Sebuah ruangan kosong dimana hanya ada satu penerangan yang menjadi sumber cahaya membuatnya terlihat sedikit remang-remang. Didalam hanya ada sebuah sofa panjang berwarna biru namun terlihat lusuh karena kurang perawatan. Tak berselang lama segerombolan orang datang dan memasuki ruangan.
“ bawa kemari”ucap seorang lelaki dengan
penampilan garang layaknya preman. Jaket kulit hitam dengan bawahan hitam serta rantai kecil yang menghiasi leher serta sepatunya. Dan memang benar lelaki tua itu memanglah ketua kelompok pemilik kedai judi di daerah itu.
“ jangan, aku mohon lepaskan, aku janji akan melunasinya” seorang lelaki dengan tampang lusuh hanya bisa mengiba rasa simpati gerombolan orang yang mengerubunginya.
“ kau tak akan mampu melunasinya!” ucap ketua itu mencemooh. Dia dengan cepat melemparkan batang rokok yang dia pegang kearah lelaki yang sudah tersungkur dibawah kakinya.
“ kau sudah bangkrut lelaki tua, hahahahhahah” lanjutnya si ketua, semua anak buahnya ikut tertawa menghina seorang lelaki yang sudah tak berdaya.
“ kau sudah menemukannya?” ucap si ketua pada salah satu anak buahnya yang datang. Dia sudah memberikan tugas penting pada anak buahnya.
“ sudah bos, beress. Sebentar lagi wanita itu akan datang” mata lelaki malang seketika melebar, dia memiliki firasat buruk dari perkataan salah satu preman itu.
Terdengar suara langkah kaki yang tak beraturan, mereka yakin jika yang datang tidak hanya satu orang.
“ lepaskan aku!” teriak seorang wanita yang terseok-seok berjalan dalam tarikan salah seorang preman.
“ ini bos” ucap preman itu begitu masuk ruangan, disana rekannya sudah menunggu kedatangan wanita itu. Dia tampak kaget dengan apa dia lihat, kenapa bisa dia dibawa ke dalam ruangan yang penuh dengan lelaki dengan tampang menyeramkan. Dengan seksama wanita itu memandangi situasi didalam ruangan hingga ekor matanya menangkap ada seseorang yang terduduk di bawah.
“ ayah!” teriak wanita itu begitu melihat sesosok lelaki yang tersungkur di bawah kaki para preman itu. Dengan sekuat tenaga wanita itu melepaskan cekalan tanganya dan berlari mendekati ayahnya.
“ ayah, kau tidak apa-apa?” wanita itu memeriksa tubuh ayahnya dengan seksama, wajah ayahnya memiliki beberapa luka kecil, jelas penyebabnya adalah apa yang ada di depannya.
“ tidak apa-apa, kenapa mereka membawamu?” gantian ayahnya yang bertanya.
“ mereka mengatakan kalau ayah sedang dalam masalah” ya memang seperti itu, wanita itu tidak tau hal yang sebenarnya terjadi.
“ bagaimana jika anakmu ini akan menjadi pelunas hutangmu? Hahaha” ketua itu memberikan pilihan simalakama. Mereka jelas tidak benar-benar bertanya, sudah jelas anak gadisnya akan segera mereka bawa.
“ jangan sentuh anakku” ucap lelaki itu tanpa takut.
“ kau masih punya nyali rupanya” beberapa preman mendekat dan mulai memukuli lelaki tua itu bertubi-tubi.
“ hentikan, hentikan memukul ayahku.” Ucap wanita itu sembari menangis terisak. Namun tangis dan ucapannya tidak di hiraukan. Mereka masih tetap memukuli sang ayah.
“ ku mohon hentikan, aku akan membayar semua hutang ayahku, hentikan” mendengar teriakan wanita itu, ketua memberikan kode agar anak buahnya berhenti menyiksa.
“ memangnya kau tau berapa hutang ayahmu, hah?” ketua itu seakan mecemooh wanita yang tidak tau diri itu.
“ berapa?” ucap wanita itu menanntang.
“ 500 juta” ucap ketua itu tidak menutupinya. Sontak wanita itu tidak percaya dengan apa yang dia dengar, sebanyak itu uang yang ayahnya terima. Lantas kemana perginya semua uang itu. Wanita itu menatap ayanya seolah mencari kebenaran mengenai jumlah hutang yang ketua itu sebutkan.
“ ayah, ” ucap wanita itu lirih dengan sedikit kesal, ayahnya hanya menampilkan wajah malu. Dia sudah menutupi selama ini dan kini anaknya mengetahuinya. Rasanya dia tidak berani menatap wajah tak percaya anaknya.
“ cepat bayar!” wanita itu tersentak mendengar teriakan ketua.
“ kau tidak bisa membayarnya bukan?” lanjut sang ketua, lelaki itu dengan jelas menangkap rasa kecewa yang ditampilan wanita itu atas tindakan ayahnya. Itu membuat permainanya semakin seru.
“ ayah kemana semua uang itu? Kenapa bisa sebanyak ini?” wanita itu sangat terpukul dengan kebenaran ini. Sejak perusahaan ayahnya bangkrut memang dia tidak begitu memperhatikan apa saja yang ayahnya perbuat, wanita itu sibuk bekerja, sedangkan ayahnya karena terlalu frustrasi hanya tinggal di kontrakan. Entah bagaimana bisa tiba-tiba memiliki hutang sebanyak itu. Dengan cara apa dia bisa melunasi hutang-hutang itu.
“ maafkan ayah, Myria” lelaki itu terlihat menyesal, dia tidak berfikir akan seperti ini kejadiannya. Dia hanya berjudi untuk mencari kesenangan, beberapa kali lelaki itu sempat menang dan selebihnya banyak kekalahan. Sampai dia tidak sadar sudah jatuh tempo pelunasan hutang-hutang judinya. Lelaki itu malu pada anaknya, dia merasa sudah tidak berguna lagi.
“ cepat bawa wanita itu” dua orang preman menarik lengan Myria dan membawanya kelar dari gedung itu.
“ tidak, jangan bawa putriku” teriak lelaki itu, dia dengan langkah tertatih segera menyusul kumpulan preman yang membawa anaknya. Mereka sudah memasukka Myria kedalam mobil. Dia begitu takut kemana anaknya akan dibawa.
Sampailah mereka di tempat yang mereka tuju. Sebuah bar kelas atas dengan kesan mewah penuh penjagaan. Myria sedikit banyak mengetahui tempat ini, meski dia baru dalam dunia masyarakat kelas bawah, tapi dulu dia pernah beberapakali lewat atau sekedar masuk bersama beberapa teman-temannya.
“ masuk” tubuhnya sedikit terdorong, para lelaki itu segera masuk kedalam tak lupa dengan menyerat dirinya.
“ aku bisa berjalan sendiri!” Myria memberontak melepaskan pegangan tangan dilengannya. Dengan terpaksa ketua itu akhirnya menyuruh anak buahnya agar menuruti kemauan Myria, dia tidak ingin menimbulkan kegaduhan. Apalagi ini bukan wilayah kekuasaanya.
Gerombolan preman itu memasuki sebuah lorong ke atas, mereka baru saja melaporkan kedatangannya kepada penjaga bar. Dan dengan cepat pemilik bar mengatur tempat pertemuan.
Mereka sudah berada di ruangan VIP lengkap dengan meja dan beberapa cemilan. Myria dipaksa duduk disamping sang ketua preman. Tak lama seorang pelayan masuk, dia menuangkan minuman dan memberikan kabar jika pemilik bar akan segera datang.
“ ketua, kali ini kita akan untung besar” Myriamengerutkan keningnya, dia tidaklah bodoh. Para preman itu jelas sudah
merencakan hal kotor padanya. Preman itu tertawa mencemooh ketika pandanga
mereka beradu. Myria harus mencari cara agar dirinya bisa keluar darisini.
Tak berselang lama, seorang dengan baju hitam
kasual dengan jaket kulit masuk, dari auranya Myria sudah bisa menebak jika
lelaki yang ada dihadapannya adalah sang pemilik Bar.
“ tuan” salam sang ketua, dugaan Myria benar.
Dengan lagal sok, pemilik Bar itu meletakkan kedua kakinya diatas meja. Ketua segera memberikan gelas yang sudah berisi anggur kepadanya. Darisini
Myria sudah bisa menebak geng preman yang membawanya kemari hanyalah sekelompok pecundang tak berguna di mata sang pemilik Bar.
“ jadi apa tawaranmu?” tanya lelaki itu tanpa basa-basi.
“ saya membawa sesuatu sebagai jaminannya” balas ketua sambil melirik kearah Myria, sontak wanita itu mengerti dia sudah dijadikan alat kerjasama oleh preman ini. Mereka benar-benar memanfaatkan keadaan dengan baik.
“ apa itu?” tanya pemilik Bar dengan wajah mencemooh. Terakhir kali mereka hanya membawa barang tak berguna. Dan malah memberikan kerugian pada pemilik Bar.
“ seperti yang anda lihat, wanita ini akanmenjadi pelunas semua hutang kami” ucap ketua preman dengan nada ceria, dia melrik kearah Myria dengan pandangan mesum.
“ tidak, Kalian tidak bisa melakukan ini padaku” teriak Myria, dia tidak terima dengan perlakuan ketua preman yang dengan sesukanya mengambil keuntungan darinya.
“ diam kau dasar murahan!” teriak ketua preman tidak kalah bengisnya.
Pemilik bar memandangi Myria dari atas sampai bawah. Wanita di depannya ini cukup menarik. Dari penampilannya sepertinya dia bukan dari kalangan bawah. Kulitnya putih mulus dan wajahnya cukup cantik. Sepertinya dia tidak akan rugi kali ini.
“ dimana kalian menemukannya?” pemilik bar itu berdiri mendekati Myria, dia ingin memastikan secara dekat jaminannya itu.
“ dia anak dari pecundang bodoh yang tidak bisa
melunasi hutang. Dia barang baru, perusahaanya baru saja bangkut, tuan” ketua preman menjawabnya secara detail, seakan dia sangat mengetahui penghunikalangan bawah.
“ lumayan juga, apa dia masih perawan?” pemilik Bar kembali ke tempat duduknya setelah memandangi Myria dengan seksama.
Pertanyaan itu jelas saja langsung membuat Myria melotot tak percaya. Kemana arah pembicaraan ini. Wanita itu tidak mau jika sampai dirinya berakhir seperti wanita-wanita bar yang bertugas melayani tamu.
“ hei, apa maksud pertanyaanmu?” Myria segera membela dirinya. Dia tidak kenal takut. Dia akan mempertahankan harga dirinya sekuat tenaga.
“ sepertinya dia masih tersegel” jawab ketua preman berbisik. Jika dilihat dari respon Myria, semua juga menebak hal yang sama. Wanita yang mereka bawa ternyata masih murni.
“ sepertinya hutang kalian bisa lunas” pemilik Bar itu memberikan sinyal baik. Para preman itu mendapatkan mangsa yang cocok, mereka untung besar. Bagaimana tidak hutang mereka yang ratusan juta itu dengan sekejab langsung hilang. Untung saja mereka berhasil mengelabuhi pria bodoh, ayah dari wanita ini.
“ tidak, tidak. Kalian tidak bisa melakukan ini padaku” Ai seketika cemas. Dia tidak membayangka hidupnya yang serba glamour akan menjadi sengsara, dia tidak mau dijadikan pelayan ataupun melakukan pekerjaan lainnya yang berbau criminal.
“ lepaskan aku” Myria berniat kabur namun dengan cepat salah satu preman mencengkal lengannya. Dia ingin lari entah kemanapun, dia akan menghubungi teman kayanya untuk meminjam uang. Dia tidak mau berakhir di Bar ini.
“ mau kemana kau? Kau sudah menjadi milik tuan Ivar” ketua Preman segera menarik Myria dan melemparkannya ke arah pemilik Bar, Myria terjatuh tepat di atas pengkuan Ivar. Seketika lelaki itu memeluknya dan berniat melecehkannya.
Tok tok suara pintu menghentikan aksinya.
Seorang pelayan lelaki langsung masuk dan menuju Ivar. Kesempatan itu digunakan Myria untuk berdiri menjauh dari lelaki mesumm itu.
“ apa, ini keempatan emas” ucap Ivar dengan wajah senang. Lelaki itu barusaja mendapatkan kabar jika mereka kedatangan tamu besar. Ivar segera menyuruh preman untuk menjaga Myria agar tidak kabur, sedang dirinya keluar dengan langkah lebar menemui tamu kehormatannya.
Setelah pemilik Bar itu pergi, para preman dengan leluasa memakan semua hidangan. Mereka benar-benar menjijikkan di mata Myria. Belum pernah sekalipun wanita itu berinterkasi dengan kalanga bawah seperti mereka. hidupnya sudah sangat sempurnaa sebelumnya. Dia begitu pintar memanfaatkan uang untuk bersenang-senang. Kini dengan sekejab semuanya hilang.
Wanita itu duduk di pojok ruangan sambil memeluk dirinya sendiri. Hidupnya seakan sudah hancur.
Pintu terbuka, seorang wanita dengan baju minim masuk kedalam ruangan. Dia ditemani 2 orang lainnya membawa baju dan sekotak make up. Myria berfirasat buruk, apa dia akan memulai tugasnya sekarang?.
“ berdiri, kita tidak memiliki banyak waktu” ucap wanita itu dengan kasar. Myria tentu saja menolak menuruti ucapan wanita asing itu, dia diam saja tidak bergerak sedikitpun.
Namun beberapa saat kemudian salah seorang preman mendekatinya dan memaksanya berdiri.
“lepaskan aku” Myria mulai memberontak.
“ diam dan turuti saja, atau kau mau ayahmu kami siksa” ternyata yang memeganginya adalah ketua preman. Myria tidak bisa melawan, kenapa harus ayahnya yang mereka sebut. Myria tidak mungkin membuat ayahnya lebih menderita lagi.
Akhirnya dia pasrah, wanita asing itu mendadaninya bahkan dia harus mengganti bajunya di hadapan para preman ini. Setelah selesai, kedua wanita itu segera menarik Myria keluar. Mereka akan membawa pesanan pemilik Bar dengan aman.
“ masuk “ Myria di dorong masuk ke sebuah ruangan. Dia dengan perasaan putus asa melangkah lemah menuju tengah ruangan.
Wanita itu menatap sekeliling, sepertinya dia berada di ruangan vvip. Ruangan ini begitu bagus dan mewah. Dia bahkan belum pernah memesan ruangan vvip disini karena memang begitu mahal dan terbatas pada orang-orang tertentu. waktu itu sudah sangat lama, dia ingat betul pertama kali masuk kemari adalah saat dia masih seorang pelajar datang bersama teman-temannya dan mereka mabuk berat.
Ting, suara gelas beradu. Lamunan Myria segera buyar. Dia menghadapi kenyataan yang berbeda dari waktu itu.
Wanita itu terus berjalan dan sampai di tengah ruangan. Meski sedikit redup dia bisa melihat di dalam sudah ada pemilik bar dengan 2 orang lain dengan setelan jas hitam. Dari penampilanya saja Myria bisa menilai jika 2 orang lelaki itu bukan orang sembarangan, kualitas jas dan sepatu mereka adalah terbaik.
“ ini barang baru kami, baru saja datang khusus menyambut tamu terhormat kami” Ivar mulai membual, seolah-olah semua ini adalah rencana matang darinya.
Myria terdiam, wanita itu mengamati 2 lelaki itu dengan seksama, sepertinya salah satu diantaranya terlihat tidak asing. Myria mengingat-ingat siapa sebenarnya lelaki itu. Bagaimanapun Myria berasal dari kalangan konglomerat, dia pasti mengenal orang-orang berpengaruh dalam dunia bisnis.
Dan setelah mengingat identitas tamu kehormatan itu, seketika Myria menahan nafasnya. Lelaki yang terlihat tidak asing adalah pemilik perusahaan perhiasan terbesar dan terbaik di dunia. Bagaimana bisa lelaki itu ada tempat seperti ini. Myria segera memutar otaknya untuk mencari cara agar dia bisa memanfaatkan idetitas lelaki untuk menyelamatakan hidupnya.
“sepertinya dia lumayan “ ucap lelaki yang masih belum Myria kenali.
“anda benar tuan Ansel” jawab pemilik bar. Ansel beranjak dan berjalan mendekati Myria, membuat wanita itu meremang ketakutan. Entah apa yang akan lelaki itu lakukan padanya.
“kau cantik juga” Ansel mencoba menyentuh dagu Myria, namun wanita itu segera memalingkan wajahnya. Ansel tertawa tekejut, selama ini belum pernah ada yang menolak sentuhannya. Wanita di hadapanya cukup berani juga.
“darimana dia?” kini giliran lelaki pemilik perusahaan perhiasan yang bertanya. Dia terlihat acuh tapi ternyata cukup jeli dengan penolakan Myria. Gael merasa jika wanita itu tidak semerta-merta bisa berada di tempat ini.
“kami sudah menerimanya sebagai pelunas hutang, dia dijadikan ayahnya sebagai jaminan judi” jawab pemilik Bar dengan sedikkit mengarang. Wajah Gael terlihat begitu dingin membuat Ivar mau tidak mau harus memberikan jawaban.
“jaminan ayahnya? Malang sekali nasibmu” Ansel bermaksud menghina dengan kalimat simpatinya. Dia sedikit sakit hati akibat penolakan yang baru saja dia terima.
“tidak, ayahku tidak seperti itu. mereka yang membawaku kemari” Myria membela ayahnya, dia menceritakan yang sebenarnya terjadi.
“berapa hutang ayahmu?” Gael terlihat mulai tertarik dengan ceritanya, membuat Myria merasa mempunyai harapan.
“500 juta”
“ehemm, sepertinya kita tidak bisa meneruskan perbincangan ini. Dia sudah menjadi bagian dari Bar“ ucap Ivar, dia memiliki firasat aneh jika sampai pembicaraan ini dilanjut. Ivar takut jika hadiah emasnya akan hilang begitu saja.
“aku akan membelinya” ucap Ansel cepat, dia sejak tadi hanya mengamati dan kini lelaki itu seakan ingin membalas dendam atas penolakan Myria.
“anda tidak bisa, dia hanya menjadi jamuan saat anda..”
“kau masih memiliki hutang dan beberapa kontrak kerja sama, bagaimana?”Ansel sangat lihai dalam bernegosiasi. Lelaki ini sudah sangat sering berada dalam kondisi seperti ini. Dan baginya apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan.
Ivar tidak bisa berkata-kata, semuanya yang Ansel katakan memang benar. Kontrak kerja sama dengan mereka lebiih penting daripada wanita baru ini. Tidak mungkin dia melepaskan kontrak hanya demi mempertahankan wanita tidak jelas ini.
“1 milyar, dan perpanjang kontrak” Ivar memberikan harga dari penawaran Ansel. Dia juga ingin ambil keuntungan dari wanita ini.
“tidak, aku bukan barang yang bisa..”
“deal “ ucap Ansel mengakhiri pembicaraan. Myria sudah tidak memiliki hak apapun. Semua orang di dalam ruangan ini hanya menganggapnya sebagai obyek kerjasama.
“aku akan mengirim kontrak nya nanti, dan aku ikut denganku” Ansel tampak puas dengan hasilnya. Dia segera menarik Myria dan menggandeng pinggang wanita itu.
“lepaskan aku, !” Myria segera memberontak.
“diamlah, kau sudah menjadi milikku” ucap Ansel tegas, dia adalah bos besar dunia bawah, tidak ada yang berani melawannya. Dia bisa saja melakukan apapun sesukanya pada wanita ini, namun dia harus sedikit bersabar. Dia akan menyingkirkannya setelah dia berhasil memuaskannya. Bagi Ansel mendapatakn wanita yang lebih dari Myria begitu mudah, namun egonya yang sudah terluka akibat penolakan itu tidak akan tinggal diam.
“aak” teriak Myria, wanita itu dengan keras di tarik Ansel keluar mengikutinya. Begitu pintu terbuka, banyak sekali bodyguard milik Ansel berjaga di depan. Hal ini sontak membuat Myria mati ketakutan. Kini sudah pasrah, tangannya ditarik Ansel keras dan dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Sedangkan di belakangnya Gael hanya diam saja, dia tidak tertarik dengan drama yang temannya buat. Dia sudah hafal bahkan bosan dengan prilaku Ansel yang selalu saja seenaknya sendiri.
“masuk!” Ansel melemparkan tubuh kecil Myria dalam mobil. Dia berada di bangku tengah. Dan dengan segera Ansel juga masuk menyusul Myria.
Gael yang sudah hafal dengan tabiat Ansel, segera mengambil alih kunci dari sopir dan berjalan menuju kursi pengemudi. Didalam suasana sudah begitu kacau. Tanpa menunggu lama Ansel segera melancarkan Aksinya. Gael tidak terganggu sama sekali. Dia sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini.
“tidak! Menyingkir dariku” Myria terus meronta demi mempertahankan harga dirinya. Ansel benar-benar lelaki brengsek, dia sudah sangat keterlaluan bagi
Myria.
“siapa kau berani menolakku, sekarang kau rasakan pembalasanku” ucap Ansel dengan tangannya yang terus menarik tubuh beserta pakaian Myria. Wanita itu menangis sejadi-jadinya. Ini adalah pertama kali baginya dalam situasi seperti ini.
“tolong maafkan aku, aku mohon hentikan” Myria sudah berada dalam tahap mengiba. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Gael mengemudikan mobil dengan tenang, tidak ada niatan baginya untuk mencampuri urusan temannya.
“ kau sudah mengerti sekarang, kau hanya wanita murahan. Setelah ini aku bisa menyingkirkanmu dengan mudah, atau setidaknya menjadi hadian untuk para anak buahku, hahaha” Ansel tidak henti memberikan intimidasi. Dia sangat suka menyiksa. Dan melihat bagaimana Myria mengiba semakin membuat dirinya puas.
“ tidak, jangan lakukan itu. Aku mohon. Bunuh saja aku. Menjadi jaminan hutang seperti ini lebih baik bagiku untuk mati” Myria mengatakannya dengan pilu. Wanita itu sudah tidak mempunyai harapan.
Kalimat Myria dengan halus mengalun kedalam telinga Ansel serta Gael, kedua lelaki itu merasakan sesuatu yang aneh, bagi Gael kalimat itu sedikit menyentuh hatinya. Namun bagi Ansel kalimat itu semakin menyulut emosinya.
Plakk,,
satu tamparan mendarat di pipi Myria dengan keras, sudut bibirnya mengeluarkan darah. Tangis wanita itu semakin kencang.
“ kau dasar jalllang” Ansel sekatik marah.
“ bunuh saja aku, bunuh aku” Myria sudah pasrah, dia terus mengulang-ulang kalimatnya. Seraya meminta agar Ansel berbaik hati mengabulkan permintaan terakhirnya.
“ hentikan mobilnya” ucap Ansel keras, Gael dengan tenang menuruti perintah Ansel. Lelaki itu keluar dan masuk kedalam mobil lainnya. Para bodyguard terpaksa keluar dan mencari kendaraan lainnya, karena setelah itu mobil yang di tumpangi Ansel meluncur pergi meninggalkan mereka termasuk Gael.
Didalam Myria masih terisak, Gael menarik sudut bibirnya. Semua kekacauan terhenti dengan sangat tidak masuk akal. Lelaki itu kemudian melajukan mobilnya kembali tanpa mengucapkan kalimat apapun. Dibekalang Myria dengan tangan masih bergemetar mencoba merapikan pakaiannya untuk menutupi bagian tubuhnya.
Dari kaca tengah Gael bisa melihatnya, lelaki itu kemudian melepaskan jasnya dan memberikannya pada Myria. Wanita itu awalnya ragu namun melihat Gael yang seprtinya tulus akhirnya Myria menerimanya dan langsung memakainya.
Perjalanan terus berlanjut, Myria sudah tidak peduli kemana dia akan di bawa. Kemungkinan ke tempat dimana dia akan merasakan penderitaan lagi. Mobil berhenti di depan pelataran sebuah rumah sederhana namun berkelas. Gael segera turun, dia membuka pintu tengah.
“ turunlah” ucap Gael datar kemudian pergi menuju rumah. Myria mengamati dari jendela, sepertinya dia tidak dibawa ke bar lain atau markas mereka. ini seperti rumah keluarga bagi Myria. Wanita itu dengan masih merapikan penampilan dengan pelan turun dan mengikuti Gael masuk.
“ kau tidak memberikan kabar jika kemari, mama kan bisa…” dari luar Myria bisa mendengar suara wanita. Dan seketika pembicaraan itu terhenti begitu wanita paruh baya melihat kehadiran Myria.
“ astaga, siapa wanita ini? Kau apakan dia, Gael?” raut wanita itu tampak marah. Dia segera mendekati Myria. Dan mengajaknya duduk di sofa. Sedangkan Myria masih bingung dengan situasnya.
“ seperti biasa ulah Ansel” jawab Gael acuh dan berjalan masuk menjauhi ruang tamu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!