NovelToon NovelToon

TAWANAN BERUJUNG CINTA

Menolong Gavin

Prolog

Grace Renata harus menerima hukuman atas tindakan kriminal yang dilakukan bersama kekasihnya, yang berniat mencelakai Gavin Richard, mantan suami dari Mamanya yang saat itu sudah menikah lagi dengan seorang wanita bernama Azzahra.

Kesalahpahaman membuat Grace menbenci Gavin, karena menganggap Gavin dulu menikahi Mamanya yang bernama Agatha hanya karena memanfaatkan harta warisan mantan suami Agatha sebelumnya. Namun, karena kemurahan hati Azzahra, istri baru Gavin, akhirnya Grace terbebas dari jeruji besi atas perbuatan kriminalnya.

Walaupun dia terlepas dari hukuman penjara, tidak membuat Grace terbebas begitu saja. Dia mendapatkan sanksi, harus bekerja secara sukarela di sebuah Panti Wreda. Namun, karena sifat keras kepala Grace dan selalu membuat onar di tempat yang banyak dihuni orang tua, akhirnya dia dipekerjakan untuk membantu usaha milik Rizal Gunawan yang bergerak di bidang jasa penyelidik swasta.

Sampai pada suatu waktu Grace menjalankan sebuah misi yang membuatnya harus menyamar menjadi anak dari seorang pengusaha untuk memperdaya seorang pria bernama Rivaldi Wijaya. Yang akhirnya melahirkan sebuah konflik kisah cinta bagi Grace.

...❤️❤️❤️...

Pengenalan Tokoh

Grace Renata

Wanita muda nan cantik berusia dua puluh tahun. Karena sebuah kesalah pahaman, Grace dan kekasihnya melakukan tindak kejahatan dengan melakukan pembalasan kepada mantan suami Mamanya, Namun, aksinya tersebut berhasil digagalkan oleh seorang penyidik swasta bernama Rizal Gunawan membuatnya harus berurusan dengan duda tampan yang berusia hampir dua kali dari usianya.

Rizal Gunawan

Duda tampan berusaha tiga puluh sembilan tahun, beranak satu yang mempunyai profesi sebagai agen penyidik swasta. Secara tidak sengaja dia menggagalkan aksi Grace dan kekasihnya yang ingin mencelakai seorang pengusaha kaya raya pemilik hotel kenalannya.. Dia yang ditugaskan menanggani Grace, akhirnya mempekerjakan Grace sebagai anggota timnya.

Rivaldi Wijaya

Pria tampan berusia tiga puluh tahun. Karena ambisinya mengambil alih bisnis suku cadang yang selama ini dikuasai oleh perusahaan Mahadika Gautama dia menggunakan cara licik untuk bersaing. Untuk menghentikan aksi Rivaldi, bos dari Mahadika Gautama menyewa Rizal dan Grace untuk memperdaya Rivaldi.

Issabella Gunawan

Putri cantik Rizal Gunawan, berusia sembilan belas tahun, yang selalu menentang hubungan antara Rizal dan Grace. Sementara Issabella sendiri menyukai Rivaldi yang dia tahu dekat dengan Grace

Vito Mahendra

Anak buah Rizal, berusia dua puluh delapan tahun yang diam-diam menyukai Isabella.

***

Sebuah mobil Jeep berjalan menuju kota Jakarta dari arah Bogor. Dua orang pria di dalam mobil itu berbincang seputar kasus yang sedang mereka selidiki. Mereka adalah Rizal Gunawan, seorang agen penyidik swasta, dan anak buahnya yang bernama Vito Mahendra.

Sebagai penyidik indipendent, Rizal sering disewa oleh beberapa orang penting seperti dua pengusaha terkenal, David Richard dan juga Dirgantara Poetra Laksmana, untuk menyelidiki kasus-kasus yang sedang mereka hadapi. Namun, meskipun begitu, Rizal tetap berpegang teguh kepada aturan yang berlaku. Dia tidak akan menerima klien yang memintanya untuk melakukan kejahatan kriminal.

" Sepertinya target sudah masuk ke dalam perangkap kita, Pak Rizal," ucap Vito yang berada di belakang kemudi membahas soal misi yang sedang mereka jalankan.

" Benar, Vito. Sekarang giliran Tuan Daniel lah yang bertindak," sahut Rizal dengan mata terfokus pada ponsel di tangannya.

" Pa, sepertinya ada keributan di depan ..." Mata Vito melihat ada orang yang sedang berkelahi di depannya, membuat dia memperlambat laju mobil yang dikendarainya.

" Mana?" Kali ini Rizal terpengaruh dengan ucapan Vito, hingga dia menoleh ke arah depan.

Rizal melihat dua orang berpakaian hitam dengan menggunakan penutup wajah seperti sedang bertarung dengan seorang pria. Dan yang mengejutkannya, salah seorang penyerang itu terlihat membawa senjata panjang seperti samurai.

" Kita berhenti di sana, Vit!" Rizal menyuruh Vito berhenti di belakang mobil mewah yang terparkir sembarang di bahu jalan. Yang diduga ada milik orang yang diserang tadi.

Tin tiiinnn

Vito menyalakan klakson mobil, berharap kedua penyerang itu pergi ketakutan karena kehadiran mereka.

" Bunyi itu tidak akan berguna untuk menakuti mereka, Vit! Sebaiknya kita turun saja!' Rizal melepas seat belt sebelum membuka pintu lalu turun dari mobil, dan sedikit berlari menghampiri orang-orang yang sedang bertarung di depannya. Rizal bisa melihat pria itu bersusah payah melakukan perlawanan terhadap dua orang penyerangnya, hingga kedua orang penyerang itu sedikit kelabakan membuat senjata yang mereka pegang terjatuh.

" Hey, apa yang kalian lakukan?!" teriak Rizal kepada dua orang penyerang yang tak terlihat wajahnya. Namun jika dilihat dari perawakannya, Rizal bisa menebak jika salah satu dari penyerang itu seorang wanita.

Melihat kehadiran Rizal dan Vito yang bertubuh kekar, seorang penyerang yang membawa samurai langsung meraih kembali senjatanya yang terjatuh karena tendangan pria yang diserangnya. Menyadari kondisi dia yang terdesak apalagi rekannya nampak kesakitan memegangi alat vitalnya setelah diserang oleh korban mereka, penyerang itu memilih mundur.

Bertamengkan samurai yang dia pegang, penyerang itu dengan cepat menarik rekannya dan membawa ke arah motor sportnya, Kemudian dengan gerak cepat dia menaiki motor tersebut menaruh kembali senjata tajam tadi ke sarungnya, lalu menyalakan mesin motor sport untuk mengambil langkah seribu.

" Hey, mau ke mana kalian?!" teriak Rizal saat melihat mereka melarikan diri.

" Tuan Gavin?" Sementara Vito yang fokus terhadap orang yang diserang, langsung mengenali orang tersebut. Apalagi saat dia melihat sosok wanita terkulai lemas di tepi jalan.

Vito mendekati Gavin lalu berseru, " Pak Rizal! Tuan Gavin ..." Vito memanggil Rizal yang berusaha mengejar kedua penyerang tadi.

Mendengar Vito menyebut nama Gavin, Rizal langsung berhenti mengejar pelaku. Dia menoleh ke arah Vito, dan melihat sosok Gavin yang terlihat sempoyongan.

" Tuan Gavin?" Dengan cepat dan menghampiri Gavin, saat dia mengetahui pria yang diserang tadi memang Gavin.

" Pak Rizal ..." Dengan memegang lengan Rizal, Gavin mencoba untuk bangkit. Sepertinya dia ingin menghampiri istrinya yang terkulai tak berdaya di sisi jalan.

" Mari saya bantu, Tuan Gavin." Rizal pun membantu Gavin untuk berdiri tegak dan berjalan menghampiri Azzahra.

" Honey ..." Dengan sisa tenaganya Gavin, orang menjadi korban penyerangan tadi mencoba mengangkat tubuh Azzahra. Dia tidak memperdulikan rasa sakit yang dia rasakan atas serangan kedua orang yang tidak dikenalnya.

" Pak Rizal, tolong antar saya ke rumah sakit." Gavin meminta bantuan Rizal untuk mengantar ke rumah sakit, karena dia mengkhawatirkan janin di perut istrinya.

" Baik, Tuan Gavin." Rizal dengan sigap hendak menuju mobilnya.

" Pakai mobil saya saja, Pak Rizal," pinta Gavin, membuat Rizal menghentikan langkahnya.

" Baik, Tuan Gavin." Rizal langsung bergegas ke mobil Gavin.

" Vito, kau suruh orang untuk urus motor itu sebagai barang bukti." Perintah Rizal kepada Vito, seraya menunjuk motor yang ditinggal oleh salah satu penyerang. " Kau tunggulah di sini!" lanjut Rizal kemudian masuk ke dalam mobil mewah milik Gavin.

Rizal harus segera membawa Gavin dan istrinya ke rumah sakit terdekat. Selain karena rasa kemanusiaan, juga karena dirinya begitu dekat dengan orang tua Gavin, yang membuatnya dengan cepat melakukan pertolongan.

*

*

*

Bersambung ...

Give Away Time 📢📢

Hai readers, waktunya give away lagi nih. Ada hadiah² menarik di novel terbaru ini

Untuk pemenang 1,2,3 akan mendapatkan tas cantik Les Catino ( khusus untuk Ranking 1,2,3 poinnya harus mencapai 30k ya, kalo ga nyampe hadiahnya akan disamakan seperti pemenang 4&5 ) 😁😁 Tenang aja waktunya panjang kok.

Untuk pemenang 4&5 akan mendapatkan paket hijab Odelia masing2 3 pcs. ( Warna Random ya )

Karena hadiahnya beda dari GA sebelumnya, jadi pasti S/K juga pasti akan lebih ketat lagi.

Give akan ditutup akhir Maret 2023. Masing panjang banget kan waktunya?? Itung² hadiah lebaran. jadi bisa ngumpulin poin²nya dulu nih😁

GA terbuka untuk umum, sapa yg mau dapat hadiah2 cantik ini? Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komennya di kolom komentar ( Wajib untuk yang ikutan GA ) dan ikuti terus kisahnya Pak Tua dan Cewek Badung satu ini. Makasih🙏

Happy Reading❤️

Tugas Dari David Richard

Setelah memberi perintah kepada Vito, Rizal lalu menjalankan mobil Gavin ke arah Gavin yang masih menggendong tubuh istrinya dengan kedua lengannya. Rizal kembali keluar untuk membukakan pintu untuk Gavin.

" Silahkan, Tuan."

" Honey, kau bertahanlah." terdengar Gavin berbicara kepada istrinya seraya menciumi wajah istrinya setelah mereka berada di dalam mobil yang siap dikemudikan oleh Rizal.

Rizal melirik Gavin dari kaca spion. Dia ingin menanyakan tentang penyerang dan motif penyerang tadi. Tapi dia merasa waktunya kurang tepat untuk dia bertanya-tanya. Akhirnya Rizal memilih berkonsentrasi mengendarai mobil dan segera menuju rumah sakit terdekat.

Sesampainya di lobby rumah sakit, Rizal bergegas keluar mobil dan meminta pihak rumah sakit menyediakan brankar dorong untuk membawa Azzahra ke ruang IGD.

Sementara Gavin berbincang dengan dokter yang menanggani istrinya, Rizal memilih menunggu di luar. Dia tidak langsung meninggalkan Gavin, karena dia berjaga jika Gavin membutuhkan pertolongan darinya.

Ddrrtt ddrrtt

Sekitar setengah jam menunggu, terdengar suara ponsel Rizal berbunyi. Rizal segera mengambil ponselnya, dan melihat nama David Richard yang tampil di layar ponselnya itu.

" Selamat malam, Om." Rizal dengan cepat mengangkat panggilan telepon dari orang tua Gavin tersebut.

" Malam, Zal. Om sudah mendengar cerita dari Gavin soal penyerangan terhadap Gavin dan Rara. Om berterimakasih sekali atas pertolonganmu, Zal. Om tidak bisa membayangkan jika saat itu kamu dan Vito tidak ada di sana." Sepertinya Gavin sudah memberitahu David, sehingga pria paruh baya itu menghubungi Rizal saat ini.

" Saya dan Vito kebetulan saja sedang dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan tugas di Bogor, Om. Dan saya tidak menyangka jika korban penyerangan itu ternyata Tuan Gavin," sahut Rizal.

" Zal, Om ingin meminta bantuanmu untuk menyelidiki siapa orang yang sudah berani mengusik keluarga Om. Apa kamu bisa membantu Om, Zal?" David menyampaikan tujuannya menghubungi Rizal via telepon malam itu juga.

" Tentu saja saya siap, Om. Kapan pun Om butuh bantuan saya, saya siap membantu dengan senang hati." Kedekatan Rizal dengan David, membuatnya tidak perlu banyak berpikir untuk membantu kasus yang sedang dialami oleh Gavin.

" Terima kasih, Zal. Om percayakan semuanya kepadamu." David beberapa kali menggunakan jasa Rizal untuk menyelesaikan masalahnya. Kali inipun dia menugaskan Rizal untuk mengatasi penyerang-penyerang Gavin.

" Baik, Om. Saya akan semaksimal mungkin membantu menyelesaikan persoalan ini," tegas Rizal.

" Ya sudah, nanti kamu bicaralah dengan Gavin. Om tutup dulu teleponnya." David berniat mengakhiri sambungan teleponnya.

" Baik, Om." Rizal masih sempat menjawab sebelum David memutus sambungan telepon tersebut.

Rizal melihat dokter yang menangani istri Gavin keluar dari ruang rawat, Dia kemudian melangkahkan kaki untuk menemui Gavin di ruang rawat Azzahra..

" Maaf, Tuan Gavin. Apa kita bisa bicara?" Rizal sempat mengetuk pintu terlebih dahulu dan meminta ijin untuk masuk.

" Silahkan, Pak Rizal." Gavin mempersilahkan Rizal masuk dan mengarahkan Rizal duduk di sofa di ruang tipe VVIP Executive yang ada di rumah sakit itu.

" Om David baru saja menghubungi saya untuk menyelidiki peristiwa yang baru saja Tuan Gavin alami." Rizal menyampaikan apa yang diminta David.

" Iya, saya sudah cerita kepada Dad David soal hal itu." Gavin menghela nafas yang terasa berat. Peristiwa yang baru saja dialami olehnya benar-benar mengerikan baginya.

" Maaf, Tuan Gavin. Sebenarnya apa yang terjadi? Siapa mereka yang menyerang Anda?

Dan apa motif orang itu menyerang Anda?" Rizal mulai mencari informasi yang bisa dia jadikan petunjuk untuk mencari siapa orang yang melakukan perbuatan kriminal tadi.

" Entahlah, Pak Rizal. Saya dan istri saya sedang dalam perjalan kembali ke Jakarta. Tiba-tiba saja ada dua buah motor menghalangi jalan kami dan menyerang kami." Gavin menjelaskan kepada Rizal apa yang baru saja dialami olehnya.

" Maaf jika saya bertanya, apa Tuan Gavin mempunyai musuh? Maksud saya, apa selama ini Tuan Gavin sedang berselisih paham dengan orang lain yang memungkinkan mereka ingin membalas dendam terhadap Tuan Gavin? Karena sepertinya orang itu bukanlah kelompok begal. Mereka tidak mengincar materi karena mereka sama sekali tidak tertarik menyentuh mobil mewah Anda," Rizal berpikir, jika saja kedua penyerang tadi memang berniat merampas mobil mewah Gavin, bisa saja orang-orang jahat tadi melakukannya. Nyatanya mereka justru fokus berusaha menyerang Gavin, artinya mereka memang menginginkan Gavin, bukan harta Gavin.

" Saya pikir juga begitu, Pak Rizal. Karena salah seorang dari pelaku itu ternyata mengenali nama saya, dan dia seorang wanita," ungkap Gavin.

" Saya juga sudah menduga jika pelaku yang membawa senjata itu seorang wanita, Tuan Gavin," Dari gestur tubuhnya, Rizal memang sudah mencurgai jika salah satu pelaku penyerang Gavin adalah seorang wanita.

" Apa saja yang sempat mereka katakan kepada Anda, Tuan?" tanya Rizal kembali.

" Dia hanya mengatakan jika ingin menjemput ajal saya.. Tapi saya benar-benar tidak mengerti, kenapa orang itu ingin menghabisi nyawa saya?" Gavin merasa bingung dengan ulah penyerangnya tadi. " Kalau saat itu Pak Rizal dan Pak Vito tidak ada di sana, saya tidak tahu akan seperti apa nasib saya dan istri saya sekarang ini. Mungkin saja saya sedang meregang nyawa atau mungkin saya sudah benar-benar tewas saat ini," ucap Gavin bersyukur dirinya masih selamat saat ini.

" Saya dan Vito kebetulan memang lewat jalan itu, Tuan. Syukurlah waktunya tepat hingga Anda tidak sampai terluka parah karena penyerangan tadi," sahut Rizal. Dia bersyukur, berada di sana tepat waktu hingga dapat membantu Gavin.

" Iya, saya benar-benar berhutang budi pada Pak Rizal dan Pak Vito," ucap Gavin merasakan Tuhan mengirim bantuanNya melalui Rizal dan Vito.

" Jangan pikirkan tentang hal itu, Tuan Gavin. Om David itu sudah saya anggap seperti orang tua saya sendiri. Tentu saja saya akan membantu Tuan Gavin semampu saya," sahut Rizal menegaskan.

" Aaaakkhh ...! Lepaskan ...!! Kak Gavin ...!!"

Saat Gavin dan Rizal yang sedang serius berbincang, tiba-tiba terdengar teriakan Azzahra membuat Gavin dengan cepat bergegas menghampiri istrinya itu.

Rizal memilih kembali keluar ruangan, karena dia tidak ingin mengganggu privacy Gavin dan istrinya.

Rizal merogoh ponselnya, dia ingin mengetahui posisi Vito saat ini berada di mana.

" Kau ada di mana sekarang, Vit?" tanya Rizal setelah merasa panggilan teleponnya diangkat oleh Vito.

" Saya sedang menuju rumah sakit, Pak Rizal." jawab Vito dari seberang.

" Apa motor sudah dibawa ke markas?" tanya Rizal menanyakan soal motor salah seorang pelaku yang ditinggal karena terburu-buru kabur saat melihat kedatangan Rizal dan Vito.

" Sudah, Pak Rizal. Tadi Sam dan Jamal yang membawa" sahut Vito kembali. " Apa kita akan menyerahkan bukti itu ke pihak berwajib, Pak Rizal?" tanyanya kemudian.

" Om David menyuruh kita menyelidiki kasus ini. Sementara tahan dulu barang bukti di markas kita. Kita yang akan bekerja untuk mencari tahu siapa pelaku-pelaku penyerangan tadi, Vit." Rizal mengatakan jika merekalah yang akan menghandle penyelidikan atas penyerangan terhadap Gavin Richard.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading❤️

Grace Renata

Di sebuah apartemen mewah di pusat kota Jakarta. Sebuah wanita cantik sedang merutuki kegagalannya melakukan aksi balas dendam.

Wanita itu adalah Grace Renata. Putri tunggal Agatha Hirawan bersama mantan suaminya yang blasteran Indonesia-Jerman.

Grace mengira jika Mamanya itu telah ditipu oleh Gavin Richard, yang berusia lebih mudah delapan belas tahun dari Agatha. Dia menilai jika Gavin sengaja menikahi Agatha yang berstatus janda kaya raya untuk memanfaatkan harta warisan yang dimiliki oleh mendiang suami Agatha terdahulu.

" Si al! Mestinya aku bisa menghabisi nyawa dia!!" Grace yang sangat kesal melempar samurainya ke atas tempat tidur.

" Kau benar-benar tidak bisa diandalkan, Joe!" umpat wanita itu kesal karena gagal mengeksekusi Gavin sesuai harapannya.

" Hei! Dia menendang senjataku, Grace! Masa depanku dipertaruhkan! Bagaimana kalau ini sampai patah? Sedangkan ini tidak diasuransikan!" protes pria yang dipanggil Joe itu. Saat melihat kedatangan Rizal dan Vito, Gavin memanfaatkan kelemahan mereka dengan menendang junior milik Joe, juga menangkis senjata yang sedang berada di tangan Grace, hingga terlepas.

Grace mendengus kasar mendengar alasan yang dilontarkan oleh Joe

" Apa kita bisa terlacak? Motor yang kau jadikan umpan tertinggal di sana ..." cemas Grace karena motor itu bisa dijadikan barang bukti oleh pihak penyidik.

" Kau tenang saja, Grace! Plat nomer itu palsu, sudah aku ganti sebelumnya." Joe melangkah ke arah lemari pendingin dan mengambil kaleng soft drink lalu melemparkan minuman bersoda itu ke arah Grace yang dengan sigap ditanggap oleh wanita itu.

Dengan jari telunjuk lentiknya wanita itu membuka pengait tutup kaleng minuman bersoda dan meneguknya, lalu menaruh kaleng minuman yang masih tersisa setengahnya di atas meja.

Grace lalu membuka jaket kulitnya hingga memperlihatkan tubuhnya yang terbalut t-shirt bra hingga menampakkan kedua bukitnya yang menonjol dan sanggup membuat kaum pria menelan salivanya.

" Kau siapkan air hangat, aku ingin mandi!" perintah Grace sambil meloloskan celana panjang dari kaki jenjangnya hingga bagian bawah wanita itu hanya tertutup kain tipis berbentuk segitiga dan memperlihatkan bo kong indah nan mulus yang pasti akan memancing otak para pria langsung travelling.

" Apa kau juga butuh aku untuk menggosok punggungmu, Grace?" Joe menyeringai menatap tanpa kedip tumbuh indah Grace.

" Kau ingin merasakan juniormu itu tertendang dua kali?!" sindir Grace melempar celana panjangnya ke arah Joe hingga membuat pria itu tertawa lebar.

" Kau selalu saja segalak srigala, hahaha ..." Joe masih saja tertawa dan melangkah menuju arah bathroom untuk menyiapkan air hangat untuk Grace.

Sementara Joe menyiapkan air untuk mandi Grace, Grace sendiri menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.

" Kau jangan merasa tenang dulu, Gavin! Aku akan tetap mengejarmu!" desis Grace menyebar ancaman.

" Aakkhh ..." Grace memekik karena tiba-tiba tubuh Joe telah mengungkungnya.

" Sebelum kau mandi air hangat sebaiknya kita hangatkan ranjang ini, Grace." Joe langsung menyergap dan melu mat bibir ranum Grace yang langsung dibalas oleh wanita cantik itu hingga mereka saling bertukar saliva saat lidah mereka saling membelit. Sementara tangan Joe sudah berhasil membuka t-shirt bra yang dikenakan Grace hingga kini pegunungan menjulang itu terbuka lebar dan siap dijajah oleh Joe. Dan dengan ketangkasannya Joe berhasil menaklukan Grace hingga akhirnya membuat Grace terus mende sah merasakan kenikmatan yang begitu memabukkan. Apalagi saat celana minim yang dikenakan Grace pun mampu disingkirkan oleh Joe dan Joe berhasil menguasai inti Grace membuat suara e rangan dan desa han terdengar di setiap sudut ruangan. Membuat suhu udara dingin di kamar itu berubah panas oleh sepasang insan yang sedang diselimuti ga irah yang menggelora.

***

Rizal mengerjapkan matanya saat merasakan sebuah kecupan mendapat di pipinya. Dia tahu siapa yang selalu rutin melakukan hal itu kepadanya. Pelakunya adalah Isabella, putri semata wayangnya dengan wanita yang dulu sangat dicintainya Sonia.

" Morning, Pih. Bella berangkat dulu ya, Pih." Suara dengan nada riang terdengar jelas di telinga Rizal.

" Jam berapa sekarang, Sayang? Kamu sudah mau berangkat?" tanya Rizal dengan suara berat lalu menyibak selimutnya mencari ponsel di sisi tempat tidurnya untuk melihat jam.

" Jam tujuh lebih, Pih. Papih masih mengantuk, ya? Pulang jam berapa semalam dari Bogor, Pih?" tanya Isabella duduk di tepi tempat tidur Rizal.

" Jam tiga Papih sampai rumah. Ada masalah yang terjadi yang menghambat Papih pulang cepat," sahut Rizal memijat pelipisnya.

" Ya sudah, Papih istirahat lagi saja kalau begitu. " Isabella kembali bangkit dan meraih punggung tangan Papanya lalu menciumnya.

" Bella kuliah dulu, Pih. Assalamualaikum ..." pamitnya kemudian.

" Waalaikumsalam ... Hati-hati bawa mobilnya!!"' seru Rizal sebelum Isabella menghilang dari kamarnya.

Rizal turun dari tempat tidurnya melangkah menuju kamar mandi. Meski hanya beristirahat sekitar empat jam, tetapi dia tidak bisa kembali terlelap dan bergelung selimut.

Beberapa menit kemudian ...

" Bapak sudah bangun?" Melihat Rizal turun dari tangga dan melangkah ke arah dapur, Bi Tinah bergegas berjalan mengekor di belakang Rizal, karena dia ingin menyiapkan sarapan untuk majikannya itu.

" Iya, tadi Bella yang membangunkan saya," sahut Rizal menarik kursi di depan meja makan dan mendudukinya.

" Bapak mau sarapan sekarang?" tanya Bi Tinah.

" Nanti saja, Bi. Tolong buatkan saya kopi saja." Rizal menolak sarapan dan minta disediakan kopi untuknya.

" Bibi bikin pisang goreng, Bapak mau?" Bi Tinah menawarkan cemilan untuk menemani kopi yang diminta oleh Rizal.

" Iya, boleh, sediakan saja ..." Rizal menyahuti dengan membuka ponselnya. Sementara Bi Tinah segera menyiapkan kopi yang diinginkan oleh Rizal.

Ddrrtt ddrrtt

Ponsel Rizal yang sedang berada di genggamannya berbunyi. Nama Vito yang terlihat muncul di layar benda pipih itu.

Rizal mengeryitkan keningnya. Saat ini waktu menunjukkan pukul 07.45 pagi. Dan Vito sudah menghubunginya sepagi ini. Padahal Vito pun sama sepertinya, pulang dini hari tadi.

" Halo, ada apa, Vit?" tanya Rizal saat menjawab panggilan masuk dari Vito.

" Pagi, Pak. Bapak sudah bangun?" pertanyaan Vito yang justru menjawab pertanyaan yang dilemparkan oleh Rizal.

" Jika saya belum bangun, pasti kau yang sekarang mengganggu tidur nyenyak saya, Vit." Rizal berseloroh.

" Benar saya mengganggu tidur Bapak?" Vito seakan percaya dengan ucapan Rizal.

" Tidak, tidak ... anakku yang tadi membuat saya terbangun," jawab Rizal mengklarifikasi ucapannya. " Ada apa kamu menghubungi saya pagi-pagi? Apa kamu tidak beristirahat?" Jika saja tidak 'diganggu' oleh putrinya tadi, mungkin saat ini Rizal masih terlelap dalam tidurnya.

" Saya baru saja mengantar Isabella ke kampus, Pak. Tadi mobil yang dikendarai Isabella mogok. Dan kebetulan saya lewat sana sedang mencari sarapan di luar. Sekarang ini mobil Isabella masih ditinggal di tempat tadi, Pak. Setelah ini saya akan kembali ke sana untuk menunggu orang bengkel yang akan membawa mobil Isabella ke bengkel." Vito menceritakan alasannya menghubungi bosnya itu pagi ini.

" Mobil Bella mogok? Ya sudah, tolong kamu urus, Vit. Share saja tempatnya di mana? Nanti saya yang ambil mobil Bella. Terima kasih kamu sudah membantu Bella." Tak lupa ucapan terimakasih Rizal sampaikan kepada Vito atas bantuannya, meskipun Vito adalah anak buahnya.

" Sama-sama, Pak. Saya tutup dulu teleponnya, saya mau kembali ke tempat mobil Isabella ditinggal, Pak." Vito meminta ijin untuk mengakhiri sambungan teleponnya dengan Rizal.

" Oke, hati-hati!' pungkas Rizal mengakhiri percakapannya.

*

*

*

Bersambung ...

Happy Reading❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!