NovelToon NovelToon

ZAHRA BERLIAN YANG TERABAIKAN

Bab 1

Seorang wanita cantik dengan blazer hitam terlihat begitu berkharisma saat mengajar di sebuah Sekolah Kejuruan dengan Siswa mayoritas laki-laki.

Sang kepala sekolah tak menyangka jika wanita itu mampu mengajar siswa-siswi di kelas 11 yang terkenal badung dan susah dikendalikan. 

Suasana kelas yang kondusif, serta semua siswa yang belajar dengan penuh semangat dan antusias, membuat pria itu menggelengkan kepalanya melihat aksi Zahra sang guru muda.

Ia kemudian menyalami Zahra dan mengajaknya berbincang di ruangannya ketika wanita itu selesai mengajar.

"Benar-benar kejutan, bagaimana bisa anda membuat anak-anak begitu patuh dan mau mendengarkan saat anda mengajar. Padahal sebelumnya mereka sangat liar dan tidak suka belajar," ucapnya kagum 

"Semua siswa pasti akan tertarik untuk belajar jika gurunya menyenangkan, dan menarik. Jadi sebelum mengajar saya pastikan dulu saya menarik dan menyenangkan dimata mereka, itulah rahasianya kenapa mereka mau mengikuti pelajaran saya,"  jawab Zahra 

"Ternyata anda memang guru terbaik, tidak salah jika kamu selalu mendapatkan penghargaan itu setiap tahun, karena aku sudah melihatnya sendiri. Kalau tidak keberatan apa anda bersedia untuk berbagi ilmu dengan guru-guru di sini. Aku harap mereka akan bisa menjadi guru-guru yang menarik dan menyenangkan setelah mendapatkan pengarahan dari anda," 

"Tentu saja, kebetulan saya ada waktu luang di hari kamis siang," 

"Baik, kalau begitu saya akan menghubungi anda lagi hari rabu," jawab kepala sekolah 

Zahra kemudian berpamitan setelah urusannya selesai.

Ia segera pulang setelah selesai mengajar.

Setibanya di rumah, Merry sang mertua sudah menunggunya di ruang kerjanya.

Wanita itu tampak memperhatikan berbagai piala dan penghargaan yang di terima menantunya itu di ruang kerjanya.

"Sayang sekali penghargaan sebanyak ini tapi kamu belum menjadi apa-apa. Apa hanya ini yang bisa kau pamerkan padaku??" ucap wanita itu begitu meremehkannya

"Aku kira dengan mengizinkan Desta menikahimu akan membuat ku bangga karena memiliki seorang menantu genius yang akan mengharumkan nama besar keluarga Bahri, tapi  sampai sekarang kau bahkan belum mampu mewujudkan impian ku untuk memiliki menantu seorang profesor," imbuhnya

"Kalau untuk itu aku sedang berusaha Ibu, sekarang aku sudah mengajukan tesis pertamaku, semoga tidak lama lagi aku bisa mendapatkan gelar itu agar aku bisa membantumu bangga," jawab Zahra

"Syukurlah kalau kau mengerti, kau tahu kan aku baru akan menganggap mu sebagai menantu resmi di keluarga Bahri jika sudah menjadi seorang Profesor, jadi jangan berharap aku akan memperlakukanmu sama seperti menantu lainnya jika kau hanya seorang guru biasa." jawab wanita itu kemudian duduk dan menatapnya lekat

Zahra mengangguk paham. Merry kemudian memberikan sebuah undangan kepadanya, kemudian meninggalkan ruangan itu.

Setelah mengantar ibu mertuanya sampai ke depan pintu, Zahra kemudian membuka undangan dari wanita itu.

Ia hanya tersenyum getir saat membaca undangan itu, baginya setiap pesta yang diadakan oleh keluarga Bahri tidak lebih dari ajang pamer yang selalu menyudutkannya sebagai menantu termuda di keluarga itu.

Statusnya yang hanya seorang guru selalu dipandang sebelah mata oleh anggota keluarga lainnya. Meskipun seluruh Jakarta tahu jika Zahra bukan guru biasa tapi tidak dengan keluarga Bahri.

Bagi mereka ia hanya akan diakui sebagai menantu resmi keluarga itu jika sudah memiliki jabatan tinggi atau kedudukan, baginya prestasi hanya tak cukup selama itu tidak mendatangkan pundi-pundi uang.

Malam itu Zahra sengaja mendadani  Zalika secantik putri Raja. Baginya hanya Zalika satu-satunya hartanya yang paling berharga di dunia ini.

Tidak lama Dirga pulang dan segara mengajak keduanya menuju ke kediaman keluarga Bahri di kawasan Kelapa Gading.

Seperti dugaan Zahra semua yang hadir di sana tampak mewah dan elegan, mereka sengaja menggunakan outfit mahal dengan nominal selangit hanya untuk acara dinner rutin yang selalu diadakan sebulan sekali. 

Berbeda dengan saudara  iparnya yang terlihat glamor dan modis, Zahra justru tampil sederhana dengan gaun hitam  yang membuatnya  tampil sederhana namun elegan.

"Seep kamu harus nambah uang belanja istri kamu deh Dirga, biar sekali-kali dia tuh pakai baju bagus jangan yang itu-itu mulu, malu-maluin aja, masa istri seorang CEO Properti bajunya itu-itu terus, memangnya gak ada yang lain apa?" ucap Anin adik Dirga

Dirga langsung menoleh kearah Zahra yang masih menyuapi Zalika.

"Sayang, memangnya kamu gak ada baju lain selain ini?" tanya Dirga

Tanpa banyak bicara Zahra langsung membuka ponselnya dan menunjukkan busana terbaru keluaran Dior.

"Ini adalah baju yang aku pakai sekarang, dan baru launching sebulan yang lalu, sedangkan yang aku pakai kemarin adalah baju yang berbeda," ucap Zahra menunjukkan gambar pakaian yang hampir sama 

Semua orang langsung terdiam saat mendengar ucapannya, termasuk Anin.

Saat mereka sedang sibuk berdebat tentang outfit Zahra.

Zalika tengah mengacak-ngacak kediaman Bahri.

Gadis itu naik ketas lemari dan melemparkan satu persatu barang-barang yang ada di tempat itu membuat para pelayan menjerit histeris. Semua pelayan mencoba merayunya turun namun tak satupun orang yang di dengarnya.

Melihat Hal itu Zahra langsung menyuruh Zalika turun, dan menggendongnya.

Merry begitu murka dan melampiaskan kemarahannya kepada Zahra yang dinilai tak becus mengurus anaknya. Ia bahkan membandingkan Zalika dengan cucu-cucunya yang lain yang begitu kalem dan tak seaktif Zalika.

Meskipun Zahra dan Dirga  sudah meminta maaf namun tetap saja Merry masih belum bisa memaafkannya.

Setibanya di rumah Dirga langsung memarahi putrinya dan menghukumnya.

"Sudahlah sayang, dia masih anak kecil, jadi wajar saja jika dia begitu aktif," ucap Zahra berusaha menahan suaminya saat hendak menghukum putrinya

"Tapi ini bukan yang pertama kali Sayang, dia sering seperti itu jika keluar rumah, aku takut anak kita gak normal," 

"Maksud kamu?"

"Selama ini dia tidak pernah bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya, jadi mungkin saja dia seperti itu saat melihat teman-teman baru. Kamu lihat kan setiap kita kumpul Zalika gak pernah mau main bareng sama anak yang lainnya, dia lebih suka menyendiri," terang Dirga

"Tapi menurutku itu wajar sayang, kan mereka belum kenal, lagian dia di rumah baik-baik saja dan kata si mbak juga di sekolah dia aman-aman saja, buktinya tidak pernah ada komplain dari gurunya," jawab Zahra

"Ok, tapi aku tetap gak yakin, karena bisa saja Mbak Jum bohong kan," 

"Sudahlah Sayang, sekarang sebaiknya kamu istirahat, biar aku yang mengurus Zalika," 

Pagi itu Zahra sengaja mengantar putrinya ke sekolah, ia sengaja tak mengajar karena ingin melihat sendiri keadaan Zalika saat di sekolah.

Ia benar-benar shock saat melihat sikap Zalika yang berubah 100 persen saat di kelasnya. Gadis itu tampak tak bisa diam dan terus berkeliling di kelasnya. 

Ia segera masuk kedalam kelas saat melihat putrinya naik keatas mejanya.

"Zalika!" serunya dengan suara lantang

Setelah menurunkannya ia kemudian meminta assisten rumah tangganya untuk menjaga putrinya selama ia berbicara dengan gurunya.

Zahra begitu terkejut setelah mendengarkan penuturan guru kelasnya.

Ia tak menyangka selama ini Assisten rumah tangganya selama ini membohonginya.

"Sepertinya anak ibu ini memiliki gangguan konsentrasi, jadi dia gak bisa fokus saat belajar dan cenderung selalu ingin melakukan sesuatu sesuai keinginannya sendiri, ia terlalu asyik dengan dunianya hingga membuatnya begitu cuek dengan lingkungan sekitarnya, kalau saran dari saya, sebaiknya bawa Zalika ke psikolog agar ibu bisa tahu apa yang menyebabkan Lika seperti ini, kalau saya sih gak masalah dia seperti ini tapi saya tidak tahu dengan wali murid lainnya, karena selama ini Zalika juga sering mengganggu teman-temannya. Jadi mumpung belum terlambat lebih baik mengantisipasi sejak dini daripada Ibu nanti menyesal kedepannya," 

Zahra begitu lemas saat mendengar ucapan guru kelas Zalika. Ia tidak menyangka jika putri semata wayangnya mengidap kelainan.

Bab 2

"Sepertinya anak ibu ini memiliki gangguan konsentrasi, jadi dia gak bisa fokus saat belajar dan cenderung selalu ingin melakukan sesuatu sesuai keinginannya sendiri, ia terlalu asyik dengan dunianya hingga membuatnya begitu cuek dengan lingkungan sekitarnya, kalau saran dari saya, sebaiknya bawa Zalika ke psikolog agar ibu bisa tahu apa yang menyebabkan Lika seperti ini, kalau saya sih gak masalah dia seperti ini tapi saya tidak tahu dengan wali murid lainnya, karena selama ini Zalika juga sering mengganggu teman-temannya. Jadi mumpung belum terlambat lebih baik mengantisipasi sejak dini daripada Ibu nanti menyesal kedepannya," 

Setelah mendengar penjelasan guru kelasnya, Zahra segera membawa putrinya ke seorang psikolog untuk memeriksa keadaannya.

Ia langsung menangis sedih  saat mengetahui kenyataan jika putrinya mengidap ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorders) yaitu sebuah gangguan perkembangan anak dimana ia cenderung lebih aktif dari anak-anak seusianya.

"Jangan bersedih bunda, meskipun ADHD gak bisa disembuhkan seratus persen tapi kita bisa di kurangi dengan cara terapi. Jadi saran saya segera lakukan terapi agar putri anda bisa berkembang sesuai anak seusianya," 

"Baik Bu,"  Zahra berjalan gontai menuju ke rumahnya 

Pikirannya benar-benar kacau, selama ini memang ia jarang memperhatikan putrinya karena terlalu sibuk mengejar karier dan kuliah lagi untuk menjadi seorang profesor seperti yang diinginkan oleh mertuanya.

Namun siapa sangka karena kesibukannya justru membuat putrinya kehilangan kasih sayangnya hingga membuatnya mengidap gangguan perkembangan.

Sesal kini tak tiada guna karena nasi sudah menjadi bubur. Ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk lebih fokus merawat Zalika mulai saat ini.

Ia bahkan berencana untuk resign dari pekerjaannya sebagai seorang guru, dan mungkin juga ia akan cuti kuliah untuk sementara waktu sampai kondisi Zalika membaik.

Setibanya di rumahnya, Merry sudah menyambutnya di depan pintu dengan wajah bengisnya. Wajahnya terlihat begitu kesal saat melihat Zahra bersama putrinya. Ia tak habis pikir kenapa wanita sempurna seperti Zahra bisa melahirkan anak cacat seperti Zalika.

"Ternyata, bibit, bebet, dan bobot itu begitu penting saat memilih calon menantu. Ini kejadiannya jika aku terlalu menuruti keinginan putraku yang hanya mengandalkan cinta saat mencari calon istri bukan dari bibir, bebet, dan bobotnya!" ucap Merry dengan nada tinggi

"Sekarang aku harus menanggung malu karena memiliki cucu cacat seperti dia!" imbuhnya sambil menunjuk kearah Zalika

Tentu saja hal itu membuat Zahra geram, bagaimana bisa seorang nenek tega mengatakan cucunya cacat.

"Tidak bisakah ibu menjaga perasaan putriku?" ucap Zahra berusaha menahan amarahnya

"Memangnya kenapa, apa kau tidak terima aku mengatakan anakmu cacat!" sahut Merry begitu arogan

"Asal ibu tahu ya, Zalika bukan anak cacat, dia anak normal yang mengalami gangguan perkembangan atau anak berkebutuhan khusus. Jadi tolong jangan samakan dengan anak cacat bu. Karena orang cacat itu adalah orang yang memiliki kekurangan secara fisik, jadi tolong jaga ucapan ibu," jawab Zahra

"Sama saja, meskipun kau menyebutnya apa itu tetap saja semua orang memandang ia sebagai anak gak normal alias cacat!" tegas Merry

Ia kemudian menunjukkan sebuah video yang membuat Zahra begitu terkejut saat melihatnya.

Bagaikan boom waktu ia tidak mengira jika ada oknum yang sengaja mengupload video perilaku putrinya saat di sekolah.

Berbagai komentar miring dan juga hinaan terhadap Zalika memenuhi kolom komentar unggahan tersebut.

Bahkan tak sedikit dari mereka yang menyalahkan dirinya karena telah gagal mendidiknya hingga menjadi anak yang cacat.

Video dengan judul cucu sultan tapi kok gak normal sudah ditonton sebanyak 2O miliar viewers hanya dalam waktu tidak ada dua  hari, bahkan karena viralnya video itu membuat perusahaan Bahri group kena imbasnya.

Sebagai cucu dari konglomerat tentu saja Zalika memang menjadi sorotan, tak jarang banyak oknum yang menggunakan video tersebut untuk menjatuhkan saham Bahri Group.

Merry  yang begitu murka langsung menyuruh Dirga menceraikan Zahra dan mengusir keduanya dari rumahnya.

Wanita itu tak mau mendengar alasan apapun dari Zahra yang berusaha memberikan penjelasan tentang kondisi yang dialami putrinya Zalika.

Dirga hanya diam mematung, pria itu bahkan tak berani membela istri dan anaknya di depan ibunya

Wanita itu bahkan mendoktrin putranya untuk memilih istrinya atau keluarganya.

"Sekarang kau tinggal pilih Dia atau keluarga mu. Jika kau memilih wanita itu maka aku akan mengeluarkan namamu dari kartu keluarga Bahri, yang berarti kamu dikeluarkan dari ahli waris keluarga Bahri," ancam Merry

Dirga yang kebingungan terpaksa menyetujui permintaan ibunya. Meskipun ia mencintai Zahra istrinya, tetap saja ia tidak bisa hidup menderita bersamanya hingga ia memilih keluarganya. Tentu saja itu berarti Dirga memilih menceraikan Zahra.

Zahra tak habis pikir kenapa suaminya bisa tega menceraikannya, disaat situasi anak mereka yang membutuhkan kasih sayang kedua orangtuanya. Ia bahkan memohon kepadanya untuk tidak menceraikannya, namun Dirga tetap saja tak bergeming dengan keputusannya.

"Bagaimana kamu bisa setega itu sama aku dan anakmu, meskipun Lika mengidap ADHD namun dia anak yang normal, ia hanya perlu melakukan terapi dan kasih sayang dari kita bersua agar bisa berkembang seperti anak seusianya,!" seru Zahra mencoba menjelaskan keadaan putrinya 

Ia bahkan menunjukkan hasil TES IQ putrinya, agar suaminya percaya. Namun lagi-lagi Dirga tak berkutik saat ibunya meminta ia memilih antara Zahra atau keluarganya.

Malam itu Dirga memilih meninggalkan rumahnya dan menginap di rumah kedua orang tuanya.

Pagi harinya Zahra begitu sedih saat menerima surat gugatan cerai dari pengacara Dirga. Namun bukan Zahra namanya jika ia menyerah begitu saja.

Wanita itu berusaha menemui Dirga untuk membicarakan lagi masalah rumah tangga mereka. Namun Dirga tetap mengacuhkannya.

Melihat Zahra yang bersikeras tak mau bercerai membuat wanita itu langsung mendatangi kediaman putranya dan memberikan sebuah koper berisikan uang kepadanya.

"Aku tahu kau menikahi putraku karena menginginkan harta kami bukan?. Jadi aku rasa uang itu cukup untuk biaya hidup mu dan anakmu hingga ia kuliah nanti. Ingat, jangan pernah datang lagi ke rumah kami dan jangan pernah memakai nama keluarga kami pada nama belakang putrimu, karena mulai saat ini hubungan kita sudah berakhir, tidak terkecuali dengan putrimu. Meskipun ia adalah darah daging putraku tetap saja kami tidak bisa mengakuinya sebagai keluarga bahri karena ia anak yang cacat!" hardik Merry kemudian melemparkan koper itu ke depan Zahra

Wanita itu mengepalkan tangannya saat menerima penghinaan dari keluarga suaminya.

Ia berjanji suatu saat nanti akan membuat mereka bertekuk lutut dan meminta maaf kepadanya karena telah menghina putrinya.

Jika aku bisa merubah anak bengal menjadi anak Genius, kenapa aku tidak bisa melakukan itu pada putriku. Aku bersumpah akan menjadikan putriku anak yang bertalenta, dan suatu saat kalian akan mengemis untuk memintanya kembali menjadi bagian dari keluarga Bahri

Bab 3

"Aku tahu kau menikahi putraku karena menginginkan harta kami bukan?. Jadi aku rasa uang itu cukup untuk biaya hidup mu dan anakmu hingga ia kuliah nanti. Ingat, jangan pernah datang lagi ke rumah kami dan jangan pernah memakai nama keluarga kami pada nama belakang putrimu, karena mulai saat ini hubungan kita sudah berakhir, tidak terkecuali dengan putrimu. Meskipun ia adalah darah daging putraku tetap saja kami tidak bisa mengakuinya sebagai keluarga bahri karena ia anak yang cacat!" hardik Merry kemudian melemparkan koper itu ke depan Zahra

*Brakkk!!

"Aku harap kau tidak kalap saat melihat uang sebanyak itu!" imbuh Merry menatapnya sinis

Zahra mengepalkan tangannya saat menerima penghinaan dari keluarga suaminya.

Ia tak mengira jika mereka akan tega menendangnya dari keluarga Bahri hanya karena anaknya yang mengidap ADHD.

Sampai kapanpun akan ku ingat perlakuan kalian padaku hari ini, suatu hari nanti aku pastikan kalian akan menyesali perbuatan kalian hari ini dan mengemis meminta aku dan putriku kembali ke rumah kalian,

Ia berjanji suatu saat nanti akan membuat mereka bertekuk lutut dan meminta maaf kepadanya karena telah menghina putrinya.

Jika aku bisa merubah anak bengal menjadi anak Genius, kenapa aku tidak bisa melakukan itu pada putriku. Aku bersumpah akan menjadikan putriku anak yang bertalenta, dan suatu saat kalian akan mengemis untuk memintanya kembali

Dibawah guyuran hujan, Zahra meninggalkan kediamannya tanpa membawa satupun barang-barangnya.

Ia hanya membawa koper berisikan uang pemberian Merry.

Wanita itu kemudian menghentikan sebuah taksi dan pergi menuju ke rumah sahabatnya.

Kali ini yang ia tuju adalah rumah Delia, dia adalah satu-satunya sahabat terdekat Zahra. Selama ini ia sudah menganggapnya seperti saudara dan melakukan apapun bersama-sama.

Namun siapa sangka sahabatnya menolak kedatangannya saat Zahra menyampaikan maksudnya untuk menginap di rumahnya. Padahal selama ini ia kerap membantunya, dan selalu ada saat Delia membutuhkannya.

Alih-alih mengusirnya Delia mencoba memberi uang padanya untuk menginap di hotel.

"Sorry ya Ra, bukannya gak boleh nginep di rumah gue, tapi karena keluarga besar gue lagi ngumpul jadi gak ada kamar kosong, sekali lagi maaf ya," tandas gadis itu

"Iya gak papa kok, pasti kamu lagi sibuk ya sekarang, kalau gitu gue pamit ya," jawab Zahra kemudian membawa kopernya

"Tunggu, aku tahu kamu lagi butuh tempat menginap, memang ini tidak banyak tapi mudah-mudahan cukup untuk biaya menginap di hotel," ujar Delia memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu padanya

"Terimakasih Del, kamu gak perlu repot-repot karena kalau cuma buat nginep di hotel aku masih ada uang," ucap Zahra menolak uang pemberian Delia sahabatnya.

"Beneran kamu ada uang?" tanya Delia lagi

Zahra mengangguk dan kemudian berpamitan pergi. Delia tersenyum simpul menatap kepergian sahabatnya itu.

Malam harinya, Zahra sengaja menginap disebuah hotel bintang tiga di kawasan Depok sambil mencari apartemen murah untuk tempat tinggalnya.

Tidak butuh waktu lama ia langsung mendapatkan sebuah rumah minimalis dengan harga terjangkau 

Ia sengaja memilih tinggal di luar Jakarta karena menginginkan kehidupan yang jauh dari gaya hedonisme seperti tempat tinggalnya dulu. Selain biaya hidup yang relatif lebih murah, ia berharap jika warga pinggiran kota akan lebih ramah dan menerima keadaan putrinya.

Pagi harinya ia mendatangi sebuah kompleks perumahan untuk melakukan akad jual beli.

Selesai Akad ia segera mengajak Zalika pindah ke rumah barunya.

Zahra begitu bersyukur saat bisa mendapatkan rumah yang lumayan bagus dengan fasilitas lengkap dari sekolah, tempat belanja, kolam renang dan fasilitas lainnya dengan harga terjangkau.

Bahkan ia melihat lingkungan sekitarnya begitu ramah anak .

Semoga aku bisa mengubah takdir kami di tempat ini,

Karena tidak memiliki perabotan rumah, Zahra menyempatkan diri berbelanja perabotan rumah dan kebutuhan lainnya di pasar.

Sepulang dari pasar ia melihat pemberitaan di media online yang mengabarkan jika Dirga akan segera menikah lagi.

Lelaki itu bahkan memperkenalkan calon istrinya di depan media, meskipun statusnya masih belum bercerai dengan Zahra.

Zahra semakin kesal saat melihat calon istri suaminya. Dia benar-benar tak menyangka jika Delia adalah calon istri Dirga.

"Bagaimana mungkin dia mau menikah dengan suami sahabatnya sendiri yang belum berstatus duda, dia bahkan tahu semuanya karena aku sudah menceritakan semuanya kepadanya. Kau benar-benar tak punya hati Del, apa kalian sengaja merencanakan ini??" Zahra terlihat mengeratkan giginya

Jelas terlihat kekecewaan yang mendalam di wajah wanita itu. Bukan hanya dikhianati oleh suaminya sendiri tapi yang lebih menyakitkan adalah dikhianati sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Meskipun ia begitu sedih, namun ia berusaha tidak menangis do depan putrinya. Ia hanya memendam semuanya dalam dada.

Di hari kedua, ia sengaja mendaftarkan Zalika di sebuah sekolah Taman Kanak-kanak yang ada di komplek tersebut.

Ia sengaja menceritakan kondisi Zalika kepada pihak kepala sekolah agar mereka tahu keadaan Zalika, dan tidak kaget.

Awalnya Zalika diterima dengan baik oleh guru dan teman-temannya, namun siapa sangka semuanya berubah saat mereka tahu perangai Zalika yang semakin tak terkendali saat melihat banyak orang.

Perlakuan diskriminatif mulai di terima oleh Zalika. Bukan hanya dari teman-temannya, bahkan dari guru dan juga wali murid yang mulai mengucilkannya.

Para wali murid bahkan sengaja menyuruh, anak-anaknya untuk tidak bergaul dengan Zalika yang dianggap tidak normal.

Perilaku diskriminatif terhadap putrinya membuat Zahra meradang dan langsung melakukan protes kepada pihak kepala sekolah saat sang guru kelas memperlakukan putrinya tidak adil.

Ia kerap tak dianggap dan dibiarkan melakukan apapun sesuka hatinya, tanpa ada teguran.

Sebagai seorang guru ia tahu betul jika tindakan  diskriminasi yang diterima dari putrinya bisa dilaporkan kepada pihak Komnas perlindungan anak, dan tentu saja bisa membuat ijin operasional sekolah itu bisa di tutup.

Mendengar ancaman dari Zahra membuat pihak sekolah akhirnya meminta guru kelas Zalika untuk merubah sikapnya kepadanya.

Zahra yang tak mau melihat putrinya di abaikan di kelasnya, ia kemudian menawarkan diri untuk menjadi Shadow Teacher ( Guru pendamping) untuk putrinya.

Ia berjanji kepada kepala sekolah, jika ia bisa merubah perangai Zalika yang tak bisa diam bisa lebih tenang dan fokus di kelas.

Ia juga memberikan bimbingan belajar yang tidak ia dapatkan dari guru inti saat ia mendapatkan kesusahan dalam mengerjakan tugas-tugas dari gurunya.

Ternyata hal ini justru semakin menumbuhkan konflik baru antara Zahra, guru kelas dan juga para wali murid yang tak terima dengan keputusan kepala sekolah yang tetap mengijinkan Zalika tetap bersekolah di sana.

Padahal mereka menginginkan anak itu di keluarkan dari sekolah itu karena dianggap tidak normal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!