"Assalamualaikum, pagi Bunda sayang?" ucap Alin memecah keheningan di pagi hari, disaat Bunda sedang menyiapkan sarapan.
"Waalaikumsalam, pagi sayang," jawab Bunda dengan senyum yang hangat.
"Alin !!!!!!! Ayah memanggil dengan nada tinggi.
"Apa sih Yah! pagi-pagi udah teriak-teriak! memang Alin tuli apa? sampe Ayah teriak gitu!"
Ayah : "sudah Ayah bilang, contoh tuh Mba kamu! nilai-nilai nya bagus, dia berprestasi dan pakaian tertutup."
'Ya Allah, Ayah kenapa selalu membandingkan aku dengan mba Nita? aku adalah aku, aku tidak mau dibanding-bandingkan,' ucap Alin dalam hati dan tidak mau membalas perkataan Ayah.
Ayah: coba kamu lihat cara berpakaian mu! Kamu seperti anak lelaki!suka bikin onar! coba kamu pikir hah! sampai kapan kamu mau seperti ini?"
Sakit sekali hati ini, mendengar kata-kata mu Yah, aku ini adalah anakmu kan! kenapa Ayah berlaku seperti ini? gumam Alin dalam hati. Lebih baik aku pergi saja, dari pada mendengar perkataan Ayah yang membuatku sakit. "Bun, Alin berangkat dulu ya! sudah telat, Assalamualaikum Bun!"
"Alin...."
"Alin..."
"Alin..."
Bunda meanggil Alin, "tunggu sebentar sayang, jangan dulu pergi!"
"Nanti lagi ya Bun, Alin dah telat nih!", Alin berkata sambil pergi dan menyeka air matanya yang tak terasa mengalir.
Ya Allah, sabarkanlah putri hamba, lindungilah dia di dalam perjalanannya! Ayah benar-benar sudah keterlaluan! kenapa selalu saja melakukan hal yang sama, membandingkan Alin dengan Nita!gumam Bunda dalam hatinya, sambil melangkah masuk ke dalam rumah.
"Ayah!! gimana sih udah Bunda bilang!!! Ayah ga boleh banding-banding in Alin dan Nita!!! mereka berbeda Yah, tapi mereka tetep anak anak kita!!"ucap Bunda, yang marah dengan sikap Ayah.
"Bun, Ayah kaya gini tu buat kebaikannya! dia harus merubah sikapnya, jangan menjadi biang onar dan membuat banyak keributan."
"Ayah selalu begitu!! padahal Alin sudah berusaha sebaik mungkin, agar Ayah bisa melihat Alin tanpa membandingkan dengan Nita!!" kata Bunda sambil menangis.
"Sudahlah Bun! Ayah sudah beres sarapan! Ayah berangkat dulu ke kantor ya Bun, Assalamualaikum!" ucap Ayah, sambil berjalan menuju mobil.
"Bun ..."
"Bun..."
Rio memanggil Bunda, yang termenung dan memikirkan perdebatan antara Alin dan Ayah.
"Ehhh kamu mas!" jawab Bunda singkat.
"Ada apa sih Bun!! pagi-pagi dah ribut?nah loh pada kemana nih Ayah dan Alin?"
Rio adalah Kaka nya Alin, dia masih kuliah semester akhir dan dia sangat sayang banget sama Alin, bisa dibilang sih posesif super tinggi kalo masalah Alin.
"Ayahmu! baru saja pergi!" dan "Alin pergi sebelum Ayah mu pergi ke kantornya!" jawab Bunda dengan ada sedikit guratan kesedihan di wajahnya.
"Bun, kenapa Bunda sedih?"
"Tadi Ayah mu memarahi Alin lagi! dan membandingkannya dengan Nita!"
"Ya Allah, sampai kapan Ayah akan bersikap seperti ini kepada Alin! kasian sekali Alin Bun?"
"Iya, Bunda juga bingung, sampai kapan Ayah mu akan bersikap seperti ini?"
"Ya sudahlah Bun, Rio pergi dulu ke kampus ya! masalah Alin, nanti biar Rio yang bicara sama Alin."
"Iya, hati hati di jalan nya mas!" kata Bunda dengan lembut.
"Iya Bun, Assalamualaikum!" Rio sambil mencium tangan Bunda dan pergi keluar.
Bunda pun melanjutkan pekerjaan nya sambil memikirkan gimana dengan perasaan Alin karena perkataan ayah nya. Sambil mengingat masa lalu ketika ketiga anak anaknya berkumpul betapa kebahagian yang ga kan muncul lagi.
"Bu ...." kata si mbok yang memanggil
"Oia ada apa mbok"....jawab bunda
"Ini tadi ada surat yang datang dari sekolah non Alin..."
"ohh makasih ya mbok..."
"iya Bu saya lanjut lagi kerjaan saya ya Bu..."
Alin apa lagi yang kamu lakukan sambil menekuk wajahnya dan mata nya berkaca kaca.
________________________________________
Jika ada yang ingin ditanyakan padaku tentang karya dan bisa langsung menghubungi ku via akun Instagram.
Klik search di Instagram dengan nama akun :
@macan_nurul
Sekali lagi terimakasih untuk kalian semua 💋💋 jangan lupa ya komen ya
Syukur deh akhirnya gue sampai di sekolah, gue pikir telat, parkir dulu deh. Sebelum bel berbunyi. Dimana mereka? biasanya udah nongol mereka, mobil nya ada tapi kemana mereka?.
"Alin!!!!!" teriak Lili, sambil memeluk Alin.
"Mmmmm, Lo tuh ga kan berubah ya! pecicilan, hahaha tapi gue tetep sayang Lo ."
"Apa! Lo bilang gue pecicilan, sumpah demi apa coba, gue cantik bak bidadari gini, Lo bilang gue pecicilan?" protes Lili.
"Hahaha, memang cocok kata pecicilan buat Lo Li! lagian pertama ketemu itu ucap salam!" Salma berkata dengan nada menyindir.
"Aduh, ia deh gue salah! maaf Bu Haji (alias Salma yang selalu banyak ceramah ) ga kan lupa lagi deh hahahha." sahut Lili.
"Apaan sih Li! panggil gue Bu haji segala! emang gue udah emak emak?" tukas Salma sambil cemberut.
Hahahaha pecah lah suara tawa alin dan lili melihat sikap cemberutnya Salma.
"Udah ahh, yu masuk kelas tar keburu bel masuk lagi!" sahut Alin sambil jalan dan diikuti ke 2 temannya itu.
Pada saat mereka berjalan, semua mata tertuju pada mereka dan mereka pun sudah terbiasa, dengan tatapan para kaum jombleners di sekolah yang mengagumi kecantikan mereka. Akhirnya mereka bertiga duduk di kursi dalam kelas, Alin duduk dan hanya diam sambil memegang handphone nya.
Lili yang melihat Alin merasa ada yang aneh,
Plak....
Lili menepuk pundak Alin
"Awwww apaan sih Lo Li main pukul pukul gue!" sahut Alin sambil melotot
"Ihh serem banget deh gue, liat mata Mak Lampir Lo keluar hahahhaa," ucap Lili sambil tertawa.
Salma pun langsung menoleh ke arah alin dan akhir nya tertawa lepas hahahhaha
"Buset deh Mak Lampir dah keluar gua ya wkwkwk!" timpal Salma yang mengikuti godaan Lili.
"Gila lu pada! kenapa gue bisa ketemu 2 dedemit disini sih !" sahut Alin melihat Lili dan Salma yang menertawakannya.
Hahahaha pecah lah tawa mereka bertiga, tanpa menghiraukan tatapan temen sekelas nya.
Ding....
Dong....
Ding....
Dong...
Suara bel berbunyi tanda jam pelajaran mau dimulai.
Li...
Li...
Alin memanggil Lili, beberapa kali tapi tidak menyahut.
Li....
"Mmm! apa Lin sahut lili
"Sekarang pelajaran siapa?" tanya Alin
"Pelajaran Bu Bertha!" sambung Lili
"Whatttttttttt !!!!! serius Lo Li.
Sontak semua kelas dibuat kaget ama teriakan Alin.
"Buset deh! kenapa sih Lo Lin? gue kira ada Mak Lampir kepentok tembok! celetuk Adi temen sekelas Alin, sehingga membuat satu kelas tertawa.
"Diem Lo Di! masa gue secantik bidadari gini lu bilang Mak Lampir! Alin marah sambil memonyongkan bibirnya nya.
Lili dan Salma terkekeh sambil liat bibir monyong nya Alin.
"Set dah Lin! lu dah di bilang Mak Lampir sekarang Bimoli (bibir monyong lima senti) Lo hahahaha." celetuk Lili
"Emang kenapa sih Lo Lin, ampe kaget gitu denger nama Bu Bertha!" tanya Salma yang kebingungan.
"Gue lupa bawa buku tugas Bu Bertha!" jawab Alin.
"Waduh! gue lupa ga ngerjain tugas Bu Bertha!" Lili berkata
"Wah gila bakal di hukum nih kita! sama guru super killer tu!" celetuk Alin.
Bu Bertha masuk kelas, tanpa di sadari Alin cs, dan langsung bertanya "apa yang kalian rumpikan! cepat kumpulkan buku tugas kalian!"
"Maaf Bu! saya tidak bawa tugas nya! terserah deh ibu mo gimana!" ucap Alin pasrah.
Bu Bertha berkata dengan nada tinggi, "duh duh ya 3bocah biang onar!!! kalian tuh ga da kapok kapok nya ya!! di hukum tiap hari ! ok kalo gitu, karena kalian menantang Ibu!! kalian Ibu hukum bersihin toilet sampe jam pulang!"
"Siap Bu laksanakan!" Alin dan kawan kawan pergi menuju toilet .
Di dalam toilet.
"Lin!! Salma memanggil , "Lo kenapa sih? dari pagi kaya ada yg beda?"
"Ga da pa pa ko Sal!" kata Alin.
"Lin Lo anggap kita sahabat kan!! kita bukan baru ketemu kemaren, kita dah sobatan 5 tahun lebih!!" sambung Lili.
"Oke deh! tar pulang sekolah kita nongkrong di tempat biasa! tar gue cerita deh sama Lo!" sahut Alin.
Ding.....
Dong....
Ding....
Dong...
Bel pulang berbunyi
"Hai para bidadari!" sahut Doni memanggil Alin dan kawan kawan.
"Apaan sih Lo Don!" sahut Lili dengan ketus.
"Gue ga butuh sama Lo Li! gue mo ngobrol sam Alin!" jawab Doni cuek.
"Emang Lo mau ngomong apa Don sama Alin?" tanya Salma
"Apaan sih Lo Li, Sal ! gue ga butuh sama Lo pada!" jawab Doni
"Ceeeh pergi Lo sana Don! kita mau pergi minggir!!" Lili berkata
"Kenapa Don Lo mau ngobrol sama gue?" tanya Alin
"Gini loh bidadariku sayang! mau ga Lo ikut geu nonton?" tanya Doni.
"Sorry ya Don! gue g da nafsu tuh buat nonton sama Lo dah! ahhh minggir Lo gue mo balik." sambil membulatkan matanya.
"Duh serem amat sih Lin!! mata lu ke gue!! Oke oke gue ngalah deh, tapi nanti Lo mau kan kalo gue ajak liat pertandingan karate antar sekolah" ucap Doni seraya ingin mendengar jawaban iya.
"Oke liat nanti!" jawab Alin sambil masuk mobil
Dan akhirnya ke tiga mobil mewah melesat keluar dari parkiran sekolah.
*****
Alin Cs, sampai di lokasi yang di tuju, tempat tongkrongan yanhlg biasa mereka datangi. Sebuah cafe yang sedang tidak terlalu banyak pelanggan ya, sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk bercerita sepuasnya.
"Lin?" Salma
"Mmm...." jawab Alin
"Gimana! cerita dong gue tau Lo, kalo lagi ada masalah?" ucap Salma dengan rasa penasarannya.
"Iya Lin, cerita dong ke kita?" timpal Lili
"Siang mba mba cantik!" kata si emba sambil membawa menu di tangan dan siap siap tuk mencatat pesanan
"Oke kita pesen kaya biasa aja ya mba! hehe udah tau kan?" jawab Salma ke si mba.
"Siap non Salma! ditunggu ya?"
Karena keseringan mereka nongkrong tu di cafe jadi si emba tau menu paporit mereka .
"Oke deh gue cerita nih, tadi pagi gue debat sama Ayah! Gue selalu bandingin sama Mba Nita, gue dah muak dengernya! apa emang bener gue bukan anak Ayah sama Bunda? kenapa gue slalu salah di depan Ayah? apa Ayah masih menyalahkan gue atas kecelakaan itu!" Tak terasa air mata Alin keluar . "Apa emang semuanya salah gue?apa sebaiknya gue aja yang pergi!"
"Hus, jangan ngomong gitu Lin! semuanya bukan salah Lo, Lo yang sabar ya! inget Bunda Lin dan mas Rio mereka sayang Lo, dan Lo tau sendiri posesifnya mas Lo! ke Lo kalo lagi kumat!" hahahaha kata Salma.
"Iya bener Lin, gue aja sampai geleng geleng kepala deh, kalo bisa ampe angkat bendera putih! liat kelakuan mas Lo yang kelewat posesif kalo lagi kumat wkwkwk." Sambung Lili sambil tertawa.
"Udah jangan nangis! sini gue peluk Lo!" ucap Salma.
Dan akhirnya mereka berpelukan, sambil bercucuran air mata karena baik Salma atau Lili, tidak bisa melihat sobat nya sedih sendiri . Sampai sampai orang yang ada di cafe ngeliatin mereka keheranan. Dan akhirnya pesanan mereka pun sudah sampai.
"Makasih ya Mbak!' ucap Alin dengan sopan dan lembut.
"Iya sama sama mba Alin!" kata si Mbak, "selamat menikmati!" sambil tersenyum ramah.
Dan akhirnya mereka menyantap makanan yang mereka pesan. Setelah semua yang terjadi suasana hati mereka bertiga kembali normal. Ahh kalau sudah curhat sama mereka berdua, hatiku rasanya plong deh, gumam Alin dalam hatinya.
"Haiii gaes!" Lili memanggil kedua temannya.
"Mmmmm..." sahut Alin dan Salma berbarengan.
"Udah kita makan, jalan yuk! kemana gitu tapi kita jalan kaki aja! mobil kita tinggal dulu, tar kita balik lagi ambil mobil! di blok sana ada yang mau gue beli?" kata lili
"Ok..." ucap Alin dan Salma. Langsung melangkah keluar cafe.
*****
Selang beberapa saat mereka berjalan, ada segerombolan preman kampung yang menggoda Lili, salah satu preman memengang salah satu bagian tubuh Salma. Hal itu membuat Alin naik pitam, meski mereka menggunakan hijab, tapi pakaian mereka masih memperlihatkan keindahan tubuh mereka, sehingga para preman menggoda mereka.
"Hai maksud Lo apa!!! pegang-pegang badan cewe!!! Lo mau mati apa??" ucap Alin dengan nada marah.
"Hai gadis cantik! jangan galak galak! nanti ga laku loh!" jawab salah satu preman.
"Dasar bajingan Lo bilang apa? cepet Lo minta maaf sama temen temen gue!! kalo ga tangan Lo gue patahin!! biar Lo ga sembarang pegang-pegang cewek!!!" ucap Alin semakin kesal.
Tak jauh dari keributan tersebut, ada 3 orang cowok duduk sambil ngobrol, bercanda, ketiga cowok tersebut banyak diliatin cewek-cewek, yang terpesona dengan ketampanan mereka bertiga.
Ada gadis yang mendekati mereka, "hallo Malik!" sapaan gadis itu ke salah satu cowok yang sedang duduk santai .
"Ohh Lo Nadia! ada apa ya? jawab Malik
"Mmm ga da pa pa! gue cuma lewat dan nyapa Lo! emang masalah?" jawab Nadia.
"Ga sih, ga masalah!' jawab Malik.
"Ya udah deh gue pergi aja! gue sepet liat muka Lo yang jutek gitu!" Nadia sambil pergi meninggalkan meja mereka.
"Huuuu, siapa suruh Lo nyapa gue! malahan gue sepet liat muka Lo!!!" gumam Malik yang kesal. Dan membuat Rio dan Leo ketawa terbahak bahak.
"Kenapa sih Lo lik? haha kalo setiap ketemu Nadia, rekasi Lo suka berlebihan?" hahaha tanya Rio.
"Au ah elap!!" jawab Malik.
"Hahahaha, Lo kaga bisa lupain yang dah dilakuin Nadia, Lo udah di dua in sama Nadia!!" wkwkwk balas Leo.
"Sial Lo! inget in lagi gue masalah itu!" jawab Malik
Dan akhirnya mereka tertawa sama sama
Dan akhirnya mereka mendengar kegaduhan, yang dimana disana ada Alin dan kawan kawan yang sedang berdebat dengan preman
Malik pun memalingkan wajah nya, "buset dah, Leo liat tuh tiga bocah di sebrang".
"Mmm, apa sih tiga bocah! di mana?" jawab Leo.
"Itu di sebrang! tu tiga bocah di kelikingin para preman!" kata Malik, "salah satu nya yang nabrak mobil Lo, terus dia marah marah kaya mak Lampir!" hahahha Malik berkata sambil tertawa.
"Mana Lik!!" kata Leo sambil mencari-cari.
"Tuh di sebrang!" jawab Malik sambil menunjukkan ke arah Alin dan kawan-kawan.
Rio yang penasaran dengan yang di katakan Malik, langsung menengok mencari tahu siapa yang dimaksud Malik. Rio kaget liat Alin di tengah tengah para preman, sikap Alin lebih garang dari preman yang mengelilinginya. Rio bergumam sambil senyum-senyum
'mampus loh! mereka cari gara-gara sama Mak Lampir yang lagi ngamuk.'
Malik yang melihat Rio senyum-senyum, bingung dan berkata, "nape Lo Rio senyum-senyum sendiri? lebih baik Lo-lo pada bantu tuh tiga bocah di sana, buat apa Lo pada punya sabuk hitam!" unjar Malik.
"Hmmm, ga usah kuatir tiga bocah itu, malahan yang harus di kuatirin adalah para preman nya!" hahahha Rio berkata dan tertawa lepas.
"Kampret Lo!! Lo ga liat tuh tiga bocah di kelililingi para preman.!" kata Malik.
"Lo liat aja nanti! gue mo nonton lebih deket ahh." Rio berjalan menuju ke arah Alim dan kawan-kawan, "ayo mau ikut ga kalian!" Akhirnya Malik dan Leo pun mengikuti Rio.
"Cepet Lo minta maaf!!! apa gue patahin tangan Lo!!" Alin sambil marah sepertinya, sudah tidak bisa menahan lagi emosinya.
"Lin ... Lin, tenang Lin!" ucap Salma dengan nada lembut.
"Apa Lo bilang Saya! Lo bilang gue suruh tenang! Lo pikir para bang**t ini pantes buat di lepasin!!' nada Alin masih marah.
"Bener Lo Lin, bang**t kaya mereka pantes dihajar!!" sambung Lili.
"Li Lo gimana sih, malah manasin Alin!" kata Salma.
"Tau ahh pokonya gue dukung Alin! ayo Lin kita hajar mereka semua!!".
"Hahaha gadis cantik jangan banyak ba**t Lo pada! Lo pikir bocah kaya kalian bisa lawan kita hah!!" kata salah satu preman.
"Sumpah ya gue dah ga tahan!!"kata Lili sambil memukul salah satu preman.
'Lili ... Lili!!" teriak Salma, karena Salma g mau terjadi perkelahian yang akan merugikan sobat nya.
"Au ahh pokok nya gue hajar kalian semua!!" sambung Alin.
"Alin ... Lili Lo pada gila ya! ahhhhhh gila Lo berdua!" teriak Salma .
Dan akhir nya terjadilah perkelahian,
bak...
bik...
buk...
para preman pada jatuh.
"Buset deh tuh bocah hebat juga, bisa ngelawan para preman." kata Malik
Dan Rio senyum senyum, "Rio kenapa Lo?".kata Malik.
"Ga pa pa hahahha..."
Leo terpesona yang melihat Alin begitu sangar gumam Leo dalam hatinya, 'gile tu bocah bisa bela diri juga' sambil senyum.
Ada salah satu preman yang mau memukul Alin dari belakang, dengan seketika Salma menendang nya dengan keras dan berkata, "hai Lo! pikir Lo hebat bisa nyerang lawan dari belakang hah!! jangan harap Lo bisa lukain sobat gue!!" Akhirnya Salma pun ikut bergabung tuk berkelahi.
Dan akhirnya para preman pun kalah, namun Alin masih kalap dan tidak berhenti memukul lawan yang sudah kelelahan karena di pukul Alin.
"Lin udah Lin, cukup nanti dia bisa mati!" kata Salma.
"Iya Lin, udah dia udah ga berdaya!" timpal Lili.
"Ga kan gue lepas ni orang! yang udah songong pegang pegang badan Lo Sal!" kata Alin.
Rio melihat adik nya yang kalap, ga bisa nahan emosinya, langsung teriak "Alinnnnnnnnn!!!"
Sontak Salma dan Lili mecari orang yg sedang teriak, karena mereka hapal suara itu adalah suara Mas Rio Kaka nya alin.
"Gawat deh Li," kata salam itu Mas Rio dia kemari.
"Buset deh, Alin berhenti Alin," kata Lili.
"Diem Lo Sal, Li gue belum beres hajar orang songong ini!!!" kata Alin.
"Alin berhenti ga!!!" nada Rio yang meninggi.
"Siapa Lo yang nyuruh gue berhenti!! Lo mau gua hajar hah!!" Alin berkata sambil marah dan ga tau itu adalah mas Rio kakanya sendiri.
Malik dan Leo pun kaget denger nada bicara Rio yang tinggi gitu, masalah nya mereka ga pernah liat Rio marah.
"Rosalina Sanjaya!!" teriak Rio.
Alin tersentak karena ada yang menyebut nama lengkapnya, dan langsung melihat ke arah belakang, tetapi emosi Alin masih tinggi dan tidak bisa di tahan lagi.
Dan akhirnya Rio menarik tangan Alin dengan sekuat tenaga, Alin hendak memukul Rio, dan Rio menangkisnya, terjadi perkelahian kecil diantara Kaka adik tersebut.
"Duh Li gimana nih ko mereka jadi berkelahi ya?" kata Salma.
"Iya nih gue ga ngerti harus gimana? tuh liat tangan Alin dah berdarah kasian!"timpal Lili.
"Alin!! Mas Rio hentikan!?" teriak Salma dan berkata "Mas Rio ga liat tangan Alin sudah luka!!"
Rio tersadar dengan kata kata Salma. Karena Alin ga bisa tenang, dan ingin terus berantem akhirnya Rio memeluk Alin dengan erat. Sehingga Alin berhenti melawan sambil berkata, "cukup Lin cukup! Mas ga tega liat kamu kaya gini, cukup ya adik Mas yang cantik!" Akhirnya Alin pun tenang dan para preman semuanya dah kabur.
*****
Akhirnya mereka menuju tempat yang tenang dan tidak diganggu oleh banyak orang. Ketiga gadis itu duduk diam karena mereka tau pasti dimarahi oleh Mas Rio. Rio menghampiri mereka dan memberikan air minum sambil berkata "nih minum biar pada adem!"
Setelah Alin dan kawan-kawan minum dan tenang, "Mas akan bertanya dengan kalian! apa sebenarnya yang terjadi?" Disaat yang sama Malik dan leo bertanya ke Rio karena keheranan.
"Bro, sebenernya Lo kenal sama tiga bocah tu?" tanya Malik.
"Huuh gue kenal banget apalagi tuh bocah sangat berjilbab hitam!" jawab Rio.
"Emang sapa tu bocah?" tanya Malik.
'Dia adek kesayangan gue satu-satu nya!" jawab Rio.
"Whatttttttttt ???" Malik kaget.
"Apaan sih Lo Lik? jangan lebay deh ahh!"
"Hahaha gue ga nyangka, adik Lo mirip banget kaya Mak Lampir!" ucap Malik sambil tertawa.
"Sifat dia emang kaya gitu, meski dia tomboi dan kata katanya seenak jidat, tapi dia bisa jaga diri nya sendiri." Jawab Rio
"Gaes balik yu ngapain kita disini!!" kata Alin.
"Mmmm, tapi Lin itu gimana bilang sama Mas Rio?" tanya Salma.
"Biar aja lah, balik yu gue cape pingin tidur!"Dan Alin pun berdiri bergegas mau pergi, tapi Rio memanggil.
"Lin tunggu Mas butuh penjelasan?" kata Rio.
"Nanti aja lah Mas, Alin dah cape pingin istirahat!" kata Alin.
"Tunggu duduk dulu bentar!!" sambil membawa kotak obat dan membersihkan luka di tangan adik nya itu.
"Oke kalo Alin belum mau cerita sama Mas nanti di rumah alin cerita ya!" kata Rio.
"Iya Mas nanti Alin cerita!" jawab Alin.
"Ya dah kita pulang dulu ya Mas semuanya!" kata Salma.
"Tunggu Sal!!" kata Rio "kamu pulang nya dianter aja ya, biar temen mas yang anter kalian bawa mobil kan?"
"Ga usah Mas, kita masih bisa bawa mobil ko!ga usah kuatir!" jawab Salma.
"Mas lebih baik, Mas Rio anter Salma pulang gih Alin bisa pulang sendiri kok! Kasian Salma nanti dimarahin sama Mami nya soalnya telat pulang nya."
"Ya dah gini aja Mas antar Salma pulang. Malik Lo anter Lili pulang ya, dan Lo Leo gua minta tolong anter adek gue ya ke rumah gue!" kata Rio.
"Siap bro..."kata malik.
"Oke deh..." sahut Leo.
"Awas Lo jangan macem macem sama anak gadis orang!!" ucap Rio ke Malik dan Lebih.
"Mas aku ga usah di anter segala deh, aku masih bisa bawa mobil sendiri!!" ucap ketus Alin
"Diem nurut aja kali ini sama Mas mu kalo bantah mas hukum kamu tau ga!!" ucao Rio dengan nada tinggi.
"Ceeeh terserah Lo deh mas cape aku!" timpal Alin .
Akhir nya mereka berpisah dengan tujuan masing masing .
terimakasih karena sudah membaca novelku 😊
ditunggu komen dan like nya ya jangan lupa vote ya 😉
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!