NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Raja Iblis Menjadi Gadis Cantik Berambut Perak

Chapter 01 : Raja Iblis Kesombongan Dan Pahlawan ke-501

Duduk di tahtanya adalah seorang pria kuat yang tampak memiliki ekpresi sulit di wajahnya, dia mengenakan pakaian berat berlapiskan plat besi yang cukup kuat untuk menahan benturan, jika seseorang melihatnya mereka akan ketakutan terlebih saat mereka melihat tanduk di atas kepalanya yang menandakan bahwa dia seorang iblis.

Tentu dia bukan iblis biasa melainkan seorang yang disebut sebagai raja iblis yang mewakili sifat buruk dari manusia yaitu kesombongan karena itu juga dia lebih dikenal sebagai raja iblis kesombongan oleh semua orang.

Setelah banyak penyerangan, dia merasa buruk sekarang, pasalnya seorang pahlawan telah berhasil menerobos pertahanan kastilnya hingga meruntuhkan seluruh pasukannya.

Apa ini era berakhirnya kerajaannya? Dibandingkan raja iblis lainnya raja iblis kesombongan adalah raja iblis terkuat, seharusnya manusia menghindari konflik padanya namun mereka malah menyerangnya terus-menerus tanpa henti.

Dia bahkan sudah mengingat bahwa sudah ada penyerangan ke-500 padanya, dengan kata lain sekarang adalah ke-501.

Tepat saat memikirkannya pintu besar ruangannya telah dipotong menjadi beberapa bagian oleh sebuah pedang yang berada di tangan seorang gadis, usianya mungkin sekitar 15 tahunan dengan rambut pirang panjang terurai sampai pinggul serta armor perak yang kebanyakan kesatria wanita kenakan.

Dia mengacungkan pedang pada iblis yang duduk di singgasana yang menatapnya dengan bosan. Mau bagaimana lagi ini sudah ke-501 dia sudah lelah dengan semua ini.

Alasan kenapa mereka bisa menembus kastilnya semuanya sudah berada dalam rencananya, dia ingin pahlawan ini bisa mengalahkannya kemudian di detik terakhir menggunakan sihir reinkarnasi pada dirinya sendiri untuk memulai hidup barunya.

Terus-menerus melihat pertarungan sungguh melelahkan.

"Raja iblis kesombongan Galius, namaku Jeanne d'Arc dari kerajaan Prancis sebagai yang diutus pihak gereja dan atas nama Dewi Kearifan Minerva aku datang membunuhmu."

Galius yang memperhatikan hanya mendesah pelan.

"Kenapa kalian Prancis begitu ingin membunuhku, aku tidak melakukan apapun?"

"Jangan berlagak bodoh, kau telah banyak menghancurkan wilayah manusia sudah sepantasnya untuk diadili di sini."

"Tunggu sebentar, aku tidak tahu hal itu... aku selalu berada di sini sepanjang waktu."

Galius memikirkannya, apa mungkin?

"Kerajaan Prancis masih berkonflik dengan Britania Raya dan kau mencoba untuk memanfaatkannya sebagai pihak ketiga, Itulah yang terjadi, jika kami membunuhmu maka kami bisa memukul mundur tentara Britania dan menciptakan kedamaian setelah peperangan 100 tahun ini."

Galius mencapai sebuah kesimpulan.

Seseorang dari raja iblis lain telah menjebaknya.

Seharusnya dia menyelidikinya sejak lama tapi itu sudah terlambat. Jika dia bereinkarnasi mungkin semua hal yang terjadi sekarang akan bisa dia ketahui seluruhnya.

Galius berdiri dari tahtanya kemudian mengarahkan tangannya untuk menciptakan beberapa lingkaran sihir raksasa di sekelilingnya.

Paling tidak dia harus menyakinkan orang bernama Jeanne untuk membunuhnya tanpa mencurigainya. Inilah jalan satu-satunya untuk semua ini.

Para pasukan musuh telah memasuki area singgasana dengan tatapan suka cita, mereka melihat bagaimana sosok yang mereka agungkan sebagai pahlawan telah berdiri dengan pedang yang meneteskan darah dari ujungnya sementara raja iblis tergelak tanpa berdaya di lantai.

Semua orang berteriak serempak.

"Kita menang, hidup pahlawan Jeanne, hidup."

"Akhirnya selesai juga."

Mereka tertawa bersama, sedangkan Jeanne jelas merasakan hal janggal, dia sama sekali tidak terluka dan juga wajah yang ditunjukan raja iblis kesombongan bukanlah ekpresi kesakitan melainkan sebuah senyuman kecil.

"Apa-apaan ini?" gumamnya demikian.

Dengan kekalahan Galius, Britania berhasil dipukul mundur oleh Prancis, hingga peperangan 100 tahun itu melahirkan pahlawan ke-501 yang dikenal sebagai seorang Saint Agung.

Chapter 02 : Aku Menjadi Gadis

Seorang gadis tampak duduk selagi memegangi kepalanya di atas jembatan yang menghubungkan desa kecil tempatnya tinggal, desa ini berada di kerajaan Prancis yang terletak jauh di perbatasan langsung dengan Britania Raya, karena konflik peperangan 100 tahun berakhir semua orang kini bisa hidup dengan damai.

Tapi bukan itu yang saat kini dipikirkan oleh gadis tersebut melainkan nasibnya yang telah berubah drastis, sebelumnya ingatan masa lalunya telah kembali dan sekarang tumpang tindih dengan ingatan barunya setelah bereinkarnasi.

Yang jelas.

"Aku berubah jadi gadis, wajahku cantik dan imut, mata lebar serta memiliki rambut perak meski begitu aku tetap gadis dari manusia."

Begitulah bagaimana ia menggambarkan dirinya yang berada di pantulan air. Dia dikenal sebagai raja iblis kesombongan dan sekarang hanya seorang gadis berumur 10 tahun dengan nama Earlene. Ia lahir di keluarga sederhana dimana ayah yang selalu bersemangat serta ibu yang pandai memasak.

Ayahnya kerap mengajarinya bermain pedang namun sesungguhnya Earlene lebih hebat dalam penggunaan sihir sama seperti kehidupan sebelumnya.

"Aku harus menerima semuanya mulai sekarang, yang paling buruk mungkin aku akan menjalani hidup Yuri... sungguh menakutkan."

Walau dia gadis di dalamnya tetap seorang pria tulen dan fakta ini tak bisa dibantahkan, ada pikiran untuk mencoba sihir reinkarnasi kembali namun jika dia lakukan itu hanya akan melukai banyak orang yang dikenalnya sebagai Earlene, di samping mengakhiri nyawa sendiri merupakan jalan yang tidak pantas, kemungkinan berhasil juga masihlah dipertanyakan.

Dia bisa bereinkarnasi namun tidak ada yang tahu kapan dia muncul, bisa saja itu setelah ratusan atau ribuan tahun, jika demikian Itu pastilah sudah terlambat untuk menguak sebenarnya apa yang terjadi 15 tahun yang lalu saat Pahlawan ke 501 menyerangnya.

Dia mungkin sudah menjadi wanita tua sebagainya, yang mana bisa Earlene tertawakan.

Setelah merenungkan banyak hal dia kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya yang duduk di meja selagi merundingkan sesuatu yang berat.

"Kenapa kalian, ayahanda dan ibunda?"

Keduanya tak langsung menjawab melainkan sedikit mendongak karena terkejut.

"Apa barusan kau memanggil kami ayahanda dan ibunda?"

"Apa ada yang salah?" Earlene balik bertanya namun mereka berdua semakin bingung.

"Tidak, kau biasa memanggilku pak tua bangka dan ibumu nenek sihir, mungkinkah kau tanpa sengaja masuk ke kolam penyucian dan akhirnya jadi seperti ini."

Earlene mendesah pelan duduk di kursi walau kakinya tidak sampai untuk membalas.

"Aku sudah belajar sopan santun jadi maafkan diriku yang selalu kasar."

Keduanya memeluk Earlene dengan wajah menangis.

"Gaya bicara sebelumnya tidak apa-apa tapi sekarang juga oke."

Apa yang dikatakan ayah ini?

"Ibu juga merasa begitu, untuk sekarang ibu buatkan makanan."

Mereka mungkin terlalu menyayangiku.

Beberapa makanan sederhana tersaji dengan rapi, terkadang ibu Earlene memberikan banyak makanan tapi sekarang porsinya sangat pas.

"Makan yang banyak."

"Um."

Mengingat ekpresi keduanya, Earlene akhirnya bertanya.

"Apa terjadi sesuatu?"

Keduanya bertukar pandang untuk memikirkan apa harus dikatakan atau tidak, namun akhirnya memutuskan untuk memberitahukannya.

"Sepertinya desa kita akan diserang para Orc, ada beberapa penjaga desa yang berhasil melacaknya dan kini para pria desa akan bergabung untuk mengalahkannya termasuk ayah."

"Ibu sangat khawatir, katanya mereka sangat banyak."

"Bukannya kita lebih baik pergi saja," kata Earlene.

"Itu mustahil, desa kita sangat terpencil dan kemungkinan besar perjalanan sangatlah tidak aman... yang bisa kita lakukan hanyalah melawan."

Chapter 03 : Melawan Orc

Agar tidak melibatkan penduduk dalam bahaya, Earlene memutuskan untuk menyelesaikan masalah desa seorang diri secara diam-diam, dia menggunakan sihir di bawah kakinya untuk melompat jauh dari dahan pohon satu ke dahan lainnya. Bersama hembusan angin yang mengibarkan rambut serta gaunnya dia berhenti tepat di depan puluhan Orc bersenjata.

Matahari hampir terbenam dan tidak salah, bahwa mereka akan memulai penyerangan sebentar lagi.

"Dasar makhluk rendahan, kalian terlalu cepat semiliar tahun untuk menantangku... akan kutunjukan kekuatan dari raja iblis kesombongan."

Dengan satu jentikan jari Earlene menciptakan beberapa lingkaran sihir emas di atas kepala mereka dan dari sana puluhan petir dijatuhkan tanpa henti menciptakan suara serta kilatan yang menyilaukan, Orc bahkan tidak memiliki waktu untuk melihat apa yang terjadi dan mereka mati tanpa perlawanan.

Tubuh itu terlihat gosong saat Earlene melompat untuk memeriksanya, ia bisa mengetahui bukan hanya mereka yang berada di sini melainkan beberapa titik lainnya.

Itu akan terlambat jika mereka muncul dari berbagai arah, sebelum penduduk desa bergerak Earlene akhirnya memutuskan untuk memanggil salah satu pelayannya. Dia bisa disebut sebagai kaki tangannya yang ahli dalam berperang.

Mengarahkan tangannya sebuah lingkaran sihir hitam muncul di bawah kakinya.

"Summon Magic, keluarlah pelayan setiaku Asmiranda."

Dari lingkaran tersebut muncul seorang wanita dengan gaun pelayan gothic berwarna hitam, ia memiliki rambut berwarna serupa yang menutupi mata kirinya, telinga runcing dan dibalik gaun itu ada dada besar yang terlihat akan menyembul dari gaunnya kapanpun.

Mata ruby-nya menunjukkan ketidakpuasan.

"Hah? Manusia, berani sekali kau memanggil iblis tinggi sepertiku ke dunia yang menyedihkan ini... karena sudah memanggilku aku akan mengambulkan satu permintaanmu."

Sikapnya masih buruk seperti yang aku ingat? pikir Earlene.

"Aku ini raja iblis kesombongan."

"Haha jangan bercanda, tuanku sudah meninggal sejak lama. Mana mungkin."

Earlene menyelinap ke belakang Asmiranda kemudian menepuk-nepuk beberapakali pantatnya hingga Asmiranda terkejut.

"Hanya satu orang yang selalu melakukan itu padaku, tuan Galius."

"Ugh... itu aku, maaf aku selalu bersikap cabul."

"Tak apa jiwa dan ragaku memang sepenuhnya untuk tuan Galius, itu Anda telihat Imut."

"Whoaa, jangan memelukku dan lebih baik mulai sekarang panggil aku Earlene."

"Itu tidak mungkin, rasanya itu kurang sopan..

kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggil Anda Ojou-sama."

Earlene hanya menghela nafas panjang dan berfikir dia bisa melakukan hal sesukanya soal itu asal dia mau berhenti memeluknya hingga menenggelamkan wajahnya di dadanya.

"Jadi apa yang harus aku lakukan Ojou-sama."

"Ah benar, tolong habisi para Orc yang masih hidup di sekitar wilayah ini dan pastikan jasadnya mudah ditemukan."

"Ditemukan?"

"Aku akan menjelaskannya nanti."

"Dimengerti."

Keduanya berpencar ke beberapa tempat berbeda untuk membunuh Orc tanpa kesulitan, untuk Asmiranda dia membunuh dengan menggunakan petir hitam hingga suaranya bisa terdengar sampai ke desa.

Earlene yang melihat bagaimana petir itu melesat ke udara hanya bisa mengembungkan pipinya.

"Dia tidak bisa menahan diri."

Sekembalinya ke rumah orang tuanya lebih kebingungan, mereka menemukan para Orc telah mati begitu saja dan sekarang putrinya tiba-tiba membawa seorang pelayan cantik yang berdiri di belakangnya, telinganya runcing dan mereka salah kira bahwa dia ras Elf.

"Itu?"

"Namaku Asmiranda, Ojou-sama telah menyelamatkanku karena itu mulai sekarang aku akan mendedikasikan hidupku untuk beliau."

"Menyelamatkan?"

"Ah maksudnya, aku hanya memberikan nasi kepal dan ia malah memilih mengikutiku," potong Earlene panik.

"Begitu, apa boleh buat jika nona Asmiranda berkata demikian, tolong jaga putriku mulai sekarang."

"Aku juga berharap demikian."

"Serahkan padaku, aku akan memenuhi semua kebutuhan Ojou-sama termasuk hal itu juga."

"Hal itu?"

Earlene merinding.

Ini kehidupan Yuri kan? Yuri kan? Jika demikian ini tidak baik untuk dibaca pembaca di bawah umur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!