Bab 1) BREAKING NEWS!
Telah terjadi pembantaian Satu Keluarga di Desa.
Angan-angan RT/09 RW/08.
Kelurahan. Harapan-harap cemas Kecamatan. Suka-suka
Kabupaten. XXX
Kota. XXX
Pada hari Minggu dini hari.
Satu Keluarga yang menjadi korban adalah.
Suroto, usia 60 tahun. Kepala Keluarga
Melinda, usia 55 tahun. Istri
Rajo. 27 tahun. Anak.
Polisi sudah mengevakuasi para korban ke Rumah Sakit untuk keperluan Otopsi, dan Polisi masih melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari para saksi dan tetangga korban.
Dugaan sementara.
Motif dari pembantaian ini di latar belakangi dendam, karna pelaku menghabisi para korban dengan sangat sadis.
"Astaga! Setiap hari berita makin mengerikan saja, kejahatan terjadi setiap hari, dan terjadi pembunuhan di mana-mana,"ucap seorang wanita paruh baya yang tengah menonton berita Trending itu.
"Iya Bu, sungguh menyeramkan sekali ya dan motifnya juga karena dendam,"sahut seorang wanita yang menemaninya menonton.
"Saya berangkat dulu ya bu!"
Seorang gadis turun dari lantai 2 menghampiri 2 wanita paruh baya yang tengah menonton Televisi itu.
"Oh iya, hati-hati ya Nak Tami,"
"Iya Bu, Terimakasih."
Gadis yang bernama Tami itu keluar pintu utama.
"Tunggu Nak Tami," tapi Ibu itu menghentikan langkahnya.
"Ada apa Bu?"
"Nak Tami, jangan lupa ya untuk mempromosikan Kos-kosan ibu ini, nak Tami tahu kan kalau masih ada beberapa Kamar Putra dan Putri yang masih kosong di sini."
"Iya Bu, ibu tentang saja, saya akan promosikan tempat Kos ibu ini pada teman-teman saya."
"Terimakasih nak Tami, dan nak Tami jangan khawatir jika nak Tami bisa membawa satu orang untuk ngekos di sini, nak Tami akan mendapat Diskon 50% di bulan depan,"ucap ibu itu setengah berbisik.
"Benarkah!"Gadis itu langsung berbinar ketika mendengar kata Diskon.
"Tentu saja benar kapan ibu pernah berbohong."
Gadis yang bernama Tami senang dengan tawaran dari ibu Kosnya, ia bersemangat melangkah keluar Kos-kosan itu, berharap di tempat kerjanya ada yang membutuhkan tempat tinggal agar ia bisa mendapatkan Diskon 50%.
Jadi!
Ibu tadi bernama, Saidah, seorang janda berusia 50 tahun, ia pemilik Kos-kosan sederhana yang berlokasi di sebuah gang sempit yang ada di pinggiran kota.
Karena lokasi yang tidak strategis inilah yang membuat Kos-kosan yang diberi nama Kos (SURGA) itu sepi dan tidak ada yang betah tinggal di sana.
Selain aksesnya yang susah, tempat ini juga kumuh dan menyeramkan ketika malam hari, hanya ada satu yang membuat orang tertarik dan beralasan untuk tinggal di sana terutama bagi mereka yang memiliki Budget minim dan pas-pasan, karena sewa di Kos SURGA sangatlah murah dibanding tempat Kos yang lain di Kota besar itu.
Ibu Saidah sendiri mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Karim berusia 25 tahun.
Dan gadis yang bernama Tami tadi, ia Karyawan yang bekerja di Swalayan tidak jauh dari tempat Kos itu, dia berusia 22 tahun dan dia penghuni lama di Kos SURGA
Ada 3 orang lagi yang tinggal di Kos yang berlantai 2 itu.
Widia.
Ranum.
Rian.
Dan mereka hampir memiliki usia yang sama.
🍂🍂🍂🍂🍂
Di tempat lain.
Seorang gadis baru saja turun dari sebuah Bus antar Provinsi.
Gadis itu bernama Riana.
Ia Gadis sederhana yang berasal dari Desa dan bertujuan merantau ke Kota besar berharap bisa mengubah nasib Keluarganya.
"Permisi Pak! Apa bapak tahu alamat ini di mana?"tanya Riana pada bapak-bapak yang profesi sebagai tukang Ojek.
Bapak itu memperhatikan kertas bertuliskan alamat yang ada di tangan Riana.
"Ini ada di perumahan elit sana Mbak, sangat jauh dari sini."kata bapak-bapak itu.
"Apa bapak bisa mengantarkan saya ke alamat ini?"pinta Riana dengan sopan.
"Bisa Mbak!"
Dan Riana pun pergi menuju alamat yang ternyata milik temannya ketika di Desa yang bernama Lestari.
Lestari sendiri sudah merantau terlebih dahulu sejak 5 tahun silam dan kabarnya wanita itu kini sudah sukses bahkan ia menjadi seorang Manajer di perusahaan besar yang ada di kotak itu.
Beberapa bulan yang lalu Lestari pulang kampung dan ia menawari Riana untuk merantau ke Kota agar bisa mengubah nasib keluarganya, Lestari juga memberikan alamat dan nomor ponselnya pada Riana.
Tapi Riana kehilangan nomor ponsel Lestari hingga ia sulit menghubungi temannya itu, hanya bermodalkan alamat yang masih ia simpan Riana nekat pergi ke Kota dan bertemu dengan temannya.
☘️☠️☘️
Yang dikatakan bapak tukang ojek itu benar adanya lokasi Perumahan elit itu sangat jauh dari Terminal Bus tempat Riana pertama kali menapakkan kaki di Kota besar itu.
"Ini Mbak tempatnya,"ucap bapak itu tepat berhenti di depan rumah mewah berwarna abu-abu yang diduga milik Lestari.
"Apa ini tidak salah Pak ! Rumahnya bagus sekali!"ragu Riana.
"Benar Mbak, ini sudah sesuai dengan alamat yang Mbak tunjukkan tadi."yakin bapak tukang Ojek, dan Riana pun turun dari motornya lalu segera membayar ongkos Ojek pada bapak itu.
"Ini kebanyakan Mbak saya tidak punya kembaliannya?"
"Buat bapak saja."
"Wah terima kasih banyak ya Mbak."
"Sama-sama Pak, saya juga berterima kasih karena bapak sudah bersedia mengantar saya sampai sini."
Setelah itu Riana berlalu menuju pintu gerbang yang tak tertutup.
Bapak tukang Ojek masih memperhatikan Riana.
"Dia dari kampung berniat mengadu nasib di Kota tapi kenapa uangnya banyak sekali?"gumam bapak itu, yang tadi tidak senaja melihat isi Tas Riana,
tapi ia tidak mempermasalahkannya yang penting ia dibayar mahal hari ini.
"Permisi!"
Riana menekan bel rumah itu dan Riana cukup senang karena pemilik rumah dengan cepat membukanya.
Tapi bukan Lestari yang membuka melainkan ART nya, ia juga mengatakan jika Lestari tidak ada di Rumah, beliau masih di Kantor.
Setelah mendapati tidak ada temannya di Rumah, Riana memutuskan untuk pergi, tapi ia sudah mengantongi nomor ponsel Lestari yang diberikan oleh ART nya, dan itu akan mempermudahnya untuk menghubungi Lestari.
Karena Lestari baru bisa menemuinya esok hari, Riana memutuskan untuk mencari Kos-kosan terlebih dahulu.
Riana berkeliling Kota namun semua tempat Kos di sana memiliki harga yang sangat tinggi, Riana yang baru memulai kehidupan di Kota dan belum mendapatkan pekerjaan tentu tidak sanggup untuk membayarnya.
Riana masih berjalan di Trotoar hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang pedagang makanan keliling.
Riana yang merasa lapar di malam hari seperti ini berniat memesan satu porsi Siomay.
Dan ia menghentikan bapak-bapak penjual somay yang melintas di hadapannya.
Di tengah-tengah Riana menyantap siomay itu si bapak bertanya, apa yang dilakukan seorang gadis malam-malam begini di pinggir jalan!
Dan tanpa ragu Riana pun menceritakan semuanya.
☘️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☘️
Terimakasih sudah berkunjung ke Novel ke 3 Ntor 🙏🙏🙏
Semoga suka😁😁
Mohon dukungannya ya 🙏
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🤗.
Jangan lupa Like, Vote, dan tab ❤️ nya.
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️
"Jadi Mbaknya sedang mencari tempat Kos?"tanya penjual Siomay itu.
"Iya Pak, dan ternyata sulit sekali mencari tempat Kos yang murah di Kota besar seperti ini,"keluh Riana.
"Kalau mbaknya mau ada tempat Kos dengan harga murah!"
"Di mana Pak?"antusias Riana.
"Di pinggiran sana Mbak, memang aksesnya agak sulit karena berada Di gang sempit, untuk menuju Halte Bus saja harus berjalan cukup jauh."
"Tidak apa-apa Pak, apa bapak bisa memberikan alamat lengkapnya pada saya?"
Saya sekalian lewat sana Mbak, bagaimana kalau saya antar?"tawar bapak itu.
Dan tentu Riana pun mengangguk karena itu akan mempermudahnya untuk menemukan tempat Ko murah itu.
☘️☠️☘️
Setelah berjalan cukup jauh.
Akhirnya Riana sampai di sebuah gang sempit.
"Di sini Mbak, mbaknya masuk saja ke gang ini dan nanti ada Kos-kosan bernama SURGA, tapi mbaknya hati-hati ya gang itu gelap dan tidak jarang menjadi tempat sembunyi para Preman,"ucap bapak itu, memperingati.
"Iya Pak saya akan berhati-hati, Terimakasih banyak sudah mengantar saya sampai sini."
"Iya sama-sama mbak, kalau begitu saya lanjut dagang lagi ya!"
"Iya Pak hati-hati!"
Setelah bapak penjual somay itu pergi tanpa ragu Riana melangkahkan kakinya memasuki gang yang sangat minim penerangan itu.
☘️☠️☘️
Tak sengaja dan secara bersamaan Tami muncul bersama temannya di belakang Riana dan mereka sama-sama terkejut!
"Siapa kau?"tanya Tami dengan gugup karena ketakutan.
Riana memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud dan tujuannya memasuki gang itu.
"Oooh... Aku kira kau siapa, jadi kau ingin mencari tempat Kos?"Tami berantusias, dan ia langsung mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada Riana dan ia pun memperkenalkan temannya yang bernama Tika.
Setelah ketiga Gadis itu berkenalan, tanpa ragu, Tami meminta Riana untuk berkata pada ibu Saidah kalau dia lah Yang membawanya ke Kosan itu.
"Kau tenang saja nanti aku akan mentraktir mu makan malam,"kata Tami merayu.
Riana tersenyum dan mengangguk,
tak masalah baginya hanya untuk mengatakan itu saja, karena Riana rasa Tami gadis yang baik dan bisa menjadi temannya.
Tami senang!
karena hari ini ia dapat 2 orang sekaligus dan otomatis Diskonnya pun bukan lagi 50% melainkan 100%.
☘️☠️☘️
Ketiga Gadis itu berjalan berbaris memasuki gang sempit.
Baru saja beberapa langkah tiba-tiba ada seorang Preman berbadan besar yang dipenuhi Tato menghadang Tami, Riana dan Tika.
Tami langsung bergetar karena ia tahu Preman yang ada di hadapannya adalah Preman yang paling ditakuti di tempat itu, Preman itu sangat kejam dan tak mengenal ampun.
"Maaf bang kami hanya numpang lewat,"kata Tami dengan gemetar.
"Lewat! Lo tau kan! siapapun yang lewat Gang ini di malam hari ia harus membayarnya."
Riana dan Tika terbelalak dengan peraturan gila Preman itu.
Berbeda dengan Tami karena ia sudah mengetahui sejak dulu.
"Tapi bang ini kan baru jam 20: 00 malam biasanya Abang membuat aturan itu di jam 23:00!"
PRANK!
AAAKKH...
Preman itu melemparkan botol minuman yang ada di tangannya tepat di hadapan tiga Gadis itu.
Dan sontak membuat mereka terkejut dan menjerit.
"Maaf bang, maaf,"Tami mengangguk-anggukan kepalanya dan langsung merogoh Tas untuk mengambil lembaran kertas yang bernilai di sana.
Dengan tangan yang gemetar Tami memberikannya pada Preman itu.
Si preman menarik kasar uang yang ada di tangan Tami.
"Kurang ajar! Apa-apaan ini lu ngeledek gua! ini penghinaan namanya!"maki Preman itu tak terima dengan nilai uang yang diberikan Tami.
"Maaf bang tapi saya tidak punya uang lagi,"ujar Tami masih menundukkan kepalanya.
Preman itu melirik Tika dan Riana, dan kedua Gadis itu tentu tahu apa arti dari lirikan itu.
Dengan cepat Tika mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar di sana setelah memberikan uang uang itu jika berniat langsung pergi dari sana dia tentu mengurungkan niat untuk tinggal di daerah seram itu.
Berbeda dengan Riana sejak tadi ia terlihat santai, dan enggan untuk melakukan seperti apa yang dia temannya Lakukan.
Tapi di ujung Gang sana.
Ada seorang pemuda yang menghentikan pemalakan itu.
"Hay! Apa yang kalian lakukan di sana?"teriak pemuda itu yang berada di belakang Preman.
Preman itu tidak terima karena ada yang berani menghentikan aksinya.
Ia berjalan mendekati Pemuda itu dan memukul wajahnya.
BUG!
Si pemuda yang tak tahu jika lelaki besar itu adalah Preman yang ditakuti melayangkan pukulan balasan pada si Preman.
Tapi dengan sangat mudah Preman itu menghindar dan ia langsung menghajar si Pemuda itu secara membabi buta.
sampai membuat pemuda itu tersungkur.
Tami dan Tika panik!
Ia berteriak meminta pertolongan sementara Riana Ia hanya terdiam membisu melihat Preman itu menghajar seseorang dihadapannya padahal pemuda itu sudah tersungkur tak berdaya.
Teriakan Tami dan Tika mengundang perhatian orang-orang yang tinggal di sekitar sana, begitupun dengan para penghuni Kos SURGA.
Karena banyaknya orang yang datang.
Preman itu lari entah ke mana.
Dan pemuda itu di papah untuk masuk ke dalam Kos-kosannya.
Ternyata pemuda itu bernama Tio, ia penghuni baru di SURGA.
Baru sore tadi Tio resmi tinggal di situ.
Ibu Saidah panik!
ia segera meminta putranya Karim, untuk mengambil kotak obat dan segera mengobati luka-luka yang ada di wajah Tio.
Setelah selesai mengobati luka Tio, Ibu Saidah menenangkan anak-anak Kosnya yang terlihat panik terutama Tika, ia sampai mengurungkan niatnya untuk ngekos di sana.
Tapi Tami meyakinkan temannya itu jika kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi, begitupun dengan ibu Saidah. Ia yang tak ingin kehilangan sumber penghasilan membujuk Tika dan Riana, ia bahkan berjanji akan melaporkan kejadian ini pada Polisi dan Preman itu akan segera ditangkap.
Hebatnya rayuan Tami dan ibu Saidah membuat Tika pun luluh dan bersedia untuk tinggal di sana begitupun juga dengan Riana.
Setelah semuanya sepakat Bu Saidah mengantar kedua Gadis itu ke kamar masing-masing yang berada di lantai 2 Kosan itu.
Tika ditempatkan di kamar nomor 212.
Sedangkan Riana di kamar 211.
Bersebelahan dengan kamar Ranum, gadis yang terkenal sombong dan angkuh yang berada di kamar 210.
Sedangkan Tami sendiri berada di kamar 214.
Dan Widya di kamar 215.
"Selamat beristirahat! Jika kalian membutuhkan sesuatu panggil saja ibu atau Karim,"ucap Ibu Saidah ramah.
"Baik bu, terimakasih!"sahut kedua Gadis itu secara bersamaan.
Karim mengantar Tio masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai dasar dengan nomor kamar 110.
Di kesempatan ini Tio menanyakan soal Preman itu, dan Karim menjawab dengan apa adanya.
"Apa kau takut?"tanya Karim
"Tentu saja tidak, Saya bukan lelaki pengecut yang hanya takut pada seorang Preman seperti itu,"sahut Tio.
"Hahaha,"Karim tertawa kecil,"kau bahkan sudah babak belur seperti ini oleh Preman itu, tapi masih bisa bicara seperti itu,"ucapnya.
"Ini karena Saya belum siap, suatu hari nanti Saya akan membalasnya lebih dari ini,"ucap Tio dengan pandangan menusuk ke arah tembok.
"Terserah kau saja, sekarang beristirahatlah agar cepat sembuh Dan kau bisa membalas Preman itu,"sahut Karim dan segera pergi dari kamar Tio.
☘️☘️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☘️☘️
Terimakasih sudah mau berkunjung ke cerita ke 3 Ntor ini. 🙏🙏
Mohon dukungannya 🙏🤗
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🤗
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️😘
Seperti janjinya.
Tami mentraktir teman-teman barunya.
Tapi bukan mentraktir dengan makan di Cafe, Restoran atau yang lainnya.
Tami hanya membuatkan Indomie rebus untuk teman-temannya itu.
"Apa ini yang kau maksud dengan Mentraktir?"tanya Tika sambil menatap 3 mangkuk mie rebus yang masih mengepul itu.
"Ah.. kau jangan bicara seperti itu, ini hanya awal saja, kapan-kapan aku akan mentraktir kalian di Restoran, lagi pula ini sudah malam kan tentu sangat berbahaya jika kita keluar."kilah Tami.
Tika menghela nafasnya.
"Baiklah, tidak masalah. Ini juga sudah cukup untuk makan malam,"sahut Riana dan segera menyantap Mie rebus yang menggugah selera itu.
Saat ini ketiga Gadis itu sedang berada di Rooftop bangunan Kos SURGA yang biasa digunakan untuk nongkrong anak-anak Kos di sana.
Tami bercerita banyak pada teman-temannya tentang Kos-kosan yang ia tinggali sudah lebih dari satu tahun ini, termasuk tentang Preman yang sering memalak di gang sempit sana.
Namun Tami tidak menceritakan keanehan apapun di Kos-kosan itu, dan dia nyaman-nyaman saja selama tinggal di sana, lebih-lebih lagi karna harganya murah yang membuat Tami semakin betah.
"Untung aku pulang kerja di sore hari, jadi tidak harus melewati Gang itu di malam hari, tapi aku akan tetap pindah dari sini Jika aku sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,"kata Tika, menimpali cerita Tami.
"Kau kerja di mana Ri?"tanya Tami pada Riana.
"Aku belum mendapatkan pekerjaan karena aku baru saja sampai tadi siang dari kampung halamanku, Tapi besok aku akan bertemu dengan temanku, dia bekerja di Perusahaan besar yang ada di Kota ini, dan dia berjanji akan memberiku pekerjaan di kantor tempatnya bekerja."
"Waaaah. Selamat kalau begitu. Baru saja datang, kau sudah dapat pekerjaan aku dulu sampai berbulan-bulan mencari pekerjaan."sambung Tami.
Mereka terus mengobrol bercanda.
Walaupun mereka baru kenal dalam hitungan jam, tapi mereka sudah terlihat sangat akrab.
Tak terasa satu jam Sudah mereka mengobrol di Rooftop.
Dan Tami berpamitan untuk tidur karena esok hari dia akan bekerja, begitupun dengan Tika.
Tika dan Tami turun dan masuk ke dalam kamar masing-masing.
Berbeda dengan Riana.
Gadis itu masih betah di sana sambil menatap langit yang gelap gulita, tanpa bulan dan bintang sepertinya malam ini akan turun hujan.
Didukung dengan hembusan angin yang dingin menusuk kulit, meyakinkan jika malam ini, benar-benar akan turun hujan.
Tapi meskipun begitu,Riana masih enggan untuk beranjak dari sana, hawa dingin yang menembus kulitnya yang hanya berbalut kaos tipis seolah tidak mempengaruhi nya untuk segera meninggalkan Rooftop.
Riana masih memandang langit-langit, dan sekelebat bayangan keluarganya hadir di pelupuk mata.
Entah bayangan apa yang Riana lihat di sana, sampai membuat ia meneteskan air mata.
Tapi cepat-cepat Gadis itu menghapusnya seolah tak ingin ada yang tahu bahwa dia tengah menangis.
Riana berjalan maju menuju pembatas Rooftop.
Pandangannya tertuju pada sesuatu yang ada di bawah sana.
"Hey! Ngapain lo di sana?" Ranum datang mengagetkan Riana dari belakang.
"Aku hanya mencari angin saja di sini,"Riana bicara sambil memajukan langkahnya mendekati ranum.
Dia mengulurkan tangan pada gadis itu.
"Perkenalkan namaku Riana?"
PLAK!
Ranum menepis tangan Riana.
"Gue nggak butuh perkenalan dari lo, lebih baik lo sekarang pergi dari sini karena gue mau memakai tempat ini,"ketus Ranum, yang memang memiliki sifat sombong dan angkuh.
"Baiklah aku permisi dulu,"Riana segera turun dari Rooftop dan membiarkan Ranum bersama temannya berada di sana.
"Apa Dia anak baru! Kok aku baru lihat ya?"tanya Widya yang saat ini sedang bersama Ranum.
"Sepertinya begitu!"sahut Ranum sambil mengeluarkan beberapa botol minuman di kantong plastik yang ia jing-jing.
☘️☘️☠️☠️☘️☘️
Pagi hari.
Semua penghuni Kos masih bermalas-malasan untuk beranjak dari kasurnya.
Karena semalam hujan deras, menciptakan suasana yang dingin di pagi hari.
Membuat mereka enggan untuk beraktivitas.
Semuanya masih bergelut dengan selimut masing-masing.
AAAKKKHHH....
Di tengah Cuaca mendung dan dingin kehebohan terjadi,
karna suara teriakan dari Bu Saidah yang berada di luar Kos-kosan.
Ia lari pontang-panting setelah beberapa menit keluar dari pagar Kos-kosan.
Bu Saidah memang selalu bangun di pagi hari, Cuaca mendung dan hawa dingin tidak membuatnya untuk bermalas-malasan.
Dan ialah satu-satunya penghuni yang bangun terlebih dahulu, dan aktivitas yang pertama ia lakukan adalah membuang sampah.
Tapi sepertinya!
untuk hari ini aktifitas rutinnya itu, akan sedikit membuatnya Shock!
"Ada apa Bu!" Karim yang mendengar teriakan suara ibunya lantas panik dan segera menuju Bu Saidah yang berada di luar Kos.
"Di...di sana Ma... Ma.... ma!"suara Bu Saidah terbata-bata dan seluruh tubuhnya gemetar.
"Ma, apa! Ibu tenang dulu dan bicara yang jelas ada apa?"
Bu Saidah langsung mencekram tangan Karim.
"Ada mayat di sana, Karim."
Bukan hanya Karim, Tio dan Rian pun ikut keluar karena ia mendengar kepanikan Bu Saidah.
"Di mana mayatnya Bu?"
"Di sana!"Tunjuk Bu Saidah pada sisi Tong sampah yang berukuran besar.
Perlahan Karim mendekati lokasi yang ditunjuk oleh ibunya.
Untuk sejenak Karim tidak menemukan apapun di sana.
Tapi ketika ia memajukan wajahnya ke sisi tong sampah yang banyak tumpukan batu, Karim sangat terkejut setengah mati,
sampai ia menjatuhkan dirinya.
"Astaga! itu benar Mayat!"
Tio dan Rian segera berlari menghampiri Karim untuk memastikan apa yang dilihat lelaki itu.
Rian sampai mengalihkan wajahnya ketika melihat apa yang ada di sisi Tong sampah.
Dan itu benar-benar sesosok Mayat Pria.
Yang dipenuhi darah dari luka menganga yang ada di sekujur tubuhnya, bahkan wajahnya pun sampai tidak dikenali lagi.
Membuat siapapun yang melihatnya, bergidik ngeri sekaligus mual.
Tak perlu membutuhkan waktu lama,
para warga dan penghuni Kos lainnya sudah turun untuk menyaksikan penemuan Mayat itu, dan melihat dari pakaiannya, Pria itu adalah Preman yang sering memalak di Gang.
Tio meminta semua untuk menjauhi Mayat tersebut dan Karim segera menghubungi Polisi.
20 menit kemudian para Polisi datang dan segera Mengevakuasi korban.
Dugaan mereka benar, jika itu adalah Mayat preman yang biasa memalak di Gang sempit.
Dan kuat kemungkinan, jika preman itu tewas karena dibunuh.
Polisi memeriksa TKP dan meminta keterangan pada anak-anak Kos dan warga sekitar, terutama ibu Saidah selaku orang yang pertama kali menemukan jasad korban.
"Baik Pak kami akan siap Jika bapak membutuhkan keterangan apapun dari kami,"ucap Karim pada salah satu anggota kepolisian.
"Baik, Terimakasih atas kerjasamanya kalau begitu kami permisi!"
Polisi meninggalkan Lokasi kejadian setelah sebelumnya memasang garis Polisi di sana.
☘️☘️☠️☠️☘️☘️
Selepas kepergian Tim Polisi.
Para penghuni Kos menjadi gaduh riuh dengan peristiwa heboh di pagi hari ini.
Ada yang mengucapkan syukur atas tewasnya Preman yang meresahkan itu.
Ada juga yang merasa takut karena Preman itu mati dibunuh.
"Dia itu Preman, tentu saja memiliki banyak musuh, bisa jadi dia berkelahi dengan teman sesama Premannya sampai membuat dia mati,"ucap Tio yang menenangkan teman-temannya.
"Benar tidak usah dipikirkan, Polisi juga tengah mengusut kasus ini,"sahut Karim.
Sedangkan Bu Saidah wanita itu masih duduk lemas,
sepertinya ia masih syok dengan apa yang ia lihat beberapa jam yang lalu.
Siang nanti Bu Saidah berniat melaporkan Preman itu ke Polisi!
Tapi sebelum itu ia lakukan, Preman itu justru di temukan tewas terlebih dahulu.
Apakah ini suatu keberuntungan!
Atau justru, awal dari malapetaka yang akan terjadi Kos-kosan SURGA!
☘️☘️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️☘️☘️
Terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Mohon dukungannya ya 🙏🤗
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini agar Ntor bisa segera memperbaikinya 🤗
Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!