NovelToon NovelToon

CINTA SUAMI PSIKOPAT

Berawal dari Kesedihan.

Ririn tergesa-gesa masuk ke rumah sakit untuk menemui Mama nya yang menjaga Adit yang terbaring lemah di ranjang itu.

"gimana kabar Adit mah?"

Raut wajah Ririn yang begitu cemas akan keadaan adiknya yang berbaring lemas di ranjang tersebut, air matanya langsung terurai di pipi Ririn.

"sudah stabil pasca operasi? sekarang tinggal pemulihan, dokter berkata tumor yang bersarang di otak kirinya berhasil diangkat. tapi Adit harus di operasi sekali lagi"

"syukurlah....

oh ya mah, Ririn sudah dapat tambahan untuk biaya operasi nya . Aplikasi buatan Ririn di terima, jika di tambahkan dengan uang tabungan yang sudah Ririn berikan ke mama, kita tinggal memikirkan biayanya sedikit lagi."

hiks....iks.... Hiks....iks.... hiks....iks....

Mamanya menangis setelah mendengar penuturan dari Ririn Putrinya, dan hal itu membuat Ririn menjadi curiga.

"apa yang terjadi ma? jawab ma?" Ririn mendesak mama untuk bicara karena terjadi sesuatu yang aneh.

"Papa mu sudah membawa semua uang itu kabur Rin, semuanya ludes tanpa sisa."

Ririn hanya terdiam tapi air matanya sudah terurai, dia terlihat begitu kecewa terhadap penuturan dari mama nya.

"apa yang harus kita lakukan ma? jika hanya mengandalkan uang yang Ririn punya sekarang itu tidak cukup. bagaimana kalau kita gadaikan saja rumah kita."

"papa juga sudah menjual rumah, minggu depan kita harus pindah dari rumah."

Lagi-lagi Ririn syok mendengar penjelasan dari mama nya, putus sudah harapan nya untuk membayar biaya operasi nya Adit.

"Rin... rumah itu milik Almarhumah nenek mu, itulah sebabnya papa mu menjual rumah itu."

"kenapa papa harus menjual nya? uang ratusan juta dan hasil penjualan rumah untuk apa itu ma?"

"papa mu nikah lagi, karena harapan ingin punya anak laki-laki sudah putus. Adit sakit keras seperti ini dan papa memutuskan untuk menikah lagi."

"papa jual rumah dan Mama diam saja?"

Ririn terlihat kecewa atas ucapan mamanya, yang seolah-olah tidak berbuat apapun ketika Papanya menjual rumah yang mereka tempati.

"itu rumah masih atas nama almarhumah Nenek mu, jadi itu masih bagian dari waris."

"apa yang harus kita lakukan ma, biaya operasi Adit dan juga untuk rumah tinggal kita bagaimana?"

"tuan Riko sudah melunasi semua biaya operasi nya Adit, dan Tuan juga sudah membelikan kita rumah."

"ah.... trus gimana selanjutnya ma?"

Mama nya Ririn menarik napas panjang dan kemudian menatap Ririn dengan tatapan yang yang memilukan.

"Tuan muda Riko memberikan batas waktu seminggu ini untuk melunasi hutang tersebut, jika tidak kamu harus siap menjadi istrinya."

Seketika itu juga Ririn langsung pingsan setelah mendengarkan penuturan dari Mama nya dan perawat dan dokter jaga langsung bertindak memenangi nya.

"dokter bagiamana kondisi anak saya?"

"anak ibu hanya kelelahan, kami akan memberikan Infus berikut dengan vitamin penguat tenaga."

"terimakasih dokter."

Dokter dan perawat itu berlalu untuk memeriksa pasien yang lainnya, kini Ririn dibaringkan di dekat Adit yang belum siuman.

Mama nya Ririn hanya terdiam seraya menangis, karena suami Putri pertama mereka harus menjadi korban.**

Infus sudah habis dan perawat langsung mencabut nya, dan tidak berapa lama Ririn pun sadarkan diri.

Ririn hanya menangis dan menangis, mama nya yang duduk disampingnya juga ikut menangis.

"ma..... kak Ririn....."

Adit yang sudah mulai siuman yang mengharuskan mereka berdua harus menghapus air nya masing-masing, Adit yang masih berusia 7 tahun yang tidak tahu apa-apa dan mereka wajib menyembunyikan kesedihannya terhadap Adit.

"Adit..... syukurlah lah Tuhan, Adikku akhirnya siuman juga. Adit, mana yang sakit dek?"

"kepala Adit sakit kak?"

Ujar Adit ke Kakak Nya, Ririn langsung menekan tombol diatas ranjang itu untuk memanggil Dokter.

Berselang kemudian Dokter datang bersama dua orang berjubah putih dan langsung memeriksa keadaan Adit.

Dokter itu seperti mengatakan sesuatu kepada dua orang yang bersamanya yang terlihat aktif mencatat setiap perkataan dokter.

"perkembangan sangat luar biasa Bu, efek sakit di kepalanya karena bekas dari operasi nya. dan kami memberikan obat pereda sakit paskah operasi.

Jika sudah siuman seperti ini, mungkin 3 hari lagi bisa operasi lagi. semua itu tergantung kepada pasien.

Kestabilan mental dan kesehatan fisik yang akan menentukan jadwal operasi berikutnya, saya mohon ke ibu untuk tetap menjaga kestabilan mental pasien.

Dua jam dari sekarang kami akan melakukan CT scan kepala, untuk saat kami harus tetap melakukan observasi lanjutkan."

ujar Dokter nya, setelah selesai menangani Adit. mereka berlalu dan obat pereda itu sudah mulai beraksi dan efek nya membuat Adit menjadi tertidur.

"Rin... maafkan mama.....

Mama sudah bingung harus berbuat apalagi, mama ngak punya pilihan. Adit harus segera di operasi dan kita harus pergi di rumah sesegera mungkin."

"iya ma, mau tidak mau Ririn harus menikah dengannya. Adek lebih penting dari segalanya.

Ririn siap ma, dan apapun itu resikonya akan Ririn tanggung."

Ririn langsung di peluk Mama nya, tangisan demi tangisan mereka luapkan tanpa bersuara di ruang rawat itu.

"maafkan mama ya sayang."

Hanya kata itu yang mampu di ucapkan mama nya, dan Ririn dan mamanya hanyut dalam kesedihan yang tiada bertepi.

"mama pulang ke rumah saja untuk istirahat, biar Ririn yang jaga disini."

"kamu aja kak, sudah mama beresken sebagian barang-barang kita. nanti di rumah kamu istrihat saja.

jika sudah agak baikan, beresken barang-barang Mu. karena pembeli rumah yang baru hanya memberikan waktu 1 Minggu dari sekarang."

Ririn yang akhirnya pulang ke rumah, dengan naik ojek pangkalan dan akhirnya Ririn sampai di rumah.

Dalam kamar nya Ririn hanya bisa menangis dan menangis, tidak ada lagi yang bisa dilakukannya kecuali hanya menangis meratapi nasibnya yang malang.

'tok.... tok.... tok....'

Pintu di ketok seseorang, dan terdengar pintu terbuka. seketika itu juga Ririn langsung keluar untuk memeriksa siapa gerangan yang datang.

"pa..."

Ririn memanggil Papa nya yang datang bersama perempuan yang masih terlihat masih muda.

"bagus lah kamu disini kak, papa datang untuk mengambil barang-barang Papa yang tertinggi sekaligus mau pamitan sama kakak."

"pah.... apa maksud nya semua ini? kenapa bapak melakukan ini?"

"sudahlah, ini yang terbaik untuk kita semua. papa harus punya anak laki-laki untuk meneruskan keturunan."

"pah... kembalikan uang yang papa ambil, itu semua tabungan Ririn, uang penjualan rumah ini saja yang Papa ambil. kembalikan uang Ririn pa..."

"dengar ya Rin, Papa sudah habis-habisan membiayai adik-adik Mu. Papa hanya mengambil bagian Papa saja.

Anggap saja itu membayar biaya perobatan adikmu selama ini."

Ririn hanya terdiam menanggapi perkataan Papa nya, sudah tidak lagi harapan. semuanya sudah berakhir tinggal menunggu nasib selanjutnya.

Papa nya Ririn pergi dengan membawa koper kecil dari kamar mereka saat bersama mama nya Ririn.

Kini tinggal Ririn yang terduduk di kursi yang terbuat dari kayu itu.

Perjanjian.

Hari sudah malam dan Ririn sudah selesai membereskan semua barang-barang, karena memang barang-barangnya tidak terlalu banyak.

Demikian juga dengan barang-barang yang lainnya, sudah tersusun rapi dan tinggal di angkut.

Ririn kemudian bersiap untuk ke berangkat rumah sakit, setelah mendapatkan Ojek online. Ririn pun berlalu menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Adit sudah di pindahkan ke ruangan VIP.

Ririn kaget melihat Riko, majikan mama nya yang datang bersama asistennya laki-laki. asisten itu sudah memegang dokumen di tangannya.

"duduk."

Perintah Riko kepada Ririn setelah melihat nya datang ke ruangan rawat VIP itu, kemudian menyodorkan dokumen tersebut serta pulpen.

Ternyata dokumen itu adalah perjanjian, dimana Ririn sebagai pihak kedua dalam perjanjian, akan bersedia menikah dengan Riko.

Dengan persyaratan yang sudah di cantumkan oleh Riko sebagai pihak pertama.

Selama pernikahan Ririn akan menerima sejumlah fasilitas berupa, kartu kredit kartu kredit titanium yang tentunya jumlah limit tidak terhingga, kartu debit untuk keperluan uang cash dan mobil pribadi beserta supirnya, rumah yang akan ditempati oleh keluarganya yang sudah lengkap dengan perabotan nya.

Jika terjadi perceraian tanpa anak, maka Ririn tidak akan mendapatkan harta bawaan dan harta dari penghasilan Riko selama perkawinan, kartu kredit dan kartu debit akan di tarik begitu juga dengan fasilitas mobil.

Ririn hanya mendapatkan rumah yang di tempati oleh keluarganya dan barang-barang yang dibelikan memakai kartu kredit dan itu pun harus dengan pantauan dari asisten pribadi nya Riko.

Jika terjadi perceraian dengan adanya anak, maka anak bersama Ririn sampai anak tersebut dewasa.

Ririn tetap mendapatkan fasilitas yang diberikan sediakala sampai umur anak itu dinyatakan dewasa dan kemudian Ririn harus pergi meninggalkan kehidupan Riko dan Anaknya.

Kedua klausa perjanjian tersebut tidak boleh di tentang dan wajib.

"baik tuan, tapi saya mengajukan dua permintaan.

pertama saya bisa menyelesaikan kuliah sampai memperoleh gelar sarjana.

Ke-dua, saya tidak ada kekerasan dalam rumah."

pinta Ririn yang ingin menambah klausa perjanjian, Riko hanya meliriknya dan menaikkan alis kirinya dan hal menambah kesannya yang tidak bersahabat.

"permintaan mu yang pertama bisa saya jamin tapi yang kedua saya tidak bisa jamin."

Jawab Riko menanggapi permintaan dari Ririn. Seketika itu juga Ririn terdiam, dan berusaha mencari alternatif yang lain.

"baik jika permintaan kedua tidak bisa di jamin, tapi ijinkan saya untuk melakukan pembelaan terhadap diri sendiri ketika terjadi kekerasan. terlepas bagaimana pun itu caranya dan yang terpenting saya terhindar dari kekerasan."

"oke, saya setuju." jawab Riko dengan singkat.

Asisten Riko langsung menambahkan klausa perjanjian tersebut, dan akhirnya mereka menandatangani perjanjian itu serta paraf tambahan klausa perjanjian.

"saya menerima salinan yang sudah disahkan dari perjanjian itu, setelah itu saya siap untuk menikah dengan tuan."

Riko hanya mengangguk dan kemudian dia pergi bersama asistennya, seketika itu juga mama nya Ririn langsung memeluk putri.

"ma.... kenapa adek bisa di ruangan ini? pasti ini mahal ma...."

"kata tuan ini sudah satu paket dengan hadiah-hadiah yang lain, mama juga sudah dibuat kan asuransi jiwa dan juga asuransi kesehatan, adek mu nantinya akan di sekolah kan oleh tuan.

Mulai besok mama, akan berhenti kerja di rumah tuan."

"alasannya kenapa ma?"

Ririn bertanya kepada mama nya karena begitu penasaran.

"karena tuan tidak mau selalu berpapasan dengan mama saat bekerja nanti di rumah tuan, jika tuan menikah dengan mu dan secara otomatis mama akan jadi ibu mertua nya.

katanya itu akan membuat nya tidak nyaman, jika setiap hari akan berpapasan dengan mama."

"terus nanti mama mau kerja ?"

"mama akan jualan sembako di teras rumah kita, salah satu orang kepercayaan dari tuan sudah merenovasi rumah teras rumah itu dan akan melengkapi segala sesuatunya.

tiga bulan kedepan nantinya, tuan akan tetap memberikan gaji full seperti sediakala saat mama kerja di rumah itu."

'tok... tok...tok...

pintu di ketuk, dan yang datang adalah dokter bersama seorang perawat perempuan yang masih muda.

Dokter itu melakukan serangkaian pemeriksaan kepada Adit, dan terlihat perawat tersebut mencatat setiap perkataan dan perintah dokter kepadanya.

"syukurlah anak ibu benar-benar hebat, perkembangan sangat luar biasa. jam 11 nanti pasien harus kami CT scan lagi, nah dari situ bisa kami putuskan kapan operasi yang kedua kalinya.

Semoga saja berjalan lancar, dan pasien tetap stabil."

Ujar dokter seraya tersenyum kepada mamanya Ririn.

"dokter, kenapa adik saya harus di operasi dua kali?"

"begini, tumor nya tidak bisa bisa diangkat sekaligus harus dua kali tindakan untuk mencegah komplikasi.

saat pertama kali operasi, pasti masih sisa yang lain. setelah CT scan lagi dan itu bisa pastikan.

Selanjutnya pasien akan menjalani kemoterapi, dan itu tergantung dari hasil operasi nya nanti."

Penjelasan dari dokter begitu luwes dan mudah dipahami, Ririn dan mamanya hanya berharap kalau Adit mampu menjalani Nya tanpa ada gangguan.

Dokter dan perawat itu sudah berlalu dan tinggal mereka berdua menemani Adit yang sudah Bangun dari tidur.

Kali ini terlihat anak laki-laki itu sudah tidak meringis kesakitan lagi.

"kak, ngak kuliah?" tanya mama nya kepada Ririn di kala kesunyian dari ruangan VIP itu.

"bentar lagi berangkat, berhubung lusa kami mau ujian semester genap, jadi hari ini hanya mau mengambil jadwal ujian ke kampus."

"bagus kalau begitu, oh ya kak. kata tuan, kakak harus berhenti kerja."

"iya, ngerti dengan semua itu. sepulang dari kampus Ririn akan mengajukan surat pengunduran diri."

"maaf kan mama ya sayang."

Hanya itu di ucapkan mamanya menanggapi obrolan dari putrinya, karena Adit sudah bangun. mereka berdua berusaha untuk tidak menangis.

"Adek, cepat sembuh ya sayang. setelah adek nanti sehat kita akan pindah ke rumah baru. seperti janji kakak kalau nanti nya adek punya kamar pribadi."

"serius kak?" jawab Adit seraya tersenyum lebar ke arah kakak nya.

"uhmm serius dong, makanya adek harus kuat, semangat dan jangan takut ya.

ingat, mama dan kakak akan selalu bersamamu. jangan takut sayang."

"adek ngak pernah takut kok, kan laki-laki. terimakasih kasih ya."

"sama-sama, cepat sembuh ya dek."

Adit hanya tersenyum menanggapi perkataan kakaknya, Ririn dan mamanya hanyut dalam kebahagiaan karena senyum dari Adit.

"kak, ini sudah jam 10 loh. jam berapa lagi mau ke kampus?"

Ujar Mamanya kepada Ririn dan seketika itu Ririn langsung pamit ke adik kesayangannya serta mama nya.

Ririn telah berlalu dari ruang rawat VIP itu, tapi Ririn tidak langsung menuju kampus. dia menuju taman rumah sakit yang tidak terlalu luas itu.

Begitu Cepatnya.

Tidak ada gunanya berdiam diri di taman kecil ini, akhirnya Ririn beranjak dari taman itu. tiba-tiba saja ada pria paruh baya menghampiri Nya.

"non Ririn ya?"

Tanya pria paruh baya kepada Ririn, dan hal itu membuat Ririn tertegun untuk sementara waktu.

"iya benar pak, bapak siapa? untuk apa menemui saya?"

"saya Deden non, yang di tugaskan tuan Riko untuk menjadi supir pribadi non Ririn."

"sebentar pak Deden, bukannya....

"perintah tuan Riko, mulai hari ini saya akan mengantarkan non Ririn kemana pun pergi.

Non Ririn, tolong jangan di tolak ya. nanti bapak di pecat. anak-anak bapak masih kecil, hanya bapak yang menjadi tulang punggung keluarga."

Pak Deden memohon kepada Ririn untuk tidak menolaknya.

Ririn akhirnya menerima nya, karena permohonan dari pak Deden.

Ririn akhirnya berangkat ke kampus, sesampai nya di kampus. Ririn langsung menuju mading pengumuman, dan kemudian memotret jadwal ujian tersebut.

Mahasiswa fakultas ilmu komputer, Ririn adalah mahasiswi jurusan Animasi di tingkat akhir.

"Rin... Ririn...

Suara itu milik Bagas, pria yang menyukai Ririn teman satu kelasnya. Ririn berusaha berlalu dan berpura-pura tidak mendengarkan Bagas yang memanggilnya.

Akhirnya Ririn bisa menghindari Bagas, inilah caranya untuk menjauhkan dirinya dari pria yang menyukai nya.

"kita jalan pak, sekarang ya."

Pinta Ririn kepada pak Deden, dan supir pribadi itu langsung menjalankan mobilnya. dari kaca spion mobil terlihat Bagas yang mengejar nya dan akhirnya berhenti karena kelelahan mengejar mobil yang berlalu itu.

"kita mau kemana non?"

"pulang ke rumah pak."

jawab Ririn dengan singkat, dan pak Deden pun memenuhi perintah tersebut.

Pak Deden mengambil belokan yang berbeda ke arah rumah Ririn dan hal membuanya menjadi bingung.

"bapak salah belok, seharusnya ke kiri pak!"

"tidak non, keluarga non sudah di pindahkan ke rumah yang baru. semua barang-barang keluarga non sudah di pindahkan ke rumah yang baru."

"pantasan bapak ngak nanya alamat rumah ku ya pak, secepat itukah progres nya."

"benar non, oh ya non Ririn. kata tuan handphone yang di tangan non itu di buang saja, karena handphone baru dan yang lainnya ada di saku belakang kursi kemudi bapak ini.

Handphone yang non pakai sekarang akan diserahkan kepada tuan, karena tuan tidak mau non Ririn berhubungan lagi dengan siapapun kecuali tuan."

Ririn menghela napas panjang, dia tidak mengira kalau Riko tidak Introvert seperti ini. tapi inilah kenyataan yang harus diterimanya.

Ririn membuka saku kursi kemudi dan di dalamnya ada tas kecil, ketika di buka dan isinya adalah handphone keluaran terbaru yang sudah aktif dan serta sudah memilki kartu perdana yang aktif.

Selain handphone ada juga kartu kredit titanium dan kartu debit.

Ririn hanya tersenyum saat melihat benda-benda itu, senyuman itu bukan berarti bahagia tapi adalah senyuman karena merasa dirinya tidak nyaman dengan semua fasilitas itu.

Tidak berapa lama Ririn sudah sampai di rumah barunya, semua tertata rapi dan steling jualan sudah berisi beragam jenis dagangan.

Serta rak-rak yang lain yang sudah berisi barang dagangan berupa sembako, masuk ke dalam rumah, semuanya sangat lengkap.

Mewah dan klasik, Ririn tertegun lalu kemudian menangis.

Drrrt.... drrrt.... drrrt... Drrrt.... drrrt.... drrrt...

Handphone baru itu berbunyi, terlihat yang menghubungi adalah 'mama'

Mau heran tapi tidak jadi, karena ini adalah handphone pemberian dari Riko calon suaminya.

"halo kak, kakak di mana?"

"di rumah baru kita ma, adek kabarnya gimana ma?"

"kabar baik kak, adek tidak perlu operasi lagi. tumor itu sudah benar-benar bersih dari kepala adek mu.

Adit hanya perlu kemoterapi sebanyak dua kali, dan besok adalah komotrapi yang pertama."

"syukurlah lah, tidak bisa ku bayangkan kalau Adit akan di operasi ulang.

Ntar lagi Ririn ke sana ya ma, mama mau Ririn belikan makanan apa?"

"tidak perlu kak, karena bentar tuan akan ke rumah untuk membicarakan perihal pernikahan kalian berdua.

Sudah dulu ya kak, Dokter nya datang lagi untuk memeriksa adik mu."

Percakapan itu berakhir sepihak dari mama nya, dan tidak berapa lama terdengar suara mobil.

Dua mobil datang menghampiri rumah baru Ririn, dari mobil yang paling depan Riko turun. dan mobil berikutnya turun 1 laki-laki yang berpakaian seperti perempuan yang di dampingi oleh dua perempuan yang bernampilan menor alias full makeup.

Riko yang di dampingi oleh asisten dan yang lainnya masuk ke dalam rumah, dan kami semua sudah duduk di ruang tamu yang mewah ini.

"Bu, ini perjanjian yang di revisi dan telah di sahkan oleh Notaris. silahkan di baca."

Pinta asisten Riko, secara seksama Ririn membaca perjanjian itu. semua klausa perjanjian sudah termasuk dan tidak sedikitpun yang tertinggal.

"gimana ibu? sudah sesuai kan?"

Ririn hanya mengangguk, dan Riko kemudian menoleh ke arah Ririn.

"kamu tinggal menerima bersih saja, lusa kita akan menikah. semua sudah di persiapan oleh Asep."

Ucapan dari Riko benar-benar begitu angkuh, dan terlihat dia mengedipkan matanya ke arah pria yang berpakaian seperti perempuan itu.

"ibu cantik, kenalin saya Sisil dan ini adalah ajudan eke. kami ini adalah desainer terkenal yang di tunjuk oleh pak Riko untuk urusan gaun dan makeup ibu.

ladies.....

Cepat ukur Badan ibu ini, hati-hati ya. sampai melukai kulit mulusnya."

Sisil gadungan, sudah jelas dari tenggorokan ada jagun nya. biasa-biasa dia mengaku Sisil, tapi Ririn hanya bisa nurut ketika tubuhnya di ukur untuk keperluan gaun pengantin.

Ajudan nya sudah selesai dengan tugasnya, dan Sisil gadungan itu mendekati Ririn seraya membuka notepad yang di pegang nya.

"Bu....

ini adalah hasil karya-karya eke, silahkan pilih desain mana untuk gaunnya."

Ririn hanya menunjuk salah satu dari slide layar tersebut, terlihat Sisil gadungan itu tersenyum sumringah.

"wanita berkelas pasti tahu desain yang terbaik, yang ibu tunjuk ini adalah terbaru eke dan belum pernah di buat untuk orang lain.

Ibu benar-benar hebat dalam hal memilih desain.

Okey pak Riko, tugas kami selesai. besok sore kami usahakan gaun ini selesai dan siap di pakai."

Riko hanya mengedipkan matanya, dan kemudian Sisil gadungan itu menatap Ririn lagi.

"ibu cantik, besok siang tolong datang ke butik eke ya. untuk fitting, tenang ibu sayang. pak Deden tahu kok alamat butik eke."

Sisil gadungan itu akhirnya pamit pulang, begitu dengan Riko dan asisten.

Ririn lalu berlalu ke kamar barunya, dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang malang.

Air matanya berurai di pipinya, wajahnya sembab. karena merasa kelelahan Ririn akhirnya tertidur dalam kesedihannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!