rini,lalu dia pamit meninggalkan Stella yang masih duduk di ruang tamu.

Stella diam membisu di ruang tamu,iyem yang melihat penderitaan Stella cukup prihatin dengan Stella,dia tau persis bagaimana perjuangan nyonya pemilik rumah itu untuk segera memiliki keturunan dan sayangnya satu pun usahanya tidak ada yang berhasil.

Stella meninggalkan ruang tamu,dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang,seketika air mata yang sudah di tahannya dari tadi langsung jatuh membasahi wajah mulusnya.Lama sekali Stella menagis hingga dia terlelap karena merasa kelelahan.

*****

Rini berjalan memasuki sebuah resto,disana dia sudah berjanji akan bertemu dengan mawar dan orang tuanya.

"Hai...jeng Rini,apa kabar akhirnya kamu datang juga." Ucap Dewi mamanya mawar,mereka tampak basa basi dengan saling berpelukan.

"Kabar baik jeng,sudah lama menunggu maaf ya,aku tadi dari rumah menantuku si mandul itu,aku mengingatkan dia supaya tidak mempersulit keadaan maklum jeng,dia orang tidak tau diri,sudah mandul tapi melarang anakku untuk menikah lagi."Ucap Rini,dia memasang seorang wanita bermulut tajam.Sementara mawar hannya tersenyum tipis setelah dia menyalami Rini calon mertuanya.

"Terus mana nak Hendra jeng,bukankah seharunya dia ikut datang kesini?"

"Tidak jeng,dia ada meeting hari ini,maklum jeng dia seorang pria sibuk,namanya dia pemilik perusahaanya banyak yang harus diurusnya." Ucap Rini dengan nada sombong,mendengar ucapan Rini,dia semakin tidak sabar untuk dinikahi oleh pria tampan itu.

****

Stella duduk di sopa sambil menunggu suaminya,rasanya sudah bosan sekali menunggu Hendra kemabli dari kantornya,bahkan dia sudah bolak-balik menilik jam dinding.Setelah menunggu sampai pukul sembilan malam,akhirnya dia mendengar bunyi mobil suaminya,Stella beranjak dari tempat duduknya lalu pergi menghampiri Hendra yang baru saja hampir masuk kedalam rumah.

"Sayang,kamu menjemput ku sampai ke pintu?tumben sekali apa kamu sangat merindukan aku?" Ucap Hendra,dia memberikan tas leptop miliknya kepada Stella lalu merangkul pundak Stella dan berjalan ke ruang tamu.

"Kamu sudah makan mas?"

"Sudah tadi,aku makan dengan klien hari ini cukup melelahkan karena dari pagi aku meeting terus." Ucap Hendra sambil membuka sepatunya.

"Sayang..Aku ingin bicara!!"

"Kalau kamu bicara hannya ingin menyuruhku menikah lagi lebih baik tidak usah aku sangat lelah please ngerti posisiku."

"Tidak mas,aku hannya ingin kamu menceraikan aku_

"Gila kamu,jangankan untuk menceraikan kamu,menikah saja aku tidak mau,kamu itu kenapa sih sayang,apa mama kembali menekan mu please jangan seperti ini kenapa sih sayang,aku tidak mau cerai denganmu apa pun yang terjadi."

"Kalau begitu menikahlah mas,aku akan menerima segala resikonya,aku mohon sekali ini saja tolong turuti keinginanku." Ucap Stella,tiba-tiba air mata yang sudah dia tahan dari tadi harus tumpah di hadapan suaminya.Sekakut apa pun dia dan sehebat apa pun pertahanan ternyata dia rapuh juga.

"Baiklah aku akan menikah,aku akan menuruti keinginan mu,aku tau kamu pasti di tekan oleh mamaku," Ucap Hendra,dia beranjak dari tempat duduknya lalu dia kembali menaiki mobilnya dan meninggalkan rumah.

"Maafkan aku sayang,hu..hu...hu..Aku juga sangat tidak rela berbagi suami dengan wanita lain,tapi aku melakukan ini terpaksa,aku sudah sangat lelah,dan aku juga tidak mau kehilangan kamu,hu...hu...hu...hu." Stella kemabli menangis sesenggukan rasanya air matanya sudah habis hanya untuk menangisi keadaanya yang sangat terpuruk.

*** bersambung***

Bab 3 ~ Ikhlas ~

Hendra meninggalkan rumah dan istrinya dengan pikiran yang sangat kacau,dia menyetir mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi,dia tau istrinya pasti dalam pengaruh tekanan mamanya yang dari dulu sampai hari ini belum bisa menerima Stella sebagai menantunya.

Dia tau kalau istrinya sangat mencintainya,dan dia juga tau hati istrinya sangat terluka,saat menyuruhnya harus menikah lagi,karena tidak mungkin ada satu pun istri di dunia ini yang mau berbagi suami dengan wanita lain.

"Mama ...Mama...." Hendra masuk ke rumah mamanya tanpa menyapanya terlebih dahulu,dia sementara Rini tidak terpengaruh sedikit pun atas kedatangannya karena dia sudah tau kalau Hendra pasti akan mengunjunginya.

"Mama,aku akan menikah dengan wanita pilihanmu itu,kapan menikah sekarang besok,kapan ma katakan,aku sudah cukup muak ma,dengan semua aturan hidupmu,mama memang orang yang sangat kejam,mama tau sendiri kalau rahim Stella baik-baik saja,tapi kenapa mama memaksa aku harus menikah lagi bahkan mama selalu menekan Stella."

"Brakk..." Rini membanting Majalah yang dia pegang barusan kemeja,hingga air yang ada di gelas tumpah kemana-mana.

"Oohh...istri mandul mu itu mengadu kepadamu iya....!!! Dasar wanita tidak tau malu,sudah mandul_

"Ma...Dokter tidak ada mengatakan kalau Stella mandul mama jangan terlalu menekan dan menyalahkannya,aku sudah muak ma,setiap hari harus berdebat dengan mama." Hendra membentak mamanya membuat Rini membelalakkan matanya.

"Kamu masih membela wanita mandul itu,jika dia memang tidak mandul dari dulu juga dia sudah hamil,baiklah ini keputusan kamu,minggu depan kamu menikah dengan mawar,mama akan mempersiapkan segalanya." Jawab Rini dengan wajah yang sangat bahagia akhirnya semua keinginannya tercapai memiliki menantu dari kalangan mereka.

Hendra tiduran di atas sopa,rasanya kepalanya ingin pecah memikirkan masalah rumah tangganya,sedikit pun tidak pernah terlintas di pikirannya untuk menikah lagi.

"Ingat Hendra,setelah kalian menikah,mawar tinggal bersama mu di rumah mu yang sekarang, aku tidak ingin kamu lebih mencintai Stella,kamu tau mawar akan memberikan anak kepada kita nanti." Ucap Rini,Hendra menarik napas berat lalu beranjak meninggalkan mamanya.

"Lakukan apa pun yang mama suka,aku muak,mama terlalu ikut campur masalah rumah tanggaku," Ucap Hendra lalu pergi meninggalkan mamanya.

"Siapa suruh kamu menikah,dengan wanita mandul,kalau saja kamu menikah dengan wanita baik-baik aku tidak akan memaksamu menikah lagi." Rini berteriak berharap Hendra mendengar ucapannya.Hendra membanting pintu saat mendengar semua makian mamanya terhadap Stella,dia merasa bersalah kepada istrinya karena sikap mamanya yang tidak pernah adil sedikit pun kepadanya.

Hendra menyetir mobilnya,saat dia melewati perempatan jalan dia melihat penjual wedang jahe,Hendra langsung menepikan mobilnya lalu memesan dua gelas,Karena dia ingat Stella sangat menyukai minuman hangat itu.

Hendra memasukkan mobilnya ke bagasi,saat itu Iyem membuka pintu,dia melihat keadaan rumah yang sudah mulai sepi.

"Nyonya sudah tidur?"

"Sudah tuan,dari tuan pergi nyonya langsung masuk kedalam kamar,dari tadi siang nyonya belum makan." Ucap Iyem,Hendra menarik napas dalam-dalam dia tau keputusan yang di berikan oleh istrinya bukan keputusan yang mudah bagusnya.

"Bibi..Tolong antar makanan ke dalam kamar ya sekarang."

"Baik tuan." Hendra langsung pergi menuju kamarnya dia melihat stella tidur dengan meringkuk sepeti bayi dalam rahim wanita.

"Sayang...Kamu sudah tidur?" Stella diam,dia malas untuk berbicara dengan suaminya,dia begitu tertekan dengan semua masalah yang menghampirinya akhir-akhir ini.

"Tuan..." Iyem mengetuk pintu,Hendra beranjak dari tempat tidurnya lalu mengambil nampan makanan yang di bawa oleh Iyem.

"Makasih ya bibi."

"Sayang...Sayang bangunlah,aku tau kamu belum tidur,please makanlah sayang,apa pun keputusan mu aku akan terima sayang,aku akan menikah sesuai keinginan mu." Ucap Hendra,seketika Stella membuka matanya kali ini dia merasakan sakit yang luar biasa di dalam hatinya.Dia bangun dari tidurnya lalu tersenyum kecil kepada suaminya,dia tidak mau menunjukan kalau hatinya sangat terluka mendengar ucapan suaminya itu.

"Terima kasih ya sayang." Ucap Stella menahan tangis dengan suara yang sudah serak karena sudah menagis seharian ini.Sebenarnya dia tidak ingin menjadi wanita yang cengeng tapi keputusannya ini sudah memaksanya menjadi orang yang cengeng.

"Sayang,.. " Hendra memeluk tubuh istrinya,dia tau saat ini istrinya hannya membutuhkan dukungan darinya,dia tau keputusan itu sangat berat untuk istrinya.

"Maafkan aku sayang,maafkan untuk semua penderitaan mu,aku tau kamu sangat rapuh..Maafkan aku sudah menjadi suami tidak berguna."

" Sudahlah sayang,aku hannya berharap semoga setelah ini kebahagian menghampiri rumah tangga kita,aku akan selalu ada di samping mu sampai kapan pun." Ucap Stella,dia mencoba untuk kuat karena jika dia terus menagis dia takut suaminya berubah pikiran.

Setelah selesai Hendra dan Stella selesai menikmati makan malamnya,mereka tidur berpelukan,Stella merasa hatinya sedikit tenang saat tidur di pelukan hangat suaminya.

Keesokan paginya,Hendra pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kantornya,hari ini mamanya mengudang nya untuk makan siang bersama keluarga mawar.Dia terpaksa melakukan itu karena lagi-lagi Stella memaksanya untuk menemui wanita itu dan serius dengan ucapannya.

"[Jika kamu tidak menikah mas,aku akan pergi selamanya dari sisi mu."]

Ucapan Stella masih terngiang-ngiang dipikirannya makanya dengan terpaksa dia menemui mama dan keluarga calon istrinya keduanya.

Setelah membereskan semua pekerjaan kantornya,dia langsung berangkat ke restoran yang sudah di beritahu oleh mamanya,dari kejauhan dia sudah melihat mamanya yang sedang tertawa bahagia bersama keluarga calon istrinya itu.

Ini pertama kalinya Hendra melihat calon istri keduanya itu,Hendra langsung duduk tanpa menyapa keluarga atau calon istrinya itu.

"Hendra salam dong tante Maya dan Mawar calon istrimu,kenapa kamu langsung duduk tanpa menyapa." Ucap Rini,Hendra mengabaikan ucapan mamanya.

"Sekarang bicaralah apa yang ingin kalian katakan kepadaku,aku tidak bisa berlama-lama." Ucap Hendra dengan sinis.Wajah Maya langsung berubah melihat sikap Hendra yang tidak menghargainya sedikit pun.

"Kamu mau kemana,kamu saja belum memesan makanan." Ucap Rini,dia merasa malu dengan sikap Hendra yang begitu angkuh di hadapan keluarga calon istrinya.

"Mas,aku ingin kita menikah di hotel mewah,terus aku juga ingin kamu memperkenalkan aku sebagai istri sah di hadapan semua klien dan kariawan mu,aku tidak mau suatu saat aku dikira pelakor oleh orang-orang,dan aku ingin posisi ku sama seperti istrimu yang sekarang." Ucap Mawar menyela omongan calon mertuanya,Hendra menatap nya dengan sinis,dari ucapannya saja Hendra sudah bisa menilai kalau Mawar sangat jauh berbeda dengan Stella.

***bersambung***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!