❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Happy reading guys 😘😘😘
"Ternyata semuanya sia sia,,, cintaku tidak akan pernah bisa kumiliki,,," ucap seorang wanita menggunakan gamis merah muda lengkap dengan cadarnya,matanya sudah memerah.
Tatapan wanita itu tertuju pada seorang pria yang sedang menuntun istrinya yang tengah hamil besar, dapat dia lihat jika tatapan matanya penuh Cinta.
"Astaghfirullah ya Allah,,, maafkan hamba."
Wanita itu mencengkram erat setir Mobilnya, menguatkan hatinya, kemudian melajukan mobilnya menuju pesantren Darussalam.
Tujuan utamanya adalah ingin bertemu dengan sahabat nya. Hampir dua tahun dia meninggalkan tanah air,dia memutuskan untuk berhijrah,menutup auratnya, bahkan tidak akan ada yang mengenal nya jika dirinya Adalah Gabriella Austin felix.
Ya Wanita itu adalah Ella, gadis dengan sejuta tingkah anehnya, tidak ada yang tahu jika selama ini dirinya pergi ke negara orang untuk belajar lebih dalam lagi tentang agama.
Hanya Queena satu satunya orang yang tahu keberadaan nya, sampai di pesantren Darussalam dia melihat cermin membenarkan kembali cadarnya.
"Bismillahirrahmanirrahim,,," Ella turun dari mobilnya.
Ella bertanya pada salah satu santri, apakah Queena ada dirumahnya atau tidak.
Setelah di beri tahu jika Queena ada di rumahnya segera dia melangkah menuju rumah Queena, rasanya benar benar menenangkan jiwanya saat melihat hamparan taman yang begitu asri.
Sampai di depan rumah Queena Ella melihat dua anak kecil sedang bermain kejar kejaran lalu di teras terlihat Queena dan Gus Alzam saling melempar senyum melihat buah hatinya bermain.
Sungguh keluarga bahagia, mempunyai pasangan yang begitu dahsyatnya mencintai, sehingga tidak ada celah orang ketiga dalam keluarganya.
Dibalik cadarnya Ella tersenyum bahagia melihat sahabatnya,tidak pernah dia menyangka jika sahabatnya yang dulunya seorang mafia yang paling di takuti sekarang menjadi istri seorang Gus.
"Assalamu'alaikum,,," ucap Ella.
Merasa ada yang memanggil salam Queena dan Gus Alzam menoleh,melihat ada seorang wanita bercadar melihat kearah mereka.
"Waalaikum salam,,," jawab Queena dan Gus Alzam, Queena merasa tidak asing dengan suara wanita tersebut,postur tubuhnya juga mirip, tapi,,,
"Tidak merindukan sahabatmu?" Ucap Ella.
"Ella,,,,!" Teriak Queena, dia berlari memeluk Ella.
Zia dan Zio menatap Mommynya yang memeluk orang asing menurut mereka berdua.
"Bibi Qila,," ucap Zio mendekat, dia mengira Ella itu Ning Syaqila karena yang menggunakan cadar hanya Ning Syaqila.
"Ma Ila,," panggil Zia dengan nada cadelnya, Zia memang berbeda dengan Zio, Zio bicaranya lancar tidak cadel seperti Zia.
Panggilan mereka pun berbeda, Zio memanggil Bibi sementara Zia memanggil Grandma.
Zio sikapnya seperti Gus Alzam sementara Zia mengikuti sikap Queena sepenuhnya, Zia seperti Queena kecil, jahil, usil,dan tentunya kesayangan Edward.
Jika sudah ada Edward dia akan melupakan keberadaan kedua orang tuanya.
"Bukan sayang,,, ini Aunty Ella bukan bibi Qila." Ucap Queena lembut.
"Halo Twins,,,"Ella berjongkok di depan Zia dan Zio.
"Salim dulu sayang pada Aunty."
Zio langsung mencium tangan Ella sementara Zia terlihat kecewa karena yang datang bukanlah Ning Syaqila,dia berharap yang datang Ning Syaqila karena dia ingin bertemu dengan Grandpa kesayangannya.
Walau di suruh memanggil Grad dad Zia tidak mau, maunya memanggil Grandpa saja sama dengan panggilannya pada Tuan Fredy.
"Zia,,," tegur Gus Alzam.
Walau sedikit kurang ikhlas Zia mencium tangan Ella sambil mengembungkan pipi bulatnya.
Ella yang gemas dengan Zia mencubit pelan pipinya.
"Masyaallah gemesnya." Ucap Ella.
Gus Alzam begitu terkejut dengan perubahan Ella yang berubah seratus delapan puluh derajat, dulu pakaiannya begitu terbuka, tutur katanya cendrung kasar dan sekarang Alhamdulillah sudah mendapat Hidayah.
"Apa kabar Queen?" Tanya Ella.
"Seperti yang kamu lihat." Jawab Queena.
"Keluarga ndalem semuanya sehat?" Tanya Ella.
"Ya mereka semuanya sehat."
"Humaira,,, suruh masuk Ella, tidak enak ngobrol sambil berdiri." Ucap Gus Alzam.
"Ya Allah,,, sampai lupa."
"Tidak apa apa Queen, apa kabar Gus?" Ella juga menyapa Gus Alzam.
"Alhamdulillah,,," jawab Gus Alzam.
"Ayo Ell masuk." Queena menarik tangan Ella pelan.
Zia masih cemberut, dia masih sedikit kesal karena Grandpa kesayangannya itu tidak datang.
Gus Alzam mendekati Zia mengelus pelan kepalanya, putrinya ini memang berbeda dengan Abangnya.
"Putri Abi kenapa?"
"Sia,, mau temu cama Glenpa ?" Jawab Zia.
"Mungkin Grandpa sedang sibuk sayang.".
"Tapi Sia mo temu glenpa Bi."
"Bagaimana kalau kita hubungi Grandpa?"
Zia mengangguk dengan antusias, dia benar benar merindukan Edward yang selalu memberikan apapun yang dia inginkan.
"Cepat Bi telepon Glenpa Sia ingin makan kue tilamisu." Ucap Zia.
"Jadi Zia mau hubungin Grandpa hanya untuk meminta tiramisu?" Tanya Gus Alzam.
"Iya Abi,,," jawab Zia.
"Kita beli saja ya,, nak."
"NO,,, Abi,, Zia mau dibeliin glenpa." Tolak Zia.
"Huwa,,,,,Ommy,,,,,,," teriak Zia dengan tangisan nya yang mampu memekkan telinga.
Queena yang mendengar tangisan putrinya menghela nafas, dia sudah paham dengan sifat putri kecilnya itu, kalau keinginan nya tidak di turuti akan menangis kencang dan tidak akan berhenti sebelum keinginan nya di kabulkan.
"Kenapa Sayang?" tanya Queena lembut pada Zia.
"Hiks,,, Sia mau bicala cama glenpa." jawab Zia.
"Grandpa lagi kerja sayang."
"Pokoknya Sia mau Glenpa Ommy,,"
Dibelakang Queena Ella tersenyum melihat interaksi keluarga kecil Queena, dia ikut bahagia melihat sahabatnya bahagia.
"Sayang Zia tidak mau kenalan sama Aunty?" tanya Ella ikut jongkok di depan Zia.
"No,,,!" tolak Zia langsung.
"Padahal Aunty punya banyak permen loh." Ella mengeluarkan permen lolipop dari dalam tasnya.
Mata Zia langsung berbinar melihat permen kesukaannya.
"Kalau Zia mau kenalan sama Aunty nanti Aunty kabulkan semua keinginan Zia."
"Cius,,,? Mi apa?" tanya Zia.
Gus Alzam menggelengkan kepalanya, putri nya itu terlalu gaul, dan matrenya juga tidak ketinggalan.
"Iya Sayang, apapun keinginan Zia dan Zio nanti Aunty kabulkan."
"Ish,,, jangan Sio juga Onty,Sia saja."
Zio hanya melirik malas Adiknya, meski kembar sikap keduanya memang bertolak belakang, Zio walau masih kecil,sikapnya sangat santun, di usianya yang belum genap tiga tahun dia sudah bisa mengaji dengan lancar.
"Abang Sayang." tegur Queena.
"Zia saja Aunty,nanti dia nangis lagi " ucap Zia dengan sedikit menggoda Zia.
"Lagian Zio mau apa tinggal minta sama Abi,kan Zio sudah bisa ngaji."
"Sia juga bisa ngaji juga kok." Zia tidak mau kalah.
"Ngaji iqra' satu saja belum lancar."
"Ish,,,, lancar kok."
"Ommy,,,,, Sia bisa ngaji kan ."
"Iya sayang Zia bisa ngaji kok."
"Besok Sia mau ngaji Qul an sepelti Sio."
"Iya,,, besok besok kalau waktunya ngaji jangan sembunyi sembunyi ya,,, " Zia langsung cemberut, bukan hanya banyak tingkah Zia juga malas urusan belajar mengaji, Zio akan tenang saat di ajak mengajar atau rapat di kantor, sementara Zia pasti akan membuat ulah dengan mengganggu murid atau para karyawan dengan tingkah usilnya.
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘
Mohon dukungannya 🙏🙏🙏
🌹🌹🌹
Bagai mutiara berlian yang berkilau
menarik perhatian para pecinta,
Berada dalam suatu tempat yang tak mudah di gapai, Bagaimana aku bisa seindah seperti dirimu
Sementara keberadaan dirimu sulit untuk di miliki.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Happy reading guys 😘😘😘
Ella dan Quenna saling bertukar cerita, melepaskan rasa rindu yang mereka pendam selama dua tahun belakangan.
"Bagaimana perasaan mu setelah memutuskan untuk berhijrah?"tanya Queena.
"Aku merasa lebih tenang Queen,dulu aku merasa sendiri setelah kecelakaan yang menimpa kedua orang tuaku,tapi setelah aku memutuskan untuk ber hijrah aku tahu bahwa aku masih punya Allah." jawab Ella.
"Masha Allah Ell, aku benar benar bersyukur atas perubahan mu, semoga kebahagiaan selalu menyertai mu."
"Assalamu'alaikum,," ucap Seorang di luar pintu.
Segera Ella memakai kembali cadarnya, tadi dia sempat membuka cadarnya Karena hanya berdua dengan Queena, Gus Alzam pergi ke ndalem atas ajakan Zia yang katanya mau makan masakan Umi Maryam.
"Waalaikum salam masuk,, " jawab Queena.
"Queen ini tadi aku belikan kamu Telur gulung kesukaan kamu." ucap Maira dengan perut Buncitnya di ikuti Gus Azka di belakangnya.
"Wahh,,, Makasih ya,," Queena menerima nya dengan senyum merekah.
"Ini siapa? "Tanya Maira menunjuk Ella karena dia merasa familiar dengan mata wanita bercadar itu.
"Kamu melupakan aku Mai ?" ucap Ella dengan nadanya yang lembut.
Maira membelalakkan matanya mendengar suara itu, suara yang begitu familiar dan hanya dia yang memanggilnya dengan Mai bukan Ra, begitu juga dengan Gus Azka yang merasa sangat terkejut.
"Kamu Ella?" tanya Gus Azka.
"Ternyata Gus Azka masih mengingat saya." ucap Ella.
"Ya Allah Ella,kemana saja kamu selama ini?" tanya Maira.
"Hhh,,, mencari ketenangan terlebih dahulu." jawab Ella.
"Sebenarnya kami masih ingin ngobrol lebih lama dengan kamu Ell, tapi kami ada janji dengan Dokter."
"Tidak apa kita masih bisa bertukar cerita lain kali saja, kamu hamil?" tanya Ella.
"Iya Ell Alhamdulillah, sudah enam bulan." jawab Maira mengelus perut buncitnya.
"Wahh,, selamat ya sebentar lagi akan segera menjadi Umi dan,, Abi." ucap Ella dengan senyumnya.
"Makasih ya, kamu kapan nikah?" pertanyaan yang begitu sensitif bagi Ella.
"Masih belum ketemu jodohku." jawab Ella melirik sedikit Gus Azka.
Queena dari tadi hanya menjadi pendengar saja, dia dapat merasakan jika sahabat nya itu kecewa,karena dia tahu betapa Ella begitu mencintai Gus Azka.
"Katanya ada janji dengan Dokter, sana cepat bersiap nanti terlambat." ucap Queena.
"Kalau begitu kami pamit ya,, Assalamu'alaikum." Maira memeluk Ella setelah itu menggandeng tangan Gus Azka meninggalkan rumah Queena.
"Waalaikum salam." jawab Queena dan Ella.
" Aku terlambat." ucap Ella pelan.
"Maksudnya?" tanya Queena pura pura tidak mengerti padahal dia mengerti maksud ucapan Ella.
"Tidak,, tidak apa apa." jawab Ella.
Queena tersenyum, menatap Ella lekat, matanya sudah memerah.
"Wajar, ketika kita mencintai seseorang dan orang itu menikahi orang lain kita menangis, itu hal yang sangat wajar, terkadang air mata di butuhkan untuk mengurangi rasa sesak kita."
"Menangis lah Ell." Queena memeluk Ella, bahu Ella bergetar, menumpahkan rasa sesak yang dia rasa.
"Ell kamu Hijrah karena Bang Azka?" tanya Queena setelah Ella tenang.
Ella diam memang benar salah satu tujuannya Hijrah adalah ingin me mantaskan diri bersanding dengan Gus Azka.
"Ell mau aku ceritain suatu kisah, mungkin kamu bisa ambil hikmahnya." ucap Queena Ella hanya mengangguk.
"Dahulu sebuah kisah ada seorang Pria begitu mencintai seorang wanita, wanita itu begitu cantik,baik rupanya dan juga Akhlaknya.
Pria itu terus menerus memperhatikan wanita tersebut,hingga suatu hari,sang Pria memberanikan diri datang ke rumah sang wanita datang melamar dan berkata begitu mencintainya dan ingin menikahi nya."
"Sang wanita tidak lantas menolak atau menerima lamaran Pria itu, dia tersenyum memberikan syarat pada pria itu, "Aku akan menerima lamaran darimu jika kamu mampu memenuhi syarat dariku." ucap sang wanita."Apapun syaratnya pasti akan saya lakukan asal kamu mau jadi istri saya." jawab sang pria mantap. "
"Sang wanita memberikan syarat sholat berjamaah di masjid selama empat puluh hari,harus tepat waktu, tidak boleh telat, jika sampai telat maka harus di ulang kembali." Queena bercerita sambil menatap Wajah sayu Ella.
"Kebetulan jarak rumah pria itu ke Masjid jauh, jadi satu jam sebelum waktunya sholat fardu dia lebih dulu sudah sampai di masjid,dia mengisi waktu sebelum waktunya sholat dengan sholat sunnah dan mengaji Al-Qur'an, Pria itu begitu semangat untuk datang ke masjid karena kebetulan memang lewat di depan rumah sang wanita, jadi dapat dua sekaligus bisa melihat wanita yang dia cintai juga melakukan syarat agar di terima lamarannya."
"Satu dua tiga hingga tiga puluh hari, pria itu mampu melakukan sholat berjamaah tanpa telat sedikitpun, terus hingga di hari ke tiga puluh sembilan Pria itu memegang dadanya menghadap ke kiblat. " Jika selama empat puluh hari saya mampu melakukan ini demi wanita itu, kenapa saya tidak mampu untuk melakukan karena sang Khaliq." ucap Sang Pria itu, akhirnya apa? Akhirnya pria itu mendapat hidayah, dia sadar dan melakukan semuanya karena Allah SWT." Queena tersenyum mengakhiri ceritanya.
"Jadi,, jika kamu selama ini mampu hijrah karena cintamu pada manusia, pasti kamu mampu melakukan karena Allah. " ucap Queena.
"Terimakasih Queen, aku sadar selama ini masih banyak kesalahan dalam Hijrahku, jika aku salah tegurlah aku." Ella kembali memeluk Queena.
"Hahahaha,, aku saja masih banyak salahnya Ell." tawa Queena.
"Ish,, kamu kan punya Gus Alzam yang akan senantiasa akan selalu mengingatkan kamu jika salah." balas Ella.
"Iya Alhamdulillah,, aku begitu bersyukur memiliki imam sepertinya." Memang benar Queena selalu bersyukur memiliki suami seperti Gus Alzam, dia tidak pernah marah marah ketika menghadapi sikapnya yang masih kekanakan.
"Semoga nanti jodohmu orang baik."
Gus Alzam tersenyum mendengar obrolan Istrinya dan Ella, bukan maksudnya menguping tapi dia membuat Susunya Zia.
Sekarang Istrinya sudah lebih dewasa, walau terkadang sifat manjanya akan lebih parah dari Zia jika sedang kambuh, tapi itu adalah poin plus bagi Queena dan ladang pahala baginya.
"Bi,, kok kamu disini?" tanya Queena sedikit terkejut melihat keberadaan suaminya di dapur.
"Zia minta susu." jawab Gus Alzam.
"Sekarang dimana Twins?"
"Di rumah Umi, Zia ikut Abi mengisi pengajian."
"Apa? kenapa kamu biarin sih By,, Zia ikut Abi, kamu tahu sendiri kan bagaimana Zia." Queena khawatir Zia mengganggu para jamaah yang ikut pengajian.
"Biarkan saja, biar Zia ber sosialisasi di luar."
"Yang ada Zia membuat gaduh By"
"Hahahaha itukan memang menurun dari kamu Humaira." ucap Gus Alzam dengan tawanya yang renyah.
"Ish,, kamu nyebelin By,,." Queena menghentakkan kakinya kesal dengan Gus Alzam.
'Cup' Gus Alzam mengecup pelipis Queena.
"Sudah jangan cemberut sana temuin Ella,kasihan dia sendiri." usir Gus Alzam.
"Tunggu By, katanya Zia ikut Abi, dan kamu buat susu karena Zia minta, kamu mau anterin ke pengajian?" tanya Queena.
"Tidak Humaira,, ada salah satu santri, minta susunya Zia mungkin di suruh Abi, biar Zia tenang." jawab Gus Alzam.
"Oh,," Queena membulatkan mulutnya.
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘
🥀🥀🥀
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
Perbuatan-perbuatan itu hanyalah dengan niat dan bagi setiap orang hanyalah menurut apa yang diniatkan. Karena itu, siapa yang hijrahnya itu kepada kerelaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya ialah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya untuk memperoleh keduniaan atau wanita yang bakal dikawininya, maka hijrahnya itu ialah kepada apa yang telah dihijrahi.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Happy reading guys 😘😘😘
Di sebuah kantor pencakar langit seorang pria muda sedang hisap batang rokok nya, duduk dengan menyilang kan kakinya, aura nya begitu kuat, tatapan nya begitu tajam seolah akan menembus orang yang di pandang nya.
Seorang penguasa yang begitu kejam, sikapnya makin kejam setelah kekasih nya meninggal karena di bunuh oleh musuhnya, di depan mata kepalanya sendiri.
'Tok tok,,' Pintu ruangannya ada mengetuk dari luar.
"Masuk,,!" ucapnya dingin.
"Maaf Tuan,, " ucap Asisten nya yang bernama Mario.
"Hm,," dehem pria itu yang bernama Aaron Ryn Fernandes Pria dengan mata tajam, tubuh proporsional membuat kaum hawa meleleh dengan sekedar memandang nya saja.
"Pemilik Panti asuhan itu tidak mau pindah Tuan." ucap Mario.
"Saya tidak perduli gusur saja tempat itu, saya mau siang ini sudah selesai." perintah Aaron tidak terbantahkan.
"Tapi,, Tuan."
"Keluar !" usir Aaron.
Aaron adalah manusia yang tidak memiliki hati nurani,dia tega menggusur panti Asuhan untuk dia bangun hotel baru Fernandes.
Mario keluar dengan pelan, percuma dia bicara Tuannya tidak mungkin mendengarkan ucapannya.
Dilain tempat Ella melakukan kegiatan rutinnya setiap minggu, mengunjungi sebuah panti asuhan memberikan beberapa bantuan.
"Assalamu'alaikum,," ucap Ella sampai di Panti Asuhan Mentari.
"Waalaikum salam,,," jawab bu Rosa selaku Ibu panti di sana.
"Kenapa semua anak anak murung Bu?" tanya Ella, karena dia melihat semua penghuni Panti terlihat murung.
"Kami bingung nak,, pemilih tanah ini meminta kami meninggalkan panti ini, karena disini akan di bangun Hotel dan Mall." jawab Ibu Rosa.
"Mau di bangun Hotel?"
"Iya Nak,, dan siang ini tempat ini akan di gusur."
"Astaghfirullah ya Allah,masih ada manusia seperti itu." ucap Ella ber istighfar.
"Ibu tenang saja, saya akan membangun panti asuhan baru untuk tempat tinggal ibu dan anak anak lainnya."
"Terlalu banyak kenangan di panti ini nak, panti ini di didirikan oleh Ayah dan Ibu,dahulu Tuan Besar Fernandes memang memberikan tanah ini untuk di bangun panti tapi sekarang cucunya malah ingin menggusurnya." cerita Ibu Rosa.
"Keluar,, Keluar kalian semua, tempat ini akan kami Robohkan." Teriak Pria berbadan besar di luar panti, mereka sudah siap dengan alat alat besar.
Ibu Rosa dan anak anak panti menangis, mereka segera keluar,Ella merasa berdenyut nyeri merasa tidak tega melihat mereka.
"Berhenti,,,!" teriak Ella dengan lantang saat melihat Panti hendak di robohkan.
"Jangan halangi kami Nona,,!" ucap Supir Bego yang hendak merobohkan panti.
"Saya bilang berhenti, apa kalian tidak punya hati?, merobohkan panti tempat berlindung anak anak yang membutuhkan rumah." tanya Ella.
"Lihat lihat masih banyak bayi bayi yang tidak berdosa membutuhkan tempat berteduh tapi kalian dengan tega hendak merobohkan tempat ini, punya hati tidak kalian?"
"Kalau mau ceramah lebih baik Nona ke Masjid saja." ucap Salah satu anak buah Aaron.
"Dimana Tuan kalian? saya mau bicara dengannya?"
Ella menanyakan keberadaan Aaron.
"Tuan kami tidak ada waktu untuk meladeni orang tidak penting seperti Nona."
"Heh Nona Ninja Hatori minggir,jangan halangi pekerjaan kami "
"Saya tidak akan pergi, saya mau bicara dengan atasan kalian." Ella tetap kekeh tidak berpindah tempat satu jengkal sekalipun.
Di sebuah mobil sport mewah seorang pria tersenyum misterius menatap Ella, dialah Aaron yang merasa sedikit kagum dengan keberanian Ella.
Dia turun dengan penuh pesona, berjalan dengan gagah.
"Katakan dimana Tuan kalian?" tanya Ella.
"Mohon maaf Nona Tuan tidak ada disini, lebih baik Nona pergi, biarkan kami melakukan tugas kami." ucap Mario.
"Ya Allah,, Astaghfirullah." Ella mengelus dadanya menghadapi manusia tidak memiliki hati memang harus punya kesabaran ekstra.
"Saya tidak akan pergi, katakan pada Tuan kalian saya akan membeli tempat ini." ucap Ella.
"Tapi saya tidak mau menjual tempat ini." ucap Aaron memasukkan tangannya kedalam saku celana yang dia pakai.
Aaron terlihat gagah dengan balutan Jas mahal melekat paa di tubuh Atletis nya.
"Assalamualaikum,, Apakah Tuan adalah pemilik tanah ini."Ucap Ella.
"Hm,," dehem Aaron.
"Apakah Anda tidak bisa menjawab salam?" tanya Ella membuat Aaron tersenyum licik.
"Seorang Ustadzah." bukanlah pertanyaan melainkan pernyataan.
"Jangan gusur panti ini, saya akan membeli tanah ini berapapun harganya." ucap Ella.
"Saya tidak membutuhkan uang mu"
"Lalu Anda mau apa?" tanya Ella,manusia seperti Aaron pasti tidak akan melakukan sesuatu jika tidak menguntungkan dirinya.
"Saya mau kamu,,"
_
_
_
TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!