NovelToon NovelToon

SILA DAN SAILA

Prolog

Saila Shandika Mahesa

Saila Shandika Mahesa adalah seorang gadis kaya berumur 20 tahun.

Ia seorang gadis lemah lembut, penurut, gampang percaya dengan perkataan orang, dan terutama ia seorang gadis penakut.

Sifatnya yang seperti itu membuat ia susah bergaul dan hanya menjadi gadis rumahan. Apalagi ia tidak bisa menilai orang dengan baik.

Bahkan dengan sifatnya itu membuat ia tidak berani pacaran dengan seorang pria. Ia kuliah di sebuah Universitas ternama di Indonesia, tepatnya di Kota Jakarta.

Ia memiliki sahabat bernama Riana. Riana adalah anak dari Rina dan Kenan sahabat ibunya. Mereka selalu menghabiskan waktu mereka di rumah Keluarga Mahesa setelah pulang kuliah.

Banyak pria dikampusnya yang mengagumi sifatnya yang seperti itu. Namun Saila tidak pernah sekalipun ingin bermimpi untuk berpacaran karena yang terpenting baginya adalah nama baik keluarga besarnya.

Semuanya ia serahkan pada ayahnya. Kalau sudah waktunya menikah pasti orang tuanya akan memilih calon suami yang baik untuknya, apalagi umurnya yang sekarang baru 20 tahun. Dan kedua orang tuanya akhirnya berencana untuk menjodohkannya dengan Zidan ketika kedua orang tuanya melihat kedekatan mereka. Tentu saja Saila senang di jodohkan dengan Zidan, karena sejak kecil, Saila mengagumi sosok Zidan yang perhatian dan selalu ada untuknya.

***

Sila Shandika Mahesa

Sila Shandika Mahesa adalah seorang gadis tomboi dan semaunya.

Sifatnya sangat bertolak belakang dengan Saila adik kembarnya. Ia gadis mandiri, suka hal - hal baru dan tantangan, pintar bergaul, tidak gampang percaya dengan orang dan terutama ia seorang gadis pemberani. Meskipun sifat mereka berbeda, namun mereka saling menyayangi satu sama lain.

Masalah jodoh berbeda dengan Saila. Jika Saila menyerahkan urusan jodohnya kepada ayahnya, namun Sila berbeda. Ia ingin mencari sendiri jodohnya.

Beberapa pria pernah ia kencani. Jika menurutnya tidak menarik dan terutama tidak bisa membuatnya jatuh cinta maka ia tinggalkan.

Paling lama tiga bulan ia pacaran dengan seorang pria tapi karena ia susah jatuh cinta dan orang yang suka bosan membuat ia dikenal sebagai gadis playgirl. Meskipun begitu, para pria tetap ingin berpacaran dengannya karena ia seorang gadis kaya raya.

Sila bergonta ganti pasangan hanya untuk mencari pria yang ia cintai dan juga bisa mencintainya bukan karena ia gadis kaya.

Baginya tidak cukup jika pria itu mencintainya, ia juga harus mencintai pria itu seperti ayah ibunya yang saling mencintai.

Sekarang ini ia bersekolah di Universitas ternama di Kota Prancis. Sewaktu tamat SMA, ia dan Saila menerima beasiswa di Prancis tapi karena sifat Saila membuat ia mengurungkan niatnya untuk ikut bersama Sila kakaknya ke luar negri.

Disana, Sila tinggal dengan bibinya yang bernama Angela. Angela adalah adik ayahnya yang kini ikut bersama suaminya tinggal disana setelah pernikahan mereka.

***

Leon Hernandez

Leon Hernandez seorang pria dewasa dan cuek setiap orang yang tidak ia suka. Ia kini berumur 33 tahun. Ia seorang pria kaya yang membangun bisnisnya sendiri dari nol. Ia seorang pebisnis anggur yang terkenal diseluruh dunia.

Meskipun terkenal tapi tidak ada yang tahu wajah dari seorang Leon Hernandez. Ia hanya dikenal dengan namanya saja karena memang ia tidak suka dengan hal - hal seperti itu. Ia berbisnis bukan untuk menjadi dirinya terkenal tapi karena ia ingin kaya dengan usahanya sendiri.

Ia seorang pria yang cool dan berwibawa, tampan sudah bukan gayanya. Baginya, pria yang terlihat keren dan bisa segalanya itu baru gayanya.

Dengan umurnya yang sudah 33 tahun itu, membuat ia selalu serius dalam hal cinta. Selama ia jatuh cinta dengan seorang gadis maka ia akan mendapatkannya bagaimana pun caranya?

Namun, karena sifat cueknya membuat ia susah untuk mendapatkan wanita yang bisa mengambil hatinya. Dan dibalik sifat cuek Leon yang tersembunyi itu, tersimpan sifat penyayang dan tanggung jawab untuk orang yang ia cintai. Salah satunya, ibu kandungnya yang begitu ia hormati dan cintai.

.

Zidan Pratama

Zidan Pratama merupakan seorang pria tampan yang kini berumur 25 tahun. Ia anak seorang jaksa teman Bima ayah Sila dan Saila.

Ia merupakan teman masa kecil Sila dan Saila.

Ia kuliah di kampus yang sama dengan Saila mengambil jurusan hukum. Karakternya yang baik dan murah senyum membuat semua gadis mengagumi dirinya termasuk Saila.

Namun berbeda dengan Zidan. Zidan lebih menyukai Sila dari kecil tapi perasaannya itu ia kubur dalam - dalam agar ia tetap bisa berteman dengan Sila dan Saila karena ia tahu Sila sama sekali tidak suka padanya. Dan selama Sila kuliah di luar negri, Zidan terbiasa bersama dengan Saila membuat ia tidak terlalu patah hati dengan Sila.

Awal Mula Kisah Dimulai

Suatu hari ...

Leon yang baru berumur 32 tahun, tak sengaja bertemu dengan Sila di Kota Prancis, saat Sila baru saja masuk kuliah di salah satu Universitas di Kota Prancis.

Sila jatuh hati dengan ketampanan Leon. Namun berbeda dengan Leon, ia tidak suka dengan sifat tomboi yang dimiliki Sila. Ia suka dengan tipe wanita yang anggun dan feminim.

Tanpa sengaja mereka selalu bertemu. Namun Leon selalu menunjukkan sifat cueknya didepan Sila membuat Sila semakin penasaran dengannya.

Untuk membuat Leon jatuh hati padanya, ia selalu mendekati Leon dengan berbagai cara. Sampai suatu hari Leon pun jatuh cinta pada Sila.

Untuk mengetes kalau Sila menyukainya apa adanya. Ia berpura - pura menjadi orang yang tidak punya apa - apa dimata Sila. Ia tidak pernah menyangka kalau Sila bisa menerimanya apa adanya.

Mereka pun berpacaran. Usia yang jauh tidak membuat cinta mereka terhalang. Bagi mereka itu tidak penting.

Selama enam bulan mereka pacaran, Sila sudah mulai bosan dan tidak tahan dengan sifat cemburu Leon kepadanya yang tidak membebaskan dirinya bergaul dengan siapapun.

Sikap Leon itu membuat Sila tertekan karena Leon yang semakin hari tidak mengijinkan Sila untuk bergaul dengan pria lain bahkan teman pun menurutnya tidak pantas.

Dengan sifat Leon yang seperti itu membuat Sila meninggalkan Leon. Ia meninggalkan Leon begitu saja tanpa pesan. Menurutnya tidak penting baginya untuk memberitahu Leon kepergiannya mengingat sikap Leon yang seperti itu.

Sejak saat itu, Leon bertekad untuk mencari keberadaan Sila. Ia ingin menuntut penjelasan kepada Sila kenapa ia bisa meninggalkannya apalagi mendengar perkataan Alexa kalau Sila meninggalkannya karena tidak ingin hidup miskin dengan Leon.

Perkataan Alexa membuat Leon semakin sakit hati. Ia bertekad untuk membalas dendam kepada Sila. Bahkan ia memperluas bisnisnya di mana - mana.

Alexa sendiri merupakan teman dekat Leon yang selalu mengharapkan cinta Leon. Baginya, Sila yang usianya terlampau jauh darinya dan Leon tidak pantas menjadi nyonya Leon Hernandez. Hanya dirinya lah yang pantas menjadi nyonya Leon Hernandez.

Satu tahun kemudian, Leon tidak sengaja bertemu dengan Saila adik kembar Sila yang ia pikir adalah Sila. Untuk membalaskan dendamnya pada Sila, ia menculik dan memperkosa Saila.

Setelah memperkosa Saila, ia berencana untuk bertanggung jawab kepada gadis yang ia perkosa itu. Meskipun ia baru tahu kalau wanita yang ia perkosa adalah adik kembar Sila, namun ia tetap ingin menikahi gadis itu dan membawanya tinggal bersamanya.

Seorang pria sejati harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Itu prinsip dari seorang pria sukses seperti Leon Hernandez.

Awalnya Saila tidak ingin menikah dengan orang yang sudah membuatnya seperti itu. Namun karena ia tidak ingin membuat keluarga besarnya malu dengan semua yang terjadi. Akhirnya ia menyetujui lamaran Leon, walaupun ia akhirnya tahu kalau Leon adalah kekasih Sila.

Sementara Sila, ia di jodohkan dengan Zidan ketika kedua orang tuanya tahu dengan sifatnya yang gonta ganti pasangan, apalagi kedua orang tuanya takut kalau Sila bernasib sama dengan Saila yang hamil di luar nikah.

Bagaimana kisah cinta Sila dan Saila ketika mereka harus hidup dengan pria yang tidak mereka cintai?

Ikuti kisahnya ya.

Bertemu Orang Aneh

Terlihat seorang lelaki tengah minum anggur di sebuah Restoran mewah bersama dengan seorang sahabatnya. Lelaki itu bernama Leon Hernandez, seorang pengusaha anggur dunia.

Tanpa di duga seorang gadis cantik masuk ke dalam restoran bersama dengan seorang pria. Gadis itu tak lain adalah Saila Shandika mahesa, seorang gadis kaya keluarga Mahesa. Ia datang ke sana bersama dengan sahabat masa kecilnya yaitu Zidan Pratama.

Saila datang ke sana bersama Zidan untuk menghadiri pesta makan malam salah satu temannya yang akan menikah dua hari lagi. Teman - temannya itu sengaja mengadakan pesta makan malam bersama pasangan mereka.

Tentu saja Saila diharuskan membawa pasangan untuk menghormati temannya yang akan menikah dua hari kemudian. Teradisi itu memang sengaja di buat teman - teman kampusnya jika ada orang yang akan menikah.

"Saila, kenapa kau terlambat sekali. Kami sudah lama menunggumu?" tanya seorang perempuan ketika melihat Saila berjalan ke arahnya bersama Zidan.

"Maaf, aku harus menunggu ayahku pulang dulu baru bisa pergi. Ayah marah kalau aku meninggalkan ibu sendirian di rumah," jawab Saila sambil tersenyum.

"Ayo duduk di sini." Ajak seorang gadis bernama Riana, sahabat karibnya. "Kalian berdua itu selalu datang bersama ya. Bahkan tidak mengajakku pergi bersama," ucap Riana ketika melihat Saila duduk di sampingnya.

"Kau ini. Tentu saja aku harus datang bersama Kak Zidan. Ayah selalu mengatakan kalau aku harus tetap bersama Kak Zidan. Apalagi aku tidak punya pasangan yang harus kubawa untuk datang ke sini." Balas Saila dengan ekspresi biasa. Sesekali ia melirik ke arah Zidan yang sudah duduk di depannya itu.

Di sana Zidan tersenyum menatap Saila ketika ia saling bertatapan muka. Ia kemudian bicara pada teman - teman kampus Saila yang duduk bersama pasangan mereka masing - masing.

"Kalian semua sudah pesan makanannya," tanya Zidan.

"Kami baru saja memesan makanannya. Makanan untuk kalian juga sudah kami pesan, Sebentar lagi akan datang," jawab Salah satu teman Saila.

Tiba - tiba Saila berdiri dari tempat duduknya. "Aku mau ke toilet dulu ya."

"Oke!" jawab Riana bersama beberapa teman - temannya.

"Apa kau mau ditemani?" tanya Zidan.

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri kok," jawab Saila sambil tersenyum.

"Baiklah."

Saila pun pergi meninggalkan teman - teman kampusnya di sana menuju toilet Restoran yang letaknya sedikit jauh dari tempat teman - temannya itu.

Saat sudah berada di depan toilet, Saila langsung masuk ke dalam toilet.

Beberapa saat kemudian, Saila keluar toilet. Ia kembali berjalan menuju meja teman - temannya. Tanpa di duga, ia bertabrakan dengan seorang lelaki bertubuh tinggi dan tegak. Lelaki itu tak lain adalah Leon Hernandez.

"Maaf, aku tidak sengaja tuan." Saila membungkuk meminta maaf pada sosok lelaki tinggi dengan tubuh tegak di depannya itu.

"Tidak apa - apa nona. Saya juga salah karena sudah berjalan cepat," balas lelaki yang tak lain adalah Leon.

Saila mengangkat kepalanya melihat sosok lelaki yang ada di depannya itu.

Begitu terkejutnya Leon ketika ia melihat gadis yang sangat mirip dengan Sila kekasihnya.

"Kau ... ." Leon menatapnya dengan pandangan tak percaya.

"Kalau begitu saya permisi tuan." Pamitnya sambil menundukkan kepalanya sejenak di depan Leon.

Leon tampak diam menatap wajah Saila. Tatapannya terus melihat Saila yang sangat mirip dengan Sila. Orang yang sangat ia cintai.

Saila langsung berjalan melewati Leon ketika ia melihat Leon diam tanpa membalas ucapannya tadi. Baru saja Saila berjalan dua langkah melewati Leon, tiba - tiba saja Leon menarik tangannya di sana.

Tentu saja Saila kaget ketika langkahnya terhenti karena Leon yang tiba - tiba saja menarik tangannya. Ia menengok melihat Leon.

"Ada apa tuan. Saya sudah minta maaf, kan tadi?" Tanya Saila mengerutkan keningnya. Ia merasa bingung dengan tingkah Leon yang menarik tangannya di sana. Apalagi Leon terus menatapnya.

"Apa kau tidak mengingatku?" tanya Leon serius.

"Maaf, apa kita pernah bertemu?" tanya Saila dengan ekspresi bingung mendengar pertanyaan Leon.

"Apa kau pura - pura tidak mengenaliku sekarang, hah?" tanya Leon dengan ekspresi serius. Ia heran mendengar perkataan Saila yang sama sekali tidak mengenalinya.

"Maaf tuan. Mungkin Anda salah orang. Ini pertama kalinya saya bertemu dengan Anda."

"Gadis kecil. Kau benar - benar keterlaluan ya. Sekarang kau sudah berani bilang tidak kenal denganku. Apa kau suka bermain - main?" Leon terlihat kesal mendengar Saila sama sekali tidak mengenali dirinya.

"Sekali lagi saya minta maaf. Tapi saya benar - benar tidak kenal dengan Anda." Saila berusaha menarik tangannya yang sejak tadi masih di pegang Leon. "Tolong lepaskan tangan saya tuan!" Pinta Saila sambil terus berusaha menarik tangannya.

Leon tidak melepaskan tangan Saila bahkan ia semakin erat memegang tangan gadis yang ada di depannya itu.

Saila sudah merasa risih dengan tingkah Leon yang menurutnya aneh. "Tolong lepaskan tangan saya. Saya mohon!" Saila terlihat ketakutan melihat Leon yang terus menatapnya tanpa henti.

Dengan sigap, Leon menarik tubuh Saila sampai tubuh Saila bersandar di sebuah dinding tembok di sana. Ia meletakkan kedua tangan Saila di samping kiri kanan kepala Saila sambil terus memegang tangannya dengan erat.

"Apa yang Anda lakukan? Tolong lepaskan saya! Saya sudah meminta maaf pada Anda tuan. Jadi saya mohon lepaskan saya!" Saila memohon mohon dengan ekspresi ketakutan melihat Leon.

"Kau bilang tidak mengingatku bukan. Baiklah! Aku akan buat kau ingat, siapa aku?" tegas Leon.

Leon kemudian mencium bibir Saila di sana secara paksa.

"Mmm ... mmm ... mmm!" Suara Saila yang berusaha melawan Leon.

Kekuatan Leon tak bisa ia kalahkan begitu saja. Ia tidak bisa melepaskan dirinya dari Lelaki bertubuh atletis itu.

Seketika air matanya jatuh saat Leon tidak berhenti menciumnya bahkan lelaki itu semakin memperdalam ciumannya pada Saila.

Tiba - tiba Zidan datang dan langsung mendorong Leon, kemudian memukul wajahnya dengan keras.

Saat itu, Saila langsung berlari menghampiri Zidan, lalu berlindung di belakang Zidan dengan ekspresi ketakutan.

"Siapa kau? Datang - datang langsung memukulku!" teriak Leon dengan marah.

"Harusnya aku yang tanya pada Anda tuan. Anda sudah berani melecehkan seorang gadis di sini," balas Zidan dengan suara kerasnya, ia sangat marah melihat kejadian tadi.

"Itu tidak ada urusannya denganmu. Itu urusanku dengan pacarku!" teriak Leon.

Zidan kaget mendengar ucapan Leon. Ia kemudian menengok ke belakang melihat Saila yang masih berlindung di belakangnya.

"Sejak kapan kau punya pacar?" tanya Zidan.

"Aku sama sekali tidak pernah pacaran apalagi punya pacar om - om begitu. Dia orang aneh yang tiba - tiba saja melecehkanku kak!" jelas Saila dengan ekspresi serius.

Zidan kembali melihat Leon. "Kau dengar sendiri bukan. Gadis ini bilang kalau dia sama sekali tidak punya kekasih."

Leon terkejut tak percaya mendengar Saila menyangkal dirinya. Jadi selama ini Alexa mengatakan kebenaran kalau Saila meninggalkannya karena tak sanggup hidup dengan dirinya.

Seketika ia berjalan cepat menghampiri Saila yang terus - terusan berlindung di belakang punggung Zidan. Dengan sigap, Zidan mendorongnya.

"Ini urusanku dengannya. Dia kekasihku!" teriak Leon.

"Ini adalah urusanku tuan, karena dia adalah tunanganku!" tegas Zidan dengan lantang.

"Apa?" Leon sangat terkejut mendengar perkataan Zidan. Ia tidak terima dengan ucapan Zidan. Ia kemudian memekul Zidan dengan keras. Dan terjadilah perkelahian kedua lelaki tampan itu.

"Hentikan!" teriak Saila dengan keras.

Mereka tidak menghiraukan teriakan Saila. Mereka berdua terus berkelahi, saling memukul satu sama lain.

Tiba - tiba seorang pria datang menghampiri mereka, mencoba menghentikan perkelahian kedua lelaki itu. Ia tak lain adalah sahabat Leon bernama Ben.

.

.

.

.

Bersambung.

Kita belum selesai

Ben langsung melerai kedua orang yang terus terusan saling memukul tanpa henti.

Ia kemudian memegang lengan Leon mencoba menghentikan sahabatnya untuk memukul Zidan, begitu juga dengan Saila. Ia dengan cepat menahan tubuh Zidan ketika Ben sudah menahan Leon.

Leon masih berusaha untuk maju memukul Zidan, begitu pun dengan Zidan yang tidak terima perbuatan Leon pada Saila.

“Hentikan!” teriak Ben ketika ia tidak tahan melihat kedua orang itu berkelahi. “Apa yang kalian permasalahkan di tempat ramai seperti ini?” tanya Ben dengan suaranya yang terdengar keras.

“Dia sudah berani menghalangiku,” Balas Leon dengan marah menatap Zidan.

“Anda yang duluan mencari masalah. Anda sudah berani melecehkan tunanganku!” teriak Zidan dengan sangat marah.

Ben menatap sahabatnya. “Leon ... apa benar yang dia katakan?” tanya Ben dengan serius.

“Aku tidak melecehkannya. Gadis yang di sana adalah pacarku!” tegasnya.

“Pacarmu,” Balas Ben sambil melihat Leon. Ia terlihat heran mendengar perkataan sahabatnya itu.

Leon kembali bicara. “Dia adalah gadis yang pernah kuceritakan padamu,” ucap Leon.

Ben kemudian melihat ke arah Saila, menatapnya dengan seksama.

"Nona, apa Anda benar - benar tidak mengenali dia?" tanya Ben. Ia tahu kalau Leon orang yang tidak suka berbohong.

"Maaf ... tuan, tapi aku benar tidak mengenali dia. Ini pertama kalinya aku melihatnya," jawab Saila dengan serius.

"Kau dengar sendiri kan. Tunanganku tidak mungkin berbohong. Temanmu lah yang mabuk," sambung Zidan dengan ekspresinya yang masih kesal.

Ben tidak bisa menanyakan apa - apa lagi pada Saila ketika gadis itu menyangkal Leon.

“Saya mohon maaf tuan, nona. Mungkin teman saya sedang mabuk, dan tidak bisa mengenali orang dengan baik.” Ben dengan terpaksa harus meminta maaf atas yang terjadi pada Saila dan Zidan, meskipun ia sedikit ragu dengan ucapan Saila. Ia sangat mempercayai perkataan Leon, namun ia tidak bisa memaksa Saila untuk mengakui Leon sebagai pacarnya.

Leon langsung menatap tajam sahabatnya saat ia mendengar permintaan maaf Ben pada Saila dan Zidan.

“Kau bilang aku sedang mabuk!”

Ben mendekatkan kepalanya. “Tenanglah dulu. Kita biarkan mereka pergi. Semua orang di Restoran ini melihat keributan kalian.” Bisiknya di telinga Leon.

Ia mencoba menenangkan sahabat karibnya terlebih dahulu , meskipun ia mempercayai Leon.

Leon tampak diam setelah mendengarkan ucapan Ben dengan ekspresi yang masih terlihat marah. Ia sangat marah melihat Saila dekat dengan seorang laki - laki, apalagi mengaku sebagai tunangannya.

Ben kembali fokus pada Zidan.

“Kami minta maaf atas apa yang terjadi pada tunangan Anda. Ini hanya salah paham tuan. Teman saya sudah salah mengenali orang,” jelas Ben sambil menatap Zidan, kemudian beralih menatap Saila. " Maaf nona, ini hanya salah paham. Saya harap nona bisa mengerti."

"Tidak masalah tuan, saya maafkan," Balas Saila sambil tersenyum.

“Huh ... lain kali jaga teman Anda. Jangan sampai mengganggu para gadis yang dia temui,” ucap Zidan. Ia kemudian membalikkan badannya untuk pergi dari sana. Ia langsung menggandeng bahu Saila pergi dari tempat itu. “Ayo ....”

Saat itu, Ben hanya tersenyum mengangguk mendengar ucapan Zidan tanpa membalas ucapannya lagi, sedangkan Leon tak berhenti melihat Saila yang sudah berjalan meninggalkan tempatnya tadi. Hatinya sangat sakit melihat gadis kecil itu berjalan bersama laki - laki lain, tepat di depan matanya.

Sesaat setelah Zidan dan Saila pergi, Ben kembali menatap sahabatnya di sana.

“Sebenarnya apa yang terjadi padamu. Kenapa dia bilang kau melecehkan tunangannya. Kau bukan orang yang seperti itu Leon?” tanya Ben yang ingin tahu masalah sebenarnya.

“Gadis itu adalah Sila, orang yang aku cintai.”

“Gadis yang meninggalkanmu saat kau ingin melamarnya,” tanya Zidan kembali.

“Eem.”

"Gadis yang tadi." Ben kembali memperjelas apa yang ia dengar dari mulut Leon.

"Benar," jawab Leon.

“Ini pertama kalinya aku melihat gadis yang selalu kau ceritakan padaku. Tapi, kenapa dia tidak mengenalimu?” tanya Ben yang semakin penasaran.

“Itu yang ingin kutanyakan, tapi pria tadi tiba - tiba saja datang memukulku. Aku ingin menanyakan semua padanya. Kenapa dia pergi begitu saja tanpa mengatakan apa – apa? Apa perkataan Alexa benar, kalau dia tidak sanggup bersamaku karena dia tahu aku miskin?”

“Bukannya kau pernah bilang, kalau gadismu itu menerimamu apa adanya. Kenapa hal itu bisa dia jadikan alasan kepergiannya?” tanya Ben yang merasa aneh dengan alasan kepergian Sila. "Sebaiknya kau jangan mempercayai Alexa sebelum kau menanyakan sendiri pada Sila."

“Makanya aku sampai mencarinya ke negara ini. Aku ingin menanyakan sendiri padanya.”

“Jadi ... gadis yang tadi, memang benar gadismu yang sering kau cari selama satu tahun ini,” tanya Ben.

“Benar, itu dia," Balas Leon sambil menatap serius Ben. "Sekarang aku tahu, kenapa dia meninggalkanku satu tahun yang lalu. Itu pasti karena laki – laki tadi. Dia sampai bilang kalau dia tidak mengenaliku. Brengsek.” lanjutnya.

Ben menghela nafasnya dengan kasar, kemudian bicara pada Leon. “Itu sudah resiko karena kau memacari gadis muda kawan,” ucap Ben sambil menepuk nepuk bahu temannya.

Leon langsung menatapnya tajam. “Apa kau sedang mengejekku? Apa salahnya kalau aku menyukainya?”

“Oke ... oke, cinta tidak salah. Semuanya benar,” jawab Ben sambil menaikkan kedua tangannya di depan Leon, kemudian menurunkan kembali tangannya, menatap serius Leon. “Tapi yang menjadi masalah sekarang, bagaimana kau bisa menemuinya. Dari yang aku lihat kalau gadismu itu selalu di temani lelaki yang bersamanya tadi. Apalagi laki – laki tadi adalah tunangannya?”

“Kalau dia tidak mau menemuiku maka aku akan memaksanya sampai aku bertemu dengannya. Dia sudah berani bermain – main denganku,” jawab Leon dengan ekspresi dinginnya.

“Tenanglah, kita sebaiknya kembali ke apartemenmu dulu. Kau harus tenangkan dirimu.”

Ben langsung melingkarkan tangannya di bahu temannya, menggandengnya di sana untuk pergi dari tempatnya itu.

Ketika Ben dan Leon berjalan keluar, melewati meja dimana Saila berada tadi. Leon terus menatapnya, pandangannya tajam melihat Saila duduk dekat dengan Zidan.

"Kau bersenang - senang dengan orang lain. Kau tahu kalau kita belum selesai. Beraninya kau mempermainkanku Sila." Dalam hati Leon.

Saat itu, Saila sempat melihat Leon, mereka saling bertatapan sejenak yang membuat Saila merasa tidak nyaman dengan tatapan yang di tunjukkan Leon padanya. Seakan mengisyaratkan kalau Leon belum selesai berurusan dengannya.

Begitu ketakutannya Saila saat itu. Ia sangat bingung mengingat tingkah Leon tadi yang memaksa menciumnya. Seketika ia memegang bibir manisnya saat mengingat kejadian itu.

Ia memejamkan matanya di sana, menghela nafasnya dengan kasar. Ia sangat kesal karena ciuman pertamanya diambil oleh orang aneh yang baru ia temui.

"Semoga saja aku tidak pernah bertemu dengan om - om aneh itu. Mengingatnya saja membuatku jijik. Walau pun aku bilang memaafkannya, tapi kalau aku mengingatnya lagi membuatku kesal. Harusnya ciuman pertamaku kuberikan pada Kak Zidan. Huh ...." Dalam hati Saila.

.

.

.

.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!