117 tahun lalu, peperangan besar antar berbagai ras terjadi. Dunia terbagi menjadi 2 kubu, kubu yang dipimpin oleh para Malaikat & kubu yang dipimpin oleh para Iblis. Peperangan berlangsung hampir setahun penuh sampai akhirnya terjadi gencatan senjata diantara 2 kubu tersebut. Dunia terbagi menjadi 2 sisi, sisi selatan ialah dunia tempat berbagai ras yang dipimpin oleh ras Iblis, sisi utara ialah dunia tempat berbagai ras yang dipimpin oleh ras Malaikat. Setelah gencatan senjata itu, perang pun usai dan dunia keadaan damai. Tapi apa yang bisa diharapkan dari kedamaian semu ? Perang pasti akan terjadi lagi.
-
Tahun 1217 di Desa Aston, desa dimana aku lahir dan dibesarkan. Desa ini terletak di bagian selatan kerajaan manusia bernama San Fulgen dibawah kekuasaan ras Malaikat. Rid Archie adalah namaku. Aku hanyalah seorang remaja biasa yang tinggal di rumah bekas peninggalan mendiang kakekku. Kakekku adalah satu-satunya keluarga yang ku punya sejak aku kecil. Aku tidak pernah melihat dan menemui Ayah dan Ibuku sejak aku kecil. Aku pernah bertanya tentang Ayah dan Ibuku kepada Kakek namun Kakek bilang kalo setelah aku lahir, aku dititipkan oleh orang tuaku ke kakek. Setelah itu orang tua ku pergi, Kakek bilang kalau ayah dan ibuku punya urusan yang harus diselesaikan. Tapi setelah mereka pergi, mereka tidak juga kembali sampai sekarang.
Lama-kelamaan aku jadi tidak terlalu peduli dengan keberadaan Ayah & Ibuku. Yah, walaupun ada perasaan iri jika melihat teman-temanku bersenang senang dengan kedua orang tua mereka. Sampai ketika Kakek mau meninggal, dia berpesan kalau aku berniat untuk berpetualang di dunia ini, pergilah cari kedua orang tuaku, mungkin mereka ada di kondisi dimana mereka tak bisa menemuiki secara langsung sampai sekarang. Pesan Kakek selalu membuat ku kepikiran, tapi toh itu hanya jika aku berpetualang maka aku akan mencari orang tuaku. Tapi impianku adalah menjadi Komandan Pasukan di San Fulgen. Jika aku mempunyai jabatan tinggi di negara ini, mungkin aku bisa bernegosiasi dengan negara lain agar bisa terus menciptakan kedamaian untuk negara ini atau bahkan dunia.
Benar kedamaian, jika dunia damai seperti sekarang pasti dunia akan menjadi lebih indah. Tidak ada konflik bahkan perang, tidak akan ada yang bersedih atas kehilangan seseorang yang penting akibat perang. "Kenapa aku menginginkan kedamaian ?" pasti ada yang bertanya seperti itu ke diriku. Tapi bukan hanya aku yang menginginkan kedamaian, ada banyak orang dari berbagai ras pun pasti menginginkan perdamaian. Aku menginginkan kedamaian karena Aku selalu diberi pesan oleh mendiang kakekku agar kelak jika ku menjadi orang yang luar biasa hebat, aku bisa mewujudkan kedamaian bukan hanya di negeri ini tapi juga di seluruh dunia. Pesan itu seperti memberi tanggung jawab bagiku nanti. Alasan lainnya seperti ada yang memberi pesan di dalam hati & pikiranku agar aku bisa mewujudkan kedamaian di dunia ini saat sudah besar nanti. Mungkin itu pesan dari orang tuaku ketika pergi meninggalkan aku.
-
"Rid, abis dari sawah ya ? rajin sekali ya untuk anak seusiamu" kata seseorang.
"Owh iya nih, kalo tidak ke sawah nanti aku tidak punya uang untuk makan" kataku sambil tersenyum.
Ternyata yang menyapaku adalah Paman Dean. Dia juga merupakan warga di Desa Aston dan bekerja di sawah miliknya juga. Yang kutahu, dia dulunya adalah kesatria kerajaan tapi sekarang sudah pensiun dan menikmati masa pensiunnya di Desa Aston ini.
-
"Owh iya Rid, usiamu sekarang sudah 17 tahun ya. Apakah kamu mendapatkan undangan dari San Fulgen Akademiya ?" kata Paman Dean.
"Aku baru mendapatkannya kemarin, Paman" kataku menjawabnya.
"Bagus kalau begitu, meskipun San Fulgen Akademiya bukan akademi terbaik di dunia tapi tetap yang terbaik di negeri ini. Semoga kamu bisa lulus dari sana dan menjadi ksatria kerajaan terbaik di negeri ini." kata Paman Dean.
"Terima kasih atas doanya, Paman" kataku kembali.
-
San Fulgen Akademiya adalah satu-satunya akademi yang berada di kerajaan San Fulgen. Disaat seorang anak di San Fulgen menginjak 17 tahun, mereka akan diundang untuk mengikuti tes di San Fulgen Akademiya. Undangan ini tidak bersifat wajib dan bebas untuk menolaknya, namun siapa yang mau menolak undangan untuk mengikuti tes masuk Akademi satu-satunya di negara ini. Tidak hanya undangan untuk anak yang berasal dari San Fulgen saja, akademi juga mengundang anak dari luar kerajaan San Fulgen, tapi kuota untuk anak dari luar kerajaan sangat terbatas dan biasanya hanya diisi oleh anak-anak yang berbakat saja. San Fulgen Akademiya mengajarkan tentang sihir, bela diri, penggunaan senjata dan lainnya. Tidak hanya teori, akademi ini juga mengajarkan praktek kepada siswanya. Pembelajaran di akademi ini bertujuan untuk menempa siswa-siswanya agar menjadi seseorang yang berkemampuan. Lulusan dari akademi ini kelak akan menjadi orang-orang penting yang kemampuannya dibutuhkan oleh kerajaan atau bangsawan lainnya. Disaat seseorang lulus dari akademi, mereka bebas menentukan karir mereka selanjutnya, apakah mereka akan melayani kerajaan sebagai ksatria kerajaan atau melayani bangsawan sebagai penjaga pribadi mereka atau mencari tantangan di negara lain.
-
"Ngomong-ngomong Rid, Kapan tesnya akan dimulai ?" kata Paman Dean yang masih berbincang denganku.
"3 hari lagi" lanjutku.
"Begitu ya, yah kamu pasti akan lulus dengan mudah mengingat kamu bahkan bisa sihir, bela diri dan bahkan penggunaan pedangmu melebihi orang dewasa" lanjut Paman Dean.
"hahaha mana mungkin Paman, aku masih harus belajar. Lagipula, pasti banyak anak-anak berbakat lainnya disana" kataku.
"Hahaha benar juga, tapi aku berpendapat kalau kamulah yang terbaik, ya sudah aku mau ke sawah juga untuk mengurus sawah ku. Sampai jumpa, Rid" kata Paman Dean sambil pergi menuju sawahnya. "Sampai jumpa juga, Paman" kataku.
"3 hari lagi yah, aku harus berlatih lagi untuk lolos ujian tesnya. Aku tidak sabar untuk melihat awal dari perjalananku"
-
3 hari kemudian pukul 5.00 pagi
"Apa tidak ada barang yang tertinggal, Rid ?" kata Paman Dean.
"Tidak ada, paman" kataku.
"Semoga kamu nyaman disana Rid, kalahkan anak bangsawan-bangsawan sombong disana" kata salah satu warga Desa Aston yaitu Paman Aaron. "Sudah-sudah, Rid itu sangat kuat pasti bisa mengalahkan beberapa anak bangsawan disana. Tapi yah, tidak semua bangsawan bersikap sombong, ada juga yang baik" kata Kepala Desa Aston, Paman Bill.
Benar bangsawan, bangsawan adalah orang-orang yang mengatur kerajaan ini. Mereka membantu Yang Mulia Ratu, Kayana Estella San Fulgen dalam mengatur kerajaan ini. Mereka bisa dibilang sangat berjasa dalam mengatur kerajaan tapi di sisi lain mereka juga yang akan menghancurkan kerajaan ini pelan-pelan. Kasus Korupsi, penyalahgunaan wewenang dan lainnya adalah contoh buruk yang dilakukan bangsawan. Meskipun akan mendapatkan hukuman mati jika melakukan perbuatan tersebut tapi nampaknya mereka dapat mengelabui Yang Mulia Ratu atas apa yang mereka lakukan. Mereka juga arogan hanya karena status tinggi mereka sebagai bangsawan. Tak heran jika ada keluarga bangsawan yang akan menindas keluarga-keluarga rakyat jelata jika menantang mereka. Mereka juga sangat suka membeli budak untuk kesenangan mereka sendiri, memang sih di kerajaan ini sistem perbudakan masih diwajarkan oleh Yang Mulia Ratu.
"Sepertinya jika ingin membuat kedamaian di dunia ini, aku terlebih dahulu harus merubah kerajaan ini. Bangsawan-bangsawan seperti mereka sangat mengganggu perdamaian yang ingin aku ciptakan. Haruskah aku melenyapkan mereka semua ?" pikirku dalam hati. Tapi yah tidak semua bangsawan seperti mereka, masih ada bangsawan-bangsawan lain yang mengerjakan tugas kerajaan mereka dengan benar dan sangat ramah kepada rakyat jelata termasuk Viscount Ivan Julian Louis dan Yang Mulia Ratu sendiri. Viscount Ivan merupakan Bangsawan yang mengatur desa-desa di selatan San Fulgen termasuk desa Aston. Beliau sangat baik kepada rakyat desa Aston dan desa lainnya yang dia pimpin. Dan untuk Yang Mulia Ratu, beliau orang yang sangat baik dan sangat dikagumi oleh rakyatnya. Tidak heran jika mereka berdua termasuk dalam bangsawan yang baik dan dihormati rakyatnya.
"Aku tidak ingin mereka yang baik ini malah dimanfaatkan oleh bangsawan yang kotor" kataku dalam hati.
"Aku akan berjuang yang terbaik di Akademiya nanti agar mendapat perhatian Yang Mulia Ratu. Aku dapat merubah kerajaan jika dekat dengan Yang Mulia Ratu dan aku akan melindunginya jika dia dalam ancaman bangsawan-bangsawan busuk" lanjut batinku.
- Bersambung
"Memang sih kamu ini mau berangkat untuk tes masuk Akademi, tapi pengumuman peserta yang lolos hanya selang beberapa jam dari tes, jadi peserta yang lolos akan langsung masuk akademi dan tinggal di asrama yang disediakan saat itu juga. Dan aku sangat yakin kalo kamu akan lolos tes secara mudah hahaha" kata Paman Dean.
"Paman ini bisa saja" kataku.
"Sepertinya kita akan berpisah lama, Rid" kata temanku Eric. "Tidak lama kok, cuma 4 tahun dan bahkan bisa cepat jika prestasinya sangat bagus. Kalo kamu segitunya kangen dengan ku, kenapa tidak ikut mendaftar ke San Fulgen Akademiya saja ? hahaha" kataku menggoda.
"Aku sadar diri kalau aku terlalu lemah untuk mendaftar di San Fulgen Akademiya, itu akan buang-buang waktu untuk berangkat kesana jika hasilnya sudah jelas kalau aku tidak akan lolos tes disana. Teman-teman yang lain juga berfikir begitu" lanjut Eric.
"Daripada menjadi seorang ksatria, aku pikir bekerja di desa akan lebih nyaman haha" lanjut Eric sambil tertawa.
"Jangan sampai melupakan kami, Rid", "kalahkan anak-anak bangsawan yang sombong itu, Rid" "jika kamu banyak teman perempuan disana, jangan lupa untuk memberiku 1, Rid" begitulah kata teman-temanku yang lain.
"Tenang saja aku tak akan melupakan kalian, saat aku lulus nanti aku akan kembali kesini" lanjutku.
Aku segera bersiap menaiki kereta kuda yang akan membawaku ke San Estella, Ibukota kerajaan San Fulgen.
"Owh iya Paman Dean dan Kepala Desa, aku titip rumah kakek & sawahnya juga jika aku lulus tes masuk dan langsung diterima disana" kataku. "Serahkan padaku, Rid. kamu tidak usah bilang "jika aku lulus tes" kamu sudah pasti lolos tes itu, aku jamin" kata Paman Dean.
"Benar itu Rid, serahkan saja rumah kakekmu dan sawahnya kepada kami, kami akan mengurusnya" kata Kepala Desa.
"Oh iya Rid, apakah kau membawa kedua pedang orang tuamu yang dititipkan ke kakekmu ?" kata Paman Dean lagi.
"Aku membawanya kok Paman, aku menaruhnya di sihir penyimpanan. Karena akan menyebabkan masalah jika aku membawanya secara langsung nanti aku bisa ditangkap ksatria disana" kataku. "Hahaha benar juga, ya sudah kalau begitu, sihir penyimpananmu sangat berguna sekali karena bisa menyimpan benda-benda dalam jumlah banyak. Sepertinya cuma kamu saja yang bisa sihir itu" kata Paman Dean.
"Pasti ada yang bisa menggunakan sihir serupa, lagipula aku bisa menggunakannya karena membaca buku-buku sihir punya kakek, jika sihir seperti ini ada di buku pasti sihir ini termasuk umum" lanjutku.
"Meski kau bilang begitu, aku juga sudah sering membaca buku-buku sihir milik kakekmu, tapi tetap tidak bisa menggunakan sihirnya" lanjut Paman Dean. "Itu membuktikan kalau Rid adalah anak yang jenius. Dia bisa menggunakan sihir, bela diri, teknik berpedang yang ada dalam buku milik kakeknya" kata Kepala Desa.
"Aku setuju kalo Rid adalah anak yang jenius" kata Eric, dan teman-teman yang lainpun mengiyakan. "Sudahlah jangan memuji-muji diriku begitu, ini sudah waktunya berangkat, kalau begitu aku pamit pergi untuk mengikuti tesnya" kataku.
"Hati-hati di perjalanan Rid","Kami semua akan merindukanmu","Kamu pasti bisa mengalahkan mereka semua Rid dan jadilah nomor satu di Akademi" kata mereka semua sambil melambaikan tangan ke arah ku yang sedang menaiki kereta kuda.
-
Jarak antara Desa Aston dengan Ibukota San Estella berjarak sekitar 50 KM. Perjalanan menggunakan kereta kuda akan memakan waktu 3 jam.
"Kira-kira aku akan tiba disana pukul 8 pagi dan tesnya akan dimulai pukul 10 pagi" batinku.
"Kau tidur saja Rid, karena perjalanannya juga masih lama" kata Paman Isaac.
Beliaulah yang akan mengantarku ke Ibukota San Estella. Beliau suka pergi ke Ibukota untuk menjual hasil sawah dan perkebunan di desa Aston.
"Tidak usah Paman. Aku tidak ngantuk, aku akan belajar saja untuk tes teori nanti dengan membaca buku-buku dari kakek" kataku.
"Ya sudah kalau begitu, berapa banyak buku punya kakekmu yang kamu bawa ?" kata Paman Isaac.
"Tidak banyak Paman, paling hanya 10 buku, aku hanya membawa yang penting-penting saja." kataku. "Owh begitu, ya sudah kamu lanjut belajar saja. Tapi menurutku kamu masih akan tetap lolos walaupun tak belajar sama sekali soalnya kan kamu jenius hahaha" lanjut Paman Isaac.
"Ayolah Paman, mana mungkin aku bisa lolos jika tidak belajar. Kenapa banyak orang yang menganggapku jenius, padahal aku kan hanya anak biasa saja." lanjutku.
"Sejak kamu mengalahkan Dean di latih tanding dulu, banyak yang menganggapmu begitu. Dean adalah orang terkuat di desa Aston. Tapi kamu bisa mengalahkannya begitu saja, apalagi banyak yang bilang kalau saat itu kamu belum serius dalam menghadapi dia. Kamu masih menyembunyikan kemampuanmu yang sebenarnya kan ?" lanjut Paman Isaac.
"Apa Paman Isaac bisa membaca kemampuanku atau itu hanya intuisinya saja ?" pikirku dalam hati.
"Itu hanya anggapan paman saja, aku selalu serius kalau bertanding" kataku.
"hahaha ya sudah" kata Paman Isaac.
"Tapi yah sepertinya tes masuk Akademi tahun ini akan menarik". lanjut Paman Isaac.
"Hmm apa maksudnya Paman ?" kataku heran.
"Dari yang kudengar, anak sulung Yang Mulia Ratu, si kembar Pangeran Charles & Putri Chloe juga akan ikut mendaftar tahun ini, tahun ini mereka juga berumur 17" kata Paman Isaac.
"Pangeran Charles dan Putri Chloe ?!" Kataku terkejut. "Charles Estella San Fulgen dan Chloe Estella San Fulgen ? Mereka adalah anak tunggal kembar Yang Mulia Ratu, apa mungkin mereka juga akan ikut tes masuk Akademi tahun ini ? aku tak menyangka jika aku akan seangkatan dengan mereka berdua jika lulus nanti" batinku.
"Tidak hanya mereka berdua, ada juga Putri dari Duke of San Lucia, Duke Louis Emerald San Lucia yaitu Putri Irene Emerald San Lucia yang biasanya disebut sebagai sang putri es. Ada putra dari Duke of San Angela, Duke James William San Angela yaitu tuan muda Enzo William San Angela, ada juga putra dari Marquess of Rovinj, Marquess Marcelo Buston yaitu Javier Buston dan putri dari Marquess of Bibury, Marquess Adelmo Nielba yaitu Putri Lillian Aurora dan sepertinya masih banyak lagi, akan terlalu lama jika ku rincikan satu persatu" kata Paman Isaac.
"Yang jelas, akademi tahun ini akan meriah dan menarik perhatian seluruh negeri ini. Dan Rid, kamu akan berada diantara mereka yang punya nama & reputasi sebagai bangsawan di negara ini. Apa kamu akan mengurungkan niatmu mendaftar akademi setelah mengetahui nama-nama tadi ?" lanjut Paman Isaac.
"Mana mungkin Paman, aku sudah bertekad untuk tetap mendaftar dan lolos tes Akademi saat ini juga. Siapapun lawannya, aku akan buktikan kalau aku akan menjadi yang terbaik di negeri ini meskipun aku bukan dari kalangan bangsawan" tegasku.
"Aku sangat yakin kalau kamu bisa menempati peringkat pertama di tes Akademi nanti. Yah pokoknya semangatlah Rid, buktikan pada mereka kalau kamu yang terhebat" lanjut Paman Isaac.
"Aku akan berusaha yang terbaik!" tegasku.
-
"Putra dan Putri Yang Mulia Ratu, Putra dan Putri Duke, serta Putra dan Putri Marquess ya ? sepertinya rival-rival ku di tes Akademi nanti akan merepotkan, tapi siapapun itu akan kuhadapi dengan sekuat tenaga. Benar kata Paman Isaac, sepertinya Akademi tahun ini akan sangat menarik. Aku sangat menantikannya" gumamku dalam hati dan sembari tersenyum.
-Bersambung
Kereta kuda terus melaju, melewati kota Bibury yang dipimpin oleh Marquess Adelmo Nielba dan akhirnya tak terasa akhirnya kereta kuda mendekati gerbang Ibukota kerajaan San Fulgen, San Estella.
"Jadi ini San Estella ?" kataku takjub.
Kota yang sangat cantik dan indah, bangunan yang sangat megah, jalanan yang sangat bersih. Tidak mengherankan jika ini merupakan Ibukota San Fulgen. Dari gerbang Ibukota bisa dilihat di tengah kota kalau ada kastil yang megah yang didominasi oleh warna putih yang indah, ya itu adalah kastil tempat Yang Mulia Ratu tinggal.
"Benar-benar kastil yang indah" kataku takjub.
"Hahaha benar kan ? tiap ku datang ke Ibukota, aku selalu takjub melihat kastil Yang Mulia Ratu, aku ingin sekali rasanya kesana tapi kelihatannya tak mungkin hahaha" tawa Paman Isaac.
"Setahuku hanya yang mendapatkan undangan khusus atau bangsawan-bangsawan yang mengatur negara ini yang boleh masuk ke kastil Yang Mulia Ratu" lanjutku.
"Benar itulah alasannya, makanya tadi ku bilang kalo ku tak mungkin bisa kesana karena kan aku bukan orang penting hahaha" lanjut Paman Isaac.
"Tidak usah bilang begitu Paman, siapa tau nanti bisa diundang kesana" lanjutku.
"Mana mungkin" tegas Paman Isaac.
"Tapi ya Paman, ntah kenapa seperti ada yang aneh" pikirku.
"Aneh kenapa ?" tanya Paman Isaac.
Selain di gerbang Ibukota tadi, ksatria tampak banyak berpatroli di dalam Ibukota.
"Banyak sekali ksatria lalu lalang, apa Ibukota normalnya begini atau karena sekarang merupakan hari ujian tes masuk Akademi jadi banyak ksatria berpatroli ?" tanyaku ke Paman Isaac.
"Normalnya tidak ramai begini sih, benar menurutmu banyak ksatria ramai karena sekarang adalah hari dimulainya tes masuk akademi untuk tahun ajaran baru" kata Paman Isaac.
"Terlebih akan ada calon murid penting seperti yang tadi kubilang" lanjut Paman Isaac.
"Begitu ya" kataku.
Kereta kuda terus melaju menuju San Fulgen Akademiya. San Fulgen Akademiya berada disebelah timur Ibukota San Estella. Jalanan Ibukota pun terus dilalui melewati pertokoan dan pasar sampai aku melihat sesuatu. Seorang Beast Human dari ras kelinci dan seorang Elf sedang berbelanja tetapi terdapat kalung besi di lehernya.
"Apa itu seorang budak ?" tanyaku yang kemudian ditanggapi oleh Paman Isaac.
"Benar itulah budak yang biasanya dimiliki oleh para bangsawan, kamu baru pertama melihat budak ya ? biasanya mereka yang jadi budak itu adalah orang-orang yang dibuang dari negara asal mereka atau mereka yang pergi sendiri dari negara asal mereka karena ada konflik atau lainnya, setelah itu mereka ditangkap oleh penjual budak dan dijual sebagai budak. atau bisa juga terjadi bagi mereka yang mempunyai hutang dan tidak bisa membayarnya, maka cara penebusannya ialah dijual sebagai budak," kata Paman Isaac.
"Budak Demihuman & Elf ya ? biasanya suatu negara dengan mayoritas ras tertentu tidak memiliki budak dengan ras yang sama, sebagai contoh Kerajaan San Fulgen yang mayoritas ditinggali manusia, jarang atau tidak memiliki budak dari ras manusia. Sebaliknya jika kita pergi ke Negeri Elf atau Kerajaan Demi Human, pastinya disana ada banyak budak dari ras manusia" lanjut Paman Isaac.
"Bahkan masing-masing negara masih menggunakan sistem perbudakan ya ? bukannya ini terlalu kejam ? para budak itu tidak bisa hidup bebas dan damai, setiap hari hanya melayani majikan mereka saja" kataku dengan sedih.
"Budak yang barusan kamu lihat itu masih mending, mereka tampak berbelanja dengan biasa saja. Waktu dulu saat ku ke Ibukota, aku melihat bangsawan yang tengah menyiksa budaknya di tengah kota hanya karena budak itu melakukan kesalahan kecil saja. Warga yang lain cuma melihat saja tanpa bisa apa-apa, karena jika warga biasa menghentikan bangsawan itu, mereka akan dianggap menantang bangsawan itu. Tergantung bangsawannya, jika kita menasehati bangsawan yang baik, tidak egois dan tidak keras kepala, mereka pasti akan senang hati menerima nasihatnya. Sedangkan untuk bangsawan yang egois, merasa punya harga diri tinggi dan keras kepala, menasehati mereka sama aja dengan menentang mereka. Warga biasa yang menentang bangsawan pasti akan diancam & diteror terus sepanjang hidupnya". lanjut Paman Isaac.
"Bangsawan itu benar-benar" kataku sedikit marah sambil mengepalkan tangan.
"Aku tahu kamu marah, Rid. Aku pun juga demikian saat melihat kejadian itu. Walaupun kita berbeda ras, tapi kita sama-sama makhluk hidup seperti mereka. Tapi aku tak bisa apa-apa, aku juga takut diancam bangsawan seperti mereka. Rid, jika kamu ingin merubah sistem di kerajana ini. Kamu harus menorehkan prestasi besar di kerajaan ini agar kamu bisa meraih posisi penting di kerajaan ini dan semua orang tau namamu. Jika kamu bisa meraih posisi penting, kamu bisa menghapus sistem perbudakan di negara ini jika kamu tak suka" kata Paman Isaac.
"Iya Paman, aku akan bekerja keras untuk meraih prestasi besar" lanjutku.
Sekian lama kereta kuda melaju, akhirnya tiba di depan gerbang San Fulgen Akademiya.
"Jadi ini San Fulgen Akademiya ?" kataku.
"Sampai disini saja ya Rid. Sebagai ganti biaya aku mengantarmu, ciptakan saja rekor saat ujian tes masuk dan buat mereka semua tercengang hahaha" kata Paman Isaac sambil tertawa.
"Terima kasih Paman karena telah mengantarku. Aku akan berusaha sekuat tenaga saat ujian masuk" kataku.
"Baiklah aku pergi dulu, giatlah belajar di akademi ini agar nanti kamu bisa mencapai tujuanmu. Selamat tinggal, Rid" kata Paman Isaac.
"Iya Paman, hati-hati di jalan" kataku sambil melambaikan tangan ke arah Paman Isaac yang perlahan mulai menjauh. Lalu aku mulai berjalan memasuki gerbang San Fulgen Akademiya dan aku ditanyai oleh penjaga atau lebih tepatnya ksatria kerajaan yang ditugaskan di akademi tersebut.
"Ada yang bisa dibantu nak ?" tanya penjaga tersebut.
"Aku ingin mengikuti tes masuk akademi " kataku menjawab.
"Boleh disebutkan nama lengkap dan asalmu darimana ?" tanya penjaga tersebut.
"Rid Archie dari Desa Aston" jawabku.
"Rid Archie dari Desa Aston ya" kata penjaga tersebut sambil melihat kertas-kertas yang kemungkinan kalau itu adalah list para peserta yang akan mengikuti tes.
"Ah ketemu, Rid Archie dari Desa Aston. Ini adalah kartu pengenal untuk tes masukmu" kata penjaga tersebut sambil menceklist namaku di list tersebut dan sambil memberikan kartunya.
"Terima kasih, tuan" kataku sambil menerima kartunya.
Di kartuku terdapat nomor 154 yang merupakan nomor peserta ku dan mungkin aku juga peserta ke 154 yang sudah hadir disini.
"Apa sudah banyak peserta lain yang sudah hadir, tuan ?" tanyaku ke penjaga tersebut.
"Seperti yang kamu lihat di nomor kartumu, kamu adalah peserta ke 154 yang telah hadir. Sepertinya peserta yang lain belum datang karena sekarang juga masih jam 8 pagi. Kan tes masuknya dimulai jam 10." jawab penjaga tersebut.
"Kamu bisa langsung masuk saja ke dalam aula tunggu atau keliling melihat-lihat akademi" lanjut petugas tersebut.
"Owh begitu ya, baiklah kalau begitu aku pergi ke dalam dulu ya, tuan. Terima kasih atas bantuannya" kataku.
"Semoga kamu lulus dalam ujiannya ya" kata penjaga tersebut.
Setelah beberapa langkah dari penjaga tersebut, aku melihat ke arah penjaga itu lagi.
"Melelahkan sekali, kenapa aku harus mengurus anak-anak ini. Kebanyakan mereka ini bukan bangsawan, harusnya mereka sadar diri kalau mereka tidak akan bisa lolos tes. Membuatku capek saja harus berurusan dengan rakyat jelata dan harus mendoakan agar mereka lulus" kata penjaga tersebut di dalam hatinya.
"Jadi bahkan seorang ksatria kerajaan saja bisa bersikap seperti ini, apalagi para bangsawan yang ada di atasnya. Di Desa Aston sangat damai dan para warganya sangat baik, berbeda sekali dengan disini. Jadi ini yang namanya Ibukota Kerajaan" kataku setelah melihat isi hati penjaga tersebut.
Skill membaca isi hati sangat berguna untuk keadaan seperti ini, aku jadi tahu orang-orang seperti apa yang mendekatiku. Skill ini tidak selalu aktif ketika aku melihat orang lain, skill ini aktif jika aku memutuskan untuk menggunakannya saat melihat orang lain. Aku bisa menggunakan skill ini dari sejak kecil, skill ini sepertinya bawaan dari lahir. Ketika aku bertanya ke mendiang kakekku, beliau berkata jika skill milikku mungkin skill yang diturunkan dari orang tuaku. Apapun itu skill ini sangat berguna dan aku sangat bersyukur karena memilikinya. Setelah mendengar isi hati penjaga tersebut, aku memutuskan untuk berjalan lagi menuju aula tes.
-Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!