Meyra mondar- mandir didepan apartemen sahabatnya Yuli. Sedari tadi dia mengetuk pintu, namun sang empunya seolah tidak ada ditempat. Ditatapnya lagi pesan yang ia kirim beberapa saat yang lalu. Masih centang satu, yang artinya belum dibaca.
Pikirannya benar benar kalut sekarang. Baru saja sang ibu memberi tahu jika anak sulungnya mengalami kecelakaan, dan harus segera dioperasi .
Tinggal di desa pelosok, membuatnya semakin kebingungan. Apalagi dokter bedah anak hanya ada dipusat kota palembang, yang artinya ibunya harus menempuh perjalanan jauh dengan biaya yang tidak sedikit. Meyra memang asli Palembang , ia merantau satu tahun setelah suaminya meninggal.
Mengadu nasib untuk menghidupi buah hati yang semakin besar dan membutuhkan banyak biaya.
Tepukan di bahu menyentak Meyra , ia ternyata melamun sedari tadi. Sehingga tak sadar jika Yuli telah berada dibelakangnya.
" Tumben ? Kenapa ?"
Pertanyaan Yuli membuatnya menarik nafas perlahan, boleh gue masuk ? "
Yuli terkekeh, dia lupa mereka masih didepan kamarnya yang tertutup rapat.
" Sorry..." ujarnya cengengesan, dan segera membuka pintu. Mempersilahkan sang tamu masuk.
Setelah memastikan meyra duduk dengan tenang , dan meminum teh hangat yang baru saja ia hidangkan.
Yuli mulai menatap sahabatnya itu dengan tatapan penuh tanya.
" Pasti masalahnya berat, sehingga lo datang dini hari kayak gini. "
" Anak gue kecelakaan, dan harus dioperasi secepatnya. Gue bingung Yul. gue nggak punya uang. Ada sih tapi hanya 10 juta. Gue takut kurang duitnya. Gue datang kesini mau pinjam duit lo. Bisa ?"
Meyra meremas kedua tangannya, Dia takut memikirkan kemungkinan terburuk .
" Maaf Mey. Bukannya gue nggak mau minjamin . Tapi Bokap gue juga masuk rumah sakit kemarin , sekarang si sudah balik ke rumah. Cuma ya itu , duit gue, gue kirim ke kampung. Gue ada tabungan, tapi cuma lima juta."
Yuli berucap dengan nada tak enak hati. Dia tahu Meyra jika sudah menyangkut sang Anak wanita ceria dan kuat itu bisa lemah dan bahkan cengeng. Benar saja ditatapnya Meyra yang menangis sesenggukan dan menepuk dadanya kuat.
" disaat kayak gini Gue merasa benar- benar gagal Yul. Gue bela-belain ninggalin mereka supaya mereka bisa hidup layak dan bahagia. Tapi sekarang bahkan gue nggak bisa ngasih mereka yang terbaik .."
Meyra tiba tiba menatap Yuli dengan tatapan penuh harapan
" Lo tau kan cara ngedapetin Uang dengan cara instan ?"
Yuli mengedipkan matanya bingung, " lo yakin dengan pertanyaan Lo ?"
Ditatapnya Meyra dengan lekat " Lo tau kan pekerjaan Gue sebelum kenal sama Lo ?"
" Masih bisa kan kalo gue ..."
Meyra menatap ragu namun penuh harapan ke Yuli.
"Bisa si Mey, tapi. Beneran Lo yakin dengan keputusan Lo ?"
" Apapun demi anak . Gue bakalan lakuin!"
Meyra berucap pasti.
Yuli mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi seseorang. Meyra mendekat ikut menatap layar pipih itu, nama Roby tertera di panggilan sohibnya itu.
" Lo minta berapa ?"
" Apa ? "
" Bayarannya Mey ?"
yuli mendelik gemas , sementara Meyra hanya nyengir aneh
"50 juta bisa ?"
"Lo serius ? "
Yuli mematikan panggilan yang sedari tadi belum diangkat oleh Roby, " Sorry ni ya Mey, Lo emang cantik. Tapi maaf body Lo kan .."
"Standar. Gitukan yang mau lo bilang ." Meyra menunduk , menahan bulir bening yang kembali ingin mendesak keluar.
" Gue nggak tahu cara lain lagi Yul, kalau Gue harus melayani banyak pria dulu baru gue dapet 50 juta yang ada Gue nggak bakalan bisa bantu dan ngejenguk anak gue ..."
Yuli ikut merasa sesak, getar ponsel membuatnya mengalihkan pandangan . Nama Roby tertera dilayar.
"Halo Yul. Masih hidup Lo ? Tumben telpon ?"
Suara maskulin Roby terdengar diiringi suara musik dan keriuhan diseberang.
" Lo bisa cari teman kencan buat temen gue nggak ?"
"Bukannya Elo udah tobat, dari profesi ini ? Siapa temen Lo, tarif berapa ?"
" Bener-bener lagi butuh ni ,Rob. Rara! Lo ingat kan. 50 juta. Bisa ? "
" 50 juta...! " terdengar tawa keras Roby. Meyra menatap hp Yuli dengan cemas
" Rara temen Lo yang jadi pemandu karaoke waktu itu. Cantik si Yul. Tapi kayaknya nggak bisa kalau segitu !"
Yuli menatap Meyra yang kini lagi-lagi terlihat ingin menangis
" Gue mohon sama Lo , usahain bisalah sekali-kali..!
Hening, suara Roby tak terdengar lagi. Tapi panggilan masih terhubung
" Lo beruntung Yul. ."
Suara Roby menyentak Meyra , Harapan itu seolah sudah terpenuhi didepan mata.
" Bisanya kapan ?"
Meyra memberi isyarat ke Yuli jika sekarangpun Ia telah siap.
" Sekarang . Bisa ?
Tanya Yuli dengan nada Ragu.
" kebetulan sekali, Bilang ke temen Lo datang aja ke hotel melati dekat apartemen Lo. 30 menit lagi. Jangan telat dan soal bayaran. Temen Gue bilang Dia bakal ngasih sesuai servis. Bisa lebih , bisa juga kurang. Semoga beruntung.."
Tutt
Telpon terputus ,meninggalkan
Meyra dan Yuli yang menatap aneh pada layar hp yang menghitam.
Meyra tersadar waktunya hanya 30 menit. Sedangkan dia sama sekali tidak ada pakaian yang sebaiknya dia kenakan.
" Gue tahu apa yang ada dipikiran Lo . Lo duduk sini , gue make up biar cowok itu terpesona dan ngasih lebih ke elo. Soal servis, gue rasa nggak perlu gue ajarin karena lo lebih berpengalaman dari gue"
Yuli tertawa sumbang, Dia tahu Meyra sangat gugup . " Lo beneran Yakin Mey ?
"Gue yakin ! "
*****
" kamar no 015 "
Meyra mencoba mencocokkan, no yang dikirim Yuli dari Roby . Dia memang tidak memberikan No hp nya langsung ke klien seperti para PSK pada umumnya.
Diketuknya pintu Coklat itu dengan Lima ketukan sesuai instruksi Roby.
Pintu itu berderit setelah dibuka oleh orang yang berada dikamar.
Sosok tinggi dan tegap menyambutnya, didalam gelap sehingga Meyra tidak bisa melihat wajah lelaki itu.
" Rara..!"
"Ya"
Tangan itu mempersilahkan Meyra untuk masuk. Gelap. Hanya terdengar langkah kaki dibelakangnya, setelah pintu tertutup. sebuah tangan memeluk pinggangnya. Risih, namun wajah kesakitan Rifki putranya . membuat ia menepis perasaan itu.
Ia harus bisa memuaskan pria ini. Entah Pria seperti Apa yang kini bersamanya. Meyra tak sanggup membayangkan, Apakah ia bisa bercinta tanpa perasaan cinta ?
Meyra merasakan jika kini Ia telah duduk di atas ranjang. "Hebat. pasti lelaki ini , adalah pria bangkotan yang hiper ****"
membayangkan itu Meyra bergidik ngeri.
" 50 juta. "
suara itu terdengar meremehkan,
" ekspektasi saya. yang datang Adalah seorang wanita cantik dengan body Luna Maya." terdengar kekehan yang membuat Meyra sedikit tersinggung.
Tapi sepertinya ia harus menyingkirkan pikirannya tentang pria bangkotan. suara itu terdengar maskulin dan mengairahkan secara bersamaan. eh.
Gawat. Apakah Obatnya sudah mulai bereaksi. Meyra berpikir panik.
"Mohon gunakan pengaman. karena rahim saya lebih mahal dari tarif 50 juta."
Meyra mencoba membuat suaranya setenang mungkin, dan bisa terdengar seksi secara bersamaan.
Lampu tiba -Tiba menyala. Menampilkan Wajah rupawan yang tak pernah Meyra bayangkan.
" Yakin Kau tidak tertarik merasakanku tanpa ada yang menghalangi "
sosok itu mendekat, membuat Meyra beringsut mundur dan memalingkan wajah. sebisa mungkin Ia menetralkan perasaan panas ditubuhnya.
"Aku rasa , selain perangsang ,Yuli pasti memberiku Obat yang bisa membuatku berhalusinasi."
Meyra berdiri, ditatapnya sosok itu penuh nafsu. Mendorongnya ke Ranjang dan memposisikan diri di atas Tubuh yang masih berpakaian lengkap didepannya. Tangannya menjelajah mencoba melepaskan pakaian yang masih menghalanginya untuk dipuaskan.
Senyum mengejek lelaki itu seolah ajakan bagi Meyra. sedangkan lelaki yang sedari tadi pasrah kini membalik keadaan.ditinggalkanya Meyra yang mulai gerah, suhu AC sama sekali tak membuatnya merasa sejuk.
Meyra semakin gelisah, tanpa sadar kini ia melucuti pakaiannya sendiri.
Mimpi buruk membangunkan Meyra dari tidur nyenyak nya. Gerakan kuat Meyra membuat sosok yang tadi menatapnya tanpa kedip ikut kaget dan bertanya - tanya. Meyra yang belum sepenuhnya menyadari dimana dia berada kini terlihat melihat hp nya dan menyugar rambutnya dengan gusar.
Sial. Dia mengupat keras, menoleh pada sosok yang tadi tak disadari keberadaannya, Saat mata Meyra dan Mata coklat milik lelaki yang bersamanya semalam bertemu. Meyra menunjukkan ekspresi malu sekaligus takut. dia mencoba mengalihkan pandangan kearah lain namun matanya malah menangkap sesuatu yang lebih membuatnya malu. Lelaki itu belum mengenakan Baju, dan ditubuhnya ada banyak bekas tanda cinta yang diberikan nya , saat percintaan mereka fajar tadi .
Suara Decakan membuat ekspresi melongo Meyra berubah . Ditatapnya Wajah Lelaki itu sangat lekat. Tampan dan muda. Ternyata penglihatannya beberapa jam yang lalu tidaklah salah.
" Sampai kapan , Lo bengong disitu ? "
Sosok kekar dan tinggi itu beranjak, tak memperdulikan ekspresi Meyra yang masih shock.
Meyra tersentak , lagi. ketika dengan santainya Lelaki itu masuk ke kamar mandi.
Dia mengucek matanya yang terasa perih. Ditatapnya layar Hpnya lagi. Di sana banyak sekali pesan yang datang dari sang ibu.
Dengan segera Dia mengklik tombol panggilan
' Assalammualaikum Bu. Gimana keadaan Rifki sekarang ?'
' Kamu kemana aja si Mey. Jadwal operasi Rifki sudah ditentukan. Total biaya 40 juta. '
terdengar nada putus asa di telinga Meyra
' kamu ada kan uangnya ?'
' Meyra usahakan Ya Bu. agak siang Mey kabari. Oh iya jadwalnya kapan Bu. Meyra bakalan pulang Bu'
' jadwalnya nanti malam mey, baiknya kamu segera TF untuk biaya administrasinya. tapi . Ada yang ingin ibu katakan. .:
Mendengar suara ibunya yang ragu-Ragu membuat rasa cemas Meyra makin menjadi.
' kenapa Bu, ada yang salah dengan kondisi Rifki...'
meyra melilitkan selimut pada tubuhnya dan berjalan menuju balkon hotel.
' Bukan mey. ..
'Lalu ?
' Ibu -ibu yang ditabrak Kevin dan Rifki meninggal Mey, mereka minta uang damai. sebenarnya bukan dari suaminya yang meminta tapi kamu tahulah sendiri kan kalau Kevin itu anak lurah yang terkenal kaya. jadi banyak yg mempengaruhi sehingga mereka meminta uang damai 70 juta.'
' 70 juta.. '
Cicit meyra ' berarti kita harus bayar 35 juta Bu ?'
" nggak Mey Pak lurah mengerti kondisi kita . Dia nggak minta buat patungan tapikan Ibu nggak enak karena Rifki dibonceng sama Kevin. pak lurah juga kasih Ibu uang 5 juta buat tambahan berobat Rifki tapi kalau bisa kamu usahakan tambahin 20 juta ya Mey. Nanti biar ibu jual kebun kita . agar kamu bisa balikin sama temen kamu. "
Air mata Meyra tak terbendung mendengar kalimat terakhir ibunya. Niatnya merantau adalah membahagiakan Ibu dan anak-anaknya tapi kini yang terjadi malah seperti ini.
' Meyra usahakan ya Bu..
' oh Ya kamu nggak usah pulang kesini. Bukan Ibu nggak mengerti perasaan kamu tapi kalau kamu kesini takutnya ,, '
Meyra berdehem pelan ' Ya Bu. Meyra akan bantu Do'a dari sini '
Ibunya benar jika Dia pulang ke Palembang Uangnya pasti tidak akan cukup.seketika Ia teringat. Apakah laki- laki itu Mau membayar 50 juta , atau kurang ?
Ditengah kalutnya memandang Hp yang Layarnya telah menghitam matanya terangkat kearah Pintu dan menemukan sosok Lelaki yang telah rapi dan memandangnya dengan intens . Meyra bahkan tak mendengar pergerakan sedari tadi . Apakah ini karena pikirannya sedang kalut. ?
"' Gue pulang. Hotelnya udah gue bayar dan udah gue transfer. Makasih . servisnya memuaskan.. "
"' makasih.. !"
********
" Dia transfer 70 juta! Lo serius ? "
Yuli yang mendengar pertanyaaan yang berulang ,mengetuk kepala Meyra
" Ya ,70 juta . itukan udah ada bukti TF nya! "
" Berarti Gue bisa pulang dong ! Tapi.... "
" kenapa ? kan Uangnya cukup, berobat 40 sama 20 buat duit damai. ada lebih 10 jeti tu. Bisa buat ongkos dan pegangan elo selama disana..!"
" 70 juta itu nominal yang besar Yul. Gue ngaku sama ibu kalau gue pinjam sama bos, gue nggak mau dia jadi kepikiran dan drop. Apalagi ibu bilang bakal jual kebun dikampung . !"
Yuli tak menyahut lagi. Dia juga baru melalui fase itu ketika orang yang kita sayangi sedang bertaruh nyawa diruang operasi , kita malah tidak bisa mendampingi karena sesuatu yang disebut " Uang ".
******
Hari ini Meyra dan Yuli sudah mulai beraktifitas seperti biasa. Mereka sudah masuk kerja. Yuli dan Meyra sama- sama menjadi pelayan disebuah restoran elit disebuah pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.
Meyra juga terlihat sedikit bersemangat karena operasi Rifki berjalan lancar. Setidaknya ia kini hanya harus memikirkan ide seperti apa yang harus ia katakan pada sang ibu, tentang hutang yang sebenarnya tidak ada.
" Yul . Menurut Lo alasan apa yang bagus.Yang sebaiknya gue bilang ke nyokap ?"
Yuli menatap Meyra yang tampak tak semangat memakan bekal makan siangnya.
" Bilang aja pinjam sama Selin...! ".
Meyra tampak menganguk-Angguk mengerti
" Tapikan Yul, Selin udah lama nggak kesini ? gimana kalau ibu nelpon Selin dan nanya langsung !"
"Sebaiknya Lo makan cepet, Biar kita telpon Selin pake video call.. "
" Lo bener bener best Yul. Gue bener-bener nggak tahu gimana keadaan gue kalau nggak ada elo..!"
Yang Meyra dan Yuli tak tahu Adalah ada seorang lelaki yang tadi menyimak obrolan mereka. Lelaki itu tampak berbalik dan menemui sosok cantik yang sedari tadi asyik menonton Drakor kesukaannya lewat Hp.
Mereka memang sekarang berada diarea dapur Restoran, sebagai pacar dari anak pemilik restoran. lelaki itu sudah tak asing lagi bagi para karyawan . Juga dengan sosok cantik yang masih asyik dengan Hp itu. selin, Putri tunggal pak Hutomo , pemilik sekaligus atasan Yuli dan Meyra.
Selin yang sedari tadi fokus nampak kesal, pasalnya Drakor kesukaannya malah selesai alias bersambung esok hari. Ditatapnya mata willi sang pacar yang tampak bosan menunggu.
selin tersenyum, senyumnya tambah mengembang ketika mendengar suara yang tak asing , suara yang ia rindukan selama sebulan ini. Siapa lagi kalau bukan Meyra dan Yuli sang sahabat karibnya selama setahun belakangan.
" Meyra , Yuli , Gue kangen... "
Suara cempreng selin masuk di telinga meyra dan yuli, belum sempat hilang keterkejutan mereka kini sosok Selin malah memeluk mereka erat.
" ahhh rasanya satu bulan itu seperti setahun Loh tanpa kalian.. !"
Selin melepaskan pelukannya , Tatapannya Ia tujukan pada Meyra yang sedari tadi memandang entah apa dengan ekspresi terkejut dan takut.
Selin mengikuti arah pandang Meyra dan menemukan sosok Kevin dibelakangnya, lelaki itu tampak tersenyum ramah kearah Meyra.
Ada perasaan aneh saat selin tahu jika yang ditatap Meyra adalah sosok kevin ,sang kekasih.
namun pertanyaan Kevin membuat prasangka selin memudar
" Ini yang Namanya Meyra . Sahabat kamu ? "
Selin tersenyum. Namun Meyra tampak tak percaya . Dalam bingungnya, ia mencoba berpikir keras. Ada hubungan apa selin dengan sosok lelaki yang dua malam sebelumnya menjadi clientnya.
Meyra memandang kevin dengan tatapan yang Gamang, pertemuan mereka di restoran milik kekasih kevin yang juga sahabat Meyra, dua bulan lalu membuat mereka terjebak Hubungan terlarang.
Kevin terus saja mencari cara agar bisa memakai jasa Meyra kembali. Sebenarnya Meyra telah menghindar, Namun kegigihan kevin membuatnya luluh juga. Meyra sudah menjanda selama 3 tahun , gejolak akan gairah yang tak tersalurkan sering kali membuatnya berfantasi. Dia perempuan Normal dan tidak munafik, ketika Kevin dengan segala rayuannya selalu datang, apa yang selama ini menjadi prinsipnya seolah musnah dan hilang entah kemana.
Kevin Adijaya. Itulah yang tercantum dikartu nama dengan jabatan Direktur di perusahaan tekstil terkemuka. Wajah dengan pahatan sempurna. menatap wajah itu membuat Meyra seperti bertemu sosok Kim Soo Hyun . oppa korea yang menjadi aktor favoritnya.
Dan kini Wajah itulah yang Ia tatap di setiap Ia membuka Mata.
Sebenarnya Kevin selalu memperlakukannya seperti pelacur. Tak ada cumbuan ataupun sentuhan lembut ketika lelaki yang berusia 8 tahun lebih muda darinya itu menginginkan kehangatan.
Meyra Tersenyum gamang " Aku sudah Gila !"
ucapnya setiap kali menatap kevin penuh cinta.
" Morning ! "
Mata pekat itu menatapnya Lama. sebelum beralih kearah plafon kostan Meyra yang hanya terdiri dari kamar,dapur dan ruang tamu.
" Beresin semua pakaian kamu. Kita pindah ke Apartemen sekarang "
Meyra Hendak bertanya tapi entah kenapa ,Bibirnya selalu kelu jika ingin mengemukakan sesuatu didepan Kevin .
Ia hanya mengangguk tanpa suara dan beranjak dari kasur yang telah menjadi saksi penghianatanya atas Selin sahabatnya, selama satu bulan ini.
Dia tidak tahu kenapa Ia menjadi sebodoh dan sepenurut ini jika didepan Kevin.
selesai membereskan semua pakaiannya ,dering hp mengalihkan pandangannya. Ia lupa jika ia bahkan belum izin, dan bahkan menghubungi Yuli. ahh sepertinya dia benar benar bucin pada sosok brondong bernama kevin.
" Hallo Yul "
" Lo kemana ? Lo sakit ? kok nggak masuk kerja ? "
Meyra mengalihkan pandangan sekaligus terkekeh dengan cerocosan Yuli. tak sengaja matanya malah bersitatap dengan sosok yang kini berdiri dengan handuk di pinggang . Kevin memandangnya dengan penuh selidik,
" Maaf Gue nggak ngasih kabar. soalnya kepala gue sakit banget. tapi sekarang udah mendingan kok. jadi nggak usah khawatir ! bawel. ."
Helaan nafas lega terdengar oleh Meyra , Yuli memang sebaik dan seperhatian itu padanya. Meyra tak ingin membayangkan bagaimana reaksi Yuli jika tahu Ia menjadi selingkuhan Kevin yang notabene adalah pacar Selin . Sahabat mereka.
" syukurlah kalau gitu, nanti pulang ,gue mampir ya. sekalian gue bawain Bakso mercon kesukaan Lo .Ok . "
Tuttt
Meyra melongo. Dia benar-benar bingung bagaimana caranya mencari alasan agar Yuli tak berpikiran Macam-macam terhadapnya.
Kevin yang sedari tadi tak bergeming didepan Meyra terlihat ingin membuka suara. Namun niat itu Dia urungkan melihat meyra yang mengigit Bibirnya yang Basah. Entah kenapa jiwa kelelakiannya memberontak. Meyra bagi Kevin sudah seperti candu yang membuat ketagihan. Dan entah kenapa jika didekat Meyra hanya **** yang ada di kepalanya.
" Bagaimana dong ? gue mesti bilang apa ke Yuli...? "
Meyra mondar- mandir nampak berpikir keras.
" Gimana kalau pindahnya Batal aja. Disini nyaman Kok ."
" Gue yang nggak nyaman. ngelihat Elo harus tinggal disini. sementara jelas-jelas gue bisa kasih elo tempat yang lebih baik.. "
" ohh Oke. Tapi ...! aduh bantu mikir dong ? gimana ini ? "
" gue antar Lo ke apartemen baru Lo. tenang Lo tinggal nata baju-baju ini doang. soalnya semua sudah tersedia di sana dan udah bersih juga. "
" Terus gimana? selanjutnya ! Apa yang mesti gue lakuin ?"
Meyra bertanya penasaran
" jam pulang kerja , gue anterin Lo ke apartemen Yuli. . "
Meyra tampak berpikir keras. kemudian tersenyum senang. dengan tanpa sadar dia mencium Kevin dan mengecup nya dalam.
Membuat Kevin terperanjat. Merasakan gelenyar aneh yang tidak ia mengerti,
dan membalas pagutan Meyra. Namun tak lama Meyra tersentak menyadari sesuatu.
" Maaf .. Gue reflek.."
Meyra Nampak kikuk dan memasang wajah menyesal.
Kevin tak mengindahkan ucapan Meyra dan segera menarik koper. entah harus ia sebut apa sosok meyra dihatinya sekarang. Yang Kevin tahu ketika Ia datang pada Meyra di otaknya hanya ada **** dan ****.
Entah sejak kapan Ia jadi sebrengsek ini. Vin ! ckckc
********
Bayangan Kevin yang tampak santai akan perlakuan agresifnya tadi membuat Meyra murung. ditatapnya lekat pintu apartemen Yuli yang masih tertutup rapat. Ya . Meyra telah memberi tahu Yuli jika Ia akan datang kesini dan karena kejadian malam itu .saat Meyra terpuruk namun tidak bisa masuk ke apartemennya, membuat Yuli memutuskan memberikan kunci duplikat kepada Meyra. Kini meyra sedang bertarung dengan hati dan pikirannya sendiri. Dia sudah tidak sanggup jika harus memendam perasaan ini sendiri. Dia siap jika nanti Yuli membencinya, karena telah mengkhianati Selin dengan menjadi simpanan Kevin.
Ditengah dilemanya , Meyra tak sadar jika Ia telah terlelap. ketika Bangun selimut telah membungkus tubuhnya .Aroma Bakso memenuhi indera penciumannya. Yuli adalah sahabat yang benar-benar pengertian.
" Maaf gue ketiduran ! "
Yuli menata dua mangkok bakso dan sambel diatas meja. Dia tersenyum nampak memaklumi.
" sebenarnya gue aneh si. dengan elo belakangan ini Mey. Lo tu kayak orang yang selalu kecapekan tahu nggak ?"
Yuli mencomot bakso ukuran kecil sambil tangannya mempersilahkan Meyra menyantap apa yang telah tersaji di atas meja.
"Jujur Gue laper. Jadi sebelum gue cerita izinin gue makan dulu ..hehhe "
Yuli menggelengkan kepalanya, dasar Meyra kalau sudah ketemu bakso semuanya bakal dicuekin .
setelah seporsi jumbo bakso mercon Raib dan menjadi penghuni perut Meyra , nampak wanita berparas manis itu mempersiapkan diri mencari kata yang pas, yang harus ia ucapkan kepada Yuli.
Jujur Ia tak tahu harus mulai dari mana.
" Yul. Gue mau jujur sama Lo ! "
Suasana mendadak horor bagi Yuli. Entah kenapa nada suara dan wajah tanpa ekspresi Meyra membuatnya bergidik.
" lelaki yang 2 bulan lalu bayar gue. Dia datang lagi dalam kehidupan gue , dan selama satu bulan ini. Gue udah jadi apa ya istilahnya, teman ranjangnya Dia . Dan jujur gue nggak munafik. Gue ngelibatin perasaan gue disini. Gue jatuh cinta Yul. Dan gue tahu gue salah.. "
" salah kenapa ? "
" Dia udah punya kekasih Yul ?"
Yuli mengendikkan bahu ,dia tampak tak mengerti " kekasih kan ! Bukan istri ? "
tanyanya cuek.
" sebenarnya gue rada kecewa, kenapa elo seolah lupa sama prinsip Lo yang nggak bakal berhubungan badan sama cowok yang bukan muhrim Lo. !"
" Lelaki itu kevin Yul. pacarnya Selin "
Yuli yang menyeruput kopi susu yang merupakan minuman favoritnya, seketika menyemburkan minuman itu dan melotot tak percaya.
" Lo gila..!!!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!