"Oeeekkk... oeeekk!"
"Keylin, sini kau!" panggil kepala asisten dengan lantang. Seorang gadis muda dengan tergopoh-gopoh datang menghadap ke kamar, tempat seorang bayi mungil yang sedang menangis.
"Dasar lambat! Cepat urus dia sebelum tangisnya sampai ke telinga Tuan!" perintah kepala asisten dengan nada tinggi.
"Baik, Bu!" patuh gadis itu mendekati bayi tersebut dan dengan cepat menanggalkan bajunya. Memberi pucuk dadanya pada mulut mungil sang bayi. Tangis rewel bayi itupun berhenti sekejap dan lebih rakus menghisap asi dari Keylin Charslope.
Keylin merupakan gadis lumayan cantik yang dibeli oleh Tuannya karena memiliki sebuah kelainan yang dapat menyelamatkan hidup bayi tersebut. Ayah Keylin dengan tega menjual putrinya itu pada ketua SKYPEA yang terkenal seorang Mafia kejam di Distrik A demi mendapat uang milyaran juta.
Umur Keylin sudah 19 thn. Tetapi dua dadanya telah mengeluarkan asi yang subur. Padahal dia selama ini tidak pernah menikah ataupun melahirkan anak. Akan tetapi dua tahun lalu, tiba - tiba saja dua dadanya menyemprotkan cairan tiap hari. Keylin sungguh tidak tahu asal muasal kelaianannya yang aneh itu.
'Sudah seminggu aku di tempat ini, tapi aku tidak pernah melihat bagaimana wajah Tuan Edgar.'
Keylin menatap bayi di depannya yang belum diketahui apa hubungan bayi itu dengan tuannya yang bernama Edgar Copa Marquez.
Kata pembantu lain, Edgar merupakan pria berhati dingin dengan tatapan arogan dan tajam. Sampai waktu ke waktu, rumor itupun semakin benar karena baru - baru ini Edgar mengeksekusi seorang mata - mata dari pihak musuh dengan hukuman rajam yang kejam.
Jika Keylin membayangkan cerita - cerita dari pembantu, rasa takutnya untuk keluar dari Mansion menjadi besar. Edgar digambarkan seperti pria yang menyeramkan, tetapi di hadapan bayi tersebut, pria itu melembutkan tatapannya.
Pukul lima sore, Keylin tertidur pulas di sebelah bayi itu. Saking lelah mengurusnya, gadis itu tumbang di tempat tidur dan tidak keluar menyambut tuannya yang sudah pulang. Tiga pembantu berjejeran dan membungkuk setengah badan dengan sopan.
"Selamat datang, Tuan!" ujar mereka.
Edgar menyerahkan jasnya pada salah satu pembantu, kemudian mengangkat pandangannya ke atas.
"Di mana gadis itu?" tanya Edgar pada kepala asisten.
"Dia ada di kamar Tuan Samuel, Tuan." Kepala Asisten menundukkan kepalanya. Tak berani menatap mata biru berlian yang berkilau tetapi mematikan. Memiliki paras hampir sempurna dan kekayaan yang melimpah. Tetapi di dalam mansion itu hanya ada tiga pembantu dan satu Ibu susu, yaitu Keylin itu sendiri.
Edgar tanpa bicara lagi menaiki anak tangga. Dua pembantu wanita di dekat kepala asisten sedikit tersenyum kecut melihat Edgar selalu saja bertanya tentang Keylin.
"Ck, gadis itu pasti sudah melakukan sesuatu! Tidak mungkin Tuan Edgar yang terkenal pilih - pilih itu menunjuk si Keylin kampungan masuk ke tempat ini!"
"Dan juga, aku tidak percaya dia bisa mengeluarkan asi tanpa harus melahirkan anak dulu!"
"Dia pasti menggunakan ilmu pelet!"
"Atau dia memang sudah tidak perawan! Dia itu sebenarnya mantan pelacur yang sudah pernah melahirkan anak dan melarikan diri ke tempat ini!"
Kepala asisten sedikit kesal pada dua pembantu yang mengoceh di belakangnya. Ucapan mereka itu tidaklah benar sebab Keylin memang sungguh belum menikah dan masih perawan. Mahkotanya sampai saat ini masih tersegel rapih. Namun begitu, entah apa yang akan terjadi ketika Edgar masuk ke kamar Samuel dan diberi suguhan semangka besar yang tumpah meriah di depan bayi mungil itu yang terlelap dengan sangat menggemaskan.
Keylin tampak lupa merapikan penampilannya sebelum masuk ke dalam mimpi indahnya. Edgar perlahan menutup pintu kamar, lalu duduk di dekat kaki gadis itu. Pria tampan itupun meletakkan satu tangannya ke atas paha Keylin. Ia mengelus - elus sebentar kemudian memasukkan tangannya ke dalam rok maid Keylin. Kehalusan dan kemulusan dari kulit Keylin terasa menggairahkan. Keylin menggeliat tatkala ada sesuatu yang menghujam dengan lembut masuk ke bawah perutnya.
...----------------...
Dua hari berlalu, Kaylin masih belum pernah bertemu langsung sosok tuannya. Gadis itu kini sedang menjemur pakaian Samuel. Salah satu tugas Keylin di rumah itu selain menyusui Samuel.
Keylin menunduk dan bergumam sejenak.
"Kemarin lalu, katanya Tuan Edgar kembali. Hais, kenapa aku bisa ketiduran sih!?" Ia memukul - mukul kepalanya merasa kecewa sudah membuang kesempatan untuk berterima kasih pada Edgar yang sudah melepaskannya dari ayah tirinya.
"Eh tapi," cicit Keylin menatap bagian bawah perutnya. Ia merasa ada sedikit yang aneh pada kesehatan tubuhnya.
"Tapi apa, Lin?" sahut Bianca, pembantu yang kurang lebih sudah bekerja cukup lama di mansion Edgar.
"Maaf mbak, aku cuma heren, kemarin lalu aku halangan tuh, tapi hari ini sudah tidak menstruasi. Padahal dulu - dulu kadang tujuh atau lebih aku berhenti, tapi ini cuma sehari saja," jelas Keylin panjang lebar sebab saat bangun di kamar Samuel, ia mendapati selimutnya ada noda darah dan jelas - jelas cuma dirinya sendirian di sebelah Samuel.
Selain itu, Keylin juga ingin bertanya soal dua pinggangnya yang terasa sakit dan intinya lumayan perih. Hal yang tidak pernah dirasakan sebelumnya itu membuat Keylin tidak mengerti alias dia memang masih polos.
"Ck, memang gadis berpenyakitan! Aku jadi cemas pada Tuan Samuel. Bisa saja Tuan kecil mendapat penyakit aneh dari asi kadaluarsamu itu."
Keylin tersenyum kecut ditinggal pergi oleh Bianca. Gadis itu bermaksud ingin mendapat jawaban malah diberi hujatan yang menyakitkan.
"Dasar Bianca! Asiku tidak pernah kadaluarsa tahu!" sentak Keylin memegang dadanya yang kini waktunya menyusui Samuel. Memberi asi ori bukan kw pastinya. Tiba - tiba saja Edgar ada di kamar Samuel. Keylin membungkuk cepat tanda menghormati tuannya yang ternyata masih muda dan tampan membahana. Hampir saja membuat Keylin terpesona dan melayang ke udara.
"Dari mana saja kau?" tanya Edgar menghampiri Keylin yang berdiri dengan perasaan gugup dan tegang.
"Selamat datang, Tuan! Maaf saya dari belakang menjemur pakaian Tuan muda Samuel." Keylin bicara dengan terbata - bata. Edgar milirik seksama body ramping dan dua bongkahan kembar yang seringkali menggoda hasratnya.
"Apa kau punya waktu?" tanya Edgar meletakkan Samuel yang terlelap ke dalam box super nyamannya.
"Saya sebenarnya ingin memberi asi pada Tuan muda," ucap Keylin.
"Padaku?" Edgar menunjuk dirinya.
"Bukan, Tuan! Maksud saya itu Tuan muda Samuel." Keylin menunduk malu - malu.
"Tidak perlu, dia sedang tertidur. Lebih baik kau temani aku keluar hari ini." Edgar semakin mendekati Keylin sampai gadis itu disudutkan ke tembok.
"Keluar? Bersama saya?"
Edgar tidak menjawab, pria itu menarik Keylin keluar dari kamar Samuel dan membawa Ibu Susu cantiknya itu meninggalkan Mansion. Keylin deg - degan dibawa ke sebuah bar mewah malam ini.
.
Mampir sini juga y😊
Keylin pikir Edgar mau membawanya keluar membeli kebutuhan Samuel, namun ternyata dibawa ke sebuah bar mewah yang begitu riuh dengan kebisingan semua pelanggan dan juga bau allkohol di mana - mana. Saking ricuhnya, semua orang tidak memperhatikan kedatangan Edgar dan Ini pertama kalinya Keylin memasuki tempat yang sangat tidak ramah bintang.
"Tuan, saya pikir anda mau ke toko, tapi malah ke tempat ini. Untuk apa Tuan ke sini bersama saya?" tanya Keylin yang sudah memakai gaun berbeda, bukan baju maid (pelayan) lagi.
"Saya mau kau jadi pasangan saya dan -" Edgar menggantungkan ucapannya.
"Dan apa, Tuan?"
Edgar menatap Keylin yang tampak takut berada di tempat itu. 'Hmm, aku tidak usah memberitahunya lebih jauh.' Edgar dalam hati ingin sebenarnya mengatakan bahwa Keylin perlu menjadi umpan tetapi pria itu sedikit ragu.
"Lupakan itu! Dan sekarang gandeng tanganku!" Edgar menyodorkan lengannya, kemudian mengangkat sebuah panggilan mendadak.
"Tuan, saya sudah menemukannya." Kalimat singkat tapi sangat berarti.
Baru juga mau digandeng, Edgar menarik Keylin menuju ke sebuah ruangan khusus para pelanggan kelas atas yang sering berkumpul di sana.
"Tuan, sebenarnya apa tujuan kita datang ke sini?" tanya Keylin mulai was - was.
'Jangan - jangan aku mau dijual lagi?'
'Atau aku sudah membuat kesalahan sampai mau dijadikan taruhan judi di tempat ini?'
Keylin menunduk cemas tetapi seketika terkesiap saat Edgar menyeka helai rambutnya ke belakang telinga. Tak lupa memandangi paras gadis itu yang cantik jelita. Tetapi dari tindakannya itu, Edgar sedang memasang alat penyadap suara di telinga Keylin.
"Masuklah ke sana dan bergabung dengan mereka, tapi ingat, jangan minum apapun yang mereka berikan padamu!" kata Edgar ingin Keylin berpura - pura jadi wanita penghibur di dalam sana. Kalau saja ada wanita yang bisa dipercaya, Edgar juga tidak mau menyuruh Keylin digrepek - grepek oleh mereka. Tapi demi menemukan bukti gerombolan musuh yang sudah mencelakai Tania, Edgar terpaksa.
"Kenapa saya lakukan itu, Tuan?"
"Ck, jangan bicara terus! Lakukan saja perintahku!"
"Baik, Tuan!" Keylin hampir saja terjatuh setelah ditatap dengan sinis. Pengaruh Edgar benar - benar membuatnya tidak bisa berkutit.
Edgar pun meninggalkan Keylin menuju ke tempat orang kepercayaannya dan kaki tangannya sembari mendengarkan gelagak tawa dan histerisan wanita - wanita malam yang menggoda di ruangan itu.
"Hei, Nona. Siapa namamu?" goda pria mabuk di sebelah Keylin.
"Saya Alin, Pak!" jawab Keylin bergeser tetapi satu pria lain duduk di sebelahnya lagi.
"Hai cantik! Minumlah bersamaku," rayu pria itu memberi satu gelas berisi allkohol yang kuat.
'Haih, kenapa aku harus duduk di antara pria - pria mesum ini?'
Keylin dalam hatinya sangat tidak suka mencium aroma allkohol dan bau rokok yang mulai membuatnya pening. Ditambah dua pria di sebelahnya itu terus mendesaknya dengan mata jelalatan mereka.
"Hai! Berhenti lakukan itu dulu, sekarang kita harus membicarakan hal penting!" tegur satu kelompoknya. Edgar yang sedang bermain judi pun sedikit geram mendengar desak - desakan mereka pada Keylin. Tetapi demi mendapat hasil, dia harus bersabar.
"Apa kau serius dia bisa bertahan di dalam sana?" bisik pria lain bertanya pada Edgar.
"Heh, kita lihat saja nanti, Ger." Edgar tersenyum smirk dan kembali mendengarkan perbincangan. Mereka berbicara tentang tragadi maut yang sebulan lalu merenggut nyawa seorang wanita yang tidak lain adalah Tania, Ibu kandung Samuel.
Emosi Edgar sudah terpompa naik turun mendengar mereka benar - benar satu rantai dengan komplotan itu yang sekarang ingin menghilangkan jejak mereka. Tiba - tiba saja dari alat itu, Keylin menjerit. Tanpa membuat kecurigaan, dua pria bertopeng itu menuju ke tempat itu dengan alasan kalah dalam perjudian.
Brakkk
Gerry membuka paksa pintu ruangan tapi cuma ada wanita malam yang sedang ketakutan.
"Celaka, mereka membawanya! Cepat, Gerry! Kita harus mengejar mereka!"
Edgar dan Gerry mencari Keylin yang dibawa komplotan musuh. Tidak lama kemudian, Ibu Susu Samuel itu dibawa paksa oleh mereka. Terlihat Keylin berontak dan mengoceh karena sedang mabuk parah gara - gara pengaruh allkohol dari mereka.
Dorr!
Semuanya terkejut saat satu peluru melesat dan menembak satu ban mobil mereka. Mereka semua membola dan melepaskan Keylin sehingga gadis itu yang terus memberontak pun terjatuh. Semuanya mundur perlahan dan tampak tidak percaya bertemu Edgar langsung di parkiran bar.
"Ahhhhh.... ahkkkk!" Keylin terkaget - kaget sampai setengah sadar ketika dua mata telanj*ngnya itu melihat mereka ditembak habis - habisan. Sebuah pembantaian kecil yang dilakukan Gerry untuk membasmi kroco - kroco musuh.
"Ahhh, mayat!" Keylin histeris pada mereka yang ada di depannya sudah bersimbah darah dan menyisakan satu pria yang menggigil ketakutan.
"Jangan!" Gerry hampir saja menembak Keylin yang merentangkan tangan di depan orang itu.
"Hai! Menyingkirlah!" ujar Gerry.
"Jangan! Jangan bunuh!" pekik Keylin yang setengah mabuk. Orang itupun mengelurkan pisau tajam karena sadar Keylin adalah orangnya Edgar.
"SIAL! MATI SAJA KAU, ******!"
Jleb!
Dorr!
Pria itu tewas seketika usai menerima tembakan yang menembus tepat di kepalanya, bersamaan pula pisaunya menusuk pinggang Edgar yang barusan cepat menyelamatkan nyawa Ibu Susu Samuel.
"Tuan Edgar! Celaka! Kau terluka parah!" Gerry sedikit panik pada darah yang mengalir deras.
"Ck, tidak perlu panik. Sekarang kau dan yang lainnya bersihkan tempat ini saja." Edgar menyerahkan pisau itu dan mengangkat Keylin yang pingsan karena terlalu mabuk dan pusing.
"Baik, Tuan! Serahkan saja pada kami!" Gerry memulai tugas membersihkan TKP pembasmian. Sedangkan Edgar yang sedikit kesakitan terpaksa menyetir pulang cepat ke Mansion. Perasaannya sangat lega sudah menghabisi sebagian komplotan musuhnya. Edgar menatap sedih foto Tania di tangannya. Ada kerutan penyesalan tergambar di wajah maskulinnya itu.
"Maaf Tania, aku sudah lalai menjagamu, sayang. Tapi sekarang dendammu akan terbalaskan dengan tuntas dan kau tidak perlu sedih lagi tentang Samuel karena di sisinya sudah ada gadis pilihan yang kuperoleh untuknya." Edgar mencium foto itu dengan sangat penuh cinta dan sayang.
Mentari pagi dan angin sejuk yang masuk dari celah jendela menerpa wajah cantiknya. Keylin membuka mata perlahan dan meraba perutnya yang masih terasa diblander akibat semalam. Gadis itu beranjak duduk lalu memijat - mijat kepalanya yang pusing. Seingatnya, dia berada di ruangan yang penuh dengan pria mesum tetapi sekarang berada di kamarnya seorang diri. "Sepertinya, Tuan Edgar yang membawaku pulang, syukurlah, Tuan masih bisa berbaik hati padaku." Perasaannya mulai membaik namun seketika terkejut pintu kamarnya digedor - gedor.
"KEYLIN!" panggil Bianca.
Keylin buru - buru pergi membasuh muka lalu membuka pintu. Langsung saja wanita itu menarik dengan kejam rambut Keylin yang tergerai.
"Akhh, sakit, Bianca!" jerit Keylin memekik.
"Sakit? Lantas bagaimana dengan yang dirasakan Tuan Edgar sekarang?" Pelotot Bianca karena kemarin ditugaskan mengurus Keylin yang mabuk.
"Tuan Edgar? Apa yang terjadi padanya?" tanya Keylin melepaskan cengkraman Bianca sebelum rambutnya tercabut. 'Cih, dia selalu kasar tiap hari!' gerutu Keylin ingin sekali mencabik - cabik Bianca, tetapi juga tidak berani pada pembantu yang setia bekerja pada Edgar itu.
"Hei, bodoh! Gara - gara kau, Tuan Edgar terluka parah. Harusnya kau yang ditusuk oleh mereka dan lebih baik saja kau mati sekalian. Tapi cih, beruntung Tuan Edgar masih berbalas kasihan padamu," tutur Bianca dengan pedas. Begitulah Bianca, mulutnya sepedas cabe merah dan kelakuannya sangat kasar. Di rumah itu, dia juga kecentilan pada Edgar.
"Sekarang pergilah mengurus Tuan Samuel! Dari kemarin rewel terus gara - gara kau ikut dengan Tuan Edgar." Lagi - lagi Keylin disalahkan.
"Baik, Ibu Bianca." Keylin menyenggol bahu Bianca dan berjalan cepat setelah hampir membuat Bianca terjatuh. "Keylin! Berani sekali kau!" ujar Bianca kesal dipanggil Ibu - ibu barusan, padahal dia belum menikah dan tampangnya masih wanita single.
"Cih, apa sih dia? Tiap hari marah - marah terus! Apa tidak ada yang bisa dikatakan selain cekcokan kunonya itu?" gerutu Keylin berjalan masuk ke kamar Samuel. Ia mendekati bayi dua bulan itu yang ada di atas tempat tidur.
"Lho, kenapa Tuan kecil ada di sini?" Keylin naik ke ranjang Samuel dan mengusap ubun - ubun anak itu yang sangat menggemaskan.
"Baiklah, tidak perlu dipikirkan lagi. Ini pasti ulah Bianca, aku harus memandikan Tuan Kecil dulu." Keylin berjalan cepat ingin menyediakan kebutuhan Samuel.
"Akhhhh!" pekik Keylin terkejut di dalam kamar mandi itu ada seorang laki - laki tinggi yang berdiri di depan shower dengan tubuh telanj*ng.
"Hei, keluarlah! Kalau tidak, aku akan laporkan kau ke Tuan Edgar!" ujar Keylin yang membelakangi pria itu dengan wajah sangat memerah. Mata sucinya sudah ternodai pagi - pagi ini dengan suguhan terong besar dan segar.
"Ehem," dehem Edgar dengan satu tangan bersandar ke tembok dan satu tangannya menyisir rambutnya yang basah. Keylin mengatup mulutnya sebab suara itu persis milik Edgar.
"Nona Susu,"
Bulu kuduk Keylin dari kaki sampai atas meradang semua dipanggil dengan mesum begitu.
"Maaf, Tuan! Saya benar - benar tidak tahu! Dan nama saya Keylin, bukan Nona Susu!" pekik Keylin ingin keluar dari sana tetapi pinggulnya dengan cepat diraih Edgar.
"Tolong saya, Nona." Keylin meneguk saliva dibisik sedekat itu. Nafas panas Edgar membuatnya panik dan seakan tidak berdaya. Dari punggungnya, Keylin dapat merasakan jelas dada kekar Edgar dan kegagahan dari si terong segar di bawah sana.
"Maaf, tolong jangan sentuh saya, Tuan." Keylin mencoba menjernihkan pikirannya dan mengira itu tangan Edgar.
"Hei, saya tidak berniat untuk menyentuhmu, tapi kebetulan kau ada di sini maka tolong bantu saya," mohon Edgar dengan intens dan menarik dagu Keylin supaya dapat melihat wajah Ibu Susu Semuel itu, tetapi gadis itu memejamkan matanya.
"Maaf, Tuan sebaiknya pakai handuk dulu!" Keylin memalingkan wajahnya ke kiri. Edgar pun mengambil handuk yang tergantung kemudian membalut cepat setengah badan polosnya itu.
"Sekarang hadap ke sini dan bantu aku membersihkan punggungku," pinta Edgar menunjuk tempat sabun mandinya.
"Kenapa saya harus lakukan itu, Tuan?" tanya Keylin polos dan akhirnya bisa nafas bebas sudah tidak ada pemandangan terong segar.
"Apa kau tidak bisa melihat? Pinggangku masih belum sembuh dan sulit sekali menggosok punggungku," jawab Edgar menurunkan sedikit handuknya.
'Ya Tuhan, parah sekali!' batin Keylin terkejut pada luka besar yang kira - kira ada sepuluh jahitan lebih.
"Maafkan saya! Tuan terluka gara - gara saya yang kemarin sudah menyusahkan, Tuan!" Keylin membungkuk takut diekskusi.
"Sudahlah, lupakan yang kemarin itu. sekarang gosok punggung ku," ucap Edgar tegas. Keylin berdiri tegak dan dengan malu - malu mengangguk.
"Siap, Tuan!" Keylin duduk di tepi bathub dan bergegas mengerjakan perintah tuannya. Menggosok dengan cepat tetapi berusaha lembut. Perasaan gadis itu kini semakin gugup dan tegang berada di kamar mandi hanya berdua saja, apalagi Edgar kembali telanj*ng di dalam bahthub yang berisi busa yang sangat banyak.
'Tenang Keylin, Tuan Edgar cuma minta digosok, bukan minta hal lain! Turunkan pandanganmu dan jangan buat kesalahan lagi!' batin Keylin mengatur nafas dan terus memalingkan matanya.
Sementara Edgar, dalam hatinya sedikit kecewa karena gara - gara luka yang dia dapatkan, pencarian berikutnya tidak bisa dia lakukan, sehingga hanya berharap pada Gerry.
"Oh ya, Tuan,"
"Hmm, ada apa? Kau ingin menggosok di bagian depanku?" Edgar menangadah dan melihat Keylin yang menunduk cepat.
"Bukan! Saya mau berterima kasih," ucap Keylin bicara sekarang karena takutnya Edgar akan pergi lagi dan tidak bisa menyampaikan kalimat itu.
"Untuk apa?" tanya Edgar.
"Tuan sudah dua kali menolong saya, terima kasih atas kebaikan anda selama ini, Tuan! Saya senang bisa bekerja di rumah ini dan mengasuh Tuan muda Samuel," jelas Keylin terbata - bata.
Edgar tersenyum smirk dan menggapai tangan Keylin. Gadis itu terguncang tiba - tiba tangannya dikecup Edgar dengan sangat lembut.
'Bibir Tuan Edgar mencium tanganku? Akhhh, aku seharusnya tidak bicara sekarang!' teriak Keylin takut dalam hati. Sebelum Edgar melontarkan keinginannya yang lain, Keylin berdiri dari tempatnya ketika suara tangis Samuel memecah kecanggungan mereka.
"Maaf, Tuan! Saya harus menyu -"
"Menyu apa?" tanya Edgar cemberut pada Keylin.
"Ma...maksud... maksud saya mengurus anak Tuan! Permisi!" Keylin berlari keluar dan menggerutu dalam hati sudah lupa sama bayi kecil itu. Tapi hatinya lega bisa terbebas dari Edgar.
"Pfft, dia gadis yang manis." Edgar melanjutkan aksi mandinya itu. Sedangkan Keylin menyusui Samuel cepat sebelum Edgar keluar. Namun keadaan memihak pria itu sekarang. Keylin menunduk dan bergeser menjauh ketika Tuannya itu keluar dengan jubah mandinya. Ia tidak mau Edgar melihat gunung kembarnya.
"Keylin, setelah kau mengurus Samuel, pergilah ke kamarku nanti." Keylin seketika terperangah dan melihat Edgar keluar dari kamar itu.
"Aku ke kamar Tuan Edgar? Buat apa?" Keylin menatap Samuel dan menggigit kuku merasa cemas dan bimbang.
"Jangan - jangan ada hadiah? Atau jangan - jangan." Keylin menggigit bibir bawahnya memikirkan hal lain.
"Akhh, tidak boleh pikir begitu, Key! Tuan Edgar pasti cuma mau minta tolong atau mau kasih uang jajan lebih awal. Kau harus tetap tenang." Demi tidak mau hal aneh terjadi, Keylin ke kamar Edgar membawa Samuel. Gadis itu bergeming di pintu melihat Edgar masih memakai jubah mandi saja dan duduk di sofa empuknya. Jantung Keylin mulai berdebar - debar kencang. Keylin berharap tidak menggoda Edgar yang sengaja memperlihatkan dadanya itu.
.
Cie terpesona si Key🤭Terima kasih dukungan bintang dan poinnya kakak😊like dan favoritkan ya supaya author rajin update dan bisa crazy up banyak - banyak... Boleh juga kasih votenya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!