NovelToon NovelToon

Cintaku Di Kampus Pelangi

Eps.1

Sore itu pukul 17.30 WIB tampak tiga orang gadis remaja tengah berjalan bersama sambil berbincang-bincang di salah satu kampus swasta ternama di kota itu. Mereka adalah Rena, Rindu, dan Novi.

"Aduh, capek banget hari ini bener-bener enggak nyangka bakal ampe sore," ucap Renata yang akrab dipanggil Rena.

"Iya, tapi hari ini seru banget Na," sahut Rindu penuh semangat.

"Iya sih, meski di awal gue..."

"Hus, ingat Na! Anak bahasa enggak boleh ngomong pakai lu gue. Bisa dihukum kakak kelas kamu! Ingat kita anak bahasa," sahut Novi saat memotong ucapan Rena.

"Ups, lupa! Mau gimana lagi? Belum biasa sih," ucap Rena sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Makanya biasakan dari sekarang," ucap Rindu.

Rena pun melirik jam di pergelangan tangan kirinya.

"Eh, udah setengah enam nih, mau lewat mana kita? Gerbang depan atau gerbang belakang?" tanya Rena.

"Gerbang belakang aja," jawab Rindu.

"Emang kamu masih sanggup jalan, Rindu?" tanya Novi.

"Sanggup dong," jawab Rindu semangat.

"Alah, bilang aja lagi iritasi" timpal Rena tertawa mengejek Rindu.

"Kayak kamu enggak aja. Kalo kamu gimana, Nov?" sahut Rindu.

"Aku sih oke.. kalau kamu, Rena?" tanya Novi kepada Rena.

"Iya, aku juga okelah" jawab Rena.

Akhirnya mereka bertiga memilih untuk pulang lewat gerbang belakang. Gerbang belakang adalah gerbang kedua yang dimiliki kampus tersebut. Gerbang tersebut menghubungkan kampus mereka dengan jalan alternatif menuju terminal.

Jalan tersebut tidak dilalui kendaraan umum sehingga untuk sampai ke terminal mereka harus berjalan kaki. Ya, lumayan cukup jauh. Namun, dengan begitu mereka bisa irit ongkos.

Sebelum sampai ke gerbang belakang, Rena dan teman-temannya melihat sekelompok pemuda berdiri di tengah-tengah jalan yang akan mereka lalui.

" Ehem..ehem.. ada yang kepergok gebetan nih, " lirik Novi sambil tersenyum ke arah Rena saat mereka akan melewati jalan tempat beberapa pemuda tersebut berdiri.

"Hus.. berisik tau, " sahut Rena sambil membekap mulut Novi dari belakang.

Pemuda yang berbaju hijau itu menoleh ke arah mereka bertiga. Hal itu membuat Rena semakin salah tingkah.

Deheman teman-temannya yang semakin keras membuat Rena berjalan semakin cepat. Bahkan setengah berlari, mengabaikan teman-temannya, melewati kelompok pemuda tadi sambil menundukkan wajahnya yang sudah merona karena malu.

"Na, cepet banget sih.." sahut Rindu setengah berteriak. Ia terus berjalan mengejar langkah kaki Rena yang diikuti oleh Novi.

"Lagian kalian berisik banget! Malu tau," sahut Rena ketus.

Rena kini memperlambat langkah kakinya, menoleh ke arah Rindu dan Novi dengan wajah yang masih cemberut.

"Lah, emang kamu enggak pengen kenalan sama dia?" tanya Novi mendekati Rena.

"Ih, emang aku cewe apaan? Gengsi dong nanya duluan! Udah ah, jangan bahas itu lagi, tuh gerbangnya udah mo nyampe," sahut Rena seraya menunjuk ke arah gerbang.

Melihat gerbang yang sudah tak jauh lagi dari mereka, mereka pun mempercepat langkah kaki mereka. Namun, begitu sampai di dekat gerbang tersebut, mereka hanya bisa menghela napas kecewa karena ternyata pintu gerbang tersebut sudah ditutup.

"Yaelah, tutup lagi.." sahut Rindu.

"Iya, masa kita harus muter lagi ke depan mana jauh lagi.." ujar Novi lemas.

"Nggak, nggak, nggak, pokoknya nggak, malu lah nanti ketemu doi lagi! Entar disangka caper lagi bolak-balik terus," sahut Rena.

"Terus kita harus gimana, Rena? Masa kita manjat sih?" tanya Novi menekan kata terakhir yang diikuti anggukan oleh Rindu.

"Nah itu baru betul, Nov. Kita manjat aja," jawab Rena antusias.

"Hah!!" sahut Rindu dan Novi bersamaan kemudian saling memandang seolah tak percaya dengan apa yang mereka dengar.

"Serius, kamu mau manjat gerbang setinggi ini, Na? Kalau jatuh gimana?" tanya Novi

"Kalau jatuh ya ke bawah. Masa ke atas sih? Lagian kalau hanya setinggi ini mah kecil buat aku. Asal kalian tau waktu aku masih SD, pohon rambutan yang lebih tinggi lagi dari ini saja bisa aku naikin," sahut Rena membanggakan diri.

"Tapi itu beda Rena, sekarang kita udah kuliah! Mang kamu enggak malu apa?" tanya Rindu.

"Malu mah belakangan Rin, dari pada harus muter lagi jauh. Lagian nih ya,enggak ada orang yang liat ini.Tuh sepi! Kayanya mereka semua udah pada pulang deh," sahut Rena sambil melihat ke sekeliling, ke kanan dan ke kiri.

"Iya, juga sih.." sahut Rindu seraya ikut melihat-lihat keadaan sekitar.

"Menurut gimana, Nov? " tanya Rindu ke Novi

"Ya, aku sih ikut aja, tapi kalian bantuin aku naik ya, karena aku enggak terlalu pandai kalau harus manjat gerbang setinggi ini," jawab Novi.

"Oke lah, enggak masalah! Rindu kamu naik duluan, kamu jago kan? Abis itu baru Novi, nanti aku bantu Novi naikin badannya dari sini dan kamu Rindu, sambut Novi dari bawah," ucap Rena memberi instruksi.

"Oke," sahut Rindu menyetujui.

Setelah itu Rindu langsung naik melewati gerbang belakang tersebut yang tak lama disusul oleh Novi. Setelah Rindu dan Novi berhasil menyeberangi gerbang dengan selamat, barulah saat itu Rena ikut naik. Namun, sial bagi Rena, begitu ia naik dan sampai di puncak gerbang, tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakkan dua orang pemuda yang sontak membuat Rena dan teman-temannya kaget. Ia pun menoleh ke asal suara tersebut.

Di ujung sana, tampak dua orang laki-laki yang wajahnya seolah tak asing sedang melihat ke arah mereka bertiga. Salah satu dari dua laki-laki tersebut tampak sedang menggerak-gerakkan telunjuk tangannya seolah sedang berkata,

Hai, lagi pada ngapain kalian, panjat-panjat gerbang?!

Hal itu sontak membuat Rena cepat-cepat turun dan segera mengajak kedua temannya untuk lekas berlari menjauhi gerbang itu.

Setelah berlari agak jauh dengan nafas ngos-ngosan mereka pun berhenti sejenak.

"Gila, sumpah, jantung gue! Baru kali ini kepergok, padahal zaman SMA dulu enggak pernah tuh sampai kepergok kayak gini" Rena mencoba mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal.

"Apalagi aku seumur-umur baru kali ini manjat gerbang, Na," timpal Novi dengan nafas yang juga ngos-ngosan.

"Tapi seru ya.. Kayak lagi naik roller coaster, menegangkan," ucap Rindu yang membuat ketiganya tertawa bersama membayangkan kejadian yang baru saja terjadi

"Eh, kira-kira mereka liat persis muka kita enggak ya?" tanya Rena.

"Kayanya engga deh, Na. Mereka kan liatnya dari jauh," jawab Novi.

"Tapi kalau mereka liat dan masih ingat sama wajah kita gimana?" tanya Rindu.

"Yang pasti kalau ketemu mereka, kita pasti malu banget," sahut Rena menekan kata ‘pasti’.

"Ya, sumpah malu abis," sahut Novi

"Yoi lah, pastinya. Secara calon guru berani manjat gerbang kampus, apa kata dunia?" ucap Rindu dengan mengulas sedikit senyum. Lalu, ia meninggalkan tempat tersebut,diikuti oleh Rena dan Novi menuju terminal yang ada di salah satu kota terebut.

****

Bersambung

Eps.2

Hari ini merupakan hari pertama bagi Rena dan teman-temannya melaksanakan pekan orientasi tingkat fakultas di kampusnya. Setelah sebelumnya selama seminggu mereka melaksanakan pekan orientasi tingkat universitas yang pesertanya seluruh mahasiswa baru dari berbagai fakultas di universitas tersebut.

Ada tiga program studi di Fakultas tersebut yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Biologi. Seperti kegiatan orientasi pada umumnya, orientasi kali ini pun diawali dengan upacara pembukaan. Kali ini seluruh mahasiswa baru yang masuk ke fakultas tersebut dikumpulkan dalam satu aula yang sangat besar.

Masing-masing peserta menduduki tempat yang telah disediakan sesuai dengan program studi yang mereka pilih. Beruntung, Rena dan Novi bisa duduk saling berdekatan karena mereka memilih masuk ke program studi yang sama yaitu Bahasa Indonesia. Sedangkan, Rindu harus rela duduk terpisah karena dia memilih program studi yang berbeda dengan Rena dan Novi yakni Bahasa Inggris.

Saat Rena dan Novi sedang asyik mencari tempat duduk, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara seorang perempuan yang menepuk bahu Novi.

"Hai, Nov!! Duduk di sini aja dekat sama aku, Dina, dan Lala," sahut seorang perempuan berkerudung biru dan berkulit sawo matang.

Perempuan itu datang bersama dengan dua orang perempuan lainnya yang memiliki wajah yang manis, yang satu berwajah oriental, matanya sipit, dan kulitnya putih. Sedang yang satu lagi, badannya tinggi besar, di kanan dan kiri pipinya terdapat lesung pipi yang akan semakin mempermanis penampilannya saat dia sedang tersenyum.

"Eh, Ais, ngagetin aja deh! Tentu aja aku mau. Oh ya, kenalkan ini Rena teman SMP-ku, " sahut Novi sambil melihat ke arah Rena.

Aisyah lalu mengulurkan tangannya, begitu pula Rena. Keduanya saling berjabat tangan dan bergantian memperkenalkan diri masing-masing begitu pula dengan Lala dan Dina.

"Mereka adalah teman-teman kelompokku waktu orientasi di pusdikzeni kemarin. Kebetulan jurusan kita sama, Bahasa Indonesia," kata Novi saat perkenalan itu terjadi.

Setelah itu, mereka duduk saling berdekatan. Tidak begitu lama acara pembukaan dimulai. MC menginstruksikan agar semua peserta duduk dengan tenang dan rapih. Satu persatu acara demi acara dibacakan.

Seperti biasa, acara itu juga diisi oleh sambutan dari Ketua Panitia yang sekaligus merangkap sebagai Ketua BEM Fakultas mereka. Saat sang ketua mulai memberikan sambutan, semua mahasiswi tampak riuh. Pasalnya sang ketua ganteng banget. Wajahnya hampir mirip Ken Zhu, pemeran Xiamen dalam film "Meteor Garden" yang merupakan salah satu film favorit saat itu.

Setelah itu dilanjut dengan sambutan dari dekan dan asisten rektor 1. Asisten rektor 1 memberikan sambutan untuk menggantikan sang rektor yang kebetulan sedang mengisi acara di fakultas yang lain. Berbeda dengan sambutan-sambutan sebelumnya, sambutan kali ini suasana tampak hening dan agak sedikit tegang. Pasalnya, di awal sambutan asisten rektor tersebut sudah menginstruksikan agar semua tenang dan tidak boleh ada suara sedikit pun.

Sorot matanya tajam memperhatikan satu persatu wajah semua peserta yang ada di tempat tersebut. Tatapannya seolah hendak memakan mereka satu persatu tanpa terkecuali, termasuk Rena dan teman-temannya.

"Gila, kayanya killer banget tuh orang! Ngajar di fakultas kita enggak ya?" bisik Rena.

Namun, belum sempat Novi menjawab, asisten rektor tersebut menyampaikan bahwa beliau juga adalah salah satu pengajar di fakultas itu, tapi untungnya beliau mengajar di program studi atau jurusan Biologi. Ada sedikit rasa lega ketika kata "Biologi" itu terucap.

Setelah asisten rektor tersebut selesai memberikan sambutannya, suasana kembali berubah menjadi lebih santai karena sesaat setelah selesai memberikan sambutannya, baik asisten rektor maupun sang dekan meminta izin untuk meninggalkan ruangan tersebut.

"Akhirnya pergi juga tuh aktor, " ucap Rena.

" Aktor?? Aktor yang mana? "tanya Novi

"Itu tuh asisten rektor," jawab Rena tersenyum.

"Bisa aja kamu, Na, " sahut Novi yang ikut tersenyum tipis seraya memperhatikan kepergian sang aktor.

Acara lalu dilanjut dengan acara perkenalan para pengurus inti yang berada di lingkungan fakultas tersebut. Bersamaan dengan itu, tiga orang laki-laki yang memakai jas almamater biru, ikut duduk di samping laki-laki yang sebelumnya diperkenalkan MC sebagai ketua BEM fakultas. Pemandangan tersebut seketika membuat para mahasiswa baru yang berada di hadapan mereka berbisik riuh.

Sang Ketua BEM Fakultas itu mulai berbicara kembali. Kali ini nada bicaranya lebih santai dari sebelumnya. Laki-laki ganteng itu memperkenalkan dirinya. Dia adalah Dewa Antara, mahasiswa semester 5, jurusan Bahasa Inggris.

"Baik, setelah saya memperkenalkan diri, saya juga akan memperkenalkan 3 Cahaya Asia kampus kita," sambil melirik tiga laki-laki di sampingnya yang sedari tadi ikut senyum-senyum saat Dewa memperkenalkan dirinya.

"Kenapa saya katakan 3 cahaya Asia?? Hal itu karena awalan huruf nama mereka sama, sama-sama dari huruf "A". Lalu, mereka juga memiliki wajah setampan aktor asia. Selain itu, karena kehadiran mereka, kampus kita ini semakin bercahaya," puji Dewa sambil menoleh ke arah ketiganya.

"Baiklah, di sebelah kanan saya ada Abimanyu Saputra. Kalian bisa panggil dia, Kak Abi. Dia adalah Ketua BEM jurusan Bahasa Inggris dan juga mahasiswa semester 3 di jurusan tersebut," ucap Dewa.

Saat namanya disebut Dewa, Abimanyu langsung melambaikan kedua tangannya, menyapa semua mahasiswa baru yang ada di gedung tersebut. Sontak membuat semua mahasiswi berteriak histeris, pasalnya sama seperti Dewa, Abimanyu juga memiliki paras yang tampan, tubuhnya tinggi, kulitnya putih, wajahnya mirip aktor mandarin, Wallace Huo.

"Selanjutnya, di sampingnya ada Arkana Prayudha. Kalian bisa panggil dia, Kak Arka. Dia adalah ketua BEM jurusan Biologi, mahasiswa semester 3 di jurusan tersebut," ucap Dewa sambil memandang Arka.

Kali ini sama seperti Abimanyu, Arka juga melambaikan kedua tangannya memberi sapaan kepada semua mahasiswa baru yang ada di gedung tersebut. Hal itu tentu saja membuat jantung Rena yang sedari tadi memperhatikan kedatangannya semakin berdetak kencang. Pasalnya lelaki itulah yang kemarin disebut Novi dan Rindu sebagai gebetan Rena.

"Wah, Na, namanya Arkana. Cuit ciw, cuit ciw," goda Novi seraya menoleh pada Rena.

Sontak hal itu membuat Rena tersipu dengan godaan tersebut. Di dalam hatinya nama Arkana Prayudha akan selalu diingatnya. Lelaki yang memiliki postur tubuh tinggi, berkulit sawo matang dengan paras tampan yang hampir menyamai Jerri Yan, pemeran Tao Ming Tse di serial Meteor Garden favoritnya.

Setelah Arkana Prayudha, diperkenalkan ketua BEM itu langsung menoleh ke arah pemuda yang berada di sebelah kanan Arka.

“Masih mau dilanjut perkenalannya?” tanya Dewa.

“Masih,” jawab para mahasiswa baru serempak.

"Baiklah, selanjutnya kalian pasti bisa menebak siapa dia?" ucap Dewa sambil menunjuk ke arah pemuda yang berada di sebelah kanan Arka. Beberapa mahasiswa baru berucap lirih menyebutkan sebuah jabatan yang sedari tadi belum disebutkan.

"Benar sekali, dia adalah Ketua BEM jurusan Bahasa Indonesia, Alan Bagaskara. Dia juga mahasiswa di semester 3 jurusan Bahasa Indonesia. Kalian bisa memanggilnya Kak Alan," ujar Dewa memperkenalkan pemuda tersebut.

Setelah namanya dipanggil, berbeda dengan Abi dan Arka, pemuda ini malah memberikan sun jauh sebagai sapaan kepada semua mahasiswa baru yang hadir di aula tersebut. Hal itu tentu saja membuat mahasiswi yang ada di aula tersebut semakin berteriak histeris.

Betapa tidak, pemuda yang kini berada di hadapan mereka memiliki wajah tampan yang hampir mirip dengan Jimmy Lin, aktor kenamaan mandarin yang dikenal dengan wajah imut dan baby facenya itu, memberikan reaksi yang demikian.

"Na, itu baru aktor. Wajahnya ganteng banget ya kayak Jimmy Lin," bisik Novi.

Rena pun turut memperhatikan pemuda yang berada di depannya. Wajah tampannya seolah tak asing bagi Rena.

Sepertinya aku pernah bertemu dengan pemuda itu, tapi di mana ya? (pikir Rena)

***

Bersambung

Eps.3

"Na, itu baru aktor. Wajahnya ganteng banget ya kayak Jimmy Lin," bisik Novi.

Rena pun turut memperhatikan pemuda yang berada di depannya. Wajah tampannya seolah tak asing bagi Rena.

Sepertinya aku pernah bertemu dengan laki-laki itu, tapi di mana ya? (pikir Rena)

Rena mencoba mengingat-ingat di mana ia pernah melihat laki-laki itu.

Apa jangan-jangan dia...???

Mata Rena seketika itu juga membulat seperti mengingat suatu perbuatan yang memalukan yang dilakukannya kemarin bersama temannya, Novi dan Rindu.

Kemudian ia menatap lekat laki-laki yang berada di depannya itu. Seolah sadar sedang ditatap, laki-laki itu pun ikut menatap Rena. Seuntai senyum simpul melayang di wajah tampan laki-laki itu, mengukir lesung di kedua belah pipinya.Laki-laki itu menggerak-gerakkan jari telunjuk ke arah Rena seperti sedang berbicara,

Hayo, kamu ya.. yang kemarin manjat gerbang belakang sekolah. Sekarang kena kamu. Mau lari ke mana kamu, Hah!!

Gerakan tangan Alan seolah merupakan jawaban bahwa dugaannya tak salah lagi. Kemarin, laki-laki itulah yang bersama temannya telah memergoki dirinya memanjat gerbang belakang kampus.

Mati aku, kira-kira kalau benar dia orangnya kira-kira apa yang bakal dia lakukan ya ???

Pikiran itu terus menerus berkecamuk dalam benak Rena. Sadar bahwa teman di sebelahnya seperti sedang melamun.

Novi pun berkata, "Na, kamu kenapa? Dari tadi diam aja, kamu salah minum obat ya?"

"Enggak Nov, coba kamu perhatikan Kak Alan, deh.. " seru Rena seraya menunjuk Alan.

"Ah, enggak usah kamu suruh juga aku dari tadi memperhatikannya kok.. secara dia ganteng," sahut Novi seraya membenamkan kedua tangannya kepada wajahnya itu.

"Bukan itu maksudku. Kamu ingat enggak? Kayaknya kemarin dia sama temannya deh yang mergokin kita manjat gerbang belakang kampus," jawab Rena dengan setengah berbisik.

"What?!" Novi yang kaget sontak setengah berteriak hingga beberapa mahasiswa lain yang berada di dekat mereka sontak menoleh ke arah dua gadis itu.

"Aduh, Nov.... enggak usah kenceng-kenceng gitu kali. Jadi, pada lihat ke arah kita kan, " sahut Rena setengah berbisik kepada Novi.

"Abis aku kaget aja sama yang kamu bilang, karena kalo bener, mati dong kita.. secara kita udah kepergok langsung sama ketua BEM jurusan kita," sahut Novi yang membuat perhatian Aisyah yang berada di dekatnya pun teralihkan kepada mereka berdua.

"Kalian lagi pada ngobrolin apa sih? Seru banget. Emang ga tertarik apa sama penjelasan Kakak yang di depan?" kata Aisyah

"Mang mereka lagi jelasin apa Ais?" tanya Novi kepada Aisyah penasaran.

"Mereka tuh lagi ngejelasin ekskul apa aja yang dimiliki fakultas ini beserta prestasi yang dimiliki dari setiap ekskul," jawab Aisyah.

"Lalu kalian sendiri lagi ngobrolin apa?" tanya Aisyah curiga menatap Novi dan Rena.

"Ah enggak, kami cuma ngomongin yang kemaren.." sahut Novi yang mendapat cubitan dan tatapan tajam dari Rena sebagai isyarat agar Novi tak melanjutkan lagi perkataannya.

"Iya, yang kemarin. Kemarin itu Novi punya utang sama aku dan belum dibayar, " jawab Rena yang lekas memotong perkataan Novi.

"Oh," sahut Aisyah singkat.

Rena dan Novi pun tak lagi melanjutkan perbincangannya agar Aisyah dan teman-temannya tak lagi merasa penasaran dengan apa yang mereka perbincangkan.

Mereka pun kini fokus menyimak apa yang disampaikan oleh Kakak-Kakak ganteng yang ada di depannya.

"Agar lebih jelas, rencananya besok kami akan memperkenalkan masing-masing ekskul lewat gelar pentas seni dan olahraga, dan supaya lebih bersemangat lagi, kami pun akan memilih beberapa dari kalian untuk langsung ikut berpartisipasi dalam ekskul tersebut hari ini," Jelas Dewa.

"Maksudnya Kak?" tanya Aisyah seraya mengangkat tangannya.

"Iya, maksudnya kalian akan ikut tampil dalam penampilan ekskul tersebut," jelas Dewa singkat yang sontak membuat semua yang ada di situ merasa tegang karena khawatir merekalah yang akan terpilih.

"Baik, nanti Ketua BEMJ kalian akan menunjuk siapa saja yang akan ikut berpartisipasi dalam penampilan ekskul besok. Bagi mahasiswa yang nanti terpilih, maju ke depan dan perkenalkan nama kalian. Setelah itu jangan pulang dulu karena akan ada latihan pemantapan untuk kalian," jelas Dewa.

"Silakan Kak Abi, Kak Arka, dan Kak Alan," sahut Dewa kepada ketiga laki-laki itu yang membuat suasana semakin tegang.

"Nov, kenapa aku punya firasat yang enggak enak ya?" bisik Rena dengan wajah tegang.

"Sama aku juga, Na. Perutku rasanya mules, " sahut Novi.

Ketiga ketua BEMJ itu pun saling berbisik dengan sesekali memperlihatkan senyum mereka.

Aduh, apa sih yang dibisikin Kakak-kakak ganteng ini? Pake cengar-cengir segala lagi," pikir Rena.

"Untuk ekskul bela diri taekwondo, saya akan menunjuk kamu dan kamu," sahut Abi seraya menunjuk dua orang laki-laki dari jurusan Bahasa Inggris yang duduk di paling pojok.

"Lalu untuk ekskul pencinta alam, saya akan menunjuk kamu dan kamu, " ujar Arkan sambil menunjuk dua orang laki-laki yang berasal dari jurusan Biologi yang berada di barisan paling depan.

"Sedang untuk ekskul musikalisasi puisi, saya akan memilih kamu," sahut Alan seraya menunjuk perempuan dari jurusan Bahasa Indonesia yang berada di barisan paling belakang.

Semua mata ikut melihat ke arah perempuan yang ditunjuk Alan. Suasana menjadi riuh seketika saat mereka melihat wajah perempuan yang ditunjuk Alan.

"Ciee, Alan, tau aja kamu sama yang paling cantik," teriak seorang laki-laki yang berada di samping barisan yang juga merupakan panitia acara orientasi ini.

"Tentu dong," sahut Alan sambil cengar-cengir ga jelas seolah membanggakan dirinya.

"Kok, cuma satu sih? Yang lain milih dua lho, Lan," timpal seorang wanita yang tadi menjadi MC pada acara tersebut.

"Kan hatiku juga cuma ada satu," jawab Alan yang membuat suasana semakin riuh.

"Kok, pilih paling belakang sih, Lan?" sahut wanita yang berada di samping yang juga merupakan panitia acara itu.

"Iya, dia memang duduk paling belakang, tapi posisi dia terdepan di hatiku," jawab Alan.

Jawaban Alan itu pun lagi-lagi membuat suasana semakin riuh dan membuat mahasiswi yang baru saja ditunjuk Alan pun semakin merona wajahnya.

Mahasiswi itu tak lain adalah Dewi. Dia pernah satu kelompok dengan Rena di orientasi universitas kemarin. Dewi sempat menjadi primadona dalam acara orientasi tersebut. Banyak mahasiswa dari berbagai fakultas berlomba untuk berkenalan dengannya.

"Oke, untuk selanjutnya adalah teater drama. Untuk teater drama ini, kami akan memilih empat anak dari tiga jurusan yang berbeda karena mereka akan kami tampilkan dalam drama bergenre komedi dengan menggunakan bahasa Inggris." ujar Dewa.

"Silakan jatuhkan pilihan kalian!" seru Dewa

"Oke, dari program studi atau jurusan B.Inggris ini, saya akan memilih dia," ucap Abi seraya menunjuk perempuan yang berada di barisan depan yang tak lain adalah Rindu.

"Cie, Abi enggak mo kalah ni..." timpal mahasiswa lain yang berada di samping kirinya.

"Kalo dari prodi Biologi saya akan memilih dia," ucap Arka menunjuk seorang laki-laki yang duduk di barisan paling belakang.

"Aduh, Arka masa milihnya laki-laki lagi kamu homo ya?" celetuk lainnya, namun Arka tak mempedulikannya.

"Kalau saya, untuk kali ini akan memilih dua," sahut Alan.

"Lho, kok dua sih, Lan? Bukannya katanya hatimu cuma ada satu," timpal mahasiswa lain yang berada di samping.

"Iya, kan tadi satu, berarti habis satu dua dong," jawab Alan seraya memainkan alisnya dan melirik ke arah Rena dan Novi.

Rena dan Novi seketika itu juga saling berpandangan saat melihat reaksi Alan.

Kok, firasatku makin enggak enak ya... (pikir Rena)

***

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!