.
.
“Laura kenapa?”
Angel yang melihat Laura hanya diam tidak seperti biasanya akhirnya bertanya. Laura tersenyum kecil, kemudian menggeleng pelan, “aku gak apa kok, biasa aja” ucap Laura.
Angel mengerti jika sepertinya Laura belum ingin mengatakan masalahnya dengan siapapun, dia adalah gadis baik yang suka memendam perasaannya sendiri. Padahal Laura selalu ada saat Angel kesusahan, tapi saat situasinya berbalik, malah Laura tidak mau cerita.
Namun, Angel juga tidak ingin memaksa Laura, mungkin Laura hanya membutuhkan waktu. Jika dia siap, dia akan bercerita dengan sendirinya.
Angel menepuk bahu Laura, “aku tahu kamu ada masalah, jika kamu sudah siap untuk bercerita, aku akan selalu siap untuk mendengarkan dan membantumu, okay?”
Laura tersenyum, kemudian memeluk Angel.
“Terimakasih Angel, aku mungkin hanya butuh waktu saja.”
Angel mengangguk kecil, “tidak apa, aku mengerti.”
Setelah itu Laura siap-siap untuk pergi, “aku pergi dulu ya, ingin menenangkan diri” bisik Laura, Angel mengangguk mengerti.
“Teman-teman, aku pergi dulu ya!” ucap Laura pada yang lain.
“Mau pergi kemana? Mau ku anter gak?” tanya Devon.
Laura menggeleng pelan, “gak usah, nanti ngrepotin, aku naik taxi aja” ucap Laura.
Devon berdiri, “gak gak, cewek cantik ga boleh pergi sendirian.”
Laura menghela nafas pelan lalu tersenyum kecil, “baiklah, antarkan aku pulang saja ke apartemen” ucap Laura.
Mereka pun turun dari lantai dua cafe.
Baru saja Devon sampai pada mobil ferrari merahnya, mereka berdua bertemu dengan ayah Devon, yaitu Kaisar.
“Hei, kalian ternyata ada disini” ucap Kaisar.
“Papa, kok ada disini sih? Kalo aku sih nongkrong seperti biasa” tanya Devon.
“Papa ada perlu dengan papanya Roi, Hai Laura, kamu makin cantik aja” ucap Kaisar.
Laura tersenyum kecil lalu bertanya, “Om kapan datengnya?”
“Kemarin baru dateng sih, baru tahu jika kalian pergi ke Maldives,” ucap Kaisar.
“Aku sih gak ikut Om, soalnya ada masalah,” sahut Laura.
“Kok kamu gak bilang kalo ada masalah? Malah diem aja” ucap Devon.
“Ya maaf, aku tipe yang suka menyendiri saat ada masalah, baru jika sudah lebih baik, aku bercerita” kata Laura.
“Kamu tidak bisa memaksanya Devon, Laura mau pulang kan? kebetulan Om sedang senggang, aku antar saja ya? Devon disini saja main dengan yang lain, atau coba bawa mereka ke pantai atau ke puncak, dari pada tidak ada kerjaan, kan Angel juga sedang hamil, lebih baik pergi ke tempat yang nyaman” ucap Kaisar.
“Baik pa, aku tanyain ke mereka deh.”
Laura pun akhirnya pergi dengan mobil BMW hitam milik Kaisar.
Sedangkan Devon hanya menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
Sementara itu, Laura dan Kaisar hanya diam untuk beberapa saat, sampai kemudian Kaisar mencoba untuk mencairkan suasana.
“Sebenarnya aku sudah tahu semuanya, kamu ada masalah dengan Niko kan? kalian putus?” tanya Kaisar.
Laura tersenyum kecut, Kaisar benar. Laura memiliki kekasih bernama Niko, meski Laura masih berusia 18 tahunan, namun dia berkencan dengan Niko yang sudah berusia hampir tiga puluhan tahun.
Laura dan Niko memang putus, karena ternyata Niko dipaksa menikah dengan pilihan orangtuanya. Wanita itu adalah seorang aktris terkenal di Korea sana, jadi Laura memilih untuk mundur, dia tahu dia tidak ada apa-apanya dibanding wanita itu.
Keluarga Niko adalah salah satu keluarga konglomerat paling berpengaruh, tentu saja dengan siapa Niko menikah itu sangat penting, tidak bisa sembarangan, sementara Laura hanyalah gadis biasa yang orangtuanya bercerai, keluarganya sudah hancur.
Laura pikir, dia bisa mendapat kesempatan karena Niko menerimanya apa adanya. Tapi ternyata dia memilih untuk menuruti perintah orangtua. Niko memang baik, malah kelewat baik. Mungkin itu yang terbaik untuk Niko, Laura bisa menerimanya, tapi bukan berarti Laura tidak merasa sedih.
Setelah tidak ada kedua orangtua yang bisa mengayominya, kini kekasihnya pun pergi.
“Sudahlah, kamu sangat cantik dan seksi, pria manapun pasti akan bertekuk lutut di hadapanmu,” ucap Kaisar.
Laura terkekeh mendengarnya, membuat Kaisar bingung, apa yang lucu dari ucapannya?
“Kenapa kamu tertawa?” tanya Kaisar.
“Karena itu lucu sekali, pria manapun akan bertekuk lutut dihadapanku, apakah Om Kaisar juga begitu?” tanya Laura.
“Laura, aku ini sudah tua, umurku sudah 40 tahunan, tidak cocok dengan gadis belia sepertimu! Paling tua umur 30 tahunan saja lah, jangan aku.”
“Kalau begitu biarkan aku bersedih, Om!”
Kaisar kembali terdiam.
Laura yang bersedih membuat Kaisar tidak tenang dan merasa sedih juga, seakan dialah yang membuat Laura seperti itu.
Kaisar sendiri adalah seorang duda yang tampan dan masih terlihat muda, istrinya telah meninggal beberapa tahun yang lalu, dia memiliki dua putra kembar yang bahkan usianya lebih tua dari Laura.
Yaitu David dan Devon, usia mereka 21 tahun. Dulu Kaisar menikahi istrinya, Lisa, diusia yang masih sangat muda. Dia tidak menyangka akan ditinggal istrinya terlebih dahulu.
“Sudah sampai” ucap Kaisar, ketika mobilnya sudah sampai di gedung apartemen yang Laura tinggali.
“Om tidak mau mengantarku sampai apartemenku?” tanya Laura.
“Baiklah, akan ku antar, apakah tidak ada siapapun di apartemenmu?” tanya Kaisar.
Laura menggeleng, “tidak ada, kemarin mamaku datang, tapi sekarang sudah kembali ke Melbourne.”
“Kalau begitu, kamu sementara tinggal di tempatku saja, aku akan memasakkanmu makanan yang paling lezat, jadi kamu tidak sedih lagi, okay?”
Laura mengangguk pelan, lalu tersenyum kecil, “baiklah, terserah Om saja.”
Kaisar kembali melajukan mobilnya, menuju salah satu gedung apartemen dengan pemandangan pantai dan laut. Itu adalah salah satu apartemen mewah milik Kaisar yang baru dia beli sebagai investasi saja. namun, karena apartemen itu nyaman, jadi Kaisar memilih untuk meninggalinya kadang jika dia ada di Indonesia.
“Kita main dulu ke tepi pantai ya Om!” pinta Laura.
“Oke, ayo!”
Laura menarik lengan Kaisar menuju pantai, mereka hanya berjalan-jalan saja disana, sampai bertemu stan ice krim, kemudian membelinya, lalu duduk sebentar di pantai.
“Om, tidak mau menikah lagi?” tanya Laura.
Kaisar menoleh pada Laura, tapi tidak menjawab sama sekali, jadi Laura melanjutkan.
“Apa om belum move on sejak istri om meninggal? Apa om segitu cintanya pada istri om?” tanya Laura.
Kaisar mengangguk, “Iya, aku sangat mencintainya, aku juga tidak bisa mengganti Lisa dengan siapapun, tapi – bukan berarti aku tidak mau menikah lagi, jika ada yang cocok ya aku akan menikah.”
“Lalu bagaimana jika Om sedang ingin bercinta dengan seseorang? Apa om menyewa wanita?”
Kaisar tertawa mendengar pertanyaan dari Laura, “kenapa pertanyaanmu seperti itu, hey!” Kaisar menyentil dahi Laura.
Laura mengusap dahinya dengan raut kesal, “tapi aku penasaran, ya aku tanya aja lah! Atau om suka main sendiri?”
“Hey, kalo ada yang denger gimana? Aku menyibukkan diri dengan pekerjaanku, bahkan sejak istriku meninggal, aku belum pernah bernafsu sama sekali, tidak pernah terpikir olehku – Laura?” Kaisar menghentikan ucapannya saat Laura tiba-tiba mengulurkan tangannya, meraba paha Kaisar, sambil menatap Kaisar dengan tatapan polos, sementara dia menjilati ice cream dengan gerakan yang membuat Kaisar mengelus dadanya.
“Kau sengaja memancingku atau bagaimana?”
“Om tidak ingat ya? Dulu aku sebelum berkencan dengan kak Niko, aku kan menggoda om, dan itu, sebenarnya aku serius lho” ucap Laura.
Tentu saja Kaisar mengingatnya, saat itu Laura berusia 16 tahunan, bagaimana bisa Kaisar menganggapnya dengan serius? Meski waktu itu Kaisar cukup tergoda, tapi dia tidak segila itu untuk menganggap serius anak dibawah umur.
“Apa kau mau ku beritahu sebuah rahasia?” tanya Kaisar, sambil menggenggam tangan Laura yang nakal berada di pahanya, lalu mengecup tangan itu.
“Apa om?”
“Saat itu aku sungguhan tergoda olehmu, tapi diam saja karena tahu kamu masih kecil, hati kecilku tidak terima aku tergoda dengan bocah umur 16 tahunan.”
“Tapi aku sekarang 18 tahun, om!”
“Iya iya, tapi orang-orang akan tetap berpikir Om ini pedofil, tahu!”
Laura menarik tangannya dari Kaisar lalu berdecak malas, dia pun menghabiskan ice creamnya.
Setelah habis, baru dia berkata lagi, “kenapa om harus memedulikan ucapan orang-orang? Angel dan kak Dexter saja menutup telinga akan hujatan orang, dan sekarang mereka terlihat bahagia, kak Darren dan Airi juga begitu, tapi Om malah –”
“Laura, kamu itu lebih muda dari kedua putraku.”
Angel adalah sahabat Laura, dia berkencan dengan pria yang lebih tua darinya. Angel seumuran dengan Laura, dan Dexter ini berumur sekitar 35 tahunan. Sementara Darren adalah saudara kembar Dexter, berkencan dengan Airi yang teman Laura juga.
Tapi mereka masih mending jaraknya tidak sebanyak itu, sedangkan Laura, sedang menggoda om om umur 40 tahunan.
“Lalu kenapa? Aku menyukai Om!”
“Shhh, pelankan suaramu, ayo kita kembali ke apartemen, apa kamu tidak lapar?”
Laura mengangguk, “aku lapar.”
.
.
“Aaahh, Om! Lebih cepattt aahh!”
Entah apa yang terjadi, Laura tidak terlalu ingat.
Awalnya dia dan Om Kai hanya makan malam, kemudian Laura pergi untuk mandi di salah satu kamar yang ada di villa tersebut.
Yah... mungkin memang Laura yang nakal, dia hanya mengenakan bathrobe saat itu, dengan rambut setengah basah, dia sengaja keluar dari kamar lalu menemui Kaisar yang sedang sibuk dengan laptopnya.
Kaisar yang sudah lama tidak mendapatkan kehangatan seorang wanita setelah istrinya meninggal, dan hanya menyibukkan diri dengan pekerjaan, akhirnya mudah sekali tergoda dengan Laura.
Kaisar menarik Laura ke atas sofa, mengajaknya bercumbu.
Setelah lama bercumbu, saling ******* bibir satu sama lain dengan agresif, Kaisar yang sudah tidak sabar, melepas bathrobe yang Laura kenakan. Saat itu Laura tidak memakai apapun lagi dibalik bathrobenya, jadi Laura yang tidak tertutup sehelai benangpun membuat Kaisar menjadi gila.
Kaisar sudah berumur 40 tahunan, dulu dia menikah muda dengan istrinya, memiliki anak kembar bernama David dan Devon, yang bahkan umurnya lebih tua dari Laura sendiri.
Laura masih 18 tahun saat ini.
Laura merupakan putri dari seorang kerabat, Kaisar mengenal ibu Laura, bahkan dulu Kaisar pergi ke rumah sakit di Melbourne untuk melihat kelahiran Laura.
Laura bayi yang sangat cantik, membawa kebahagiaan bagi orangtuanya. Yah, walaupun kebahagiaan itu tidak bertahan lama juga.
Kaisar tidak menyangka, jika bayi yang dulu dia kunjungi, sekarang berada dibawah tubuhnya, mendesahkan namanya.
Setelah kematian istrinya, Lisa, Kaisar tidak yakin akan mencari kekasih lain. Lagipula, tidak ada wanita yang mampu membangkitkan gairahnya.
Namun, Laura berbeda, hanya dengan memandanginya saja, dia sudah tergila-gila.
Kaisar memasukkan dada besar Laura ke dalam mulutnya, membelai puncak dada itu dengan lidahnya, menyesapnya dan memainkannya, membuat gadis berusia 18 tahun itu menggerang dan mendesah karena merasakan kenikmatan.
Setelah puas dengan dada Laura, Kaisar menjauhkan kepalanya dari Laura. Saat itu Laura yang juga sudah tidak sabar membuka kancing kemeja yang Kaisar kenakan.
Laura sangat menyukai Kaisar.
Saat itu dia berumur 16 tahun, dia patah hati karena Fano, teman kecil yang dia sukai lebih memilih perempuan lain, yaitu Lily. Kemudian Laura melihat sosok Kaisar, dia langsung jatuh hati.
Meski umur Kaisar semakin bertambah, wajah dan tubuhnya tetap terlihat muda. Orang-orang bahkan banyak yang mengira Kaisar masih dua puluh atau tiga puluh tahun. Jika tidak tahu bahwa Kaisar memiliki putra yang sudah berumur 20 tahunan.
SRET
Laura membantu Kaisar melepaskan seluruh pakaian dari tubuhnya hingga tidak menyisakan satu helai pun, setelah itu Laura menarik tengkuk Kaisar untuk kembali bercumbu dengannya.
Dulu, Kaisar menolak Laura karena masih berumur 16 tahun, Laura tahu Kaisar hanya menahan dirinya.
Jadi, kemudian Laura menerima Niko menjadi kekasihnya. Niko juga merupakan pria dewasa, tapi jauh lebih muda dari Kaisar. Laura pikir dia akan menikah dengan Niko. Laura memberikan tubuh dan cintanya pada pria baik itu.
Namun, Niko terlalu baik, sampai dia menerima perjodohan demi keluarganya.
Itu sangat memuakkan.
Kemudian, sekarang setelah Laura bertemu Kaisar kembali, cinta itu kembali muncul dan menjadi lebih gila dari sebelumnya.
Laura tidak ingin Kaisar berhenti, Laura ingin Kaisar terus menyentuhnya, dengan bibir seksinya, dengan tangan besarnya... Laura ingin dibelai dan disayangi.
“AAHH! OM!”
Laura melepaskan desahannya, tidak peduli dengan apapun, saat Kaisar menundukkan kepalanya untuk menciumi kewanitaannya dibawah sana, membelai dengan lidahnya yang basah.
Laura menjadi semakin gila, dia tidak ingin Kaisar berhenti.
“OM, cepat sentuh aku, masukkan milikmu...”
“Ssshh, ucapanmu terlalu kasar, Laura.”
“Aku tidak peduli Om, aku mau Om masuk ke dalam tubuhku... menghentakkan tubuhku dibawahmu, cepat Om...”
Kaisar mengecup bibir Laura, “kamu nakal sekali, bagaimana bisa kamu menjadi senakal ini? Heum?”
“Ini karena Om sangat seksi, aku tidak tahan! Cepat masukkan Om – AKH! Aahh pelan-pelan Om... iyaaahh!”
Kaisar akhirnya memasukkan miliknya yang sudah menjadi besar dan tegak.
Kaisar pikir, Laura mungkin sudah sering melakukan sesuatu dengan Niko, tapi ternyata masih sangat sempit, membuat miliknya terjepit, namun dia merasakan kenikmatan.
“Aah, kamu sempiiitt....”
“Pelan-pelan Om, sakiitt!”
Kaisar kembali menyambar bibir Laura, ********** dengan tidak sabaran seolah tidak ada hari esok.
Kaisar benar-benar merasa sudah gila saat itu, dia tidak bisa berhenti bergerak memainkan tubuh indah Laura, merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
Masalah dosa dan lainnya bisa dipikir belakangan, Kaisar sudah mabuk oleh cinta dan nafsu.
Malam itu mereka terus bergerak, melakukannya di ruang tengah, di dalam kamar, lalu di balkon kamar, kemudian kembali ke kamar.
Keduanya belum merasa puas, terus saja menuruti nafsu mereka, untuk saling menyentuh dan berbagi kehangatan.
“Om... aku mencintaimu, jadilah milikku!”
“Tapi...”
“Jangan banyak berpikir, persetan dengan jarak usia kita, aku mencintaimu! Kaisar!”
“Laura, kamu tidak akan menyesal, sayang?”
Laura menggeleng, “tidak, aku tidak akan menyesal, sayang... Kaisar, jadilah milikku seutuhnya!”
Kaisar tercekat melihat mata Laura yang bersungguh-sungguh.
Kai merasa dejavu.
Dulu, Lisa, istri yang sudah meninggal juga seperti itu, dia mengejar cinta Kai hingga Kai menyerahkan dirinya sepenuhnya.
Kenapa Kai bisa melihat diri Lisa di dalam Laura?
“Baiklah, Laura, aku akan menjadi milikmu...”
Laura tersenyum lebar, “akhirnya... kamu menyerah juga, Kaisar.”
Kaisar menyatukan bibir mereka, kali ini mencium dengan sepenuh hati, dengan lembut dan tulus.
Akhirnya Kaisar menjadi milik Laura seutuhnya.
Laura hanya tidak tahu, jika tantangan yang dia hadapi akan jauh lebih berat setelah ini, karena bagaimana pun juga, kaisar masih memiliki dua putra, yang bahkan lebih tua dari Laura sendiri.
Pagi harinya hingga siang hari Laura tidak bisa bergerak, dia hanya tiduran di ranjang. Kaisar menyiapkan makan pagi sekaligus makan siang untuk Laura.
Kemudian anak kembar Kaisar datang, yaitu David dan Devon, bersama sepupu mereka, Jaden.
“Laura masih ada disini?” tanya David, setelah melihat Laura duduk memakai kemeja kebesaran Kaisar yang malah membuatnya terlihat sangat menggoda.
Mungkin Laura tidak malu saat menggoda Kaisar, tapi dia jadi malu jika dihadapan orang lain, terutama pada David, Devon dan Jaden, ketiganya sudah cukup akrab dengan Laura, namun hanya akrab sebatas teman saja, tidak lebih dari itu.
“Dari pada di apartemennya sendirian, dia kan habis putus cinta, bahaya sekali jika sendirian kan?”
Devon menoleh pada Laura lagi, “kamu putus sama kak Niko? Serius?” tanya Devon.
Entah kenapa, nada bicara Devon seperti dia sangat bersemangat, membuat Laura merasa makin canggung saja.
“Iy-iya... begitulah, keluarganya tidak merestui ku” ucap Laura.
Devon pun duduk di sebelah Laura, “tidak apa Laura, masih banyak laki-laki lain, kita bisa main agar kau terhibur, mau main kemana?” tanya Devon.
Laura menggeleng pelan, “aku tidak enak badan, tidak bisa pergi kemanapun.”
“Tidak masalah, kita bisa nonton film disini aja atau main game” ucap Jaden.
“Kamu masih punya anak-istri, bro!” sahut David pada Jaden.
Jaden ini seumuran dengan David dan Devon, masih 21 tahun, tapi Jaden sudah menikah di usia 18 tahun karena dia pria baik-baik, sudah memiliki dua anak kembar laki-laki dan perempuan juga.
“Mereka menginap di rumah kakeknya, aku ditinggal sendirian, itulah kenapa aku ikut kalian” ucap Jaden.
“Ya udah kita main aja.”
“Kebetulan aku akan ada acara di sore dan malam hari, semoga bisa pulang cepat, titip Laura ya, jaga dia dengan baik” ucap Kaisar.
“Oke, Pa!” sahut David sangat yakin.
Laura agak khawatir ditinggal dengan mereka, tapi selama ada Jaden, pasti tidak masalah.
Semoga saja.
.
.
.
.
Tiga bulan berlalu, Laura merasakan hal yang aneh dengan tubuhnya. Pertama, dia tidak mengalami datang bulan lagi. Kedua, tubuhnya sangat lemah, dia sangat sensitif jadi mudah sekali mual. Ketiga, emosinya tidak stabil.
Karena itu, Laura berinisiatif periksa sendiri ke salah satu dokter kenalannya. Laura bisa mengenal beberapa dokter berkat dulu berkencan dengan Niko, karena Niko adalah seorang dokter. Kini setelah putus dari Laura, Niko kembali ke Korea Selatan dan bekerja di salah satu rumah sakit disana.
“Selamat Laura, kamu sedang hamil, sekitar dua setengah bulan.”
Ucapan dokter membuat Laura terdiam seribu bahasa, dia hanya tersenyum saja dan tidak mengatakan apapun. Sampai di apartemennya yang sepi, dia kembali merenung.
Saat itu, Kaisar memiliki banyak pekerjaan di Korea Selatan, itu adalah perusahaan milik keluarga istri Kaisar yang sudah meninggal, akan diwariskan pada Devon nantinya, namun untuk saat ini Kaisar masih membantu mengurusi perusahaan itu. Kaisar bilang dia akan menetap disana selama beberapa bulan.
Laura bimbang, haruskah dia mengganggu Kaisar dengan memberitahunya sekarang? sekarang Laura hamil anak Kaisar.
Bagaimana ini?
Laura sendiri baru saja lulus kuliah, dia sedang mempersiapkan kuliahnya, jika hamil begini mungkin Laura terpaksa menunda kuliahnya atau membatalkannya.
Karena sangat panik dan bingung, akhirnya Laura meminta untuk bertemu dengan teman-temannya, yaitu Angel dan Ruka. Ruka adalah istri dari David, mereka baru menikah sekitar tiga bulan lalu.
Angel dan Ruka setuju untuk bertemu, jadi Laura bersiap-siap untuk pergi.
***
Angel tidak tahu harus bereaksi seperti apa dengan curhatan Laura dan Ruka. Keduanya sama-sama hamil, namun dalam keadaan yang berbeda.
Ruka sangat senang saat menceritakannya, dia itu sudah menikah dengan David beberapa bulan lalu, jadi dia senang sekali saat dinyatakan hamil.
Sedangkan Laura terlihat sangat sedih saat mengatakan dia hamil, karena dia belum menikah dengan kekasih rahasianya, yang sebenarnya tidak terlalu rahasia, karena Angel tahu siapa yang dimaksud kekasih.
Tentu saja itu om Kaisar.
Terlihat sekali jika keduanya memiliki hubungan spesial.
Laura benar-benar tidak peduli meski Kaisar itu seumuran dengan ayahnya sendiri.
Tapi di satu sisi, Angel bisa mengerti kenapa Laura memilih Kaisar. Tentu saja selain karena tampan dan awet muda, memang Kaisar itu tipenya Laura.
Sebenarnya banyak juga gadis-gadis cantik lain yang menyukai Kaisar, tapi yang beruntung dilirik hanyalah Laura.
Masalah Laura disini bukan hanya karena belum dinikahi, tapi juga karena Kaisar sedang sibuk dengan bisnisnya di sekitar China dan Korea.
"Haruskah aku pergi menemuinya hanya untuk membicarakan kehamilan?" Tanya Laura.
"Diamlah kau, aku masih sibuk mencerna... Berarti bayi yang kau kandung itu adik iparku dong? Yang benar saja!" Sahut Ruka kesal.
"Oh iya ya, berarti itu adiknya David dan Devon... Adik iparnya Ruka, hahaha!" Sahut Angel.
"Aku harus gimana sekarang?" Keluh Laura, dia semakin kesal karena Angel menertawainya.
"Ya sudah, kita tanya pada kak David saja, mungkin dia bisa membantu," ucap Ruka.
"Itu artinya aku harus mengatakan bagaimana hubunganku dengan ayahnya dong!" Protes Laura, "hanya kalian berdua yang ku beri tahu...." Lanjutnya.
Angel masih saja terkekeh puas, belum bisa berhenti padahal itu sebenarnya tidak terlalu lucu.
"Apa salahnya? Kak David berhak tahu!" Sahut Ruka.
"Tapi aku belum siap sama sekali..." Cicit Laura, dia terlihat makin panik.
"Hei aku datang! Kalian membicarakan apa?" Tiba-tiba saja Felly datang dengan putranya, Doyon.
Felly ini masih sepupunya David dan Devon, intinya kerabat jauh lah. Felly juga menikah dengan keponakannya Niko, seorang aktor terkenal di Korea Selatan. Malah karena Felly ada hubungan dengan keponakan Niko itu, Laura dulu bisa mengenal Niko.
Jason, anak dari Angel dan suaminya yang berusia sekitar lima atau enam bulanan yang tadinya menyusu pada ibunya pun terbangun melihat ada teman, yaitu putranya Felly yang beberapa bulan lebih tua dari Jason.
Akhirnya kedua bayi di lepas untuk bermain berdua.
"Aku tidak bisa mengatakannya padamu" ucap Laura, jelas karena Laura takut rahasianya bisa bocor sampai ke telinga Niko, atau orangtua Niko yang menentang hubungannya dengan Niko. Laura tidak mau mereka menghina Laura saja.
"Kenapa sih? Apa aku sudah jadi orang luar disini, jadi kau tidak mau memberitahu? Ini jahat sekali!" Felly pun ngambek.
"Tidak apa, beritahu saja, toh itu akan terbongkar juga nanti, karena sudah seperti ini ku rasa kamu harus membongkarnya... Hah, aku tidak menyangka akan hamil bersama dengan calon adik iparku" ucap Ruka.
"Apa maksudnya ini? Adik iparnya Ruka? Tunggu!" Felly menatap Laura dengan seksama, menatap dengan penuh selidik.
"Jangan bilang itu anak om Kaisar! Gila kamu Laura!" Lanjut Felly.
Mendengar itu, Laura semakin menundukkan kepalanya.
"Aku tahu aku gila..." Gumam Laura dengan nada lemas.
Felly menggeleng cepat lalu menarik dagu Laura agar menatap padanya, "tidak, bukan maksudku kamu gila, aku hanya terkejut kok, aku mengerti jika kamu menyukai om Kaisar..." Ucap Felly.
"Kamu mengerti?" Tanya Laura tidak percaya.
Felly mengangguk, "tentu saja aku mengerti, om Kaisar kan masih hot meski sudah berumur... Tidak aneh kamu menyukainya kok! Cuman, tidak seharusnya kamu merahasiakan hal itu, memang siapa yang minta merahasiakan?"
"A-aku yang meminta..." Gumam Laura.
Angel, Ruka dan Felly sama-sama terkejut.
"Kenapa kamu meminta dirahasiakan sih?" Tanya Angel.
"Karena aku tidak ingin membebani om Kaisar, terus aku juga merasa malu... Jujur saja, bukan malu karena berhubungan dengan Om Kai, hanya... Eum - aku malu saja pokoknya, entah apa alasannya, lagipula takutnya om Kai di cap yang tidak-tidak jika orang tahu dia berkencan denganku yang masih sangat muda" ucap Laura.
"Aku mengerti, tapi sekarang jika seperti ini kan kamu yang rugi..." Sahut Ruka.
"Ku rasa tidak masalah, kamu coba hubungi dia dan katakan semuanya, lalu kamu juga harus jujur membuka rahasia ini," ucap Felly.
***
Angel kasihan sekali melihat Laura yang galau dan bimbang. Laura sejak awal bukan berasal dari keluarga yang bahagia, kemudian karena dia anak broken home, dia menjadi pribadi yang keras dan suka seenaknya sendiri.
Jika dia suka, dia akan mengejarnya. Seperti pada Kaisar, dia pun mengejar Kaisar, pria yang dia suka, setelah Laura putus dari kekasih sebelumnya, Niko yang dijodohkan kedua orangtuanya.
Kini Niko sudah memiliki seorang anak, seumuran lah dengan anaknya Felly, si Doyon. Anak Niko perempuan dan sangat lucu, bernama Nayun.
Masih Angel ingat dulu Laura sedih setelah mendengar kabar kelahiran Nayun, sedihnya bukan karena cemburu kok, tapi lebih karena dia juga menginginkan anak. Laura bilang, mungkin jika dia yang menikah dengan Niko dan bukan perempuan pilihan keluarga, pasti Laura juga sudah hamil.
Tapi kemudian ada Kaisar yang akhirnya menerima cinta Laura, kini Laura pun hamil, tapi dia tidak berani mengatakan pada siapapun.
Saat akhirnya dia berani mengatakan hubungannya dan kehamilannya pada David, putra dari Kaisar, Laura harus kembali sedih karena David hanya diam saja.
Harapan Laura mungkin hanyalah suami Felly, untuk membawanya kembali ke Korea. Untung saja Dojun, suami Felly itu pengertian, dia pun membantu Laura, sekalian nanti kembali ke Korea juga.
Dan kini, Angel berusaha mendekati David, yang diam saja sambil melamun di balkon rumah keluarga besar Raynold, tempat David tinggal bersama yang lainnya.
Laura juga ada di rumah itu, tapi dia ditenangkan oleh Felly dan Ruka. Ruka sendiri sebagai istri David hanya setuju saja dengan hubungan Laura dengan mertuanya, Kaisar.
"Kak David..." Panggil Angel, dia pun mendekati David, lalu berdiri di sebelah David, yang sedang menyesap champange.
"Kenapa kamu kemari? Membujukku untuk menerima Laura? Itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, maksudku... Kami butuh waktu. Baik aku maupun Devon, ku rasa kami kecewa karena tidak tahu dari awal."
Angel menundukkan kepalanya, melihat jari-jarinya yang sedang menari bermain di pembatas balkon. Jujur saja, Angel gugup untuk bicara dengan David, Angel tidak seakrab itu dengan David mode serius. Beda dengan Devon atau Jaden, Angel bisa menangani mereka dalam mode santai atau serius, tapi David berbeda.
David menjadi gelap dan menyeramkan saat dia dalam mode serius.
"Kamu mungkin ingin tahu alasannya kenapa aku dan Devon masih belum bisa menerima hal itu kan?" Gumam David lagi.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!