NovelToon NovelToon

Beloved Bad Girl

Prolog

Hai, nama ku Alinda Frankista anak dari papa Franskein pemimpin dari Frans Grup, dan mama Kista Farah sang dsigner ternama yang sangat dan amat sibuk, aku punya satu kakak laki-laki nama nya Cakra Frankins, dia tidak di rumah ini dia tinggal bersama papa dan aku yang bersama mama, adil bukan?

Pagi ini begitu dingin tapi tidak dengan semangat ku, ya aku bersemangat sekali untuk segera bertemu dengan tetangga sebelah ku, dia tiga tahun lebih tua dari ku tapi aku selalu memanggil nya dengan menyebut nama nya, nama nya adalah KRISNA HERMAWAN dia putra dari pemilik perusahaan textil ternama yang mana pabrik nya tersebar di dalam dan luar negeri.

Tunggu! Aku suka dengan nya bukan karena dia anak konglomerat!

Aku nyaman bersama nya karena yah dia sama dengan ku, sama-sama kurang kasih sayang hanya perbedaan nya Papa dan Mama Krisna masih menjadi satu kemana-mana, ya Tante Riana Azari sangatlah setia bahkan ia selalu mengikuti kemana pun om Hermawan atau suami nya pergi.

Dan aku ya begini lah keluarga broken home yang nyaris frustasi, bahkan mama Kista malah memberikan kepercayaan nya kepada pemuda lain untuk menjaga ku untung saja Krisna yang dia percaya jadi aku lumayan ada untung lah, gimana nggak? Dia ganteng sih apa lagi kalau udah mode serius beeuuuhhhh... Damage nya, asli nggak nahan, tapi sayang nya dia bukan Krisna si little Krisna atau pun Krisna di serial Radha Khrisna yang mana Krisna itu akan mengejar-ngejar cinta nya Radha. Jangan kan mengejar cinta nya Radha, melihat cewek cantik saja dia tak mau, menurut nya buku pelajaran lebih menarik dari pada lekuk tubuh ku, tidak percaya? Mari kita buktikan...

...❄❄❄❄...

 

BAB 1.

Pagi ini dengan sinar mentari yang masih malu-malu menampakkan kehangatan nya seorang gadis terlihat keluar dari jendela kamar nya yang ada di lantai dua.

Kaki-kaki jenjang nya melangkah seperti hendak mengambil ancang-ancang dan HAP!!

Oh tidak gadis remaja itu melompat dari balkon kamar nya menuju balkon tetangga, tunggu-tunggu dia bukan malingkan?

“KRISNAAAAAAAAAAAAA!!” Teriak seorang gadis dengan suara super cempreng nya, dan itu sudah pasti berhasil menganggu seorang pemuda yang masih asik di balik selimut tebal nya.

Terlihat Krisna pemuda rupawan yang menyibak selimut nya dengan kasar. “Apa sih?! Masih pagi ini!”

Nada kesal itu membuat gadis yang saat ini berdiri di balik pintu kaca kamar Krisna menggedor-gedor kaca yang masih tertutup itu.

Dor... Dor... Dor... Dor

Dengan langkah malas nya Krisna mendekat juga ke arah pintu kaca yang terhubung dengan balkon kamar itu.

“Kris jogging yuk! Ini mumpung masih pagi, ayok! Ayok! Ayok!” Rengek Alin dengan menggoncang lengan Krisna.

“Tapi ini hari senin Al, nanti juga ada jadwal ulangan, Lo nggak gunain waktu buat belajar malah mau lari-lari an! Dah mending sekarang masuk! Mandi terus siap-siap ke sekolah!” Ucap Krisna dengan menarik tangan gadis rewel itu kemudian mendorong tubuh nya agar segera masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara Alin mandi di kamar mandi yang ada di dalam kamar Krisna, dan si pemilik kamar mandi di kamar mandi lain.

Selesai mandi Alin melilit tubuh nya menggunakan handuk kecil yang Krisna tinggalkan di dalam kamar mandi.

“Krisna?” Celingukan Alin mencari sosok kakak tetangga tampan yang selalu ia panggil nama nya saja.

“Yuhu! Gue udah mandi nih, mana sih?” Dengan melangkahkan kaki nya mendekati meja belajar Krisna, tangan jail milik Alin menemukan buku yang bertuliskan My Diary, di buka nya buku itu dan di halaman pertama gadis itu membulatkan mata nya sempurna karena di sana ia mendapati foto masa kecil dimana diri nya yang mencium Krisna.

“Kata nya tidak suka tapi kok di simpan?” Gumam nya dan... WUT!! Buku itu tiba-tiba terbang terkejut pasti, ternyata Krisna yang sudah rapi dengan seragam sekolah nya berdiri di belakang Alin dan merebut buku itu secara tiba-tiba.

Alin membalikkan tubuh nya menghadap ke arah Krisna dan tersenyum dengan mengangkat salah satu alis nya, “Lo masih menyimpan foto kecil kita?”

Tatapan tajam Krisna bagai pisau yang baru saja di asah tapi tak mempan bagi gadis nakal di depan nya itu.

Satu tangan Alin berkacak pinggang sedangkan satu tangan nya ia tenggerkan di pundak Krisna.

Walau pun masih SMP tapi gadis itu sudah mulai terlihat lekuk tubuh nya yang membuat Krisna menghela nafas sejenak juga menelan saliva nya susah payah.

“Ini pakai baju lo!” Ucap Krisna dengan melempar seragam sekolah Alin ke wajah nya.

“Jawab gue Kris! Kenapa lo masih simpan foto kita?” Tanya Alin tanpa memandang baju yang kini sudah tergeletak di lantai.

“Anggap aja nggak ada!” Ketus Krisna namun dengan cepat Alin menyambar buku diary milik Krisna dan hendak membuka nya namun dengan cepat Krisna meraih lengan Alis berniat untuk merebut kembali buku itu.

Saking jail nya Alin menaikkan tangan nya yang masih memegang buku diary itu.

Kanan, kiri, kanan, kiri begitu terus tangan nya bergerak, saking geram nya Krisna, ia menarik tubuh Alin agar mudah untuk menggapai buku itu namun naas nya malah handuk kecil yang menutupi aset berharga itu yang tersangkut di tangan Krisna.

SSRRAAATTT!!

Kini tubuh polos itu terekspos oleh mata pemuda tampan di hadapan nya itu.

Kedua nya terkejut dengan saling memandang namun detik berikut nya...

“AAAAAAAA!!! Kris! Lo tega!!” Mendadak Alin teriak dengan duduk meringkuk di depan pemuda itu.

“Siapa yang salah siapa yang marah coba?!” Batin Krisna, namun tetap ia melangkah maju dan menutupkan handuk kecil itu di tubuh polos Alin.

“Sudah main-main nya, sekarang pakai baju!” Kali ini gadis itu menurut tanpa menyahut, memakai baju seragam yang di berikan Krisna dengan wajah yang di tekuk.

Krisna menyiapkan sarapan dengan bi Surti ART yang mengurus rumah Krisna.

Seperti biasa keduanya selalu berangkat sekolah bersama dengan menggunakan mobil Krisna di mana ada sopir pribadi yang selalu siap mengantar juga menjemput tuan mudanya itu.

Kedua nya sekolah di tempat yang sama hanya beda tingkatan saja Krisna duduk di bangku SMA kelas 3 sedangkan Alin masih SMP kelas 2, gedung sekolah kedua nya ber jajar depan belakang, dengan SMA yang di belakang dan gedung SMP yang di depan.

Krisna selalu memastikan gadis nakal itu sudah masuk ke dalam kelas terlebih dahulu, baru ia melanjutkan langkah nya menuju gedung sekolah nya.

Di dalam kelas Alin tengah duduk dengan memegang buku pelajaran yang malam tadi di beri tanda oleh Krisna mana saja yang harus di baca nya.

Ulangan pagi itu berjalan lancar dengan mudah nya Alin mengerjakan, semua itu tak lepas dari dukungan Krisna yang selalu ada di balik keberhasilan nya.

Waktu istirahat pun tiba, berjalan dengan sedikit melompat-lompat Alin menghampiri gedung belakang.

“Lo mau kemana?” Tanya Seorang laki-laki dengan mencekal lengan Alin.

“Biasa, ayang beb ngajakin makan siang, Lo sendirian aja Sen tumben!” Alin balik bertanya.

“Heh! Gue ini lebih tua dari lo! Panggil kakak kek!” Seru Sendy teman satu kelas nya Krisna.

“Haish... Ribet nya, ok kak Sendy yang ganteng” Ucap Alin dengan melangkahkan kaki nya namun lagi-lagi Sendy menahan tangannya lagi.

“Apa lagi sih?!” Mulai geram gadis itu mendongak dengan mengerutkan alis nya.

“Lo itu bego apa nggak peka sih?” Ucap Sendy yang membuat Alin mengangkat kedua alis nya tak mengerti “Hah? Maksud nya?”

“Lo lihat di sana?” Alinda mengikuti kemana arah jari telunjuk Sendi.

Di sana ia melihat Krisna tengah bercakap dengan seorang gadis dengan seragam yang sama.

“I'ts no problem!” Ucap Alinda dengan berjalan mendekati Krisna, tanpa permisi gadis itu memeluk lengan kekar Krisna di depan gadis yang bernama Nafiza.

“Maaf ya kak, kak Krisna nya mau makan siang dulu!” Ucap Alinda yang langsung menarik lengan Krisna menuju salah satu kantin.

Setiba nya di kantin Krisna menghempas kan tangan Alinda Frankista dengan kasar, "Lo bisa nggak jangan gangguin gue kalau gue lagi ngobrol sama temen gue! Lo tau nggak kalau yang gue bahas barusan itu menyangkut event gabungan yang akan segera di laksanakan dua minggu lagi?! Mikir nggak lo?!" Geram Krisna berucap dengan penuh penekanan.

"Oh event yang gabungan SMP dan SMA itu ya? Berati kita bakal ikutan dong?" Bukan nya takut atau menciut Alinda malah terlihat antusias dan bahagia dengan berita baru itu, Krisna berjalan meninggalkan nya dengan mengusap wajah nya, mungkin ia frustasi menghadapi gadis nakal itu...

Jangan lupa bahagia, berikan like dan juga komentar terbaik kalian 🥰🥰🥰

 

Rencana

Jam istirahat berakhir kini di dalam kelas Alinda duduk dengan tangan kiri yang ia gunakan untuk menyangga kepala nya, sedikit angin sepoi-sepoi yang berhembus dari jendela di samping nya membuat gadis itu nyaman dan mulai menyipitkan kedua mata nya.

"Alinda Frankista?" Terdengar suara itu memanggil nama gadis yang tengah asik menyebrang ke dunia mimpi.

Senyum ia suguhkan semanis mungkin ketika nama nya di panggil, walau pun dengan mata yang terpejam.

"ALINDA FRANKISTA!!" Sekali lagi nama nya di panggil dengan suara bariton yang sangat menggelegar, bahkan terdengar sampai ke lapangan olahraga anak SMA di samping kelas Alinda, dan waktu itu Krisna dan beberapa teman teater nya tengah berkumpul, tak luput suara bariton itu dari indra pendengaran siswa tampan itu, "Haish, bikin ulah apa lagi dia!" Batin Krisna dengan ekor mata yang melirik ke gedung dimana kelas Alinda berada.

Kembali ke dalam kelas...

Tersentak gadis itu membuka mata nya, "Iya pak Saya!" Teriak nya dengan duduk tegap dan kemudian menoleh ke kanan dan kiri.

Guru Kiler itu memberikan perintah untuk menuliskan rumus Aljabar namun degan segudang alasan Alinda selalu berkelit untuk menutupi bahwa diri nya tidak hafal.

Bahkan gadis remaja itu mengatakan kalau rumus itu pergi tanpa pamit dari dalam otak nya.

Tak mau tau guru kiler yang sering di sebut pak Sartono itu menggiring siswi SMP yang terkenal kenakalan dan juga kemalasan nya itu keluar dari kelas.

"Tapi pak... "

BRAK!!

Pintu kelas itu tertutup ketika Alinda sudah sampai di luar kelas.

"Hah, akhir nya gue keluar" Hela nafas nya lega, ya cerocosan barusan ternyata hanya sebagian dari acting nya agar di kira diri nya tidak mau keluar dari kelas.

"Hoe Lin! Di keluarin lagi?" Tanya Kenzi yang saat itu melewati depan kelas nya.

"Hehe... biasa lah, lo mau kemana? kompak banget" Tanya Alinda dengan menilik ke belakang Kenzi yang mana banyak teman sekelas nya pada berjalan mengikuti Kenzi.

"Gue ada kelas Teater, ikut aja yok yang ngajarin kak Krisna loh" Ucapan nama Krisna membuat Alinda menarik ujung bibir nya.

"Iya kah? Tapi gue di suruh berdiri di sana" Bimbang mau ikut yang mana Alinda berpikir.

"Halah sejak kapan lo takut hukuman?" Tanpa menunggu nanti Kenzi merangkul pundak Alinda dan di ajak nya ikut ke dalam gedung Teater, mau tak mau gadis itu ngintil kelas lain.

Tak lupa ia memakai masker biar tidak ketahuan sama guru nya.

Di dalam gedung teater...

"Selamat siang semua nya?" Sapa Sindi yang saat itu membuka kelas teater, ada Krisna dan teman nya yang lain dari SMA yang juga akan melatih adik-adik junior nya itu.

"Siang kakak!" Sahut nya serempak.

"Adakah di sini yang jago acting? jago menyanyi? atau menari?" Kembali Sindi berteriak dengan suara adem nya.

"Waaaaahhh ternyata banyak ya? Ok jadi kelas teater ini akan ada seleksi dan yang terpilih akan ikut andil dalam pertunjukkan PENSI ulang tahun sekolah kita" Terang Sindi, terlihat banyak sekali yang antusias dalam hal ini.

Berbeda dengan siswa siswi lain Alinda mulai tidak nyaman dengan tatapan Krisna yang mungkin mulai mengetahui keberadaan nya.

"Ken gue keluar deh!" Bisik Alinda.

"Heh? ngapain? di sini aja kan lo suka liat tu kakak ganteng di sana" Bisik Kenzi dengan menunjuk Krisna yang ada di depan.

"Gue kebelet!" Alasan Alinda kemudian ia mulai melipir dan berjalan mengendap-endap menuju pintu keluar.

Seperti nya Krisna mengetahui gerak gerik mencurigakan itu.

"Gue keluar dulu!" Bisik nya kepada Sendy yang ada di samping nya. Sendy hanya menganggukkan kepala nya mengiyakan ucapan teman nya.

Dengan langkah besar nya Krisna segera mengejar sosok yang tak asing di mata nya itu kemudian sampai di luar ia berhasil mencengkeram kerah belakang baju Alinda.

"Lo mau kemana?" Datar dan dingin, begitu lah suara Krisna terdengar di telinga Alinda.

"Hah? hehehehe... itu gue mau ke itu... " Tawa garing itu membuat Krisna beralih berdiri di hadapan nya.

"Lo di hukum dan lo malah ikut ke kelas lain?" Tebakan itu benar-benar pas sekali mungkin Alinda akan memberikan nilai seratus kepada Krisna jika tebakan itu bernilai.

"Alinda Frankista!!!" Terdengar suara bariton memanggil nama gadis nakal itu.

"Hehe... Gue di panggil jadi... " Belum selesai Alinda berucap, tangan Krisna yang semula di kerah baju bagian belakang kini beralih di tangan kanan Alinda, kemudian Krisna mengajak nya menuju sumber suara.

"Mati gue! Mana nggak bisa lepas lagi duuuuuuhhhh... " Batin Alinda dengan terus melangkahkan kaki nya mengikuti kaki besar Krisna melangkah.

Setiba nya mereka berdua di hadapan pak Sartono, Alinda sudah tak mampu lagi menatap ke depan wajah cantik itu kini menunduk seolah tak bertenaga.

"Alinda!" Suara bariton itu kembali terdengar dan kini tepat di depan Krisna karena Alinda bersembunyi di balik tubuh Krisna.

"Iya pak" Sahut nya lirih.

"Saya tadi menyuruh mu untuk apa?! Kenapa malah bersama Krisna? Nak Krisna kau ini siswa berpartisipasi, publik figur untuk teman-teman mu yang lain, kenapa malah bersama anak nakal ini? itu bisa mencoreng nama baik mu!" Cecar Pak Sartono.

Sementara Alinda menciut kini Krisna yang bersuara, "Maaf pak saya kira acting Alinda ini sangat bangus dan tadi saya berniat untuk mengajak nya bergabung di club teater, toh dua minggu lagi akan ada pertunjukan, ya biar anak yang bapak bilang nakal ini ada sedikit prestasi lah" Dengan bahasa sopan Krisna menjawab.

"Oh begitu, baiklah begitu juga tidak papa, ya sudah silahkan kembali ke kelas teater kalian" Ucap pak Sartono dengan mudah nya dia mempercayai omongan Krisna.

Setelah guru kiler itu menjauh, "Emang beda ya anak emas sama remahan rengginang, anak emas mah bohong juga di percaya aja lah giliran remahan rengginang jujur, sampe mati juga kagak bakal ada yang percaya!" Gerutu Alinda.

"Lo pikir gue bohong? Gue nggak bohong, sekarang juga gue ada peran buat lo! Ikut gue kembali ke kelas teater!" Setelah ucapan dengan nada datar itu Krisna kembali menarik lengan Alinda untuk di bawa nya ke dalam kelas teater.

Krisna memasuki ruangan yang terlihat ramai itu dengan menggandeng lengan Alinda, hampir semua ternganga melihat nya.

"Ok gue udah nemu siapa yang bakal jadi peran utama di cerita Romeo and Juliet" Ucap Krisna dengan suara lantang nya.

Semua terdiam dan melihat ke arah Krisna, "Alinda Frankista akan memerankan Juliet, siapa yang akan memerankan Romeo silahkan angkat tangan!" Ucap Krisna dengan mengangkat tangan kanan Alinda.

Gadis itu tak percaya, Krisna memilih nya untuk menjadi peran utama tapi tidak berpasangan dengan nya.

"Saya kak!" Satu suara terdengar diantara beribu keheningan, semua mata tertuju pada laki-laki yang saat ini berdiri dan melangkah kan kaki nya ke depan...

Kira-kira siapa dia? mau tau kelanjutan nya like dulu episode-episode di atas...

See you next episode...

Latihan Pertama

Kenzi yang melihat Alinda di tunjuk oleh Krisna pun segera menawarkan diri menjadi lawan main untuk Alinda.

Berhubung ada adegan ciuman di cerita Romeo and Juliet, Kenzi pikir itu akan aman jika diri nya yang akan melakukan nya.

Namun ternyata Sendy sahabat dari Krisna sendirilah yang berdiri dan melangkahkan kaki nya maju ke depan.

"Haish... Telat gue! Sorry Al gue nggak bisa bantuin lo" Batin Kenzi dengan sesekali ia melirik Alinda.

"Lo apa apa an sih Sen?" Terlihat tidak terima jika sahabat nya itu menerima tawaran menjadi Romeo untuk pasangan Juliet.

"Lah lo sendiri yang nawarin" Sahut Sendy dengan santai nya.

"Tapi dia kan tingkat SMP!"

"Lah ini kan emang acara gabungan! Nggak masalah kan Sin kalau teater ini pemain nya campuran?" Sela Sendy yang kemudian bertanya kepada Sindi.

"Ya... Iya sih, emang campuran" Sahut Sindi yang merasa bersalah, dia sendiri tau bagaimana perasaan Krisna yang sangat menjaga gadis nakal yang lengan nya masih di genggam nya itu.

"Yang lain nggak mau jadi Romeo?" Krisna lagi-lagi menawarkan kepada junior yang duduk dengan anteng.

Tak ada sahutan satu pun dari mereka, "Gue aja kenapa sih Kris?" Ucap Sendy.

"Kalau di persulit kenapa nggak kamu aja Kris yang jadi Romeo?" Ceplos Alinda dengan memandang wajah Krisna.

Krisna menghela nafas kasar, "Gue... gue... "

"Krisna udah masuk di cerita Radha Krisna" Sahut Sindi dengan suara lirih nya.

"Oh... Ya udah kak Sin, biar kak Sendy aja yang jadi Romeo nya, kapan kita latihan? soal nya aku juga harus pas in juga sama jadwal futsal aku" Ucap Alinda dengan menepis lengan Krisna.

Pemuda dingin itu menatap bingung kepada gadis yang ada di hadapan nya itu, namun Alinda tak menggubris nya kali ini dia serius membahas seputar peran nya bersama Sindi dan Sendy.

"Ok cukup untuk hari ini latihan bisa kita mulai sore nanti ya, ba'da Ashar kita kumpul lagi di sini ok semua nya see you bay bay!!" Ucap Sindi sebelum keluar dari gedung teater itu.

Di kantin sekolah selesai jam pelajaran, terlihat Kenzi dan Alinda tengah makan soto ayam.

"Lo yakin nggak mau ikut bolos aja?" Tanya Kenzi yang saat itu ada jadwal balapan dengan teman-teman genk motor nya.

"Duh gimana ya? Gue males sih harus liat babang ganteng gue acting sama cewe lain, tapi ya gimana lagi, gue udah daftar" Sahut Alinda dengan merengut.

"Lah lo sendiri kalau emang nggak minat kenapa harus daftar?" Tanya Kenzi.

"Gue pikir lo bakal nekat jadi Romeo!"

"Mana gue berani, itu bang Sendy woy! Bisa habis gue di becjek sama dia, baru bayangin otot lengan nya aja udah serem, apa lagi kalau sampai hiiiiiii.... dah lah merinding sendiri gue!" Sahut Kenzi dengan bergidik ngeri membayangkan diri nya di hajar Sendy.

"Hais... Ya udah lah gue ke gedung teater sekarang" Dengan mengerucutkan bibir nya Alinda melangkah kan kaki nya menuju gedung teater.

...❄❄❄❄...

Di dalam gedung teater...

Suara seruling dari serial Radha Khrisna sudah terdengar, bahkan sudah terlihat tarian-tarian dari beberapa siswi yang memerankan teman-teman Radha.

Alinda terpaku di ambang pintu ia melihat begitu luwesnya tarian Krisna dengan memainkan seruling nya, juga senyum manis nya ketika ia memandang Radha yang diperankan oleh Nafiza.

Entah mengapa pemandangan itu membuat hati Alinda terasa seperti teriris, kedua netra dengan bulu mata lentik itu berkedip beberapa kali berusaha menahan agar bulir bening tak menetes ke pipi nya.

Beberapa kali Alinda menghela nafas berat nya, kaki-kaki jenjang nya sungguh susah dan terasa berat untuk dia langkahkan masuk ke dalam gedung teater itu.

"STOP! STOP!!" Teriakan Sindi menggema membuyarkan lamunan Alinda.

"Ada apa?" Tanya Krisna yang menampilkan wajah datar nya.

"Nafiza salah gerakan!" Teriak Sindi, "Harus nya Radha menari memutari Khrisna bukan nya mepet-mepet kayak penari ular!" Imbuh nya dengan raut yang nyaris emosi.

Krisna terlihat melangkahkan kaki nya menuruni tangga, ia turun dari panggung dan duduk di salah satu kursi yang ada di barisan kursi penonton.

"Loh kok malah turun?" Sindi protes dengan berkacak pinggang.

"Gue capek! Lo pikir nggak capek? gue dari tadi bener dan harus ngulang lagi ngulang lagi, gara-gara keinginan lo doang!" Ucap Krisna dengan nada masa bodoh nya.

"Ok kita ulang sekali lagi... "

"Ogah! biar itu tongkat sapu gantiin gue berdiri di sana!" Mendengar Alasan Krisna Sindi menepuk kening nya.

"Ya sudah team Radha Khrisna istirahat dulu, sekarang yang bagian Romeo and Juliet, ayo ayo ayo siap-siap!" Sindi memberikan aba-aba kepada seluruh team nya.

...❄❄❄❄...

Bagian Alinda dan Sendy, kedua nya masih belum hafal text namun kedua nya berusaha membaca dan kemudian mengingat ingat.

Tiba saat nya Romeo berpamitan hendak pergi ia memegang tangan Juliet.

"STOP!" Teriak Krisna yang menghentikan Sendy yang hendak memegang tangan Alinda.

Kedua nya menatap protes ke arah Krisna, "Apa sih Kris? Mereka udah bener kok!" Ngotot Sindi membela Sendy dan Alinda.

"Pegang tangan nya jangan lama-lama itu kan Romeo harus segera pergi" Ucap Krisna yang membuat semua anggota mengerutkan kening nya.

"Iya gue tau kok! Lo pikir gue nggak baca text!" Sendy membela diri.

"Ok lanjut!" Teriak Sindi.

Saat ini adegan sampai pada acara pesta dansa, Sendy kembali melakukan kontak fisik nya bersama Alinda, kini Alinda menerima uluran tangan dari Sendy kemudian sedikit menunduk dengan sebelah tangan yang seolah menjinjing gaun.

Terlihat Krisna membuang pandangan nya ke segala arah, namun kembali lagi ia melihat dan saat itu Sendy selangkah lebih mendekat, tangan kekar nya hendak meraih pinggang Alinda dan...

"STOP!" Teriak Krisna, ia mengajukan protes nya lagi, dan kemudian pemeran Romeo and Juliet kembali menuruti Krisna.

Tak lama kemudian, "STOP!" Teriak Krisna lagi dan lagi ia tidak setuju dengan sebuah adegan yang terlalu banyak menggunakan kontak fisik, tatapan mata, senyum-senyuman.

Sekali lagi mereka menuruti keinginan rewel senior tampan itu, kembali lagi Romeo and Juliet melanjutkan adegan berikut nya dan lagi lagi, "STOP!" Sudah berapa kali Krisna menghentikan latihan sore itu.

Sampai pada akhir nya naskah yang ada di tangan, Alinda banting, PRAK!!

Kertas-kertas itu berjatuhan di lantai, gadis yang sudah seperempat hari ini menahan diri pun sudah tidak tahan lagi.

"Apa lagi? mana lagi yang salah? apa nya yang kurang?" Meledak lah junior cantik itu dengan berkacak pinggang dan menghadap ke arah Krisna yang duduk di kursi penonton.

"Gue baru hari pertama Kris! Lo pikir gampang apa?!" Teriak Alinda yang membuat semua melongo.

"Kebanyakan kontak fisik! Lo pikir Radha Khrisna nggak ada kontak fisik? Lo liat aja kostum lo ntar juga malah nggak pake baju!" Imbuh Alinda dengan nafas yang naik turun.

"Lo pikir dansa gue keliru-keliru terus? mending lo benerin tarian Radha lo aja dulu dari pada ribet ngurusin team gue!" Setelah meledak-ledak Alinda turun dari panggung.

"Lin Lo mau kemana?" Teriak Sendy.

"Pulang! Mumet gue urusan sama lo semua! Mending futsal jelas ada hasil!" Gerutu gadis itu dengan terus melangkahkan kaki nya menuju pintu keluar.

"Lo nggak kejar dia Kris?" Tanya Sindi yang baru berani buka suara.

"Emang dia mau pulang naik apa? Orang berangkat sekolah aja bareng sama gue" Krisna menarik ujung bibir nya.

"Kalau dia jalan kaki gimana?" Tanya Sindi yang mengkhawatirkan Alinda.

"Dah lo tenang aja, bentar lagi juga dia bakal balik lagi kesini" Dengan percaya diri Krisna berucap.

Drrrrtttzzz...

Drrrrtttzzz...

Drrrrrtttzzz...

Ponsel Sendy bergetar, pemuda kekar pemeran Romeo itu mengindahkan panggilan di sana, ia mengangkat telfon masuk dari nomor asing.

"Halo? Siapa ya?" Tanya Sendy dengan mengerutkan kening nya.

📞"Lo datang ke alamat yang gue kirim sekarang atau cewek ini akan gue habisi!"

Terdengar suara ancaman dari seberang telepon itu.

Sendy masih terdiam berusaha mencari petunjuk namun setelah nya ia mendengar suara gadis yang tak asing di telinga nya.

📞"Panggil dia bodoh!"

📞"Nggak!"

📞"Gue bilang panggil dia!"

📞"Nggak mau gue nggak bakal panggil siapa pun!" PLAK!! "AW!! Sakit bodoh!!

📞" Gue bilang panggil dia!"

Terdengar perdebatan di dalam sambungan telfon itu dan itu membuat Sendy mengingat satu gadis keras kepala, "Alinda?...

Jangan lupa untuk memberikan dukungan kalian 🥰🥰🥰

See you next time

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!