Pernikahan mewah dan megah terjadi di sebuah gedung convention center di ibu kota. Pernikahan tersebut adalah pernikahan sang putra mahkota Mike Miller bersama Natasha Arizona.
Kedua pasangan pengantin yang berbahagia itu, turun dari pelaminan dengan bergandeng mesra setelah pesta usai digelar.
Rencananya mereka akan langsung terbang berbulan madu menggunakan jet pribadi milik perusahaan Miller.
Mike dan Natasha tampak bahagia sesekali, mereka melambaikan tangan ke arah para keluarga yang mengiringi kepergian mereka untuk berbulan madu .
"Sayang, Bagaimana perasaanmu?" tanya tanya Mike.
Tentu saja bahagia karena aku bisa menikahi seorang pria tampan, dari keluarga Miler pula," ucap Natasha sambil memeluk lengan Mike.
Mike tersenyum sambil meraba wajah Natasha.
"Pernikahan ini adalah pernikahan impian kita sejak 10 tahun yang lalu akhirnya kita bisa mewujudkannya," ucap Mike.
"Iya Mike, aku tak percaya kau bisa setia menungguku padahal banyak sekali gadis yang menginginkanmu," ucap Natasha.
"Hahaha tentu saja karena aku hanya mencintaimu," ucap Mike sambil tertawa kecil.
Kedua punya pun saling menatap dan melempar senyum, dengan bola mata yang berembun karena terlalu bahagia.
Mike langsung menyambar bibir Natasha dan mengulumnya dengan lembut.
kedua pasangan itu terlihat begitu bahagia saling melempar senyum Dan saling mengungkapkan perasaan karena kini mereka telah resmi jadi sepasang suami istri.
"Aku mencintaimu Natasha," ucap Mike sambil mencium punggung tangan Natasha.
"Aku juga mencintaimu Mike," Natasha membalas sambil mengengecup bibir Mike.
Mike pun membalas cumbuan tersebut.
Mereka terlalu larut dalam kebahagiaan hingga tak sadar bahagia yang mengancam mereka.
Ketika melewati arah luar kota untuk menuju bandara mobil mengalami rem blong
"Aduh bagaimana ini,' keluh sang sopir ketika ia mencoba menahan laju mobilnya.
Sepasang suami istri yang sedang bermesraan itu pun menghentikan ciuman mereka.
"Ada apa ? "tanya Mike pada sang sopir.
Namun belum sempat mendapat jawaban, mobil mereka langsung menabrak sebuah tronton.
Brum Brak !
Kejadian itu begitu cepat terjadi, hingga berteriak pun Natasha tak sempat.
Natasha langsung terlempar dan terguling terhempas dari dalam mobil dengan kepala yang langsung membentur aspal dan pintu mobil yang menindihnya. Sementara Mike tak sadarkan diri dengan yang mengucur pada kening dan hidungnya.
***
Bunyi ambulans mengaung di tengah jalan yang sepi itu, dua buah ambulans saling melaju menuju rumah sakit terdekat membawa para korban kecelakaan yang ternyata adalah pasangan pengantin baru Mike Miller dan Natasha Arizona.
Sementara sang sopir sudah tidak dapat diselamatkan, lagi tubuhnya terhimpit bagian kemudi sang sopir langsung meninggal di tempat.
Begitupun dengan Natasha, ia juga langsung meninggal di tempat kejadian sementara Mike mengalami kritis.
***
John Miller dan istrinya Wilhelmina berada di depan kamar operasi sementara keluarga dari menantunya sudah berada di rumah duka.
Mike langsung dioperasi setelah tiba di rumah sakit.
Keesokan harinya Mike mulai sadar.
Namun ia tak bisa membuka matanya karena merasa ada sesuatu yang menempel pada matanya.
"Aku di mana? Kenapa begitu gelap?" tanya Mike dengan gelisah.
"Kau di rumah sakit sayang,"ucap Wihelmia .
Akh! Mike meringis karena merasakan sakit pada sekujur tubuhnya.
Karena tak tahan dengan rasa sakit itu, Mike pun kembali pingsan.
***
Vania sedang mencoret-coret baju sekolahnya karena hari ini dirinya dinyatakan lulus dari sekolah menengah atas.
"Yes lulus!" seru Vania bersama dengan teman-teman sebayanya.
"Setelah ini kamu mau melanjutkan kuliah di mana?" tanya Anton pacar Vania.
"Sepertinya aku akan bekerja saja kamu tahu sendiri kan aku tinggal bersama ibu tiriku. Aku nggak punya biaya untuk kuliah."
Ya sudah kamu nggak usah kuliah saja biar aku yang kuliah setelah lulus nanti aku akan melamar kamu tapi kamu tunggu aku ya ucap Anton.
Vania tersenyum .
"Iya, tapi kamu harus janji ya kamu harus setia sama aku karena aku akan setia menunggu kamu," ucapannya.
"Kamu tenang saja aku bukan orang yang ingkar janji kok."
"Iyaa aku percaya," jawaba Vania.
Vania melihat jam di pergelangan tangannya
maaf ya Anton aku harus pulang Kalau tidak aku pasti akan dimarahi ibu tiriku ucapa Vania.
Ayo aku antar kamu.
"Jangan aku takut ibu tiriku marah aku nggak boleh dekat-dekat dengan laki-laki," sahut Vania.
"Ya Sudahlah hati-hati ya," ucap Anton.
"Kamu juga ya."
Vania berjalan kaki menuju rumahnya yang memang tak jauh dari sekolah sekitar 15 menit berjalan kaki Ia pun sampai di kontrakan kecil.
Baru tiba di depan rumah Bu Lisa sudah menyambut kedatangan Vania dengan bercekak pinggang.
"Bagaimana sudah lulus," tanya Bu Lisa.
"Sudah Bu," ucap Lisa.
"Bagus, sekarang juga Kamu harus bekerja, karena selama 10 tahun ini kami sudah membiarkan kamu hidup enak dan tinggal di sini. sekarang waktunya kamu untuk membalas budi."
"Iya Bu, aku juga tahu besok aku akan mulai mencari kerja," ucap Vania.
"Bagus sudah saatnya kamu membalas Budi baik kami," wanita itu dengan ketus.
***
Mike kembali tersadar dari pingsannya, beberapa bagian tubuhnya kini sulit untuk digerakkan, Ia pun merasa risih dengan penutup mata membuat dia tak bisa melihat.
"Daddy! Daddy!" panggil Mike.
"Kami di sini Mike," sahut tuan John.
"Di mana istriku?" tanya Mike dengan suara bergetar karena sedih.
Tuan John dan nyonya wihelmia saling memandang.
"Ada, Natasha juga sedang dirawat, Mike. Kecelakaan itu membuat kalian berdua harus dirawat di tempat yang berbeda," ucap tuan John berbohong.
"Bagaimana keadaannya Daddy?"tanya Mike.
"Iyaa baik-baik saja," sahut Tuan John, karena tak ingin putranya menjadi syok hingga berakibat pada kesehatannya.
"Daddy, kenapa mataku harus diperban seperti ini?" tanya Mike lirih.
Tuan John dan nyonya wihelmia tak dapat menjawab pertanyaan Mike.
"Daddy Apa kau masih di sana Kenapa kau diam saja?" tanya Mike dengan suara yang sedikit meninggi.
Belum ada jawaban dari Tuan John, Mike mendengar suara langkah kaki yang menghampiri ke arahnya.
"Kita buka perbannya ya," ucap suara seorang pria.
Beberapa saat kemudian Mike merasakan pelipisnya menyentuh benda keras yang cukup dingin.
Dokter tersebut memotong kain kasa yang menutupi mata Mike.
Tuan John dan nyonya wihalmia berdebar menantikan hasil operasi mata Mike.
Setelah penutup mata tersebut terlepas, dokter meminta Mike untuk membuka matanya.
"Coba buka matamu secara perlahan," ucap dokter tersebut.
Mike mengikuti instruksi, kelopak matanya terasa begitu berat, mungkin karena sudah dua hari kelopak mata itu diperban.
Mike menerjab-ngerjabkan kelopak matanya. Namun semua gelap tak ada satupun yang bisa ia lihat.
Mike panik.
"Kenapa? kenapa semuanya gelap?" tanya dengan tubuh yang gelisah.
Mike yang panik terus menggerakkan tubuhnya, padahal saat itu beberapa tulang kaki dan tangan juga ikut patah dan retak.
dokter menghidupkan senter mencoba untuk memberi rangsangan pada matanya
"Apa Kau melihatnya?" tanya Dokter tersebut sambil menyenter pada bagian bola mata Mike.
"Melihat apa? aku tak melihat apa-apa semuanya gelap, aku kenapa?!" tanya Mike dengan panik sambil berontak
Tuan John sudah tampak sedih bola matanya memerah mendengar Mike yang tidak bisa melihat.
"Daddy! aku kenapa Daddy! kenapa aku tidak bisa melihat?"tanya Mike panik dan setengah menangis.
Tuan John tidak bisa menjawab, pria paruh baya itu kemudian menangis.
"Anda mengalami kebutaan tuan muda akibat kecelakaan yang anda alami," tutur dokter tersebut.
"Apa? buta ? tidak!!!" teriak yang tidak terima atas nasib yang menimpanya.
Bersambung dulu ya gengs jangan lupa dukungannya ya 🙏 terimakasih.
Sudah seminggu Mike pulang dari rumah sakit. Keadaan yang sungguh sangat memprihatinkan. Mike terus terpuruk dalam kesendirian dan kesedihannya.
Selain ditinggal sang istri tercinta dan belum pun sempat berbulan madu, ia harus menerima kenyataan pahit jika kini dirinya seorang tuna netra.
Mike berada di titik terendah dalam hidupnya. Kecelakaan itu merenggut semua kebahagiaannya, ia menjadi pria yang lebih arogan, rasa putus asanya membuatnya selalu ingin menyendiri.
Seorang pelayan yang mengurus Mike datang menghampirinya.
"Tuan makanlah aku bawa makanan untukmu," ucap Vita sambil meletakkan mangkuk sup di pangkuannya kemudian ia menyuapkan ke arah Mike.
"Ayo Tuan muda , makanlah," bujuk Vita sambil menyodorkan sendok ke tepi bibir Mike
"Aku tidak mau makan, sebaiknya kau pergi dari sini!" seru Mike.
"Tapi tuan, anda bisa sakit jika tidak makan," bujuk Vita
Mike langsung meraba mangkok soto itu, kemudian membantingnya.
"Aku sudah bilang! aku tidak mau makan!" kemudian ia menendang kursi yang Vita duduki hingga gadis itu terjatuh di lantai.
Mike kembali menendang kaki Vita dengan kaki kirinya.
"Ah tuan! Anda kasar sekali !" teriak Vita sambil mengeluhkan kakinya yang sakit akibat tendangan Mike.
Baru saja Vita berdiri,Mike kembali menendangkan kursi itu ke tubuh kita.
Meskipun Mike tak bisa melihat, Namun kini ia memiliki kepekaan tersendiri, Indra perabanya semakin sensitif.
"Pergi dari sini! Pergi!" Usir Mic sambil meraih apa saja yang ada di sekelilingnya kemudian melemparkannya ke arah Vita.
"AW sakit tuan muda!" Seru Vita.
Vita menangis sambil memunguti mangkuk sop yang pecah. Setelah itu ia keluar dari kamar Mike.
Mike kembali menghempaskan seluruh barang yang ada disekitarnya kemudian melempar ke arah Vta yang keluar dari pintu
Vita menangis sambil terisak, Vita datang mengadu kepada nyonya wilhelmina.
"Ada apa?" tanya nyonya wilhelmina.
"Tuan muda tidak mau makan, ia melempar supnya kemudian menendang saya Nyonya hiks," tangis Vita.
"Haduh ulah apa lagi yang dilakukan oleh Mike."
"Saya mau berhenti saja, Nyonya. ini sudah yang ketiga kalinya tuan muda menendang kakiku," ucap Vita
"Baiklah, aku tidak bisa ngomong kamu pergilah sana!"
Nyonya wilhelmina menghampiri suaminya yang berada di ruang kerjanya.
"Daddy anakmu itu memang keras kepala, baru seminggu dia pulang sudah 15 orang yang mengundurkan diri menjadi perawatnya. Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya mengurus anakmu itu."
Nyonya mengungkapkan keluh kesahnya.
"Harusnya kau yang merawatnya mommy, kau kan ibunya," ucap tuan John pada istrinya.
"Aku ?! Mana bisa aku merawatnya ,aku juga sibuk dengan urusanku," sahut Nyonya Wilhelmina.
"Ya sudah kau cari saja perawat yang baru, gitu saja kok repot sahut ," Tuan John.
Nyonya wilhelmina memutar otaknya ,Bagaimana caranya agar pembantu betah mengurusi putranya yang keras kepala itu.
"Ah aku ada ide."
Nyonya menuju ke dapur.
"Surti! Surti!" panggilnya pada salah satu asisten rumah tangga kepercayaannya.
Nyonya Wilhelmina berniat untuk mencari pembantu sekaligus istri pengganti untuk putranya. Dengan menikahkan mereka, wanita itu pasti akan betah setidaknya sampai 6 bulan sebagai istri dan perawat dari putranya. Setelah Mike melakukan operasi matanya untuk yang kedua kalinya, akan ku suruh mereka bercerai dan Mike akan ku nikahkan dengan gadis yang pantas dengannya.
Nyonya wilhelmina menghampiri dapur
"Surti ! Apa kau kenal dengan seorang gadis yang bisa merawat putraku?"tanya nyonya wilhelmina.
Surti adalah saudara dari Bu Lisa.
Surti ingat jika adiknya itu mengeluhkan Vania yang belum juga bekerja, karena belum mendapatkan pekerjaan.
"Sepertinya ada nyonya,"sahut Surti
"Kalau begitu bawakan gadis itu secepatnya. Aku akan mengikatnya dengan cara pernikahan. Gadis itu harus menikah dengan putraku selama 6 bulan. Selama Mike dalam perawatan, selama itu juga aku memberikannya gaji yang cukup besar."
"Kira-kira berapa gaji yang Nona berikan untuk menjadi istri Tuan Mike per bulannya?" tanya Atun
"20 juta untuk satu bulan selama 6 bulan. Aku langsung transfer ke rekeningnya 120 juta,tapi apapun yang akan terjadi dia harus tetap bertahan selama 6 bulan. Kontrak bisa diperpanjang jika kedua belah pihak telah sepakat," ucapWihelmia
"Baiklah, nanti akan ku beritahu pada saudaraku . Dia memiliki seorang gadis, kurasa gadis itu bisa merawat tuan muda Mike."
"Oke, kalau perlu secepatnya!"
Surti langsung menghubungi Lisa adiknya melalui telepon.
"Halo Mbak Surti ada apa?" tanya Lisa.
"Lisa, kamu kemarin bilang si Vania sulit mendapatkan pekerjaan. Aku punya pekerjaan dengan gaji yang lumayan untuk Vania, bagaimana?"
"Pekerjaan Apa itu? iya si Vania belum lagi mendapatkan pekerjaan, aku sudah bosan menunggunya!" sahut Lisa dengan ketus.
"Iya Lisa, tapi ada syaratnya."
"Iya Apa syaratnya?" tanya Lisa.
"Vania harus menikah selama 6 bulan dengan tuan muda, agar ia bisa mengurus tuan muda dengan baik. Kau tenang saja lisa, Vania akan digaji 20 juta sebulan. 6 bulan dikali 20 juta sama dengan 120 juta akan langsung masuk ke trans rekeningmu," bujuk Surti.
"120 juta wah menggiurkan baiklah Surti, Kalau begitu akan
Ku suruh Vania ke sana."
"Baiklah, aku tunggu."
Lisa menutup telepon itu, kemudian ia menghampiri Vania.
Vania kelelahan mengipas dirinya Karena berjalan kaki satu persatu memasuki gedung perkantoran untuk mencari pekerjaan.
"Vania, Bagaimana kau sudah dapat pekerjaanmu?" tanya Bu Lisa
"Belum Bu, tapi aku sudah memasukkan beberapa lamaran," hanya menunggu panggilan saja
Bu Lisa memasamkan wajahnya. Melihat itu Vania jadi tidak enak hati.
'Tenang saja Bu, aku pasti akan bekerja.Apapun akan kulakukan, untuk mengembalikan uang yang ibu berikan selama ini."
Bu Lisa tersenyum puas mendengar ucapan Vania itu.
"Aku punya tawaran bagus untukmu. Kau tak perlu bersusah payah mencari kerja, gajimu 6 bulan langsung ditransfer ke rekening ibu." cetus Bu Lisa.
"Pekerjaan apa itu Bu?"tanya Vania
" Kau harus menjadi istri siri dari seorang tuan muda yang buta dan merawatnya hingga ia sembuh."
"Harus menjadi istrinya, tapi kenapa? Aku bisa merawatnya, tapi untuk menjadi istrinya. Aku tidak mau !" Tolak Vania.
"Bodoh! gadis sepertimu termasuk beruntung bisa mendapatkan tuan muda! jika saja dia tidak cacat, mana mungkin dia mau menikah dengan gadis sepertimu! Harusnya kau ambil kesempatan ini, kau berbuat baik terhadapnya, agar ia mudah jatuh cinta denganmu," ucap Lisa
"Jika tuan muda itu benar-benar jatuh cinta padamu, maka kita semua akan hidup senang," imbuhnya
Vania tampak sedih dan murung "Bagaimana aku bisa menikah sedangkan aku sudah berjanji,kepada pacarku untuk menunggunya. Anto pasti kecewa."
"Tapi Bu, aku belum siap menikah," tolak Vania
Siap, tidak siap! kau harus mau melakukannya. Aku butuh uang yang banyak! Bagaimana lagi, kau bisa mencari uang yang banyak itu! Atau kau mau kulempar, ke tempat pelacuran tanya Bu Lisa dengan nada mengancam
Mendengar ancaman Bu Lisa, Vania ketakutan.
Tiba-tiba saja Bu bisa menarik tangan Vania.
"Tidak Bu! jangan antar aku ke sana!baiklah, akan ku turuti semua permintaan ibu."
"Begitu seharusnya. Besok kita akan pergi menemui tuan muda itu,"
Vania menatap punggung Bu Lisa yang perlahan. menjauh darinya.
Maafkan aku Anto, ku tak bermaksud menghianatimu,batin Vania.
Bersambung dulu ya gengs
,
Nyonya Wilhelmina masuk ke kamar Mike.
Betapa kagetnya ketika melihat barang-barang berhamburan di dalam kamar.
"Astaga Mike! Apa yang kau lakukan?!"tanya Nyonya wilhelmina dengan emosi.
"Aku akan lakukan apapun yang akan ku lakukan Mommy! sebaiknya mommy tidak usah ikut campur!"
Nyonya Wilhelmina menyilangkan kedua tangannya, ia menarik nafas perlahan kemudian mengatur nafasnya agar bisa menahan sedikit emosi melihat kelakuan putranya itu.
Wanita paruh baya itu memutar bola mata malasnya sambil menghampiri Mike.
"Mike jangan lakukan itu lagi, mami tahu kau bersedih atas kepergian istrimu, tapi sampai kapan kau akan terpuruk seperti ini. Kau masih punya kehidupan yang harus kujalani."
"Kehidupan? kehidupan seperti apa ? aku hanya pria cacat yang buta," ucap Mike dengan bibir yang bergetar rasanya ia ingin menangis mengatakan hal itu.
Jantung Mike berdetak kencang seolah ia tidak terima akan nasibnya itu.
"Mike sayang, keadaanmu ini hanya sementara, jadi kau jangan terlalu pikirkan. Kita punya banyak uang, kita bisa berobat dengan pengobatan di rumah sakit yang paling mahal. Setelah 6 bulan, kau bisa dioperasi lagi."
Wilhelmina berusaha membujuk putra sambungnya itu.
Mike hanya diam ketika melihat sang putra sudah mereda emosinya Wilhelmina mengatakan maksudnya.
"Mike mommy punya rencana untuk menikahkanmu dengan seseorang yang bisa merawat dan mengurusmu. Tidak lama, hanya 6 bulan dan itu hanya pernikahan kontrak, agar dia tidak lari dari tanggung jawabnya."
"Aku belum mau menikah mommy, aku masih mencintai istriku," ucap Mike ketus.
"Mommy tidak bilang kau harus mencintainya, setidaknya dengan menjadi istrimu dia akan mengurus segala keperluanmu termasuk memandikanmu dan segala keperluanmu. Karena mommy sudah membayar mahal, kau juga bisa melampiaskan kebutuhan biologis mu padanya. Kau bisa melakukan sesuka hatimu," ucap Nyonya Wilhelmina.
Mike hanya diam, kelihatan sekali wajahnya begitu kesal.
"Ayolah Mike, kau hanya menikahinya kok, kemudian kau bisa mencampakkannya, kapan saja kau mau. Setelah matamu sembuh dan kakimu sembuh kita tak memerlukan dia lagi, tidak ada ruginya kan bagimu."
Mike masih bergeming, ia memalingkan wajahnya ke arah jendela.
Nyonya Wilhelmina menghampiri kemudian memeluknya dari belakang.
"Meskipun kau hanya putra sambungku tapi aku menyayangimu. Aku tidak akan merasa tenang jika kau seperti ini," ucap nyonya Wilhelmina.
"Jika kau tidak mau, lakukanlah untuk mommy, agar mami bisa bekerja dengan tenang," imbuhnya memberi alasan.
"Terserah saja, lagipula Aaa yang bisa kulakukan sekarang,"ucap Mike dengan nada putus asa.
"Bagus, kalau begitu kau bersiaplah, pernikahanmu akan segera dilaksanakan."
***
Sore harinya Nyonya Wihelmina kedatangan tamu.
Tamu tersebut langsung disambut oleh Surti.
"Sebentar ya, saya panggil Nyonya dulu," ucap Surti setelah berbasa-basi dengan saudaranya itu.
Baru hendak memanggil Nyonya Wilhelmina, Wanita itu sudah turun dari tangga.
"Nyonya, orang yang saya bicarakan kemarin sudah datang."
"Baiklah kamu masuk saja! Ini urusan aku dan mereka."
Dengan angkuh Nyonya Wilhelmina menghampiri tamunya tersebut.
Vania terus menundukkan wajahnya sambil *******-***** jemarinya sendiri.
Rumah didatanginya begitu mewah, ia tak pernah masuk ke dalam rumah semewah ini.Seperti yang ia tahu, jika orang kaya itu memiliki sifat sombong dan arogan.
Mereka sering berlaku semena-mena.
Karena itulah melihat rumahnya saja Vania begitu ketakutan, apalagi mendengar kekuasaan yang dimiliki oleh tuan John Miller.
Bu Lusi menghampiri Nyonya kemudian ia menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
Namun Nyonya wilhelmina langsung bersedekap menoleh ke arah lain. Ia enggan bersalaman dengan wanita yang levelnya jauh di bawahnya.
Vania melirik sekilas ke arah wanita itu, dari pertemuan pertama saja ia yakin jika wanita itu seperti nenek sihir yang diceritakan di dalam dongeng-dongeng. Dari wajahnya, sudut bibirnya, serta lirikan matanya wanita itu sepertinya seorang yang angkuh.
Bu Lisa buru-buru menarik kembali tangannya ,sebetulnya ia malu diperlakukan seperti itu hanya saja ia menepis semua perasaannya demi uang.
"Saya nggak suka basa-basi jadi to the point saja, mana gadis itu?"tanya nyonya wilhelmina
"Itu dia gadisnya nyonya!"Lisa menunjuk ke arah Vania.
Nyonya Wihelmina menatap sinis ke arah Vania. Vania kembali tertunduk setelah menatap sekilas wanita itu.
"Apa dia bisa bekerja dengan baik?"
"Oh tentu saja nyonya, sejak dari kecil saya sudah mengajarkan kepadanya untuk bekerja keras. Anda bisa memerintahkan apa saja padanya."
"Baiklah saya siapkan surat kontraknya, ketika mereka resmi menikah, uangnya langsung saya transfer ke rekening anda, ucap nyonya Wilhelmina dengan penuh penekanan.
"Oh baiklah nyonya, kapan ya Nyonya bisa dilaksanakan pernikahannya?"tanya Bu Lisa seolah tak sabar.
"Jika kau bisa sekarang, sekarang juga aku akan menyiapkannya. Apa sih yang tidak bisa aku lakukan, aku punya segalanya,"ucap Nyonya Wihelmina semakin menyombongkan dirinya.
"Sekarang saja Nyonya, putri saya sudah siap lahir batin."
Mendengar hal itu, Vania hanya bisa menelan air ludahnya sambil menghela nafas panjang.
Vania merasa berhutang budi, karena telah dibesarkan ibu tirinya. Karena itu merelakan kebebasannya selama 6 bulan dengan menjadi istri dari seorang yang tak pernah i lihat sekalipun.
"Baiklah akan ku persiapkan kalian tunggu saja di sini."
"Surti !Surti!" Nyonya Wihelmina memanggil asisten rumah tangganya itu.
Nyonya Wihelmina pun berbicara pada Surti dengan sedikit berbisik.
"Baik nyonya, baik nyonya." Surti hanya mengatakan hal itu, sambil menganggukkan kepalanya. Ia begitu patuh dengan perintah Nyonya tersebut.
"Vania ayo ikut Si mbok," ucap Surti sambil menarik tangan Vania mereka berjalan menuju sebuah ruangan.
"Kau beristirahat di sini saja, sebentar lagi akan ada yang mendandani.Dalam beberapa jam lagi, kau akan menikah dengan tuan muda," ucap Surti.
Surti menutup pintu dan meninggalkan Vania yang bergeming duduk di atas tempat tidur
Menikah? semudah itukah seseorang menikah? padahal aku menginginkan pernikahan yang bahagia. Menikah bersama pria yang kucintai dan pria itu adalah Anton, bukan tuan muda yang tak pernah kulihat.
Bulir bening menetes di pipi Vania, ia berkali-kali menghela nafas mencoba untuk tegar.
Jika dihitung-hitung ia memang tidak mampu untuk membayar hutang Budi dirinya yang sudah diasuh oleh Bu Lisa sejak ia berumur 3 tahun.
Dulu ayah Vania seorang pengusaha restoran. Ekonomi keluarga mereka cukup berada. Namun 3 tahun yang lalu usaha keluarga mereka bangkrut. Harta mereka terkuras habis, karena sang ayah jatuh sakit dan memerlukan banyak biaya.Mereka terpaksa menjual semua hartanya karena bisnis yang dijalani bu Lisa justru semakin membuat usaha ayahnya terpuruk.
Selain dirinya, Vania juga memiliki tiga adik perempuan. Sebagai balas jasanya ia harus menggantikan Bu Lisa untuk menafkahi bu Lisa dan 3 adiknya. Karena itu, Vania rela melakukan apa saja asal ia tidak menjual harga dirinya.
Beberapa saat kemudian datang seorang wanita dengan membawa sebuah gaun pengantin.
Wanita itu mulai memoles wajah Vania. Sekitar 1 jam, Vania disuruh mengganti pakaiannya dengan gaun pengantin, lengkap dengan penutup kepala mahkota dan kain Veil.
Seperti ini kah aku akan menikah? batin Vania ketika menatap dirinya di depan cermin.
Vania menangis dengan air mata yang membanjiri pipinya.Untung saja wajahnya tertutup kain flanel jadi kesedihannya tidak terlihat.
Ia keluar dari kamar itu sebagai calon pengantin wanita dengan gaun putihnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!