Di sebuah cafe yang cukup estetik dan populer di bilangan ibukota, berlokasi di salah satu kawasan elit yang semakin malam seakan tak pernah tidur.
Tiga pria dewasa, duduk santai di sudut cafe menikmati suasana malam yang dingin meski terasa panas dan hangat bagi setiap kaum hawa yang melintasi meja mereka sambil menatap penuh damba.
Penampilan ketiga pria tampan nan rupawan menyedot perhatian sekitarnya, ketiganya mendefinisikan kemapanan yang tergambar jelas dari benda yang melekat pada tubuh gagah dan athletis jangan lupa otot kekar dalam balutan stelan jas yang menambah pesona ketiganya.
Sungguh kesempurnaan ragawi lukisan maha karya sang pencipta tiada cela setiap mata wanita yang menatap memuja.
Ketiga pria mempesona itu yang tak lain, Althaf Sarfaraz Xaquil biasa dipanggil Al, Bara Arsenio Khasaf cukup panggil Bara, Christian Xaverio Smith si kalem yang biasa dipanggil Chris.
Ketiganya asik menikmati waktu santai ditengah padatnya aktivitas dan profesi yang mereka geluti sehari-hari.
Seakan semesta mendukung. Memberi penghiburan, penawaran hati yang lelah bagi ketiganya dalam mengarungi kejamnya hidup yang terkadang diluar nalar.
Alunan musik serta nyanyian dari penyanyi kafe yang membawakan lagu milik sindentosca berjudul kepompong menemani kebersamaan ketiga pria tampan yang asik dengan pikirannya masing-masing.
"Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong
Na na na na na"
"Tuh lagu kita banget ga sih?" Bara yang paling banyak ngomong merasa lagu yang dibawakan mewakili persahabatan ketiganya.
"Lo doang yang kayak kepompong Bar! Kalo gw sama Chris sih manusia!" tanggapan Al senang memancing keributan Bara membuat pria itu murka adalah kesenangan tersendiri baginya.
"Lo emang dari dulu ga pernah sefrekuensi sama gw Al! Ya ga Chris?" Bara selalu saja terpancing dalam permainan emosi Al, sambil mencari dukungan. Pada sahabat terkalemnya yang tidak ikut andil dalam perdebatan pepesan kosong Al dan Bara.
Sementara pria yang namanya disebut hanya narik sedikit ujung bibirnya tersenyum irit menatap dua sahabatnya sambil geleng-geleng kepala seolah tampak biasa dan memaklumi.
"Chris, gw seneng, lo mau keluar bareng sama kita. Gw pikir lo masih berduka dan masih butuh waktu. Ya emang gitu lah Bro, hidup kadang random!" seolah Al sedang menertawakan dirinya sendiri.
"Ya bener tuh omongan si genteng! lo harus move on Chris!" Bara menepuk bahu Chris seolah memberikan penguatan meski diri sendiri masih butuh pijakan.
"Si@lan Lo Areng!" Al balik mengejek Bara.
Melihat kedua sahabatnya yang tak pernah bosan berdebat setiap kali kumpul sukses membuat Chris terhibur oleh polah kekanakan 2 sahabatnya.
"Eh, lo sendiri ga panas tuh lihat mantan bini lo udah bawa gandengan?" Al kepo dengan kehidupan Bara setelah ia sempat tak sengaja melihat tayangan infotainment saat visit keruang salah satu pasiennya.
"Lo udah tahu juga soal itu Al? Gw kira lo cuma tahu berita BPJS yang mogok dibayar pemerintah sama impor rapid test doang!" Bara kembali meledek Al.
"A*jir, songong nih duda baru! Lo sendiri gimana, ga kapok kan buat punya pendamping lagi?" Al senang bertanya pada Bara yang selalu over reaction dalam menanggapi sesuatu.
"Ga ada dikamus seorang Bara Arsenio Khasaf yang namanya kapok apalagi trauma. Gw sih santai aja. Mau nikmati jadi bujang lagi." Gaya sok keren Bara kadang bikin kesel Al pengen nimpuk wajah si Areng pake tabung oksigen RS.
"Makanya jadi orang jangan kebangetan cuek Al, perempuan ga cukup dikasih materi doang, kalo perlu semua yang ada di diri kita, jiwa, raga dan harta benda mereka mau semuanya!" tambah Bara dengan emosi penuh penekanan teringat mantan istrinya yang kelakuannya matre bin menjijikan.
"Weits! Curhat Jon! Pantes lo biarin mantan bini lo ambil Villa lo yang itu!" Al tertawa teringat Bara yang ga mau ribet mempertahankan salah satu asetnya yang diminta mantan istrinya sebagai harta gono gini saat mereka divorce.
"Gw ga mau ribet Al! Biar aja dia ambil! Yang penting gw ga ada ikatan lagi sama dia! Gila aja kalo inget kejadian itu, jijik banget gw!" Bara terdengar kesal mengingat penyebab perceraiannya.
"Udah. Kita ga usah bahas masa lalu. Malam ini kita have fun sampe pagi! Ok?" Al tersenyum penuh bahagia.
"Nah itu baru bener! Come On Chris, gimana Bro kita pindah ke sebelah ga neh!" ajak Bara pada Al dan Chris.
Ketiganya kini sudah berpindah tempat tak jauh dari cafe kesebuah tempat yang menjadi lokasi favorit anak Jaksel menghabiskan malam bertabur gemerlap lampu diiringan musik jedag jedug.
Hingar bingar musik diiringi DJ menghanyutkan ketiganya dalam irama ngebeat sambil melepaskan segala penat di kepala.
"Come on Chris. Let it go!" Al dan Bara menarik Chris yang masih duduk untuk ikut ke bawah menikmati setiap hentakan musik yang begitu keras tak peduli denga sekitar asik sendiri mencari penghiburan.
Ketiganya sejenak melupakan persoalan yang melelahkan jiwa dan raga sambil menikmati nikmatnya air surga versi mereka.
Beban pekerjaan, status duda yang kini tersandang tak dipikirkan saat ini oleh ketiganya, yang penting malam ini ketiganya cuma mau bersenang-senang.
Ketiganya asik sendiri tanpa menghiraukan sekitar hingga tak sadar sejumlah pasang mata kaum hawa menatap penuh damba minta dibelai.
Tak sedikit wanita-wanita silih berganti mencoba menggoda yang namun ketiganya seolah masih lelah akan makhluk yang bernama wanita.
"Hai ganteng! Mau ditemenin ga!" seorang perempuan dengan make up tebal dalam balutan pakaian kurang bahan mendekati ketiganya dengan gesture tubuh haus belaian.
"Sorry lagi pengen chill aja nih!" Al memang paling jutek bila dengan perempuan. Ia tak pernah segan berbicara apa adanya meski akan menyakiti hati terutama wanita yang notabene senang dengan kata-kata manis dan pujian ga akan tahan, itulah penyebab Al diceraikan mantan istrinya yang merasa terabaikan.
"Kalo kamu mau aku angetin ga?" kini wanita itu beralih pada Bara.
"Sorry. Lagi ga minat. Yang lain aja!" Bara yang masih muak dengan semua wanita terlebih wanita yang perwujudannya seperti mantan istrinya.
Wanita itu tak putus asa, ia mendekati Chris namun belum sampai menyentuh penolakan jelas dilakukan oleh Chris.
"Huh, ganteng-ganteng ga suka lobang! Demennya batang! Sekong semu!" umpatan sang ****** yang setengah sadar saat berlalu dari ketiganya.
Wanita itu berdengus kesal memaki ketiga trio duda yang gagal ia rayu sambil berlalu sempoyongan.
"Dasar l@nte, sembarangan! Bikin emosi aja!" Bara yang emosi segera ditahan Al dan Chris.
"Udahlah Bar, cewek gitu aja lo ladenin! Udah lanjut, kita kesini mau asik-asik kan!" Al menenangkan Bara.
"Udah, ayo!" kali ini Chris merangkul Bara menjauh dari wanita yang menyebalkan tadi.
"Bro gw balik duluan ya!" tepat tengah malam Chris memilih pamit duluan.
"Yah masih asik nih!" sahut Bara.
"Tahu Chris, emang lo ngapain buru-buru pulang? Mau C#li?" ucapan Al yang semakin sompral setelah hampir 1 botol American Whiskey Jack Daniel’s Fire pindah mengisi perutnya.
"Ngaco! Udah gw balik duluan. Bye!" Chris mengambil jaketnya pergi meninggalkan 2 sahabat gilanya yang masih asik dan betah ga ingin pulang.
"Hati-hati Bro!" Bara saat Chris berlalu.
"Bar, Chris kayaknya masih kepikir istrinya deh!" Al angkat suara.
"Ya dari kita bertiga yang cerai emang karena takdir cuma Chris!" Bara yang makin ngaco.
"Kita berdua juga cerai udah takdir t@lol nih duda!" Al jika terlalu chill suka ga kontrol ucapannya.
Bara memberi kode dengan jari telunjuknya menyiratkan penyangkalan.
"Kita jadi duda karena perempuan l@kn#t!" jawab Bara selalu menggebu emosinya manakala bersinggungan dengan kata cerai.
"Udah lah! Life is must go on. Let bygones be bygones." Al menepuk bahu Bara.
"Exactly!" Bara menunjuk pada Al tanda setuju.
"Chill lagi Bro!" ajak Al pada Bara sambil bercheers ria.
"Ok!" jawab Bara kembali membiarkan tubuhnya mengikuti irama hentakan musik yang semakin membuat mereka lupa pulang.
Semakin malam semakin semarak. Seakan keduanya tak lelah, mengalihkan rasa sakit dan kecewa dalam hentakan musik yang membawa menuju nirwana.
Kita tak boleh menghakimi, meski tak membenarkan, biarkan mereka memilih sesuai apa yang mereka inginkan saat ini, bila saatnya nanti tak ada yang bisa menolak saat cahaya datang, karena ujung sebuah cerita tidak akan ada yang tahu tak terkecuali mereka yang menjalani karena hidup bagai tabir yang tak terungkap hanya sang waktu yang bisa menjawab.
...Althaf Sarfaraz Xaquil...
Hai Readers? Author coba cari visual karakter dari Althaf Sarfaraz Xaquil alias Al. Semoga kalian suka ya 😘
🍃
Althaf Sarfaraz Xaquil.
Pria tampan yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Jantung.
Al memiliki pembawaan cool, cuek, ga peka, kurang romantis, selalu fokus terhadap pekerjaannya karena sifatnya yang perfectionis membuat sang istri merasa terabaikan dan menganggap Al lebih mementingkan karirnya sebagai Dokter dibandingkan istrinya.
Alasan itulah yang membuat Al digugat cerai sang istri dan kini ia menjadi seorang duda.
Sebetulnya Al memang tipikal pria yang terkadang ga peka namun bukan berarti Al mengabaikan istrinya saat itu.
Al tipikal pria yang setia dan tak macam-macam.
Wanita entah dari zaman batu hingga masuk era milenial tetap saja, wanita ya wanita, mereka suka diperhatikan, dimanja, dipuji dan diberikan waktu untuk sekedar mendengarkan curhat dan ditemani setiap saat.
Namun bagi Al selama ini ia sudah merasa telah menjadi suami yang baik, Al tidak pernah selingkuh, selalu pulang selesai ia melakukan tugasnya sebagai dokter dan Al mencukupi semua kebutuhan lahir dan batin sang istri.
Namun sekali lagi jam terbang Al yang tinggi, karena Al merupakan salah satu dokter jantung terbaik di ibukota membuatnya selalu sibuk dengan rutinitasnya sebagai dokter spesialis jantung.
Berbagai kalangan menjadi pasiennya tak sedikit mereka berasal dari konglomerat, pejabat dan selebriti.
Tentu saja dengan reputasinya yang cemerlang Al menjadi dokter yang sukses dengan limpahan materi yang tak sedikit.
Hal itulah yang menjadi pemantik perceraian karena waktu Al yang lebih banyak di RS dibanding kebersamaan dengan sang istri.
Terlebih sang istri memiliki bacground keluarga yang berasal dari keluarga berada dan selalu dimanja dengan kedua orang tuanya.
Al sering sekali cekcok dengan istrinya karena persoalan sepele.
Tapi ingat penyebab sekecil apapun dalam rumah tangga jika masalah tersebut tidak diselesaikan dengan baik maka akan menjadi bola api yang kian lama semakin membesar dan siap meledak kapan saja.
Puncaknya adalah saat itu hari dimana Al dan istrinya bertepatan dengan anniversary mereka yang ketiga.
Memang sudah jauh hari sang istri meminta agar Al untuk tidak praktek dan full day menemani sang istri karena ingin quality time berdua.
Al pun menyanggupi karena ia sudah memplanning dan semua aman terkendali.
Hingga saat pagi di hari itu Al mendapat telp dari RS bahwa pasiennya mengalami serangan jantung dan keadaannya kritis.
Tentu saja, Al tidak bisa untuk abai mengingat sebagai dokter ia memang harus siap sedia.
Disaat bersamaan sang istri yang sudah menyiap kejutan untuk anniversary marah saat tahu Al harus ke RS saat itu juga.
Situasi yang harus diputuskan dengan cepat, Al tetap berangkat ke RS meski istrinya masih tetap menahan kepergiannya.
Pasien yang ditangani Al dalam kondisi sangat serius. Tentu sebagai dokter yang memang bertanggung jawab atas keselamatan pasiennya Al harus tetap stand by di RS.
Al pun harus melakukan tindakan operasi terhadap pasiennya dan itu tidak sebentar.
Istri Al yang terus menghubungi Al tak mendapat jawaban semakin meledak emosi dan amarahnya.
Istri Al langsung meninggalkan rumah mereka dan kembali ke rumah orang tuanya.
Al kembali kerumah saat pekerjaannya sudah selesai.
Ia tahu istrinya pasti marah.
Bisa ia lihat dari history panggilan masuk dan chat yang berjumlah ratusan.
Tubuh lelah Al dan kantuk yang tak tertahankan Al lawan karena ia ingin segera sampai dirumah agar bisa menemui sang istri.
Al memarkir mobilnya di garasi rumah mereka.
Saat masuk Al mendapati hanya penjaga rumah dan asisten rumah tangga yang ia lihat.
Al mencari istrinya diseluruh ruang rumahnya.
"Bi, Mira kemana?"
Terlihat wajah asisten rumah tangga Al berbicara dengan terbata-bata.
"Maaf Pak, ibu tadi pergi. Bawa koper besar. Waktu Saya tanya Ibu cuma bilang mau kerumah Tuan besar."
Al mengerti yang dimaksud Mira adalah ia kembali keruang orang tuanya.
Segera Al menyusul sang istri ke rumah mertuanya.
Saat sampai di rumah mertuanya, Al mengucapkan salam.
Terlihat Papa dan Mama mertuanya menyambut kedatangannya.
"Pa, Ma." Al mencium tangan kedua mertuanya.
"Mira ada disini?" Al kembali bertanya keberadaan istrinya.
"Sebenarnya ada apa Al?" Ibu mertua Al yang begitu penyabar bertanya kepada menantunya.
Al menjelaskan kronologisnya tanpa ada yang Al tambahi atau kurangi.
"Mira ada di kamar ya Ma? Boleh Al susul ke kamar Mira?"
"Papa ga tahu harus bicara apa Al sama kamu. Mira tidak ada dikamarnya. Mira tadi pergi. Papa juga tidak bertemu dengannya. Hanya Mamamu yang bertemu Mira. Papa tidak tahu lagi harus bagaimana agar sikap manjanya dan kekanak-kanakannya hilang. Ini salah Papa yang selalu memanjakan Mira."
Papa mertua Al sudah berusia hampir 80 tahun. Papa dan Mama mertua Al hanya memiliki putri satu-satunya yaitu Mira.
Sebetulnya Mira memiliki Kakak namun, saat SMA kakak Mira mengalami kecelakaan manakala bertengkar dengan orang tuanya.
Sejak saat itu Papa dan Mama Mira seakan trauma bila memarahi anak mereka.
Darisanalah sifat manja dan tidak mau dibantah Mira terbentuk.
"Jadi sekarang Mira kemana Pa, Ma?" Al begitu cemas terlebih ia tahu kini Mira membawa mobil sendiri.
Al paham betul bagaimana istrinya bila sedang emosi dan berkendara.
"Mama tadi menghubungi sahabat Mira, katanya Mira mau ketempat sahabatnya." jelas Mama mertua Al.
"Kalau begitu Al susul Mira sekarang Ma."
"Apa tidak sebaiknya tunggu sampai Mira tenang Al. Mama takut ia semakin marah padamu." Mama mertua Al menyayangi menantuanya.
"Ia Al. Kamu tunggu disini, lagi pula kamu juga pasti lelah. Istirahatlah dulu. Jika dalam keadaan sama-sama lelah yang ada kalian akan semakin ribut." Papa mertua Al paham bagaimana temperamen putrinya.
Al pun menuruti saran kedua mertuanya menunggu dirumah mertuanya sambil Al mengistirahatkan raganya meski pikirannya tak tenang soal Mira.
Al baru saja selesai mandi dan Papa Mama mertuanya meminta Al untuk makan bersama mereka.
Telp Al berbunyi.
Al tengah duduk seketika berdiri, dan menatap kepada kedua mertuanya.
"Ada apa Al?" kompak Papa dan Mama mertua Al bertanya.
"Mira ada di RS!"
Dengan perasaan campur aduk, Al bersama kedua merruanya segera bergegas ke RS.
Entah kebetulan atau tidak, RS yang menangani Mira salah satu RS dimana Al praktek.
Kedatangan Al yang tentunya dikenal dilingkungan RS itu langsung membawa Al ke ruang IGD dimana Mira sedang diberikan pertolongan.
"Dokter Al." sapa dokter jaga di IGD yang sedang mengobati Mira.
Beberapa suster yang melihat kedatangan Al menganggukan kepala.
Al adalah dokter yang dihormati, karena prestasi dan profesionalisme nya dalam bekerja dan terkenal bertangan dingin dalam menangani pasiennya.
"Sayang, apa yang sakit?" Al langsung memeluk Mira yang sedang yerbaring dibrangkar.
Mira melepas pelukannya dari dekapan Al.
Plak!
Suara nyaring terdengar seiring tamparan keras Mira pada pipi Al.
Hal itu tentu saja disaksikan semua yang ada di ruang IGD.
Rekan sejawat Al dan para suster tentu terkejut Dokter Althaf yang mereka segani dan hormati dihadapan mereka ditampar oleh sang istri.
"Sayang." Al terkejut bukan main sambil menatap nanar pada istrinya.
"Aku mau kita cerai!"
Terkadang tak bisa dipungkiri manakala harga diri terkoyak, meski wajah bisa tersenyum namun luka di hati seolah lama mengering.
Dalam apartemennya Al menyandarkan tubuhnya yang lelah selepas menangani pasien.
Teringat akan kejadian penyebab perceraiannya, terkadang masih tersisa luka yang tinggal.
Disinilah Al, seorang duda cerai yang. Pernikahan yang mereka bina selama 3 tahun harus kandas.
Al memejamkan matanya. Memilih merelakan meski hati belum sepenuhnya pulih.
...Bara Arsenio Khasaf...
Hai Readers? Author coba cari visual karakter dari Bara Arsenio Khasaf biasa dipanggil Bara. Semoga kalian suka ya 😘
🍃
Bara Arsenio Khasaf
Pria dengan julukan cassanova berprofesi sebagai seorang pengacara kondang yang banyak menangani permasalahan hukum orang-orang penting di negeri ini.
Kliennya dari pejabat, konglomerat, pebisnis hingga selebritis berjejer meminta bantuan hukum dari pria yang berusia 35 tahun saat ketuk palu hakim pengadilan memutuskan perceraiannya dengan sang istri.
Bara, yang terkenal seorang pengacara kondang dengan prestasi yang mengagumkan dalam menangani kasus-kasus kliennya dan sukses justru memiliki jalan hidup yang dramatis.
Perceraiannya dengan sang istri disebabkan oleh Bara yang menangkap basah istrinya tengah bertukar keringat bersama pria lain di kamar mereka.
Bara sebagai seorang pengacara saat itu juga terasa runtuh, terlebih sebagai seorang suami dan kepala keluarga harga dirinya bagai terinjak jatuh tersungkur terjun bebas tak tertolong.
Bagaimana tidak Bara yang biasanya menangani kasus-kasus perceraian para selebriti yang disebabkan adanya pria idaman lain dan wanita idaman lain kini seakan berbalik kepadanya, dan takdir itu tidak terelakkan.
Betapa murkanya Bara saat kejadian tersebut dan ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri.
Pria yang bara duga berusia kisaran 20 tahunan dalam posisi toples begitupun mantan istri Bara yang segera menutupi tubuh tanpa sehelai benang dengan selimut tak perlu lagi dijelaskan apa yang keduanya tengah mereka lakukan.
Namun yang sangat membuat Bara kecewa adalah sikap sang istri yang tak malu bahkan dengan berani mengatakan memilih bercerai dengan Bara karena selama ini merasa Bara terlalu sibuk mengurusi kliennya.
Tentu saja Bara yang selama ini sering dicemburui oleh sang istri karena sang istri kesal dengan Bara yang sering kali mendapat klien-klien selebritis cantik, model dan para sosialita menganggap kalau Bara selingkuh di belakang sang istri.
Padahal Bara tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan istrinya. Semua ia lakukan secara profesional murni sebatas hubungan pengacara dengan klien.
Bara bersikap sangat profesional saat bekerja. Tidak sekalipun Bara melakukan hal-hal yang memang melanggar kode etiknya sebagai seorang lawyer.
Meski saat bujangan Bara terbilang playboy namun sejak berkomitmen ia hanya mencintai istrinya saja.
Hanya saja waktu Bara yang memang terlalu banyak dalam mengurus pekerjaannya membuat sang istri selalu menaruh curiga dan cemburu buta.
Hal itulah yang dijadikan oleh istri Bara sebagai alasan dari kecemburuannya yang semakin lama ssmakin menjadi.
Terkadang saat Bara pulang larut karena memang padat dan banyaknya pekerjaan, sang istri menuduh Bara ada main dengan kliennya.
Hingga setiap malam Bara dan istrinya selaku bertengkar dan berakhir istrinya sering keluar rumah dengan alasan hang out dengan teman.
Pernah sekali Bara menyusul dan melihat istrinya berkumpul dengan teman-temannya namun Bara tidak menaruh curiga bagaimanapun Bara berpikir seorang istri juga butuh me time.
Bara juga tak pernah perhitungan, meski setiap bulan tak sedikit nafkah yang Bara berikan kepada sang istri namun bila sang istri meminta uang atau barang branded, selama Bara mampu, pasti Bara turuti.
Toh menurut Bara, ia bekerja keras salah satunya untuk membahagiakan istrinya.
Bahkan setiap ponsel keluaran terbaru dari brand dengan lambang apel sebelah mengeluarkan seri paling baru, istrinya selalu meminta Bara untuk dibelikan.
Begitupun mobil dan tas dengan logo H yang harganya jika ditukar dengan sebuah mobil pun sudah menjadi kebiasan istri Bara untuk mengoleksinya.
Kartu kredit tanpa batas berwarna hitam yang biasa dimiliki para selebriti papan atas, istri pejabat dan kaum sosialita istri Bara pun memilikinya karena ia meminta diberikan black card pada Bara.
Selama menikah Bara akui tak pernah sekalipun Bara berbuat curang pada istrinya, selingkuh atau apalah namanya.
Meski sebelum menikah ia terkenal cassanova namun saat sudah berkomitmen Bara memegang teguh janji suci pernikahannya.
Betapa marah dan kecewanya Bara manakala ia melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang dilakukan oleh istrinya dengan kucing peliharaannya.
Kemudian dengan tidak tahu diri sang istri mengancam akan menyebarkan rekam medis Bara dimana Bara memang memiliki masalah kesuburannya, terakhir dari 5 dokter baik di dalam dan luar negeri mengatakan hal yang sama, bahwa Bara memiliki kendala infertilitas namun bisa disembuhkan melalui pengobatan.
Hal itulah yang melukai harga diri Bara hingga ia menutup matanya manakala sang istri meminta harta gono gini villa milik Bara dengan nilai taksiran seharga 20M.
Padahal Villa tersebut Bara beli sebelum ia menikah dengan sang istri yang secara hukum tidak bisa dimasukan dalam pembagian harta gono gini, tentu Bara paham hal itu.
Baru masih saja emosi bila mengingat kebelakang apa yang terjadi dalam hidupnya.
Seorang pengacara yang biasa membela dan memenangkan kasus klien, bahkan tidak bisa menolong dirinya sendiri.
Ada rasa sakit yang teramat dalam dalam hati Bara. Kecewa teramat sangat.
Nyatanya istri Bara tidak hanya kali itu saja telah bertindak serong.
Saat hal itu terbongkar asisten rumah tangga Bara baru berani menyampaikan bahwa istri Bara sudah melakukannya kurang lebih selama 6 bulan.
Dan tidak hanya kali itu, nyatanya keduanya sudah sering bertukar keringat dan yang membuat Bara jijik mereka melakukannya di rumah tepat di ranjang Bara dan sang istri gunakan.
Namun tidak ada yang berani menyampaikan karena takut oleh ancaman istri Bara.
Sejak ketu palu hakim memutuskan pernikahan mereka. Bara kembali menjadi Bara yang dulu.
Bara yang ingin bebas dan happy-happy meski keinginannya terhadap perempuan tak ada hasrat, karena masih menyisakan luka dan kecewa.
Hiburan Bara sekarang adalah berkumpul bersama dengan 2 sahabat yang memiliki nasib yang sama, sama-sama duda.
Sekedar chill di club, melepaskan sejenak segala penat dari aktivitas padatnya sebagai pengacara.
Bahkan Bara tidak ingin kembali ke rumah dimana ia dan mantan istrinya tinggal.
Bara malah ingin menjual saja rumah itu.
Bara memilih untuk tinggal di apartemen dekat dengan kantornya.
Kesibukan Bara yang padat dan waktu bersantai dengan para sahabatnya membuat ia hanya tidur saat sampai di apartemennya.
Bara memang sengaja tak membiarkan dirinya sendiri karena kembali teringat hal menyakitkan yang ia ingin segera lupakan.
Seperti malam ini ia sudah janjian dengan Al dan Chris di sebuah club.
Sekedar ngobrol dan saling ejek dengan sahabatnya menjadi hiburan tersendiri bagi Bara.
Bara beruntung setidaknya ia memiliki sahabat senasib, sama-sama duda.
Meski ketiganya menjadi duda dengan cara yang berbeda-beda.
"Chris gw otw!" Bara menghubungi Chris
"Ok!" begitulah Chris si paling tak banyak omong.
"Gw masih otw nih! Bawel Lo! Jangan galak-galak duda!" begitulah saat Bara menerima telpon dari Al.
Bara dan Al memang sejak dulu bagai tom and jerry.
Namun keduanya saling support bahkan saat kejadian Bara, Al ingin sekali nonjok si k@mpret selingkuhan mantan istri Barra.
Malam minggu jalanan macet.
Bara harus sabar, meski ia lelah sebetulnya.
Namun Bara tetap menjemput sahabat Chris karena Bara mau Chris move on dari dukanya setelah berpulangnya istri chris.
"Ya ampun ABG jaman sekarang pacaran ga kenal tempat!" Bara ditengah kemacetan menangkap dua sejoli yang sedang asik mahsyuk bermesraan di atas flyover.
"Pantes kemaren di aplikasi toktok viral ABG dirazia satpol berbuat mesum di TPU. Nah ini di flyover aja jadi!"
"Rusak-rusak. Welcome di negara +26!" racau Bara melihat fenomena di negara tercintanya.
Bara menyunggingkan senyum, tentu sebagai pengacara berpengalaman dengan sejumlah prestasi akan keberhasilannya membawa kemenangan bagi kliennya Bara sudah menemui berbagai macam kasus dari yang logis hingga tak masuk akal.
Itulah yang membuat Bara gagal move on akan kejadian perceraiannya seolah harga diri Bara terinjak oleh perbuatan mantan istrinya yang 6 bulan selingkuh dibelakang Bara.
Jalanan padat merayap bagai semut beriringan membuat Bara memilih memutar musik di mobilnya agar gak bete.
Seolah alam semesta sedang menguji kesabaran Bara.
"Kamu keterlaluan
Kamu punya simpanan
Maka maafin aku
I'm sorry say, "Good bye"
Kamu keterlaluan
Kamu duain aku
Maka maafin aku
Ku harus tinggalin kamu"
Sepenggal lagu milik band the potter's seolah sedang menyindir Bara.
"A@jir nih lagu, kenapa jadi ngebully gw!"
Bara memilih mendengarkan radio, siapa tahu ada informasi yang berguna dan bermanfaat.
"Seorang suami menjatuhkan talak kepada istrinya manakala mendapati sang istri sedang skwidipapap dengan pria idaman lain. Hal ini dipicu oleh tuduhan istri bahwa suaminya tidak sempurna karena tidak mampu memberikan keturunan."
Bara segera mematikan radio memilih tidak mendengarkan apa-apa dan menikmati saja kemacetan dihadapan matanya.
"Sumpah alam kayaknya lagi bercanda sama gw! Hahaha, selamat datang di dunia tipu-tipu. Bye!" gumam Bara.
"Ya paling ga gw masih bisa makan dan hidup layak." Bara saat melihat pengamen jalanan yang sedang mengais rezeki di lampu merah.
Bara memberikan selembar uang warna merah kepada pengamen yang mengetuk kaca mobilnya.
"Terima kasih Om. Semoga Omnya cepet dapet jodoh, jadi malam mingguan ga sendirian. Sendal jepit aja berdua Om masa Om ganteng, dan baik hati sendirian!"
Kata-kata si pengamen yang tanpa dosa membuat Bara melotot membolakan matanya.
"Astaga! Sumpah! give up God!" Bara memukul kemudinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!