Diva keluar dari ruangan karaoke itu, matanya sembap, rupanya gadis berwajah ayu itu sedang bersedih, baru saja Ia melihat sang kekasih yang selama dua tahun Ia pacari tega berduaan dengan sahabatnya sendiri di room karaoke.
"Kalian berdua jahat banget sih sama Aku? Aku benci kalian, Aku benar-benar benci." umpat Diva sembari berjalan pulang dengan menghentikan sebuah taksi. Hatinya benar-benar hancur, disaat dirinya berharap agar bisa meneruskan hubungan dengan Ziyan hingga ke jenjang pernikahan setelah kelulusan sekolah. Justru dirinya melihat sang kekasih yang sedang bermesraan dengan sahabatnya sendiri.
Diva menangis sesenggukan, gadis yang baru saja lulus dari kelas 12 SMA itu harus merasakan sakit nya dikhianati oleh sang pacar kesayangan, Ziyan Aldama. Cowok paling keren dan paling populer di sekolahnya.
Mulai saat itu Diva memutuskan hubungan nya dengan sang pacar, dan Ia berharap tidak akan bertemu lagi dengan Ziyan, hatinya benar-benar hancur dan harapannya untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih tinggi pupus sudah saat Diva melihat Ziyan dan Amelia sedang berpelukan.
"Aku benci kamu, Ziyan. Aku benci. Tega sekali kamu mengkhianati ku dengan sahabat ku sendiri. Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri bagaimana kamu bermesraan dengan Amel. Mulai hari ini kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, kita putus. Jangan pernah mencariku lagi, karena setelah ini Aku akan pergi jauh darimu untuk selamanya. Selamat tinggal!"
Pesan terakhir yang Diva kirim lewat WhatsApp kepada Ziyan.
*
*
*
Flash back
Sepuluh menit sebelum Diva masuk ke room karaoke dan melihat Ziyan dan Amel berpelukan, di sana tampak pasangan muda-mudi yang sedang berduaan, untuk sejenak Ziyan melepaskan tangan Amel yang melingkar pada leher nya dan seketika Ziyan menyuruh Amel untuk menjauhi nya.
"Lepasin, Mel! Sebaiknya kita tidak terlalu dekat, kamu tahu Aku dan Diva saling mencintai, Aku tidak mau Diva melihat kita dalam situasi seperti ini, Aku ke sini hanya untuk menghormati undangan mu sebagai teman ku, tapi Aku tidak pernah berharap untuk bisa berhubungan denganmu, ingat itu! Aku masih sangat mencintai Diva, dan kami akan menikah." seru Ziyan, cowok berwajah cool yang banyak digandrungi oleh remaja-remaja wanita, salah satunya adalah Amelia, gadis cantik itu diam-diam suka dengan cowok sahabatnya sendiri yaitu Diva.
Hari itu Amel sengaja mengundang Ziyan untuk ikut berkaraoke ramai-ramai bersama teman-temannya, Ziyan pikir acara itu benar-benar bersama teman banyak. Tapi nyatanya, undangan itu cuma jebakan Amel untuk membuat Diva cemburu dan akhirnya memutuskan hubungan dengan Ziyan. Dan benar saja Diva pun terjebak dalam rencana Amel yang bertujuan untuk memisahkan mereka berdua, karena Amel tidak ingin melihat Diva dan Ziyan bersatu.
Dalam room karaoke itu, Ziyan bingung. Kenapa hanya ada Amel saja, lantas dimana teman-teman yang lainnya? Amel mendekati Ziyan dan berkata, "Selamat datang Ziyan! Aku senang akhirnya kamu bisa datang ke sini, kita karaoke an dulu yuk!" ajak Amel sembari menarik tangan Ziyan untuk ikut bersamanya.
"Tunggu! Dimana anak-anak yang lainnya? Apa mereka belum datang?" tanya Ziyan kepada Amel.
Amel membalikkan badannya dan mendekati Ziyan sembari melingkarkan tangannya pada leher cowok yang Ia sukai itu.
"Untuk apa teman-teman? Aku tidak mengundang mereka, Ziyan! Aku hanya mengundang kamu saja, Aku ingin kamu tahu jika selama ini Aku menaruh perasaan padamu, apa kamu tidak pernah menyadari itu, Baby! Aku sangat cemburu saat melihat mu dekat dengan Diva, Aku tidak suka melihatnya, karena Aku juga mencintaimu, Ziyan!"
"Apa maksudmu, Mel? Kamu tahu Aku dan Diva berpacaran sudah lama, dan setelah kelulusan sekolah ini, Aku berniat untuk melamarnya, dan Aku tidak pernah berpikir untuk mencintai wanita lain, apalagi kamu yang merupakan sahabatnya sendiri. Aku akan pergi dari sini."
Mendengar ucapan dari Ziyan, Amel menahan Ziyan pergi dan gadis itu tampak menundukkan wajahnya dan Ia pun berpura-pura bersedih. "Iya Aku sadar Aku tidak ada istimewanya bagimu, tapi Aku mohon sama kamu, Ziyan! Jangan pernah membenciku, Aku melakukan semua ini demi kamu. Oke baiklah! Aku sadar cinta itu tidak bisa dipaksakan. Maafkan aku, tapi izinkan Aku untuk memelukmu sebentar saja, setelah itu Aku tidak akan mengganggu mu lagi dan kamu bisa pergi dari sini, Aku mohon Ziyan!" rengek Amel yang memohon agar Ziyan memeluknya sekejap saja sebelum pemuda itu pergi.
Ziyan pun menuruti permintaan Amel, Ia pun memeluk Amel berharap gadis itu akan menjauhinya. Namun, disaat yang bersamaan, Diva datang dan membuka pintu room karaoke itu, matanya disuguhkan dengan pemandangan sang pacar yang sedang memeluk sahabatnya sendiri.
*
*
*
...Mohon dukungannya ya bestie, ini novel author yang kesekian kali, tetap bertema romantis, masukkan favorit dulu untuk mendapatkan notifikasi update berikutnya. Dan jangan lupa untuk like, komen, beri hadiah dan vote nya 🥰🙏...
Setelah melihat kejadian itu, Diva langsung memutuskan pulang ke rumah kedua orang tuanya, dan menerima tawaran Om nya untuk ikut ke Semarang, di sini Diva tinggal bersama Om Wawan, adik Papanya Diva. Saat itu Om Wawan sedang ada bisnis di luar kota, dan kebetulan tugas bisnis nya berada di kota yang sama dimana kedua orang tua Diva tinggal, yaitu Semarang.
"Diva! Kenapa tiba-tiba sekali kamu ingin ke Semarang? Apa kamu sudah tidak betah tinggal bersama kami lagi?" tanya Tante Nova, istri Om Wawan. Diva tersenyum dan memeluk Tante Nova.
"Tidak, Tante! Tante jangan berpikir seperti itu, sekarang Diva sudah lulus, Diva akan melanjutkan kuliah di Semarang saja, lagipula sudah lama Diva tidak bertemu dengan Mama dan Papa, Diva pasti sangat merindukan Tante dan Om, Tante udah baik banget sama Diva, terima kasih banyak atas semua yang sudah Tante lakukan pada Diva." ucap Diva penuh haru.
"Tante sudah menganggap mu seperti putri Tante sendiri, Tante juga tidak bisa memaksa mu untuk pergi dari sini, karena kedua orang tua mu lebih berhak untuk bersamamu, semoga kamu bisa meraih cita-cita mu. Tapi Diva, jika kamu pergi dari sini. Terus, bagaimana hubungan mu dengan Ziyan? Bukankah kamu akan memperkenalkan Ziyan kepada kedua orang tua mu?" pertanyaan Tante Nova yang membuat Diva menundukkan wajahnya.
"Ada apa, Diva? Apa yang terjadi? Kamu dan Ziyan baik-baik saja, kan?"
Diva mengangkat wajahnya dan berkata kepada Tante Nova, "Aku dan Ziyan sudah putus Tante."
"Apa? Putus?"
"Iya Tante! Dan sekarang tidak ada hubungan apa-apa lagi di antara kami. Maka dari itu Diva memutuskan untuk pulang saja ke rumah orang tua Diva, supaya Diva bisa melupakan semua kenangan Diva bersama Ziyan." ungkap Diva yang mencoba menguatkan hatinya.
"Memangnya kenapa kalian putus? Apa tidak bisa dibicarakan baik-baik dulu, Tante lihat Ziyan sangat menyayangi mu." seru Tante Nova yang berusaha untuk menenangkan Diva supaya bisa berpikir jernih.
"Tidak bisa, Tante! Hubungan kami tidak bisa dipertahankan lagi, Diva sudah putuskan untuk mengakhiri hubungan kami, itu sudah tidak bisa dirubah lagi." ucap Diva sembari merapikan semua pakaiannya ke dalam koper.
"Entahlah, Tante sebenarnya sangat menyayangkan hubungan kalian harus berpisah, tapi entah kenapa Tante merasa kalian berdua adalah berjodoh, Tante sangat yakin itu."
Mendengar penuturan dari Tante Nova, Diva hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Tidak mungkin Tante, kami tidak akan bertemu lagi, itu mustahil. Diva pergi untuk menjauhi Ziyan dan tidak ingin melihatnya lagi untuk selanjutnya. Jadi, tidak mungkin kami berjodoh."
"Tidak ada yang tidak mungkin Diva, jodoh, maut, rejeki ada di tangan Tuhan, bisa jadi kita menghindari semua itu. Tapi, jika Tuhan sudah menggariskan Ziyan itu adalah jodohmu, dimana pun dan kapanpun kalian pasti akan bertemu lagi."
Setelah Diva selesai mengemasi barang-barang miliknya, Ia pun menghampiri Tante Nova, "Seandainya Ziyan adalah jodoh Diva, Diva tidak akan pernah menganggap nya ada, karena Ziyan sudah terlanjur menyakiti hati Diva, dan itu sangat sulit untuk Diva maafkan."
Setelah mengatakan hal itu, Diva pun segera membawa koper milik nya keluar, sementara di luar sudah ada Om Wawan yang menunggu.
Akhirnya Diva pun memeluk sang Tante penuh haru, pun sama Tante Nova pun memeluk Diva dengan haru untuk terakhir kalinya.
"Jaga dirimu baik-baik! Salam untuk Mama dan Papa."
"Pasti Tante, Diva pasti sangat merindukan rumah ini. Sampai jumpa Tante!"
Diva mulai masuk ke dalam mobil, sementara itu Om Wawan masih berpamitan dengan istrinya.
"Aku pergi dulu! Aku tidak akan lama, Aku cuma dua hari di Semarang, setelah Aku mampir ke rumah Mas Krisna, Aku akan segera kembali." pamit Om Wawan kepada Tante Nova.
"Iya Mas! Kalian hati-hati, ya!"
Setelah Om Wawan berpamitan dengan istrinya, pria berusia sekitar empat puluh tahunan itu langsung naik ke dalam mobil bersama sang keponakan. Mereka pun segera melanjutkan perjalanan menuju ke Semarang.
*
*
*
Sementara di tempat lain, Ziyan yang sudah keluar dari room karaoke itu, Ia mendapati notifikasi WhatsApp dari ponselnya. Ia pun segera membuka pesan WhatsApp yang ternyata dari sang Pacar, Diva.
Ziyan membuka pesan yang dikirim oleh Diva.
"Aku benci kamu, Ziyan. Aku benci. Tega sekali kamu mengkhianati ku dengan sahabat ku sendiri. Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri bagaimana kamu bermesraan dengan Amel. Mulai hari ini kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, kita putus. Jangan pernah mencariku lagi, karena setelah ini Aku akan pergi jauh darimu untuk selamanya. Selamat tinggal!"
Setelah membaca pesan WhatsApp itu, Ziyan pun tidak percaya jika Diva melihatnya bersama Amel di room karaoke itu.
"Tidak mungkin! Bagaimana bisa Diva mengetahuinya, apa jangan-jangan ini adalah jebakan Amel yang sengaja ingin membuat hubungan kami putus. Tidak-tidak Aku harus bicara pada Diva, Aku harus menjelaskan semuanya."
Tanpa pikir panjang, Ziyan pun langsung datang ke rumah Om Wawan, dengan cepat Ziyan meluncur dengan mobil mewahnya, putra semata wayang dari pengusaha terkenal itu adalah sosok pemuda yang banyak di kelilingi oleh gadis cantik. Namun, rupanya hati Ziyan cuma tertarik pada satu gadis sederhana yang tak lain adalah Diva.
Tak berselang lama, Ziyan pun telah sampai di kediaman Om Wawan, Ia pun langsung turun dari mobilnya dan segera mengetuk pintu rumah.Tante Nova segera membukakan pintu untuk Ziyan.
"Ziyan!"
"Selamat sore, Tante! Diva nya ada Tante?" tanya Ziyan yang sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Diva.
"Diva, Diva sudah pergi dari sini, baru saja dia berangkat bareng Om Wawan." jawab Tante Nova.
"Pergi Tante? Diva pergi kemana, Tan?"
"Dia pulang ke Semarang, Tante juga tidak tahu kenapa tiba-tiba saja ia memutuskan untuk pergi ke Semarang, katanya Ia ingin melanjutkan kuliah di sana, dan ingin berkumpul bersama Mama dan Papa nya, dan Tante tidak bisa mencegah nya untuk pergi. Apa kalian ada masalah, sehingga Diva memutuskan untuk pergi? Dia bilang hubungan kalian sudah putus, apa itu benar?"
Ziyan pun menjelaskan semuanya kepada Tante Nova, hingga akhirnya Tante Nova mengerti kenapa Diva tiba-tiba memutuskan untuk pergi.
"Tante tidak bisa berbuat apa-apa, Ziyan! Diva anak nya keras kepala, jika dia sudah tersakiti, dia akan tetap mengingat nya seumur hidupnya, Tante hanya bisa berdoa, supaya kalian bisa bersama lagi, karena Tante yakin jika kalian adalah jodoh."
Ziyan pun tidak bisa berbuat apa-apa, Ia terpaksa merelakan Diva pergi, sementara dirinya sendiri harus melanjutkan kuliahnya di luar negeri.
*
*
*
Lima tahun kemudian.
"Diva! Kemarilah!" seru Papa Krisna.
"Ada apa, Pa?" Diva menghampiri sang Ayah dan duduk di sampingnya.
"Papa lihat sekarang kuliahmu sudah beres, dan kamu sudah mendapatkan gelar sarjana seperti yang kamu inginkan, sekarang Papa dan Mama ingin melihat mu berkeluarga, usiamu sudah cukup matang, Nak! Dan kami memutuskan untuk menjodohkan mu dengan salah seorang anak dari teman Papa."
"Apa, Pa? Hari gini masih ada perjodohan? Ayolah Pa! Diva masih ingin sendiri, Diva masih ingin bersama teman-teman tanpa direpotkan dengan mengurus Suami." balas Diva yang hatinya masih sangat tertutup untuk tidak menjalin sebuah komitmen, Apalagi tentang pernikahan.
"Papamu benar, Diva! Kamu adalah anak perempuan, tidak baik menunda pernikahan lama-lama, lagipula pria yang akan menjadi calon suami mu bukanlah pria sembarangan, dia lulusan luar negeri, dan kamu pasti suka." ucap sang Mama.
"Udah deh Ma, Pa! Diva tuh nggak tertarik dengan perjodohan ini, jadi jangan paksa Diva lagi untuk menikah, pokoknya enggak!"
Mendengar jawaban dari sang anak, Papa Krisna pun seketika merasakan jantungnya terasa nyeri, hingga membuat Mama Rini panik.
"Papa ... Papa ... ya ampun Papa, Papa kenapa, Pa!"
Diva pun ikut panik melihat kondisi Papa Krisna yang mendadak kritis. Hari itu juga Papa Krisna dilarikan ke RS, melihat kondisi sang Papa yang seperti itu, Diva sangat sedih, apalagi menurut dokter, penyebab Papa Krisna kambuh adalah adanya kata-kata yang membuat Papa Krisna terlalu memikirkannya. Diva berpikir jika kambuhnya penyakit jantung sang Papa adalah karena ulahnya. Dan terpaksa demi kesembuhan Papa Krisna, Diva akhirnya menerima perjodohan itu.
"Baiklah! Diva menerima perjodohan itu."
Tentu saja Papa Krisna dan Mama Rini saling melempar senyum, akhirnya sandiwara mereka berhasil untuk meyakinkan Diva agar mau menerima perjodohan itu.
...BERSAMBUNG...
Visual
Diva Adzkia, 24 tahun.
Ziyan Aldama, 25 tahun.
...Semoga suka dengan visualnya 🙏...
Seorang pria turun dari mobil mewah yang baru saja mengantarnya pulang ke rumah keluarga besarnya, terlihat sepasang suami istri tengah menyambut kedatangan putra mereka yang baru saja pulang dari luar negeri untuk melanjutkan pendidikan S1 nya.
Papa Baskoro dan Mama Hani, menyambut kedatangan Ziyan, putra mereka satu-satunya. Setelah lima tahun Ziyan pergi ke Amerika untuk melanjutkan studinya.
Kedua pasangan suami istri itu memeluk anak mereka dengan bahagia. Pun sama, Ziyan yang meninggalkan tanah air selama 5 tahun, tentu saja Ia sangat merindukan tanah kelahirannya, meskipun mereka berkomunikasi lewat VC, tapi tetap saja rasa kerinduan itu tetap membara.
"Ziyan! Kangen sekali sama kalian berdua." ucapnya kepada Papa Baskoro dan Mama Hani.
"Kami berdua sangat bahagia, akhirnya kita bisa berkumpul bersama lagi. Oh ya Ziyan, sesuai yang Papa katakan tempo hari, Papa sudah menyiapkan jodoh untuk mu, Papa sudah sepakat dengan teman Papa untuk menikahkan kamu dengan putri mereka. Dan tinggal ijab Kabul nya saja, karena Aku dan Mamamu sudah melamar gadis itu untuk mu." ucap Papa Baskoro yang berharap Ziyan segera menikah, karena Ziyan adalah anak satu-satunya, mereka ingin melihat Ziyan mempunyai pendamping yang sesuai dengan kriteria mereka dan pastinya gadis itu dari kalangan baik-baik, dan tentu saja mereka sudah tahu bibit bebet dan bobot calon menantunya kelak. Yang tak lain adalah Diva.
"Ayolah, Pa! Ziyan baru saja pulang. Masa Ziyan harus dihadapkan dengan pernikahan sih, Ziyan pulang untuk melepaskan rindu dengan tanah kelahiran Ziyan, Ziyan ingin bersenang-senang dulu, jika Ziyan langsung married, ah nggak asyik dong, Pa!" protes Ziyan.
"Papamu benar, Ziyan! Kamu adalah anak kami satu-satunya, kami sangat yakin jika gadis itu pasti bisa membahagiakan mu, dia gadis yang baik, manis, dan kamu pasti suka. Percaya deh sama Mama." sambung Mama Hani sembari melirik ke arah suaminya. Sejatinya mereka sudah tahu siapa calon menantu nya kelak, Diva yang tak lain adalah pacar sang anak dulu, tentu saja kedua orang tua Ziyan merahasiakan tentang identitas calon istrinya, mereka sengaja memberikan kejutan untuk Ziyan, karena mereka tahu jika putra mereka itu sangat menyayangi gadis yang dipacarinya sejak SMA itu.
"Ma! Ziyan nggak kenal dengan gadis itu dan pastinya Ziyan nggak bakalan bisa cinta sama dia, nanti kasihan jika dia menikah dengan Ziyan, dia nggak bakalan bisa hidup bahagia. Karena hati Ziyan hanya untuk satu orang, meskipun sekarang entah bagaimana keadaannya, Ziyan nggak tahu, tapi sampai sekarang Ziyan masih berharap bisa bertemu dengannya." ucap Ziyan yang masih berharap dirinya bisa bertemu kembali dengan Diva, selama lima tahun ini Diva dan Ziyan lost kontak, Diva memblokir nomor dan semua akun sosial media milik Ziyan, Diva benar-benar sakit hati dan berniat melupakan Ziyan, mantan kekasihnya itu.
"Mama mengerti perasaan mu, Ziyan! Tapi, apa salahnya kamu mencoba membuka hatimu dengan yang lain, mungkin saja kamu bisa membuka hatimu dengan gadis pilihan kami, bukan begitu, Pa!" seru Mama Hani yang terus berusaha untuk meyakinkan Ziyan agar mau menikah dengan pilihan mereka.
"Hhh ... nggak tahu deh, Ma! Terserah kalian!" setelah mengatakan hal itu, Ziyan pun langsung masuk ke kamarnya. Ia masuk ke dalam kamar pribadinya yang masih sama seperti dulu, foto-foto Diva masih terpasang di setiap sudut ruangan nya, Ziyan menatap sebuah foto Diva yang paling besar, sembari memperhatikan senyum Diva dalam potret besar itu, Ziyan pun berbicara pada benda tak bergerak itu.
"Diva, apa kabar mu saat ini, Aku tidak tahu kamu sedang apa sekarang, Aku berharap bisa bertemu dengan mu sebentar saja, kalaupun kamu sekarang sudah bahagia dengan pria lain, Aku iklhas. Tapi jujur, sampai saat ini Aku tidak bisa melupakan mu, Diva. Aku sudah berusaha untuk menghilangkan bayangan masa lalu kita, tapi tetap saja tidak bisa."
Sementara di tempat lain, Diva yang saat itu sedang makan malam bersama kedua orang tuanya, tiba-tiba saja Diva terdesak dan terbatuk-batuk. Tentu saja Mama Rini panik dan segera mengambilkan air minum untuk Diva.
"Ya ampun Diva! Hati-hati, Nak! Sampai tersedak gitu." ucap Mama Rini.
"Nggak tahu nih, Ma! Katanya kalau tersedak tiba-tiba ada orang yang sedang membatin kita, emang gitu ya, Ma?" ucap Diva sembari meminum air putih untuk melancarkan tenggorokan nya.
"Hmm bisa jadi, oh ya Diva, Mama sudah memesan gaun pengantin, kamu bisa mencobanya. Hari pernikahan kalian akan dipercepat. Jadi, besok lusa kamu akan menikah."
Seketika Diva membulatkan matanya dan dirinya semakin terbatuk-batuk karena kaget mendengar ucapan Mama Rini.
"Lusa, Ma? Secepat itu?"
"Lebih cepat lebih baik." sahut Papa Krisna.
Diva hanya bisa pasrah dengan keputusan kedua orang tuanya, meskipun sebenarnya dirinya sangat keberatan dengan perjodohan ini, karena sejatinya Diva masih ingin hidup sendiri tanpa ada komitmen dengan pasangan. Diva masih trauma dengan perselingkuhan Ziyan yang sampai sekarang masih menghantui pikiran nya.
*
*
*
*
Hari pernikahan pun tiba, Diva sudah siap dengan riasan dan gaun pengantin broken white yang sangat elegan pada tubuh langsingnya, untuk sesaat Diva memandangi wajahnya pada cermin, entah dengan siapa dirinya akan menikah, yang jelas Ia hanya menuruti permintaan kedua orang tuanya dan tidak ingin membuat Papa Krisna sakit lagi, tak akan pernah ada cinta ataupun kasih sayang.
"Maafkan Diva, Pa! Diva melakukan ini semua demi kesehatan Papa, siapapun laki-laki itu Diva tidak akan pernah bisa untuk mencintainya, Diva terlanjur kecewa dengan laki-laki." batin gadis itu sembari bersiap untuk keluar dari kamarnya.
Sementara itu Ziyan dan keluarganya sudah menunggu di ruang ijab Kabul, sejatinya kedua belah pihak keluarga sudah mengetahui jika anak-anak mereka pernah berpacaran, meskipun sebenarnya baik Ziyan maupun Diva belum pernah memperkenalkan kepada orang tua masing-masing, hingga akhirnya mereka tamat sekolah dan Ziyan kepergok Diva tengah memeluk Amel, teman sebangkunya.
"Diva, ayo kita keluar, calon suamimu sudah menunggu." Mama Rini mendampingi putrinya untuk keluar dan menuju ruang ijab Kabul, sementara itu Ziyan masih belum menyadari jika calon pengantinnya adalah Diva. Bahkan Ziyan pun tidak tahu jika calon mertuanya adalah Ayah Diva, karena dulu Diva tinggal bersama Om Wawan.
Sekilas Ziyan melihat kedatangan Om Wawan dan Tante Nova, tentu saja Ziyan sangat terkejut bagaimana mungkin kedua orang yang dulu tinggal bersama Diva tiba-tiba ikut menghadiri pernikahan nya.
"Bukankah itu Om Wawan dan Tante Nova? Kok mereka berdua ada di sini?" batin Ziyan penasaran.
...BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!