H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Pagi hari, di mana seharusnya menjadi hari bahagia untuk calon pengantin, tapi tidak dengan rini, dia merasa hari ini adalah hari terburuk yang pernah dia jalani.
Rini tidak tau bagaimana cara menjalani pernikahan tanpa adanya cinta. Berpikir saja tidak pernah.
"Sial! kenapa semua harus terjadi pada ku? ini tidak adil, kenapa kebahagiaan yang ku inginkan tidak pernah bisa ku miliki? selalu saja kesengsaraan hidup yang ku dapat kan? aku benci ini!" marah Rini, menatap pantulan wajah nya yang sudah di rias oleh MUA.
Beberapa jam lagi acara pernikahan akan di mulai, sosok pria yang tidak dia cintai, pria yang tidak dia kenal luar dalam, akan menjadi bagian penting dalam hidup nya.
Gaun indah di tubuh Rini, sama sekali tidak membuatnya bahagia.
"Semua ini karena Anisa, jika dia tidak masuk di dalam kehidupan Kak Bara, pasti sekarang akulah istri Kak Bara dan hidup bahagia, bukan seperti ini," gumam Rini menyalahkan semua yang terjadi padanya pada Anisa.
"Aku tidak akan membiarkan kalian bahagia, jika hidup ku berakhir buruk, kalian juga harus merasakan itu."
Tok... Tok... Tok
"Rini, ini Mommy sayang, boleh Mommy masuk?" tanya Mommy Diana dari luar, berdiri di depan pintu kamar.
"Masuk aja Mom, Rini gak kunci," jawab Rini, masih duduk di kursi meja rias tanpa berniat bangun membuka pintu.
"Subhanallah, anak mommy cantik sekali, Mommy masih gak percaya, hari ini anak mommy yang manja akan menikah, dan menjadi seorang istri," tabjuk Mommy Diana melihat kecantikan Rini putri semata wayang nya.
"Itu sudah pasti Mom, Rini cantik karena Mommy cantik, jika saja mommy jelek, Rini sebagai keturunan mommy pasti jelek bukan?" balas Rini.
"Tetap saja sayang, kamu sangat cantik. Mommy bahagia sekali, mommy berat harus berpisah dari kamu, ingat harus selalu kabari Mommy di mana pun berada, jika perlu sering-sering ke sini, nginap juga sekalian," pesan Mommy Diana, matanya berkaca-kaca.
"Pasti, Rini juga berat harus pisah dari mommy dan dady. Gimana kalau mommy bilang sama daddy, bicarakan ini pada Felix setelah menikah tinggal di sini saja, Rini gak bisa jauh dari mommy?" mohon Rini membujuk Mommy Diana.
"Tidak sayang, jangan seperti itu, mommy dan daddy tidak punya hak untuk menentukan kamu harus tinggal di mana, karena semua itu adalah hak suami mu nanti," nasehat Mommy Diana, menolak halus permintaan Rini.
"Tapi Mom ak-"
"Sudah, gak ada tapian lagi. Sekarang ayo turun. Kasihan para tamu yang sudah nungguin kamu," ajak Mommy dan langsung mengandeng tangan Rini.
Tidak ada penolakan atau bantahan, Rini diam beribuh bahasa, semua benar-benar membuat nya pusing sekarang.
Rini tidak bisa menghindar lagi dari pernikahan yang dia yakin akan menjadi awal buruk untuk hidup nya di lembar baru menjadi seorang istri.
"Tidak ada yang bisa ku perbuat, selain menerima takdir buruk ku," sedih Rini dalam batin.
****************
Di sisi lain, Rio yang setia mendampingin Felix, melihat wajah santai tidak ada tegang-tegang seperti para pengantin lain di luar sana menjadi bingung dan bertanya-tanya.
Wajah Felix tidak terlihat seperti orang yang akan melakukan pernikahan hari ini, wajah Felix seolah hari ini bukanlah hari penting nya.
"Kasihan wanita itu, hidup nya pasti akan seperti neraka setelah ini, semoga dia kuat nanti, jika tidak mati adalah salah satu pilihan nya untuk bebas dari penderitaan hidup," batin Rio sedih dan sudah dapat menebak apa yang akan terjadi ke depan dengan kehidupan rumah tangga bos nya.
Beberapa menit kemudian, Rini turun di dampingi Mommy dan juga bunda Tami, adik dari Mommy nya.
Rini di tengah, kiri kanan ada mommy dan bunda yang siaga memengang nya melangkah turun anak tangga.
Felix melihat hal tersebut nampak biasa, tidak terlihat kagum atau apapun.
"Dasar pria aneh," batin Rini melihat Felix tidak memberi reaksi seperti tamu hadirin yang melihat tabjuk padanya.
"Ayo duduk sini, biar acara nya bisa langsung di mulai," ucap Mommy memberi arahan.
"Iya Mom," jawab Rini dan langsung duduk di kursi sebelah Felix.
"Apa ijab kabul nya sudah bisa di mulai sekarang?" tanya pak penghulu.
"Iya, kita mulai sekarang saja," jawab Daddy Tirtan menoleh pada Felix mengangguk siap.
Rini melihat hal tersebut hanya bisa pasrah, menghela nafas kasar.
Pak penghulu menatap Felix dan menjabat tangan Felix.
"Bapak sudah siap sekarang?" tanya pak penghulu.
"Iya, siap," jawab lantang Felix, tanpa ada keraguan.
"Baiklah, kita mulai sekarang," kata Pak penghulu.
Felix mengangguk dan tersenyum kecil membalas perkataan pak penghulu.
"Felix Brama Kavindra bin Hendra Pratomo Kavindra, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Rini Aziaskyah Subroto binti Tirtan Alfin Subroto yang wali nya telah mewakilkan kepada saya untuk menikahkannya dengan anda maskawin 100 mayam logam mulia dan seperangkat alat sholat di bayar tunai," tutur Pak penghulu.
"Saya terima nikah dan kawinnya Rini Aziaskyah Subroto binti Tirtan Alfin Subroto dengan maskawin tersebut di bayar tunai," timpal Felix dengan satu kali tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi? sah?" tanya Pak penghulu.
"Sah," jawab serentak para tamu hadirin.
"Alhamdulilah, sekarang kalian telah resmi menjadi pasangan suami istri, silakan pasangkan cincin di jemari istri mu, begitu pun sebaliknya," ujar Pak penghulu.
5 jam berlalu...
Setelah melewati banyak acara, sekarang Rini dan Felix berada di kamar.
Rini duduk di tepi kasur, rasanya semua seperti mimpi.
"Sekarang aku sudah menjadi istri, sampai kapan aku harus memikul beban ini? pernikahan seperti apa yang harus ku jalani?" batin Rini bertanya-tanya bingung sikap seperti apa yang harus dia berikan.
Dia tidak sudi bersikap baik pada Felix, karena Felix bukanlah pria yang di cintai atau yang di inginkan.
Pernikahan nya ini keterpaksaan, ketidakberdayaan yang harus di lakukan tidak bisa di tolak lagi. Atau hidupnya yang penuh kemewahan berakhir penuh penderitaan.
"Kemas kan barang mu, hari ini juga kita akan pindah dari sini, bawa seperlunya saja tidak perlu bawa yang tidak penting," ucap Felix buka suara sambil menatap Rini.
"Sekarang? gak salah apa? kenapa mendadak? besok kan, masih bisa," bantah Rini menolak.
"Bukan urusanmu, jika saya memerintah mu berkemas maka berkemas lah jangan banyak tanya. Saya tidak suka wanita banyak tanya, kau paham itu?" Felix menekan kalimat akhir nya dan berjalan mendekat Rini.
"Lalu apa urusan dengan saya jika kau tidak suka? jangan pikir saya akan diam ya, jika ada orang memperlakukan saya buruk. Hanya orang bodoh yang seperti itu," balas Rini tanpa gentar melawan Felix.
Hingga saat ini Rini belum tau siapa Felix sebenarnya.
"Hahahaha, kau perempuan yang berani saya suka perempuan seperti mu ini," tertawa Felix dan Rini mendengar itu merasa diri nya sedang di ledek, tidak terima.
"Kau!"
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
"Kau pria gila! kenapa kau ingin menikah dengan ku, hah? apa mau mu sebenarnya? padahal kita tidak saling mengenal sebelum nya," ucap Rini penasaran ingin tau apa alasan Felix ingin sekali menikah dengan nya, padahal baru satu bulan mereka bertemu.
"Gila? bukan nya yang gila itu adalah kau, kau yang membunuh kakak kandung mu sendiri, hanya karena cinta, lalu kenapa jadi saya yang di kata gila? apa kau tidak punya cermin untuk mengaca?" ejek Felix santai menatap Rini yang sudah kepancing dan terlihat kesal di wajah nya dengan omongan Felix.
Batas kesabaran Rini di sini benar-benar di uji, Rini ingin sekali merobek mulut Felix agar tidak sembarang dalam berkata.
Mata nya terpancar dendam yang begitu besar pada Felix, rasanya tidak kuat jika terus-terusan seperti ini.
Felix yang di tatap penuh kebencian oleh Rini tidak peduli dan terus memasang wajah santai tidak bersalah.
"Jangan menatap ku seperti itu, jika tidak ingin terjadi hal yang buruk padamu," ancam Felix memperingati Rini agar menurunkan pandangan nya.
"Kenapa? apa kau akan memukul ku, menampar ku seperti yang ada di berita viral itu?" tanya Rini.
"Bukan urusan mu apa yang akan saya lakukan, karena kau sekarang istri saya, yang berarti saya memiliki hak penuh atas dirimu," jawab Felix.
"Hahahaha lucu sekali kau, hak penuh? sejak kapan? apa karena saya sudah menjadi istri mu begitu?"
"Ya begitu, emangnya ada lagi yang lain?"
"Cih, jangan harap! pernikahan kita tanpa dasar cinta, dan saya yakin semua ini kau lakukan karena ada sesuatu yang kau rencanakan, jangan pikir saya tidak tau, saya bukan perempuan yang bisa kau bodoh-bodoh kan," tegas Rini ada niat buruk yang sudah Felix rencanakan.
"Jangan banyak omong, sekarang lakukan saja, saya tidak mau kau tersiksa di rumah mu sendiri, karena itu akan sangat menyedihkan," kata Felix.
"Tidak, saya tidak mau, jika kau ingin pergi hari ini juga ya sana kau pergi saja sendiri, saya tidak mau," tolak keras Rini.
Penolakan dari Rini membuat Felix menjadi kesal dan marah, seumur hidup dia tak pernah di bantah kecuali Anisa, tapi sekarang datang lagi satu wanita membantah perkataan nya, bahkan dengan lantang.
Berjalan mendekat, tangan Felix langsung mencengkram lengan tangan Rini dengan kuat.
"Jangan pernah membuat kuat marah, tidak ada satu orang yang bisa menolak apa yang ku inginkan atau hidupnya ku buat seperti di neraka, kau dengar itu," ucap Felix tepat di depan Rini.
"Lepaskan, apa sudah menjadi kebiasaan mu memperlakukan perempuan seperti ini, hah?" marah Rini, meringis kesakitan.
"Semua tergantung pada perempuan itu sendiri, apa pantas di perlakukan baik atau tidak, tapi untuk perempuan seperti kau, saya rasa tidak pantas, karena kau perempuan jahat, dan balasan juga harus jahat pula yaitu dengan perlakuan buruk."
"Tutup mulut mu, kau tidak tau apapun tentang saya, sebelum kau mengatai saya seperti itu, mendingan kau ngaca seperti apa dirimu."
"Saya? tidak, itu tidak perlu karena saya sudah tau siapa saya, tapi kalau kamu seperti nya belum, jadi boleh di coba," ucap Felix.
Cengkraman tangan semakin kuat, lengan Rini semakin terasa sakit, ucapan permohonan nya pun tidak di dengar, pria tersebut seolah tuli tidak mendengar apapun. Padahal jarak mereka begitu dekat.
"Sakit, lepaskan," Rini meringis kesakitan.
"Akan saya lepaskan, tapi kau harus mengemas semua barang mu hari ini juga, tidak ada penolakan atau kau akan merasa sakit lebih dari ini," ancam Felix memperingati Rini.
"Iya, saya akan melakukan seperti apa yang kau katakan. Sekarang lepaskan saya," kata Rini mengikuti keinginan Rini, sebab tidak memiliki pilihan lain lagi.
"Hmmm, bagus," Felix melepaskan cengkraman nya dan pergi meninggalkan Rini begitu saja, masuk ke kamar mandi.
Rini memandang kepergian Felix sangat membenci nya. Baru beberapa jam menjadi istri Felix rasanya tidak sanggup lagi.
"Aku tidak tau ke depan nya perlakuan seperti apa yang akan dia lakukan padaku," cemas Rini pusing memikirkan semua ini.
Di dalam kamar mandi, Felix membasuh wajah dan menatap wajah nya di pantulan cermin. Dia tersenyum kecil melihat wajah kesakitan Rini tadi seolah menjadi kebahagiaan tersendiri untuk nya.
"Kau pantas mendapatkan ini, karena kau perempuan iblis, kau melakukan apapun itu yang berbahaya demi mendapatkan apa yang kau inginkan. Jadi sekarang terima lah balasan dari perbuatan jahat mu," ucap Felix dan tersenyum bahagia.
"Nisa, kakak akan melindungi kamu dari perempuan iblis, tidak akan kakak biarkan iblis itu menganggu rumah tangga mu, hiduplah bahagia, kakak menyayangi mu, dek," batin Felix.
Di sisi lain, Rini melakukan yang di katakan Felix dengan malas-malasan, tidak ada semangat di dirinya.
"Kak apa ini karma yang harus Rini terima?" tanya Rini mengingat Rina sang kakak nya.
30 menit beberes barang memindahkan ke dalam koper, dan saat itu juga Felix baru keluar dari dalam kamar mandi.
Rini tak mempedulikan Felix yang menatap nya, dia malah berjalan melewati Felix begitu saja ke kamar mandi untuk berganti baju dan bebersih, karena sejak masuk tadi, dia belum sempat melepaskan gaun pengantin nya.
Begitu pun dengan Felix melihat itu bodoh amat. Dia berjalan dan menjatuhkan bokong di sofa.
45 menit sudah Rini belum juga keluar, Felix yang sejak tadi menunggu Rini belum ada tanda-tanda kehadiran menjadi kesal.
Dan Rini memang sengaja lama-lama di dalam, karena dia tidak ingin cepat keluar, melihat wajah Felix nanti akan membuat nya pusing.
"Seperti ini lebih baik, dari pada harus melihat wajah nya," ucap Rini menikmati air shower.
Namun kesenangan dan kenyamanan nya tidak berlangsung lama, ada suara ketukan dari luar yang kencang dan bertubi-tubi menganggu aktivitas nya, hingga terhenti.
"Siapa sih? berisik banget, gak tau apa ketukan nya itu sangat menganggu," kesal Rini.
Dia segera mengambil handuk dan di lilitkan di tubuh dan segera keluar.
Ceklek.
"Ada apa? kenapa ketuk nya sudah seperti sedang menagih utang? gak bisa di ketuk dengan pelan-pelan saja?" tanya Rini dan Felix melihat seksi nya Rini hanya di balut handuk pendek, menelan saliva nya.
Dia tak membalas perkataan Rini, mata nya terperangkap dan Rini belum menyadari itu karena rasa kesal suara bisik itu sudah menganggu kenyamanan nya.
Felix berjalan mendekati Rini, dengan tatapan aneh. Rini melihat itu menjadi takut dan melangkah mundur.
"Apa yang kau lakukan?" gemetar Rini takut, Felix terus berjalan mendekati nya hingga terpentok di tembok.
"Kenapa? apa kau takut?" tanya balik Felix dengan senyum penuh makna di ujung bibirnya.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Rini semakin takut, wajah Felix sudah sangat dekat dengan nya, bahkan hembusan nafas Felix dapat dia dengar.
Kedua tangan nya di remas, dalam batin dia terus berdoa di lindungi dari kejahatan apapun yang di lakukan pria jahat di depan nya ini pada dirinya.
"Menjauh lah, jangan macam-macam atau kau aka-"
"Akan apa? kau ingin teriak? silakan lakukan saja, tapi kau akan di curigai orang tua mu sendiri. Kita sudah menikah, jadi saya bebas melakukan apapun yang saya mau, tidak mau nya kau itu bukan urusan saya, tapi urusan mu sendiri," ucap Felix cepat memotong perkataan Rini.
"Layani saya sekarang," bisik Felix tepat di telinga Rini.
Tubuh Rini seketika gemetaran mendengar perkataan Felix tersebut.
Rini kaget kenapa mendadak Felix menginginkan hal gila itu, padahal pernikahan mereka tanpa dasar cinta, lalu bagaimana dia menginginkan penyatuan, dimana penyatuan itu harus di lakukan saling cinta dan menginginkan kedua belah pihak, bukan salah satu nya saja.
"Kita lakukan sekarang," ajak Felix dan langsung menggendong Rini ala brydel.
"Turunkan saya sekarang, saya tidak ingin melakukan dengan mu!" teriak Rini berontak, Felix tidak mendengarkan itu terus berjalan membawa Rini.
Tiba di depan ranjang, dia langsung menjatuhkan Rini dan langsung menindih dengan cepat.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan saya! saya tidak mau melakukan ini, kau tidak bisa memaksa saya melakukan ini!"
"Memaksa? tidak bisa? kenapa harus seperti itu? kau istri saya, jadi sudah kewajiban mu bukan melakukan ini, tapi jika kau menganggap saya memaksa tidak masalah, itu pendapat mu silakan," ujar Felix, membuka baju yang di kenakan dan membuang sembarang arah.
"Aku akan membuat mu hamil, dengan begitu kau akan selalu terikat dan tidak bisa pergi kemana pun lagi," batin Felix.
Tanpa membuang waktu, Felix langsung mel***t bibir Rini dengan rakus dan kasar, tidak ada kelembutan yang di berikan pada Rini.
Tangan nya yang satu mer***s kuat gunung kembar Rini. Sesuatu yang baru dan pertama bagi Rini mendapat sentuhan ini membuat tubuh nya menegang.
Air mata Rini berjatuhan, dia merasa sekarang sedang di le**hkan.
Semua tenaga sudah dia lakukan untuk melawan dan menghentikan tindakan Felix terhadap nya, namun apa daya nya, kekuatan Felix lebih besar darinya.
"Hiks... hiks... hiks... kenapa nasib ku harus seperti ini? aku membenci mu Felix, aku sangat membenci mu," tangis Rini dalam batin.
Ciuman Felix berpindah ke leher jenjang Rini, tidak ada cela yang di lewati Felix, seinci pun.
Bahkan kini leher Rini di penuhi tanda kepemilikan yang di berikan Felix.
"Ahk... hentikan saya mohon jangan lakukan ini," pinta Rini, namun tidak di turuti Felix.
"Nikmati saja, jangan munafik saya tau kau menyukai ini bukan. Perempuan seperti mu itu banyak kebohongan tidak ada kebenaran yang keluar, jadi susah di percaya mana benar dan tidak nya," ujar Felix.
"Terserah apapun pendapat mu tentang saya, tapi satu hal yang harus kau tau, saya tidak menyukai semua ini, saya tidak sudih di sentuh kau!"
Felix menjadi marah, perkataan Rini tersebut seakan sekarang membutakan Felix dalam bertindak.
Permainan Felix semakin agresif, lilitan handuk yang di kenakan Rini di tarik paksa dengan kuat.
Tubuh Rini sekarang menjadi polos, tanpa sehelai benang pun.
Felix membuka pakaian yang di kenakan dan menjadi polos sama seperti Rini, dengan satu hentakan tanpa apa-apa langsung terobos masuk.
"Ahk... sakit... hentikan saya mohon... sakit..." tangis Rini memohon.
Namun, Felix tidak mengindahkan sama sekali, dia melakukan lebih kasar dari tadi.
Gawang Rini belum bisa di bobol, Felix sedikit kesusahan, tapi dengan tekad dan usaha yang besar dia terus melakukan.
Hingga gol.
"Hiks... hiks... hiks... sakit, hiks... hiks... " tangis Rini semakin menjadi, dia tak bisa menyembunyikan lagi, sakit nya penyatuan malam pertama nya sangat dahsyat.
Tangisan Rini itu pun di sambut Felix dengan senyum mengembang di wajah nya, bagaimana tidak? tangisan Rini terdengar merdu di telinga dan membuat nya semakin semangat melakukan lebih gila lagi.
"Mom, Dad, sakit, Rini gak kuat, Rini gak sanggup lagi, bantu Rini," tangis Rini berucap dalam hati.
Felix menaik turunkan pinggul nya dengan irama dan tempo yang cepat, hingga Rini kewalahan tempo Felix begitu cepat tanpa memberi jeda pada gawang nya.
3 jam pertempuran ranjang, akhir nya Felix menyudahi dan bangkit pergi meninggalkan Rini begitu saja tanpa mengatakan apapun.
"Hiks... hiks... hiks... Mom, Dad, Rini gak sanggup, Rini lelah, sampai kapan hal seperti ini harus Rini jalani? Rini juga pengen bahagia, bukan penderitaan terus? kenapa Tuhan tidak adil? semua yang ku ingin kan tidak pernah bisa ku miliki? kenapa? apa salah ku?" tangis Rini pecah, menutupi tubuh polos nya dengan selimut.
Dia kembali teringat pada masa lalu nya. Di mana semua keinginan kakak nya Rina selalu tercapai, namun tidak dengan nya.
"Apa karena Rini tidak seperti kak rina yang selalu nurut dan patuh sama daddy dan mommy, jadi Rini tidak begitu di sayang? apa karena kakak pintar, kakak cantik, kakak baik? Apa Rini ini tidak pernah di pandang penting buat kalian? hingga hidup ku sekarang sangat hancur."
"Rini akui, Rini adalah perempuan jahat, Rini perempuan iblis seperti yang di katakan nya, tapi Rini tetap manusia, Rini bukan malaikat yang suci. Tidak ada manusia yang tidak memiliki masa lalu yang suram, karena dari masa lalu itu kita belajar menjadi pribadi yang yang lebih baik dari sebelum nya."
"Kak, Rini minta maaf jika Rini jahat sudah membunuh kakak, Rini iri sama kakak yang selalu mendapatkan apa yang kakak ingin kan, dan daddy lebih sayang pada kakak, Rini bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang di berikan daddy pada kakak," sedih Rini.
Terus menangis dan mengeluarkan semua unek yang di pendam belasan tahun, Rini tertidur dengan mata sembab dan sisa air mata masih menghiasi wajah nya.
Felix yang baru keluar membersihkan diri melihat Rini tertidur dengan butiran bening menghiasi wajah nya sedikit kasihan melihat itu.
"Ternyata sudah tidur, pantas tidak ada suara berisik lagi," ucap Felix menjatuhkan bokong di tempat tidur samping Rini.
Dia mengusap lembut pipi Rini, menghapus sisa air mata, tidak seharusnya dia melakukan hal sekasar tadi pada Rini, bagaimana juga itu adalah yang pertama bagi Rini.
Felix sedikit kaget melihat bercak di seprei yang menandakan Rini tidak seperti yang di bayangkan, milik Rini masih tersegel aman.
📞:"Hari ini saya akan langsung pindah, pulangkan semua art, karena beberapa hari ke depan saya tidak membutuhkan art," ucap Felix memberi perintah pada orang kepercayaan nya.
📞:"Baik Bos, laksanakan."
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!