NovelToon NovelToon

Muslihat Saudara Kembar

Mulai Beraksi

Shinta selalu bahagia hidup dengan suaminya Rivaldo. Walaupun sudah setahun pernikahan mereka belum juga di karuniai anak.

Akan tetapi pernikahan mereka tiba-tiba mengalami suatu permasalahan yang serius.

"Istriku tersayang, aku berangkat ke kantor sekarang juga ya," ucap Rivaldo seraya mengecup kening istrinya.

"Baiklah, suamiku tersayang."

Shinta mencium punggung tangan suaminya.

Setelah itu barulah Rivaldo berangkat ke kantor dengan sopir pribadinya yang sedang menunggu di pelataran rumah.

Melajulah mobil yang di tumpangi oleh Rivaldo menuju ke kantor. Sementara saat ini Shinta sedang bersiap-siap akan berangkat ke rumah sakit. Karena ia adalah seorang dokter ahli bedah.

Tak berapa lama ia melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit di mana ia saat ini bekerja. Sesampainya di rumah sakit ia pun melakukan aktivitasnya seperti biasa nya tanpa ada kendala apapun.

Namun pada saat ia melajukan mobilnya arah pulang tiba-tiba mobilnya hilang keseimbangan dan mobil masuk ke dalam jurang. Akan tetapi keberuntungan ada di pihaknya hingga kondisi ia tidak terluka parah.

Shinta bersusah payah keluar dari mobilnya. Dan pada saat ia akan meraih ponselnya, tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya. Hingga ia pun pingsan saat itu juga.

"Langkah selanjutnya apa, Shanti?" tanya Santo.

"Aku akan kerumah menjadi Shinta, dan kamu bawa pergi sejauh mungkin Shinta. Atau perlu bunuh dia!" perintah Shanti.

"Kamu sedang bercanda kan? dia ini kan saudara kembarmu yang sudah lama terpisah. Masa iya kamu tega sih?" ucap Santo masih tak percaya dengan apa yang barusan di katakan oleh Shanti.

"Aku serius, karena jika ia masih hidup pasti akan menjadi batu sandungan bagiku. Apa kamu lupa dengan tujuan kita dari awal? aku ingin menggantikam posisi Shinta supaya aku bisa menjadi ratu di singgasana milik Rivaldo," ucap Shanti.

"Sudahlah, pergi sana bawa serta Shinta! aku tidak punya banyak waktu untuk terus berdebat denganmu. Dan ingat satu hal, jika kamu melalaikan tugas dariku jangan harap aku akan tetap menjadi kekasihmu!" bentak Shanti.

Karena rasa cintanya yang teramat sangat pada Shanti, Santo pun menuruti segala apa yang di inginkan oleh kekasihnya itu.

Ia membawa Shinta ke suatu tempat yang jauh dan sejauh mungkin yang tak bisa di gapai orang.

Berbeda dengan Shanti, ia langsung saja kembali ke rumah besar milik Rivaldo dan juga ia meminta salah satu anak buahnya untuk menukar plat nomor mobil yang jatuh terjurang tersebut. Dengan plat nomor mobil yang baru.

Shanti mengambil tas milik Shinta dan membawanya pergi juga. Bergegas ia pergi dari jurang itu.

************

Shanti mengemudikan mobil baru tetapi serupa dengan mobil yang di tumpangi oleh Shinta. Dengan hanya mengganti plat nomor mobilnya saja.

Tak berapa lama, ia telah sampai di rumah besar milik Rivaldo. Shanti sudah tak canggung lagi berada di dalam rumah besar tersebut. Karena sebelumnya ia pernah berada beberapa bulan di dalam rumah tersebut dengan menyamar sebagai asisten rumah tangga. Hingga ia sudah hapal dengan segala aktifitas yang ada di dalam rumsh itu.

Setelah beberapa menit di rumah, pulanglah Rivaldo. Ia begitu kaget pada saat melihat Shanti yang ia tahu adalah Shinta.

"Istriku tersayang, kok nggak seperti biasanya kamu sudah pulang?" tanya Rivaldo heran seraya menghampiri Shanti dan memeluk pinggangnya erat dan mengecup bibirnya.

"Aku melakukan hal ini untukmu juga, suamiku tercinta. Selama ini aku merasa sangat bersalah padamu. Karena selama ini aku tidak menjadi istri yang baik, selalu saja pulang malam. Maafkan aku ya sayang," Shanti mengusap lembut pipi Rivaldo.

"Tak perlu minta maaf, aku sudah bisa memahami karena itu adalah tugasmu sebagai seorang dokter," ucap Rivaldo lembut.

"Sayang, aku ingin bicara penting denganmu. Sebentar saja, bisa kan?" rayi Shanti.

"Bisa sekali sayang, lamapun tak apa-apa. Katakan saja apa yang ingin kamu katakan, tak usah sungkan seperti dengan orang lain saja," ucap Rivaldo terkekeh.

"Mas, setelah aku pikir secara matang. Aku ingin risgn saja dari rumah sakit, aku ingin berbakti menjadi seorang istri. Dengan benar-benar melayani segala kebutuhan dirimu dari pagi hingga malam," ucap Shanti.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Shanti, Rivaldo memicingkan alisnya.

"Apa kamu benar-benar sudah mantap dengan keputusan dirimu? bukannya itu adalah karir kebanggaaanmu?" Rivaldo masih saja belum percaya dengan apa yang barusan di katakan oleh Shanti yang ia anggap Shinta.

"Aku serius, makanya aku pulang cepat. Karena barusan aku ke rumah sakit hanya untuk memberikan surat pengunduran diri," ucap Shanti.

"Hem, ya sudah jika begitu. Aku malah sangat bahagia sekali. Siapa tahu jika kamu risgn dan benar-benar menjadi ibu rumah tangga, kamu akan lekas hamil," ucap Rivaldo.

"Nah itu salah satunya kenapa aku ingin risgn. Aku ingin kita lekas punya momongan."

Rivaldo sangat senang mendengar apa yang dikatakan oleh Shanti yang ia anggap Shinta.

"Jujur saja, sayang. Sudah sejak lama aku menginginkan hal ini. Dan pada akhirnya kesampaian juga hari ini," ucap Rivaldo sangat senang.

Padahal Shanti melakukan hal itu supaya penyamarannya tidak di ketahui oleh siapapun. Karena ia sama sekali tidak berbakat untuk menjadi dokter.

Shanti melakukan hal ini karena ia merasa iri dengan Shinta yang memiliki segalanya.

"Aku memang beruntung di angkat oleh kedua orang tua yang sangat baik pada saat kecelakaan tunggal orang tua kami."

"Sementara Shinta di angkat seorang ibu pemilik panti asuhan. Tapi pada saat kami beranjak dewasa, justru keberuntungan berpihak pada Shinta."

"Aku tak rela jika Shinta bahagia di atas deritaku ini. Aku juga ingin merasakan bahagia seperti dirinya."

"Aku bosan hidup sederhana, apa lagi punya kekasih miskin seperti Santo. Maafkan aku Shinta karena aku menyingkirkanmu."

"Dan maafkan aku, A

Santo. Karena aku juga telah berbohong padamu. Sebenarnya aku hanya ingin memperalat dirimu saja untuk membantuku menyingkirkan Shinta.

Terus saja Shanti menggerutu di dalam hatinya. Ia kini merasa telah menang dan berhasil menyingkirkan Shinta saudara kembarnya.

********

Berbeda situasi di tempat Santo, ia tak tega jika ingin membunuh Shinta.

"Bagaimana ini, aku tak tega jika harus membunuh saudara kembar Shanti. Sebaiknya aku singkirkan ia jauh-jauh tetapi aku akan mengatakan pada Shanti jika Shinta telah tiada," batin Santo.

Hingga ia pun membuang begitu saja Shinta di sebuah pedesaan yang tak banyak penduduknya. Setelah itu, ia berlalu pergi begitu saja meninggalkan Shinta yang kondisinya masih tak sadarkan diri.

"Sebenarnya aku tak rela jika Shanti bersama pria lain. Tetapi aku juga menyadari jika aku ini tak punya apa pun yang bisa aku banggakan, makanya aku membiarkan Shanti melakukan semua ini," batin Santo.

Hilang Ingatan

Sementara saat ini Shinta berada di sebuah perkampungan yang tak padat penduduknya dan melintaslah seseorang menolong dirinya.

Orang tersebut membawa Shinta pulang ke rumahnya dan ia mengobatinya dengan obat tradisional sesuai dengan keahliannya sebagai penyembuh di desa tersebut.

"Kasihan sekali gadis ini, kenapa dia bisa ada di tepi jurang? Untung saja aku lekas menemukannya dan membawanya pulang, jika tidak pasti sudah dimakan binatang buas atau mendapatkan perlakuan tidak senonoh oleh para penjahat," batin orang tersebut seraya membalut beberapa luka di tubuh Shinta dengan dedaunan.

Memang daerah pedesaan tersebut rawan sekali dengan kejahatan dan juga binatang buas. Keberuntungan masih berada di pihak Shinta karena ada seseorang yang menolong dirinya.

Selama beberapa hari Shinta tidak sadarkan diri di rumah orang tersebut.

"Tidak ada identitasnya sama sekali sehingga aku tidak bisa mengetahui siapa namanya dan dari mana asalnya."

"Bahkan sudah berhari-hari, tetapi gadis ini belum juga sadarkan diri sehingga aku belum bisa menanyakan apa yang telah menimpa pada dirinya."

Terus saja orang ini menggerutu di dalam hati dan tak lama kemudian terbukalah perlahan demi perlahan mata Shinta. Ia melihat ke sekeliling tempat itu dan ia juga melihat ke arah orang yang telah menolongnya.

"Nenek, aku ada di mana?" tanya Shinta lirih.

"Kamu ada di rumahku. Beberapa hari ini kamu tak sadarkan diri," ucap si nenek tua itu.

"Bagaimana bisa aku ada di sini, nek?" tanya Shinta lirih.

"Beberapa hari yang lalu, nenek tak sengaja menemukan dirimu di tepi jurang dekat rumah nenek. Jadi nenek membawamu pulang ke rumah," ucap nenek tersenyum.

Dia sangat lega dan senang karena Shinta sudah sadarkan diri.

"Siapa namamu, cu?" tanya si nenek.

"Nama, aaa..ku bahkan tidak tahu siapa namaku dan aku juga tak tahu bagaimana aku bisa ada ditepi jurang seperti yang nenek katakan," ucap Shinta lirih.

"Bagaimana ini, jika aku tidak tahu tahu siapa namanya di mana rumahnya bagaimana aku bisa akan menghubungi salah satu anggota keluarganya jika seperti ini?" batin Nenek bingung.

"Ya sudah jika begitu sebaiknya kamu untuk sementara waktu tinggal di sini saja. Sembari menunggu kamu benar-benar sehat dan pulih. Semoga saja lambat laun ingatan kamu juga pulih," ucap si nenek.

"Baiklah nek, terima kasih atas pertolongan dan kebaikan nenek. Jika tanpa nenek entahlah bagaimana kondisiku saat ini," ucap Shinta lirih.

"Sama-sama, bagaimana aku harus memanggil dirimu ya karena kamu saja tidak ingat siapa namamu sendiri?" tanya Nenek bingung.

"Terserah nenek saja mau memanggilku siapa," ucap Shinta lirih.

"Baiklah kalau begitu aku akan memanggilmu Alika, bagaimana?" tanya nenek.

"Baiklah, Nek. Aku setuju jika saat ini di panggil dengan nama, Alika," ucap Shinta lirih.

Sejak saat itu nenek memanggil Shinta dengan nama Alika.

Situasi di rumah Rivaldo pun sedang hangat, karena sejak Shanti yang menyamar menjadi Shinta memutuskan untuk di rumah saja, rasa cinta Rivaldo semakin bertambah besar padanya.

"Sayang, tiada hati yang sebahagia aku saat ini. Luar biasa bahagianya diriku dengan pengorbanan yang kamu berikan padaku. Kamu mengorbankan karirmu hanya demi diriku dan keutuhan rumah tangga kita."

Rivaldo terus saja memeluk Shanti begitu eratnya.

"Bahagianya diriku setelah aku berhasil menggantikan posisi Shinta di rumah ini. Baru beberapa hari saja aku sudah sebahagia ini, apalagi jika aku benar-benar menjadi Shinta selamanya. "Semoga saja Santo menjalankan tugasnya dengan baik, ia benar-benar melenyapkan Shinta dari muka bumi ini sehingga rencanaku akan berjalan lancar untuk selamanya," batin Shanti.

"Sebaiknya aku harus menemui Santo secepatnya karena sejak aku ada di rumah ini belum pernah sekalipun menemui dirinya. Aku ingin mendengar langsung dari mulutnya tentang keberhasilannya menyingkirkan Shinta, karena aku belum merasa puas jika hanya membaca chat pesan darinya saja," batin Shanti.

Hingga pada saat waktu luang Shanti pun menyempatkan diri untuk menemui Santo tanpa sepengetahuan Rivaldo.

"Sayang, kenapa baru hari ini kamu menemuiku? padahal aku sudah sangat merindukanmu. Apakah kamu tidak merasakan hal yang sama denganku?" rajuk Santo seraya memeluk Shanti.

"Aku minta maaf baru bisa menemuimu karena supaya Rivaldo tidak curiga padaku. Bagaimanakah tugas yang aku berikan padamu sayang?" tanya Shanti menatap tajam ke arah Santo.

"Bukankah aku sudah mengatakan padamu lewat chat pesan waktu itu? jika aku telah menghabisi Shinta dan aku membuangnya ke laut. Mungkin saja saat ini dia sudah dimakan ikan paus atau binatang buas yang ada di dalam laut," ucap Santo pasang wajah serius supaya Shanti percaya padanya.

"Kamu benar-benar melakukan tugas yang aku berikan bukan? awas saja ya Mas, jika kamu ternyata membohongiku?" ancam Shanti.

"Astaga, kamu masih saja belum percaya padaku? lantas aku harus bagaimana supaya kamu tak mencurigaiku?" tanya Santo.

"Baiklah aku percaya padamu, terima kasih karena kamu telah membantuku menyingkirkan Shinta. Dengan begitu aku akan selamanya bisa menjadi dirinya."

Apa yang barusan dikatakan oleh Shanti membuat Santo menjadi heran.

"Jika kamu selamanya menjadi Shinta, lalu bagaimana dengan hubungan kita berdua?" tanya Santo memicingkan alisnya.

"Sayang, betapa bodohnya dirimu sehingga kamu masih saja bertanya tentang hal ini. Kamu tak usah mengkhawatirkan akan hal ini, percaya saja padaku," ucap Shanti.

"Sayang, apakah selama kamu bersama dengan Rivaldo kamu melakukan hubungan suami istri dengannya?" tanya Santo tiba-tiba.

"Memangnya kenapa kalau aku melakukan hubungan suami istri dengan Rivaldo? yang terpenting hatiku hanyalah untukmu selalu. Lagi pula ini hanya untuk sementara waktu selagi aku belum bisa menguasai seluruh harta milik Rivaldo," ucap Shanti.

"Jujur saja aku sebenarnya tidak rela jika dirimu disentuh oleh lelaki lain," ucap Santo.

"Jika begini caranya aku harus segera menyingkirkan Santo supaya dia tidak menjadi batu sandungan bagi hubunganku dengan Rivaldo," batin Shanti.

Hingga tanpa sepengetahuan Santo ia pun menghubungi beberapa anak buah kepercayaannya untuk melakukan tugas kembali, yakni menyingkirkan Santo untuk selamanya.

"Sayang, kalau begitu cukup sampai di sini pertemuan kita. Karena aku tak ingin Rivaldo curiga jika aku pergi terlalu lama. Aku mohon padamu supaya selalu percaya pada diriku. Aku pastikan suatu saat nanti kita akan bersama untuk selamanya," ucap Shanti berbohong.

Saat itu juga Shanti meninggalkan Santo begitu saja padahal Santo belum mengucapkan sepatah kata sama sekali untuk menanggapi Santi yang berpamitan.

"Kenapa aku tidak rela seperti ini, apakah aku harus mengungkap saja pada suami Shinta jika yang saat ini bersamanya bukanlah Shinta melainkan Santi?" batin Santo.

Kembali Melakukan Kejahatan

Santo pun pergi dari cafe tersebut, karena Shanti juga sudah pergi dari tadi. Tanpa sepengetahuan Santo, laju motornya di ikuti oleh sebuah mobil. Dan pada saat di jalan yang sepi, motor yang sedang di tumpangi Santo di pepet oleh mobil tersebut hingga terjatuh.

Dan secepat kilat beberapa orang yang ada di dalam mobil tersebut langsung saja memaksa Santo masuk ke dalam mobil, dan salah satu dari mereka melajukan mobil dengan kencang tanpa memikirkan motor Santo yang tergeletak begitu saja.

"Heh, siapa kalian? kenapa juga kalian ini menculikku?" tanya Santo lantang.

"Diam kamu, tak usah banyak tanya jika tak ingin nyawamu melayang saat ini juga!" bentak salah satu dari pria ini yang menculik Santo.

Santo bingung kenapa dirinya di culik padahal selama ini ia tidak punya musuh sama sekali.

"Aku pikir selama ini aku tidak punya musuh sama sekali tetapi kenapa ada yang menculikku. Apakah ada yang memerintahkan mereka untuk menculik diriku, lantas siapakah orang dibalik semua ini?"

"Lantas aku akan dibawa kemana oleh mereka ya? kenapa hatiku menjadi tak karuan seperti ini dan merasa akan terjadi sesuatu hal buruk pada diriku."

"Aku ingin melarikan diri dari mereka, tetapi mobil ini tak juga berhenti. Malah semakin melaju jauh meninggalkan kota ini."

Santo terus saja menggerutu di dalam hatinya, ia mulai merasa panik cemas takut bercampur aduk menjadi satu.

Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh dari kota. Mobil yang menculik Santo berhenti di sebuah hutan yang sangat sepi.

Dengan paksa beberapa orang penculiknya menyeret Santo keluar dari mobil terlebih dahulu. Mereka memukuli Santo hingga babak belur dan tak bisa apa-apa, bahkan sampai tak sadarkan diri. Setelah itu dengan kejamnya mereka mendorong tubuh Santo ke dalam jurang yang terjal.

Lantas mereka masuk kembali ke dalam mobil dan pergi dari hutan tersebut. Salah satu dari mereka melaporkan kepada Santi jika tugas yang diberikan olehnya telah diselesaikan saat itu juga.

Kring kring kring kring kring

satu panggilan telepon masuk ke dalam nomor ponsel milik Santi, ia pun segera mengangkatnya. Akan tetapi terlebih dahulu ia mencari tempat yang kira-kira aman supaya Rivaldo tidak mendengar percakapannya dengan salah satu anak buahnya tersebut.

"Bagaimana, apakah tugas yang aku berikan pada kalian sudah beres?"

"Sudah bos, kami yakin target tidak akan hidup karena sudah kami habisi. Mungkin saat ini jasadnya dimakan binatang buas yang ada di sebuah jurang tepatnya di hutan yang jauh dari kota."

"Baguslah, kalau begitu sisa pembayarannya akan aku transfer ke nomor rekeningmu sekarang juga. Setelah ini kalian pergilah sejauh mungkin, supaya tidak ada jejak sama sekali agar kita sama-sama aman."

"Baiklah bos, kami akan segera pergi sejauh mungkin sesuai dengan perintah anda. Terima kasih bos uangnya sudah sampai ke rekening saya."

Setelah memberitahukan bahwa usaha mereka telah berhasil panggilan telepon pun ditutup dari kedua belah pihak. Shanti tersenyum sinis, ia merasa keberuntungannya memang benar-benar sedang berpihak kepadanya. Pertama ia berhasil telah menyingkirkan Shinta dan kini ia juga telah berhasil menyingkirkan kekasihnya yakni Santo.

"Semua usahaku berjalan dengan lancar, mulus tidak ada hambatan sama sekali. Semoga kedepannya kehidupan rumah tanggaku bersama Rivaldo juga langgeng untuk selamanya kini sudah tidak ada dua orang yang bisa menjadi penghalang bagiku untuk bisa hidup bahagia bersama dengan Rivaldo," batin Shanti menyeringai senyuman sinis.

Kini Shanti sedang merasakan kebahagiaan yang berlipat-lipat, ia berpikir kebahagiaannya yang sedang do rasakan akan langgeng selamanya.

Tanpa sepengetahuan Shanti ternyata Santo itu tidak meninggal dunia. Walaupun ia telah babak belur dan dijatuhkan ke dalam jurang yang terjal namun ia masih bisa bernapas.

Perlahan Santo membuka matanya, ia tersadar dari pingsannya yang begitu lama. Ia mendapati dirinya saat ini berada di dasar jurang.

Dia pun mencoba untuk perlahan-lahan bangkit. Dengan langkah terseok-seok dan sangat pelan, Santo perlahan meninggalkan jurang terjal tersebut. Dengan ia berusaha naik ke atas kembali.

"Aku harus berjuang untuk hidup supaya aku tahu siapa sebenarnya otak di balik kejadian yang menimpaku ini. Aku tidak akan membiarkan orang itu berbahagia, justru aku akan membalasnya dengan lebih kejam daripada ini!"

Walaupun sangat susah baginya untuk bisa kembali ke atas jalanan, Santo terus saja berjuang dan berjuang. Berkali-kali ia hampir saja jatuh terperosok kembali ke dalam jurang tetapi ia mencoba bertahan dengan bertumpu pada akar-akar yang tumbuh di sekitarnya. Ia pun perlahan tapi pasti dengan kondisinya yang tidak memungkinkan terus berjuang untuk bisa sampai ke atas jalanan.

Beberapa kali Santo berhenti sejenak karena merasakan lelah. Apalagi kondisi tubuhnya yang saat ini merasakan sakit di sekujur tubuhnya, karena benturan yang teramat keras pada saat dirinya didorong hingga jatuh di dasar jurang.

Dia begitu lama untuk bisa mencapai ke atas jalanan lagi, dari malam menjelang pagi hingga menjelang malam lagi serta menjelang pagi lagi barulah ia mencapai

atas jalanan yang ternyata adalah sebuah hutan.

Dia pun sudah tidak bisa menahan rasa lelah dan rasa sakit di sekujur tubuhnya, hingga pada akhirnya ia tergeletak pingsan begitu saja di pinggir hutan tersebut.

Kemujuran memang sedang berpihak pada Santo, hingga tak berapa lama ada seorang pemburu binatang yang mendapati pingsannya Santo. Ia pun lekas menolongnya dengan segera membawanya pulang ke rumahnya yang tak jauh dari hutan tersebut.

Kebetulan pemburu binatang ini adalah orang yang lumayan kaya, ia memiliki segalanya, akan tetapi sayangnya ia hanya hidup seorang diri.

Makanya ia sangat senang pada saat menemukan Santo.

"Kasihan sekali anak muda ini, akan aku angkat ia menjadi anakku. Karena kebetulan aku hanya sebatang kara. Tidak punya seorang anak sama sekali, sedangkan istriku sudah pergi terlrbjh dahulu meninggalkan diriku dua tahun yang lalu."

Pria paruh baya ini langsung memanggil dokter pribadinya untuk data g ke rumahnya guna memeriksa kondisi Santo. Bahkan pria paruh baya ini meminta dokter pribadinya untuk mencarikan salah perawat.

Perawat khusus untuk merawat Santo selama belum juga sembuh. Karena pria paruh baya ini mempunyai kesibukan yakni ia mempunyai suatu usaha di bidang pertambangan batu bara.

Sebenarnya pada saat dulu usahanya begitu besar dan luas, tetapi karena tenaga yang tak memungkinkan hingga separuh dari usahanya di jual kepada orang lain. Dan uang hasil penjualannya ia gunakan untuk membeli tanah berhektar-hektar luasnya yang telah di bangun sebagai perumahan di kota tak jauh dari hutan tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!