NovelToon NovelToon

Salah Masuk Kamar

Salah Masuk Kamar 1

Seorang pemuda yang baru saja patah hati karena diselingkuhi oleh kekasihnya itu sudah dalam keadaan mabuk berat. Dia melampiaskan kekesalannya kepada sang kekasih dengan ikut berpesta minuman kerasa bersama teman-temannya.

"Brayan, udah lo jangan minum lagi nanti lo mati siapa yang mau tanggungjawab," ucap, Choky ~ temannya Brayan.

Pemuda yang sudah dalam pengaruh minuman beralkohol itu tak menghiraukan perkataan temannya, dia terus menenggak minumannya sampai habis.

Waktu semakin malam, Brayan sudah mulai lelah akhirnya dia pergi dari tempat itu dan berjalan sempoyongan menuju kamar hotelnya.

Brayan berjalan sempoyongan di lorong hotel itu dengan setengah kesadarannya dia masuk ke dalam kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur!

"Siapa kamu?" Aliskha yang sedang tidur terkejut karena merasakan hentakan keras pada tempat tidurnya.

Brayan menatap gadis itu dalam minimnya pencahayaan.

"Syahira," gumam, Brayan.

Aliskha menatap, Brayan dengan matanya yang terbuka sempurna sedetik kemudian dia beranjak dari tempat tidurnya setelah dia sadar bahwa orang itu adalah laki-laki!

"Siapa kamu? Pergi kamu dari sini!" Aliskha berteriak kepada pria yang sedang mabuk itu.

"Syahira, kamu di sini." Brayan mencekal pergelangan tangan, Aliskha dengan erat lalu menariknya hingga tubuh, Aliskha terjatuh menindih tubuh, Brayan.

Brayan memeluk tubuh, Aliskha dan berguling, kini tubuh kekar itu menindih tubuh, Aliskha yang mungil.

"Minggir dari sini! Siapa kamu, kenapa kamu masuk ke dalam kamarku?" Aliskha meronta ingin terlepas dari pelukan, Brayan.

"Syahira, kenapa kamu tega mengkhianati aku? Apa yang kurang dari aku?" ucap, Brayan.

"Kamu salah orang, aku bukan, Syahira." Aliskha sudah mulai menangis karena tangan laki-laki itu sudah menyusuri tubuhnya.

Brayan bangkit lalu membuka bajunya sementara itu, Aliskha berusaha untuk menyelamatkan diri dari laki-laki yang tidak dia kenal itu.

Belum sempat, Aliskha keluar dari kamar itu, Brayan sudah lebih dulu menarik tangan, Aliskha dan menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dengan keras.

"Aaaa!" teriak, Aliskha.

"Mau apa kamu. Jangan lakukan apa-apa terhadapku," sambung, Aliskha.

Brayan tidak menghiraukan, Aliskha yang terus berteriak padanya. Dia membuka pakaian, Aliskha dengan paksa dan mulai melakukan apa yang ingin dia lakukan.

"Jangan! Aku mohon jangan."

Tangisan gadis itu semakin pecah saat laki-laki itu mulai melucuti nya dan menyusuri setiap lekuk tubuhnya.

Aliskha yang hanya seorang wanita, tak bisa mengalahkan tenaga laki-laki yang kini sedang menguasai tubuhnya. Dia hanya bisa menangis menerima setiap perlakuan yang, Brayan berikan padanya.

"Ini kan yang kamu inginkan?" ucap, Brayan sembari terus memompa gadis itu.

Aliskha hanya bisa menangis, kedua tangannya mencengkram bahu, Brayan dengan keras karena menahan rasa sakit yang baru dia alami dalam seumur hidupnya.

Beberapa saat kemudian.

Brayan sudah selesai dengan hasratnya, dia langsung turun dari atas tubuh, Aliskha dan langsung tertidur.

Aliskha menatap laki-laki yang sudah merenggut kesuciannya dengan tatapan penuh kebencian. Kesucian yang selama ini dijaganya, kini sudah tidak ada lagi.

Air mata gadis itu terus mengalir di pipinya. Dia berjalan memasuki kamar mandi dan menyalakan shower dan membiarkan tubuhnya kebasahan.

Dia melihat guci kecil di atas wastafel. Diambilnya guci itu lalu dipecahkan, Aliskha menyayat pergelangan tangannya dengan pecahkan guci itu. Berharap dirinya akan mati saat itu juga.

Aliskha terkapar dibawah shower yang menyala, dengan tetesan air yang membasahi tubuhnya dan aliran darah dari tangannya. Aliskha mulai merasakan pandangannya buram dan beberapa menit kemudian berubah menjadi gelap. Aliskha tak sadarkan diri.

Bersambung

Teman-teman, mampir juga ya ke karya temanku.

Judul: Janda Kembang Pilihan CEO Duda

Karya: Cimai

Ceritanya pasti seru loh.

Blurb: Belum ada dalam pikiran Dira untuk segera mengakhiri masa sendirinya, ia masih trauma pasca ditinggalkan oleh suami yang teramat ia cintai pergi untuk selamanya dan disusul satu-satunya superhero yang selalu berada disisinya, yaitu Ibu.

Meskipun pada kenyataannya sosok pria yang selama ini selalu memperlakukan Dira dengan lembut, ternyata diujung usianya menunjukkan sebuah kenyataan yang teramat pahit, sehingga menyisakan luka dan trauma yang teramat mendalam bagi Dira.

Dira masih tetap mencintainya.

Disisi lain, putra sulung dari pemilik Raymond Group mengalami kegagalannya dalam berumahtangga.

Setelah berhasil dari masa keterpurukannya dan memilih tinggal diluar negeri, akhirnya ia kembali ke tanah air dan menggantikan posisi ayahnya, Erick Raymond.

Awal pertemuan yang tidak sengaja antara Edgar Raymond dan Dira.

Dira ternyata bekerja di salah satu cabang milik Raymond group.

Sebuah problema mengharuskan Dira berurusan langsung dengan Tuan Edgar Raymond.

Urusan apakah itu?

Salah Masuk Kamar bab 2

Brayan terbangun dari tidurnya, saat itu pukul empat lewat tiga puluh menit.

"Aaw." Brayan merasakan sakit dan pusing di kepalanya.

Brayan melihat kamar itu sangat berantakan dan terlihat asing baginya.

"Dimana ini? Perasaan kamarku gak gini deh," gumam, Brayan.

Brayan beranjak dari tempat tidur dan alangkah terkejutnya dia saat tahu dirinya tak mengenakan sehelai benang pun.

"Astaga, apa yang terjadi?" Brayan meraih pakaiannya yang berceceran di lantai lalu mengenakan pakaiannya.

"Luka bekas apa ini?" tanya, Brayan sembari melihatmu luka bekas cakaran di kedua belah pundaknya.

Brayan menoleh ke arah kamar mandi yang terdengar suara gemercik air didalamnya. Dia mengingat-ingat apa yang terjadi semalam namun dirinya tak bisa mengingat apa yang sudah terjadi padanya, dia hanya ingat saat masuk kamar itu dan setelahnya tak ingat apapun lagi.

Brayan berjalan memasuki kamar mandi dan dia kembali terkejut karena melihat seorang gadis yang tergeletak di dalam kamar mandi dengan tanpa busana hanya ada handuk yang melilit di tubuhnya. Gadis itu tak sadarkan diri, tubuhnya pucat seperti orang yang sudah kehilangan nyawanya.

Brayan segera mematikan shower nya lalu memangku tubuh gadis itu. Dia mengambil baku dress yang ada di lantai lalu memakaikan dress itu pada gadis itu. Tanpa pikir panjang, Brayan segera membawa gadis yang tak dia kenal itu ke rumah sakit.

"Astaga, siapa gadis ini? Kenapa dia ada di kamar itu juga dan pakaiannya juga tergeletak di lantai?" ucap, Brayan didalam hatinya.

Brayan terus mengemudikan mobilnya sambil sesekali melihat gadis yang terbaring di bangku belakang mobilnya.

*******

Di kediaman, Aliskha.

Saat tiba waktu subuh, Sandra terbangun dari tidurnya. Seperti biasa sebelum melakukan semua aktivitasnya di rumah, dia akan melakukan kewajibannya sebagai umat muslim terlebih dahulu.

Saat, Sandra hendak keluar dari kamarnya tanpa sengaja dia menabrak foto, Aliskha hingga terjatuh ke lantai sampai bingkai fotonya pecah berantakan.

"Astaghfirullah," ucap, Sandra.

Hendra yang masih terbaring di tempat tidur pun merasa terkejut karena mendengar suara bingkai foto itu terjatuh.

"Hati-hati, Bu," ucap, Hendra pada, Sandra.

"Ibu tidak sengaja, Pak," sahut, Sandra.

Sandra merapikan pecahan kaca itu dengan hati-hati, tiba-tiba jari tangannya tersayat oleh pecahkan kaca itu hingga jarinya terluka dan mengeluarkan darah.

"Aw," lirih, Sandra.

Hendra bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan menghampiri, Sandra!

"Hati-hati, Bu. Sini biar, Bapak saja yang membersihkan semua ini. Ibu bersihkan lukanya dulu dan segeralah shalat dulu sebelum waktunya habis," ucap, Hendra sembari mengelap darah yang keluar dari jari tangan sang istri dengan menggunakan tissue.

"Pak, kok perasaan, Ibu jadi gak enak ya. Tiba-tiba, Ibu teringat sama anak, Aliskha anak kita," ucap, Sandra.

"Itu hanya perasaan, Ibu saja. Lebih baik sekarang, Ibu sholat dan berdoa yang terbaik untuk anak kita."

Sandra mengangguk pelan lalu meninggalkan sang suami di dalam kamarnya!

Keluarga, Aliskha hidup didalam kesedrhanaan di rumah mereka hanya ada tiga kamar tidur, satu kamar, Aliskha, satu kamar Hendra dan Sandra dan satu lagi kamar untuk tamu karena sesekali keluarga atau kerabat mereka pasti menginap di rumah mereka dan ada satu kamar mandi yang letaknya di dapur rumah mereka.

Aliskha tidak terlahir dari keluarga kaya raya melainkan dia lahir dari orang kalangan menengah kebawah. Meski begitu, Aliskha tidak pernah malu dengan keadaan keluarganya, dia malah bangga karena memiliki orang tua yang selalu berusaha keras untuknya dan selalu menyayanginya.

Hendra segera membersihkan pecahan kaca itu sebelum akhirnya, Sandra tiba di kamar lagi.

*******

Tiba di rumah sakit, Brayan langsung meminta petugas rumah sakit untuk membantunya.

Mereka membawa, Aliskha yang sudah tak sadarkan diri itu ke ruangan IGD!

"Dokter, tolong selamatkan dia," ucap, Brayan dengan raut wajahnya yang panik.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien. Silahkan anda tunggu di luar saja," sahut salah satu dokter itu.

Brayan menuruti perkataan dokter, dia menunggu di ruang tunggu.

Brayan duduk di kursi itu sembari mengingat-ingat kejadian semalam, setelah mencoba mengingat dengan keras akhirnya dia mengingat bahwa dia sudah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dia lakukan pada wanita itu.

Dia ingat saat dirinya memaksa gadis itu dan dia juga ingat bagaimana dirinya melakukan itu pada gadis yang dia kira adalah, Syahira ~ kekasihnya.

"Astaga, sekarang aku harus apa? Jika dia tidak selamat, aku adalah satu-satunya orang yang bersalah padanya," gumam, Brayan.

Brayan mulai tak tenang dia takut dan juga merasa sangat bersalah pada gadis itu.

Setelah menunggu dalam waktu yang lumayan lama, seorang dokter keluar dari ruangan itu.

Brayan langsung menghampiri dokter itu! "Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya, Brayan.

"Pasien selamat tapi kondisinya masih sangat lemah karena pasien kehilangan banyak darah."

"Apa?" Brayan tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Anda tenang saja, saat ini pasien sudah menerima transfusi darah."

"Apa saya bisa menemuinya?"

"Saat ini belum. Anda bisa menemui pasien setelah dia dipindahkan ke ruang rawat."

"Apa masih lama?"

"Tidak. Sebentar lagi pasien akan dipindahkan ke ruang rawat. Saya permisi."

Dokter itu pun langsung pergi meninggalkan, Brayan di tempat itu.

"Semoga dia selamat," gumam, Brayan.

Brayan begitu merasa khawatir terhadap gadis yang sudah dia renggut kesuciannya itu, dia juga merasa sangat bersalah padanya. Entah apa yang akan dia terima nanti setelah gadis itu sembuh, meski apa pun yang terjadi, Brayan sudah menyiapkan mentalnya untuk menerima semua kemungkinan terburuk karena dia tahu dia yang bersalah dalam hal ini.

Bersambung

Selamat malam semuanya, teman-teman seperti biasa nih, aku datang dengan membawakan rekomendasi novel yang sangat bagus untuk kalian baca.

Mampir yuk! Ke karya temanku yang satu ini. Ceritanya pasti seru loh.

Judul: Nikahi Aku Pak Dosen

Karya: Aveeii

Blurb:

Cinta memang tidak pernah salah menjatuhkan pilihannya, tapi bagaimana jika cinta menjatuhkan pilihan pada seseorang yang sudah menemukan pelabuhan hatinya?

Niki seorang mahasiswi yang terobsesi dengan dosen di kampusnya, nekat melakukan hal apapun termasuk membiarkan gosip berkembang jika ia sudah melakukan hubungan terlarang dengan dosennya itu. Akibat perbuatannya itu, ia terjebak dalam pernikahan sebagai istri kedua, namun tidak diinginkan oleh dosennya.

Bagaimana Niki menjalani kehidupannya sebagai istri kedua yang dibenci oleh suaminya sendiri sementara ia juga harus menghadapi hujatan dari teman serta dosen di kampusnya, sebagai mahasiswi penggoda dan penghancur rumah tangga orang?

Salah Masuk Kamar bab 3

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya, Brayan bisa menemui, Aliskha di ruang rawat inap.

Brayan duduk di kursi yang ada di samping ranjang rumah sakit yang diatasnya ada, Aliskha yang sedang terbaring lemah dengan selang infus di tangannya.

"Aku harus menghubungi siapa, aku sendiri tidak tahu siapa kamu dan siapa keluarga kamu," ucap, Brayan sembari terus menatap wajah, Aliskha dengan tatapan penuh rasa bersalah.

Aliskha menggerakkan tangannya lalu perlahan membuka matanya, dia mencoba mengenali sekeliling ruangan itu.

"Di mana ini?" gumam, Aliskha dengan suara halus.

Brayan menatap, Aliskha. "Kamu sudah sadar? Kamu di rumah sakit," ucap, Brayan.

Aliskha menatap, Brayan dan seketika dia menjadi ketakutan.

"Kamu!" Aliskha berusaha melepaskan jarum infus di tangannya dan mencoba untuk pergi dari tempat itu.

Brayan tak membiarkan, Aliskha pergi karena dia tahu, Aliskha masih harus mendapatkan perawatan medis.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu tidak boleh melepaskan ini," ucap, Brayan.

"Jangan sentuh aku!" Aliskha mendorong tubuh, Brayan agar menjauh darinya.

"Jangan dekati aku. Kenapa kamu tidak membiarkan aku mati saja? Aku gak mau hidup, aku gak mau hidup lagi." Aliskha menangis histeris.

Saat melihat wajah, Brayan, Aliskha menjadi ketakutan karena mengingat kejadian semalam yang, Brayan lakukan padanya.

Aliskha berharap dirinya mati saat itu tapi ternyata saat dirinya membuka matanya, dirinya sudah berada di rumah sakit dengan ditemani oleh laki-laki yang sudah merampas harta satu-satunya yang dia miliki.

"Oke-oke. Aku tidak akan mendekati kamu t_tapi kamu tenang ya. Tolong jangan pergi dari sini dan jangan lepaskan itu dari tangan kamu. Aku akan pergi, ya aku akan pergi." Brayan berjalan mundur menuju pintu keluar sembari terus memperhatikan, Aliskha. Dia tak ingin, Aliskha membahayakan nyawanya setelah apa yang dilakukannya semalam.

Aliskha duduk di atas ranjang rumah sakit itu dengan air matanya yang terus mengalir di pipinya. Selain dirinya takut kepada, Brayan dirinya juga sangat menyayangkan kejadian yang menimpanya semalam.

Aliskha duduk dengan memeluk kakinya dengan dagunya yang ditopang oleh lututnya, sambil terus menangis, Aliskha meremas selimut yang menutupi kakinya itu.

"Ibu, maafkan aku. Maafkan aku," ucap, Aliskha didalam hatinya.

Tak lama setelah, Brayan keluar dari ruangan itu, seorang dokter dan suster masuk ke dalam ruangan itu.

Suster itu menjaringkan, Aliskha lagi dan seorang dokter langsung memeriksa kondisi, Aliskha setelah, Aliskha terbaring di tempatnya.

"Tenang, Mbak jangan takut, di sini aman kok tidak ada orang jahat yang akan masuk ke sini," ucap dokter itu pada, Aliskha karena melihat pasiennya itu begitu ketakutan.

Aliskha hanya diam, dia tak mungkin menceritakan yang sebenarnya kepada dokter itu.

Di luar ruangan rawat, Aliskha.

Brayan, menelpon, Choky untuk meminta tolong padanya.

Choky adalah satu dari dua temannya yang ikut berpesta minuman keras bersamanya malam tadi.

[Lo di mana, Yan?] tanya, Choky dari sebrang telpon.

[Gue di rumah sakit. Sekarang lo di mana?] sahut, Brayan.

[Gue masih di hotel.]

[Bagus kalau gitu. Sekarang lo masuk ke kamar yang ada di sebelah kamar gue dan lo cari ponsel dan tas seorang wanita terus lo bawa ke sini ya]

[Maksud lo?]

[Lo jangan banyak nanya dulu. Gue lagi pusing ini, nanti gue ceritain kalau lo udah nyampe sini]

Brayan langsung mematikan sambungan telponnya secara sepihak tanpa menunggumu, Choky berucap sesuatu padanya.

*******

Di hotel.

Choky berjalan menuju kamar yang dimaksud oleh, Brayan! Dia mencari ponsel dan tas seorang wanita seperti yang dikatakan oleh temannya dalam telpon.

Choky menatap ada pakaian dalam wanita yang tergeletak di atas tempat tidur itu, dia memperhatikan sekeliling kamar itu dan akhirnya menemukan apa yang dia cari.

"Jangan-jangan anak itu?" Choky menghentikan langkahnya, dia menebak-nebak apa yang terjadi pada, Brayan malam tadi.

"Aah, gue mikir apa sih? Gak mungkin, Brayan melakukan itu." Choky kembali melanjutkan langkahnya.

Dia keluar dari kamar itu dengan membawa sebuah tas slempang kecil dan satu buah ponsel yang kemungkinan milik wanita yang dimaksud oleh, Brayan.

"Ka, gue cabut duluan ya." Choky berpamitan kepada, Azka ~ temannya yang juga ikut berpesta minuman keras itu.

"Kemana lo?" tanya, Azka.

"Gue mau ke rumah sakit. Brayan sedang ada di rumah sakit sekarang." Choky terus berjalan keluar dari hotel itu.

"Di rumah sakit? Ngapain?"

"Gue gak tahu, makannya ini gue mau ke sana biar tahu apa yang terjadi sama dia."

"Gue ikut!" Azka mengejar, Choky.

"Ya udah ayo cepat!"

Mereka berdua segera meninggalkan hotel itu. Choky mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, keselamatan dalam berkendara adalah prioritas utama baginya.

"Ki, jangan-jangan, Brayan oper dosis lagi karena kebanyakan minum semalam," ucap, Azka.

"Sembarang lo kalau ngomong," ucap, Choky.

"Habisnya ngapain dia di rumah sakit kalau gak sakit?"

"Jangan banyak ngomong, kita ke sana saja dulu biar tahu tuh anak kenapa."

"Setahu gue sih semalam dia mabuk berat sampai-sampai dia salah mengenali orang."

Saat mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba ponsel milik, Aliskha berdering. Choky langsung melihat layar ponsel itu dan tertera nama, My Mommy.

"Ibu?" gumam, Choky.

"Ibu siapa?" tanya, Azka.

"Ya, Ibunya yang punya handphone ini lah. Ibu siapa lagi."

"Lah itu ponsel siapa?"

"Mana gue tahu. Brayan yang nyuruh gue bawa ponsel ini ke rumah sakit."

"Lo angkat tuh telponnya."

"Sembarangan lo. Kalau, Ibu ini nanyain anaknya gimana? Gue mau jawab apa? Gue gak mau disangka penculik ya."

"Udah lah kalau gitu, diemin aja tuh ponsel."

Choky pun membiarkan telpon dari, Ibunya Aliskha itu, dia terus fokus berkendara menuju rumah sakit yang diberitahukan oleh, Brayan.

*******

Di kediaman, Aliskha.

Sandra semakin khawatir terhadap, Aliskha pasalnya gadis itu tidak bisa dihubungi. Beberapa kali dirinya mencoba menelpon, Aliskha namun tak juga ada jawaban dari putrinya itu.

"YaAllah, semoga anakku baik-baik saja," gumam, Sandra.

"Gimana, Bu. Apa, Aliskha sudah bisa dihubungi?" tanya, Hendra.

"Belum, Pak."

"Astaghfirullah, kemana anak kita itu, Bu? Semoga dia baik-baik saja dimana pun dia berada."

Sandra dan Hendra sangat khawatir terhadap putrinya yang sampai kini belum bisa dihubungi.

"Ibu akan tanyakan lagi pada teman-temannya nanti. Tadi, Ibu sudah menelpon mereka namun tidak ada jawaban juga dari mereka."

"Mungkin mereka sedang ada sesuatu yang harus dilakukan sehingga mereka tidak sempat menerima telpon."

Bersambung

Rekomendasi novel yang sangat bagus untuk kalian baca.

Yuk! Yuk! Yuk! Mampir ke sana juga.

ceritanya pasti seru.

Judul: Terjebak Cinta Dara Jelita

Karya: Chacha Shyla

Blurb:

Bagaimana jadinya, jika sebuah dendam membuatmu terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta?

"Menikahlah denganku," Axel.

"Bagaimana jika aku menolak?" Dara.

Mampukah, Dara mempertahankan rumah tangganya, dengan orang yang menikahinya hanya karena dendam?

Sedangkan dia sendiri tidak tahu apa penyebabnya, dan mampukah seorang, Jelita yang notabennya tomboi, membuat suaminya yang super dingin dan datar jatuh cinta padanya?

"Kau harus menerima balasan atas apa yang kami lakukan pada, Amara."

"Lakukan apa yang ingin kau lakukan, aku tidak perduli," Jelita.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!