NovelToon NovelToon

Berjodoh Dengan Sang Mantan

Diselingkuhi

"Bismillah, kali ini pasti berhasil." gumam Lean dalam hatinya sambil merapikan rambut. Ia ingin memberikan sebuah kejutan di hari ulangtahun kekasihnya itu. Karena ia sekarang sudah menjadi artis jadi dia sengaja menyewa para wartawan untuk selalu meliputi kegiatannya.

Gadis itu segera menghampiri para wartawan. "Sudah siap kan ya semua?" tanya gadis itu pada para wartawan dengan wajah yang begitu ceria.

Para wartawan hanya mengacungkan satu jempol tangannya, yang menandakan semuanya sudah siap untuk diliput. Mereka langsung menyiapkan camera dan memberikan beberapa pertanyaan pada gadis itu.

"Bagaimana kabarnya, Mbak? Apa yang akan dilakukan Mbaknya untuk memberi kejutan pacarnya?" tanya salah satu wartawan itu. "Iya, Mbak. Apa bisa memberitahukannya kepada kami?" cecar para wartawan lainnya.

"Gini ya, kali ini aku aka...n," ucapan Lean terhenti ketika di hadapannya melintas sosok sang kekasih berjalan keluar dari sebuah kafe dan bergandengan tangan bersama sahabatnya, Rika.

"Damar! Rika!" bisik Lean heran sambil mengerutkan kedua alisnya dan segera mengikuti langkah mereka. Begitu pun dengan para wartawan, tetap mengikuti kemana langkah kaki gadis itu. Karena mereka berpikir itu adalah salah satu dari kejutan Lean.

"Berhenti kalian!" teriak Lean menghentikan langkah kedua orang itu.

"Sayang!" ujar Damar kaget. "Kamu di sini? Ngapain?" Damar bertanya seolah lupa dengan acaranya bersama Lean.

"Hah! Ngapain kamu bilang?! Harusnya aku yang bertanya. Ngapain kamu ada di sini bersama Rika? Kamu selingkuh?" bentak Lean geram melihat tangan mereka berdua masih bergandengan.

Damar kebingungan, entah apa yang harus ia jelaskan kepada Lean. Kalau memang dirinya kini telah berselingkuh dengan sahabat dekatnya. Ia lepaskan gandengan tangan Rika dan mencoba memberi alasan pada Lean. "Emh, bisa aku jelaskan, Sayang. Kamu jangan salah paham dulu." bujuk Damar kepada Lean.

"Apa yang bisa kamu jelaskan?! Ini sudah sangat jelas. Kamu tak perlu lagi menjelaskan!" bentak Lean dengan suara lantang.

Sebenarnya Damar sangat senang dengan keadaan ini. Ia tidak akan menyia-nyiakan situasi ini, sepertinya tanpa perlu ia jelaskan, pacarnya itu sudah sangat tau dengan semuanya. Jadi gak perlu lagi ia menjelaskan sedetail mungkin kepadanya. "Kesempatan! Ini saat nya aku putusin dia!" gumam Damar dalam hatinya. "Jadi kamu sudah tahu dan paham? Kenapa? Gak terima?" tanya Damar santai sambil kembali mengelus tangan Rika di hadapan Lean.

Sementara Rika hanya tersenyum sinis pada Lean. Seakan kini dirinya berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan dari tangan Lean.

"Apa-apaan kamu?! Bisa-bisanya kamu selingkuh dengan dia!" bentak Lean pada Damar. Kemudian ia menatap Rika. "Dan kamu! Tega kamu ya, merebut dia dariku! Dasar pemulung!"

"Loh, kok kamu ngatain aku pemulung?!" Rika geram, tidak menerima dirinya dikatain pemulung oleh sahabatnya.

"Iya, pe-mu-lung! Lebih cocok aku panggil kamu pemulung dari pada  sahabat." jelas Lean pada Rika.

"Keterlaluan kamu ya!"

"Gak salah tuh? Aku atau kamu yang sudah keterlaluan?! Dasar pemulung!" ujar balik Lean dengan nada kesal sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah Rika. Ia sangat murka dan kecewa pada sahabatnya itu. Ternyata diam-diam dia rebut pacarnya.

"Sudahlah! Kamu jangan salahkan Rika," ujar Damar menepis tangan Lean yang sedang menunjuk ke arah Rika.

Lean menatap heran pada Damar. Ia turunkan tangannya dari arah wajah Rika, lalu ia kembali berbicara pada lelaki itu. "Kamu belain dia?!" tanya Lean pada lelaki itu.

"Iya, kenapa? Mau marah? Aku sudah bosan pacaran sama kamu! Puas!" bentak Damar pada gadis tersebut.

Gadis itu berdiri terpaku, ketika sang kekasih lebih membela wanita lain dibanding dirinya. Tak disangka ternyata selama ini kepercayaannya hanya di balas dengan pengkhianatan.

Salah sasaran

Melihat Lean yang berdiri tertegun, karena bentakan Damar. Kini Rika merasa besar kepala dan berani membuka mulut. "Sorry ya. Aku tidak merebut, tapi dialah yang sudah bosan denganmu dan mulai tergoda dengan pesonaku!" bisik Rika ke telinganya Lean.

"Kurang ajar!" gumam Lean dalam hatinya geram mendengar bisikkan sahabatnya itu.

"Yuk Beib, kita pergi dari sini!" ajak Rika pada Damar.

Hati Lean bergemuruh kesal dan tak menyangka dengan apa yang telah ia lihat kini. "Tega sekali kalian padaku! Akan kubalas kalian berdua!" gumamnya dalam hati. Karena rasa sakit atas pengkhianatan pacar dengan sahabatnya, hingga terasa air matanya jatuh membasahi pipinya.

Sementara para wartawan terus meliput apapun yang telah Lean lakukan. "Kasian sekali ya Mbak Lean,"

"Iya ya, tega sekali pacar dan sahabatnya." Bisik- bisik para wartawan tersebut.

Tapi Lean tidak akan membiarkan mereka berlalu begitu saja, sedangkan hatinya begitu sakit dibuatnya. Ia bergegas mengikuti kemana langkah kedua orang itu. "Tunggu! Tunggu dulu!" teriak Lean dengan langkah kaki cepat, terus mengikuti langkah kedua orang itu yang sudah berlalu keluar dari kafe.

Namun Damar dan Rika dengan santainya berjalan tanpa menghiraukan teriakan Lean.

Lean begitu sangat kecewa melihat sikap mereka, yang berlalu begitu saja tanpa menghiraukan dirinya.

Dengan rasa kecewa dan kesal, ia melemparkan sandalnya ke arah mobil mereka sebelum mereka pergi terlalu jauh. "Rasakan ini! Jahat kalian padaku! Keterlaluan sekali kalian!" teriak wanita itu sambil melemparkan sebelah sandalnya ke arah mobil yang telah mereka naiki.

Namun lemparan sandal dengan hak setinggi lima sentimeter itu salah sasaran. Malah terkena kaca mobil yang terparkir sebelah mobilnya Damar.

Prak!

Sandalnya Lean menepi dipangkuan seorang laki-laki tampan. "Astagfirullah!" ucap laki-laki tersebut. Ia kaget dengan daratan sebuah sandal dan pecahan kaca mobil yang hampir melukai wajahnya.

"Astagfirullah, apa-apaan ini?! Sandal siapa ini?" lelaki itu bertanya pada diri sendiri.

"Sepertinya ini sandal perempuan. Tapi, rasanya aku kenal dengan sandal ini." ujar lelaki itu dengan menggenggam dan melihat sandal tersebut.

Lelaki itu  melirik ke sekitar. Ia melihat seorang perempuan di seberang sana tengah berteriak-teriak, layaknya orang yang lagi kesal.

"Ada masalah apa perempuan itu?" gumam lelaki tersebut. Lalu ia bergegas keluar dari mobilnya.

Sementara Lean yang belum puas dengan lemparan pertamanya. Kini ia melemparkan kembali sebelah sandalnya. "Rasakan ini!" Lean kembali melempar sandalnya.

Namun lagi-lagi keberuntungan menyertai Damar dan juga Rika, begitupun sebaliknya. Sepasang sandal yang dilemparnya tidak kena pada mobil Damar.

Mobil Damar berhenti seketika, ia membuka jendela mobilnya. "Harus belajar melempar lagi, biar pas pada target. Haha," Damar meledek Lean di seberang jalan.

"Sial! Nggak kena mulu." omel Lean, karena lemparannya tidak tepat sasaran. "Bisa jadi masalah besar, lemparan ku malah kena mobil orang lain. Aaaah sial!" Gadis itu frustrasi.

Sandal itu lagi-lagi menepi pada lelaki itu, dan kali ini terkena kelopak alisnya.

Plak!

"Aw!" lirih lelaki itu memegang kelopak alisnya yang sedikit berdarah karena lemparan sebuah sandal lagi.

"Benar-benar keterlaluan ya, gak ada kerjaan sekali!" Lelaki itu dibuatnya geram. Kemudian ia bergegas keluar dari mobilnya dengan rasa kesal dan ingin segera menghampiri perempuan yang melempar sandalnya tersebut.

Karena merasa bersalah, Lean terlebih dulu menghampiri mobil tersebut. Namun ternyata pemilik mobil itu sudah keluar dari mobilnya. "Maaf Bang, maafkan aku." ujar Lean meminta maaf kepada lelaki yang terluka akibat lemparan sandalnya tersebut, tanpa melihat wajahnya.

"Lain kali jangan pakai lempar-lempar sendal, Neng! Bahaya!" omel lelaki tersebut tanpa menatap wajah Lean.

"Iya Bang, aku minta maaf." jawab  Lean mohon maaf pada lelaki itu.

Pergi begitu saja

"Abisnya aku dibuat kesal oleh mereka." ucapnya pada lelaki itu sambil menunduk karena merasa malu dan bersalah.

Namun, sesaat Lean sangat mengenali suara lelaki itu. "Sepertinya aku kenal sekali dengan suaranya," gumam Lean dalam hati.

Begitu juga dengan lelaki itu. Ia penasaran dengan pemilik sandal tersebut. Dengan rasa penasaran, akhirnya mereka saling menatap.

"Kamu!" ujar serempak keduanya ketika saling bertatapan.

Ternyata lelaki itu adalah Vino, mantan pacarnya Lean.

"Akang! Ngapain ada di sini?" Lean sangat kaget setelah mengetahui jika lelaki itu adalah sang mantan.

"Bukan jadi urusanmu." Vino mencoba menjawab ketus pada gadis itu. "Emh, aku tahu. Kamu pasti sengaja ya melempar sandalnya padaku karen Gamon?" ujarnya sambil memberikan sepasang sandal milik Lean.

"Iih apaan sih. Orang nggak sengaja juga. Dikatain gagal move on. Aneh!" balas Lean.

"Terus ngapain kamu lempar-lempar sandalmu? Gak baik tau. Bisa celakain orang," tanya Vino penasaran.

"Ih, maaf. Nggak sengaja kali, lemparan itu sebenarnya bukan untuk Akang, tapi untuk dia!" ujar Lean menunjuk ke arah mobil Damar.

"Ada masalah apa dia? Sampai kamu melemparkan sandal?" tanya Vino heran. Karena selama Vino kenal Lean tidak pernah bar-bar seperti itu.

"Bukan urusanmu." jawab ketus Lean.

"Tentu urusanku dong. Aku yang kena lemparan sandalmu, sampai terluka seperti ini juga!" omel Vino dengan tegas.

"Aku kan udah bilang. Aku minta maaf, Kang. Aku gak sengaja." balas Lean lagi. "Jadi Akang gak perlu tau juga urusan aku dengan dia." tegasnya sekali lagi.

"Oke aku aku akang memaafkanmu. Sekarang kamu harus ikut aku!" ujar Vino sambil menarik tangan Lean.

"Ikut kemana?" tanya Lean mencoba menahan tangannya agar tidak di tarik oleh Vino.

"Kamu mau aku maafin kan? Sekarang kamu harus tanggung jawab. Bawa aku ke rumah sakit sekarang!" seru Vino.

"Apa? Ke Rumah sakit? Ribet amat. Orang sudah minta maaf juga. Lagian kan gak sengaja." omel Lean sambil cemberut dan merebut sepasang sandalnya yang ia lempar tadi.

"Nggak sengaja kamu bilang? Sampai aku terluka seperti ini?" tanya Vino sambil memperlihatkan lukanya pada Lean. "Pokoknya kamu harus tanggung jawablah. Kamu sekarang ikut aku ke rumah sakit, dan bayar biaya pengobatannya. Kalau tidak aku akan laporin kamu ke polisi!" ancam Vino.

"Gak mau! Gak mau! Lebay banget sih, Kang. Lukanya pun gak seberapa, kenapa mesti ke rumah sakit sih." jawab Lean. Lalu ia berbalik badan dan melihat arah ke belakang, ternyata para wartawan itu terus meliput kemana pergi dirinya.

"Ini apa-apaan lagi. Kejutannya gagal! Pergi! Bubar!" teriak Lean pada para wartawan yang di sewanya.

Akhirnya para wartawan itu membubarkan diri masing-masing dan pergi berlalu dari keberadaan Lean dan Vino.

Dengan rasa kesal wanita itu pergi meninggalkan Vino. Namun, lelaki itu menghentikan langkah Lean. "Eits, mau kemana? Katanya mau tanggung jawab. Main pergi aja," ucap Vino sambil menarik lengan wanita tersebut.

"Apa sih! Aku mau pergi! Aku ini lagi patah hati, masa kamu mau tega juga padaku." rengek gadis itu.

"Apa urusanku dengan patah hatimu," ujar Vino tanpa rasa peduli. "Cepat tanggung jawab! Atau kamu mau, aku laporin ke polisi?" tegas Vino memaksanya untuk tanggung jawab  dengan lukanya.

"Kamu nggak pernah berubah ya, Vin!" ucap Lean pelan.

"Dari dulu juga aku gak pernah berubah. Aku masih cinta padamu!" tanpa sadar Vino berkata seperti itu kepada Lean.

"Apa kamu bilang? Cinta!" tanya Lean.

"E-e-nggak. Cinta apa? Sudahlah, gimana mau tanggung jawab?" Vino malah melemparkan pertanyaan pada Lean.

"Pastilah! Aku akan tanggung jawab." ketus Lean.

"Nah gitu dong. Bagus!" ujar Vino.

"Berapa duit? Aku gak akan ikut ke rumah sakitnya." tanya Lean sibuk  membuka tasnya untuk mengambil sejumlah uang. Namun ternyata di dalam tasnya itu gak ada uang cash.

Lean kebingungan. "Duh aku lupa lagi, kalau nggak ada uang cash. Harus seperti apa menjelaskan pada Vino kalau tidak ada uang cash. Tapi percuma rasanya menjelaskannya pada Vino, gak akan percaya." gumam Lean dalam hatinya.

"Oke deh, gak apa-apa. Mana? Ayo bayar? Masa iya seorang artis, tapi uangnya kritis," ledek Vino.

"Iya aku akan bayar, tapi nanti. Wlee," Lea menjulurkan lidahnya sambil berlari pergi meninggalkan Vino.

"Eh, kok pergi. Bilang aja gak punya duit!" teriak Vino pada Lean.

"Bodo amat!" ucap wanita itu.

"Awas ya!" ancam Vino.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!