..."Kata mereka akhir tahun selalu punya cerita yg mengesankan, tapi beda halnya dengan aku yang susunan ceritanya justru berantakan"...
...@kak_py...
Haura Az-Zahra yah itu namanya, akrab di sapa Ura oleh keluarga dan teman-teman sekelilingnya. Banyak sekali hal yang membuat dia tertarik untuk berpetualang hal-hal baru.
"hey kalau jalan lihat-lihat dong, jangan asal nabrak" omel Ura
"Maaf saya gak sengaja soalnya buru-buru" jawab si penabrak yg merasa bersalah
"Lain kali tuh di lihat sekeliling, sebelum jalan biar gak nyusahin orang" jawab Ura yang masih terlihat kesal
"iya iya sekali lagi maaf banget" lanjut orang itu
"iya deh saya permisi" balas Ura dengan mode juteknya
"ihhh dasar cowok aneh, udah salah tapi gak merasa bersalah, dia kira dengan minta maaf gtu doang udah apa" batin Ura yang masih dongkol dan berlalu pergi dari si penabrak.
kenapa sih aku jadi marah-marah gini, padahal tuh cowo gak sengaja juga sih. Ini pasti karna masalah aku yg banyak banget jadi malah orang lain deh yg kena. Gak beres banget nih otak aku hadeh. Akhir-akhir ini hariku kayaknya berantakan sekali.
Kenapa aku yang sekarang beda banget yah, kesannya jadi kasar, overthingking, dan jahat banget, versi terburuk aku keluar semua. Hanya karena satu objek yang berhasil membuat aku sehancur ini, aku malah jadi nyalahin semua orang dengan menganggap mereka semua bakalan sama kayak dia. Hanya karena dia menghilangkan rasa percaya dan mengecewakan aku sampai jadi gini, justru membuat aku tidak percayaan sama siapapun lagi. Harusnya aku gak boleh kayak begitu. Karena, gak semua orang sama kaya dia dan lagi pula ada sisi baik yg tetap harus aku ingat baik-baik dari dia atau siapapun itu.
Hari itu, masih teringat jelas terpatri di ingatan ku, bayangan nya saja cukup menghantui waktu yang aku lewati sampai hari ini. Aku seakan menjadi penyebab dan sumber masalahnya, menjadi satu-satunya pemeran antagonis yg membuat dia menjadi korbannya.
Padahal orang yg harusnya di salahkan terlebih dahulu adalah orang itu, dia yg memulai, tapi dia memohon untuk tidak menerima konsekuensinya. Atas semua rasa bersalah dia takut akan resiko dan ingin menggenggam banyak hal sekaligus, meski ia tau tidak semua itu dapat dimiliki. Dia memaksakan keinginannya dengan mempertaruhkan cinta, sungguh egois sekali bukan.
Aku bahkan memberi seluruh cinta yg kumiliki, mencintai dengan tulus namun dikecewakan sangat serius oleh seseorang yg menjanjikan harapan sampai membuat aku lupa bagaimana rasa sakit.
Hingga dia sendirilah yg menyadarkan aku bahwa perkataan laki-laki adalah omong kosong yg paling tidak harus di percayai memperdaya dengan membuat seolah kita adalah ratu yg tidak dapat di ganggu, padahal dia sedang mencoba permainan baru.
Haa ha ha ha aaa aku bahkan menertawakan diri sendiri karena kebodohan yg tidak tertolong tersebut. Aku berusaha menata hati sampai akhirnya aku dipatahkan kembali yg menyisakan angan tanpa bayangan ketenangan.
Aku bahkan gagal mencintai dan menghargai diriku sendiri hanya, karena ingin memberi seluruhnya perasaan pada dia yang aku anggap segalanya. Pengganti sosok ayah dan Abang yg hilang dari kehidupanku untuk selamanya.
Aku dapat menilai banyak hal, tapi tidak dengan manusia satu ini, tidak dengan cinta yg aku agungkan dan aku banggakan pada banyak orang hanya agar mereka melihat aku sudah cukup bahagia hanya dengan kehadiran sosok lelaki spesial di cerita ku ketika itu.
Kali ini luka yang Haura rasakan bukan di sebabkan irisan, tetapi goresan yang cukup membuat luar dan dalam pada dirinya menjadikannya sosok yang berubah 180 Drajat dalam hidupnya. Sosok gadis ceria, humoris, penuh cinta, cita-cita dan semangat yang luar biasa kini lenyap dalam sekejab hanya karena sosok pria yang tidak bertanggung jawab dan tidak pernah bersyukur memiliki nya.
Tanpa rasa bersalah dan tidak tahu malu pria itu justru menyalahkan Haura atas apa yg terjadi, menjadikan Haura penyebab iya melakukan semua hal tersebut. Pria yg membalikkan fakta dengan kebohongan-kebohongan yg tiada pernah habis. Meski sudah ketahuan sekalipun ia masih saja terus mengelak, bahkan menjadikan orang lain kambing hitamnya.
Haura gadis penuh maaf itu masih lagi dan lagi mencintai Teuku Raheel Izhar seorang pria yg selalu membuat dia menangis. Dia tidak menyalahkan Raheel atas kesalahannya, justru ia menyalahkan dirinya sendiri dengan segala hal yg terjadi diantara mereka. Sahabatnya saja bosan mendengar curhatan Haura yg sangat miris dan mereka merasa percuma terus menerus menyadarkan Haura bahwa Raheel bukan pria baik yg harus dia pertahankan. Dengan di cintai oleh Haura yg memberi seluruh hatinya hanya agar merasa dicintai dengan melakukan banyak hal yg tidak di sukai oleh lelakinya.
Rasa cinta membutakannya bahwa ada orang-orang yg lebih menghargai dan ingin tetap berada di sampingnya dalam keadaan apapun. Namun ia menyangkal itu semua hanya karena seorang pria tidak tahu diri yg telah menyia-nyiakan perasaan bodohnya itu.
"Ura harus gimana lagi sih kami kasih tau qe kalau cowo itu gak bener" ujar Tiara sahabat Haura yang paling menentang hubungan mereka
"iya bener Ra, akupun pernah lihat dia sama orang lain, yang awalnya aku pikir itu kau, tapi rupanya bukan" sambung Silvia sahabat Haura yang pernah bertemu Raheel
"qe denger gak sih Ura"
" kau denger tidak Ra" jawab Tiara dan Silvia bersamaan karena kesal Haura Tidak menjawab satupun perkataan mereka berdua
"iya ya aku tau kalian khawatir sama aku. Tapi, aku gak bisa percaya gtu aja kalau bukan aku yg lihat dia secara langsung. Bukan berarti aku tidak percaya kalian juga, ahhh aku bingung lah" Balas Haura dengan di akhiri teriakan yg membuatnya hampir gila
Karena ini bukan pertama kalinya kedua sabahat Haura memperingatinya dengan segala hal yg ujung-ujungnya Haura tetap kekeh dengan pendiriannya sendiri.
"Ura kau itu kan cantik, yg ngejar-ngejar juga bnyak kenapa harus milih tuh cowo sih, dia terlalu kekanakan" Silvia masih melanjutkan obrolan mereka tentang Raheel pacar dari Haura
"Udah lah Sil, ni anak emang keras kepala percuma juga qe kasih tau dengan cara apapun, orang di mabuk cinta mana denger nasehat" ujar Tiara yg kesal dan menyambar perkataan Silvia
"iya aku baik, aku diem" balas Silvia yg akhirnya diam
sedangkan Haura masih bergelut dengan pikirannya yg gak karuan itu. Banyak sekali hal yg membuatnya setres semenjak punya hubungan sama Raheel. Jadi sering berdebat dengan sahabatnya cuma karena ngebahas tentang pacarnya itu.
..."Kehancuran selalu datang dari diri sendiri, karena mengizinkan beberapa orang merusak tatanan yg telah susunan sedemikian rapi, dan mempersilahkan orang lain untuk menempati peringkat dalam menyakiti secara leluasa"...
...@kak_py...
Flashback 🍂
Haura Az-Zahra si gadis supel yang ramah, penuh semangat, baik, lemah lembut, menyukai anak kecil, mudah bergaul, ceria, huble, tapi agak sedikit cuek jika belum kenal, terlahir dengan muka jutek yang kadang suka ngeselin dan kadang dikira sombong oleh orang-orang karena muka sinisnya itu, padahal justru kalau sudah akrab dia cenderung bar-bar dan gak bisa diem sama sekali.
Haura mahasiswa semester 3 yang tengah menempuh pendidikan S1 Fakultas Ekonomi di Universitas Teuku Umar Meulaboh. Ia mempunyai dua sahabat yaitu, Silvia Nasution si anak Medan yang ngomong nya paling keras tapi lemot kalau mikir, aslinya penyayang dan royal banget sama sahabatnya, dan Tiara Cut Putri asli Aceh sama dengan Haura, si paling jago beladiri, tidak suka menye-menye, dan paling keras diantara sahabat nya Haura dan Silvia.
Diantara mereka bertiga hanya Tiara yang punya pacar, yang sudah bertahun-tahun dari jaman SMA lagi. Dan Silvia dia jomblo yang sering di PHP-in dan dimanfaatkan oleh orang yang dia sukai, sedangkan Haura dia tidak mengenal cinta, lebih tepatnya belum karna dia emang tidak pernah pacaran dan ingin fokus kuliah dulu sampai jadi sarjana. Dan lagi pun keluarga Haura tidak mengizinkan ia pacaran, karna yang memang lingkungan pergaulan anak jaman sekarang lebih cendrung sangat bebas. Hingga membuat orang tuanya takut Haura melakukan hal menyimpang nantinya dan malah menelantarkan kuliahnya.
Persahabatan ketiganya terjalin saat pendaftaran mahasiswa baru, dan beruntung mereka sama-sama mendapatkan beasiswa sampai selesai. Mereka pun berinisiatif untuk satu kos dan mencari keperluan kuliah mereka bareng-bareng untuk menghabiskan waktu bersama-sama.
"ehh guys Kita kan udah siap nih belanja dan beres-beres kos baru, gimana kalau kita jalan kepantai nunggu sunset" ucap Tiara mengawali obrolan
"heum boleh tuh, gimana kalau kita ke ujung karang aja, tar kita beli jajanan dulu tuh di pinggir jalan terus kita duduk di dekat dermaga itu" sambung Haura dengan semangat
"iya boleh juga aku si ngikut kelen aja, soalnya kan belum tau juga tempat main disini kemana aja" jawab Silvia yang memang masih belum tau banyak tempat main dan tempat-tempat lainnya di Aceh, meski kurang lebih setahun berkuliah di Meulaboh
"yaudah hayyuk go" ucap mereka berbarengan dengan berteriak senang
Tiga sahabat itu pun pergi menuju tempat yang mereka sepakati dengan menaiki satu motor, karena memang Silvia dan Haura belum punya motor dan SIM.
"ehhh kita gak bakalan kena tilang kan ni karna satu motor bertiga gini" ucap Silvia dengan sedikit berteriak yang karena duduk paling belakang
"enggak lah, nanti kita jalan pintas, lagian pun lagi gada tilang juga tenang aja" jawab Tiara yang memang hafal dengan semua tempat, jalan dan peraturan di situ
"udah santai aja hay, kita kan ada pemandu yang handal dan tidak diragukan, haaaahaaahaaaa" sambung Haura dengan tertawa membanggakan Tiara
15 menit perjalanan mereka pun sampai ditujuan, dengan berbagai jajanan dan minuman dalam keresek yang mereka pegang masing-masing, dengan terus berjalan ditepi pantai menuju dermaga mencari tempat ternyaman untuk untuk sambil melihat-lihat orang-orang berlalu lalang sembari menunggu sunset yg akan menunjukkan keindahan sore ini
"we di sini rame yah, asik nih mana tau jumpa cogan uhh" crocos Silvia dengan mata berbinar mengkhayal imajinasinya
"hadeh nih anak, masih sempat-sempatnya mikir cogan segala" jawab Haura ngedumel
"mending lihat tuh sunset nya wow indah banget, mending kita foto-foto buat kenang-kenangan' potong Tiara si anak senja yang suka tempat-tempat eastetik untuk spot foto
"iya bener tuh tar kita gantian fotonya" jawab Haura dan Silvia berbarengan
Usai foto-foto mereka berinisiatif mencari masjid terdekat, Karana takut waktu magrib habis karena tidak terkejar kalau nunggu nyampe kos yang jaraknya lumayan.
Akhirnya mereka sampai juga di kos, dan kembali menjalani rutinitas mahasiswa yaitu tugas, tumpukan makalah dan tugas lainnya sangat membosankan yg membuat ketiga gadis itu justru mengantuk.
"ehhh besok kita masuk matkul apa Hay, aku lupa hoy" ujar Haura di keheningan malam karna larut dalam pikiran masing-masing
"makro sama matematika deh kayaknya" Jawab Silvia yang masih sibuk dengan laptopnya
"memang lah nih anak sifat pikunnya gak hilang-hilang" sambung Tiara dengan nada kesalnya karena tidak habis pikir dengan Haura yang pelupanya tidak tertolong itu
"Ehhh Ura di ruangan kita tuh kan we ada kakak senior yg naksir kau tau" bisik Silvia pada Haura
"masa sih siapa pulak lah tu, kamu ni kan suka ngadi-ngadi" balas Haura ga percaya
"ehhh ngapain kalian bisik-bisik ha, alay banget pake rahasiaan" imbuh Tiara yang aneh sama Haura dan Silvia
"biarin uhhh, kepo" sorak Haura dan Silvia bersamaan yg membuat Tiara menggeleng karena tingkah sahabatnya
"serius we Ura, itu bg Reja rupanya diem-diem naksir kau, dia pernah nanyain nomor WA sama ku" lanjut Silvia masih berbisik pada Haura meyakinkan agar Tiara tidak dengar
"Bg Reza? Yg katanya paling pinter seangkatan dia itu yah, yang kalem dan kalau di ruangan duduk paling belakang?" Tanya Haura yang mulai penasaran
Maklum yah anak Medan ngomongnya suka berubah dan agak bar-bar beda sama Aceh yang agak lebih kemanja tapi artinya jangan ditanya kadang melenceng. Kalau Medan Z berubah jadi J, dan F atau V berubah jadi P. Gitulah kira-kira perubahannya dan masih banyak lagi yang lain dan itu udah jadi kebiasaan yang familiar buat anak Aceh. Itulah yang membuat persahabatan ketiganya unik karena perbedaan bahasa dan logat masing-masing yang jadi terkesan melengkapi, tapi tidak membuat mereka saling menyudutkan.
"iyaaaa, Ura yang cantik tiada batas" jawab Silvia yg mulai lupa akan tugasnya, karena asik bercerita dengan Haura
"Dari mana pula kamu tau beb, kalau abg tu suka sama aku, gak kelihatan pun, malahan dia cuek banget, pas kelompok dia persentasi Minggu kemaren aja dia kayak kesel gitu karena pertanyaan aku" sambung Haura yang masih gak percaya aja sama perkataan Silvia yang aneh itu
Tiba-tiba terdengar suara notif pesan masuk yang buat Silvia dan Haura saring lirik satu sama lain dan menoleh pada Tiara yang fokus pada HP nya dan tidak mengerjakan tugas lagi.
"siapa tuh, kok kamu jadi senyum-senyum kayak orang kesambet" ujar Haura pada Tiara
...Cinta adalah yg akan membuatmu memperbanyak syukur, tidak membuat khawatir, takut apalagi kecewa. Cinta akan membuatmu semakin dekat dengan Sang Pencipta dan khusyuk ketika bersujud menghadap Allah. Namun ketika cinta membuatmu merasakan sebaliknya, itu bukanlah cinta tapi napsu yg setan balut dengan indah agar seorang hamba agar keliru dan melakukan dosa...
...@kak_py...
"iya kok kau jadi horor gitu ha" sambung Silvia yang menatap Tiara aneh
"ihhhh lah kalian nih iri aja deh sama aku, kepo banget lagi berdua, tadi aja aku di cuekin" jawab Tiara jengah sekaligus senang karena membuat kedua sahabatnya itu penasaran
"seranggggggg" sorak Haura dan Silvia yang saling pandang, kemudian merebut HP yang ada di genggaman Tiara
Yang berujung membuat mereka tarik-tarikan dan kejar-kejaran karena penasaran siapa yang ngechat Tiara sampai senyum-senyum gak jelas. Karena kalau itu pacarnya mereka berdua udah biasa lihatnya dan gak mungkin di sembunyikan, tapi ini pasti bukan, jadi membuat jiwa kepo mereka meronta-ronta.
"yeeee berhasil" ucap Haura dan Silvia gembira karena misi mereka berhasil dan mereka langsung membaca isi chat tersebut dan melihat siapa nama si pengirim.
Berikutnya mereka justru saling lihat-lihatan merasa terkejut, karena orang yang menjadi bahan gosipan tadi tengah chatan dengan Tiara.
Ketika keduanya terdiam, Tiara langsung menyambar hp nya dari tangan kedua Curug ngeselin itu.
"dihh dasar monyet nih anak dua" kesal Tiara yang langsung rebahan dikasur dan menyudahi tugasnya.
"kau ada hubungan apa sama bg Reja, kok bisa chatan, jangan bilang gak ada apa-apanya, karna gak mungkin" tanya Silvia yang lagi kebingungan sama isi kepalanya
"kenapa emng biasa aja tuh, qe mau tau aja" jawab Tiara yang enggan menjawab pertanyaan sahabatnya
"ihhh serius wee, jawab aja napa sih" kesal Silvia karena Tiara tak menjawab dengan serius
Sedangkan Haura menatap dua sahabatnya dengan seksama karena bingung sama obrolan mereka yang membingungkan, jadi menunggu klarifikasi keduanya dengan kejelasan perihal Reza Prakasa Kakak senior mereka itu
"ehhh iya loh, aku jawab pertanyaan qe, aku juga gak tau, dari seminggu yang lalu dia chat aku trus, katanya dapet nomer dari kak Triya komting kita itu" jawab Tiara menjelaskan
"ohhh gitu, dia suka sama kau yah?" tanya Silvia masih penasaran
"gak tau pasti sih, cuma dia ngedeketin gitu, trus chatin aku" jawab Tiara yang berfikir
"ohhh okedeh aku mo lanjut nugas dulu" lanjut Silvia menyudahi obrolannya dengan Tiara
Tiara pun merebahkan dirinya dengan tenang dikasur sambil berselancar di sosmed. Sedangkan Silvia menghampiri Haura yang sibuk dengan tugasnya karena bosan mendengarkan percakapan mereka tadi.
"Uraa...."
"Uraaa...."
"Ihhh Ura jawab dong" Teriak Silvia ditelinga Haura yang tidak terdengar oleh Tiara
"apaan sih Sil, kamu nih heboh banget dah" jawab Haura malas
"kau sih gak nyaut dari tadi, kan capek aku ngomong, rupanya kan we aku kayak nya salah paham deh, bg Reja itu sukanya sama Tiara, soalnya dia lagi deketin Tiara tuh, tadi aku baca isi chatnya kayak lagi pdkt gitu" ujar Silvia menjelaskan tapi masih terlihat kebingungan
"ohh, yaudah biarin lah, bukan urusan kita juga, lagian aku gak tertarik juga" jawab Haura bodoh amat, karena dia emang gak kepikiran juga tentang hal gak penting itu
Hari-hari mereka lewati dengan tenang penuh canda tawa, meski kadang adalah sedikit masalah, tapi tetap bisa diselesaikan baik-baik kembali. Beberapa bulan berlalu sampai hari dimana Haura tidak sengaja bertemu seseorang yang dia kenal tapi mereka tidak dekat.
"Ura besok kan weekend, kau ada jadwal gak?" Tanya Silvia pada Haura mengawali obrolan malam itu
"engga ada sih, knpa Sil" tanya Haura
"kalau kau Ti?" tanya Silvia kembali pada Tiara
"kaya nya ada, pipop ngajak keluar besok" jawab Tiara santai, karena memang biasanya Tiara dan pacarnya yang biasa dia panggil pipop itu sering jalan kalau hari libur kuliah dan gak ada kegiatan
"ohhh gtu, yaudah kita berdua aja Ra main ke pantai biar gak suntuk kali lah di kosan mulu" usul Silvia antusias
"iya deh boleh, bosen juga nugas, yang ditatap laptop terus, kali aja dapat jodoh yah kan heeeheeeheee" jawab Haura ngasal
"dih yg anti cinta-cintaan ngomongnya mulai ngawur, ketularan qe tuh Silvia" sambar Tiara dengan muka sewot karena tingkah sahabat absurd nya tersebut
"lah kok malah nyalahin aku, Itulah si Haura yang ngikutin" jawab Silvia sebel
"udah deh kita kan jomblo ga kayak Tiara yang punya pawang penyemangat" sambung Haura menyindir Tiara
"yeee sirik aja qee" ucap Tiara memanyunkan bibirnya
"we we Tiara ngambek tuh" ledek Silvia yang ikut manas-manasin suasana
Begitulah mereka setiap harinya, ada saja kelakuan aneh mereka yg ujungnya membuat mereka tertawa sampai tertidur karena lelah bergelut.
Drettt....
Drettt....
Drettt....
"Ura hp kau tuh bunyi Mulu dari tadi" ucap Silvia dengan mata masih terpejam
"ihhh siapa sih pagi-pagi gini, ganggu aja hadeh" imbuh Haura melihat hp nya yang terus berbunyi dengan masih setengah sadar
"tuh yg nelpon qe gatau apa nih hari libur" igau Tiara yg terbangun mendengar suara hp Haura
"halo assalamu'alaikum" sapa Haura mengangkat panggilan telpon tersebut dengan suara serak khas bngun tidur
"Iya waalaikumsalam" jawab si penelepon
"maaf ini dengan siapa, apa ada yg bisa saya bantu" tanya Haura cuek, tapi masih sopan, Karena iya tidak mengenal nomer si penelepon
"eh maaf yah pagi-pagi udah ganggu Ura, ini bg Dika loh, masasih suaranya gak ditandai" jawab si penelepon diseberang sana
"oh bg Dika, soalnya nomer baru jadi gak tanda. Kenpa emng tumben nelpon, sepagi ini pula" balas Haura mulai ramah
" ini loh abang lagi di RS Cut Nyak Dhien, Satya sakit sakit, Haura bisa kesini gak bantuin jagain bentar, abang mau keluar bentar ada perlu" sambung si penelepon
"loh bg Satya sakit apa, kok baru ngasih tau, bg Dika juga kapan disini, bukannya lagi di Banda Aceh yah?" tanya Haura heran
"Satya sakit tipes, abang baru semalam juga nyampe sini, di kabari sama kawan kosnya Satya kemaren" jawab si penelepon lagi
"oke deh bentar lagi Haura kesana, ini mau mandi dulu siap-siap, soalnya baru bangun tidur, hehehee" balas Haura sambil nyengir karena malu, anak perempuan baru bangun hampir siang
"iya boleh, ditunggu dan hati-hati yah nanti pergi sini nya, abang tutup dulu telpon nya assalamu'alaikum" lanjut si penelepon mengakhiri panggilan
"sips abang, waalaikumsalam" jawab Haura meletakkan hp nya dan langsung menuju kamar mandi
Si penelepon tadi adalah Dika sepupu jauh dari ayah Haura dari kampung, dan Satya itu adik dari Dika. Haura sangat dekat sekali dengan Dika yang notabennya penyayang, ramah, baik dan kalem, sedang Satya? Haura tidak dekat sama sekali, dikarenkan dia punya sifat keblalikan dari Dika, Satya cuek, pendiem dan paling irit ngomong apalagi sama cewek, yah bisa di tebak lah perbedaan antara mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!