NovelToon NovelToon

Learn to Love You

Aksi Gadis Absurd

Di sekolah SMAN 01 Cempaka Putih, terdapat seorang gadis cantik dan juga ramah bernama Fayra Lavina Richardzon berusia 17 tahun yang beragama Kristen. Saat ini Fayra telah duduk di kelas 11.

Fayra merupakan anak tunggal dari keluarga berada, sehingga ia selalu saja dimanjakan oleh kedua orangnya dan tumbuh menjadi gadis remaja incaran para pria. Tidak hanya itu Fayra juga salah satu anggota OSIS dengan jabatan wakil ketua.

“Raa, lu jadi mau nonton tim basket yang lagi latihan?” tanya seorang gadis bernama Arsyita Sanchez.

Arsyi adalah sahabat Fayra yang penuh dengan kehebohan, belum lagi kecentilannya terkadang sangat meresahkan.

“Ya jadi dong, ya kali gua absen nontonin Ayang latihan. Lagian juga gua ngerasa kalau itu orang auranya semakin ke sini semakin berdamage aja ya hihi ....” ucap Fayra, wajah berseri-seri.

“Cih, berdamage mata lu somplak! Cowok kaya gitu dibilang berdamage, buta kali mata lu. Udah tahu dia dingin, cuek, kasar masih aja di tempelin kek dedemit kurang belaian!” sahut seorang gadis cantik yang sangat jutek, tetapi perhatian bernama Sheila Alanso.

“Hahh? Memangnya ada dedemit kurang belaian? Bukannya dedemit itu setan? Berarti dia udah mati dong, terus apa dia masih butuh belaian sedangkan dia aja enggak bisa di sentuh? Terus gimana cara ngebelainya coba?” tanya seorang gadis lemot penuh kebingungannya bernama Natalia Lorenzo.

“Hem, mulai dah, mulai lemotnya keluar. Dahlah, kita pergi aja yuk! Gua takut keburu Ayang gua rehat, nanti yang ada banyak cewek lain pada caper lagi!” Fayra langsung menarik tangan Sheila dan juga Arsyi.

“Hua ... Gua di tinggal dong, dasar temen tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan!” pekik Nata berlari mendekati mereka bertiga.

“Cih, dikata UUD 1945 alinea 1 kali!” gumam kecil Sheila yang terus berjalan.

Mereka semua pergi keruangan khusus dimana tim basket melakukan latihan. Ya walaupun tidak ramai, tetapi tetap saja banyak cewek-cewek gatal.

Mereka selalu ingin melihat aksi keren dari nomor punggung 19 Kapten dari tim basket Wild Stallions bernama Ace Geraldo Rodriguez dengan usia 18 tahun beragama Kristen.

Ace berlari mendribel bola, lalu menggocek sana-sini sampai melewati beberapa lawannya. Pada akhirnya dia telah sampai didepan tiang menjulang tinggi, tanpa menunggu lama lagi Ace segera mengangkat bola bersamaan dengan tubuhnya melompat tinggi.

Plung!

Bola berhasil lolos sangat sempurna merubah jumlah skor terakhir yaitu 15 vs 5.

Ace langsung ambruk duduk di pinggir lapangan dalam keadaan kaki berselonjor, kedua tangan menapak di lantai dan kepala yang sedikit mendongkak ke atas.

Bulir-bulir keringat mengalir deras dari pelipis, turun keleher. Sehingga menambah terkesan kesek*sian Ace.

Itulah Ace, dia memang selalu lebih unggul dari pada teman-temannya, bahkan beberapa kali dia selalu mendapat prestasi Kapten terbaik.

...*...

...*...

Jam pulang sekolah, Fayra bergegas berpamitan kepada ketiga sahabatnya ketika melihat mobil pribadi yang sering mengantar jemput Fayra sudah datang.

“Eh, Pak Udin udah dateng. Gua cabut dulu ya, sampai ketemu besok bestie. Jangan pada kangen ya dahh ....”

Fayra berlari kecil sambil melambaikan tangannya. Kemudian dia masuk mobil dalam keadaan pintu belakang sudah dibukakan oleh Pak Udin selaku sopir pribadinya.

Nata dan Arsyi membalas lambaian Fayra sambil berteriak, sedangkan Sheila dia hanya bisa menutup kedua kupingnya. Apa lagi suara mereka, terdengar sangat melengking layaknya sebuah kaset bajakkan.

30 menit berlalu, Fayra baru saja sampai didepan pintu utama. Pak Udin segera membukakan pintu mobilnya, lalu Fayra keluar penuh senyuman sambil mengucapkan kata terima kasih. Fayra masuk kedalam rumah dengan perasaan senang.

“Appa, Amma. Anakmu yang paling cantik datang, yuhuu ....” Fayra berjalan, penuh percaya diri melewati setiap ruangan dan terhenti tepat diruang tamu.

“Eh, a-ada tamu? Heha ... Ma-maaf, Fayra kira tadi tidak ada orang.”

Fayra berbicara cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu dia tersenyum canggung menatap kedua teman orang tuanya.

Kedua orang tua Fayra hanya mampu menggelengkan kepalanya, ketika melihat kelakuan anak semata wayangnya begitu absurd.

Daniel Edward Richardzon adalah Appa dari Fayra dengan usia 45 tahun. Appa Daniel tipe pria yang sangat baik, ramah, lembut dan juga setia.

Fayra benar-benar beruntung karena dia tumbuh dengan kasih sayang yang sangat berlimpah.

Trysta Quinn Richardzon adalah Amma dari Fayra dengan usia 42 tahun. Amma Trysta merupakan seorang Ibu yang cantik, baik, bawel, penyayang dan juga ramah.

“Ya sudah Appa, Amma, Om, dan Tante. Fayra keatas dulu ya, badan sudah lengket jadi mau bersih-bersih dulu. Dah ....”

Fayra melambaikan tangannya sambil berjalan, cuman baru beberapa langkah saja Fayra kembali berhenti. Dia berbalik menatap semuanya yang merasa bingung.

“Ohya, Fayra lupa. Om dan Tante salam kenal ya. Namaku Fayra gadis cantik, imut dan juga baik hati. Jika kalian menyukaiku serta memiliki anak laki-laki, masukan saja di daftar list jodohku."

"Jam bukanya, setiap hari. Tapi harap menunggu ya, karena banyak pria tampan yang sudah mengantri lebih dulu hihi, kabur ....”

Fayra berlari secepat mungkin, dia tertawa geli mendengar ucapannya sendiri. Fayra tahu jika sebentar lagi singa betina akan mengamuk dan bisa meruntuhkan Mansion sebesar ini.

Semua tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi gadis absurd, berhasil menggoyahkan perut mereka akibat segala keceriaan, kelucuan dan juga kebobrokannya,

Berbeda halnya, Amma Trysta. Dia berusaha keras untuk menahan segala rasa kesalnya, sambil tersenyum kecut.

“Hihi, ternyata dia sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan juga imut. Ya kan, Sayang?” tanya seorang wanita cantik bernama Rosaline Rodriguez dengan usia 40 tahun sambil menatap suaminya.

“Kau benar, Sayang. Ya sudah Bang, Kak. Kita pamit pulang dulu, semoga acaranya berjalan lancar. Permisi.” ucap seorang pria tampan bernama Gerry Fulton Rodriguez dengan usia 43 tahun.

“Baiklah, hati-hati di jalan.” sahut Appa Daniel sambil tersenyum melihat mereka berjalan meninggalkan rumahnya.

...*...

...*...

Malam hari tepatnya pukul 7. Appa Daniel, Amma Trysta dan juga Fayra sudah berada didalam mobil.

Appa Daniel mengemudikan mobilnya menuju sebuah Restoran mewah. Sedangkan Amma Trysta hanya tersenyum menatap Fayra dari kaca atas kepalanya.

Fayra memang sengaja dirias secantik mungkin, agar bisa sedikit merubah penampilannya.

Namun, itu semua membuat Fayra awalnya menaruh kecurigaan. Akan tetapi berbagai alasan dari orang tuanya, akhirnya Fayra kembali mempercayainya.

20 menit berlalu, mereka telah sampai di Restoran Bimbimba. Perlahan mereka melangkahkan kakinya masuk menuju ruangan khusus yang sudah diberikan oleh seseorang.

Ketika pintu terbuka lebar bersamaan masuknya mereka bertiga, kini ada 2 pasang mata yang saling bertemu.

Mereka berdiri sambil menyambut kedatangan keluarga Fayra. Kecuali seorang pria muda yang tampan.

Pria itu masih tetap duduk santai di kursinya dalam keadaan wajah begitu terkejut, cuman dia tetap stay cool.

“Ta-tante, O-om. Te-ternyata kalian orang tua dari Kak Ace?” tanya Fayra, wajah terkejutnya.

“Loh, kok kamu sudah mengenal Ace? Apakah kalian berteman?” tanya balik, Rosa yang mewakili semuanya.

“I-ya..”

“Tidak!!”

Fayra dan Ace serentak menjawab pertanyaan bersamaan dengan berdirinya Ace.

Sayangny, jawaban mereka terdengar saling bertolak belakang membuat suasana keadaan mulai menjadi hening untuk beberapa menit.

Kedua orang tua Fayra dan Ace menjadi sangat bingung, lantaran mereka berdua terlihat seperti seseorang yang saling bermusuhan.

“Apa, Fayra bisa menjelaskan pada Appa. Bagaimana Fayra bisa mengenal Kak Ace?” tanya Appa Daniel, suara terdengar lembut serta langsung diangguki olehnya.

“Ja-jadi, Fayra dan Kak Ace itu teman satu sekolah. Hanya saja Kak Ace adalah Kakak kelas Fayra. Cuman Fayra suka banget, ketika melihat pertandingan basket Kak Ace yang sangat keren itu."

"Kapan pun Kak Ace berlatih atau ada pertandingan melawan sekolah lain, Fayra selalu ada sambil membawakan handuk kecil dan juga minuman dingin supaya Kak Ace tidak merasa kehausan”

Fayra menjelaskan semuanya, tanpa sadar kedua orang tua mereka tersenyum lebar.

Namun, semua itu tidak berlaku untuk Ace. Dia malah mengepalkan kedua tangannya begitu kuat. Tanpa disadari rahang Ace, sudah mulai mengeras dan wajahnya pun sedikit memerah.

Kemudian Mommy Rosa segera menuntun mereka perlahan agar bisa duduk di kursinya masing-masing. Mommy Rosa menatap Ace dengan tatapan aneh.

Ace melihat itu, cuman terdiam. Terlihat sekali dari raut wajah Ace, jika dia sangat acuh dengan keluarga Fayra.

Mommy Rosa, kembali terbawa suasana langsung memaksa Ace supaya bisa kembali duduk, agar bisa menghormati tamu spesialnya malam ini.

Janji Suci Pernikahan

Sedangkan Ace, dia malah acuh tak acuh dengan begitu Mommy Rosa sedikit terbawa suasana langsung memaksa Ace supaya bisa kembali duduk untuk menghormati tamu spesialnya malam ini.

“Baiklah, jadi sekarang kita tidak perlu berbasa-basi lagi karena ini sudah sesuai dengan perjanjian kita dulu. Saya selaku Daddy dari Ace telah bersepakat bersama istri saya kalau Ace dan Fayra akan segera menikah dalam waktu dekat!”

Degh..

Degh..

Degh..

Perkataan Daddy Gerry mampu membuat jantung Fayra hampir saja melompat dari tempatnya, sedangkan semua orang tua malah tersenyum melihat raut wajah Fayra yang begitu terkejut.

Tetapi, mereka melupakan bahwasanya Ace dari tadi menahan gejolak amarah di dalam hatinya sampai tidak terkendali. Segera mungkin Ace berdiri sambil menggebrak meja, lalu menatap semuanya dalam keadaan mata menyorot tajam.

Brraaakkk..

Semua orang terkejut bukan main, bahkan Fayra langsung berhambur memeluk Amma Trysta sambil menangis ketakutan, baru pertama kali Fayra berada di suasana yang sangat menyeramkan.

“ACE GERALDO RODRIGUEZ!! Jaga sikapmu dan minta maaflah kepada mereka semua sebelum kemarahanku lepas kendali!!”

Daddy Gerry yang langsung berdiri dari kursinya menatap Ace dalam posisi berdiri dan sedikit membungkukkan badannya sambil meletakkan kedua tangannya di atas meja.

“Apa Daddy bilang? Aku harus minta maaf pada mereka? Buat apa Dad, buat apa!! Pokonya Ace tidak akan pernah menyetujui perjodohan ini, TITIK!”

“Kalian pikir jaman sekarang adalah jaman kalian yang mendapatkan jodoh dengan cara perjodohan, tidak Dad! Ace bisa mencari jodoh untuk diri Ace sendiri, jadi kalian tidak usah repot-repot mencarikannya untukku. Apa lagi gadis manja seperti dia? Cihhh.. Ace tidak akan pernah sudi!!”

Ace berbicara penuh kelantangan menatap Fayra yang masih berada di dalam dekapan Amma Trysta, tubuh Fayra mulai bergentar saat dia pertama kali mendengar suara melengking tinggi.

Apa lagi Fayra sama sekali tidak pernah di bentak oleh kedua orang tuanya. Jikalau pun ada masalah mereka akan selalu menasihatinya dengan cara berbicara baik-baik, bukan seperti Ace dan keluarganya.

“CUKUP ACE, CUKUP!!! Kau sudah melewati semua batas kesopanan yang selama ini Mommy dan Daddy ajarkan padamu hiks.. Asal kamu tahu, Ace kalau bukan karena orang tua Fayra mungkin saat ini kamu sudah tidak ada di dunia ini. Paham hiks..”

Jedeeeerrrr..

Sebuah petir menyambar di dalam hati Ace, tubuhnya mulai kaku dan dengan perlahan Ace berbalik menatap Mommy Rosa yang sudah berada di dalam pelukan Daddy Gerry dalam keadaan menangis.

“Mo-mom, a-apa yang Mommy katakan barusan? Kenapa karena mereka aku bisa hidup? Stop ya Mommy, jangan coba-coba untuk membohongiku!"

"Aku ini sudah bukan lago anak kecil yang di berikan permen langsung mengiyakan semuanya. Jadi sekarang jelaskan tentang semuanya pada Ace, alasan kenapa Mommy bisa sampai bilang seperti itu!”

Ketegesan sosok Ace mampu membuat Daddy Gerry menghela nafasnya, kemudian dia menceritakan sekilas.

Perjodohan Ace dan Fayra memang sudah di adakan sejak Ace berusia 1 tahun, dimana Fayra masih belum ada di dalam perut Amma Trysta. Perjanjian itu di buat saat kedua orang tua Fayra bisa menolong Ace yang sedang kritis.

Sehingga kedua orang tua Ace berkata, jika mereka memiliki anak perempuan maka mereka akan menjodohkan tepat di usia 17 sampai 18 tahun.

Awalnya orang tua Fayra terkejut, namun akhirnya mereka bersepakat akan menikahkan mereka hanya selang beberapa bulan dalam masa penjodohan. Tak masalah jika mereka masih sekolah, yang penting mereka bisa menjadi besan sekaligus keluarga.

Daddy Gerry tidak menceritakan secara detail karena dia takut akan semakin membuat Ace merasa hutang budi pada keluarga Fayra. Dari penjelasan tersebut Ace begitu terkejut, lalu dia berteriak sekuat tenaganya sambil menjambak rambutnya sendiri.

“AAAARRRRRGHHHHHHH.... SEMUA INI TIDAK ADIL!!!”

"KENAPA HARUS ADA PERJODOHAN UNTUK SEMUA CERITA ITU, MEMANGNYA TIDAK BISA KALIAN BALAS BUDI MEREKA DENGAN UANG!"

"KALIAN ITU HANYA MEMINJAMKAN UANG MEREKA, TETAPI KENAPA KALIAN MALAH BAYAR HUTANG KALIAN DENGAN KEHIDUPANKU!"

"INGAT INI HUTANG KALIAN BUKAN HUTANGKU, JADI JANGAN COBA-COBA MEMAKSAKU UNTUK MENIKAHI GADIS MANJA ITU! MENGERTI!"

Ace pergi keluar ruangan penuh dengan rasa kecewa, marah dan juga benci. Tak lupa Ace melampiaskan itu semua kepada pintu yang tidak bersalah apa pun.

Braak!!

Tubuh Fayra mulai bergetar hebat, sehingga membuat semuanya menjadi panik. Kedua orang tua Ace segera memohon meminta maaf atas kejadian yang tidak terduga ini. Mereka fikir, meskipun Ace menolak tetapi efeknya tidak akan sebesar ini. Namun, mereka salah.

Appa Daniel hanya bisa tersenyum mengangguk kecil, lalu segera membawa Fayra ke dalam pelukannya. Kemudian mereka pergi meninggalkan kedua orang tua Ace yang masih dalam keadaan sangat gelisah.

...*...

...*...

3 hari telah berlalu, Mommy Rosa tak henti-hentinya selalu memberikan wejangan kepada Ace agar mau menerima perjodohan itu.

Ace terdiam seribu bahasa tanpa mau menjawab satu kata pun yang berkaitan sama perjodohan.

Sampai seketika Mommy Rosa jatuh sakit, dirawat selama 3 hari berturut-turut akibat darah tingginya kumat yang di sebabkan efek setres lantaran memikirkan perjodohan tentang Ace dan juga Fayra.

Mulai dari situ Ace merasa bersalah dan segera menyetujui perjodohan itu tetapi dengan berbagai syarat yang harus mereka semua penuhi.

“Yang pertama aku mau tidak adanya kontak fisik atau berhubungan badan selama kami tidak saling mencintai!

"Persyaratan kedua aku mau pernikahan dilakukan secara pribadi yang hanya melibatkan anggota keluarga inti!"

"Dan yang terakhir, dia boleh tinggal bersamaku di satu atap yang sama. Cuman aku mau kamarku dan kamar dia di bedakan, tak apa jika harus bersebelahan. Setidaknya kamarku itu adalah privasiku!”

Ace mengatakan 3 persyaratan yang membuat semua yang hadir di sana terkejut. Tetapi Daddy Gerry langsung membantah sedikit persyaratan yang telah di buat anaknya.

“Aku tidak setuju dengan persyaratan ke-2, karena aku mau semua kolega bisnis antara keluarga Rodriguez dan Richardzon semua hadir!” ucap lantang Daddy Gerry.

Perkataan Daddy Gerry memicu pertengkaran antaran Ayah dan juga anak, Mommy Rosa berusaha membuat suaminya mengerti untuk membiarkan Ace melakukan apa yag dia mau.

Yang terpenting perjodohan ini tetap terlaksana, karena jika keduanya sudah saling mencintai pasti persyaratan itu tidak akan berlaku.

Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya Ace dengan berat hati dan juga terpaksa langsung menyetujui persyaratan tersebut.

...*...

...*...

2 bulan telah berlalu, dimana hari ini adalah hari pernikahan Ace dan juga Fayra yang bertepatan pada hari libur akhir tahun.

Pernikahan dilangsungkan secara diam-diam dan di hadiri oleh kolega bisnis besar ke-2 keluarga serta kerabat inti, sehingga tidak akan ada satu orang pun yang mengenali Ace atau pun Fayra.

Tepat pukul 09.00 pagi, acara segera dimulai oleh seorang MC terbaik. Satu demi satu susuran acara sudah dilewati, dan sekarang masuklah di acara inti.

Fayra bersama kedua orang tuanya sedang berjalan mendekati altar, sesampainya di depan altar kedua oramg tua Fayra melepaskan tangannya.

Fayra pun mulai menaiki 3 anakan tangga dengan perlahan, lalu dia berdiri tepat di samping Ace dalam keadaan tersenyum malu dan sedikit menundukkan kepalanya.

Sang Pendeta mempersilakan kedua mempelai untuk saling berhadapan sambil berpegangan tangan, lalu dilakukan beberapa doa kebaktian.

“Silakan kalian mengucapkan janji suci di depan semuanya secara bergantian. Dimulai dari mempelai pria, lalu di lanjutkan oleh pengantin wanita” titah sang Pendeta sambil menatap Ace dan juga Fayra secara bergantian.

Ace menarik nafasnya dalam-dalam memejamkan kedua matanya dan kembali membuka matanya menatap ke arah Fayra. Ace langsung mengucapkan janji suci yang akan dilanjutkan oleh Fayra.

“Saya Ace Geraldo Rodriguez telah mengambil engkau menjadi seorang istri, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan kita sesuai dengan hukum Allah yang kudus. Dan inilah janji setiaku yang sangat tulus”

“Saya Fayra Lavina Richardzon telah mengambil engkau menjadi seorang suami, untuk saling memiliki dan juga menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, dan pada waktu sehat maupun sakit. Untuk selalu saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan kita sesuai dengan hukum Allah yang kudus. Dan inilah janji setiaku yang sangat tulus”

Setelah janji suci terucap sang Pendeta segera menyuruh Ace memasangkan cincin kepada Fayra, dengan berat hati mau tidak mau Ace mengikuti semua prosedur agar tidak membuat Mommy-nya kembali jatuh sakit.

Ketika cincin cantik telah terikat di jari manis Fayra, sang Pendeta telah meresmikan status mereka sebagai suami-istri. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa pemberkatan kepada mempelai yang baru saja resmi.

Kini, tibalah Ace untuk membuka tudung yang menutupi wajah Fayra.

Perlahan demi perlahan Ace membukanya bersamaan munculnya wajah istrinya yang cantik, imut dan sangat menggemaskan bagaikan seorang Princes.

Ace sedikit tidak percaya jika itu adalah Fayra, namun di detik ke sekian Ace segera menyadari semuanya. Jika itu memang Fayra, tetapi versi yang berbeda dengan biasanya.

“Ayo dong, cium.. Cium.. Cium.. Cium..”

“Pokonya cium istrinya yang lama, kalau bisa sampai 3 menit ya.. Jangan buru-buru, tapi juga jangan kelamaan takut terbawa suasana entar ribet lagi kalau kepengen masa iya semua tamu di tinggal enak-enak haha..”

Semuanya bersorak heboh sampai-sampai membuat wajah Fayra kembali merah merona, sedangkan Ace dia terdiam mematung dengan ekspresi datarnya yang mulai memerah.

Tanpa pikir panjang Ace mencoba mendekatkan wajahnya ke arah wajah Fayra yang hanya berjarak 1 senti meter, dimana bibir mereka hampir saja bersentuhan.

 

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Tanpa pikir panjang Ace mencoba mendekatkan wajahnya ke arah wajah Fayra yang hanya berjarak 1 senti meter, dimana bibir mereka hampir saja bersentuhan.

Fayra segera menutup kedua matanya bersamaan dengan suara detak jantung yang semakin cepat, cuman semua itu tak berlangsung secara lama akibat ucapan Ace mampu menyadarkan Fayra dari impian indahnya.

“Jangan terlalu percaya diri jadi cewek!! Ingat baik-baik sampai kapan pun gua enggak akan sudi menyentuh apa pun dari tubuh lu, bahkan gua ngelakuin kaya gini karena gua cuman mau mengelabuhi!"

"mereka semuanya semua itu bo*doh kalau berpikir kita menikah atas nama cinta! Jadi lebih baik gua buat be*go sekalian, supaya semuanya bisa berpikir seolah-olah kita sedang berciuman!"

"Tapi, pada kenyatanya? Gua sangat jijik menyentuh tubuh cewek manja kaya lu! Bisa-bisa gua harus mandi kembang 7 rupa!”

Ace membisikan kalimat yang sangat membuat hati Fayra hancur, dimana dia selalu mendapatkan penolakan dari pria yang selama ini dia idolakan.

Bahkan di saat sudah menjadi seorang istri, malah lebih parah. Fayra bukan sekedar mendapat penolakan, cuman ini jatuhnya lebih menghina.

Fayra tetap berusaha menahan tangisannya dengan senyuman kecil. Ya meskipun matanya sangat berkaca-kaca, tetapi Fayra tetap bersikap semuanya baik-baik saja.

3 menit berlalu Ace kembali ke posisi tegaknya sambil sedikit menyunggingkan senyum keterpaksaan, semua orang bertepuk tangan penuh kemeriahan.

Fayra yang sudah tidak kuat tanpa sengaja menjatuhkan air matanya lantaran di satu sisi dia merasa begitu bahagia setelah mendapatkan suami yang dia idolakan.

Tetapi di sisi lainnya Fayra benar-benar sangat sedih, tidak menyangka bahwa akibat perjodohan ini membuat Ace malah semakin membencinya.

...*...

...*...

Hari demi hari telah di lewatkan oleh Fayra gadis cantik, baik dan juga ramah. Meskipun dia selalu menerima sikap dingin, cuek dan juga kasarnya Ace tetapi Fayra tetap akan senang karena doa-doa yang dia panjatkan langsung dikabulkan begitu cepat.

Ya walaupun dengan cara yang menyakitkan, Fayra sangat yakin jika suatu saat nanti Ace pasti bisa membalas cintanya.

Fayra sudah tinggal di rumah Ace semenjak selesai acara, saat jni Fayra harus selalu berada di samping suaminya. Meski berbeda kamar, setidaknya kamar mereka saling bersebelahan sesuai dengan kesepakatan sebelum menikah.

Semenjak Fayra menjadi istri Ace hal-hal yang baru Fayra rasakan membuat dia perlahan mulai kebal dengan semua bentakan, hinaan, cacian dan juga mulutnya yang pedas.

Kedua orang tua Ace selalu menyuruh mereka agar berangkat ke sekolah bersama-sama menggunakan moge kesayangan Ace. Mau tidak mau, suka tidak suka Ace harus menuruti semua itu dari pada dia kehilangan semua fasilitasnya.

...*...

...*...

Di 1 bulan pernikahan, seharusnya hubungan Ace dan Fayra masih hangat-hangatnya bermanja satu sama lain penuh keromantisan. Namun, pada kenyataannya rumah tangga mereka malah diselimuti awan mendung.

Maklum saja, karena di sini hanya Fayralah yang memiliki perasaan pada Ace. Sedangkan Ace sama sekali tidak memiliki perasaan kepadanya, bahkan Ace semakin membenci Fayra.

Ace menyangka bahwasanya kedua orang tuanya telah berubah semenjak kehadiran Fayra yang tinggal bersamanya dan membuat kedua orang tua Ace selalu saja memihak kepada Fayra.

Di dalam Mansion kediaman keluarga Rodriguez, Ace sedang memanaskan moge kesayangannya setelah selesai sarapan bersama dengan kedua orang tuanya.

Lalu dimana Fayra? Entahlah.. Hari ini Fayra sedikit kesiangan jadi dia tidak bisa ikut sarapan bersama.

Bruumm..

Bruumm..

Bruumm..

“Sepertinya si Killer sudah cukup panas untuk gua ajak main di jalan, sehat-sehat! Minggu depan gua ajak lu tanding, tapi ingat gua enggak suka kekalahan. Paham, kan!”

Ace berbicara pada moge kesayangannya bernama Killer, Ace mengusap kepala Killer sambil mengelapnya agar Killer terlihat tampan seperti pemiliknya.

Ace paling tidak suka jika moge kesayangannya ini di sentuh oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri. Ace pun masuk kembali ke dalam rumah untuk mengambil tas yang dia taruh di ruang keluarga.

“Dimana wanita manja itu, Mom?” tanya Ace dengan nada dinginnya sambil duduk di sofa menatap Mommy Rosa dan juga Daddy Gerry.

“Astaga, Ace! Bisa tidak kamu itu kalau mau kasih nama julukan buat istrimu yang bagus dikit kek! Contohnya Sayang, Baby, Honey, atau Ayang gitu dari pada wanita manja kesannya Fayra itu seperti orang lain saja” celetuk Mommy Rosa.

“Itu sudah sangat cocok untuknya. Buktinya dia selalu kesiangan, apa mungkin dia tidak pernah diajarkan oleh keluarganya untuk menghargai waktu?” sahut Ace yang wajahnya terlihat sangat datar.

Mommy Rosa dan juga Daddy Gerry yang awalnya berusaha untuk tidak terpancing, cuman perkataan Ace barusan berhasil membuat mereka kesal lantaran sikap Ace yang semakin ke sini semakin kelewat batas.

“Ace jaga ucapanmu atau Daddy akan benar-benar mengambil semua fasilitasmu!!” pekik Daddy Gerry dengan amarah yang mulai meninggi.

“Apaan sih, Dad! Kenapa sih semenjak ada dia, hidup Ace selalu saja salah dimata kalian dan karena dia juga Ace tidak bisa hidup dengan tenang. Dasar pembawa sial!!” bentak Ace menatap ke arah Fayra.

Sedangkan Mommy Rosa melirik ke arah sampingnya yang sudah ada Fayra berdiri dalam keadaan menundukkan kepalanya saat mendengarkan ucapan Ace.

“Sa-sayang.. Ma-...” ucapan Mommy Rosa terhenti ketika Fayra mengangkat kepalanya menatap mereka semua dengan mata yang berkaca-kaca.

“Maafkan Fayra ya Mom, Dad dan juga Kak Ace. Fayra bangunnya kesiangan soalnya semalam Fayra harus mengerjakan tugas untuk rapat OSIS dulu jadi sampai lupa waktu. Fayra juga mau minta maaf, selama Fayra ada di sini selalu menyusahkan kalian” ucap lirih Fayra.

“Ckk! Makannya jadi cewek jangan sok pakai ikutan kegiatan OSIS segala, akhirnya keteter sendiri kan! Dahlah Ace berangkat dulu dan untuk lu kalau mau ikut gua tunggu 1 menit enggak keluar, gua tinggal!” ujar Ace yang langsung pergi begitu saja.

Sedangkan Fayra setelah mendengar ucapan Ace segera berpamitan dan berlari kecil mengejar Ace yang sudah berada di ambang pintu utama.

“Sayang, kamu enggak sarapan dulu? Kalau enggak Mommy bawain bekal roti ya.. Kamu bilang sama Ace disuruh Mommy tunggu sebentar gitu!” titah Mommy Rosa sambil berdiri serta berteriak yang membuat Fayra melambaikan tangannya.

“Tidak usah Mom, Fayra bisa sarapan di sekolah kok. Daahhhh...” teriak Fayra yang membuat Mommy Rose menggelengkan kepalanya.

“Lihat anakmu itu Dad. Kasihan Fayra dia belum sarapan atau minum susu, bagaimana jika terjadi sesuatu pada menantu kesayangan kita? Belum lagi dia itu habis bergadang mengurusi tugas OSIS-nya” Keluh Mommy Rosa kembali duduk di sofanya.

“Dia juga anakmu, bukan hanya anakku! Lagian juga aku sudah lelah melihat tingkahnya yang semakin ke sini semakin membuatku pusing. Jadi, kau uruslah dia. Aku mau berangkat kerja dulu..”

Daddy Gerry bangkit dari kursinya bersamaan dengan Mommy Rosa, kemudian Mommy Rosa memakaikan jas kepada Daddy Gerry dan memberikan tasnya.

Tak lupa sebelum berangkat kerja Daddy Gerry selalu mencium kening Mommy Rosa.

Daddy Gerry berjalan pergi keluar rumah dan memasuki mobil kesayangannya yang sudah di sambut serta di bukakan pintu belakang oleh seorang sopir khusus untuknya.

...*...

...*...

Di perjalanan Ace mengemudikan mogenya dengan kecepatan ekstra, sampai beberapa kali membuat  Fayra hampir saja terjatuh.

Dengan rasa penuh ketakutan refleks membuat Fayra memegang erat jaket kulit yang Ace gunakan tanpa berani mengatakan satu kata pun.

Seketika jalanan terlihat sangat macet, tanpa pikir pnjang Ace langsung menyelip ke sana ke sini bagaikan seekor belut yang sangat lihai dan juga licin.

Sehingga Fayra hanya bisa memejamkan kedua matanya, menahan rasa ketakutan yang saat ini menggebu-gebu di dalam dirinya.

“Jangan takut Fayra, jangan takut! Ingat, yang membawa motornya itu adalah suamimu jadi mana mungkin dia akan mencelakakan istrinya sendiri. Meskipun dia terlihat sangat cuek, dan juga dingin tetapi dia bukanlah seorang pembunuh” gumam Fayra di dalam hatinya sambil memejamkan matanya.

15 menit telah berlalu, Ace pun memberhentikan motornya. Lalu Ace menoleh ke samping dan berkata, “Turun! Jangan manja jadi orang, gua paling enggak suka lihat cewek model belatung nangka sukanya nempel mulu. Jijik gua lihatnya!”

“Baiklah, terima kasih Sayang. Hati-hati di jalan ya..” ucap Fayra sambil tersenyum serta turun dengan perlahan dari motor Ace.

“Berapa kali gua bilang jangan pernah panggil gua dengan sebutan itu, paham enggak sih lu hahh!!"

"Arrrghhh.. Mau lu itu apa sih? Kenapa setiap hari selalu saja ganggu hidup gua!"

"Lihat ini masih pagi-pagi, tapi lu udah buat mood gua hancur! Ckkk.. Dahlah, percuma ngomong sama lu juga enggak guna! Cihhh..”

Ace berteriak sekeras mungkin membuat Fayra sedikit terkejut lalu menundukkan kepalanya, bahkan Fayra bisa melihat dari aspal jika Ace meludahi dirinya.

Sebenci itukah Ace dengan Fayra, hanya karena soal perjodohan? Entahlah.. Fayra udah meneteskan air matanya saat Ace mampu mencabik-cabikkan hatinya.

Ace kembali menancapkan gas mogenya meninggalkan Fayra seorang diri dengan jarak tempuh ke sekolah masih ada 100 meter lagi. Fayra mengangkat kepalanya perlahan menatap kepergian Ace dengan air mata yang mengalir deras di hiasi oleh sebuah senyuman.

“Apa inikah yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan? Tapi, tidak apa-apa Fayra. Kamu harus tetap semangat, kamu pasti bisa!”

“Percayalah suatu saat nanti Ace akan membalas cintamu, mungkin kamu hanya perlu bekerja lebih keras lagi. Setidaknya kamu sudah memiliki raganya, dan sekarang hanya perlu berusaha memikirkan bagaimana caranya agar kamu bisa menaklukkan jiwa dan juga raganya sekaligus"

"Ingat, perjuangan tidak ada yang akan mengkhianati hasilnya. Jadi ayo semangat Fayra, semangat!”

Fayra bergumam di dalam hatinya sambil berjalan perlahan menghapus air matanya dan tetap tersenyum.

Belum lagi sepanjang Fayra berjalan dia selalu saja menertawakan nasib malangnya sendiri, akibat Fayra biasanya diantar jemput oleh sang sopir. Kini Fayra malah harus berjalan kaki setiap harinya.

Semua pihak keluarga dari ke-2 pihak tidak ada yang tahu masalah ini. Mereka hanya tahu bahwa Ace dan Fayra selalu berangkat serta pulang sekolah bersama-sama, itu pun jikalau mereka tidak ada kegiatan secara mendadak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!