NovelToon NovelToon

Salahkah Cinta

Salahkah Cinta 1

Sebuah rumah besar di huni oleh keluarga kecil yang terdiri sepasang suami istri muda m, namun mereka sudah di karuniai seorang anak gadis cantik berusia 17 tahun.

Jika dilihat mereka adalah keluarga kecil yang bahagia

Namun benar kah itu? Tidak teman teman keluarga itu sebenarnya tidak bahagia seperti kelihatan nya

Karena kenapa lihat saja saat ini keadaan di rumah itu seakan mencekam karena kemarahan kepala keluarga nya yang menatap tajam kearah seorang wanita yang berstatus seorang istri dari pris tersebut

"Kenapa hiks~ Kenapa di mata mu aku selalu salah hiks~ kenapa di mata mu aku seakan jelek suami ku" tanya nya sambil menangis

Pria itu menatap tajam bahkan ekspresi nya mencemooh "Heh, kenapa kau bilang? Apa kau lupa haah semua ini gara gara kau!" tunjuknya

"Gara gara wanita licik seperti mu aku tidak bisa melanjutkan impianku untuk pergi ke Amerika dan gara gara kau juga! Aku harus menikah dengan mu!"

"Kau tahu si tua bangka itu merengek dan memohon heh! itu permainan mu bukan?"

Wanita itu menggeleng "Tidak Erlan, kau salah. Aku tidak tahu jika ayah melakukan itu" wanita itu mencoba berkilah

Pada saat suasana ribut ribut muncul lah gadis cantik yang sedang menuruni tangga, gadis itu sudah siap dengan pakaian sekolah nya

Ia melihat sang ibu sedang menangis sedangkan sang ayah terdiam namun raut wajah nya terlihat sangat marah

"Ada apa ini, ayah kenapa ibu menangis?"

Mendengar pertanyaan itu wanita itu pun langsung menghapus air matanya agar putri nya itu tidak melihat nya menangis

"T ti dak tidak apa apa sayang. Tadi ibu hampir jatuh oleh sebab itu..." belum juga dia melanjutkan ucapannya terdengar suara

"Cih! Selalu saja!" Setelah mengatakan itu Erlan pun pergi dan itu membuat gadis manis yang tidak lain adalah Tiara sedih

"Kenapa ayah selalu bersikap kasar pada ibu"

Sarina, yang melihat Tiara begitu sedih mencoba memberikan pemahaman akan sikap suaminya itu

"Sudah lah nak, ibu tidak apa apa, kau kan tahu bagaimana sikap ayahmu itu"

"Tapi kan bu, kau mungkin tidak sengaja melakukan nya, apakah ayah tidak mau sedikit memahami apa yang ibu lakukan" Tiara heran kenapa sikap ayahnya ini aneh sekali

"Nak ayo kita makan dulu, bukankah kau hendak pergi ke sekolah?" tanya Sarina

Tiara ingat memang ini adalah waktu nya berangkat sambil menatap jam tangan berkata

"Tidak sempat bu, Tiara akan makan di kantin saja" sambil membawa tas sekolah gadis itu pergi menuju sekolah

"Bu aku pergi yaa" pamit nya

"Yaa nak hati hati"

Tiara menuju ke sekolah berjalan kaki, memang jaraknya tempuh nya cukup jauh namun dia berjalan kaki terkadang menggunakan kendaraan umum atau sang ayah lah yang mengantarnya menggunakan mobil.

Tetapi karena tadi ibu dan ayahnya bertengkar dan membuat sang ayah marah besar maka mau tidak mau dia berjalan kaki hari ini.

Tetapi mungkin Tuhan kali ini tidak ingin dia berjalan kaki, sebuah mobil mewah berhenti tepat dihadapannya dan itu membuat langkah nya terhenti

"Ayo masuk" ucapnya

Betapa terkejut nya Tiara saat mendengar suara itu. Ya suara itu adalah suara Erlan yang keluar dari

mobil

"A ayah kau"

Tunggu dulu, bukan kah ayah seharusnya ada fi kantor, kenapa sekarang ada di sini pikirnya

"Kenapa kau diam sayang, ayo masuk nanti telat"

"Tunggu dulu ayah, bukankah kau tadi pergi kekantor lalu kenapa kau bisa ada di sini?" Tiara bingung

Namun bukannya menjawab Erlan menggenggam tangan sang anak dan masuk kedalam mobilnya, lalu mereka meninggalkan jalan tersebut

Mereka berdua kini berada di dalam mobil tidak ada yang memulai pembicaraan, tetapi Tiara yang tidak suka keheningan memberanikan diri berbicara terlebih dahulu

"Bukankah ayah sudah pergi kekantor, kenapa malah kemari?"

Erlan tersenyum mendengar pertanyaan ketus sang anak, ia tahu pasti saat ini putri kesayangan nya sedang marah karena melihat ibu nya di marahi oleh nya tadi

"Sayang, apakah kau marah pada ayah?"

Tanpa menatap, Tiara hanya berkata "Memang nya Tiara punya hak untuk marah pada ayah?"

Erlan tersenyum gemas "Sayang, kau pasti melihat ku memarahi ibu mu itu kan?"

Tiara yang mendengar itu hanya diam namun ia sangat penasaran dengan apa alasannya sang ayah begitu marah terhadap ibu nya itu.

"Sayang kau tahu kami memang sering berselisih paham dan itu sudah biasa dan tadi ayah lah yang salah ibumu hampir jatuh dan ayah membawa kopi dan ibu mu tidak sengaja terjatuh mengenai ayah"

Dan soal ayah marah kepada nya, karena ayah terkena air panas dan ibu mu panik"

Mendengar itu Tiara menoleh Jadi karena itu, tapi kenapa ayah terlihat sangat marah?"

"Yaa kan ayah tergesa gesa hendak kekantor dan pakaian ayah kotor ibu mu memaksa ayah untuk ganti pakaian ya mana mungkin sempat sayang" jelas Erlan berbohong

Tiara mengangguk mengerti "Jadi hanya salah paham ya?"

Erlan kembali mengangguk "Ya begitu lah"

Tapi ada sesuatu yang janggal karena yang di dengar sangat lah berbeda namun karena tidak ingin menambah kerunyaman kedua orang tuanya dan terlebih lagi Tiara sangat menyayangi Erlan jadi gadis itu memilih diam

Tapi jelas jelas aku mendengar jika ayah terpaksa menikah dengan ibu Sarina, ada apa sebenarnya, apakah ayah Erlan tidak pernah mencintai ibu, lalu apa maksud ibu Medina kalau ibu Sarina itu adalah wanita ular

Flashback

Saat Tiara berumur 10 tahun dia tumbuh di lingkungan yang sederhana Kumala adalah seorang dokter kandungan yang terkenal di kampung tempat

Saat itu tanpa sengaja ia mendengar percakapan dengan seseorang

Saat itu seorang pria gagah datang dan saat itu Tara asik membaca buku di teras

Tin! Tin!

Gadis imut itu menatap sebuah mobil mewah terparkir di pekarangan rumah

Melihat ada seseorang datang Tiara langsung berdiri "Ibu ada orang datang!!" teriaknya

Pria itu tersenyum saat mendengar suara cempreng gadis itu bergema Tiara saat itu hendak lari namun

"Hap! Kau mau kemana sayang?" tanya pria itu sambil mengangkat tubuh mungil

"Ayah, kenapa ayah baru saja datang?"

Pria itu tersenyum mendengar celotehan anak itu

"Maafkan ayah sayang, ayah baru ada waktu, Tiara kangen sama ayah?"

"Em Tiara kangen ayah" ucapnya senang

Saat itu seorang wanita yang cukup cantik datang menghampiri "Tuan muda, anda datang" wanita itu mempersilahkan pria itu untuk masuk

"Ayo tuan silahkan masuk, maaf berantakan" ucap nya tidak enak

Pria itu menggeleng maklum "Hn tak apa Kumala"

Pria itu menurunkan Tiara "Ayah, Tiara kangen ayah kata ibu, ayah nanti akan tiap hari datang, tapi kenapa baru sekarang. Tiara berpikir kalau ayah Erlan tidak datang lagi kesini"

"Kata siapa ayah tidak datang, ayah kan sibuk bekerja dan uang nya untuk Tiara kan? Tiara tahu, ayah selalu merindukan Tiara"

gadis imut itu mengangguk paham

"Oh iya katanya ibu Sarina sakit Yah, apa itu benar?"

Erlan terdiam sedangkan Mala terkejut

Bagaimana ini apakah tuan muda akan mengatakan yang sebenarnya

Kumala adalah saksi kebencian Erlan terhadap Sarina, apakah pria itu akan mengatakan yang sebenarnya

Halo semua ketemu lagi di karya baru si kembar dengan judul salahkah Cinta

Karya ini menceritakan seorang ayah yang mencintai putri nya sendiri

Namun apakah benar gadis yang di cintai itu adalah putri kandung nya atau hanya kelihatan nya saja

Karena pria itu Erlan tidak menganggap Tiara sebagai putri nya, bahkan tidak terlihat demikian

Penasaran, ayo ikuti cerita mereka dalam judul Salahkah Cinta

Salahkah Cinta 2

Tiara sangat senang rupanya yang datang adalah ayah tercinta nya, memang dari kecil Tiara sangat dekat dengan Erlan dan benar saat kedatangan pria tampan itu langsung memeluk dan itu membuat perempuan yang mengasuh nya tersenyum

"Hei sayang, ayo turun ayah Erlan pasti capek kau itu sudah besar"

"Ibuuu aku kangen ayah, aku ingin peluk ayah sebentar saja" ucapnya memohon

Erlan pun tersenyum "Katanya tadi ayah nggak sayang sama Tiara kenapa Tiara nya kok meluk ayah, ayah ngambek"

visual Tiara (saat umur 10 /11 thn)

Mendengar itu Tiara langsung menunduk "Apakah ayah marah?"

Erlan masih diam pura pura marah . Sambil menatap takut "Ayah" panggil gadis manis itu pelan

"Hm"

Tiara tidak berani menatap mata Erlan ia terus menunduk takut dan itu membuat pria tampan itu tidak tega

"Hei sayang, kau tidak perlu takut seperti itu"

Sambil memangku Tiara "Ayah hanya bercanda sayang, ayah cuma mau ngetes kamu kalau kamu rindu ayah"

Tiara menatap Erlan "Ini buktinya Tiara nggak mau lepasin ayah, tapi ibu Kumala yang meminta Tiara untuk lepasin ayah, nah yang salah siapa?"

Mendengar ucapan bocah 10 tahun Erlan maupun Kumala hanya bisa tersenyum

Sebenarnya maksud Kumala, Tiara hanya di suruh turun agar sang tuan muda bisa duduk namun anak itu salah paham

"Ya sudah, ibu yang salah" akhirnya Kumala mengalah

"Tiara sayang kau lebih baik bermain ya ibu mau bicara dengan ayah Erlan sebentar saja boleh?"

"Hm baik lah. ibu" sambil menatap sang ayah

."Ayah Tiara main ya"

"Iya sayang, tapi hati hati"

Tiara mengangguk dan menuju teras melanjutkan membaca buku sambil bermain

Dan kini tinggal lah Erlan dan Kumala

"Bagaimana pekerjaan mu. Kumala, aku tahu saat insiden kau di tuduh waktu itu kau hampir di pecat rumah sakit bukan?"

Kumala tersenyum "Anda tidak perlu khawatir tuan, saya memang yang memberikan obat itu, namun tanpa obat itu nona Sarina juga tidak akan bisa memberikan keturunan"

Degh

Erlan terkejut dengan apa yang di ucapkan Kumala

"Apa yang kau katakan Kumala, Sarina tidak bisa memiliki keturunan meskipun tidak menggunakan obat itu?"

Kumala mengangguk "Benar tuan"

"Bagaimana bisa, bukan kah saat itu perempuan itu bilang dengan yakin kalau dia akan memberikan keturunan untuk Dwipangga"

Kumala yang mendengar tersenyum mencemooh

"Tuan muda saat itu nona Sarina berada di rumah sakit saat itu asisten saya Darma lah yang berada di sana untuk memeriksa nona Sarina. Asisten saya mengatakan jika kecil kemungkinan dia bisa memiliki seorang anak

Saat itu, meskipun Tiara masih berusia 10 tahun tapi diam diam dia mendengar kan percakapan itu dengan baik, akan tetapi dia mendengar dengan teliti apa yang di bicarakan oleh kedua orang dewasa

Flashback off

Melihat keterdiaman gadis manis itu Erlan menatap sejenak "Seperti nya ada yang putri ayah pikiran saat ini"

Tiara tersentak, namun menggeleng "Tidak ada ayah"

"Benarkah, tapi ayah rasa kamu sedang memikirkan sesuatu, katakan saja sayang"

Tiara memberanikan diri menatap sang ayah

"Tapi, ayah janji ya?"

"Janji apa?"

"Janji jangan marah dan harus jawab pertanyaan Tiara dengan jujur"

"Hm baik lah ayah akan menjawab pertanyaan Tiara dengan sejujur jujurnya" Erlan sangat senang menanggapi pertanyaan demi pertanyaan yang di lontarkan oleh sang anak

"A ayah k kenapa kau selalu marah marah dengan ibu, dan kalian selalu saja bertengkar, ayah sebenernya apa yang membuatmu sebegitu marah nya pada ibu Sarina?"

Degh

Erlan terkejut mendengar pertanyaan dari Tiara, ia tidak menyangka sang anak akan mengetahui pertengkaran itu.

Tiara yang melihat raut wajah Erlan berubah pun tertunduk takut "A aku tahu tidak seharusnya bertanya ini ayah, k kau tidak perlu menjawab nya jika pertanyaan ku tidak bisa ayah jawab. Dan seharusnya aku tidak ikut campur dalam. .." ucapan gadis itu terhenti kala

"Sayang, bukan ayah tidak ingin menjawab nya, hanya saja" sambil menatap Tiara

"Belum saatnya kau mengerti tentang masalah ini" saat itu mobil mereka terhenti di depan gerbang sekolah .

"Sayang, yang harus kau tahu adalah ayah sangat menyayangi mu dan masalah ayah dan ibu mu itu hanya masalah kecil, dan tidak harus membuat mu memikirkan masalah kam. Ingat ini sayang apapun itu ayah begitu menyayangi mu. Jangan memikirkan hal yang aneh aneh, belajar lah yang rajin ya" sambil mencium pipi sang anak.

Itu adalah rutinitas setiap hendak pergi kemanapun Tiara dan Erlan akan melakukan nya

Gadis itu pun turun dari mobil sang ayah

"Kalau begitu Tiara masuk dulu yah"

Erlan mengangguk "Belajar yang baik"

"Yaa ayah" setelah mengatakan itu Tiara pun masuk kedalam kawasan sekolah sedang kan Erlan menuju kantor

Diperjalanan Erlan terus tersenyum, namun sedetik kemudian ia memikirkan ucapan Tiara

"Kau pasti sangat penasaran dengan kenapa hubungan ku dengan Sarina itu seperti ini, maafkan aku sayang aku belum ada keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya , tapi nanti kalau sudah saatnya tiba aku akan mengatakan yang sebenarnya kepada mu"

...Harus aku akui ini tidak mudah tapi perasaan tidak bisa di bohongi...

Salahkah Cinta 3 (Ungkapan hati Erlan)

Saat Ini Erlan sudah sampai di sebuah gedung bertingkat dan seluruh staf karyawan membungkuk bahkan ada yang mengapa nya

"Selamat pagi pak" sapa satu persatu karyawan sedangkan yang di sapa hanya mengangguk tidak lama Erlan memasuki sebuah lif dan ia sampai ditempat ruangan nya berada.

Saat itu seorang pria menghampiri nya "Pak akhirnya anda sampai juga" Sambil berjalan Erlan menanyakan apa saja jadwal nya hari ini

"Kuriman, apa saja jadwal ku hari ini?"

"Baik, hari ini jadwal tidak terlalu padat pak, namun ada setumpuk berkas yang harus anda periksa, apa lagi kita juga bekerja sama dengan perusahaan batu bara yang ada di London pak"

Tidak lama Erlan sampai di ruangan nya,

"Berkas itu sudah ada di ruangan"

"Hn kalau begitu aku akan membawa berkas itu di rumah dan yang ini biar aku kerjakan di sini"

Kuriman mengangguk dan kemudian kembali keruangan nya

Erlan adalah seorang pimpinan di sebuah perusahaan yang sangat terkenal dan juga berpengaruh di wilayah ini

Maka dari itu Erlan selalu pulang malam dan untuk melepas rindu pada sang anak dia selalu melihat foto Tiara yang terpajang di meja kerjanya

Dan sebelum ia bekerja selalu menatap foto itu sebagai penyemangat

"Kau bertanya kenapa aku membenci ibu mu itu kan? Jika kau tahu yang sebenarnya mungkin kau juga akan membenci wanita itu"

Erlan terus berbicara pada foto Tiara

"Tiara seandainya kau tahu apa hubungan mu dengan ku, apakah kau mau menerima nya sebagai ibu mu heh! Pasti tidak. Karena dia adalah orang yang ingin kau lenyap"

Pria itu ingat jika Sarina lah, yang ingin Tiara di lenyap kan. Sarina juga lah yang berambisi ingin memiliki Erlan seutuhnya maka dari Sarina melakukan seribu macam cara agar bisa menikah dengan pengusaha kaya raya Erlan Arya Dwipangga

...Awal Mula...

Seorang pria muda tampan kini sedang menatap tajam seorang pria paruh baya, pemuda itu begitu marah saat mendengar keputusan pris itu

"Apa yang kau katakan Pa, aku harus menikah dengan nya heh!" sambil mendengus jijik

"Asal papa tahu, gadis itu hanya ingin mengambil keuntungan dari keluarga kita pa, kau tidak mungkin tidak tahu Dwipangga memiliki segalanya kan?"

"Erlan, kau itu selalu saja berkata seperti itu, menjelek jelekkan gadis itu dengan mengatakan hal hal yang tidak masuk akal. " Sang ayah menghampiri pemuda itu

"Nak kau sudah berusaha 27 tahun, daripada kau melanjutkan cita cita mu yang tidak penting itu. Lebih baik kau meneruskan perusahaan papa dan menikah dengan gadis pilihan ku"

Saat itu seorang wanita cantik juga berusaha membujuk sang anak

"Sayang, kau tahu banyak teman teman mama yang anak mereka sudah berumah tangga dan sudah memiliki anak, sayang mama ingin juga menimang cucu" ucapnya sedih

Erlan yang mendengar ucapan sang ayah menatap tajam "Apa papa bilang tidak penting?" Dengan tatapan tidak percaya. "Heh, kalian berdua egois!" Erlan saat itu melangkah pergi namun suara sang ayah kembali terdengar

"Tunggu!" otomatis langkah pemuda itu terhenti

"Apa lagi?"

"Kamu tetap harus menikah dengan dengan gadis itu Erlan! Titik! Tidak ada penolakan!"

Pria itu tetap bersikukuh menjodohkan sang anak dengan wanita pilihan nya

"Kau tahu, aku tidak ingin kau bernasib sama dengan kakak mu yang menikah dengan gadis pilihan nya yang ternyata anak seorang tukang becak. heh, mau di taruh di mana muka papa mu ini!"

"Dan kau langsung mencoretnya dari daftar ahli waris. Iya kan pa?" sela Erlan

Farhat yang mendengar ucapan sang anak pun tanpa gentar menjawab

"Ya! Aku mencoret nya dalam daftar ahli waris, itu aku lakukan karena aku tidak mau menanggung malu dengan dia yang menikahi wanita itu mau tidak mau aku harus menyematkan nama Dwipangga pada gadis miskin itu? Tidak sudi!"

Mendengar itu Erlan terdiam namun tersimpan amarah yang begitu besar

"Nak papa mohon hanya kau satu satunya yang ku punya. Nak dia adalah gadis yang baik, cantik dan juga dari keluarga terpandang. Jadi papa yakin dia adalah gadis yang cocok mu"

Sedangkan Erlan yang mendengar Farhat begitu memuji gadis itu memutar bola matanya malas karena melawan pun juga percuma lebih baik ikuti saja kemauan orang tua ini dan menyusun sebuah rencana

"Karena kau diam berarti setuju, dan malam ini keluarga mereka akan datang, jadi nanti bersiap siap lah menyambut mereka"

Sedangkan wanita itu yang ternyata ibu Erlan sangat senang "Sayang. nanti pulang nya jangan sampai sore ya kau harus memilih pakaian untuk acara makan malam"

"Hn terserah mama saja" ucapnya tidak peduli

Setelah mengatakan itu Erlan pun pergi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!