NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi Selingkuhan Ibu Tiri

Apa Ibu Selingkuh?

Lili baru saja pulang dari kampusnya, ia mengendarai mobil sportnya menuju ke sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota itu. Gaya yang glamour membuat Lily terlihat tampil elegan. 

Ya, Lily bisa membeli apa saja yang diinginkannya. Menjadi anak tunggal membuat ia menjadi kesayangan ayahnya.

Lily sejak kecil sudah di ditinggal oleh ibunya. ibunya meninggal saat usianya masih 2 tahun, membuat ia menjadi kesayangan ayahnya. Apapun yang diinginkan oleh Lily pasti ayahnya berikan. Ayahnya rela tak menikah lagi demi mengurus putri kecilnya.

Saat Lily  memasuki usia 19 tahun barulah ayahnya kembali memutuskan untuk menikah. Ia menikah dengan seorang wanita cantik bernama Delisa.

Delisa adalah wanita yang sangat baik di mata mereka. Sudah setahun ayahnya menikah dan mereka hidup layaknya keluarga yang bahagia. Lily sangat menyayangi ibu tirinya begitupun sebaliknya dan Diego, ayah Lily juga sangat mencintai Delisa, istri keduanya.

Sama halnya dengan Lily. Diego juga akan memberikan apapun yang Delisa ingin. Delisa dan Lily memiliki kartu tanpa batas yang bisa mereka gunakan kapan mereka inginkan.

Keluarga yang sempurna dan bahagia itulah julukan yang disematkan oleh keluarga besar  dan kerabat mereka, semua bersyukur karena Delisa hadir di tengah-tengah keluarga Diego.

Lily yang sudah selesai berbelanja memasukkan semua barang-barangnya ke mobil. Saat akan masuk ke mobilnya, Lily melihat ibu tirinya.

"Ibu," lirih Lily berjalan ingin menghampirinya. Namun, baru saja ia ingin menyapa ibu tirinya itu, Lily langsung menunduk dan menyembunyikan dirinya saat melihat ibu tiri itu bersama dengan pria lain yang tak ia kenal. "Siapa pria itu" batin Lily pun mencoba kembali  melihat mereka. Lily membekap mulutnya saat melihat mereka berciuman sebelum masuk ke mobil.

Melihat jika mereka akan pergilah, Lily  bergegas masuk ke dalam mobilnya  dan mengikuti mereka. Lily terus mengikuti mereka dan menjaga jarak mobilnya agar tak terlihat oleh ibunya. Ia sangat penasaran siapa pria yang bersama dengan ibunya. 

Lily ingin mencari tau siapa Pria yang bersama dengan ibu itu, mengapa mereka sampai berciuman seperti itu. Semuanya terus berputar di kepala Lily membuatnya sangat tertekan, tangannya bergetar dan air matanya sudah meleleh membasahi pipinya. Wanita yang sudah dianggapnya sebagai ibu kandungnya  selama ini. Wanita yang dianggapnya wanita baik semua itu sirna saat ini, saat melihat ibunya itu mencium pria lain.

Lily melihat mobil mereka masuk ke sebuah halaman Apartemen mewah, dia pun kembali mengikutinya, memarkirkan mobilnya tak jauh dari mobil orang itu. Lagi-lagi Lily  mencengkeram setir mobilnya saat melihat ibunya itu terlihat tertawa gembira sambil saling merangkul masuk ke dalam gedung Apartemen itu.

Lily turun dari mobilnya dan kembali mengikuti mereka, keduanya masuk ke dalam lift. Lily melihat nomor lantai tujuan kemana keduanya pergi, ia pun menggunakan tangga darurat menuju ke lantai 4 di mana yang Lily tahu ibu menuju ke Apartemen di lantai 4.

Lily berlari secepat mungkin. Ia tak ingin kehilangan jejak ibu tirinya dan begitu sampai di lantai yang ditujunya Lily mengatur nafasnya dan dengan perlahan membuka pintu dengan perlahan dan bertepatan dengan terbukanya lift yang pengantar ibu tirinya dan pria tadi. Mereka terdengar jelas tertawa gembira dan sesekali pria itu mencium pipi  ibu tirinya, mereka berjalan dan masuk ke sebuah Apartemen yang ada di lantai 4 itu. Begitu mereka sudah menghilang di balik pintu, baru Lily keluar menghampiri pintu itu. Ia berdiri tepat di depannya, ingin rasanya Lily mendobrak pintu itu dan mengatakan pada ibunya apa yang Ibunya itu lakukan.

"Siapa yang bersama dengan ibu, apa yang ibu lakukan di dalam." Lily bukanlah orang bodoh, "Aku harus menelpon ayah. Pasti ibunya itu berselingkuh dengan Pria tadi."

"Aku harus memberitahu ayah," ucap langsung merogoh tasnya, mengambil ponselnya dan mencari nomor ayahnya di sana. Lily langsung menekan nomor telepon dan memanggil ayahnya. Nada dering tersambung, 

"Halo Lily, ada apa, Nak?" tanya Diego ayah Lily.

"Ayah, ibu," ucapnya ingin menyampaikan apa yang sedang terjadi. Namun, ponselnya langsung dirampas oleh ibu tirinyanya.

"Apa yang kamu lakukan di sini? Beraninya kamu mengikutiku!" Bentak Delisa menjambak rambut Lily. "Dengar, jika kamu sampai  melaporkan semua ini pada ayahnya, akan aku pastikan kamu akan menyesal seumur hidupmu. Aku bisa saja melukai ayahmu jika kamu berani mengganggu kesenanganku. Sekarang pergi dari sini dan berpura-pura tak melihat apapun hari ini," ancaman Delisa  dengan wajah yang begitu marah. Ini pertama kalinya Lily melihat wajah ibu tirinya itu Semarah itu, selama ini hanya senyuman lembut yang Selalu diperlihatkannya. Hari ini mata Lily terbuka lebar melihat seperti apa sebenarnya ibu tirinya itu.

Lily pun pergi dari sana, sesekali ia melihat ke arah belakang dan melihat ibu tirinya kembali masuk ke apartemen itu.

"Aku harus mengatakan semua ini pada ayah, ibu tak bisa menghentikan ku dengan ancamannya."

Lily bergegas menuju ke kantor ayahnya, di mana ponselnya diambil oleh ibunya tirinya itu. Lily menggunakan lift turun ke lantai dasar dan dengan cepat dia berlari menuju ke mobilnya, Lily mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ke kantor ayahnya. Ia ingin memberitahu semuanya pada Ayahnya. Lily tak rela jika sampai ayahnya dikhianati seperti itu.

Lily yang sudah sampai ke kantor Ayahnya dengan langkah terburu-buru langsung menuju ke lantai dimana ruangan ayahnya berada. Ia berlari saat melihat pintu ruang kerja Ayah.

"Ayah," panggil Lily membuka pintu. Namun, ia menghentikan langkahnya saat melihat ibu tirinya itu duduk di pangkuan ayahnya dan mereka terlihat sedang berciuman.

'Apa? Bagaimana mungkin? Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana ibu bisa ada di sini bukan ibu bersama Pria tadi Apartemen dan mereka ... Lalu apa ini?' batin Lily bertanya-tanya.

Wajah Sesungguhnya Delisa

Lili berdiri mematung melihat pemandangan di depannya, ia masih tak percaya bagaimana mungkin ibunya itu ada di pangkuan ayahnya.

"Lili, Sayang. Lain kali jika masuk ketuk dulu pintu ya untung ibu sama ayah nggak ngapa-ngapain," ucap Delisa turun dari pangkuan Diego dan merapikan kancing baju bagian atasnya.

Lili memicingkan matanya saat melihat tanda merah di beberapa bagian leher ibunya. 'Apakah Ibunya Sudah dari tadi ada di kantor ini, tapi bagaimana mungkin, itu mustahil aku mengendarai kendaraan ku cukup kencang,' batin Lily tak percaya jika ibunya lebih dulu sampai di kantor daripada dia.

Denisa berjalan menghampiri Lily dan mengedipkan matanya, senyum menyeringai diperlihatkannya membuat Lily mengepalkan tangannya, ia harus membongkar apa yang telah ibunya lakukan, ia tak akan membiarkan ibunya mengkhianati Ayahnya.

"Lily. Ada apa, Nak? Tadi kau menelpon, tapi saat Ayah mengangkat kau malah mematikan teleponmu dan ponselmu tak aktif lagi saat ayah mencoba menghubungi nomor mu?" tanya Diego yang kini juga beranjak dari kursi kebesarannya dan duduk di sofa single yang ada di ruangan itu, sementara di Delisa sudah duduk lebih dulu menyilangkan kakinya.

"Tadi ada hal yang penting yang ingin aku sampaikan ke Ayah, tapi aku lupa. Sekarang aku harus pergi, aku baru ingat jika ada janji dengan temanku. Aku pergi dulu, Ayah," ucap Lily berpamitan dan melihat tajam ke arah ibunya. Namun, Delisa hanya memberikan senyum kepada putrinya itu.. Lily meninggalkan ruangan ayah dengan Kesal.

"Sayang, aku juga pergi ya, aku ada urusan. Aku ada janji juga dengan temanku," ucap Delisa langsung berdiri dan kembali duduk di pangkuan Diego.

"Kamu baru saja sampai, mengapa harus pergi lagi sekarang. Lily sudah tak ada disini, bagaimana kalau kita melanjutkannya di kamar?" tanya Diego yang sudah memasukkan tangannya ke dalam rok Delisa mengusap lembut paha bagian dalamnya.

"Tapi aku tak enak dengan teman-temanku, kami sudah berjanji akan bertemu," ucap Delisa dengan wajah memohonnya membuat Diago pun menarik tangannya.

"Ya sudah, pergilah! Kita lanjutkan malam nanti," ucapnya membuat Delisa tersenyum senang, dia juga membalas kecupan singkat suaminya dan ia pun berlalu dari kantor itu.

Delisa berjalan turun menuju parkiran, masuk ke dalam mobilnya yang sudah terparkir di parkiran tak jauh dari mobil Lily. Lily yang melihat ibunya itu dari mobilnya kembali mengikuti kemana ibu tirinya itu pergi.

Hari sudah menjelang sore. Namun, entah ke mana ibu tirinya itu pergi. Ia tak lagi pergi ke Apartemen yang tadi membuat Lily semakin penasaran. 'Apakah ada pria lain lagi?' pikirnya.

"Hotel?" gumam Lily saat melihat ibunya itu masuk ke dalam sebuah hotel.

"Apa yang ibu lakukan di hotel?" Lily ingin turun. Namun, ia kembali menutup pintu mobilnya saat melihat mobil yang sama yang tadi diikutinya baru Saja terparkir tepat di sampingnya. Mobil yang tadi menjemput ibunya saat di pusat perbelanjaan.

"Bukankah itu mobil pria yang tadi," ucap lily kemudian Ia langsung bergegas mengikuti pria yang baru saja turun dari mobilnya. Mengikutinya menuju ke salah satu kamar.

Lily yang melihat itu langsung menuju ke resepsionis, ia menanyakan Siapa yang menginap di kamar tersebut. Namun, resepsionis hotel tersebut tak berani memberikan informasi tentang pelanggannya membuat Lily pun mengambil kamar yang bertepatan di depan kamar itu.

Lama Lily menunggu di kamar yang ada di depan kamar di mana pria tadi masuk. Ia terus mengintip dari lubang pintu hingga kakinya pegal. Namun, tak ada tanda-tanda seseorang keluar dari sana.

Lily Yang lelah membuka pintunya, ia duduk di depan pintu dan matanya terus tertuju kepada gagang pintu yang tepat berada didepan matanya. Saat ini Lily tak tau di kamar itu ada Ibunya atau tidak, yang ia tau jika pria selingkuhan Ibunya ada di kamar itu.

1 jam, 2 jam, 3 jam, Lily terus menunggu. Namun, tak ada pergerakan. "Apakah aku harus menunggu sampai larut malam atau akan menginap. Sepertinya aku harus menghubungi ayah jika aku akan menginap di luar."

Saat Lily ingin mengambil Ponselnya ia baru ingat jika Ponselnya masih ada pada Ibunya.

Lily langsung berdiri saat melihat gagang pintu berputar. Pintu terbuka dan Lily langsung menutup pintunya dan melihat mereka dari lubang pintu.

Mulutnya kembali terbuka lebar melihat ibunya juga keluar dari sana. "Apa mereka baru saja melakukan … mengapa ibu begitu jahat, baru saja ibu duduk di pangkuan ayah," gumam Lily pelan saat melihat Pria itu dan ibunya keluar bersama dari kamar hotel itu.

Dengan hati-hati Lily pun kembali mengikutinya, ia melihat dari kejauhan jika mereka masuk ke dalam mobil mereka masing-masing.

Lily melihat jam di pergelangan tangannya, sekarang sudah jam 10.00 malam, ia yakin jika ibunya itu pasti akan pulang. Selama ini peraturan di rumah yang tak boleh mereka langgar pulang di atas jam 11.00 malam dan itu berlaku untuknya dan juga ibunya.

Lily mengendarai mobilnya dengan santai di belakang ibunya. Mobil ibunya masih terlihat di depannya dan benar saja mobil ibunya menuju ke kediaman mereka, masuk melewati pintu gerbang dan Lily juga masuk memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil ibu tirinya itu.

"Ibu dari mana?" tanya Lily saat Ibunya keluar dari mobilnya.

"Ibu habis bertemu dengan teman-teman ibu. Ngapain sih kamu ngurusin Ibu. Dengar ya Lily! kamu jangan ikut campur urusan ibu, ibu akan membahagiakan ayahmu kamu tenang saja dan ingat ancamanku tadi aku tak main-main dengan itu. Jika sampai ayahmu tahu aku akan pastikan kau akan menyesal." Delisa pergi meninggalkan Lily setelah kembali melontarkan ancamannya. Lily yang merasa kesal menyentakkan kakinya melihat ibunya itu masuk kedalam rumah mereka.

"Aku tak takut padamu," teriaknya membuat Delisa hanya berbalik sebentar kemudian kembali berjalan masuk.

Lily yang kesal menendang mobil ibunya, "Akan kupastikan ayah akan tahu tentang penghianatan Ibu, aku tak terima ibu melakukan semua ini pada Ayah."

Lily ikut masuk sambil terus menggerutu

"Ibu iblis, Ibu bukanlah orang yang membawa kebahagiaan di rumah kami, tapi Ibu adalah orang yang akan membawa kehancuran dalam keluarga kami. Akan kupastikan ibu akan ditendang dari rumah ini,"

Lily semakin kesal saat mendengar gelak tawa dari ibunya di lantai atas, ia melihat ibunya itu langsung bermesraan dengan ayahnya. Ayahnya bahkan menggendong ibunya itu untuk masuk ke kamar mereka.

"Menjijikkan," ucap Lily masuk ke kamarnya. Ia berjalan bolak-balik mencari cara bagaimana agar ia bisa tahu siapa pria itu dan bagaimana caranya ia membuktikan perselingkuhan ibunya itu dengan pria yang dilihatnya. Jika hanya mengatakannya pada Ayahnya tanpa bukti Ayahnya pasti tak akan percaya. Lily tau bagaimana ayahnya itu sangat menyayangi ibunya.

Lily harus memiliki bukti yang cukup.

"Ya, dengan rekaman." Lily menjentikkan jarinya saat ide muncul di kepalanya, "Ayah pasti percaya jika melihat bukti rekaman," ucap Lily memegang kamera di tangannya. Ia berniat akan merekam ibunya saat Ibunya itu bertemu dengan pria selingkuhannya itu.

Penyelidikan Lily

Setelah sarapan Lily langsung pergi lebih dulu ke kampusnya, ia sudah memasang alat pelacak di mobil ibunya semalam dengan bantuan Rara sahabatnya.

Saat di kampus, Lily langsung menghampiri kedua sahabatnya yang sudah menunggunya di ruangan music, dimana mereka juga memiliki sahabat yang sangat gemar bermain music yang bernama Nita.

“Bagaimana?” tanya Rara saat Lily menghampiri mereka berdua. Jika Nita sangat gemar bermain music, Rara dan Lily sangat suka dengan hal yang berbau ekstrim seperti balapan, tak jarang mereka ikut dalam peserta balapan liar dan tak jarang juga mereka menjadi pemenang, itulah yang membuat Lily terkejut saat ibunya lebih dulu sampai di kantor ayahnya hari itu. Padahal ia, yang melajukan mobilnya dengan sangat kencang.

“Aku sudah menempatkannya di tempat yang tak akan terlihat oleh ibuku, selain alat pelacak aku juga meletakkan kamera di sana, aku sudah tak sabar membongkar kedok ibu tiriku itu.” Lily mengecek ponselnya yang terhubung dengan alat pelacak dan juga kamera yang dipasangnya di mobil ibu tirinya. Namun, tak ada yang mereka dapatkan, mobil itu masih terparkir di garasi rumahnya.

“Mereka baru saja bertemu, pasti mereka akan bermain aman dengan tak bertemu dalam waktu dekat ini,” ucap Nita yang di benarkan oleh mereka berdua.

“Baiklah, sebaiknya kita fokus pada mata kuliah kita hari ini, aku yakin jika ibumu itu tak akan menemui selingkuhannya sekitar seminggu.” Rara berdiri dari duduknya dan menarik mereka ke ruangan mereka, sebentar lagi dosen yang akan mengajar mereka akan masuk dan dosen itu terkenal dengan dosen killer.

Aktifitas mereka seperti biasanya selama beberapa hari ini, yang berbeda hanya lah Lily yang selalu mengecek ponselnya. Ia tak ingin kehilangan momen untuk membuktikan jika ibunya itu salah dan tak pantas ada di keluarga mereka.

Seminggu kini telah berlalu dan benar saja tepat Seminggu mobil ibu tirinya yang selama ini terparkir di garasi mereka kini bergerak melaju menuju ke sebuah tempat dan Lily tau lokasi yang di tuju ibu tirinya itu. Ibu tirinya pergi ke Apartemen yang sama yang waktu itu, membuat Lily yakin jika ibunya pasti menghampiri selingkuhannya itu lagi hari.

“Ayo, tunggu apa lagi kita berangkat sekarang,” seru Rara yang langsung beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan mereka di susul oleh Lily dan Nita.

Kali ini Rara yang duduk di kursi kemudi, mereka langsung menuju ketitik yang di tunjukkan alat pelacak tersebut. Begitu mereka sudah sampai ketiganya melihat jika Ibu tiri Lily keluar dari apartemen itu dan masuk ke mobil yang lainnya, tak lama kemudian seorang pria juga masuk ke mobil yang sama dan mereka meninggalkan parkiran apartemen itu.

Tak membuang waktu, Rara langsung mengikuti mereka hingga mereka sampai kesebuah vila yang terlihat sangat mewah dan terdapat banyak penjagaan disana.

“Sebenarnya selingkuhan ibumu itu pekerjaannya apa sih? Bukan mafia kan?” tanya Nita yang mulai takut dengan situasi yang mereka lihat.

“Entahlah, aku juga tak tau.” Lily terus melihat kearah pintu gerbang mencoba menebak apa yang dilakukan ibunya di dalam sana. Mereka menunggu hingga tiga jam, barulah mobil yang sama keluar dari pintu gerbang itu, Rara kembali menancap gasnya mengikuti mereka, ternyata mereka kembali ke Apartemen yang tadi dan terlihat ibu tiri Lily langsung kembali ke mobilnya dan pergi dari sana dan pria itu juga berjalan masuk ke apartemennya.

“Kita sudah mengikuti mereka seharian, tapi kita tak mendapatkan apapun,” ucap Lily kesal.

“Sepertinya bukti ini juga tak cukup,” ucap Nita yang tadi merekam beberapa kejadian .

“Ayahku sangat mencintai ibuku, bukti itu tak akan merubah apapun, malah mungkin akan balik di manfaatkan ibu jika aku menfitnahnya.”

“Ada satu cara,” ucap Rara melihat mereka berdua secara bergantian.

“Apa ?” seru keduanya.

“Pasti ibumu memiliki kunci apartemen pria itu, kita pasang kamera di kamar pria itu dan kita lihat apa yang mereka lakukan.”

“Sepertinya hanya itu ide yang bisa kita coba saat ini.” Lily melihat alat pelacak yang dipasang di mobil ibunya dan ternyata itunya itu kembali ke rumah mereka.

“Bagaimana sekarang?” tanya Rara yang sudah menyalakan mobilnya.

“Kita lanjutkan besok, sekarang kita ke arena balap, aku ingin balapan malam ini, lebih baik kita bersenang-senang dari pada kita memikirkan ibu turiku itu,” ucap Lily dan Rara kembali menancap gasnya menuju ke arena balap yang sering mereka datangi.

Lily kembali saat jam Sembilan malam dan tak melihat mobil ayahnya di garasi. Lily menghampiri satpam yang sedang menutup pintu gerbang, ”Pak apa ayah belum pulang?” tanya Lily.

“Sudah, bapak kembali pergi bersama ibu, baru saja!” jawab satpam membuat Lily langsung berlari masuk dan langsung menghampiri kamar ayahnya. Lily mencari tas yang tadi di pakai ibu tirinya dan ternyata tas itu ada di atas sofa yang ada di ruang ganti, Lily dengan cepat mengambil sebuah kartu yang ia yakin itu adalah kunci apartemen itu. Setelah mendapatkannya Lily langsung keluar dan berlari ke kamarnya, tak lupa ia mengunci pintunya. Lily tak akan membiarkan misinya gagal kali ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!