NovelToon NovelToon

DIAM-DIAM MENYUKAI IBU TIRI

BAB 1

Gabriel memiliki mama tiri yang usianya lebih muda Dua tahun darinya. Pernikahan papinya yang kedua dengan Natasya, membuat Gabriel sangat marah dan kecewa dengan papi nya. Sedangkan mami nya sendiri dalam keadaan sakit-sakitan dan tidak berdaya.

Hal itu yang menyebabkan Gabriel selalu membuat Natasha tidak betah tinggal di rumah itu. Namun Gabriel pada akhirnya memiliki rasa yang aneh yaitu diam-diam menyukai Natasha setelah beberapa kali Gabriel melecehkan Natasha.

Bagaimana kisah lengkapnya? Ikuti cerita novel dengan judul DIAM-DIAM MENYUKAI IBU TIRI.

🦋🦋🦋🦋🦋

Saat ini satu penghuni rumah itu sedang duduk di ruang makan. Beberapa hidangan sudah tersaji di atas meja makan. Gabriel pun dengan perasaan benci, sebal dan juga rasa mual terpaksa duduk di sana bersama dengan papi nya. Hal yang membuat Gabriel jengkel dan muak adalah saat ini duduk di dekat papi nya seorang wanita muda dengan wajahnya yang polos, cantik itu mengambil perhatian papi nya. Papi nya terlihat seperti memanjakan wanita muda tersebut yang sekarang ini dah menjadi istri muda dari papi nya. Dengan kata lain wanita muda tersebut kini menjadi ibu tiri Gabriel. Benar-benar membuatnya ingin muntah jika melihat ini tirinya yang tanpa dosa tertawa bahagia di atas luka dan penderitaan mami Gabriel yang sekarang ini sedang sakit parah.

Gabriel ingin rasanya secepatnya menyelesaikan acara makannya dan meninggalkan tempat itu. Entah kenapa papi nya yang bernama Waode itu bisa menikahi wanita muda yang umurnya dibawah Gabriel Dua tahun. Apalagi mami nya saat ini sedang sakit keras. Waode tetap memikirkan kesenangan nya menikah dengan wanita yang sehat dan lebih muda.

Waode terlihat seperti sangat menyayangi ibu tiri nya tersebut yang bernama Natasha. Natasha seperti tuan putri yang mendapatkan sikap dan perlakuan yang manis dari sang pangeran. Gabriel sudah sangat muak dengan sikap dan perlakuan manja dar ibu tirinya kepada papi nya. Sampai akhirnya Gabriel dengan sengaja menjatuhkan gelas nya ke bawah.

Prak.

Prak.

Tentu saja Waode dan juga Natasha menjadi terkejut dan pandangan mereka tertuju pada Gabriel.

"Ada apa Gabriel? Berhati-hati dan bersikap sopan lah saat makan bersama!" protes Waode, papi Gabriel. Gabriel pura-pura tidak sengaja memecahkan gelas nya.

"Maaf, tidak sengaja!" sahut Gabriel seraya berdiri lalu beranjak dari ruang makan itu. Waode menatap tajam ke arah Gabriel yang tidak jadi memakan makanan nya.

"Kau mau kemana Gabriel? Habis kan dulu makanan kamu?" ucap Waode berusaha menahan langkah Gabriel yang hendak meninggalkan ruang makan itu.

"Tiba-tiba aku menjadi kenyang. Aku harus segera berangkat ke kantor! Apakah papi lupa jika pagi ini ada meeting di perusahaan?" sahut Gabriel. Waode menatap lekat wajah putra nya.

"Benar! Tapi masih ada waktu yang lama untuk segera ke kantor!" ucap Waode papi Gabriel.

"Tidak Apa-apa papi. Lebih baik aku segera berangkat ke kantor daripada mengganggu keintiman papi dengan ibu tiri," kata Gabriel. Waode menjadi melirik ke istri mudanya.

Dengan langkah lebarnya Gabriel melangkah pergi meninggalkan ruangan makan tersebut. Sedangkan Natasha yang menghadapi sikap Gabriel menjadi berpikir bahwa putra tirinya itu tidak menyukai kehadiran nya di rumah itu.

"Sayang! Apakah Gabriel membenci aku? Maaf jika kehadiran ku di rumah mu ini menjadikan hubungan kamu dengan putra kamu menjadi kurang baik," kata Natasha. Waode mengusap puncak rambut Natasha dengan penuh kelembutan.

"Oh no, darling! Gabriel memang seperti itu sikapnya dari dulu. Kamu jangan terlalu berpikir yang tidak-tidak," ucap Waode. Natasha tersenyum lebar.

"Baik sayang! Mungkin juga putra mu perlu waktu untuk menerima kehadiran ku di rumah ini sebagai mami tiri nya," sahut Natasha.

"Kamu salah sayang! Gabriel sangat menyukai kamu menjadi istriku. Gabriel dari dulu memang sikapnya selalu dingin dan angkuh dengan siapa pun. Kamu jangan ambil hati atas sikap Gabriel. Oke?" kata Waode. Waode segera berdiri lalu memeluk Natasha dari belakang.

"I love you, Natasha!" bisik Waode sambil mengecup leher jenjang Natasha. Natasha tersenyum kecil mendapatkan perlakuan manis dari suaminya yang usianya lebih matang daripada dirinya.

*****

Natasya saat ini sedang berenang di kolam renang rumah tinggal bak istana milik Waode itu. Natasha seorang diri di kolam renang itu. Tentu saja hanya sendirian karena Waode saat ini sedang di kantor bersama dengan Gabriel putra nya.

Beberapa kali Natasya memutari kolam renang itu, sampai akhirnya Natasya berhenti di sudut kolam renang itu. Asisten rumah tangga di kediaman Waode itu sudah menyiapkan minuman buah. Natasya mulai menyesap nya.

"Capek juga kalau berenang sendirian tanpa Waode," gumam Natasya.

"Kalau bersama dengan Waode kan, dia bisa membuat happy dan tertawa terus,"gumam Natasya.

Natasya mulai naik ke atas dan melangkah menuju kursi sintetis yang berbentuk rotan. Di dekatnya ada meja yang sudah tersedia minimum, cemilan dan buah. Natasya mulai duduk di kursi santai dan meluruskan kedua kakinya. Kakinya yang terlihat panjang dan putih itu dibiarkan terkena sinar matahari di jam sepuluh pagi. Kini Natasya mulai memejamkan matanya. Natasya ingin sedikit rileks.

Badan nya sebenarnya masih terasa pegal-pegal dan juga area pribadi miliknya sedikit masih terasa perih. Namun Natasya mencoba membuat dirinya terlihat selalu fresh dan tidak mengeluh atas keadaan nya. Natasya sudah sangat bersyukur bisa menikah dengan Waode yang kaya raya. Natasya tidak akan kekurangan uang untuk memenuhi segala kebutuhan nya.

Tiba-tiba Natasya dikejutkan oleh suara bariton yang sudah ia kenalnya.

"Enak sekali, mama tiri ku ini. Sekarang sudah seperti tuan putri, yah?" ucap seseorang laki-laki yang tidak lain adalah Gabriel. Natasya segera menyambar handuknya untuk menutupi bagian paha nya. Namun Natasya salah, bahkan Gabriel kini menatap dengan lekat bagian dada nya yang terlihat padat berisi dan membusung tersebut. Ada senyuman seringai pada sudut bibir Gabriel menatap mama tirinya itu. Natasya menjadi takut akan sikap Gabriel yang kurang sopan terhadap dirinya.

"Eh, maaf! Aku harus segera ke kamar!" ucap Natasya yang seolah-olah ingin menghindari Gabriel yang menatap dirinya seolah ingin menelanjangi dirinya.

"Jangan terburu-buru, mama tiri ku! Bahkan kita belum memulai untuk berenang bersama," sahut Gabriel. Natasya menyipitkan bola matanya menatap Gabriel.

"Kamu tidak bekerja atau ke kantor?" tanya Natasya.

"Mama tiri ku yang cantik, muda, dan bahenol! Bukannya tadi mama sudah melihat kalau aku dengan papa sudah berangkat ke kantor bukan? Aku sengaja pulang cepat dari kantor untuk menemani mama tiri ku yang tersayang ini untuk berenang bersama-sama," kata Gabriel sambil melepaskan celana kain panjang nya dan juga jas nya. Kini menyisakan kaos oblong dan celana boxer hitam nya. Natasya melotot matanya melihat tubuh indah dan atletis milik Gabriel. Bahkan tubuh itu lebih segar dan menggoda daripada Waode.

"Kenapa? Janah memandang ku seperti itu, mama tiri ku yang cantik! Mama bisa jatuh hati, loh! Ini tidak boleh terjadi bukan?" ucap Gabriel seraya mendekati wajah cantik Natasya yang masih basah.

"Eh, em siapa juga yang memandang kamu? Aku hanya sedang berpikir kok. Ayo kalau kamu ingin mengajakku berenang," sahut Natasya. Tentu saja Natasya sangat malu kepergok oleh Gabriel mengamati tubuh kelar dan Atletis milik Gabriel.

Natasya segera masuk ke dalam kolam dan mulai kembali berenang. Gabriel segera mengikuti Natasya yang sudah berenang menuju ujung kolam itu.

"Mama tiri ku seperti nya ingin mengajakku duel," gumam Gabriel dengan tersenyum jahil.

BAB 2

Natasya segera masuk ke dalam kolam dan mulai kembali berenang. Gabriel segera mengikuti Natasya yang sudah berenang dengan cepat menuju ujung kolam itu.

"Mama tiri ku seperti nya ingin mengajakku duel," gumam Gabriel dengan tersenyum jahil. Gabriel segera berenang dengan gaya bebas menyusul Natasya. Kemampuan berenang Gabriel tidak diragukan lagi. Bahkan Gabriel bisa menahan nafa nya sampai lama. Nafasnya panjang padahal Gabriel salah satu pria pecandu rokok juga.

Dengan gaya bebas Natasya juga telah berenang hingga sampai di ujung kolam renang itu. Kini Natasya berbalik arah dengan gaya kupu-kupu. Jarak antara Natasya dengan Gabriel sudah semakin dekat. Gabriel kini bisa menyusul Natasya yang tetap fokus berenang. Hingga sampai akhirnya Natasya tiba kembali di batas kolam renang itu. Natasya mengatur nafasnya dan mengusap wajahnya dengan kasar karena air kolam. Natasya masih mengatur pernafasan yang dada nya terlihat naik turun. Gabriel tiba di pembatas kolam itu dan berdiri di dekat Natasya. Keduanya mengatur nafas mereka dengan detak jantung yang berirama cepat.

"Aku bisa menyusul mu bukan?" kata Gabriel dengan bangga nya. Natasya tersenyum dan diam-diam mata nya melihat bagian dada bidang Gabriel yang basah. Itu benar-benar sangat seksi dan menggoda. Tentu saja Gabriel sangat tahu ketika manik mata Natasya melihat dirinya ke arah mana. Gabriel juga tidak kalah liarnya. Matanya dengan nakal tertuju pada bagian bawah dagu Natasya yang masih naik turun karena berusaha mengatur irama jantung nya.

"Kita berenang lagi?" tantang Natasya. Gabriel tersenyum menyeringai.

"Boleh saja! Tapi rasanya tidak seru jika kita tidak buat taruhan," sahut Gabriel. Natasya melebarkan bola matanya menatap Gabriel. Namun kali ini Natasya berusaha tidak melihat bagian tubuh Gabriel yang menggoda. Namun menatap bola mata Gabriel yang sangat tajam seperti elang. Benar! pupil mata Gabriel sangat indah dengan warna kecoklatan. Mungkin mata itu seperti mata ibunya bukan menurun dari Waode, papa nya.

"Taruhan?" sahut Natasya bertanya.

"Benar! Kita taruhan, barang siapa yang menang akan mendapatkan 5 kali keinginan. Dan yang kalah harus memenuhi keinginan dari si pemenangnya," jelas Gabriel. Natasya terdiam sejenak. Tentu saja Natasya mulai berpikir. Ia tidak ingin bersikap ceroboh menuruti apa kata anak tirinya tersebut. Tentu saja Natasya perlu mempertimbangkan lagi tentang 5 keinginan itu.

"Lima keinginan itu apa saja?" tanya Natasya berusaha memastikan.

"Terserah! Pokoknya apa saja yang kamu mau jika kamu menang," sahut Gabriel.

"Gak mau ah, nanti jika kamu menang apa yang kamu minta aneh-aneh," kata Natasya khawatir. Gabriel terkekeh mendengar nya.

"Aneh-aneh apa? Mana mungkin aku kurang ajar dengan ibu tiri ku sendiri. Istri muda dari papa aku," jelas Gabriel. Natasya diam dan kembali berpikir.

"Apakah itu artinya kamu takut menerima tantangan ini? Kamu mengakui kekalahan kamu?" ucap Gabriel berusaha memprovokasi Natasya. Ini supaya Natasya terpancing egonya.

"Siapa takut melawan kamu?" sahut Natasya akhirnya. Gabriel tersenyum menyeringai.

"Baiklah! Kalau begitu, bagaimana kalau kita mulai sekarang?" kata Gabriel.

"Oke! Aku pastikan, akulah yang menang dalam perlombaan ini," ucap Natasya.

"Hahaha, oke buktikan kalau kamu bisa mengalahkan aku, ibu tiri ku yang cantik!" kata Gabriel seraya mendekati wajah Natasya yang masih basah. Natasya sedikit menghindar supaya wajahnya tidak terlalu dekat dengan wajah Gabriel.

"Oke, siap! Satu, dua, tiga!" ucap Gabriel. Natasya dan Gabriel kini mulai berenang dengan sekuat tenaga. Mereka benar-benar mengerahkan kemampuan berenang nya untuk memenangkan taruhan itu.

*****

Gabriel dan Natasya berenang sampai ke tepi kolam dengan mengerahkan semua kemampuan nya. Awalnya Natasya memimpin di depan. Namun pada akhirnya Gabriel bisa tiba lebih awal. Senyuman lebar terukir dari kedua sudut bibir Gabriel. Natasya terlihat manyun bibirnya karena merasa kalah. Natasya tidak menyangka kalau tiba-tiba saja Gabriel lebih dahulu sampai di tepi kolam renang itu dibandingkan dengan dirinya.

"Bagaimana? Apakah kamu mengaku kalah dengan taruhan ini, mama tiri ku yang cantik?" ucap Gabriel terkesan meledek. Natasya menjulurkan lidahnya.

"Oke, kamu menang, Gabriel anak tiri ku yang suka jahil," sahut Natasya. Natasya segera naik ke atas dengan bibir yang masih cemberut karena kekalahan nya.

"Mama! Jangan lupa yah! Mama berhutang kepadaku lima hal yang harus dipenuhi oleh mama," ucap Gabriel dengan tersenyum seringai. Natasya menoleh ke arah anak tirinya dengan tatapan tajam.

"Aku bukan tipe orang yang suka mengingkari janji. Tapi satu hal yang harus kamu tahu. Jangan minta aneh-aneh dari lima hal itu," kata Natasya sambil melenggang meninggalkan kolam renang itu dan meninggalkan Gabriel yang terkekeh atas kemenangan nya.

"Hehe, mama tiri ku yang polos dan lugu," gumam Gabriel seraya terkekeh melihat mama tiri nya yang berjalan dengan cuek menuju ke kamar pribadinya.

🍀🍀🍀🍀🍀

Malam hari tiba, satu keluarga kecil itu berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama. Di sana ada Pak Waode, Gabriel dan juga Natasya. Natasya tidak banyak bicara di ruangan itu. Dia sedikit memakan makanan yang sudah tersaji di atas meja makan. Waode melihat sikap Natasya yang tidak biasanya menjadi penasaran.

"Kamu kenapa, sayang? Sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanan di piring kamu saja. Kurang suka menu masakan malam hari ini, hem?" tanya Waode kepada istri keduanya itu. Gabriel terlihat tersenyum saja sambil memperhatikan ibu tirinya itu.

"Enggak ada apa-apa, kok!" sahut Natasya. Waode sedikit menggeser kursinya lebih dekat dengan Natasya. Kini tangan Waode menyentuh ke dahi Natasya takut kalau istri mudanya demam atau sakit.

"Kamu gak demam! Suhu badan kamu juga normal. Sebenarnya ada masalah apa, sayang? Katakan saja," ucap Waode penuh perhatian. Gabriel yang melihat papanya sangat memperhatikan mama tiri nya itu menjadi sebal.

"Tidak ada, mas Waode! Aku baik-baik saja!" jawab Natasya sambil melihat ke arah anak tirinya, Gabriel. Gabriel malah mengedipkan satu matanya.

"Mungkin saja, mama ingin sesuatu dari papa!" tebak Gabriel ikut menimpali. Waode kembali menatap istrinya penuh kasih sayang.

"Kamu minta sesuatu, sayang? Katakan saja yah? Atau perhiasan yang baru aku belikan tadi, kurang cocok modelnya dengan yang kamu inginkan, hem?" tebak Waode.

Gabriel melebarkan matanya mendengar papa nya telah memberikan perhiasan kepada mama tirinya. Padahal mama kandung nya sendiri jarang sekali dibelikan sesuatu yang khusus dibelikan oleh papa nya. Mama kandung nya dulu ketika sehat selalu disuruh berbelanja sendiri dan tidak pernah mendapatkan barang spesial pemberian dari papa nya. Itu yang diketahui oleh Gabriel.

"Tidak, mas! Berlian tadi sangat indah dan keren kok! Terimakasih banyak, mas Waode sudah membelikan dan memberikannya kepada ku," kata Natasya.

"Benarkah? Kalau kamu menyukai nya kenapa tidak kamu pakai, sayang?" sahut Waode.

"Hem, nanti saja kalau kita sedang bepergian. Kalau di rumah aku gak suka makai perhiasan, mas," kata Natasya.

"Pokoknya setelah makan malam ini, aku akan memasang semua perhiasan itu yah. Aku ingin melihat kamu mengenakan perhiasan pemberian dari ku," ucap Waode. Gabriel semakin ingin muntah melihat Papa nya yang sangat peduli dengan mama tirinya.

"Baiklah, kalau mas ingin aku memakai nya," kata Natasya seraya melihat ke arah anak tirinya yang terlihat kurang suka melihat adegan mesra papa dan mama tirinya itu.

"Papa, aku ke kamar mama dulu yah! Aku akan memastikan mama sudah makan dan minum obat nya," kata Gabriel seraya bangkit dari tempat duduk nya.

"Ada suster yang menjaga mama kamu, Gabriel! Sister Meli pasti sudah memastikan kalau mama kamu makan malam dan minum obat," ucap Waode.

"Iya, pa! Setidaknya aku selalu melihat mama di kamar dan memberikan semangat untuk mama supaya cepat sembuh dari penyakitnya," kata Gabriel seraya melenggang menuju kamar utama yang ditempati oleh mama kandung nya yang bernama, Martha.

Semenjak Martha sakit, Waode tidur sendirian. Dan sampai akhirnya Waode bertemu dengan Natasya dan mengajaknya menikah. Sekarang Waode satu kamar dengan Natasya di kamar utama di rumah itu.

"Kamu sudah selesai belum, sayang! Ayo kita ke kamar!" ajak Waode seraya menarik tangan Natasya dan menggandeng pinggang nya menuju kamar mereka.

BAB 3

Gabriel masuk ke kamar Marta, mama nya. Di atas kasur itu marta terlihat berbaring lemas karena sakit yang dideritanya. Suster muda yang berwajah cantik yang sejak tadi menunggu nyonya Marta akhirnya permisi keluar dari kamar itu setelah melihat kedatangan Gabriel yang menjenguk mama nya.

"Gabriel, sayang!" ucap mama Marta saat melihat putra nya yang tampan, kejar dan maco itu masuk ke kamarnya. Seutas senyum manis tersungging di kedua bibir Gabriel kepada mama nya. Gabriel mengambil pergelangan tangan mama nya lalu menciumnya dengan penuh kelembutan punggung tangan mama Marta.

"Mama! Apakah mama sudah lebih baik?" tanya Gabriel. Tentu saja jawaban mama Gabriel akan bilang kepada Gabriel dengan kata-kata yang membuat Gabriel lega. Namun dalam kenyataannya mama Marta masih terlihat lemah dan hanya mampu berbaring di atas kasurnya. Segala aktivitas nya selalu dibantu dengan suster yang menjaganya dan merawat mama Marta

"Mama sudah sehat, Gabriel! Bagaimana dengan kamu, sayang? Kamu kapan bisa mengenalkan wanita yang akan menjadi calon istrimu? Mama ingin melihat kamu secepatnya menikah dan melihat anak-anal kamu, Gabriel. Sebelum mama pergi meninggalkan dunia ini," kata mama Marta. Gabriel melebarkan bola matanya dan menatap kedua bola mata mama nya itu. Tentu saja bahasa mama yang terakhir membuat telinga Gabriel merah dan tidak suka.

"Mama bicara apa sih? Gabriel tidak suka jika mama bicara soal kematian. Kita harus selalu berusaha supaya mama secepatnya pulih dan bisa beraktivitas kembali. Dokter akan menangani mama supaya mama cepat sembuh dari penyakit yang diderita mama," sahut Gabriel panjang lebar. Mama Marta mengusap kepala Gabriel dengan penuh kasih sayang. Saat ini Gabriel duduk di sebelah tempat tidur itu dengan kursi yang sedikit lebih rendah dari ketinggian tempat tidur mama Marta.

"Gabriel sayang! Manusia ada masa dan batasnya untuk hidup di dunia ini. Kenapa kamu melupakan itu, sayang? Sedangkan penyakit mama sudah sangat parah. Kamu harus paham itu, nak!" kata mama Marta.

"Tidak mama! Mama harus sembuh! Mama harus pulih! Gabriel belum siap jika mama pergi meninggalkan Gabriel sendiri di dunia ini. Gabriel butuh mama yang menyayangi mama," ucap Gabriel yang tiba-tiba seperti anak kecil minta perhatian dan kasih sayang ibu nya. Mama Marta tersenyum lebar melihat Gabriel bersikap manja dengan nya.

"Gabriel! Bukankah kamu masih ada papa kamu yang selalu menyayangi kamu, sayang? Ditambah sekarang ini mama dengar, papa juga telah menikah dan memboyong mama baru untuk kamu. Jadi kamu sudah tidak memerlukan mama lagi, bukan?" ucap mama Marta. Di kedua bola mata Marta ada sorot duka dan kecewa di sana. Di saat dirinya memerlukan semangat dan motivasi untuk sembuh dari suaminya, suaminya malah menikah kembali dengan wanita muda yang sehat.

"Tidak mama! Gabriel masih memerlukan mama! Mama muda dan istri baru papa itu hanya untuk melengkapi kebahagiaan papa saja. Papa menikah kembali bukan untuk memikirkan aku. Namun papa menikah kembali hanya demi ego dan kepentingan nya sendiri. Papa sangat egois sehingga melupakan mama yang saat ini telah sakit. Padahal dahulu mama lah wanita pertama yang diajak susah susah dalam menjalankan bisnisnya hingga saat ini kesuksesan telah kita dapatkan," ucap Gabriel.

"Gabriel sayang! Papa kamu tentu saja masih memerlukan istri yang sehat, muda yang bisa mendampingi papa. Bukan seperti mama yang sudah tua, sakit-sakitan seperti ini," sahut Mama Marta.

"Pokoknya kalau terjadi sesuatu dengan mama, aku akan membuat istri muda papa menderita dan akan merasakan sakit seperti yang sudah mama alami," ancam Gabriel yang penuh dengan dendam.

"Gabriel sayang! Jangan seperti itu sayang!" sahut Mama Marta sambil menarik nafasnya dalam-dalam dan membuang nya dengan kasar.

*****

Di kamar utama Waode, dimana di sana ada Natasha yang sudah menjadi istri yang baik bagi Waode. Pasangan suami istri itu terlihat habis melakukan ritual sakral dan mandi wajib. Karena rambut antara Waode dengan Natasha terlihat masih basah. Natasha terlihat masih duduk di depan cermin kaca hias sambil mengeringkan rambut nya dengan hair dryer. Kini Waode mulai mengambil hair dryer yang dipegang oleh Natasha. Kini Waode terlihat mulai mengeringkan rambut panjang Natasha.

"Hem, wangi sekali rambutnya, sayang!" ucap Waode sambil mencium beberapa helai rambut milik Natasha dan didekatkan di hidungnya.

"Heem, itu sampo yang kamu pilihkan untuk aku, kan sayang?" sahut Natasha sambil menatap pantulan bayangan nya di dalam cermin.

"Oh iya? Aku sampai lupa sayang kalau sudah memilih kan sampo wangi tadi untuk kamu," ucap Waode.

"Mas Waode!" panggil Natasha manja.

"Ada apa sayang?" tanya Waode.

"Aku mau turun ke bawah bentar, mau bikin juz apel dulu. Kamu mau gak mas, biar sekalian aku buatkan," kata Natasha.

"Boleh, sayang! Tapi kalau buah mangga nya masih ada, aku mau juz mangga saja," kata Waode.

"Oke, kalau begitu aku turun dulu yah, mas!" ucap Natasha.

"Baiklah! Jangan lama-lama! Seharusnya kamu bisa menyuruh pelayan di rumah ini untuk membuatkan juz buahnya. Kenapa juga kamu repot- repot membuatnya sendiri," kata Waode.

"Tidak apa-apa, sayang! Kasihan mereka dari pagi sudah bekerja, malam-malam begini biar mereka istirahat. Besok mereka juga harus bangun pagi untuk bekerja kembali," ucap Natasha sambil melenggang keluar dari kamar utama mereka. Waode kini mulai membuka laptopnya dan memeriksa email yang masuk di sana.

Natasha kini menuruni tangga dan berjalan menuju ruangan dapur. Natasha mulai mencari buah mangga dan buah apel untuk dijadikan juz buah untuk dirinya dan suaminya, Waode. Setelahnya Natasha mengambil blender modern untuk membuat juz buah sesuai keinginannya.

Dua gelas juz buah itu sudah siap untuk di bawa ke atas untuk suaminya dan juga dirinya. Namun tiba-tiba saja, Gabriel datang mengejutkan Natasha di ruang dapur tersebut.

"Ceritanya mau jadi istri yang baik, yah?" sindir Gabriel yang tiba-tiba sudah berada di belakang Natasha. Natasha melebarkan bola matanya terkejut karena kedatangan Gabriel.

"Bisa tidak sih, kamu tidak seperti hantu?" ujar Natasha sewot. Gabriel terkekeh saja mendengar Natasha yang sewot.

"Oh iya, mama tiri ku yang cantik dan seksi. Bukankah kamu memiliki lima hutang terhadap ku? Kini saatnya aku menagihnya," kata Gabriel sambil tersenyum menyeringai. Natasha menyipitkan bola matanya.

"Aku ingat Gabriel, anak tiri ku! Mama tiri mu ini tidak akan mengingkari janji. Apa yang kau inginkan, hah?" ucap Natasha sinis.

"Galak sekali, mama tiri ku ini!" sahut Gabriel terkekeh.

"Cepat katakan! Aku harus naik ke atas! Mas Waode sudah menunggu ku di atas," kata Natasha.

"Oke, baiklah! besok malam ada undangan pernikahan salah satu klien ku. Aku butuh pasangan untuk menghadiri pesta itu. Aku mau kamu datang bersamaku sebagai kekasihku. Aku tidak ingin dianggap laki-laki jomblo yang tidak laku," kata Gabriel. Natasha melebarkan kedua matanya dengan sempurna.

"Hai, anak tiri ku! Aku tidak akan mau! Itu permintaan yang diluar dari aturan kesepakatan kita. Jadi aku gak mau!" sahut Natasha memprotes nya.

"Apa? Apakah kamu mau mengingkari semua nya, mama tiri ku? Bukannya kamu sendiri bilang, tidak akan mengingkari nya? Ini apa? Kenyataan nya kamu hendak lari dari semuanya," kata Gabriel kini mulai berjalan mendekati Natasha dan dekat semakin dekat. Natasha mulai panik jika Gabriel akan bersikap kurang ajar dengan dirinya.

"Oke, oke! Baik! Baiklah! Sekarang minggir lah! Aku akan kembali ke kamar!" kata Natasha yang berusaha menghindar dari Gabriel yang suka menjahili nya. Gabriel tersenyum menyeringai.

"Jangan lupa, mama tiri ku yang seksi! Besok harus dandan yang cantik yah!" ucap Gabriel dengan suara yang keras. Sedangkan Natasha sudah melenggang menaiki anak tangga dan tidak mengindahkan suara Gabriel yang meneriaki dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!