NovelToon NovelToon

FINDING MY HOT BILLIONAIRE

Bab 1

LL1

SINGAPURA

Jari jemari nya mulai bergerak. Terdengar bunyi dari patient monitor yang membuat perawat melihat ke arah wanita yang sedang terbujur kaku di atas ranjang putih itu.

Perawat itu tampak memeriksa keadaan wanita yang sedang sudah tertidur lama itu.

Tubuh wanita itu sedikit bergetar dan matanya mulai membuka.

Melihat hal itu, perawat segera berlari ke luar dan memanggil sang dokter.

"DOKTER!! DOKTER!!" Teriaknya.

Beberapa dokter dan perawat yang berada di meja perawat langsung melihat ke arahnya.

"Gadis itu mulai sadar," ucap sang perawat.

Lalu beberapa dokter dan perawat berlari ke arah kamar perawatan di mana wanita itu tergolek selama bertahun tahun lamanya.

Dokter memeriksa mata wanita itu dengan senter kecil dan melihat kondisi tubuhnya melalui patient monitor.

Mata biru itu kini mulai terbuka sedikit demi sedikit hingga akhirnya terbuka sempurna.

"Hei, welcome to the world," ucap dokter itu lirih.

Wanita itu belum bisa mencerna apa yang terjadi pada dirinya. Dia hanya diam dan melihat para dokter dan perawat yang mengelilinginya.

"Aku di mana?" Satu kalimat pertama akhirnya diucapkan oleh wanita itu.

"Kau di rumah sakit dan kau sudah koma selama 5 tahun. Welcome, Girl," ucap dokter yang rambutnya sudah memutih itu.

"Siapa aku?" tanya wanita itu lagi.

"Kau tidak ingat siapa dirimu?" tanya sang dokter.

"Tidak," jawab wanita itu.

"Namamu Lune Wallace. Kau mengalami kecelakaan 5 tahun yang lalu saat usiamu masih 19 tahun," jawab Dokter itu.

Lalu wanita bernama Lune itu menggeleng.

"Aku tak ingat apa pun," jawab Lune.

"Tak masalah, itu sering terjadi pada pasien koma. Apalagi kau koma bertahun tahun. Aku sangat senang melihatmu kembali sadar," ucap dokter itu tersenyum.

"Di mana keluargaku?" tanya Lune.

"Kami sudah menghubungi mereka. Mereka akan tiba sebentar lagi," jawab dokter itu.

Lune tak menjawab apa pun dan hanya melihat ke arah dokter itu.

Kondisi tubuh Lune diperiksa secara mendetail terutama pada bagian vital seluruh tubuhnya.

"Kondisimu membaik," kata Dokter.

Lalu dokter memeriksa kaki Lune dan memukulnya pelan menggunakan alat.

"Kau merasakannya?" tanya Dokter.

"Ya," jawab Lune.

"Syukurlah. Kau akan susah berjalan pada awalnya karena tubuhmu tak bergerak selama bertahun tahun. Tapi dengan latihan, kau akan bisa berjalan normal kembali," kata Dokter.

BRAK

Pintu kamar itu terbuka keras dan tampaj tiga orang masuk ke dalam kamar perawatan itu.

"Sayang," panggil seorang wanita paruh baya dengan deraian air mata yang sudah membasahi pipinya.

Lalu wanita itu menghampiri Lune dan memeluknya erat.

"Ooohhh .... Thank God," ucap wanita itu.

Pria paruh baya dibelakangnya pun tak hentinya menangis dan memeluk kaki Lune.

Begitu juga dengan wanita yang memegang tangan Lune. Wanita muda itu juga menangis di sisinya.

Lune masih terdiam karena dia tak tahu apa yang harus dilakukannya.

"Dia tak mengingat kalian," ucap dokter.

Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya dan melihat ke arah Lune.

"Dia ayah, ibu dan kakakmu," ucap dokter itu lagi.

"Kau tak mengingat kami, Sayang?" tanya Loudes Wallace pada sang putri.

Lune mengangguk.

"Tak apa. Mungkin kau butuh waktu untuk mengingat kami," kata Loudes yang menciumi wajah Lune.

"Hei, aku kakakmu. Namaku Lana. Senang bisa melihat mata birumu yang terbuka kembali," kata Lana Wallace tersenyum tapi suaranya bergetar.

"Kau lupa pada daddy, Sayang? Kita akan memulainya dengan yang baru. Hmm??" ucap Anthony Wallace.

"Ya, i'm sorry," sahut Lune akhirnya.

"No no no ... Jangan meminta maaf pada kami. Kami lah yang meminta maaf padamu karena kecelakaan ini terjadi karena kami," jawab Lourdes.

"Sayang, jangan membahas hal ini," ucap Anthony.

Lune hanya mengangguk saja dan tatapannya masih bingung. Dia masih mencerna dunia baru yang ketika matanya kembali terbuka.

*

*

LONDON

"Hai, kau masih sibuk?" tanya seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan kantor tunangannya.

Pria yang tengah sibuk dalam pekerjaannya itu tampak langsung melihat ke arah wanita cantik itu.

"Claire? Bukankah kita akan bertemu di luar?" sahut Louis.

"Ya, tapi aku ingin kemari dulu," jawab Claire.

"Kau tak suka?" tanya Claire.

"Tidak, aku suka," jawab Louis tersenyum tipis.

Sikap cool Louis memang selalu membuat Claire tergila gila padanya sejak mereka kenal beberapa tahun yang lalu.

Tapi mereka baru menjalin hubungan setahun terakhir dan memutuskan untuk bertunangan setelah Thea -- mommy Louis -- merong rong mereka untuk segera menikah karena Louis sudah berumur 32 tahun.

Louis sebenarnya tak ingin menikah, tapi dia cukup mengenal Claire sejak lama dan tak ada salahnya mencoba.

Predikat Louis sebagai playboy tak terlalu dipedulikan oleh Claire karena dia begitu mencintai Louis sejak lama.

Dan mendaoatkan Louis serta mengikatnya ke jenjang yang lebih serius, membuat Claire bahagia sekaligus bangga karena akan menjadi bagian dari keluarga besar Kingsford.

Claire cukup dekat dengan keluarga Kingsford karena sudah mengenal sejak lama. Claire memang mencintai Louis sejak dulu dan tak pernah patah semangat untuk membuat Louis terikat padanya.

Claire tampak mendekati Louis dan mengecup bibirnya.

"I love you," ucap Claire dengan suara lembutnya.

Louis hanya tersenyum tipis dan kemudian mengerjakan kembali pekerjaannya.

"Aku akan menyelesaikan ini sebentar karena tinggal sedikit lagi," kata Louis.

"Ya, tak masalah," kata Claire tersenyum dan duduk menunggu di sofa.

Dua puluh menit kemudian, Louis pun selesai dengan pekerjaannya dan mereka pergi makan siang bersama.

Claire memiliki sikap yang ramah dan lembut. Itu membuat Louis nyaman berada di dekatnya.

Itulah yang membuat dirinya memutuskan untuk menerima Claire. Claire tak terlalu banyak menuntut dan menerima sikap cuek Louis.

Dia tak pernah marah pada Louis dan selalu bersikap menyenangkan karena dia tak ingin kehilangan Louis.

Apkah Louis mencintainya? Jawabannya adalah tidak. Rasa Louis pada Claire hanya sebatas rasa sayang karena Claire selalu baik padanya.

Louis termasuk pria yang sulit jatuh cinta dan dia memiliki pengalaman menyakitkan dalam percintaan masa lalunya.

Jadi hal itu membuat dirinya sedikit susah untuk mencintai seorang wanita.

"Kau sudah menentukan tanggal pernikahan kita?" tanya Claire.

Claire ingin Louis yang menentukan tanggal pernikahan mereka karena menunggu kesiapan Louis untuk hal ini.

"Belum, kuharap kau tak keberatan dengan hal ini," jawab Louis di sela sela makan siangnya.

Claire tersenyum dan mengusap tangan Louis.

"Aku mengerti," sahut Claire.

Sikap Claire yang dewasa membuat Louis nyaman dan selama berhubungan mereka hampir tak pernah bertengkar.

Louis yang cuek dan Claire yang dewasa menbuat keduanya jarang terlibat adu argumen.

Dan sekali lagi itu dikarenakan rasa cinta Claire pasa Louis yang sangat dalam.

Bab 2

LL2

SINGAPURA

Seminggu kemudian ...

Lune sudah diperbolehkan pulang dan keluarganya begitu bahagia menyambut kedatangannya di rumah mewah mereka.

Lune mengedarkan pandangannya ke area rumah itu. Rumah yang begitu asing baginya.

"Tak apa, nanti kau akan terbiasa di sini, Sayang," kata Loudes yang mengerti isi pikiran Lune.

Lana memegang tangan Lune dan membantunya berjalan ke arah sofa.

Lune sudah bisa berjalan meskipun masih tertatih tatih.

"Thank you," ucap Lune.

Lalu Lana kembali memeluk Lune.

"Aku merindukanmu. Aku merindukan ketika kita mengobrol sebelum tidur. Dan kita akan mulai melakukannya lagi sekarang," ucap Lana tersenyum.

"Hmm," sahut Lune singkat.

"Istirahatlah, Sayang," kata Lourdes.

"Aku ingin berkeliling rumah ini," kata Lune.

"Oke, aku akan menemanimu," kata Lana.

Lune tersenyum dan beranjak berdiri dengan perlahan.

"Apakah kau tak kuliah, Lana?" tanya Lune.

"Aku sudah bekerja," jawab Lana.

"Ah ya, aku lupa bahwa ini sudah 5 tahun berlalu," jawab Lune.

"Apakah aku akan kuliah?" Tanya Lune sambil berjalan.

Anthony dan Loudes mendengar hal itu.

"Kau ingin kuliah?" tanya Lourdes.

"Ya, bukankah aku tertinggal banyak pelajaran selama 5 tahun?" tanya Lune.

"Ya, baiklah. Nanti kita pikirkan lagi apakah kau akan melanjutkan kuliah atau tidak. Tunggu keadaanmu benar benar membaik dan sehat, Sayang," jawab Anthony.

"Ya, baiklah," sahut Lune.

Lalu Lana membawa Lune ke taman belakang rumah mereka.

"Apakah sejak awal kita tinggal di Singapura?" tanya Lune.

"Tidak, daddy pindah kemari karena pekerjaan. Pekerjaan di sini lebih baik daripada di Eropa," jawab Lana.

Lune hanya mengangguk saja dan kemudian mereka duduk di kursi taman.

"Usiaku sudah 24 tahun sekarang. Tapi kurasa kepribadianku tak berubah dan stuck di usia 19 tahun," ucap Lune tersenyum.

"Kau akan bisa menyesuaikannya nanti," jawab Lana.

Lune mengangguk.

"Apakah aku bisa bekerja sepertimu, Lana?" Tanya Lune.

"Ya, tentu saja. Aku akan selalu berada di sampingmu. Kau akan melanjutkan kuliahmu dan aku akan membantumu seperti biasa," jawab Lana.

"Thank you," sahut Lune tersenyum.

Lana merangkul bahu Lune dan menempelkan kepalanya pada Lune.

"Aku akan selalu menjagamu, Lune. Aku tak akan meninggalkanmu lagi," kata Lana.

"Kau pernah meninggalkanku?" tanya Lune.

"Ya, aku kuliah di Amerika dulu. Tapi sekarang kita sudah bersama dan lupakan masa lalu," jawab Lana.

Lune tersenyum dan mengangguk.

*

*

6 bulan kemudian ....

LONDON

"Louis, kapan kau akan menikahi Claire? Ini sudah terlalu lama dari jarak pertunanganmu. Jangan mempermainkannya karena dia wanita yang baik," kata Thea.

"Mom, aku tak mempermainkannya. Dalam setahun ini aku memang sangat sibuk. Tanyakan saja pada daddy jika tak percaya," jawab Louis.

"Tapi sampai kapan?" tanya Thea.

"Sampai aku tak sibuk dan memiliki waktu dengan Claire. Aku tak ingin mengecewakannya dengan kesibukanku nantinya. Pembukaan perusahaan di Asia membuatku sangat sibuk dan aku bekerja sendirian karena Gio hanya fokus di Eropa," jawab Louis dengan alasan yang masuk akal.

"Kau memiliki banyak asisten yang bisa kau percaya, Louis. Sepertinya mommy perlu menjebakmu agar kau cepat menikah," jawab Thea.

"Jebakan mommy tak akan berlaku padaku," sahut Louis yang membuat Thea geram.

"Mommy akan keluar negeri besok. Jaga Claire baik baik," kata Thea.

"Dia wanita dewasa yang cukup pintar menjaga dirinya sendiri, Mom," jawab Louis.

"Tapi dia tetap seorang wanita, Louis. Mommy pergi, bye," ucap Thea dan keluar dari ruangan kantor Louis.

"Huufffttt ... Urusan wanita selalu merepotkan," gumam Louis.

*

*

SINGAPURA

"Morning," sapa Anthony pada ketiga wanita tercintanya yang kini sudah berkumpul di meja makan.

"Morning, Daddy," sahut Lune tersenyum.

"Kau sepertinya sangat bahagia, Sayang," kata Anthony.

"Ya, dia akan melakukan perjalanan dinas pertama kalinya, Dad. Kinerjanya bagus di perusahaan dan bos kami mengirimnya ke New York," jawab Lana.

"Benarkah? Selamat, Sayang. Kau benar benar hebat," sahut Anthony.

"Kau akan menemaninya kan, Lana?" tanya Lordes.

"Tidak, Mom. Dia akan pergi bersama Sasha. Tenanglah, Sasha akan menjaganya dengan sangat baik," jawab Lana.

"Ya, Mom. Jangan khawatir. Aku sudah sangat sehat," sahut Lune.

"Sayang, tapi kau baru ..."

"No, Mom. Aku sudah sangat sehat. Aku hanya hilang ingatan dan bukan gila jadi aku bisa menjaga diriku sendiri," potong Lune.

"Oh my ... Sepertinya sikap pemberontakmu mulai kembali, Sayang," ucap Anthony.

Lune dan Lana tertawa mendengar hal itu.

"Aku suka tantangan, Dad. Aku ingin mengenal lebih banyak tempat dan negara. Singapura terlalu kecil untukku meskipun aku sangat senang tinggal di sini," kata Lune sambil mengambil makanannya.

"Dad, jangan melarangnya," ucap Lana seakan mengingatkan sang daddy.

Anthony mengangguk.

"Kapan kau akan berangkat?" tanya Lourdes.

"Dua hari lagi," jawab Lune.

"Berapa lama kau di sana?" tanya Anthony.

"Satu bulan," jawab Lune.

"Sayang, itu terlalu lama," sahut Lourdes.

"Mom," ucap Lana sambil menggelengkan kepalanya.

"Oh God, baiklah," jawab Lourdes pasrah.

"Thank you, Lana," ucap Lune pada sang kakak.

Lune tak melanjutkan kuliahnya, melainkan belajar sendiri secara otodidak melalui buku buku yang dibacanya selama 2 bulan penuh.

Banyak buku yang dibacanya untuk mengenal apa pun termasu tentang pekerjaannya saat ini.

Lana memasukkan Lune ke perusahaan tempatnya bekerja karena dia yakin bahwa Lune cukup bisa bersaing di dunia kerja.

Lune memiliki kepintaran yang tak bisa dianggap remeh. Hilangnya ingatan tak membuat kepintarannya hilang dan dulu Lune termasuk salah satu mahasiswi terbaik di kampusnya sebelum terjadi kecelakaan.

Hanya dalam waktu 4 bulan saja, Lune akhirnya menguasai bidang pekerjaannya yang berpusat pada bisnis import.

Dan dia begitu excited menjalani kehidupan barunya. Masalah pria? Lune tak begitu memikirkannya karena untuk saat ini dia fokus pada pekerjaannya yang membuatnya bersemangat menjalani hidup.

Lune akan ditugaskan di kantor pusat di New York untuk lebih menguasai bidang pekerjaannya dan menerapkannya di Singapura.

Dia akan ditemani oleh Sasha yang merupakan sahabat baik Lana di kantor.

*

*

LONDON

"Jadi kita akan ke New York?" tanya Claire.

"Ya, mommy ingin kita datang di acara keluarga Kingsford di sana," jawab Louis.

Claire tersenyum.

"Aku senang jika ada acara keluarga besarmu. Mereka sangat humble dan aku merasa sangat diterima," jawab Claire.

"Hmm," sahut Louis tersenyum.

"Berapa lama kita di sana?" tanya Claire.

"Hanya beberapa hari saja," jawab Louis.

"Aku akan menyelesaikan pekerjaanku sebelum kita pergi. Kapan kita berangkat?" tanya Claire.

"Besok," jawab Louis.

"Oke," sahut Claire.

Dan mereka melanjutkan makan malamnya di sebuah restoran mewah.

Louis dan Claire memang jarang bertemu. Claire selalu mencari cara agar hubungan mereka tetap hangat dan tak bermasalah dengan seringnya makan siang dan makan malam berdua seperti yang dilakukan mereka saat ini.

Bab 3

LL3

"Are you ready???" Tanya Lana ketika melihat Lune sedang menyiapkan kopernya.

"Yes," sahut Lune dengan semangat dan tersenyum lebar.

"Kau sangat bersemangat sepertinya," kata Lana.

"Ya, sangat. Ini perjalanan pertamaku ke luar negeri, Lana. Tentu saja aku bersemangat," jawab Lune.

"Aku senang melihatmu bahagia. Berhati hatilah di sana dan tak masalah jika kau berkencan dengan beberapa pria tampan di sana," kata Lana.

"Ck, bukan itu yang kucari. Aku akan lebih banyak menghabiskan waktuku untuk bekerja dan berinteraksi dengan banyak orang," jawab Lune.

"Baiklah, ayo Sasha sudah menunggumu," kata Lana sambil membawakan koper Lune.

"Ya," jawab Lune dan mengambil tas nya di atas ranjang

Lalu tiba tiba kepalanya pusing dan berdenging.

"Ooouuhh ..." rintihnya pelan.

Lana berhenti dan menoleh pada Lune.

"Ada apa? Kepalamu sakit lagi?" tanya Lana.

"Ssshhh ... jangan keras keras. Nanti mommy dengar dan bisa bisa aku tak boleh berangkat," jawab Lune memegang kepalanya.

"Lune, kau yakin tak apa apa? Aku khawatir padamu," kata Lana memegang lengan Lune.

"Ya, aku tak apa apa. Dokter bilang ini hal yang wajar karena kepalaku pernah terbentur keras. Dokter sudah memberikan obat padaku jika sewaktu waktu jika kepalaku terasa sakit," jawab Lune.

"Oke, kabari aku keadaanmu setiap hari," ucap Lana memeluk Lune.

"Ya, aku bisa menjaga diriku, Lana. Terima kasih sudah mempercayaiku dan membantu meyakinkan mommy dan daddy," jawab Lune.

"Hmm," sahut Lana tersenyum.

Lalu mereka berdua keluar dari kamar dan Lune mulai berpamitan dengan kedua orang tuanya.

"Hati hati di sana dan selalu kabari kami. Jangan me-reject panggilang telepon kami, oke?" Ucap Lourdes panjang lebar.

"Ya, Mom. I love you," ucap Lune tersenyum.

Lalu Lourdes memeluk putri bungsunya itu dengan erat.

"Sekarang giliranku," ucap Anthony.

Lourdes melepaskan pelukannya dan kini Lune memeluk sang ayah.

"Bye, Dad. Jaga mommy di sini," ucap Lune.

Anthony tertawa pelan.

"Jaga dirimu, Sayang. Ingat semua pesan mommy tadi," kata Anthony.

"Ya, i love you, Dad," jawab Lune.

"Hmm," sahut Anthony yang masih memeluk erat putrinya yang baru saja diberikan kehidupan kedua ini.

Anthony kemudian melepas pelukannya dan Lune akhir pergi bersama Sasha.

"Apakah dia akan baik baik saja?" Gumam Lourdes.

"Dia akan baik baik saja, Mom. Dia wanita yang kuat dan dia sudah membuktikannya dengan kembali pada kita setelah 5 tahun berlalu," kata Lana.

"Ya, kau benar, Sayang," jawab Anthony.

"Jangan sampai kita membicarakan masa lalunya sebelum kecelakaan itu terjadi. Itu kenangan kelam yang akan kita kubur dalam dalam," kata Lourdes.

"Bagaimana jika dia ingat, Mom? Karena kata dokter ini hanyalah amnesia sementara akibat komanya," ucap Lana.

"Kita akan menjelaskannya dan kita akan memberinya pilihan. Dia sudah cukup dewasa untuk memilih," sahut Anthony.

"Emosinya belum stabil. Dia belum dewasa secara emosi, Dad. Dia masih 19 tahun meskipun terjebak di dalam tubuh 24 tahun, ingat itu," kata Lana.

"Kita akan tetap berada di sampingnya jika kenangan buruk itu kembali padanya," ucap Anthony.

"Hmm," sahut Lourdes.

*

*

NEW YORK

Louis dan Claire tampak berada di mansion keluarga Kingsford. Mereka akan tinggal di sana selama berada di New York.

"Apakah yang lain juga akan datang, Louis?" tanya Claire yang kini sedang duduk di beranda belakang.

"Tidak semua. Hanya Vea dan Rillian yang datang dsri London. Mereka sudah tiba kemarin dan ada di mansion Aunty Beau," jawab Louis.

Claire bersandar di lengan Louis dan kemudian mencium lehernya.

"Kita punya banyak waktu bersama di sini. Kau tak ingin bersenang senang?" tanya Claire sambil mengusap wajah Louis.

"Aku membawa pekerjaanku ke sini dan besok lusa akan ada seminar yang harus kuisi," jawab Louis.

Claire tersenyum meskipun masih sedikit kecewa.

"Baiklah, lalu apa kegiatan kita hari ini?" tanya Claire.

"Ke rumah aunty Beau. Di sana sepupuku sudah berkumpul," jawab Louis tersenyum.

Claire menatap wajah tampan Louis dan mencium bibirnya.

"Thank you," ucap Claire.

"Untuk apa?" tanya Louis.

"Terima kasih telah menerimaku. Kita dipersatukan karena takdir, right? I love you," ucap Claire.

"Hmm," sahut Louis dan membalas ciuman Claire.

Karena kesabaran Claire inilah membuat perasaan Louis pada Claire semakin bertambah dan dia berharap akan bisa dengan tulus mencintai Claire meskipun itu sedikit sulit.

Claire wanita sempurna di matanya. Tak ada wanita yang begitu sabar bertahan di sisinya meskipun sebelumnya Louis selalu bergonta ganti pacar dan tak mau menjalin hubungan serius dengan siapa pun.

Claire adalah salah satu sahabatnya sejak dulu dan mereka sudah saling mengenal bertahun tahun.

*

*

NEW YORK

"Finally .... Oh my God. Aku tak menyangka akan menginjakkan kakiku di negara ini, Sasha," ucap Lune dengan ceria.

Sasha tertawa dan merangkul bahu Lune.

"Ayo, kita langsung ke apartemen," jawab Sasha.

"Wait, bukankah kita seharusnya ke hotel?" tanya Lune.

"Tidak, kita akan tinggal di apartemen kakakku selama di New York. Apartemen itu ada di tengah kota jadi akan memudahkan kita pergi ke mana pun," kata Sasha.

"Kakakmu? Kita tinggal bersama kakakmu?" tanya Lune sambil berjalan menuju pengambilan bagasi.

"Tidak, kakakku sedang berada di Skotlandia saat ini. Jadi kita akan memakai apartemennya selama sebulan penuh," jawab Sasha.

"Oke, itu sangat menarik," jawab Lune tersenyum lebar.

Karakter Lune yang ceria membuat siapa pun yang ada di dekatnya akan merasa bahagia dan senang termasuk Sasha yang selalu terhibur dengan obrolan Lune yang menyenangkan.

Setelah mengambil koper, mereka langsung menuju ke apartemen. Lune tampak antusias melihat suasana malam kota New York yang terang dan tak pernah sepi itu.

"Aku suka keramaian," gumam Lune.

"Itu artinya kau suka pesta. Besok kita berpesta," kata Sasha.

"Besok kita mulai bekerja, Sasha," jawab Lune.

"Setelah kita bekerja, kita bisa ke club dekat apartemen," kata Sasha.

"No no no ... Mom dan Dad tak akan mengizinkannya," ucap Lune.

"Oh my ... Nikmati hidup kita selagi bisa. Kita akan stres dengan pekerjaan kita yang menumpuk besok. Jadi kita harus bersenang senang, Lune sayang," jawab Sasha.

"Nanti akan kupikirkan lagi," jawab Lune.

"Oke," jawab Sasha.

Setengah jam kemudian mereka tiba di apartemen. Sasha dan Lune langsung naik ke atas dan beristirahat setelah melakukan perjalanan yang sangat panjang.

"Aaaahh ... Sofa ini sangat nyaman," kata Lune.

"Hmm," aku akan ke kamar dulu. Kamarmu di sana," kata Sasha sambil menunjuk ke arah sebuah kamar lain.

"Oke, Thank you," sahut Lune.

Lalu Lune beranjak berdiri dan berjalan membawa kopernya masuk ke dalam kamar.

Lune tersenyum melihat kamar minimalis yang nyaman itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!