NovelToon NovelToon

The Beast Beauty

BAB 1. Gadis Berambut Pirang

"Aaaarrrggh"

Suara jeritan seorang gadis menggema di tengah malam. Burung burung yang ada di sekitarnya terkejut dan mengepakkan sayapnya ke udara. Cahaya bulan merebak menembus dedaunan yang lebat, memberi kilauan pada matanya yang masih basah.

"Dasar manusia kejam! terkutuk kalian semua!" sumpah serapah keluar dari bibirnya yang merah merona.

Matanya menyapu setiap sudut tempat itu, di mana semua kenangannya semakin menambah luka di hatinya.

Awan hitam sesekali datang menutupi bulan yang indah, angin sejuk berhembus menambah dinginnya malam.

Rambut yang berantakan, kaki yang kedinginan tidak membuatnya ingin masuk dan beristirahat.

Gadis itu baru saja kehilangan seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya.

Nenek Maepong, orang yang paling berjasa dalam hidupnya harus meregang nyawa karena penyakit langka.

Beberapa bulan terakhir gadis cantik itu telah berkeliling ke sana kemari untuk mencari pengobatan untuk sang nenek. Namun karena penyakit langka yang dideritanya, tak ada satu pun tabib yang bisa menolongnya.

Dia yang juga seorang tabib sebenarnya mampu membuat obat untuk sang nenek. Namun ada dua jenis ramuan yang hanya bisa didapatkan di dalam istana, sayangnya dia dan neneknya hanyalah orang biasa yang tidak mungkin diizinkan untuk masuk dan mendapatkan pengobatan di istana. Selain itu, konflik antara dirinya dengan sang kekasih membuat Ia kesulitan memasuki istana.

Dia kembali mengingat bagaimana kebengisan prajurit penjaga istana saat mengusir dirinya yang ingin meminta pertolongan. Dia mengepalkan tangannya seakan ingin segera membalas dendam.

Bulan purnama kembali bersinar terang saat awan hitam berlalu, kini wajah cantik dengan mata yang sembab terlihat jelas di bawah pancaran sinar bulan, rambut panjangnya yang berwarna pirang seakan bersinar ditengah kegelapan malam.

Dialah Arumeey, gadis berambut pirang yang hidup di atas bukit, jauh dari perkampungan. Dia sudah hidup di sana sejak berusia delapan tahun, tepat setelah kedua orang tuanya terbunuh. Nenek Maepong merawat dan mendidiknya hingga menjadi wanita yang tangguh.

Di usianya yang ke 16 tahun nenek Maepong berhasil memasukkan Arumeey ke perguruan tinggi Hwangguna. Tentu saja itu bukan hal yang mudah, mengingat latar belakang keluarganya. Nenek Maepong harus mencari cara agar cucunya diterima menjadi salah satu murid di perguruan tinggi itu.

Setelah berhasil masuk ke perguruan tinggi, Arumeey harus meninggalkan sang nenek yang sudah tua hidup seorang diri di atas bukit yang jauh dari orang orang. Arumeey berkali kali menolak keinginan sang nenek. Namun nenek bersikeras agar cucunya mau menempuh pendidikan agar menjadi orang yang berguna.

Di balik wajahnya yang Anggun Arumeey menyimpan ketangguhannya, selama ini dia hidup dan berlatih dengan keras, Arumeey mampu bertarung dengan menggunakan pedang dan juga mampu memanah sambil berkuda. Dia sangat giat berlatih karena berniat membalaskan dendam untuk kematian orang tuanya yang sampai saat ini masih menjadi misteri.

Dua belas tahun yang lalu, Arumeey dan ke dua orang tuanya tinggal di sebuah kota kecil yang dekat dengan istana. Ayah dan ibunya adalah tabib kepercayaan raja Hwangguna.

Pada suatu malam yang kelam tanpa sinar bulan, ketika semua orang sudah terlelap, terjadi pertumpahan darah di rumah yang ditempati oleh Arumeey dan orang tuanya. Suara berisik dari orang yang sedang bertarung membuat Arumeey terbangun dari tidur nyenyak nya. Dia segera turun dari ranjangnya dan melihat apa yang terjadi.

Dari celah pintu Arumeey menyaksikan beberapa orang tengah bertarung dengan kedua orang tuanya yang tentu saja bukan lawan yang seimbang bagi kedua orang tua Arumeey. Arumeey yang ketakutan hanya bisa menangis di balik pintu.

Setelah nyawa kedua orang tuanya dihabisi, mereka mulai menggeledah mencari keberadaan Arumeey, seakan ingin menghabisi seluruh keluarga itu. Arumeey dengan cepat melompat keluar jendela lalu berlari dengan cepat meninggalkan kota Taraka.

Arumeey berjalan seorang diri di tengah malam gelap gulita. Apa yang telah ia saksikan, menyisakan trauma di ingatannya. Dia tidak tahu siapa orang orang itu, dia hanya melihat sebuah simbol seperti kepala elang yang terbuat dari benang bewarna merah.

Arumeey berjalan hingga Ia merasa sangat lelah, anak perempuan berusia delapan tahun berjalan sendirian di tengah gelap malam. Di sisi lain, para penjahat terus memburunya.

Arumeey berhasil menemukan sebuah pohon besar, dia yang kelelahan memutuskan berdiam di balik pohon itu. Dengan matanya yang masih basah Arumeey pun tertidur lelap.

Ketika matahari mulai menyapa wajahnya, Arumeey terbangun dari mimpi buruknya. Dia kembali mengayunkan langkahnya menuju ke sebuah bukit untuk menemui satu satunya keluarga yang tertinggal.

Sesampainya di kaki bukit, Arumeey mulai merasakan nyeri pada kedua kakinya. Matahari sudah berada tepat di atas kepalanya. Perutnya pun mulai meminta diisi meskipun sebenarnya ia telah kehilangan selera makanya. Di saat tubuhnya mulai melemah, Arumeey kehilangan keseimbangannya hingga terjatuh dan tak sadarkan diri.

Ketika Dia membuka mata, dia sadar dia telah berada di sebuah rumah, yang tak lain adalah rumah nenek Maepong, ibu dari Ayahnya.

Setiap hari ia habiskan dengan berlatih. Nenek Maepong adalah petarung handal di masa mudanya.

Mulai dari hari itu Arumeey tidak pernah kembali ke kota hingga dia berusia enam belas tahun.

Saat pertama kalinya Arumeey kembali ke kota, Ada kepedihan yang terlihat jelas di raut wajahnya yang anggun. Gadis berambut pirang itu masih mengingat apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Hiruk pikuk dan lalu lalang orang orang tidak terlewatkan dari pandangannya.

Dia selalu bertanya tanya siapa gerangan? Dan apa arti simbol dari elang merah itu, bahkan nenek Maepong pun tidak tahu menahu tentang simbol itu.

Dia masih ingat di mana letak rumahnya. Arumeey berjalan menyusuri kota yang berada tidak jauh dari istana. Melewati kebisingan pasar yang berada di pusat kota hingga sampailah ia di depan sebuah rumah tua yang terlihat suram dan tidak terawat. Ya, itulah rumah yang menjadi saksi bisu tragedi di malam itu, malam yang tidak akan pernah ia lupakan.

Dia mencoba membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Arumeey melihat ke segala sudut ruangan yang sudah mulai penuh dengan sarang laba laba, seluruh ruangan terlihat berantakan, semua kenangan masa kecilnya yang indah terkunci di sana. Arumeey melangkah masuk lebih dalam lagi, dia terlihat sedang mencari sesuatu.

Arumeey masuk ke bilik kedua orang tuanya, semua barang juga terlihat berantakan dan sebagian sudah rusak dimakan rayap. matanya yang tajam masih menyoroti setiap sudut ruangan, pada akhirnya, pandangannya jatuh ke atas langit langit rumahnya. Arummey mencoba memanjatnya, di atas sana Arumeey mendapatkan apa yang dicarinya.

Arumeey mencoba menggapainya, "Ternyata masih ada"

Dia segera memasukkan kotak itu kedalam tas kain yang ia bawa.

Setelah keluar dari rumah itu Arumeey membeli beberapa keperluan untuk memulai hidup baru di Asrama perguruan tinggi Hwangguna.

tbc...

BAB 2. Perguruan Tinggi Hwangguna

Arumeey berjalan masuk dari satu toko ke toko yang lainnya, dia memilih beberapa barang yang diperlukan untuk kebutuhannya selama menempuh pendidikan.

Setelah membeli beberapa barang, Arumeey segera berjalan menuju perguruan tinggi Hwangguna, perguruan ini terletak di sebelah barat kota Taraka. Orang tua Arumeey juga alumni dari perguruan tinggi Hwangguna. Namun nenek Maepong menyuruh Arumeey untuk tetap merahasiakan tentang kedua orang tuanya. Selain mengabdi pada kerajaan, ibunda Arumeey juga seorang guru di bidang obat obatan.

Sesampainya di depan gerbang perguruan tinggi Hwangguna, Arumeey berdiri terpaku melihat bangunan megah yang ada di depannya. Sejenak Arumeey tak bergeming, mengingat orang tuanya juga pernah berada di tempat ini.

Tampak dua orang penjaga berdiri tegap didepan gerbang, Arumeey melangkah perlahan dan segera dihampiri oleh salah satu penjaga. Arumeey memperlihatkan sebuah lencana kecil yang berbentuk persegi panjang, lencana itu bertuliskan nama serta bidang studi yang diambil. Penjaga itu melihatnya dengan seksama dan beberapa detik kemudian membuka gerbang dan membiarkan Arumeey masuk.

Arumeey berjalan pelan sambil matanya melihat bangunan bangunan yang ada di depan matanya. Ada lima jurusan di bidang kedokteran dan yang diambil oleh Arumeey adalah jurusan obat obatan, jurusan yang sama dengan Ibunya.

Perguruan tinggi Hwangguna dibangun oleh Raja ke dua Hwangguna, walaupun sudah berusia sekitar lima ratus tahun, namun bangunan bangunannya masih terlihat kokoh dan terawat.

"Hey, kau!" seorang gadis memanggil Arumeey dengan setengah berteriak. Arumeey menghentikan langkahnya dan mengalihkan perhatiannya pada gadis yang memanggilnya. Gadis itu terlihat lebih tua dari dirinya, pakaiannya terlihat sangat bagus, wajahnya begitu bersih dan manis. Dia terlihat seperti seorang gadis bangsawan.

"Apa Kau baru saja memanggil ku?" tanya Arumeey.

"Tentu saja! Apa ada orang lain selain kau!" gadis itu menjawab seraya memutarkan bola mata ke sekeliling Arumeey.

"Ada apa? Kenapa kau memanggil ku?" tanya Arumeey penasaran.

"Aku melihatmu masuk ke rumah tua yang ada di ujung pasar, apa yang kau lakukan di sana?" tanya wanita itu penuh selidik.

"Owh, kau penasaran? Apa kah aku harus memberitahu mu?" jawab Arumeey ketus.

"Kau ini!" wanita itu tampak geram dengan sikap acuh Arumeey.

"Aku akan memberitahu mu, tapi kau harus mengantarku ke Asrama Anggrek putih" tawar Arumeey.

"Ooo, jadi kau murid baru di sini, berani sekali memerintah ku!" jawab wanita itu kesal.

Arumeey berjalan mengacuhkan wanita itu, dia tidak lagi memperdulikan wanita yang tengah berteriak pada dirinya. Dia akan menyelidiki wanita itu nanti, pikirnya. Siapa dia dan juga apa hubungan wanita itu dengan keberadaan rumahnya.

Setelah melewati tiga bangunan besar yang terlihat seperti ruang belajar, Arumeey melihat sebuah papan penanda arah yang menunjukan arah asrama anggrek putih.

Arumeey berjalan mengikuti petunjuk arah. Dia bertemu dengan beberapa orang yang sepertinya juga murid baru.

Asrama anggrek putih terletak di ujung jalan, di depan dan belakang Asrama terdapat banyak pohon besar. Memasuki Asrama, Arumeey langsung disambut oleh ketua Asrama. Di sana dia akan tinggal bersama dua puluh orang dalam satu kamar Asrama.

Ranjang Arumeey bersebelahan dengan Ranjang seorang gadis cantik berkulit kuning langsat dengan rambut panjang yang terurai.

"Hai, aku Kanayan'' sapa gadis itu dengan senyum ramah.

"Aku Arumeey, senang berkenalan denganmu" jawab Arumeey singkat.

Arumeey yang telah lama tinggal di atas bukit memang jarang berinteraksi dengan gadis seusianya. selama ini dia hanya belajar dengan nenek dan beberapa orang teman neneknya

Setelah membereskan semua barangnya, Arumeey memutuskan untuk berjalan jalan mengelilingi seluruh bangunan.

"Kau mau pergi kemana?" tanya Kanayan, teman sekamar yang baru saja dia kenal.

"Aku akan berkeliling sebentar, kau mau ikut?" jawab Arumeey.

"Baiklah, seperti nya itu ide yang bagus'' jawab Kanayan.

Mereka berjalan sambil bertukar cerita tentang kehidupan mereka. Kanayan adalah anak seorang pejabat di istana. Langkah Arumeey tiba tiba berhenti tatkala dia melihat gadis yang tadi bertemu dengannya. Gadis itu tengah berbincang dengan beberapa orang.

"Apa kau mengenal gadis yang memakai baju biru itu?" tanya Arumeey pada Kanayan.

"Tentu saja! Hampir semua orang di kota taraka mengenalnya!" jawab Kanayan.

"Benarkah? Aku sungguh tidak mengenal nya" jawab Arumeey semakin penasaran.

"Dia adalah nona Onnara, dia merupakan keponakan dari yang Mulia Raja" jawab Kanayan memberi penjelasan.

"Keponakan Raja?" gumam Arumeey.

Arumeey semakin penasaran, ada hubungan apa antara gadis itu dengan rumahnya.

Mereka pun kembali melanjutkan berkeliling.

Hari pertama Ia lalui tanpa ada masalah. Arumeey merupakan gadis yang cerdas. Meskipun selama ini dia tinggal di atas bukit, tetapi dia memiliki pengetahuan yang sangat luas.

Selama menempuh pendidikan, Arumeey selalu mendapatkan nilai yang bagus.

Hari harinya sering Ia habiskan di perpustakaan, bahkan dia jarang sekali pulang untuk mengunjungi sang nenek, nenek juga lah yang memintanya untu giat belajar dan tidak perlu memikirkannya.

...................

Satu tahun telah berlalu.

Kini usianya telah menginjak angka tujuh belas. Arumeey kian bersinar dan menawan. Namun Ia sangat jarang keluar dari perguruan tinggi.

Dia hanya fokus pada pendidikan dan juga pencarian pembunuh kedua orang tuanya. Namun sudah setahun berlalu masih belum ada titik terang tentang siapa mereka ataupun mengenai simbol elang merah tersebut.

Hari ini adalah hari yang sangat sepesial. Hari ini akan diadakan ujian membuat ramuan obat luka bakar. Tim juri turun langsung dari istana, mereka adalah kepala tabib istana beserta beberapa petinggi lainya.

Arumeey dan Kanayan telah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian tersebut.

Tepat pukul 7 pagi, semua peserta telah berkumpul di aula pertemuan umum. Tidak berapa lama, para juri memasuki aula tersebut.

"Kau lihat yang itu? Nyonya yang memakai baju kuning?" tanya Kanayan pada Arumeey.

"Iya, aku melihat nya, ada apa?"

Jawab Arumeey

"Dia adalah adik dari raja, ibunya adalah selir kesayangan Raja yang lalu, sekarang dia menjabat sebagai kepala tabib istana, dia juga yang bertanggung jawab mengurus obat obatan sang Raja," terang Kanayan.

"Iya. Aku sudah mendengar kabar mengenai Raja yang mulai sakit sakitan" jawab Arumeey.

"Nona Onnara adalah putri satu satunya'' lanjut Kanayan.

"Putrinya?" tanya Arumeey.

"Mohon perhatian!"

seorang Pengawal berteriak dengan lantang

"Ujian akan segera dilaksanakan, semua murid harap bersedia". serunya

Semua orang tampak bersiap untuk memulai ujian.

Ada tiga puluh lima murid yang akan mengikuti ujian.

Satu persatu murid mulai di panggil dan mulai mempraktikkan bagaimana meracik ramuan obat untuk luka bakar.

Para juri hanya memerhatikan tanpa memberi komentar. Mereka menulis penilaiannya pada sebuah buku kuning yang dipegang oleh masing masing juri.

Setelah dua puluh murid tampil, kini giliran Arumeey yang diminta untuk maju ke depan.

Arumeey memilih satu persatu tumbuhan herbal dan juga beberapa bahan bahan lainya.

Satu persatu bahan mulai dimasukkan ke dalam cawan pengaduk, tangannya yang lihat mulai mencampur dan meracik ramuan obat luka bakar. Mata para juri tidak berpaling dari kelihaian Arumeey. Aroma pahit dari ramuan itu menusuk hidung setiap orang yang berada di ruangan itu.

Setelah selesai meracik ramuan, Arumeey membungkukkan badannya memberi hormat kepada Kepala tabib istana.

"Tunggu dulu!"

Tiba tiba Kepala tabib istana menghentikan langkah Arumeey.

Arumeey kembali membungkukkan badannya

"Siapa nama orang tuamu?." tanya Kepala tabib istana.

Arumeey terperanjat mendengar pertanyaan dari Kepala tabib istana.

Tbc...

BAB 3. Kerajaan Hwangguna

"Tunggu sebentar!" ujar Kepala tabib istana.

"Siapa nama orang tua mu?" lanjut nya penuh selidik.

"Saya, tidak memiliki orang tua, Nyonya." jawab Arumeey.

"Saya hanya tinggal dengan nenek saya sedari kecil" sambung Arumeey untuk menghilangkan rasa penasaran kepala tabib istana.

Kepala tabib istana menyipitkan kedua matanya, seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Arumeey.

Setelah semua peserta ujian berhasil menyelesaikan ujian, Kepala tabib istana meninggalkan aula utama.

"Selidiki asal usul gadis berambut pirang itu!" perintah Kepala tabib istana kepada dayang nya yang selalu mengekor ke mana pun dia pergi.

"Baik nyonya" jawab dayangnya yang bernama Chucha

..............,.....

Hari itu berlalu begitu saja. Arumeey mendapatkan nilai paling tinggi pada ujian ramuan obat luka bakar.

"Selamat, Arumeey. Kau sangat beruntung" beberapa orang memberi ucapan selamat kepada Arumeey.

"Kenapa kau diam saja Arumeey, kau sangat beruntung diundang makan malam di istana" ucap Kanayan. Gadis cantik itu merasa senang sekaligus iri pada sahabatnya.

"Aku tidak tahu Kanayan, apakah aku harus senang?" jawab Arumeey.

Arumeey pernah sekali memasuki istana bersama mendiang Ayahnya.

"Kau akan makan malam bersama keluarga kerajaan, itu bukan hal yang biasa di lakukan oleh rakyat jelata, bersyukurlah!" celutuk salah satu temanya yang merasa sangat iri pada Arumeey.

"Kau akan bertemu dengan Putra mahkota, kau tau? Dia adalah pria tertampan di kerajaan Hwangguna. Yaampun! Aku iri sekali padamu!" Kanayan memanyunkan mulutnya.

"Jika melihatmu Aku yakin Putra mahkota akan langsung jatuh hati" lanjut Kanayan.

"Kau ini! Putra Mahkota adalah lelaki angkuh yang tidak patut dikagumi. Dia adalah lelaki hidung belang yang harus dihindari!" tegas Arumeey tidak tertarik pada Putra mahkota.

Sebutan lelaki hidung belang memang pantas disematkan pada Putra mahkota. Sifat nya yang suka main wanita bukan sekedar rumor. Selain suka main wanita, Putra mahkota juga dikenal dengan sifatnya yang angkuh dan sombong.

Namun, meski semua tau sifatnya, semua wanita rela jadi mainannya, itu semua karena status dan juga ketampanan Putra mahkota.

"A a a sudahlah! Ayo kita kembali ke asrama" ajak Arumeey yang acuh dengan gossip Putra mahkota.

........

........

Makan malam di istana akan diadakan malam ini, Arumeey diperintahkan untuk mempersiapkan diri. Bukan hanya dirinya, ada empat orang lagi dari jurusan yang berbeda. Kelimanya merupakan murid dengan nilai ujian tertinggi. Tiga di antaranya adalah laki laki.

Sore menjelang malam, Arumeey beserta keempat murid lainnya telah bersiap menunggu jemputan.

Salah satu murid yang bersamanya adalah Konikana, dia adalah murid dari jurusan luka dalam. Dia terlihat memakai riasan tebal di wajahnya, sangat jelas tujuannya adalah memikat Putra mahkota.

Tidak berapa lama, sebuah kereta kuda datang menjemput mereka.

"Silakan naik! Saya ditugaskan untuk menjemput kalian" ucap salah satu Pengawal.

Setelah melewati kota Taraka, tibalah mereka di depan istana. Istana yang begitu megah menjadi tempat impian semua orang. Pintu gerbangnya dipenuhi dengan ukiran ukiran yang indah.

Kereta kuda berhenti setelah memasuki pintu gerbang. Mereka turun dari kereta kuda dan mulai berjalan memasuki istana.

Begitu melewati pintu gerbang, Arumeey dan yang lainnya langsung disambut oleh jejeran pohon bunga kwasoh berwarna merah pekat.

Bunga kwasoh memiliki Aroma yang sangat harum dan tajam. Arumeey menghirup Aroma bunga yang hanya boleh di tanam di istana. Sampai saat ini, Masih menjadi misteri, kenapa bunga itu hanya boleh di tanam di istana.

Saat sedang asyik menikmati keharuman aroma bunga kwasoh, Arumeey sadar seseorang tengah memandang dirinya. Secara tidak sengaja, pandangan mata mereka bertemu. Arumeey segera memalingkan wajahnya.

Setelah melewati pohon pohon itu, tibalah mereka di ruang perjamuan.

Mereka langsung disambut dan dipersilahkan untuk duduk oleh beberapa pelayan.

Arumeey dan yang lainnya pun segera duduk. Tidak lama setelah itu beberapa guru dan pejabat istana memasuki ruangan.

Beberapa menit kemudian Kepala tabib istana dan pria yang menatap Arumeey saat berada di bawah pohon kwasoh memasuki ruangan. Semua orang tampak bangun dan memberi hormat. Arumeey juga ikut memberi hormat.

"Salam Pangeran" ucap orang orang yang berada di ruangan itu secara bersamaan. Arumeey mengernyitkan dahinya.

" Pangeran?" batin Arumeey

"Dia kah pangeran Zhumma itu?" tanya Arumeey dalam hatinya.

Pangeran Zhumma Hwangguna adalah putra ke dua dari raja Hwangguna. Dia terkenal baik hati dan pintar, berbalik dari sifat Putra mahkota, Kakaknya.

"Yang Mulia Raja memasuki ruangan!" teriak seorang pengawal istana.

Semua orang berdiri dan memberi penghormatan. Di sisi sang Raja ada seorang Ratu yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah lewat setengah abad.

Seorang kasim berdiri dan memberi kata sambutan pada tamu undangan. Disusul oleh guru besar perguruan tinggi Hwangguna. Dia mengucapakan beberapa kata penghormatan karena telah mengundang murid muridnya di perjamuan itu.

Setelah itu, Pangeran pun ikut memberi sambutan.

"Terimakasih, semua yang telah hadir disini. Terimakasih telah membawa murid murid yang berprestasi ini. Semoga kedepannya kalian bisa berguna untuk kelangsungan kerajaan ini"

Arumeey terpana dengan kebijaksanaan sang Pangeran. Pangeran ke dua Hwangguna memang tertinggal jauh dari ketampanan Putra mahkota, namun dia sangat lah pintar hampir di semua bidang.

"Di mana Putra mahkota?" tanya yang Mulia Raja kepada pengawal Putra mahkota.

"Ampuni saya yang Mulia, Putra mahkota memerintahkan saya menghadiri perjamuan ini. Beliau ingin makan malam dengan seorang wanita dari keluarga Yumashai"

Yang Mulia Raja tampak murka, namun dia tidak memberi tanggapan apapun.

"Dia tidak akan pernah berubah!" ucap Kepala tabib istana memperlihatkan kekesalannya.

Setelah selesai makan malam, para murid di beri izin mengelilingi istana. Arumeey berjalan seorang diri. Dia menyusuri taman bunga yang ada di samping bangunan utama, kebun bunga ini juga terdapat pohon bunga kwasoh.

Arumeey tampak bahagia menikmati indahnya malam di tengah hamparan bunga kwasoh. Dia memejamkan matanya sambil menghirup aroma bunga kwasoh yang mampu membawa kedamaian. Dia tidak menyadari seseorang tengah memperhatikan nya.

"Kau menyukainya?"

Arumeey tersentak dari lamunannya.

Dia terkejut saat melihat orang yang menyapanya adalah pangeran Zhumma, Pangeran ke dua Hwangguna.

"Pangeran, maafkan saya" Arumeey menundukkan kepalanya.

"Kau tidak perlu meminta maaf, semua orang pasti akan tersihir dengan aroma bunga Kwasoh" jawab Pangeran ke dua.

"Boleh aku tahu siapa namamu?" tanya Pangeran dengan senyuman yang hangat.

"Nama saya Arumeey kinanzha. Saya dari jurusan obat obatan" jawab Arumeey.

"Namamu sangat cocok dengan dirimu, kamu sudah berada di tingkat berapa?" tanya pangeran ingin tahu lebih banyak lagi.

"Saya sudah hampir memasuki tingkat tiga Yang Mulia" jawab Arumeey

Pangeran kembali memperlihatkan senyumannya yang sangat manis.

Pangeran memetik setangkai bunga kwasoh.

"Ambillah!" Pangeran memberikan bunga itu pada Arumeey

Arumeey mengambil bunga itu dan mencium aromanya.

"Kau tahu apa arti bunga kwasoh?" tanya Pangeran ke dua.

"Tidak Yang Mulia, aku hanya tahu bunga ini hanya boleh di tanam di istana." jawab Arumeey.

"Bunga kwasoh memiliki makna cinta yang terpendam" jawab Pangeran

"Cinta yang terpendam?"

tbc...,..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!