NovelToon NovelToon

Rahim Bayaran Tuan Alex

Menandatangani Surat Kontrak

Pyarr

"A_apa? masuk rumah sakit?" Clarissa atau yang biasa di sapa Icha baru saja mendapat telepon dari tetangganya. Dia mendapat kabar jika ibunya ditemukan pingsan dan saat ini berada di rumah sakit.

Mendapat kabar tentang ibunya, Icha bergegas pergi ke rumah sakit tempat ibunya dirawat. Sebelum dia berangkat bekerja tadi pagi, dia sempat mendengar ibunya merintih tapi ibunya begitu pintar menyembunyikan kesakitannya. Harusnya dia lebih peka. Dan mungkin semua ini tidak akan terjadi.

Sebulan yang lalu, Icha di buat takut karena keadaan ibu nya yang tiba-tiba drop. Dokter menyarankan untuk segera melakukan operasi pemasangan ring. Tapi ibu menolak. Dan sekarang ibunya kembali masuk rumah sakit dan hal itu membuatnya kembali takut.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, Icha sampai di rumah sakit Kasih Bunda. Dia berlari di lorong rumah sakit mencari ruangan tempat ibunya di rawat.

"Bagaimana keadaan Ibu, paman?" tanyanya pada tetangga yang membawa ibunya ke rumah sakit.

"Aku tidak tahu. Dokter masih memeriksanya. Karena kau sudah di sini, aku pulang dulu ya. Istriku sendiri di rumah."

Icha mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada tetangganya. Gadis itu terlihat tidak tenang. Dia berjalan kesana kemari karena mengkhawatirkan keadaan ibunya. "Semoga ibu baik-baik saja." batin Icha.

Cukup lama ia menunggu. Perasaannya sudah campur aduk. Dia benar-benar khawatir. Hingga tidak berapa lama dokter Ridwan keluar dari ruangan ibunya.

"Bagaimana keadaan ibu dok? Ibu baik-baik saja kan?"

"Maaf Icha, tapi kita harus segera melakukan operasi pemasangan ring secepatnya. Karena kondisi ibumu sangat memprihatikan."

Icha terduduk lemas. Operasi? Dari mana dia bisa mendapatkan uang untuk operasi ibunya?

Sebelumnya Dokter Ridwan sudah menyarankan untuk melakukan operasi itu.Tapi Ibunya menolak, dan sekarang ibunya sedang kritis di dalam sana.

"Aku tahu ini sulit bagimu.Tapi kau harus berusaha demi kesembuhan ibumu. Sebelum semuanya terlambat." seru Dokter Ridwan mengingatkan. Dia tahu keadaan perekonomian keluarga Icha . Tapi jika operasi tidak segera di lakukan, maka itu bisa berakibat fatal. Apalagi keadaan Ibu Icha yang saat ini sedang kritis. Jika memungkinkan, operasi itu akan di lakukan.

Icha tidak kuasa menahan tangis.Dia harus bagaimana sekarang?

"Dokter, tolong jaga ibu ku sebentar. Aku akan berusaha mencari pinjaman." ucapnya.

"Baiklah. Semoga berhasil."

Icha mengangguk dan segera beranjak. Dia harus mencari pinjaman segera untuk biaya operasi Ibunya. Dia akan melakukan apapun asalkan Ibunya selamat.

Icha mencoba meminjam uang pada tetangga dan juga teman-teman nya tapi tidak ada satupun yang mau membantu nya. Harapan terakhir yang dia punya sekarang adalah bu Siska.

"Icha? Ada apa? mau mencicil hutang, ya?" tanya bu Siska.

"Ma_maaf bu, saya belum bisa mencicil hutang saya. Ta_tapi saya ingin meminjam uang untuk operasi ibu."

"Apa? pinjam lagi?" teriak bu Siska kesal.

"Hei Icha!!! Hutangmu di toko ku saja sudah membeludak dan kau belum bisa membayarnya walau hanya setengahnya. Dan sekarang kau mau pinjam uang lagi?"

Icha menunduk mendengar ucapan bu Siska. Memang benar dia belum bisa mencicil hutangnya.Tapi dia sangat membutuhkan uang itu sekarang dan berharap bu Siska mau membantu nya. Tapi sepertinya sia-sia.

Icha merasa putus asa dan pergi dari sana.Tapi langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Bu Siska yang sangat pedas.

"Jika kau ingin cepat punya uang banyak, aku sarankan jual saja tubuhmu itu. Pasti banyak lelaki kaya yang mau membayar mahal dirimu."

Icha mengepalkan tangannya mendengar penghinaan bu Siska. Apa dia bilang? menjual tubuhnya? Cih.. sampai matipun dia tidak akan melakukannya. Batin Icha.

Setidaknya itulah prinsip Icha saat ini. Tapi dia tidak tahu jika takdir sudah menentukan jalan hidupnya.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Dengan gontai Icha kembali ke rumah sakit. Dia melihat kondisi ibunya dari luar jendela. Hatinya sakit melihat ibunya yang terbaring lemah. Andai ayahnya masih ada, mungkin mereka tidak akan mengalami hal seperti ini.

Ayah Icha sudah meninggal dua tahun yang lalu karena kecelakaan di tempatnya bekerja. Dan karena hal itu juga, ibunya terkena Serangan jantung. Icha terpaksa berhenti sekolah dan bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya pengobatan ibunya.

Tapi usahanya sia-sia. Sekeras apapun dia berusaha, ibunya tetap saja terbaring lemah di dalam sana.

"Maafin Icha bu..hiks hiks..maaf." Isakan Icha terdengar memilukan bagi siapapun yang mendengarnya.

"Icha, bagaimana? apa kau sudah mendapatkan uangnya?" tanya dokter Ridwan.

Icha menggeleng pelan. Lagi-lagi air matanya menetes tanpa permisi. Dia tidak punya siapa-siapa lagi selain ibunya. Jika ibunya sampai pergi, maka dia.......

"Aku punya teman dan aku yakin dia bisa membantumu. Namanya Alex. Dia CEO di AL'X company. Ini alamatnya. Datanglah kesana dan katakan jika kau mengenalnya dari ku." ujar dokter Ridwan

Icha menghapus air matanya dan menerima kartu nama yang diberikan dokter Ridwan. Bahkan tanpa permisi, Icha langsung bergegas menemui orang yang bernama Alex. Ini adalah jalan terakhir yang dia punya dan dia tidak akan menyia-nyiakannya. Semoga pria itu benar-benar bisa membantu Icha.

"Semoga berhasil, Icha." gumam dokter Ridwan.

*****

Hari sudah sore. Tapi Icha tetap melangkahkan kakinya untuk menemui Alex. Dia berharap kali ini akan berhasil agar ibunya bisa segera dioperasi.

Sesampainya di depan perusahaan Alex, entah kenapa Icha ragu untuk masuk. Tapi mengingat keadaan ibunya membuat Icha membulatkan tekadnya. Dia melangkahkan kakinya masuk ke perusahaan dan di sambut oleh asisten Tuan Alex.

"Nona Clarissa?"

"I_iya saya Clarissa. Anda....

"Saya asisten Tuan Alex. Mari saya antar nona ke ruangan Tuan. Beliau sudah menunggu Anda."

Icha mengangguk dan mengikuti pria itu dari belakang. Dia berjalan menunduk karena merasakan hawa menyeramkan saat dia masuk ke perusahaan itu. Apakah perusahaan itu ada hantunya? pikir Icha.

Tapi setelah dia masuk ke ruangan Alex, kini dia tahu. Bukan hantu yang membuat bulu kuduknya berdiri tapi si pemilik perusahaan yang kini berdiri menatapnya dengan tatapan tajam dan wajah yang dingin yang membuat icha bergidik. Bahkan mahluk halus pun kalah menyeramkan di bandingkan pria itu.

"Tinggalkan kami!!" suara bariton pria itu terdengar begitu berat dan tegas.

"Baik Tuan."

Kini di ruangan itu menyisakan Icha dan Alex. Icha meremas gaunnya takut. Aura pria itu benar-benar mengerikan. Rasanya dia ingin mundur, tapi dia sudah berjalan sejauh ini. Kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya bukan?

"Ada apa kau mencari ku?" tanya Alex

"A_aku ingin meminjam uang untuk operasi Ibuku. Aku berjanji akan segera melunasinya."

Pria itu tertawa keras seperti iblis. "Apa kau kira uang yang kau butuhkan itu sedikit? memangnya kapan kau bisa melunasinya, hm?"

Lagi-lagi Icha tidak bisa berbuat apa-apa selain memohon. Dia bahkan berlutut di depan Alex dan berjanji akan melakukan apapun asalkan pria itu mau membantunya.

"Apa kau yakin?"

Icha menganggukkan kepalanya cepat, "Iya." jawabnya tegas.

"Baiklah. Aku akan membantumu. Aku akan membiayai operasi ibumu dan juga melunasi semua hutang mu tapi dengan satu syarat. Lahirkan pewaris untuk ku tanpa ikatan pernikahan."

Deg

"A_apa? pewaris?"

"Yah, jika kau setuju kau bisa menandatangani surat kontrak ini." Alex mengambil selembar kertas berisi surat perjanjian kontrak dan meletakkan nya di meja.

"Kau tidak perlu mengembalikan uang yang aku keluarkan untukmu. Tapi selama kau belum bisa melahirkan pewaris untukku, kau tetap terikat kontrak dengan ku. Setelah kau melahirkan, kau boleh pergi dan kontrak kita berakhir. Aku juga akan memberikan kompensasi besar untukmu nantinya. Bagaimana?"

Icha terdiam. Dia mengepalkan tangannya geram. Ingin sekali dia memaki pria didepannya ini. Apa dia bilang tadi? melahirkan anak untuk nya tanpa ikatan pernikahan? apa dia sudah gila? Itu namanya berdosa.

Tapi Icha tidak punya pilihan lain. Jika dia menolak, bagaimana dengan ibunya. Dan jika dia menerimanya, itu sama saja dia menjual diri dan ibunya pasti akan sangat kecewa padanya.

"Bagaimana? waktu mu tidak banyak gadis kecil. Kau hanya perlu melahirkan pewaris untukku." seru Alex.

Icha menghela nafas panjang dan menyetujui syarat yang diberikan oleh Alex. Tidak ada pilihan lain. Yang terpenting sekarang adalah Ibunya.

Alex tersenyum sinis. Dia tidak menyangka uang bisa membeli apapun termasuk harga diri seseorang. Cih.. Dia tidak yakin gadis ini masih mempunyai harga diri.

"Kalau begitu kau tandatangani surat kontrak ini!!" Alex menyodorkan kertas dan pena pada Icha.

Dengan langkah gontai dan tangan yang bergetar, Icha menandatangani surat kontrak tersebut.

"Maafkan Icha, ibu." batinnya.

Alex merogoh ponsel yang ada di saku celananya dan menelepon Dokter Ridwan. "Segera operasi ibu gadis itu." Alex memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak tanpa mau menunggu jawaban dari lawan bicaranya.

"Kau sudah menandatangani surat kontrak itu, dan sekarang waktunya kau melakukan tugas mu."

Deg

Hubungan Terlarang

Dan disinilah Icha berada, di apartemen mewah milik Alex. Dia menatap binar interior apartemen pria itu. Sungguh sangat mewah dan elegan, bersih dan rapi. Sepertinya pria itu pecinta kebersihan, pikirnya.

Alex menuntun Icha ke kamar yang tidak kalah mewah. Bahkan tempat tidurnya sangat besar. Tapi Icha di buat bingung dengan sikap Alex yang seperti mencari sesuatu. Sebenarnya apa yang pria itu cari?

Icha tidak tahu jika Alex tengah mencari cara agar malam ini tidak gagal. Dia tahu jika gadis di depannya itu masih polos. Tapi wajah bisa menipu. Belum tentu sifat gadis itu sepolos wajahnya bukan?

Alex menghela nafas panjang. Dia duduk di tepi tempat tidur dan meminta Icha untuk mendekat. Dia sudah tidak sabar melakukan hal intim. Apalagi dia sudah terbiasa melakukannya. Ya bisa di bilang dia adalah seorang Casanova, tapi dia tidak suka merayu wanita hanya untuk mendapatkan kenikmatan duniawi. Dia akan melakukan itu jika memang dia menginginkannya. Seperti saat ini, dia mendapat tawaran dari sahabatnya, Ridwan. Dia bilang jika ada gadis yang membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya. Alex memanfaatkan kelemahan gadis itu untuk mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan keturunan darinya. Tidak perlu menikah, karena Alex tidak tertarik dengan pernikahan.

"Kenapa kau diam saja, hah? Cepat kemari dan layani aku!!" Titah Alex.

Icha menelan salivanya kasar. Dia masih bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Icha memamerkan rentetan gigi putihnya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ini pertama untuk nya bagaimana mungkin dia tahu apa yang harus dia lakukan pertama kali?

Melihat hal itu Alex berdecak kesal. Dia yakin jika gadis itu tidak tahu caranya. Haruskah dia mengajarinya Secara perlahan? Tapi itu akan memakan waktu cukup lama sedangkan dia sudah tidak tahan untuk menyalurkan hasratnya.

Memang hal semacam itu bisa terjadi secara alami apalagi Alex sudah terbiasa melakukannya. Tapi pria itu ingin di layani dan bukan melayani.

Alex mengambil laptopnya dan kembali duduk di tempat tidur bersandar pada headboard. "Kenapa kau masih berdiri di situ?? Cepat kemari!!"

"I_iya.." Icha mendekati Alex dan duduk di samping pria itu. Entah apa yang dilakukan Alex, tapi sepertinya dia sedang mencari sesuatu di internet.

"Aku tidak ingin gagal malam ini. Bagaimanapun aku sudah membayar biaya operasi Ibumu. Dan sekarang kau lihat video ini baik-baik!! pelajari apa yang harus kau lakukan nanti. Apa kau mengerti?"

"I_iya Tuan."

"Good." Alex mulai memutar Video di laptopnya. Awalnya hanya biasa saja. Tapi lama kelamaan tubuh Icha menegang. Bagaimana bisa si Wanita begitu menikmati benda menjijikkan itu saat dimasukkan kedalam mulut nya? apa wanita itu menganggap benda itu lollipop? pikir Icha. Dia melirik Alex sekilas dan bergidik membayangkannya hal itu. Sungguh sangat menjijikan.

Dia terlihat fokus menonton video itu. Sampai adegan saat si pria memasuki si wanita. Icha merinding mendengar suara aneh yang keluar dari mulut si wanita. Dia terlihat kesakitan tapi dia terus meracau menginginkan lebih. Terlihat aneh untuk Icha.

Bukan Icha tidak tahu hal berbau se*, tapi dia masih belum paham apa yang harus dilakukan. Jangankan berhubungan intim, berciuman saja dia belum pernah melakukan. Dan sekarang dia harus melakukan hal itu sesuai tutorial yang dia lihat saat ini. Dia tidak akan sanggup. Tapi jika dia mundur, bagaimana dengan ibunya?

Icha melirik Alex yang terlihat biasa saja saat menonton video itu. Sepertinya pria itu sudah terbiasa melihat atau mungkin sudah pernah melakukannya. Sudah pasti pria itu sudah biasa. Bukankah orang kaya memang seperti itu. Kehidupannya tidak jauh dari foya-foya dan dunia malam.

Icha tidak tahu jika Alex dari tadi menahan sakit di bagian bawahnya. Melihat tutorial proses reproduksi di laptopnya membuat belalai gajah Alex berdiri tegak. Bahkan keringat dingin mulai menetes di pelipisnya. Sial, ingin rasanya dia menerkam gadis yang duduk di sebelahnya itu sekarang.

"Apa kau sudah mengerti apa yang harus kau lakukan?" seru Alex tepat di telinga Icha.

"I_ini pertama kalinya untukku Tuan. Saya takut melakukan kesalahan yang membuat Tuan kecewa."

Alex mendengus kesal. Apa gadis di sampingnya ini baru saja memberinya kode agar dia yang melakukannya terlebih dahulu?

Cih...Dia tidak mungkin memulainya dulu. Tapi melihat belalainya sudah berdiri tegak, akhirnya Alex mengalah. Pria itu meletakkan laptop di nakas dan mulai mengukung gadis itu.

"Aku sudah membayar biaya operasi ibumu dan juga melunasi semua hutang-hutang mu. Tapi sekarang, kau justru memintaku untuk memulainya lebih dulu?"

Glek

Icha menelan Saliva nya kasar. Pria ini kenapa terlihat begitu menyeramkan? rasanya Icha ingin menangis dan pergi dari sana.

"Kenapa kau diam?" tanya Alex yang menatap intens kedua mata milik Icha.

"Sa_saya belum pernah melakukannya, saya takut melakukan kesalahan." seru Icha ketakutan.

"Baiklah, aku kan memulainya lebih dulu. Tapi untuk selanjut nya, kau yang harus berinisiatif melakukannya saat aku menginginkan mu. Apa kau mengerti?"

Icha menganggukkan kepalanya cepat. Dia sudah tidak tahan dengan tekanan dari pria itu.

Alex menegakkan tubuhnya dan melucuti semua bajunya. Pria itu juga mulai melepaskan baju bagian bawah milik Icha.

Icha hanya bisa menangis dalam diam. Apalagi saat Alex menggesekkan belalainya di lembah miliknya. Sungguh ada rasa aneh yang menjalar di tubuh Icha. Ada rasa geli dan juga nikmat. Bahkan tubuh icha menggeliat seolah mengingatkan lebih dari itu.

Tapi itu hanya sesaat, karena Icha merasa sakit yang teramat saat benda aneh mencoba menerobos masuk kedalam milik nya.

"Akh...!!" Icha berteriak kesakitan saat benda itu berhasil menguasai miliknya.Dia membuka matanya dan melihat Alex dengan tatapan yang terhalang bendungan air mata. Pria itu terlihat begitu menikmatinya. Tapi tidak dengan Icha. Hatinya hancur, dia merasa menjadi wanita murahan yang rela menjual tubuhnya demi uang. Tapi semua dia lakukan demi ibunya.

"Tidak apa-apa Icha, semakin cepat kau melakukannya, semakin cepat pula kau hamil dan setelah itu kau bisa pergi dari pria ini." batin Icha menguatkan diri.

Icha menutupi wajahnya dengan kedua lengannya. Dia merasa sakit saat pria itu menggerakkan tubuh bagian bawahnya. Dia hanya bisa menangis menahan perih yang dia rasakan.

Hingga beberapa jam kemudian, Alex mengakhiri kegiatannya dan meninggalkan Icha yang pingsan begitu saja.

Kehilangan

Dinginnya malam sudah tergantikan dengan hangatnya sinar matahari. Burung-burung pun mulai bertengger di pepohonan saling berkicau menyambut datangnya pagi. Hal itu membuat Icha menggeliat, apalagi saat cahaya matahari masuk melalui celah jendela apartemen milik Alex. Membuat tidurnya terganggu. Dia menyipitkan matanya dan berbalik memunggungi jendela tersebut. Tapi.....

"Aw..ish..." Icha merasa sakit di bagian intimnya.

"Kenapa sakit sekali? perih." Icha meringis kesakitan. Dia teringat dengan kejadian semalam dimana Alex merenggut mahkota.

Deg

Icha segera bangun dan menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Jadi semalam itu bukan mimpi?" lirihnya. Dia mendapati dirinya tidak memakai baju dan ada noda merah di tempat tidur.

Icha menangis. Dia memukul dada nya yang terasa sesak. Dia merasa menjadi wanita paling kotor karena membiarkan pria yang tidak terikat pernikahan dengan nya merenggut mahkotanya begitu saja.

Ini adalah luka yang tidak terlihat tapi bekasnya tidak akan pernah hilang. Tapi demi keselamatan orang yang dia sayangi, Icha merelakan hal buruk terjadi padanya. Tunggu dulu!! Ibu!! Iya, semalam ibunya di operasi sedangkan dia justru melakukan hal berdosa di sini. Bagaimana keadaan ibunya sekarang?

Tak ingin terlalu terlarut dalam kesedihan, Icha segera turun dari tempat tidur dan berjalan dengan tertatih ke kamar mandi. Dia ingin segera bertemu dengan Ibunya dan berharap operasinya berjalan lancar dan Ibunya baik-baik saja.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, dia bergegas pergi ke rumah sakit. Entah kenapa hatinya sangat gelisah. Ada rasa aneh yang dia rasakan. Rasa takut yang teramat sangat .

Sesampainya di rumah sakit, banyak mata yang menatap Icha dengan tatapan yang sulit diartikan karena cara berjalan Icha yang aneh. Tapi Icha tidak perduli. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Ibunya.

"Dokter!! dokter Ridwan!!" panggil Icha saat melihat Dokter Ridwan keluar dari salah satu kamar pasien.

"Icha?" Dokter Ridwan melihat cara berjalan Icha. Dan dia bisa menebak apa yang terjadi pada wanita itu. "Maafkan aku, Icha." batin dokter Ridwan.

"Dokter, bagaimana keadaan ibuku?" tanya Icha khawatir.

Dokter Ridwan tidak langsung menjawab, tapi dia menuntun Icha ke ruangannya. Karena dia ingin membicarakan hal penting tentang kondisi ibu nya. Sejenak dokter Ridwan merasa iba atas apa yang terjadi pada wanita itu. Tapi hanya itu solusi yang bisa dia berikan untuk Icha.

Sesampainya di ruangannya, dokter Ridwan mulai menjelaskan tentang keadaan ibu Icha.

"Begini Icha. Kami sudah melakukan operasi pada ibumu. Tapi semalam tiba-tiba ibumu mengalami kejang-kejang dan kami sempat ragu untuk melakukan operasi."

Deg

Icha terlihat syok mendengar penuturan dokter Ridwan. Air matanya menetes tanpa permisi.

"Aku sudah menghubungi mu, tapi nomor mu tidak aktif. Jadi kami menunggu keadaan ibumu membaik baru kami melakukan operasi."

"La_lalu bagaimana keadaan ibuku sekarang dokter? operasi nya berjalan lancar kan? ibu baik-baik saja kan? apa ibu.....

" Icha!! dengarkan aku!! kami memang sudah melakukan operasi pada ibumu. Tapi kondisi ibumu sangat lemah. Dan sekarang beliau koma."

Deg

"Ko_koma?"

Dokter Ridwan mengangguk dan memberi kekuatan untuk Icha agar sabar dan ikhlas. Dia yang menyarankan agar ibunya di operasi dengan harapan bisa menyembuhkan ibunya karena hanya itu jalan satu-satunya. Tapi kita tidak tahu umur seseorang. Dan untuk kondisi ibu Icha saat ini, kita hanya bisa berdoa semoga ada keajaiban untuk Ibu Icha.

Dengan perasaan yang hancur, Icha pergi menemui ibunya. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri karena terlambat menolong ibunya. Andai dia lebih cepat mengambil keputusan, andai dulu dia mengikuti saran dokter Ridwan. Mungkin sekarang dia dan ibunya masih bersama dan bercanda di bawah pohon sambil menikmati kue bolu kesukaan mereka.

Icha menatap nanar pintu dimana ibunya berada. Hatinya sakit. Dia tidak sanggup menahan sesak di dadanya. Perlahan Icha masuk ke dalam dan melihat tubuh kurus wanita yang sudah melahirkannya terbaring lemah dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya.

"Ibu!!! Ini Icha. Apa ibu mendengar ku?" Icha mencoba untuk tidak menangis. Dia berusaha terlihat tegar untuk memberi semangat pada ibunya.

"Ibu harus bertahan demi Icha. Icha janji, icha akan menjadi anak yang baik dan lebih giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita. Icha juga akan buat kue kesukaan ibu setiap hari dan kita akan makan bersama di bawah pohon halaman rumah." Air mata Icha tidak bisa lagi di bendung. Dia menangis memeluk tubuh ibunya. Tangis yang menggema memenuhi ruang yang menjadi saksi bisu saat dia harus kehilangan orang yang dicintainya.

****************

Sementara itu di gedung pencakar langit berlogo AL'X Company, seorang pria dengan paras yang tampan, memiliki tubuh yang atletis dan tatapan mata yang tajam terlihat fokus menatap laptopnya.

Ya, dia adalah Alex Wiratama, pengusaha sukses yang berhasil mengembangkan perusahaan keluarga Wiratama menjadi perusahaan nomor satu se-Asia.

Dia adalah pewaris tunggal keluarga Wiratama. Tapi walaupun begitu, belum ada satupun wanita yang berhasil meluluhkan hati seorang Alex.

Banyak wanita yang mendekati nya. Bahkan Ibunya sendiri berencana menjodohkan Alex dengan Putri dari sahabatnya. Tapi Alex menolak. Dia tidak mau menjalin hubungan dengan wanita maupun karena perpisahan kedua orang tuanya menyisakan trauma untuk nya.

Tapi bukan berarti dia tidak menyukai wanita. Dia bahkan menjadi pelanggan VIP di salah satu bar terbesar di kotanya.

Dia akan kesana jika dia merasa jenuh dan membutuhkan hiburan. Dan tidak dipungkiri, dia juga suka bergonta-ganti wanita untuk menyalurkan hasratnya. Dia bukan pria munafik. Tapi dia tetap tidak mau menjalin hubungan serius dengan wanita hanya untuk mendapatkan keturunan.

Ibunya selalu mendesak Alex untuk segera menikah. Tapi Alex selalu menolak. Bahkan dia akan memberi ibunya cucu tanpa terikat pernikahan.

Tapi, kejadian semalam membuat Alex gelisah. Dia tidak bisa berhenti memikirkan gadis yang baru saja dia renggut kesuciannya.

"Ck.. Kenapa Aku terus memikirkan wanita itu?" gumamnya.

Alex mengusap wajahnya kasar. Dia berdiri dan menatap jendela besar yang ada di ruangan nya. Dari sana terlihat kepadatan lalulintas dan banyak gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Dia mencoba berkonsentrasi mengerjakan pekerjaannya. Tapi bayang-bayang saat dia memasuki wanita itu terus memenuhi pikirannya. Apa dia mulai mempunyai rasa pada Icha? Tidak!!! Dia hanya merasa Icha berbeda dengan wanita yang dia temui di bar. Lagipula Icha adalah mesin pencetak anak yang sudah dia sewa. Jadi dia tidak akan melibatkan perasaan saat melakukan hubungan intim.

Saat ini pasti wanita itu sudah bangun atau mungkin pergi menemui ibunya. Alex berharap wanita itu tidak kabur.

"Aku harus memastikannya." Alex mengambil ponselnya dan menghubungi anak buah nya.

"Dimana wanita itu?" tanya Alex.

"Nona ada di pemakaman Tuan." seru anak buah Alex di seberang sana.

deg

Alex bergegas pergi ke alamat tempat pemakaman yang dikirimkan anak buahnya.

***

Di pemakaman, wanita yang memenuhi pikiran Alex terlihat menangis di pusara yang masih baru. Alex yang baru saja tiba, mendekati Icha dan berdiri di belakangnya.

"Ibu, Kenapa ibu tega meninggalkanku? Aku tidak punya siapapun sekarang. Ibu satu-satunya keluargaku, tapi ibu memilih pergi menyusul ayah. Aku harus bagaimana bu?" tangis Icha terdengar memilukan. Tapi hal itu tidak membuat Alex bersimpati sama sekali. Dia datang kesana hanya untuk memastikan jika wanita itu tidak kabur. Karena bagaimanapun juga Icha sudah terikat kontrak dengan Alex.

"Yang sudah pergi tidak akan kembali. Untuk apa menangisi nya." seru Alex yang membuat Icha langsung terdiam dan mendongak ke atas.

"Tu_tuan!!!"

"Aku sudah membayar operasi ibumu. Untuk kehidupan nya itu bukan kuasaku. Tapi ingat!! kau masih terikat kontrak dengan ku. Sebelum kau melahirkan pewaris untukku, jangan harap kau bisa pergi begitu saja." seru Alex

"Setelah ini, Anak buah ku akan membawamu ke apartemen. Kau akan tinggal di sana sampai kau melahirkan. Dan aku tidak suka dengan wanita yang cengeng, jadi setelah ini jangan perlihatkan kesedihanmu di depanku. Apa kau mengerti??" ucapnya lagi

Icha mengangguk pelan. Dia lupa juga kehidupannya sudah di beli oleh pria yang sudah merenggut masa depannya. Ingin pergi pun, Icha tidak akan bisa karena orang di sampingnya ini sangat berkuasa.

Sepertinya icha akan menjalani hari-hari yang sulit. Dia masih terikat kontrak untuk melahirkan seorang anak. Setelah itu dia bebas. Apa dia bisa melakukannya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!