"Mommy..." di kediaman Arnold sore itu terdengar dihebohkan dengan suara cempreng Flower yang terus memanggil nama Mommynya setelah pulang dari bekerja. Ia terus melangkah masuk ke dalam rumah sambil mengedarkan pandangan mencari keberadaan Mommynya yang tak kunjung terlihat oleh kedua matanya. "Mommy..." panggilnya lagi lebih keras.
"Nyonya, sepertinya Nona Flower sudah pulang dan mencari keberadaan anda." Seorang pelayan yang sedang berada di dapur memberitahukan Rania yang tengah sibuk mengaduk masakannya.
"Apa?" Rania yang tidak terlalu mendengar perkataan pelayan pun bertanya.
"Nona Flower sudah pulang dan memanggil-manggil nama anda, Nyonya." Ulang pelayan.
Rania pun memasang telinganya dengan jela dan akhirnya mendengar Flower yang kini tengah memanggil-manggil namanya. "Baiklah. Saya keluar dulu. Tolong lanjutkan masakannya." Ucap Rania lalu membuka apron di tubuhnya.
Pelayan mengangguk lalu mengambil apron yang diberikan Rania padanya. Rania pun berjalan tergesa-gesa keluar dari dalam dapur menghampiri putrinya yang masih saja berteriak memanggil-manggil namanya.
"Mommy..." Flower berjalan tergesa-gesa ke arah Mommynya saat melihat Rania keluar dari dalam dapur.
"Ada apa ini Flo? Kenapa kau berteriak seperti ini?" Tanya Rania dengan wajah bingung.
"Karena Flo mencari Mommy." Jawab Flower santai.
Rania menggeleng mendengar jawaban putrinya. "Untuk apa kau mencari Mommy?" Tanyanya.
"Flo ingin mengajak Mom nanti malam pergi ke butik untuk membeli beberapa pakaian untuk dibawa ke Surabaya nanti." Jawab Flower. Mengingat nama Surabaya membuat Flower melebarkan senyumannya karena mengingat nantinya ia akan memiliki banyak waktu berdekatan dengan pujaan hatinya. Siapa lagi jika bukan Reynard Abrisam Bagaskara. Putra sulung dari sahabat baik Mommynya.
Walau sudah mengetahui dengan jelas jika Rey sudah menikah bahkan akan memiliki anak sebentar lagi, namun Flower tak memperdulikannya. Rasa cintanya yang terlalu besar pada Rey membuatnya buta akan cinta dan tetap ingin berusaha menarik perhatian dari Rey.
"Membeli baju baru? Bukankah kau baru saja membeli beberapa pasang baju minggu lalu?" Tanya Rania bingung.
"Baju-baju itu sudah Flo gunakan. Flo ingin membeli baju baru yang belum pernah Flo pakai sama sekali, Mommy." Jelas Flower.
Mom Rania menggeleng-gelengkan kepalanya merasa tak habis pikir dengan jalan pemikiran putrinya saat ini. Walau merasa tak setuju karena Flower kembali membeli baju baru setelah minggu lalu baru membelinya, namun Rania memilih mengikuti perkataan putrinya dari pada harus melihat Flower kembali bersedih dan mengurung diri di kamar karena merasa putus cinta melihat Rey bermesraan bersama istrinya.
Setelah mengungkapkan keinginannya pada sang Mommy, Flower pun melangkah meninggalkan Rania menuju kamarnya berada. "Kak Rey... aku sudah tidak sabar menanti keberangkatan kita tiba. Besok adalah waktu pertama kalinya aku bisa ikut bersama Kakak ke luar kota. Aku berjanji tidak akan melewatkan begitu saja kesempatan nanti untuk bisa berdekatan dengan Kakak." Gumam Flower.
Membayangkan kegiatan bersama mereka saat di Surabaya nanti saja sudah membuat Flower tersenyum-senyum sendiri. Rasanya Flower ingin memutar waktu agar cepat berlalu dan ia segera berangkat menuju kota Surabaya bersama Rey.
"Aku tidak perduli jika pria menyebalkan itu akan ikut nantinya. Aku bisa mengatur cara agar dia menyingkir dari kami dan aku bisa menikmati waktu berduaan hanya bersama Kak Rey." Ucap Flower saat mengingat asisten Rey yang bernama Malik yang selalu membuat emosinya naik setiap kali mereka bertemu.
***
Selamat datang di karya SHy yang baru. Novel ini adalah bagian dari novel Kita Harus Menikah! Agar tidak terlalu bingung membacanya, teman-teman bisa membaca Kita Harus menikah lebih dulu, ya.
Dan untuk mendukung karya baru SHy, ayo berikan vote, komen, poin, dan favorit agar teman-teman dapat mengetahui waktu update. Terima kasih🤗
Setelah menyelesaikan makan malam bersama keluarganya, Flower langsung mengajak Rania untuk pergi ke butik langganan keluarga mereka. Mom Rania menurut saja dan langsung bersiap untuk pergi bersama Flower menuju butik.
"Kau tidak ingin mengajak Dad untuk ikut?" Tanya William pada Flower yang hendak masuk ke dalam mobilnya.
"Tidak. Flo ingin pergi bersama Mommy saja." Jawab Flower sambil tersenyum lalu masuk ke dalam mobil.
Rania yang masih berada di samping William mengelus lengan suaminya dan berkata. "Kau jaga rumah saja untuk malam ini. Sepertinya Flower hanya ingin pergi bersamaku." Ucap Rania yang terdengar menjengkelkan di telinga William. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang suntuk berada di rumah tapi istri dan anaknya meninggalkannya begitu saja.
"Jangan terlalu lama kembali." Pesan William sebelum Rania masuk ke dalam mobil putrinya.
"Baik, Sayang." Jawab Rania lalu masuk ke dalam mobil.
Setelah memastikan Mommynya duduk dengan nyaman di dalam mobil, Flower segera melajukan mobilnya keluar dari perkarangan rumahnya.
"Memangnya kau ingin memakai baju baru nanti untuk kemana?" Tanya Rania saat melihat Flower yang begitu bersemangat membeli baju baru malam ini.
"Tentu saja untuk pergi ke Surabaya nanti, Mom." Jawab Flower apa adanya namun tak menjelaskan maksud dan tujuannya sebenarnya. Tentu saja ia ingin tampil secantik dan semenarik mungkin di hadapan Rey nantinya. Ia ingin memperlihatkan pada Rey jika dirinya jauh lebih cantik dan menarik dibandingkan Yura istrinya.
Tiga puluh menit berlalu, akhirnya mobil milik Flower telah sampai di depan butik yang cukup terkenal di kotanya. Butik ini memang sudah sejak lama menjadi butik langganan Mommynya dan Kyara. Flower segera turun dari dalam mobilnya diikuti Rania setelahnya. Setelah turun dari dalam mobil pandangan Rania langsung tertuju pada mobil hitam yang terparkir tidak jauh dari mobil Flower.
"Bukankah itu mobil milik Rey?" Gumam Rania. Melihat Flower yang sudah lebih dulu masuk ke dalam butik membuat Rania segera menyusul putrinya dan mengabaikan keberadaan mobil Rey.
Bruk
Saat sedang fokus melangkah sambil melihat-lihat baju yang terpajang di dalam butik, Flower tidak sengaja menabrak tubuh seorang pria yang tadi sedang berdiri tidak jauh darinya.
"Aw." Flower memegang keningnya yang terasa sakit akibat menabrak puggung keras pria itu. Sementara pria yang ditabrak oleh Flower menatap datar Flower yang sedang memegang keningnya tanpa melihat padanya.
"Apa kau tidak punya mata hingga menghalangi jalanku?!" Umpat Flower tanpa menatap sosok yang ditabaraknya.
"Harusnya pertanyaan itu anda kembalikan kepada diri anda." Mendengar suara yang sangat dikenalinya membuat Flower sontak mengangkat kepalanya.
"Kau...!!" Pekik Flower menatap berang sosok di hadapannya. "Ternyata kau yang menghalangi jalanku! Dasar pengacau!" Flower tak sungkan mencecar pria di hadapannya itu. Apa lagi ia tahu jika saat ini mereka sedang berada di luar perusahaan dan ini kesempatan bagus baginya untuk berkata buruk pada pria yang tak lain adalah Malik itu.
"Pengacau?" Malik menarik sebelah sudut bibirnya ke samping. Ia pun melangkah begitu saja meninggalkan Flower tanpa mengucapkan apapun lagi.
"Hei!" Merasa tak terima ditinggal begitu saja di saat dirinya sedang kesal membuat Flower segera mengejar langkah Malik dan mencekal tangannya. Malik pun sontak menghentikan langkahnya lalu menatap tangannya yang kini dipegang oleh Flower.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, point, rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Yura dan Rey update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Terjebak Cinta Tuan Marvel, ya🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
"Ish..." Flower segera melepaskan cekalan tangannya saat melihat arah tatapan Malik. "Enak sekali kau pergi begitu saja tanpa meminta maaf padaku lebih dulu!" Ucap Flower mengungkapkan alasannya menahan pergerakan Malik.
"Untuk apa saya meminta maaf pada anda?" Tanya Malik dengan wajah datar.
"Tentu saja karena kau telah membuat keningku terasa sakit akibat menabrak tubuhmu!" Gerutu Flower.
Malik masih memasang wajah datarnya walau saat ini ia merasa sangat bingung dengan perkataan Flower.
"Apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan?" Flower merasa kesal karena perkataannya diabaikan begitu saja oleh Malik.
"Untuk apa saya meminta maaf jika saya tidak merasa bersalah." Jawab Malik pada akhirnya.
"Kau..." Flower dibuat geram mendengarnya. "Untuk apa pria seperti dirimu ada di tempat seperti ini?" Karena tahu Malik tidak akan melakukan apa yang ia inginkan, Flower memilih membahas hal yang lain.
"Saya rasa tidak perlu menjawabnya." Ucap Malik lalu kembali melangkah meninggalkan Flower. Tentu saja sikap Malik itu tak diterima oleh Flower begitu saja. Wanita itu segera melangkah untuk kembali mengejar langkah Malik dan menghadang tubuh Malik dengan merentangkan kedua tangannya di hadapan Malik.
"Dasar pria tidak tahu malu dan sopan santun!" Umpat Flower di hadapan Malik.
Sikap Flower dan suaranya yang terdengar cukup keras itu pun berhasil menarik perhatian pengunjung yang lain termasuk Rey dan Yura yang tengah asik memilih pakaian untuk ibu hamil tak jauh dari mereka berada. Pun dengan Mom Rania yang tadi sempat menyuruh Flower untuk memilih sendiri lebih dulu karena ia mendapatkan panggilan telefon dari adiknya Bara.
"Ada apa ini, Malik?" Tanya Rey yang sudah berada di belakang tubuh Flower. Karena posisi Flower membelakangi tubuh Rey, Flower tidak dapat melihat wajah Rey begitu pun sebaliknya.
Mendengar suara yang sangat dikenalinya membuat Flower segera membalikkan tubuhnya dan mengembangkan senyuman melihat Rey yang berada di dekatnya saat ini. "Kak Rey? Kakak ada di sini juga?" Flower mengabaikan pertanyaan Rey pada Malik dan justru bertanya pada Rey. Namun tak sesuai yang Flower harapkan, Rey justru kembali bertanya pada Malik dan mengabaikan pertanyaan dari Flower.
"Maaf, Tuan. Nona Flower menghalangi jalan saya dan meminta saya untuk meminta maaf atas kesalahannya sendiri." Jawab Malik apa adanya.
Mendengarkan jawaban dari Malik sontak membuat kedua bola mata Flower membulat sempurna. Ia kembali membalikkan tubuhnya pada Malik dan menatap tajam pria itu. "Apa yang kau katakan? Pandai sekali kau memutar balikkan fakta." Ucap Flower sengit.
"Flow..." Mom Rania berjalan tergesa-gesa ke arah putrinya yang kini tengah menjadi pusat perhatian.
Rey yang sepertinya sudah memahami apa yang terjadi segera mengkode Malik lewat tatapan matanya agar berdiri di dekatnya.
"Kenapa kau membuat keributan di sini, Nak?" Tanya Mom Rania.
"Itu karena..." Agh, Flower sudah sangat malas melanjutkan ceritanya karena ia tahu tidak akan mengurangi kekesalannya saat ini pada Malik. Jadilah Flower memilih menatap pada Rey dan Malik yang kini sudah berdiri di sebelah Rey.
"Kak Rey..." suara lembut dari wanita yang tidak disukainya membuat perhatian Flower teralihkan pada Yura yang tengah berjalan mendekati Rey. "Ada apa ini, Kak?" Tanya Yura dengan wajah bingung.
"Kenapa kau menyusul ke sini? Bukankah aku sudah bilang kau menunggu di sana saja." Ucap Rey tanpa menjawab pertanyaan istrinya. Rey pun meminta Yura mendekat padanya lalu mengusap rambut Yura.
Pemandangan itu tentu saja membuat mata Flower sakit melihatnya dan tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, point, rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Yura dan Rey update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Terjebak Cinta Tuan Marvel, ya🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!