Finally! He Knows Me
Bab 1. Semakin Menyukainya
Selama dua tahun dia memendam rasa.
Berharap suatu hari nanti ... pemuda itu akan melihatnya.
Mengenalnya ... mengetahui namanya, lalu memanggilnya dengan nama yang telah dia ketahui.
Nami
Hancock. Sudah dua tahun.
Nami
Tidak lama lagi kita akan lulus. Tahun depan, Hancock. Tahun depan.
Nami
Apa kau tidak berencana mengatakannya pada Luffy?
Boa Hancock memegang kedua pipinya.
Menunduk malu dengan kedua pipi memerah.
Boa Hancock
Menemuinya saja aku tidak berani.
Boa Hancock
Bagaimana bisa aku mengatakan perasaanku padanya.
Baju seragam yang digunakan Nami terasa gerah karena mereka baru selesai berolahraga.
Di ruang kelas tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa orang saja sementara yang lain berada di kantin.
Nami
Baiklah jika kau tidak ingin mengatakannya, hanya saja Hancock ....
Hancock mengangkat wajahnya. Masih dengan pipi yang memanas.
Nami memasang wajah serius.
Nami
Aku sudah lama berteman dengan Luffy.
Nami
Dia selalu bertingkah idiot
Nami
Tapi dia adalah orang yang hangat dan bisa memberikan kebahagiaan pada orang lain hanya dengan keceriaannya.
Hancock mengangguk setuju.
Hal ini, tentu saja dia sangat mengetahuinya.
Nami
Bukan hanya kau yang menyukainya.
Tapi juga sudah menduganya.
Luffy adalah lelaki yang populer di kalangan pria ataupun wanita. Karena sifatnya yang ceria dan menyenangkan, semua orang menyukainya.
Walaupun beberapa dari mereka menunjukkan ketidaksukaannya pada Luffy, tapi Hancock tahu bahwa sebenarnya mereka mengagumi Luffy di dalam hati mereka.
Ah, apa dia memiliki banyak rival?
Nami
Jangan putus asa begitu, Hancock.
Melihat teman sebangkunya sedih, Nami menepuk pelan punggung tangan Hancock.
Tiba-tiba terdengar suara kursi di belakang mereka tertarik.
Keduanya sama-sama melihat ke belakang.
Nico Robin
Ah, apa aku mengganggu sesi curhat kalian?
Nami memutar tubuhnya menghadap Robin yang baru saja tiba.
Nami
Kau baru saja menemui Zoro?
Nico Robin
Ya. Dia sedang bersama dengan Sanji.
Mendengar nama seseorang dari mulut Robin, seketika wajah Nami mengerut.
Nami
Untuk apa memberitahuku?
Robin tertawa kecil. Menggoda Nami.
Nico Robin
Hanya informasi kecil saja.
Nami
Robin. Kau harus membantu Hancock.
Nami
Bantu dia menyatakan perasaannya pada Luffy.
Nico Robin
Luffy sangat sulit untuk didekati.
Nico Robin
Dalam hal romantis.
Hancock mengangguk lemah. Merasa dirinya telah ditolak mentah-mentah sebelum bertindak.
Nico Robin
Dia bisa memahami perasaan orang lain.
Dia tersenyum sambil menatap Hancock.
Nico Robin
Jika kau serius, katakanlah padanya.
Nico Robin
Bahkan jika dia tidak menerima cintamu, kau tidak akan merasa seperti ditolak olehnya.
Layaknya dinding memiliki banyak rongga, angin menyusup ke dalam kelas. Berhembus kencang ke arah Hancock.
Perkataan Robin menyadarkannya akan sesuatu.
Boa Hancock
Terima kasih, Robin.
Boa Hancock
Setelah mendengarmu dan juga Nami ....
Dia tersenyum hingga matanya menyipit.
Boa Hancock
Aku semakin menyukainya.
Bab 2. Pertama Kali Melihatnya
Hari itu ... matahari bersinar tak terlalu terik.
Suasana pagi itu sesuai dengan isi hati Hancock. Penerimaan siswa baru ... Hancock malas menghadirinya.
Namun, sebagai siswa baru, dia harus melakukannya.
Dari dalam mobil, Hancock menatap ke luar jendela. Tanpa minat melangkah masuk ke area sekolah.
Boa Hancock
Berisik, Chandra.
Pria tua yang sudah lama mengabdi pada keluarga Boa menghela napas.
Putri semata wayang di keluarga Boa itu tidak ramah sama sekali. Kemungkinan karena dia tidak pandai dalam bersosialisasi atau memang tidak suka berinteraksi dengan orang lain.
Pria tua itu tidak dapat menebak. Nona mudanya itu jarang menunjukkan isi hatinya yang sesungguhnya.
Hancock turun dari mobil. Ketika dia menginjakkan kakinya melewati pagar sekolah, semua orang menatapnya.
Berbisik satu sama lain, mengagumi kecantikan Boa Hancock yang terlihat tak wajar.
Seperti putri dari kerajaan Eropa.
Hancock berjalan dengan santai dan tidak memedulikan tatapan orang-orang.
Dia berjalan menuju aula. Tempat dimana acara penerimaan siswa baru diadakan.
Tak ada yang menarik perhatiannya. Bagi Hancock, acara ini sungguh membosankan.
Di atas podium, kepala sekolah terus berbicara tanpa ada yang berminat mendengar.
Monkey D Luffy
Hei, hei, Zoro.
Monkey D Luffy
Kabur saja, yuk? Shishishi.
Roronoa Zoro
Jangan bodoh.
Roronoa Zoro
Kita akan dihajar oleh Pak tua Jimbei jika keluar sekarang.
Roronoa Zoro
Kau tidak puas dipukul olehnya karena datang terlambat?
Nami
Hah! Kenapa aku harus satu sekolah dengan kalian lagi?
Ussop
Hahaha, Nami. Perkenalkan aku pada mereka.
Ussop
Karena kau teman mereka 'kan?
Nami
Kenalan saja sendiri. Aku muak bersama dua orang bodoh ini.
Hancock yang fokus mendengarkan pidato kepala sekolah—meski membosankan— melihat sekelompok orang yang duduk di depannya.
Mereka berbicara dengan suara yang cukup besar untuk didengar oleh orang lain.
Hancock melirik mereka acuh tak acuh.
Boa Hancock
/Sangat ribut/
Hancock tidak lagi memedulikan keributan di depannya dan menatap lurus ke arah podium
Roronoa Zoro
Makananmu bau!
Roronoa Zoro
Ini ruangan ber-ac
Ussop
Oi, Oi, Luffy! Kau tidak bisa memakan ayam itu di sini! Baunya ke mana-mana.
Hidung Hancock menangkap bau ayam goreng dari arah depan.
Dia kembali melihat orang-orang di depannya.
Pria yang mengenakan topi jerami itu melebarkan senyumannya ketika teman-temannya memarahinya.
Kening Hancock sedikit berkerut. Mereka terlalu ribut, tapi mengapa belum ada guru yang menegur mereka?
Baru saja Hancock berpikir seperti itu, seorang guru yang tidak terlihat seperti guru mendatangi pria bertopi jerami itu.
Jinbei
Jika ingin makan, keluar!
Jinbei
Kau membuat ruangan ini bau.
Pemuda itu tertawa lebar.
Tanpa sadar Hancock bersuara, tetapi dia beruntung karena orang lain tidak mendengarnya.
Roronoa Zoro
Ha? Kenapa aku—
Monkey D Luffy
Bukankah kau malas di ruangan ini?
Roronoa Zoro
Oi! Pelankan suaramu!
Monkey D Luffy
Shishishi. Ayo.
Tidak lagi menolak, pria berambut hijau itu bangun dan keluar bersama dengan pria bertopi jerami.
Boa Hancock
Ada apa dengannya?
Tanya Hancock pada dirinya sendiri.
Bab 3. Senyum Secerah Matahari
Sejak saat itu, tanpa sadar Hancock sering memperhatikan pemuda bernama Luffy itu.
Mereka tidak sekelas, tetapi memiliki jam olahraga yang sama. Jadi, Hancock sering melihat Luffy.
Terkadang ketika dia berjalan di koridor atau pergi ke kantin, dia akan bertemu dengan Luffy.
Walaupun pemuda itu sering sibuk bercanda dengan teman-temannya.
Tawa Luffy yang begitu lebar dan secerah matahari pagi itu ....
Sungguh berbeda dengan Hancock
Kapan dirinya tertawa selebar itu? Apakah dia pernah tertawa?
Dalam kehidupannya yang membosankan, hal apa yang bisa membuatnya tertawa?
Hancock memperhatikannya. Luffy selalu tertawa untuk hal apa pun, bahkan jika itu tidak lucu menurut orang lain.
Di rumah pun, Hancock terus memikirkannya.
Luffy ... mengapa pria itu bisa menikmati hidup dengan santai?
Di atas salah satu halaman buku tulisnya, Hancock menggaris sebuah nama yang dia ketahui saat absen mata pelajaran olahraga.
Boa Hancock
Monkey D Luffy
Dia tersenyum kecil di sela kegiatannya.
Boa Hancock
Seperti orangnya
Hancock terkekeh hingga dia menyadari sesuatu.
Boa Hancock
Apa yang kukatakan?
Dengan cepat dia memegang pipinya.
Tiba-tiba telapak tangannya merasakan suhu hangat di kulit wajahnya.
Boa Hancock
Apa yang kukatakan!
Mendadak pintu kamar Hancock dibuka oleh seseorang.
Elva
Kenapa Nona berteriak?
Wanita paruh baya itu segera masuk dan memeriksa kamar Hancock.
Elva
Apa ada sesuatu di kamar Anda?
Seketika suhu panas dan hati yang hangat pun menghilang begitu saja.
Boa Hancock
Tidak ada apa pun di kamarku.
Hancock mengerutkan keningnya kesal.
Elva
Maaf mengganggu, Nona.
Wanita itu pun keluar setelah memastikan tak ada apa pun di kamar Hancock.
Boa Hancock
Mengganggu hariku saja.
Boa Hancock
Ada apa dengan mereka?
Kemudian, saat dia berbalik dan melihat nama pria yang telah mencuri perhatiannya itu seketika perasaannya langsung membaik.
Boa Hancock
Sepertinya hatiku ....
Dia tersenyum malu hingga pipinya terasa keram.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!