Suasana malam yang di tambah hujan membuat penglihatan Charli sedikit terganggu mengendarai mobil di saat seperti ini , berhubung sopir pribadinya baru saja mengundurkan diri akibat sudah tua
Ia terpaksa sekarang membawa mobil sendirian.
Bruk !
" Astaga! Apakah aku menabrak seseorang? "
Tidak peduli lagi ia akan basah ketika turun dari mobil , sedikit terkejut dia langsung membopong pria yang baru ditabraknya itu.
" Sepertinya pria ini sedang mabuk , lihatlah bau alkohol menyeruak di tubuhnya namun untung saja saya mengendarai mobil dengan kecepatan rendah jika tidak , saya tidak akan tau nasib pria tersebut "
Begitu sampai di rumah dengan baju yang sudah setengah basah Charli membopong pria tersebut ke dalam rumah , menidurkannya di sofa panjang ruangan tamu itu.
" Ayah bagiamana kau basah seperti ini , bukankah ayah mengendarai mobil ?"
Selin yang baru saja menuruni tangga mendekat kepada ayahnya dengan raut wajah bingung , alisnya kembali bertaut lagi ketika ia sadar ada seseorang yang berbaring di sofa.
" Siapa pria itu ayah ? " Ujarnya menutup mulutnya dengan sebelah tangan melihat ada banyak bekas luka di tubuh pria tersebut.
Charli mengusap kepala putrinya , " nanti ayah cerita , sekarang kamu bersihkan lukanya. Ayah mau ganti pakaian dulu "
Selina Charli biasa di panggil Selin , ia adalah putri satu-satunya yang dimiliki Charli. gadis cantik blasteran indo dan rusia yang memiliki tubuh proporsional dengan tinggi 160 cm seperti tidak ada kekurangan dalam dirinya selain cantik dia juga termasuk atlet beladiri yang sudah mewakili Indonesia , so jangan main-main dengannya. Sekarang ia sedang menempuh pendidikan sekolah menengah atas ternama di Jakarta, ini merupakan tahun terakhir buatnya yang duduk di kelas tiga.
" Oh my God , ayah ! Pria ini tampan sekali walaupun sedang tertidur wajahnya masih mempesona , lihatlah bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah itu terlihat mengoda iman untuk menautkannya " ujar Selin berbicara sendiri mengambil kapas memberikan cairan pembersih ke bibir pria tersebut.
Selepas membersihkan luka dan membalutnya dengan kain perban , Selin di buat bingung melihat pakaian pria tersebut basah jika tidak di ganti maka dia akan masuk angin.
" Mimpi apa gua semalam , dapat pria tidur setampan ini. Waw ! " Selin berucap takjub menutup mulutnya yang refleks terbuka melihat dada dan perut atletis terpampang jelas di depan matanya sekarang , bukan hanya yang dia lihat di media sosial yang kerap dia lihat.
Jari lentiknya meraba-raba dada bidang tersebut mengukir setiap gerakannya terhenti merasakan lebih lama-lama menyentuh perut yang sama sekali tidak terlihat ada lemak di situ.
" Ehemmmm"
Charli berdehem tersenyum melihat tingkah putrinya dengan pakaian tidur yang telah dia ganti.
"Lah ,ayah ganggu aja aku kan lagi menikmati ciptaan tuhan yang indah.lihatlah ayah perutnya begitu indah "
Charli mengacak rambut putrinya tertawa pelan " ngak boleh sayang kamu kan masih kecil , nanti kalau udah besar baru ayah Carikan pria yang tepat buat kamu "
" Ini kan udah ada ayah , ngapain di cari lagi so jangan buat ribet ayah yang paling ku sayang "
Charli menganggap hal tersebut hanya gurauan saja , ia sudah terbiasa menyikapi putrinya yang sedikit agresif melihat pria.berlain dengan Selin , pesona pria tersebut membuatnya menyukainya di saat pertama.
Kedua ayah dan anak tersebut tampak sedikit berdebat ingin mengantikan pakaian si pria , Selin memang keras kepala membuat Charli ekstra sabar menghadapinya.
Menghindari keributan Charli hanya mengizinkan putrinya membuka pakaian atas pria tersebut agar putrinya tidak cemberut lagi ketika dirinya membantah.
" Sekarang ayah jelaskan kenapa dia seperti itu , apakah ayah menabraknya ? "
pertanyaan Selin ketika mereka sudah menganti pakaian pria yang tertidur barusan , jangan kalian harap Selin melihat semua tubuh si pria karena Charli menyuruhnya berbalik ketika membuka pakaian pria tersebut.
Jawaban Selin terjawab ketika Charli mengangukkan kepalanya, lantas ia menceritakan semua yang terjadi tanpa kurang sedikit pun.
" Hari sudah malam , kamu besok sekolah tidurlah sekarang "
Sedikit mengerutu Selin menaiki anak tangga ke kamarnya padahal ia masih ingin berlama-lama memandang pria yang tertidur tersebut.
Charli hanya menggelengkan kepalanya melihat Selin sudah tumbuh besar tanpa sadar dia telah membesarkan putrinya sendiri tanpa figur seorang ibu yang didapat Selin , istri Charli sudah pulang untuk selamanya meninggalkan putrinya yang sudah tumbuh menjadi dewasa.
Tak mau bersedih lama-lama mengenang mendiang istrinya , Charli menyelimuti tubuh pria tersebut lantas ia melangkahkan kakinya menuju kamar buat istirahat selepas kesibukannya di kantor.
*****
Bukan seperti Selin yang biasanya bangun kesiangan sekarang dia rela bangun lebih awal bukannya malah mandi membersikan diri , ia bergegas menuruni tangga melihat seseorang yang membuatnya susah tidur semalaman.
" Apakah dia sudah bangun ? "
Effort yang begitu besar di lakukan Selin sedikit berlari ia mendekatkan diri pada pria itu , mendekatkan wajahnya mengikis jarak di antara mereka.
Sedikit kecupan yang diberikan Selin namun seakan candu dia mengulanginya berulang kali hingga menyesapnya sedikit kuat membaut sang empunya bangun.
" Siapa kamu ? "
Tidak ada keterkejutan di wajah Selin malah dia bersikap biasa saja selepas meraup bibir orang tersebut , dengan senyumannya Selin mendekatkan mulutnya di telinga pria itu.
" Selina Charli. Bisa di panggil selin , om "
Pria tersebut menelan Salivanya melihat sedikit belahan dada Selin yang begitu menggodanya akibat dirinya membungkuk.
"Bangsat! Pagi-pagi begini dirinya sudah di uji oleh seorang remaja " umpat pria tersebut di dalam hati
Suara bariton Charli mengalihkan pandangan kedua insan tersebut.
" Selin , bersihkan dirimu sekarang siap-siap buat sekolah. dua puluh menit lagi ayah tunggu harus siap " ujar Charli sudah biasa mengajarkan kedisiplinan waktu buat anaknya
Tak ada bantahan dari mulut Selin ia sedikit berlari langsung menaiki tangga, hal ini sudah terbiasa dilakukannya di didik seperti militer oleh ayahnya bahkan setia weekend sekolah dirinya akan berolahraga dan melatih beladiri bersama Charli.
Pria tersebut merubah posisinya menjadi duduk memegangi kepalanya yang masih sedikit pusing di tambah bingung saat bangun mendapati Selin menciumi nya.
" Semalam saya tidak sengaja menabrak kamu akibat cuaca hujan yang membuat saya sedikit kesusahan berkendara di cuaca seperti itu " ujar Charli menjelaskan situasi yang tengah di hadapi pria itu hingga berakhir dirumahnya
Di lihat dari wajahnya pria tersebut masih bingung , entah akibat alkohol yang diminumnya begitu banyak.
" Sepertinya kamu masih bingung , bersihkan dirimu biar lebih segar dan pakailah dulu pakaian saya " Charli menunjuk kamar tamu
" kamu bisa memakai kamar itu untuk sementara "
Pria tersebut hanya mengangguk kepalanya lalu mengucapkan terimakasih , berjalan memasuki kamar tersebut.
Ia masih berdiri melihat keadaan kamar karena masih merasakan pusing di kepalanya dengan cepat dia mencari dimana kamar mandi untuk membersihkan dirinya berharap sakit kepalanya mereda.
air shower membasahi tubuhnya , pria tersebut menengadahkan kepalanya menutup mata Merakan tetesan air tersebut membasahi wajahnya.
sekarang pria tersebut sudah sedikit lebih segar selepas mandi dengan mengunakan handuk yang masih melilit pinggangnya terlibat begitu mempesona pahatan tubuhnya yang sempurna.
pria tersebut membuka lemari pakaian di sana untunglah terdapat pakaian yang cocok dan pass membalut tubuhnya
Selepas mereka sarapan pagi , Selin seketika langsung mengembangkan telinganya lebar - lebar ketika pria tersebut menceritakan tentang dirinya.
Perasaan kasihan muncul di hatinya setelah mendengar sebab pria tersebut tertabrak akibat mabuk berat setelah rumah tempat dia berpulang telah hancur ketika dia melihat ibunya selingkuh dan semalam merupakan malam sesudah pemakaman ayahnya yang tiba-tiba meninggal akibat serangan jantung setelah mengetahui hubungan gelap ibunya.
" Siapa tadi namamu ? " Tanya Charli menatap pria yang duduk di seberangnya seolah lupa padahal baru beberapa menit pria tersebut mengenalkan diri
" Om lendra ayah "
Bukan pria itu yang menjawab ketika mulutnya hendak bicara namun terpotong oleh ucapan Selin.
Charli tertawa mendengar Selin telah memberi panggilan sendiri pada pria itu.
Selin mengerutkan keningnya tidak mengerti apakah ada hal yang lucu di ucapkannya
" Kenapa ayah tertawa ? "
Kembali ke sikap tegapnya Charli meredakan tawanya, " sejak kapan kamu udah memberi panggilan om terhadap lendra "
" Sejak tadi pagi ayah , emang ada yang salah ayah ? "
Tidak !
Charli mengelengkan kepalanya memperhatikan pria yang duduk di seberangnya mengira umur lendra apakah pantas di panggil om
" memangnya umur kamu berapa ? " Ujarnya mengutarakan isi pikirannya
" Dua puluh empat pak "
Yah , tidak apalah kalau Selin memangil om toh jarak umur mereka lumayan jauh juga , batin Charli
" Ayah , apakah ayah tidak melihat jam sekarang, jika masih memperdebatkan panggilan tersebut aku akan terlambat ke sekolah "
Untuk pertama kalinya selin tidak diantar oleh supir dan ayahnya , senyumannya selalu merekah di wajahnya sedari tadi tanpa mengalihkan pandangannya kepada lendra yang fokus menatap jalan mengendarai mobil.
" Apakah ada yang salah di wajah saya , Selin ? Sedari tadi kamu tersenyum melihat saya "
Selin melepaskan seat belt lalu mendekatkan tubuhnya mencondongkan wajahnya kepada lendra , menatap lebih dekat pria tersebut
Lendra seketika mematung merasakan sesuatu yang kenyal menempel di pipinya dalam sekejab Selin kembali ke posisi duduknya.
" Remaja sekarang begitu agresif , tahan dra jangan sampai ke goda ingat semua kebaikan pak Charli dia udah baik ke lu buat ngasih tempat tinggal dan menganggap lu sebagai anak sendiri. Jangan sampai kepercayaan tersebut lu rusak " batin lendra sekilas menatap selin selanjutnya kembali fokus kedepan
Tak membutuhkan waktu lama lendra dan Selin telah sampai di sekolah gadis itu , sebelum keluar dia melambaikan tangan
" Daaa om tampan , sampai bertemu di rumah "
Lendra menunggu hingga gadis tersebut memasuki gerbang matanya tak pernah lepas melihat Selin yang sedang di ganteng oleh seorang teman prianya.
Masa bodoh dengan hal tersebut dia tak peduli lalu melajukan mobil ke kantor Charli yang alamatnya sudah dia dapat melalui pesan yang dikirimkan Charli.
" Lah lu pasti tidak percaya sekarang gua punya om hot yang bisa menemani gua kemana pun "
Mia sahabat selin berteriak terkejut membuat seisi kantin meliriknya , karena di tatap oleh seisi kantin dia membentuk permintaan maaf dengan menyatukan telapak tangannya.
" lu jadi simpanan om-om gitu , emang masih kurang yaaa uang yang di kasih ayah lu " ujar Mia memelankan suaranya takut temannya yang lain mendengar pembicaraan mereka.
Selin menyemburkan minumannya tak habis pikir sahabatnya berpikir seperti itu , " ngak lah , emang gua perempuan murahan. Lu tau gua ngak akan seperti itu ____"
Pembicaraan mereka terpotong ketika jastin , kekasih Selin duduk di sebelahnya merangkul gadis tersebut.
Mia berdecak kesal dirinya sudah begitu penasan malah tidak bisa melanjutkan obralan mereka karena ada jastin.
" Ngapain lu kaya gitu, ngak suka liat gua ? " tanya jastin menatap Mia yang masih berwajah masam
Mia bangkit dari duduknya ia sedang malas berdebat dengan kekasih sahabatnya itu,
" Lu masih hutang penjelasan , gua duluan ke kelas. Malas jadi obat nyamuk kalian di sini "
" Dia kenapa ? " Tanya jastin
Semenjak dia menjadi kekasih Selin , sahabat kekasihnya tersebut selalu tidak ramah kepadanya
Selin mengelengkan kepalanya mengengam tangan jastin menyakinkan semuanya baik-baik saja,
"tidak ada , mungkin dia lagi pms "
****
Selin menghela nafas pasrah menjuntaikan kakinya duduk di barisan penonton di lapangan basket.
" Apakah jastin masih lama bermain basket, perut gua udah keroncongan nih minta di isi lebih baik pulang sendiri aja lah kalau begini"
Mengetahui selin beranjak dari duduknya jastin sedikit berlari menghampiri gadis tersebut yang hampir mendekati gerbang lapangan basket.
" Kamu mau kemana beb ? " Cegat jastin mengengam tangan Selin langsung merangkul pinggang gadis tersebut hingga tidak menyisakan jarak diantara mereka
" Aku mau pulang , laper beb.lagian kamu masih lamakan latihannya ngak mungkin juga kamu anterin aku "
Jastin mengecup pelan kening gadisnya taklupa ia tidak membuang kesempatan mengeratkan kembali merangkul pinggang Selin hingga ia dapat merasakan bongkahan daging yang mengganjal tersebut menempel di tubuhnya
" Jastin , masih bnyak orang di sini kamu jangan aneh-aneh "
Selin mendorong pelan dada jastin hal tersebut begitu mudah baginya.
" Hati-hati ya beb kabarin aku klau udah sampai , kapan kita keluar aku udah kangen sama kamu " ujar jastin membisikannya di telinga Selin.
Selin mengeleng pelan sepertinya ayahnya tidak akan mengizinkannya untuk keluar bersama jastin untuk waktu sekarang melihat kejadian sebelumnya ia pulang larut malam membuat ayahnya murkah.
" Sabar ya beb,untuk saat ini belum bisa. aku akan bujuk ayah mengenai ini "
selepas itu dia barulah bisa meninggalkan jastin setelah pria tersebut mengecup bibir Selin dengan cepat
Tin !
Klakson mobil mengejutkan Selin yang berdiri terperanjat di gerbang sekolah ,
" astaga apakah ayah menjemputku, tidak biasanya menjemputku di jam kantor sedang sibuk begini "
Langkah kakinya mendekat menuju kearah mobil yang tidak jauh terparkir dari gerbang sekolah.
" Astaga ! " Selin berteriak terkejut lalu menutup mulutnya dengan sebelah tangan
Ia sempat lupa saat melihat lendra duduk di kursi kemudi seolah belum terbiasa melihat kehadiran pria tersebut yang baru memasuki hidupnya.
"Kenapa berteriak begitu apakah ada yang salah dengan saya ? " Tanya lendra bingung Menatap Selin
Selin mengelengkan kepalanya menutup pintu mobil ketika dirinya sudah duduk di samping lendra.
" Maaf , Selin sempat lupa sama om, makanya tadi kaget "
Lendra hanya tersenyum kembali menghidupkan mesin melajukannya membelah jalanan kota yang begitu padat di sore hari.
" Udah lama om nunggu ? "
Lendra melirik sebentar gadis di sampingnya lalu kembali fokus kedepan
" Hampir satu jam saya tunggu kamu di luar"
" Kenapa nggak telfon aku om , kan jadinya om nggak lama nunggu aku.selin juga ngak tau om bakalan jemput , biasanya ayah cuma ngantarin Selin "
Masih fokus kedepan lendra menyauti ucapan Selin, " aku ngak ada nomor kamu Selin , bagaimana cara mau menghubungi "
Pffftt !
Selin menahan tawanya , " tinggal mintak aja om nggak ada susahnya , mau chat 24 jam aku juga akan mau klau untuk om. lebih dari itu aku juga mau "
Lendra mengusap dadanya berbicara dengan gadis di sampingnya membuatnya harus lebih ekstra menguatkan diri.
Tidak ada yang lucu namun Selin tertawa kemenangan ,sepertinya ini akan menjadi kebiasaan barunya yaitu selalu mengoda lendra enthlah rasanya begitu senang melihat wajah lendra yang tersipu , batin Selin.
" Ngak usah kaku om kita kan sekarang keluarga. yaudah deh sini handphone om biar aku simpan nomorku " Selin mengulurkan tangannya dengan pasrah lendra menyerahkan handphonenya pada gadis itu.
Lendra menjalani kesehariannya menjadi asisten pribadi Charli di kantor , Selepas dari kantor seperti biasanya dia akan menjemput selin di jam empat sore waktu dia pulang sekolah karena akhir kelas sekolah menengah atas membuat gadis tersebut lebih lama pulang dari seperti biasanya.
" Beb , kamu yakin orang kepercayaan ayah kamu nggak curiga nih kita lama-lama bertemu " tanya jastin yang sedang merangkul pinggang gadis yang di sampingnya itu
" Ngak lah beb , dia ngak akan tau. Aku udah beri alasan yang menyakinkan,lagian klau kita ketemuan di luar ngak akan bisa ayahku akan mantau dua puluh empat jam. Udah lah jangan di pikirin lagi "
Mereka berdua sedang berada di atas balkon sekolah yang sudah tersedia kursi panjang yang entah dari mana sudah berada di sana.
Jastin menepuk pahanya mengisyaratkan gadisnya untuk duduk diatasnya, tak perlu menunggu lama Selin mengetahui maksud kekasihnya itu.
" Udah lama loh aku ngak bertemu bibir kamu aku jadi kangen banget rasanya" Ujar jastin mengeratkan pinggang Selin mengikis jarak di antara mereka , tangan Selin sudah berpindah dari berada di pundak jastin beralih mengalungi lehernya.
decapan bibir mereka terdengar saling menautkan satu sama lain mengisi kekosongan ruang hampa balkon di langit sore yang cerah tersebut menghiasai kebersamaan mereka.
Tidak ada orang lain di atas balkon berhubungan semua siswa telah pulang , Selin merapikan pakaiannya bagian atasnya yang sudah terbuka serta pengait branya yang telah terlepas oleh jastin.
" Manis beib " ujar jastin menjilati jarinya yang terasa hangat sedari tadi memenuhi liang gadis yang duduk di atas pahanya itu.
Selin membuang ****** ******** karena sudah basah lalu melemparnya ke wajah jastin , " buat kenang-kenangan jika kau rindu aku " ujar Selin menyeringai licik
Jastin menerima hal tersebut dengan senyuman menghirupnya sebentar lalu menyimpannya kedalam ransel sekolah yang ada di sampingnya.
Merasa pakaiannya telah rapi Selin dan jastin berjalan beriringan menampangki anak tangga untuk turun ke lantai bawah.
Sedikit risih dan aneh Selin berjalan sebab tidak ada yang menutupi penghalangnya di bawah sana.
Selin berjalan terlebih dahulu keluar gerbang agar tidak membuat lendra curiga, selepas memberikan kecupan di bibir lelaki itu
" Maaf nunggu lama om " ujar Selin menduduki dirinya di sebelah kemudi
lendra sedikit terperanjat terkejut karena dirinya yang tertidur akibat rasa kantuk menguasainya menunggu terlalu lama hingga dia tertidur
lendra menatap heran Selin yang sedikit aneh menurutnya, " bajumu kenapa berantakan sekali tidak selicin tadi pagi " ujar lendra menelusuri seragam selin
Jlek!
Selin menelan Salivanya menatap bajunya yang memang benar di katakan lendra , tidak serapi pagi tadi malah bnyak bekas lipatan baju yang membuat corak aneh.
" Hmmmmm , mungkin ini karena aku tidur di kelas jadi ngak merhatiin baju jadi gini deh " sanggah Selin mencoba se normal mungkin menjawab pertanyaan lendra
Lendra tidak menghiraukan masalah pakaian menghilangkan pikiran negatif di dalam otaknya lalu melajukan mobil.
Fiuh!
Selin menghela nafas lega akhirnya lendra tidak bertanya lebih mengenai bajunya.
*****
" Bestie ! "
Teriakkan Mia mengelengar di ambang pintu lalu memasuki kamar Selin menghamburkan dirinya di atas ranjang king size berwarna biru itu.
" Emang ya , lu kalau penasaran lantas datangin rumah gua malah pakai acara nginap lagi cuma gara-gara mau lihat om gua aja "
Mia menggoyang-goyangkan kakinya yang tidur terlungkup , " wajarlah siapa tau om , lu kecantol sama gua "
" Aduh ! " Mia mengaduh kesakitan setelah mendapatkan lemparan bantal oleh Selin
" Ngak boleh lu ambil , om lendra milik gua jadi siapa pun itu tidak boleh mengambilnya"
Tawa Mia terdengar apakah Selin lupa bahwa dia sudah memiliki kekasih , " bestie , lu ngak lupa kan sama jastin brengsek yang udah jadi kekasih lu sekarang ? "
Mia mencoba mengingatkan sahabatnya itu jikalau dia lupa mengenai hubungannya.
" Kalau bisa keduanya kenapa tidak , kau lupa dengan siapa berbicara aku bisa memainkan peran sekaligus "
" Emang bangsat lu bestie "
Mereka berdua tertawa kembali menghabiskan waktu menonton drama kesukaan kedua sahabat tersebut.
" Oh my God, gua ngak habis pikir kalian berciuman di balkon sekolah namun untung juga lu pilih balkon sekolah yang ngak ada cctv " ujar Mia memelankan suaranya takut ayah Selin mendengar pembicaraan mereka
" Mau gimana lagi gua ngak bisa keluar rumah apalagi pergi sama jastin selepas kejadian pulang kemalaman yang buat ayah gua marah "
Obrolan mereka terhenti ketika Charli memangil Selin dari lantai bawah untuk segera makan malam.
Selin dan Mia segera menuruni tangga menuju ruang makan disana sudah ada Ayahnya dan lendra di meja tersebut.
Mia mengengam tangan Selin melototi matanya melihat lendra yang duduk tegap mengunakan kaos yang lumayan ngepres tubuhnya , " sumpah itu om lu tampan dan mengoda iman banget "
" Sok an lu bicara iman , liat yang menggoda aja lu bisa menyerahkan diri membuka kaki lebar-lebar "
Mia menoel kepala sahabatnya itu kalau bicara memang selalu benar.
Kedua sahabat tersebut langsung duduk di meja makan dengan Mia yang memilih duduk di kursi kosong di samping lendra.
" Untung ada ayah nih , gua harus sabar lihat tingkah bestie gua yang gila klau ngak , tidak mungkin akan gua biarin Mia mengoda om lendra " gumam Selin memperhatikan gerak gerik Mia di depannya
Hening , tidak ada yang berbicara ketika makan semuanya sibuk dengan makanan yang di santapnya.
Berbeda dengan Mia tangan nakalnya berada di atas paha lendra , seketika lendra melirik ke arah gadis yang sampingnya.
Selin dan temannya sama saja menurutnya , lantas ia menarik tangan tersebut yang hampir menyentuh titik sensitif tubuhnya.
Selin menahan tawanya melihat aksi sahabatnya yang gagal.
" Bangsat , bisa-bisanya dia menghindari sentuan tangan gua " Mia mengeram sendiri di dalam hati sekaligus malu karena telah mendapatkan penolakan.
Selepas sarapan Selin membawa piring kotor ke wastafel untuk di cuci sebab asisten rumah tangga telah pulang selepas magrib , sudah menjadi kebiasaannya mencuci piring sesudah makan.
Tak lupa Mia juga ikut membantu , lebih tepatnya hanya merendam tanggannya.
" Baru kali ini bestie ada yang menolak sentuhan tangan gua padahal udah gua elus - elus Secra perlahan , sumpah gua malu banget ketemu om lu. Mau di tarok di mana muka gua nanti dia kira gua apaan "
" Lah lagian lu juga masa langsung tancap gas , om lendra itu dingin banget orangnya sampai-sampai gua kedinginan klau di antarjemput sama dia "
" Ehemmmm "
deheman tersebut membuat Keduanya berbalik selanjutnya terdiam melihat tubuh yang berdiri tegap memandang mereka kemudian lendra berjalan kesamping tubuh Selin meletakkan gelas kotor kedalam wastafel.
" Saya dengar Lo Selin " Ujar lendra sebelum menjauh berjalan menuju kamarnya.
Selin mengigit bibirnya mendengar lendra bicara seperti itu , belum lagi aroma tubuhnya yang begitu semerbak wangi.
" Hmmmmmm wanginya bestie " ujar Mia menghirup dalam-dalam aroma parfum lendra yang masih tertinggal
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!