NovelToon NovelToon

Memories Of Love

Tak Tergapai

Kisah ini dimulai dengan kepiluan seorang anak laki-laki bernama Jarvish yang masih berumur sepuluh tahun. Mamanya pergi meninggalkan dia dan Papanya demi harta dan status. Papa anak itu hanyalah seorang pelukis naif yang berharap bisa menjadi kaya raya dengan lukisan-lukisanya. Namun, kenyataan berkata lain. Papa dari anak itu tidak pernah berhasil menjual lukisannya sejak ia menikah.

Istrinya adalah seorang penyanyi kafe. Mereka berdua saling jatuh cinta karena mereka sama-sama menyukai seni sampai akhirnya mereka berdua menikah. Namun, impian mereka membangun rumah tangga yang indah dan bisa hidup bergelimang harta dengan bakat seni yang mereka miliki hanyalah tinggal impian belaka.

Hingga sampailah pada titik puncak di mana sang Istri tidak tahan lagi hidup miskin dan menderita. Sang istri akhirnya pergi meninggalkan anak dan suaminya begitu saja untuk menikah lagi dengan seorang konglomerat. Konglomerat itu bernama Jerry Benjamin. Jerry Benjamin adalah duda beranak satu.

Sejak ditinggal pergi istrinya, papanya Jarvish berubah menjadi pemabuk berat dan Jarvish kecil harus mengurus papanya setiap kali papanya pulang dalam keadaan mabuk berat. Karena stres ditinggal istrinya dan uang dari pekerjaannya menjadi tukang batu musiman, ia habiskan untuk mabuk-mabukan, Alhasil Jarvish kecil hanya bisa makan tiga hari sekali.

Satu tahun hidup menderita dengan papanya yang berubah menjadi pemabuk berat membuat Jarvish harus menelan dalam-dalam penderitaannya itu sendirian tanpa bisa berbagi keluh kesah karena kemiskinannya membuat dia tidak memiliki satu pun teman. Dia bahkan seringkali menangis sendirian di pojokan kala rasa rindunya pada sang Mama sekaligus rasa bencinya pada sang Mama menggigit hatinya. Jika bisa dibelah dadanya maka semua orang akan melihat hati Jarvish pasti menyala merah penuh luka penderitaan dan kesedihan

Jarvish yang kala itu sudah berumur sebelas tahun diharuskan menahan gengsinya di kala lapar yang sangat hebat melanda dirinya. Satu tahun hidup dengan papanya, anak kecil itu tidak kuat lagi jika harus menahan lapar lagi

Jarvish akhirnya nekat mengambil ukulele milik ayahnya untuk ia pakai mengamen. Uang yang ia dapatkan dari mengamen sepulang sekolah sampai Maghrib tiba, hanyalah sepuluh ribu rupiah, tapi itu cukup bagi Jarvish untuk membeli dua bungkus nasi hanya dengan lauk tahu atau tempe. Jika hari ini tahu maka besok tempe dan begitu seterusnya.

Di suatu sore yang cerah, Jarvish kembali memapah papanya yang pulang dalam keadaan mabuk. Anak kecil itu membaringkan papanya di atas ranjang kecil dengan kasur dari kapuk yang sudah sangat tipis. Lalu, anak kecil itu mengambil baskom, ia isi baskom itu dengan air hangat dan dia pakai air hangat itu untuk menyeka wajah, leher, tangan dan kaki papanya.

Dua jam kemudian papanya bangun dan seperti biasa di saat papanya bangun dari mabuk, Jarvish meninggalkan tugas sekolahnya untuk menyuapi Papaya nasi dengan lauk tempe di petang itu. Tiba-tiba papanya terbatuk-batuk dan batuknya tidak berhenti. Jarvish mulai panik dapat wajah papanya tiba-tiba berubah menjadi biru dan pria pemabuk berat itu jatuh di atas ranjang dengan posisi tengkurap.

Jarvish sontak melemparkan piring berisi nasi dan tempe sampai semua nasi jatuh berhamburan di atas lantai. Anak kecil tampan itu segera menegakkan badan papanya dan meletakkan kepala papanya di atas bantal dengan pelan sambil menangis sambil terus berteriak memanggil papanya, "Pa! Papa kenapa? Bangun, Pa! Papa belum makan"

Saat melihat papanya tidak merespons panggilannya sama sekali, Jarvish langsung melesat keluar dari kamar kost sempit itu dan langsung jatuh bersimpuh di depan pintu kamar kost untuk berteriak, "Toloooongggg!!!!!" Sekencang-kencangnya.

Kebetulan di petang itu ada seroang dokter muda pulang dari kuliah dan menghampiri Jarvish, "Ada apa, Dek?"

"Papa saya wajahnya biru dan kaku. Tolong selamatkan Papa saya" Jarvish memegang erat kaki pemuda itu dengan wajah penuh air mata.

Dokter muda itu langsung menarik Jarvish untuk masuk ke dalam dan setelah memeriksa selama lima menit kondisi papanya Jarvish, dokter muda itu akhirnya menatap Jarvish dengan sorot mata sendu berkata dengan nada lirih, "Maaf Dek, Papa Adek sudah pergi menghadap Sang Pencipta"

Jarvish sontak memeluk dokter muda itu dan menangis histeris.

Satu Minggu setelah kematian papanya, mamanya datang dan mengajak Jarvish tinggal di kediaman mewah seorang konglomerat. Jarvish terpaksa menuruti kemauan mamanya tinggal di rumah apa tirinya itu demi untuk meraih cita-citanya menjadi orang sukses di segala bidang. Karena dia, tidak ingin menjadi pria menyedihkan seperti papanya. Di hari itu untuk pertama kalinya, Jarvish bertemu dengan papa tiri dan kakak tirinya yang bernama Joshua Benjamin.

Joshua membenci Jarvish karena kehadiran mamanya Jarvish membuat papanya mengabaikan dia. Begitu pula dengan Jarvish. Jarvish membenci Joshua karena dia berpikir Joshua lah yang sudah merebut mamanya.

Tujuh belas tahun kemudian..........

Seorang gadis muda yang manis dengan gigi gingsul di rahang sebelah kiri atas, berhidung mancung, berbibir mungil dan penuh, berambut hitam lurus dengan panjang sebahu, memiliki tubuh proporsional yakni bertinggi badan seratus enam puluh dua centimeter dengan berat badan lima puluh satu kilogram itu, berjalan dengan wajah riang gembira.

Nama gadis itu adalah Luna Aditya. Dia putri tunggal dari Hanung Aditya. Papa Luna adalah karyawan biasa di perusahaan besar milik konglomerat terkenal Jerry Benyamin. Jerry adalah CEO dari Grup Benjamin. Jerry Benjamin memiliki anak kandung bernama Joshua Benjamin dan memiliki anak yang dibawa oleh istri sambungnya yang bernama Jarvish. Saking cintanya pada istri sambungnya itu, Jerry dengan senang hati menyematkan nama Benjamin di belakang nama anak yang dibawa wanita itu meskipun anak itu bukan anak kandungnya.

Luna terus melangkahkan kakinya dengan ringan dan terus mengulas senyum bahagia di wajah manisnya menuju ke Balairung Utama.

Luna Aditya sangat bersyukur dia akhirnya terpilih masuk ke universitas tersebut setelah melewati seleksi yang sangat ketat. Wanita mungil dan manis itu sangat ingin berkuliah di universitas tersebut karena jika ia berhasil lulus dari sana dengan nilai bagus, Grup Benjamin akan langsung merekrutnya menjadi karyawan dengan gaji yang lumayan besar dengan begitu ia tidak perlu lagi bersusah payah melamar kerja ke sana kemari.

Di hari pertama masuk kuliah, semua mahasiswa baru dikumpulkan di sebuah aula yang sangat besar. Di sana lah, Luna bertemu dengan seorang pria yang mampu membuatnya terpana dan membuat jantungnya berdebar-debar untuk pertama kalinya.

Pria itu berjalan di tengah panggung dan segera mengenalkan dirinya, "Saya adalah Jarvish Benjamin. Saya dosen tidak tetap di sini yang mengajar mata kuliah Matematika Bisnis. Saya adalah Presdir Grup Benjamin yang bertanggung jawab di bidang perhotelan milik Grup Benjamin. Saya juga pendiri klub sosial di kampus ini. Selamat datang di kampus ini dan selamat belajar dengan giat"

"Dia sangat tampan dan gagah" Seorang mahasiswi menyenggol bahu Luna.

"Iya, dia sangat tampan, gagah juga keren banget. Dia tipe pria idaman bagi setiap wanita. Oh iya, namaku Luna dan kamu?"

"Aku Bella dan kita teman sekarang" Bella menyambut uluran tangan Luna.

"Iya, kita teman" Luna tersenyum ke teman barunya itu.

"Kabarnya dia masih lajang. Tapi, dia playboy dan dingin banget karakternya. Dia tidak pernah bersikap lembut pada wanita"

"Tapi, lumayan bisa jadi vitamin A untuk mencerahkan mata kita pas dia ngajar di kelas kita nanti" Luna tersenyum jenaka dan Bella sontak tergelak geli lalu berkata, "Iya, kamu benar"

Luna adalah tipe wanita yang hangat. Dia ramah dan mudah bergaul. Dia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dia suka menolong tanpa pandang bulu. Untuk itulah di hari pertama masuk kuliah dia memilih bergabung di klub sosial. Buka karena klub itu pendirinya adalah Jarvish Benjamin. Tapi, karena Luna memang suka menolong sesama.

Kedua mata Luna sontak membulat berseri-seri dan serasa mendapatkan durian runtuh sewaktu ia melihat Jarvish Benjamin duduk di salah satu kursi penerimaan anggota baru di klub sosial.

Hati Luna berdebar-debar saat ia berdiri di depan meja Jarvish Benjamin.

Luna duduk mematung saat kedua bola matanya bertubrukan dengan kedua bola matanya Jarvish Benjamin.

Bahkan Luna terlonjak kaget saat pria itu berdeham cukup keras dan dengan wajah dingin bertanya, "Kau mau mendaftar atau hanya duduk diam di situ?"

"Ah, emm, tentu saja mendaftar" Luna langsung meletakkan berkas pendaftarannya di atas meja dengan berdebar-debar. Dia sangat senang bisa berhadapan langsung dengan Jarvish Benjamin.

Dia lebih tampan kalau dilihat sedekat ini. Ya, ampun! Ada, ya, pria setampan ini di dunia. Batin Luna.

Walaupun Jarvish tidak memandangnya dan hanya membubuhkan tanda tangan di berkas pendaftarannya Luna, dan menyerahkan berkas itu ke Luna tanpa mengangkat wajahnya untuk menatap Luna, gadis itu sudah merasa girang bukan kepalang karena ia bisa menatap lekat wajah Jarvish dari dekat dan mencium wangi parfum Jarvish. Namun, dia sadar kalau dirinya hanya bisa mengagumi Jarvish secara diam-diam. Ia juga sadar, ia tidak akan pernah bersanding dengan Jarvish Benjamin.

Di kelas pertamanya, Luna hatinya menyala riang kala Jarvish Benjamin melangkah pelan menuju ke tengah papan tulis putih dan berdiri di depan semua mahasiswa dengan sapaan, "Selamat pagi. Saya senang diberi kepercayaan mengajar perdana di kelas ini untuk tahun ajaran baru. Saya akan memulainya dengan sejarah adanya Matematika di bidang bisnis..........."

Luna menyesal duduk di bangku paling belakang dan pojok. Gara-gara antri mendaftar di klub sosial, dia hampir telat masuk kelas itu dan harus ikhlas dapat bangku paling pojok deret paling belakang.

Andai saja aku bisa duduk di bangku paling depan, aku bisa melihat dari dekat wajah tampan itu dan bisa kembali mencium wangi parfumnya yang maskulin sekaligus segar. Batin Luna.

Di tengah-tengah pelajaran berlangsung, tiba-tiba alarm tanda bahaya berbunyi. Ada gempa yang cukup besar dan semua mahasiswa sontak berteriak kencang, berlarian keluar dengan panik dan mulai berhimpit--himpitan.

Luna yang berada di bangku paling belakang langsung berteriak kencang dan memilih untuk memejamkan mata, duduk berjongkok dengan perlahan dan dengan pasrah ia menutup kepalanya dengan kedua tangan.

Tiba-tiba Luna merasakan tubuhnya melayang dan saat ia membuka mata dia terkejut bukan main. Jarvish Benjamin membopongnya sambil terus berlari keluar dari kelas itu dan langsung menuju ke lapangan.

Luna terus menatap wajah tampan pria idamannya itu dengan berdebar-debar dan hati melayang gembira.

Jarvish Benjamin menurunkan Luna dengan hati-hati di atas rumput dan tanpa memandang wajah Luna, tanpa menunggu ucapan terima kasih dari Luna, pria tampan yang sangat keren itu kembali melesat ke dalam kelas untuk menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Luna terus memandangi punggung Jarvish Benjamin yang menjauh dengan rasa kagum dan seketika itu rasa kagumnya berubah menjadi rasa cinta. Luna jatuh cinta pada pria pria tampan bernama Jarvish Benjamin. Pria idaman pertamanya yang sudah menyelamatkan nyawanya.

Luna kemudian tersenyum dan bergumam lirih, "Aku sudah merasa senang hanya melihat punggung kamu seperti ini. Aku hanya akan terus memandang punggung kamu seperti ini dari kejauhan karena kamu, tidak akan pernah tergapai olehku"

Kejutan Beruntun

Tanpa Luna harapkan, Jarvish kembali berjalan ke arahnya. Kemudian pria tampan itu berdiri di depan Luna dan tanpa menatap Luna, ia menyerahkan plester luka, lalu pergi lagi meninggalkan Luna tanpa kata.

Luna memegang plester pemberian Jarvish dengan mulut ternganga dan pandangannya melekat ke punggung Jarvish yang semakin menjauh dan lama-kelamaan punggung lebar itu menghilang.

Hari berganti hari dan bulan berganti bulan, rasa cinta di hati Luna mekar indah. Namun, indahnya bunga cinta itu hanya bisa terpendam di dalam hati Luna.

Hingga pada akhirnya, saat ia melihat Jarvish kembali mengajar di kelasnya, Luna bergumam di dalam hatinya, kalau aku pendam terus rasa cinta ini, rasanya kok sesak banget, ya. Apa aku tulis aja puisi untuknya dan aku berikan ke dia setelah kelas usai? Iya! Aku akan kasih puisi pernyataan cintaku untuk dia sekarang.

Alih-alih mencatat mata kuliah yang diajarkan oleh Jarvish, Luna justru menulis puisi ungkapan cintanya untuk Jarvish. Namun, akhirnya dia remas kertas bertuliskan puisi nan indah itu saat Jarvish berkata di penghujung waktu mengajarnya, "Saya akan cuti mengajar mulai hari ini sampai tiga bulan ke depan karena besok saya akan menikah"

Mendengar itu, Luna yang tengah meremas kertas berasa seperti tengah meremas duri tajam. Hatinya terasa begitu sakit. Cinta pertama yang ia miliki harus kandas sebelum sempat ka ungkapkan.

Tiga tahun berlalu sejak hari itu, Luna lulus kuliah dengan lebih cepat dan karena nilainya sangat tinggi, Grup Donovan langsung merekrutnya menjadi karyawan. Namun, Luna tidak bekerja di perhotelan yang dibawahi oleh Jarvish Benjamin. Luna bekerja di perusahaan Grup Benjamin yang lain yang dibawahi oleh Joshua Benjamin. Luna langsung diangkat menjadi sekeretaris pribadinya Joshua Benjamin karena kecerdasannya.

Di suatu pagi yang cerah, Jarvish Benjamin memeluk istri yang dia dapatkan karena perjodohan. Mamanya menjodohkan dia dengan putri dari teman bisnisnya Jerry Benjamin. Pernikahan tersebut memperkuat posisi Jarvish di Grup Donovan.Awalnya Joshua yang akan dijodohkan, namun Joshua menolak karena dia tidak ingin menikah tanpa cinta.

Jarvish yang bersedia dijodohkan dengan wanita itu berkata ke Joshua, "Kau memang bodoh dari dulu. Kenapa kau percaya dengan cinta? Bagiku cinta itu hanya omong kosong. Aku akan menikahi wanita itu dan memperkuat posisiku di Grup Benjamin. Kau jangan gigit jari saat kau melihat posisiku semakin kuat nanti"

Joshua langsung menyeringai dan berkata, "Kau hanya anak tidak tahu malu yang diawali oleh wanita penggoda itu. Aku tidak akan pernah tinggal diam kalau kau berniat merebut perusahaan Papaku"

Jarvish menyeringai kesal lalu pergi meninggalkan Joshua begitu saja.

Wanita yang telah menjadi istri Jarvish Benjamin selama tiga tahun itu berputar badan untuk menghadap suaminya. Jarvish tersenyum ke istri cantiknya dan berkata, "Pagi, Sayang. Kau tahu tidak apa yang terjadi di pagi hari ini?" Tanya Jarvish sembari mengusap tanda kepemilikan yang semalam ia daratkan di leher wanita cantik itu.

"Apa?" Tanya wanita itu.

"Bella, kau telah membuatku merasakan cinta untuk pertama kalinya. Aku yang membenci wanita selama ini dan tidak pernah percaya akan adanya cinta, akhirnya harus menyerah kalah pada pesona kamu. Aku mencintaimu, Sayang"

Wanita cantik yang bernama Bella itu hanya tersenyum, mengusap pipi Jarvish dan bangun untuk berlari ke kamar mandi sambil berteriak, "Aku harus segera mandi. Aku ada pertemuan dengan klien penting pagi ini"

Jarvish terkejut malu dan dengan rona merah di wajahnya dia berteriak, "Apa kamu juga mencintaiku, Sayang?!"

Saat mendengar sahutan, "Iya!" Dari dalam kamar mandi, Jarvish langsung berguling-guling di atas kasur dengan wajah gembira. Dan sejak itu, Jarvish benar-benar merasakan semakin mencintai istri cantiknya itu saat istrinya itu keluar dari dalam kamar mandi, lalu duduk di atas pangkuannya Jarvish sambil memperlihatkan alat tes kehamilan. Ada tanda dua garis merah di sana.

"Apa ini?" Jarvish menatap wajah cantik istrinya dengan kerutan di keningnya.

"Aku hamil"

"Benarkah?!" Jarvish langsung melotot.

"Iya. Kau senang?"

"Tentu saja aku sangat senang" Jarvish menciumi wajah istri cantik ya dengan penuh cinta dan rasa bahagia yang tiada tara.

"Kalau gitu, kita ke dokter dulu untuk memeriksakan kandungan kamu.Tapi, kamu ikut aku ke kantornya Joshua dulu sebentar untuk mengantarkan proposal"

"Tapi, aku ada janji dengan klien penting"

"Lebih penting mana sekarang, klien kamu atau anak kita?"

"Anak kita"

"Kamu mundurkan jam pertemuan dengan klien kamu itu. Kita ke dokter dulu"

"Baiklah" Bella mengecup bibir Jarvish dengan semringah.

Luna yang sudah masuk ke ruang kerjanya Joshua Benjamin karena di hari itu ia perdana menjadi sekeretaris pribadinya Joshua Benjamin, mulai menyiapkan pekerjaannya.

Kepala HRD yang mengantarkan Luna ke ruang CEO berkata, "Tuan Joshua Benjamin selalu datang tepat di jam delapan dan dia akan langsung meminta berkas-berkas yang perlu beliau tinjau di hari ini"

"Baik, Pak"

"Setelah itu, sediakan kopi hitam tanpa krim dan gulanya satu kotak aja"

"Baik, Pak"

"Tuan Joshua Benjamin orangnya ramah dan baik. Dia lebih lembut dan ramah daripada Tuan Jarvish Benjamin. Tapi, kamu tetap harus jaga sikap"

"Baik, pak"

"Oke. Aku tinggal kalau gitu. Selamat bekerja bersama dengan Tuan Joshua Benjamin"

"Terima kasih, Pak"

Luna kemudian duduk dan mulai menyalakan laptop yang ada di mejanya. Tiba-tiba pintu terbuka dan Luna sontak bangkit berdiri saat ia melihat pria yang masih sangat ia cintai melangkah masuk.

Jarvish Benjamin melangkah masuk ke ruang kerjanya Joshua Benjamin sambil menggandeng tangan istri tercintanya.

Jarvish dan istrinya berdiri di depan Luna. Seketika hati Luna kembali terasa perih dan sesak. Pria yang ia cintai secara diam-diam selama tiga tahun kembali muncul di depannya bersama dengan wanita lain yang jauh lebih cantik, lebih anggun, lebih elegan daripada dirinya.

Luna seakan ingin lenyap dari muka bumi saat itu juga.

"Di mana Joshua?"

Alih-alih menjawab pertanyannya Jarvish, Luna justru menatap lekat wajah pria yang sangat ia rindukan. Angan Luna kembali ke kenangan masa lalu.

Jarvish mendengus kesal dan saat Jarvish hendak menyemburkan kekesalannya, Bella langsung mengelus bahu suaminya dan bertanya ke Luna, "Mbak, Suami saya nanya di mana Joshua?" Bella menyentuh bahu Luna dengan pelan.

Luna tersentak dari lamunannya dan sontak menatap wanita yang ada di samping Jarvish untuk berkata, "Tuan Joshua belum sampai"

Jarvish langsung meletakkan map di atas meja kerjanya Luna sambil berkata, "Serahkan map ini ke Joshua" Lalu, pria itu menggandeng istrinya pergi meninggalkan Luna.

Luna kembali menatap punggung pria yang masih ia cintai secara diam-diam itu dengan helaan napas panjang.

Sepulang dari rumah sakit, Jarvish mengantarkan istrinya ke kantor istrinya dengan terus mengulas senyum ceria di wajah tampannya.

Jarvish menciumi tangan istrinya dan berkata, "Aku nggak bisa mengantarmu sampai naik"

"Nggak papa. Pertemuan dengan Pak Handoko sangat penting. Kau harus segera menemui beliau"

"Terima kasih untuk pengertian kamu. Aku sangat mencintaimu" Jarvish mengajak istrinya berciuman selama beberapa detik.

Di saat Bella turun dari mobilnya, Jarvish melambaikan tangan sambil melajukan kembali mobilnya.

Di tengah-tengah Jarvish mengobrol dengan partner bisnisnya, telepon genggamnya berbunyi. Jarvish sontak berdiri dan langsung berlari saat ia mendapatkan kabar istrinya mengalami kecelakaan.

Jarvish langsung melarikan mobilnya ke rumah sakit dan saat pria tampan itu sampai di rumah sakit, ia dikejutkan dengan kabar yang disampaikan oleh dokter bahwa istrinya masih menjalani operasi dan dalam keadaan kritis sedangkan pria yang berada di dalam mobil bersama istrinya telah meninggal dunia.

"Kenapa Istri saya bersama seorang pria? Siapa pria itu?"

"Saya tidak tahu, Tuan. Mas silakan kembali ke ruang tunggu. Kami harus kembali ke dalam untuk menangani Istri Anda" Sahut dokter tersebut.

Di saat Jarvish ingin duduk di bangku tunggu operasi dan belum sempat ia mengambil napas, ia dikejutkan kembali dengan kedatangan dua petugas kepolisian yang salah satunya berkata, "Istri Anda dan pria yang bernama Johny Hartawan mengalami kecelakaan di jalan tol dalam perjalanan menuju ke luar kota"

Jarvish sontak menyemburkan protes, "Untuk apa Istri saya pergi ke luar kota?"

"Untuk apanya kami tidak tahu, Tuan"

"Tapi, Istri saya tadi saya turunkan di kantornya dan di bertemu dengan klien wanitanya. Tidak mungkin ia mengalami kecelakaan di jalan tol menuju ke luar kota dengan seorang pria?"

"Itu kenyataannya Tuan"

Jarvish langsung bangkit berdiri saat melihat asisten pribadinya berlari mendekatinya dengan wajah panik.

"Tuan, ada berita mengejutkan"

Kedua petugas kepolisian yang masih berdiri di depa jarvish sontak menoleh secara bersamaan ke asisten pribadinya Jarvish sedangkan Jarvish langsung melempar tanya, "Ada apa?"

"Johny Hartawan pria yang meninggal dunia seketika di dalam kecelakaan bersama Istri Anda, adalah kekasihnya Nyonya. Nyonya menikah dengan Anda, tapi Nyonya masih menemui kekasihnya secara diam-diam"

"Lalu, anak yang ada di dalam kandungannya Bella, anak siapa itu?" Jarvish bertanya dengan wajah lesu dan sedih.

"Saya tidak tahu, Tuan. Kita tunggu Nyonya sadar setelah operasi barulah Anda bisa tanyakan soal itu ke Nyonya"

Jarvish langsung terhenyak lemas di bangku ruang tunggu operasi.

Tiga jam kemudian, Jarvish dipanggil oleh seorang dokter untuk pergi ke ruang iCU. Di dalam ruang ICU, Jarvish langsung mendekatkan telinganya di bibir Bella saat ia melihat wanita itu terus berkomat-kamit dan menatapnya.

Apa yang dibisikkan di telinga Jarvish adalah, "Maafkan aku. Aku terlambat mencintaimu. Anak yang ada di kandunganku, bukan anakmu.........." Dan terdengar suara tiiiiiiiittttttt berbarengan dengan nampaknya garis lurus di layar.

Jarvish bersandar di tembok dan menatap nanar para tim dokter yang tengah mengerubungi tubuh istrinya. Pria tampan itu langsung berjongkok lemas saat salah satu dokter menghadap dirinya dan berkata, "Istri Anda sudah meninggal dunia. Kami turut berduka cita"

Air Mata

Di hari pertama ia bekerja menjadi sekretaris pribadinya Joshua Benjamin, Luna merasa sangat nyaman. Joshua adalah pribadi yang ramah, baik, sopan, dan sabar. Joshua memiliki karakter yang bertolak belakang dengan Jarvish Benjamin.

Keesokan harinya, Luna menemani bosnya pergi ke pemakaman istrinya Jarvish Benjamin.

Joshua berkata ke Luna, "Aku mungkin terdengar jahat Tapi, aku bersyukur bukan diriku yang menikah dengan wanita itu"

"Maaf, tapi kenapa dengan Istrinya Tuan Jarvish? Bukankah almarhum adalah Istri yang sangat baik. Terbukti tadi pagi saya melihat Tuan Jarvish dan Istrinya sangat harmonis dan saya melihat kalau Tuan Jarvish sangat mencintai Istrinya"

"Kamu tidak tahu. Mungkin aku terlihat kejam membicarakan kejelekan orang yang sudah meninggal. Tapi, Istri Jarvish bukan wanita baik. Dia berselingkuh dan hamil dengan selingkuhannya itu"

Luna langsung menutup mulutnya yang ternganga dengan telapak tangan kanannya. Lalu, ia melihat punggung Jarvish yang sudah sangat ia hapal. Gadis manis itu kemudian bergumam di dalam hatinya, kasihan Tuan Jarvish. Dia pasti kebingungan saat ini di antara dua rasa yakni kesedihan dan kemarahan. Semoga Tuan Jarvish bisa kuat dan sabar menghadapinya.

Selama satu Minggu setelah istrinya dimakamkan, Jarvish terus mengurung diri di dalam salah satu kamar VVIP yang ada di dalam hotelnya. Pria tampan itu malas untuk pulang ke rumah. Karena semua kenangan tentang istrinya ada di sana dan semua kenangan itu membuatnya sesak juga muak.

Sampai tiba waktunya pesta perayaan pembukaan cabang hotel terbaru milik Jarvish diselenggarakan di hotel tersebut. Mamanya Jarvish masuk ke kamar anaknya dengan memakai kunci chip cadangan.

"Sampai kapan kau akan seperti ini, hah?! Mabuk dan mengurung diri di kamar. Ayo bangkit, mandi dan resmikan pembukaan cabang hotel kamu terbaru"

Jarvish bangkit dan berjalan sempoyongan mendekati mamanya. Dia menghentikan langkahnya di depan mamanya. Kemudian ia membungkukkan badan untuk berkata, "Aku seperti ini karena Mama. Mama sudah membuat Papaku meninggal dunia, Mama sudah membuatku hidup menderita di saat aku masih kecil. Lalu, Mama mencarikan aku Istri. Tapi, Istriku ternyata wanita tukang selingkuh. Sama seperti Mama, tukang selingkuh dan hanya tertarik pada harta, cih!"

Plak! Satu tamparan keras mendarat di pipi Jarvish. Lalu mamanya Jarvish berkata, "Berani benar kau berkata kurang ajar sama Mama. Mama lakukan semua untuk kebahagiaan kamu"

Jarvish menyeringai di depan mamanya dan kembali berkata, "Semua yang Mama lakukan tidak ada satu pun yang membuatku bahagia. Semua yang Mama lakukan hanya membuat hidupku sengsara"

Plak! Tamparan keras kembali mendarat di pipi Jarvish.

Jarvish melotot ke mamanya sambil berkata, "Sekarang apalagi yang akan Mama lakukan? Membunuhku? Aku lebih senang kalau Mama membunuhku. Bunuh aku, Ma!"

Mamanya Jarvish bergidik ngeri melihat anaknya melotot dan berteriak tidak jelas. Akhirnya wanita itu memilih untuk pergi meninggalkan Jarvish.

Jarvish menatap punggung mamanya yang menjauh dan berteriak, "Semua wanita di dunia ini brengsek seperti Mama!!!!!!" Kemudian pria tampan itu limbung ke depan dan jatuh ketiduran di atas lantai.

Dua jam berikutnya, Jarvish terbangun. Pria tampan itu bangun, pergi ke kamar mandi untuk mandi, lalu ia keluar dari kamar menuju ke bar.

Jarvish sengaja tidak menuju ke aula besar tempat diselenggarakannya pesta pembukaan hotel terbarunya Jarvish.

"Kamu!" Mamanya Jarvish menunjuk Luna.

Luna menengok ke kanan dan ke kiri dan menatap wanita cantik nan elegan di depannya sambil bertanya dengan sopan, "Anda menunjuk saya, Nyonya besar?"

"Iya" Mamanya Jarvish yang bernama Amanda, melangkah mendekati Luna dan berkata, "Tolong kamu ambilkan dua botol anggur di bar. Kamu keluar dari aula ini dan langsung ke selatan. Bar ada di ujung selasar"

"Baik, Nyonya besar"

Luna kemudian pamit kepada bosnya, "Pak Joshua, saya diutus oleh Nyonya besar mengambil anggur di bar"

"Oke" Sahut Joshua.

Luna kemudian melangkah lebar menuju ke bar untuk melaksanakan perintah Nyonya besar Grup Benjamin.

Luna menuju ke meja bar dan setelah berkata ke bartender yang berjaga di bar malam itu, Luna menoleh dan sontak menelan air liurnya ketika ia melihat Jarvish duduk di depan meja bar tidak jauh dari tempatnya berdiri. Pria tampan itu tidak mengindahkan keberadaannya Luna. CEO yang sangat tampan itu tengah asyik menikmati gelas anggur kelima.

Setelah menerima dua botol anggur, Luna tidak bergegas kembali ke aula. Dia memilih untuk duduk di belakang Jarvish. Dia sudah terbiasa melihat punggung Jarvish dan di malam itu, dia juga memilih untuk kembali melihat punggung Jarvish.

Rekan kerjanya Luna menyusul Luna dan berkata, "Mana anggurnya? Nyonya besar terus menanyakannya"

Luna bangkit berdiri dan menyerahkan dua botol anggur ke rekannya sambil berkata, "Maaf aku masih ada urusan di sini. Kalau Tuan Joshua mencariku, tolong bilang aku aku ada di sini, ya?!"

"Baiklah" Sahut rekannya Luna.

Sepeninggal tekan kerjanya, Luna kembali duduk dan kembali menatap punggung Jarvish. Punggung yang selama ini dia kagumi secara diam-diam. Punggung yang sudah sangat akrab dengan kedua bola matanya.

Luna refleks bangkit berdiri saat ia melihat Jarvish bangkit berdiri dan wanita itu sontak mengekor langkah Jarvish saat ia melihat Jarvish berjalan sempoyongan.

Jarvish mabuk berat dan dalam perjalanan menuju ke kamarnya, Jarvish berteriak, "Semua wanita di dunia ini brengsek! Mama, Bella, dan semuanya brengsek!"

Luna dengan langkah pendek terus mengekor Jarvish.

Luna sontak menghentikan langkahnya dan bergumam lirih, "Aku bodoh atau apa, sih? Kenapa aku mengikutinya sampai ke sini? Lebih baik aku balik ke aula saja" Luna menghentikan niatnya memutar badan saat ia melihat Jarvish limbung ke depan tepat ketika pintu kamar terbuka lebar. Wajah tampan Jarvish langsung mencium karpet bulu yang menyelimuti seluruh lantai kamar VVIP itu.

Tergerak oleh rasa peduli terhadap sesama yang sedang mengalami kesusahan, Luna berlari mendekati Jarvish. Lalu, wanita itu berkata, "Saya akan bantu Anda, Tuan. Saya akan papah Anda sampai ke ranjang, Tuan" Tumit Luna menutup pintu di saat ia bersusah payah memapah tubuh jangkung dan besar itu.

Alih-alih melangkah menuju ke ranjang, Jarvish justru membenturkan punggung Luna di tembok dan langsung memeluk Luna dengan sangat erat sambil berkata, "Bella jangan tinggalkan aku!

Luna sontak mendelik kaget. Perempuan itu langsung meronta dan berusaha mendorong dada Jarvish dengan sekuat tenaga, namun percuma. Jarvish bergeming bahkan pria tampan pujaan hatinya Luna itu semakin mempererat pelukannya sambil terus berteriak, "Jangan tinggalkan aku Bella!!!!!"

Pria itu kemudian membenturkan kembali punggung Luna ke tembok dan langsung mengangkat kedua tangan Luna di atas kepala Luna dan menahannya dia. Lalu, pria tampan itu mengelus bibir Luna beberapa kali sementara matanya mengikuti setiap gerakan lambat ibu jarinya.

Kemudian pria tampan itu memakai tangannya yang masih bebas untuk menyentuh pipi Luna dan ibu jarinya mengelus bibir perempuan itu untuk menghapus lipstick yang Luna pakai di malam itu sambil menggeram, "Dasar wanita menjijikkan. Kau memakai lipstick untuk menemui kekasihmu itu, kan? Kau brengsek Bella! Kau brengsek!!!!"

Air mata mulai deras mengalir di kedua pipi Luna saat perempuan itu terus meronta dan berkata, "Tolong lepaskan saya!"

Jarvish seketika merasa tersentuh oleh kerentanan Luna. Ia tidak pernah melihat wajah berlinang air mata dan dia tidak pernah merasakan bibir begitu lembut. Ditatapnya mata perempuan yang masih ia dekap dengan sangat erat. Mata perempuan itu besar, tak berdosa, tampak bingung, dan penuh air mata berkilauan.

Bertindak berdasarkan insting semata, Jarvish merendahkan dan memiringkan kepalanya untuk mencium Luna.

Luna tersentak kaget dan refleks mendorong dada Jarvish dengan sekuat tenaga. Namun, percuma. Jarvish bergeming dan terus mencium Luna dengan lembut, halus, dan menghibur. Bibirnya tertanam sepenuhnya di bibir Luna. Pria tampan itu kemudian menggosok mulutnya yang membuka sebagian mulut Luna untuk menyusupkan lidahnya.

Jelas sekali itu ciuman paling intim, berbahaya, dan membangkitkan gairah yang belum pernah dirasakan Luna. Sensasi menggairahkan ciuman itu menusuk langsung ke bagian sensitifnya Luna. Dada Luna terasa menggelenyar. Hasrat yang mendadak muncul membuatnya ngeri dan seketika itu juga ia membenci lelaki yang membuatnya merasa tak nyaman, tak aman, dan tak pasti.

Jarvish lalu membopong Luna dan membanting Luna di atas ranjang. Dia langsung menindih tubuh Luna tanpa memberikan kesempatan bagi Luna untuk bergerak bebas apalagi melarikan diri. Pria tampan itu langsung merobek dress yang dipakai Luna dan membenamkan wajahnya di dada Luna.

Luna mendelik kaget dan dengan masih menangis deras, ia kembali meronta dan memohon, "Tolong lepaskan saya!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!