NovelToon NovelToon

Ku Sewakan Rahim Ku Pada Kakak Tiri Ku

#part1

Di sebuah ruangan, seorang gadis dengan mata yang tertutup kain merah dan kedua tangan yang terikat ke belakang dan mulut yang di tutup oleh kain. Air matanya terus mengalir deras tanpa henti.

Sunyi dan terdengar beberapa langkah kaki semakin mendekat dan membuat tubuhnya bergetar. Tubuhnya semakin bergetar takut, buliran keringat membasahi dahinya.

Dia menggeleng dan menolak seseorang menyentuhnya. Tubuhnya semakin bergetar, hatinya begitu khawatir pada ibunya yang sedang menunggunya.

"Buka!" Suara nan dingin seakan menusuk jantungnya.

Langkah kaki itu semakin mendekat, kain yang membekap mulutnya terlepas, lalu kain yang menutup kedua matanya.

Kedua matanya terbuka dan melihat seorang wanita yang memakai dres merah selutut dan seorang pria yang memeluk pinggang wanita di sebelahnya.

"Honey, aku ingin mencakar wajahnya," ucap wanita berambut pirang itu berapi-api. Dia benci dan jijik pada wajah wanita di depannya.

"Lakukan, apa yang mau kau lakukan," ucap seorang pria dengan lembut.

Wanita yang di sapa Adel itu mendekat, dia langsung menjambak surai hitam milik Mikayla.

"Sa ...sakit!" Mikayla merasakan kulitnya terasa sakit dan seakan ikut tercabut.

"Gara-gar ibu busuk mu itu, Mommy ku menderita," ucapnya dengan nada menekan.

Mikayla bingung, "Apa maksudnya? Saya salah apa?"

Adel semakin menarik rambut Kayla, "Kau ingin tau? Ibu mu, wanita murahan itu menggoda Daddy ku." Adel mengertakkan giginya, ia teringat pada saat sang ayah menangis diam-diam melihat sebuah foto dan membuat sang ibu sakit hati. Hingga dia mengetahui sebuah rahasia besar.

Mikayla menggeleng, dia tidak tau siapa ayahnya. Bahkan wajahnya saja ia tidak tau, yang ia tau saat berumur 7 tahun ayahnya pergi dan tak kunjung kembali.

"Kau tau ayah ku?" tanya Mikayla, dia ingin bertemu dengan ayahnya, ia sangat merindukan ayahnya.

Adel semakin merasa sakit hati. Ayahnya begitu dingin padanya dan membuatnya merasakan haus kasih sayang.

"Kau ingin tau ayah mu?" Adel mencengkram kedua pipi Kayla.

"Ayah mu adalah ayah ku, dan ibu mu menggoda ayah ku sehingga melahirkan anak haram seperti dirimu."

Deg

Sakit, perih, sesak, sebuah perasaan yang campur aduk itu membuat dirinya membeku, kedua matanya tak berkedip sedikit pun, matanya yang panas itu membuat air matanya mengalir.

"Tidak, ibu ku wanita baik. Ayah ku sedang bekerja." Kayla tidak percaya, selama ini ibunya hanya mengatakan ayahnya pergi jauh untuk bekerja. "Ibu ku wanita yang baik, kau jangan menghina ibu ku. Aku tidak mengenal mu."

"Inilah hasil anak perampas, berpura-pura bodoh dan menangis." Adel mengejek dan mendorong dahi Kayla.

Adel mecengkramannya dengan kasar. Ia belum puas selama tidak bisa menyiksa anak pelakor di depannya itu.

"Apa kau tau? Ayah yang kau rindukan adalah ayah anak orang lain dan sekarang terbaring koma." Adel melepaskan cengkramannya dan tangannya melayang.

Plak

Sebuah tamparan keras itu tepat di mengenai pipi Kayla, gadis itu merasakan perih dan panas. Adel menarik kerah baju gadis di depannya.

"Ibu mu adalah perusak keluarga orang, kau tau alasan ku membawa mu kesini, karena aku ingin melihat kau menderita, membayar tangisan Mommy ku."

"Honey, biarkan saja dia merenungi dulu." Sanggah seseorang, dia juga benci pada wanita perebut suami orang.

"Aku tidak puas sebelum aku membunuhnya." Adel mengambil sebuah cambuk di tangan bawahan suaminya.

Ctar

"Argh!" Sakit, terasa panas, kakinya langsung memerah keunguan.

"Honey, jangan kotori tangan mu. Biarkan anak buah ku yang menanganinya."

Pria yang di sapa Hazel itu menghentikan sebuah tangan yang siap melayang kembali ke tubuh Kayla, dia mencium tangan yang menggenggam erat cambuk itu.

Hazel seorang pria yang sangat mencintai istrinya, dia melakukan apa pun demi sang istri, melihat istrinya yang menangis saja akan membuat hatinya perih, namun tak di sangka sebuah rahasia yang membuat istrinya menangia dan dia bersumpah akan menemukan siapa saja yang membuat istrinya menangis.

"Gadis keturunan wanita murahan seperti dia, tidak pantas menerima cambukan mu," ucap Hazel penuh dengan kebencian dan jijik.

#part 2

Mikayla menatap kosong ke depan, air matanya mengalir deras ketika mengingat semuanya. Sebuah foto yang sama persis dengan ayahnya dan pengakuan seorang wanita yang menyebut ibunya seorang pelakor.

"Hidup mati ibu mu sekarang berada di tangan ku. Kalau kau ingin melihatnya masih hidup, maka tanda tangani surat perjanjian ini dan sebagai gantinya aku akan menjamin pengobatan ibu mu tapi dengan syarat kau akan melahirkan anak suami ku dan setelah itu kalian berpisah."

Mikayla memejamkan kedua matanya. Semuanya seperti mimpi, sebuah kebenaran terungkap. Ternyata ibunya adalah istri kedua.

"Dan satu lagi, jangan pernah menemui ayah ku. Mulai sekarang kau akan tinggal bersama ku, tapi bukan sebagai status istri Hazel, melainkan pembantu ku."

Mikayla menatap surat perjanjian itu, ia mengorbankan semuanya termasuk rahimnya yang harus ia relakan mengandung benih suami dari kakak tirinya.

Demi ibunya yang harus mendapatkan perawatan khusus karena sakit jantung yang di deritanya.

Ia menekuk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya, hidupnya seakan hancur dalam sekejap. Ayah yang sangat ia cintai, yang ia harapkan untuk bertemu dengannya ternyata bukan sepenuhnya miliknya, bukan sepenuhnya milik ibunya. Dia hanyalah anak yang tak di harapkan, bertahun-tahun ia menunggu kedatangan sang ayah, namun pria itu tak kunjung menemuinya.

Tubuhnya semakin bergetar, ia takut menghadapi semuanya. Baru beberapa saat yang lalu dia resmi menjadi seorang istri dari pria lain, pria kejam yang pernah menyuruhnya mencambuknya dengan kejam.

Kelam, sungguh kelam hidupnya. Harapannya untuk bersama dengan orang yang di cintai kini hancur berkeping-keping.

...

"Nyonya, ini informasi dari Nona Mikayla." Seorang pria berjas hitam memberikan data milik Mikayla. Di kertas putih itu tercamtum atas nama Mikayla dan fotonya, tentang dirinya dan ibunya.

"Jadi dia Mahasiswa?" Adel tertawa sinis. Dia meremas kertas putih itu.

"Apa lagi yang kamu ketahui? Aku tidak berniat membaca data wanita murah@n ini."

"Nona Mikayla memiliki seorang kekasih yang bernama Agung Brmantyo. Anak salah satu pemilik Mall."

Adel tersenyum sinis, ia akan membuat Mikayla hancur, seperti Momnynya yang hancur. "Maka aku akan menghancurkan mu, kita lihat saja, apa kau masih bisa tersenyum dan bertahan?"

Ia merencanakan sesuatu yang begitu luar biasa, di mana ia akan melihat pria yang di cintai oleh adik tirinya itu mencampakannya. "Anggap saja ini karma mu."

...

Di tempat lain.

Seorang pria tengah mematahkan lawannya dalam satu injakan kakinya. Dia membuat pria itu mengerang kesakitan, bahkan wajahnya tak lagi berbentuk wajah, melainkan banyak luka dan sudut bibirnya robek, darah segar keluar dari hidung dan pelipisnya serta bibirnya.

Pria berjas hitam menggunak tuxedo berwarna silver itu menarik kerah pakaian lawannya.

"Maafkan saya tuan, saya tidak akan melakukannya." Rintih seorang pria, dia merangkak ke arah kaki Hazel. Ia menyasali perbuatannya karena menggoda seorang wanita yang tak lain istri seorang Hazel, pria kejam, dingin dan tak tersentuh oleh siapa pun. Dia tidak akan segan menjatuhkan lawan bisnisnya.

Hazel menendang pipi pria itu, seorang pria berjas hitam melangkah ke arahnya. Dia menyerahkan sebuah pistol.

Dor

"Aaaaaaakhhhh .....!" Teriakan histeris itu memekik di ruangan gelap itu, sebuah peluru menancap di sebelah kakinya.

"Buang pria ingusan ini." Hazel melemparkan pistol yang ia gunakan ke sembarang arah. Ketiga pria yang bekerja untuknya dan menyaksikan semuanya membawa pria yang tak sadarkan diri itu ke sebuah mobil. Mereka akan membuangnya di tepi jalan sepi.

#part3

Tik

Tok

Tik

Tok

Tepat jam 12 malam, terdengar suara langkah kaki. Ruangan yang begitu sepi, hanya ada celah sinar lampu dari tirai jendela.

Seorang pria melangkah dengan lebar menuju lantai atas, kerutan di dahinya membuktika rasa lelah yang begitu berat. Dia menarik dasinya dan menghentikan langkahnya, dia malah duduk di sofa berwarna merah itu.

"Huh,"

Merasa haus, Hazel melangkah ke belakang. Namun sampai di dapur, dia melihat sekelibat bayanganya. Dia pun perlahan mendekat pada bayangan itu dan mengeluarkan pisau yang selalu dia bawa kemana-mana.

Akh

Tubuhnya menegang, butiran keringat membasahi pipinya. Tubuhnya gemetar, belati di lehernya siap menggores kulitnya kapan saja.

"Siapa kau?"

"Tu-tuan,"

Hazel mengernyit, dia teringat dengan suara yang pernah dia dengar. Hazel menurunkan belati tajamnya. Dia langsung menghidupkan lampu utama di dapur.

Mikayla meraba lehernya, nafasnya naik turun dengan tubuh gemetar ketakutan.

"Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Hazel dengan tatapan penuh menyelidik.

Mikayla melewati Hazel, dia langsung meneguk air di dalam gelas yang ia tuang itu.

"Katakan! Kenapa kau bisa berada di sini?" tanya Hazel. Mata elangnya menatap dengan penuh selidik. Sebagai seorang pria, dia tidak pernah percaya pada siapa pun kecuali istrinya.

"Ma-mau minum."

Glek

Mikayla meneguk ludahnya susah payah. Nafas Hazel sangat dekat di wajahnya, bagaikana anak panah yang akan menancap di dahinya. "I-iya aku ma-mau minum."

"Aku tidak akan tertipu dengan trik kotor mu itu, kalau bobotnya sudah kotor pasti bibitnya juga kotor." Hazel menatap tubuh Mikayla dari bawah ke atas, menggunakan sandal jepit, kaos dan celana pendek selutut dan rambut yang di ikat biasa.

"Apa tu-tuan baik-baik saja?" Mikayla mengintip lewat sudut matanya. Dia melihat ada darah di tangan kanan Hazel. "Se-sepertinya tuan terluka."

"Kau tidak perlu mencari perhatian dari ku. Aku tidak akan tergoda dengan wanita iblis."

Mikayla menunduk dengan lekat, ia mengepalkan kedua tangannya, hingga urat itu terlihat jelas seakan ingin keluar.

Hazel tersenyum sinis, bisa ia lihat kemarahan lewat tangan Mikayla. Tapi ia tak peduli karena memang kenyataannya. Ibunya orang ketiga di keluarga istrinya. Bahkan istrinya dan mama mertuanya menangis karena keluarga Mikayla, sekaligus Mikayla sendiri.

"Saya pamit tuan," ucap Mikayla. Dia langsung pergi tanpa mendengarkan ucapan perkataan Hazel.

Hazel pun melangkah pergi, dia ingin menemui istrinya dan sesampainya di kamar ia melihat istrinya meringkuk di dalam kamar sambil menangis.

"Sayang, kenapa?"

Adel beranjak dia langsung memeluk tubuh kekar Hazel. Menangis dalam pelukannya, "Apa salah ku? Kenapa ayah begitu? Aku sangat mencintainya Hazel."

Hazel mengepalkan kedua tangannya, sekalipun ayah mertuanya, ia tidak akan tinggal diam. Istrinya merasakan sakit hati dan penderitaan.

"Sayang, jangan menangis." Hazel melerai pelukannya, dia mengusap air mata yang membelah kedua pipi istrinya. "Ini bukan salah mu, Om Rio tidak pantas mendapatkan kasih sayang mu. Dia terlalu beruntung mendapatkan kasih sayang mu."

"Hanya kau, hanya kau yang seperti suami dan ayah bagi ku Hazel, aku sangat mencintai mu, setelah Mikayla melahirkan anak mu, kau harus membuangnya."

Hazel menghela nafas, entah dari mana pemikiran bodoh istrinya ini. Dia tidak bisa menyentuh tubuh lain selain istrinya. Ia merasa jijik apa lagi tubuh Mikayla.

"Apa kamu bisa mengurungkan niat mu? Aku tidak bisa sayang,"

"Tidak sayang, keluarga mu butuh penerus. Lagi pula seluruh keluarga mu tidak tau, dia belum tau kalau rahim ku telah di angkat."

"Maaf sayang, aku tidak bisa menuruti mu." Hazel mengusap pucuk kepala Adel. "Tidurlah, besok kita harus bertemu dengan Mama."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!