Note : Author
Musim kedua cerita ibu sambung, menceritakan tentang anak sulung Revan Pratama yang bernama Syifa. Lebih fokus dengan kehidupan Syifa kedepannya. Shinta, Revan, dan si kembar Alan dan Alana hanyalah bumbu-bumbu agar bisa mengurangi rindu kepada cerita "Ibu Sambung" yang pertama.
Yang belum membaca Ibu Sambung Pertama, di sarankan untuk membacanya terlebih dahulu agar tidak kebingungan ya kakak-kakak 💙💙
Kenapa harus cerita Syifa author? Kenapa enggak cerita Shinta dan Revan saja?
Jawabannya karena Shinta dan Revan sudah tua, dan biarkan mereka santai tanpa adanya masalah-masalah. Yuk daripada ke Shinta dan Revan terus mending beralih ke cerita anaknya saja yang bernama Syifa. Enggak kalah seru pastinya.
Jangan lupa dukung dengan cara like, komen positif dan berikan votenya ya kakak-kakak. Jangan lupa di favoritkan biar enggak ketinggalan ceritanya💙
Epilog_________
*************
Syifa yang pusing memikirkan tentang masalah di rumahnya, ia pun berniat untuk berjalan-jalan menggunakan mobil. Awalnya, papanya sudah melarang Syifa untuk membawa mobil sendirian dan di antar oleh supir pribadi namun Syifa menolak.
Ia hanya membutuhkan ketenangan sejenak, untuk menenangkan hati dan pikirannya. Masalah yang terjadi di rumah itu sangat berat baginya.
Syifa terus saja memikirkan semua itu, bagaimana caranya agar keluarganya kembali harmonis seperti sedia kala.
"Apakah mungkin keluarga ku akan kembali bahagia seperti dahulu kala?" Ujarnya dengan sedih.
Syifa mengingat masa-masa indah ya dengan keluarga yang penuh bahagia seperti dahulu, ia berkumpul dengan mama, papa, mami, Daddy dan adik-adiknya. Bahkan ia seperti tidak fokus membawa mobil. Memegang kepalanya yang terasa pusing dengan satu kanan.
Tanpa di sadari oleh Syifa, tiba-tiba ada seorang anak lelaki yang berusia empat tahun berlari didepan mobilnya. Anak kecil itu tidak mengerti karena ia hanya berusaha mengejar bolanya yang berlari menjauh. Hal itu membuatnya kaget, ia tahu jika menggunakan rem tidak akan bisa menghindar dari anaknya. Ia pun membanting setirnya ke arah lain namun sayangnya semua terlambat, anak itu justru berlari ke arah lawan mobil yang Syifa arahkan. Sebab itu tabrakan pun tak terelakan.
Bruak!
Terdengar suara kecelakaan yang terjadi, semua terjadi begitu cepat. Tanpa ia sadari bahkan saat dirinya ingin menghindar juga tidak bisa. Syifa bukan lah wanita yang lari dari keadaan, ia akan menghadapi apapun yang akan terjadi nantinya.
Segera, Syifa turun dari mobil melepaskan sabuk pengamannya, banyak orang-orang yang berdatangan melihat kondisi anak itu
"Nizam!" Teriak seorang lelaki kekar, yang di duga adalah ayah anak tersebut, Syifa gemetar ketakutan! Ia takut harus melakukan apa? Dirinya tidak sengaja melakukan itu, namun semuanya sudah terjadi
"Kau!" Pria itu menatap Syifa dengan penuh kemarahan "A-aku tidak sengaja, maafkan aku!" Matanya berkaca-kaca, sungguh ia merasa bersalah kepada anak lelaki yang baru saja ia tabrak.
Korban langsung dilarikan ke rumah sakit
Sebelum pergi, ayah korban menatap Syifa dengan kemarahan "Urusan kita belum selesai nona! Anda harus bertanggung jawab dengan semua ini! Dan semua orang yang ada di sini, tolong bawa wanita ini ke kantor polisi! Dia harus bertanggung jawab dengan semua yang sudah ia lakukan kepada anak saya!"
Syifa terkejut bukan main dengan ucapan lelaki itu, ia juga bingung harus melakukan apa? Memang dirinya bersalah, namun ia tidak menyangka jika dirinya harus berurusan dengan polisi.
semua terjadi begitu cepat dan warga tidak membiarkan Syifa langsung pergi. Mereka membawa Syifa ke kantor polisi untuk bertanggungjawab dengan semua perbuatannya.
"Iya, dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, anak orang kaya memang selalu saja seenaknya berbuat sesuatu! Dia harus diberikan pelajaran," ujar salah satu warga
*******
"Ti-tidak pak! Saya sungguh tidak sengaja, saya sudah berusaha agar menghindar dari anak itu namun nyatanya," Syifa mencoba menjelaskan namun tidak ada yang percaya
"Anak manja seperti kamu mana bisa mengerti tentang kesalahan. Selalu berlindung di atas kekuasaan orang tua saja,"
"Iya benar! Sudah lebih baik kita bawa dia ke kantor polisi!"
Mendengar kantor polisi, tentu saja membuat nyali wanita itu menciut. Namun ia selalu mengingat ajaran kedua orang tuanya yang mengatakan jika ia harus bisa mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
"B-baik lah pak, saya akan ikut. Saya juga tidak akan lari, namun saya mohon jangan memperlakukan saya seperti orang jahat!,"
Syifa ikut dengan para warga ke kantor polisi. Mereka meminta kepada Syifa untuk menghubungi keluarganya, namun wanita itu enggan menghubungi mama dan papanya.
Begitu banyak masalah yang terjadi, dan ia tidak ingin menambah masalah untuk keluarganya.
"Pak, saya akan menyelesaikannya."
"Bagaimana bisa wanita manja seperti mu bisa menyelesaikannya?" Sentak salah satu warga.
Syifa ketakutan, namun ia tidak mungkin memberitahu keluarganya. Sudah banyak yang terjadi di keluarga dan Syifa tidak mau merepotkan keluarganya lagi, ia akan menyelesaikan masalah ini dengan sendirinya.
"Pak polisi, wanita ini sudah menabrak seorang anak kecil. Dan anak itu, sedang di larikan ke rumah sakit!"
Polisi segera memproses laporan yang di buat oleh salah satu saksi yang ada di tempat kejadian itu. Saksi pun menceritakan dengan detail apa yang terjadi, Syifa masih terdiam dengan tatapan mata yang kosong.
"Nona, tolong berikan kartu tanda pengenal anda!"
Lamunan Syifa memecah saat polisi itu meminta kartu identitas pengenalnya, ia pun segera membuka tas dan mengambil kartu tanda pengenalnya di dalam dompet. Syifa memberikannya dengan tangan yang gemetar.
"Mama, papa!" Batinnya, Syifa tidak mengatakan apapun namun terlihat dirinya merasa ketakutan itu terlihat jelas dari tangannya yang gemetar hebat, wajah yang pucat dan mata yang berkaca-kaca.
Tidak lama kemudian, papa dari anak tersebut datang ke kantor polisi. Syifa segera bangkit, ia pun menghampiri pria itu
"Tuan, saya tahu jika saya telah bersalah namun saya mohon! Lepaskan saya, saya benar-benar tidak sengaja!"
Syifa mengingat wajah yang ada didepannya, pria ini beberapa waktu lalu telah menolongnya saat dirinya di sakiti oleh mantan pacarnya yang bernama Arash!
"Apa kau tahu? Anak saya, anak kecil yang anda tabrak tadi mengalami kelumpuhan karena kecerobohan anda dalam mengemudi!"
Syifa tersentak kaget, ia tidak percaya dengan semua itu. Dan menyalahkan dirinya dengan semua yang terjadi
"Saya akan membebaskan Anda," Syifa langsung menatap wajah pria yang ada di hadapannya "Namun ada satu syarat!"
"Apa?" Tanya Syifa penasaran "Anda harus menjadi pengasuh anak saya hingga dia sembuh total!"
"Azam! Apa yang kamu katakan nak? Wanita ini dengan sengaja membuat anak kamu lumpuh dan kamu meminta dia menjadi pengasuh Nizam? Tidak! Mama tidak setuju!"
Kini Syifa tahu, jika nama pria itu adalah Azam. "Mama jangan khawatir! Azam tahu apa yang Azam lakukan ma! Mama jangan khawatir seperti ini "Bagaimana mama tidak khawatir! Bisa saja dia akan menyakiti anak kamu lebih parah lagi! Lebih baik kamu penjarakan saja dia,"
"Tidak ma! Sangat terlihat dari penampilannya jika ia anak dari pengusaha ternama. Jika kita memenjarakannya dia, sangat mudah untuk keluarganya menebus wanita ini! Lebih baik, kita menghukumnya dengan cara kita sendiri!"
Kini ibunya Azam pun menerima "Kamu akan menjadi pengasuh cucu ku! Namun jangan berharap kamu mendapatkan bayaran!"
Tidak ada pilihan lain bagi Syifa, ia pun setuju "Saya akan menjadi pengasuh untuk anak itu, saya berjanji akan menjaga dan merawatnya. Kalian jangan khawatir! Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya!"
"Sebagai seorang pengasuh, kau tidak perlu banyak bicara seperti itu!" Azam mengatakan dengan ketus, kini ia pun mencabut laporannya kepada Syifa.
"Terserah mau bagaimana yang terpenting saat ini aku tidak masuk penjara, dan mama juga papa tidak perlu khawatir dengan semua ini. Aku janji, akan menyelesaikan segalanya sendiri. Aku akan membagi waktu ku untuk kuliah, untuk kantor dan untuk menjadi pengasuh anak itu," batinnya
"Cepat lah!" Sentak wanita paru baya itu dengan angkuhnya, Syifa hanya bisa menelan ludahnya. Ia tahu, jika keluarga ini sangat ketus dan galak. Namun Syifa tidak perduli dengan itu semua yang terpenting saat ini adalah menjaga anak itu hingga sembuh
Azam dan mamanya langsung membawa Syifa ke rumah sakit.
Sesampai di rumah sakit, Syifa mendengar vonis dokter yang mengatakan jika anak itu lumpuh. Hatinya sedih, sungguh bukan itu yang ia inginkan dan Syifa tidak bermaksud menyakiti anak itu
"Kau lihat! Karena ulah mu, cucu ku menjadi seperti itu!" Syifa memahami kemarahan wanita itu, siapa yang tidak marah melihat cucunya di tabrak hingga menyebabkan anak itu lumpuh.
Walau Syifa tidak tahu apakah anak itu akan lumpuh selamanya atau hanya sementara, yang pastinya ia berjanji akan menjaga anak itu.
"Kau bisa pulang sekarang, namun ingat! Besok pagi-pagi kau harus sudah sampai di sini!" Syifa mengangguk, ia pun berjalan dengan langkah yang gemetar. Semua bagaikan mimpi baginya, bagaimana bisa ia seceroboh itu?
"Tunggu!"
Langkah kaki pria yang mendekat berjalan ke arahnya. Syifa menutupi wajahnya saya pria itu memotret dirinya "Ini adalah jaminan, jika kau mencoba lari dan tidak bertanggungjawab. Aku akan membagikan wajah mu ini di semua media! Anak dari pengusaha ternama Revan Pratama telah menabrak lari seorang anak laki-laki dan menyebabkan kelumpuhan!"
Syifa kaget saat pria itu mengenal papanya, namun ia tidak menjawab sama sekali. Wajar saja jika banyak yang mengenal papanya, karena papanya adalah pengusaha hebat dan banyak berteman dengan kolega-kolega terkenal.
"Jangan khawatir tuan! Saya tidak akan lari, dan saya akan bertanggung jawab dengan semua perbuatan saja! Anda tidak perlu khawatir, karena kedua orang tua ku selalu mengajarkan aku untuk bertanggung jawab dengan segala perbuatan yang ku lakukan,"
Azam menatap sinis Syifa, membuat wanita itu berjalan mundur kebelakang "Azam, apa yang mau kamu lakukan nak? Jangan gegabah, ini rumah sakit kamu bisa masuk penjara!" Mamanya Azam pun mengingatkan lelaki itu, ia khawatir jika anaknya melakukan hal yang nekat.
Dahi Syifa berkeringat ketakutan, namun ia bersikap untuk biasa saja. Ia ingat dengan ajaran Shinta yang mengatakan untuk tidak lemah saat diri merasa ditindas.
Namun apakah Syifa saat ini sedang ditindas?
Syifa menatap balik Azam dengan tatapan penuh keyakinan "Jangan banyak bicara! Mungkin di rumah mu, kau adalah ratu namun di sini kau hanyalah pelayan anak ku!"
Syifa pun mendorong tubuh Azam untuk menjauh "Dan jangan lupa, saya diam karena bertanggung jawab atas anak anda. Bukan kepada anda! Jadi jangan bersikap seorang anda adalah tuannya!" Ketus Syifa yang seakan tidak takut dengan Azam.
Setelah mengatakan itu, ia langsung pergi meninggalkan Azam. Ia tidak mau jika dirinya merasakan ketakutan!
Syifa pergi meninggalkan Azam dan kedua orang tua Azam
"Lihat lah wanita itu sangat angkuh!"
*******
Syifa telah sampai di rumah, ia bingung harus apa. Dan ia berjalan dengan pelan-pelan agar tidak ada yang mengetahuinya pulang dengan larut malam
"Sayang," Syifa tersontak kaget saat mendengar suara mamanya Shinta memanggil "M-mama, mama meng-kagetkan kakak saja. Tidak apa-apa ma, kakak hanya lemah saja,"
"Sayang, kenapa kamu pulang larut malam seperti ini?" Shinta merasa jika ada sesuatu yang terjadi kepada anaknya.
"Iya mama, tadi ada tugas kuliah. Dan kakak mengerjakannya di rumah teman, sebab itu kakak pulang larut malam,"
"Ya sudah, kamu bersihkan diri kamu sana! Mama akan menyiapkan makanan untuk kamu. Papa dan adik-adik kamu juga sudah tidur!"
Syifa mengangguk, sebelum beranjak dari duduknya. Ia memeluk sang mama dengan erat, bahkan dirinya terisak "Sayang, kamu kenapa?"
Syifa menggelengkan kepalanya "Kakak hanya rindu sama mama, dan di saat kakak merasa lelah seperti ini. Memeluk mama menjadi ketenangan sendiri untuk kakak,"
Shinta tersentuh dengan ucapan anaknya, walau ia hanya ibu sambung untuk Syifa. Namun Shinta merasa bersyukur karena anaknya sangat menyayangi dia, begitu juga Shinta yang sangat menyayangi anaknya "Sayang jika kamu ada masalah kamu cerita sama mama ya nak!" Syifa mengangguk! Ia pun berjanji kepada mamanya akan menceritakan segalanya, namun yang satu ini ia tidak dapat berbagi kepada sang mama. Keduanya melepaskan pelukan itu satu sama lain "Udah kamu bersih kan diri terlebih dahulu sana kak! Setelah itu makan dan istirahat!" Syifa mengangguk.
*******
Keesokan paginya, Syifa dan keluarga sarapan bersama. Ia mengingat jika Azam memintanya sudah berada di rumah sakit sebelum pukul delapan pagi.
Syifa tidak sempat sarapan, ia langsung ingin pergi "Syifa, kamu mau kemana?" Revan bertanya kepada anaknya, Syifa kebingungan menjawab "Pa, kakak harus mengerjakan sesuatu. Dan kakak enggak boleh terlambat, Kakak pergi dulu ya?"
"Sayang, tapi kamu harus sarapan dulu!" Revan tidak mau anaknya sakit karena tidak sarapan, Shinta pun memberikan solusi "Sudah biarkan saja jika Syifa tidak bisa sarapan di rumah mama akan menyiapkan bekal untuk kamu,"
Shinta pun menyiapkan sarapan untuk anaknya di perjalanan "Sayang, kamu harus makan nanti di dalam mobil ya?"
"Iya ma, terimakasih!"
Syifa memeluk mama dan papanya secara bergantian. Terlihat ia sangat buru-buru
******
Syifa sampai di rumah sakit, bahkan ia tidak sempat memakan bekalnya "Hey tuan putri, kamu telat sepuluh menit!" Kecam Azam dengan sinis, Syifa pun meminta maaf "M-maafkan saya, tapi tadi di perjalanan sangat macet. Saya sudah meminta kepada supir untu,"
"Oh ternyata tuan putri menggunakan supir pribadi," Syifa terdiam, ia tidak menjawab apapun
"Sudah mama katakan, anak manja ini tidak akan bisa menjaga anak kamu! Lihat, dia sudah telat sepuluh menit hari ini. Bagaimana dengan besok dan seterusnya?"
"Bukan kah itu hukuman yang sangat menarik ma? Anak manja seperti ini, yang selalu di ratukan di rumahnya kini menjadi seorang pengasuh?"
Ingin sekali rasanya Syifa menangis, dirinya merasa sangat tertekan namun ia harus bertanggung jawab dengan semua perbuatannya.
******
Tahan Syifa! Tahan! Kamu jangan lemah, kamu harus kuat menghadapi orang-orang yang bermulut pedas seperti mereka! Batinnya
Ia hanya memikirkan tentang kewajibannya saja, setelah itu ia tidak memikirkan apapun lagi.
"Lebih baik kamu cepat masuk dan urusin cucu saya sana!"
Syifa mengangguk, ia tidak mau membuat drama yang lebih lama lagi. Ia berjalan menuju ruangan
Cekrek!
Terlihat anak kecil yang berbaring lemah di atas tempat tidur, membuat Syifa kembali merasa bersalah "Andai kemarin aku mendengarkan ucapan papa. Dan memakai supir saja, pasti semua tidak akan terjadi. Kasihan anak sekecil ini harus menanggung segala kesakitan ini,"
Bahkan jika dia yang di posisi itu pasti tidak akan sanggup, Syifa menghapus air matanya "Jangan khawatir dik, aku akan merawat mu. Hingga kau benar-benar sembuh," mengurus anak kecil bukan lah hal yang mengejutkan bagi Syifa karena ia sudah terbiasa dengan adik-adiknya dahulu.
Syifa pun mengambil makanan yang ada di atas meja, ia ingin menyuapi Nizam makan. Anak kecil itu membuka matanya, menoleh ke arah wanita asing didepannya "Tante siapa?" Suara itu membuat Syifa bergelonjak kaget "Ak-aku,"
"Sayang, ini adalah pengasuh kamu yang sekarang!"
Nizam menatapnya dengan teduh, membuat Syifa semakin tidak tega "Anak semanis ini, menjadi lumpuh karena aku,"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!