"Huff ... Huff ... Huff ...." Nafas Yosep memburu kencang, karena ia terbangun dari mimpi buruknya. "Aku kira itu adalah kenyataan. Huff ... huff ... huff ..."
Yosep bangun dari tempat tidurnya dan mendapati Rany, serta Ryuna masih tertidur pulas.
Akira dan Agito juga sudah bangun, suara tawa bayi yang riang menghibur Yosep di pagi hari.
"Sayang kamu sudah bangun?" Rany bangkit perlahan lalu memeluk Yosep dari belakang, "Kenapa sayang? Kenapa begitu pucat mukanya?"
"Mas mimpi buruk, semua keluarga kita mati. Akira hilang diculik oleh Bayanaka dan dibuang entah kemana," jawab Yosep raut mukanya masih penuh ketakutan.
"Apakah aku harus mendirikan organisasi khusus di masa depan untuk menanggulangui masalah pasukan Bayanaka nanti? Lebih baik sistem ini aku akan wariskan ke Akira dan Agito sebagai bekal mereka di masa depan."
"Tubuh manusiaku juga sudah tak mampu lagi menahan jiwaku yang abadi. Aku juga berencana membawa Ryuna dan Rany ke tempat yang lebih baik dan abadi."
"Aku akan membiarkan Akira dan Agito untuk tumbuh dewasa serta kuat. Mungkin aku adalah ayah yang tega meninggalkan anaknya dibumi. Tapi ada pilihan lain, cepat atau lambat aku harus pindah ke alam dewa, seperti pendahuluku," batin Yosep.
"Ada apa mas?" tanya Ryuna.
"Tidak apa-apa. Mas hanya mengkhawatirkan kalian saja," jawab Yosep.
"Apa yang mas perlu khawatirkan? Kita masih baik-baik saja, lihatlah! Kita masih bersama dan bahagia bersama anak-anak kita."
Mimpi buruk itu sering terjadi setiap malam dan malam ini adalah mimpi yang paling buruk.
Setelah kejadian mimpi buruk, Yosep sering melamun, dan banyak waktu bermain dengan kedua anak, serta kedua istrinya.
Yoo and Ra Grup pun sudah jarang ditengok, Yosep sering dirumah, sesekali ia mengajar di sekolahnya.
Kehidupannya pun berubah sederhana, meskipun masih bergelimang harta.
Setiap ada masalah apapun ia sudah tak memperdulikannya lagi, karena jika ia ikut campur masalahnya akan berbuntut panjang dan berakhir dengan kematian.
"Mas kenapa akhir-akhir ini sering melamun?" tanya Ryuna yang khawatir dengan Yosep.
"Mas bingung mengatakannya pada kalian berdua." Yosep menyeruput teh, lalu menghela nafas panjang.
Yosep sudah mengira jika keputusannya pasti akan ditolak mentah-mentah oleh Rany dan Ryuna. "Mas rasa kalian juga sudah merasakannya, bukan?"
"Maksud mas itu?"
"Ya."
"Memang benar tapi aku memutuskan melepaskan keabadianku, mas. Jika memang sister Rany tidak bisa dilepas energi dewanya, aku siap mengurus Akira. Agito dan Akira juga bersaudara, aku berjanji akan mengurus Akira seperti aku mengurus Agito."
Yosep sudah menemui dewa Jayalaksana, dan jawabannya sama, ia harus pergi ke alam dewa bersama kedua istrinya.
Kekhawatirannya jika Yosep terlalu lama di bumi, tubuh Yosep Rany dan Ryuna sudah tak mampu menahan kekuatan keabadian mereka. Akhirnya tubuh mereka akan meledak dan menghancurkan satu galaksi sekaligus.
Solusinya Yosep, Rany, dan Ryuna melepaskan kekuatan dewanya atau mereka pergi ke alam dewa.
Tapi Yosep masih khawatir dengan keberadaan Bayanaka, yang masih berkeliaran bebas.
Yosep benar-benar dilanda kebimbangan, setelah energi dewa Ryuna di serap oleh Yosep, dan mencoba menyerap energi dewa Rany. Ternyata energi dewa Rany tidak bisa di diserap oleh Yosep, mau tidak mau Rany harus ikut Yosep ke alam dewa.
"Maafkan aku sister, jaga Akira baik-baik. Mas Yosep akan berusaha agar kita bisa kembali nanti. Ternyata hidup seperti dewa dan abadi itu tidak menyenangkan, punya banyak resiko."
"Ya mas janji. Jika Una sudah mati pun, mas akan membangkitkan Una kembali."
Yosep mengeluarkan bola semesta lotus merah, dan membelahnya menjadi 12 bagian, yaitu mahkota rajadewa, baju zirah mahadewa, sarung tangan bermotif api, sarung tangan bermotif air, sepatu bermotif angin, sepatu bermotif petir, bola merah lotus, bola hitam lotus, bola mustika semesta, pedang dewa perang, jubah mahadewa, dan topeng dewa.
Bola lotus merah dimasukan ke dalam tubuh Akira Pratama dan bola lotus hitam dimasukan ke dalam tubuh Agito Himura, bola semesta emas sendiri Yosep kirim ke dimensi lain.
9 artefak lainnya akan Yosep bagikan pada organisasi yang akan dibentuk bernama Regalia.
Ting!
Pintu lift lantai atas taman rumahnya terbuka, Yosep yang sedang duduk menggendong Agito dan Akira bangkit, lalu memberikannya pada Rany serta Ryuna
"Bos kami datang!"
Ekspresi wajah kesembilan orang yaitu Kokoci, Tarung, Raiden, Arghadafa, Jin, Chris, Steve, Satrio, dan Kardawi begitu tegang tapi hati mereka bersedih.
Karena rumor mengatakan Yosep akan pergi dari bumi bersama Rany, alasannya mereka tidak tahu sama sekali.
Mereka bersembilan berbaris rapi, "Saya sudah membuat tubuh kalian semua, tubuh yang spesial. Setelah saya tidak ada, urus organisasi bernama Regalia, bersatu lawan kejahatan dan jangan bercerai berai. Cepat atau lambat bahaya akan datang dan kita tidak bisa membendungnya. Raiden, kau yang memimpin organisasi ini. Lindungi semua keluarga kita!" tegas Yosep.
"Siap, pak big bos!" sahut Raiden.
"Jadi rumor itu benar?" batin Kokoci, Tarung, Raiden, Arghadafa, Jin, Chris, Steve, Satrio, dan Kardawi serentak.
"Pulau Komodo adalah markasnya, saya sudah membangun fasilitas rahasia di bawah pulau itu. Dan ini bekal untuk kalian untuk menghadapi bencana dimasa depan!"
Yosep memberikan mahkota rajadewa pada Raiden, baju zirah mahadewa pada Kokoci, jubah mahadewa pada Arghafa, pedang dewa perang pada Tarung, sepatu bermotif angin pada steve, sepatu bermotif petir pada satrio, sarung tangan motif api pada Jin, sarung tangan motif air pada Chris, topeng dewa pada Kardawi.
"Jaga perdamaian dunia sebagai anggota Regalia! Dan lindungi keluarga kita!" titah Yosep.
"Siap, pak big bos!"
Mereka bersembilan sudah memakai artefak bedawang sangaresi yang sudah dievolusikan menjadi artefak dewa.
Arfetak-artefak itu menyatu dengan tubuh mereka dan tidak bisa di lepas, kecuali di potong dari badan mereka.
Kesembilan anggota Regalia tubuhnya berkedip, dan hilang dari pandangan Yosep.
"Setelah artefak itu pecah, aku yakin Bayanaka tak akan mengejarku lagi. Tapi sebelum itu aku harus membunuh Bayanaka, untuk saat ini aku ingin bersenang-senang dengan kedua anaku. Lagipula batas waktunya satu tahun lagi."
"Mas, kita pergi! Ayo jalan-jalan! Mas kan sudah janji!" pinta Rany manja.
"Ya sayang!" sahut Yosep tersenyum lebar.
Setelah satu bulan lebih usia Akira dan Agito, Yosep merekrut Ela, Ziva, dan Zahra untuk menjadi baby sitter kedua bayi imutnya.
Sebenarnya itu bukan permintaan Yosep tapi permintaan terakhir Rany, meskipun Zahra dan Ziva pernah melakukan kesalahan tapi hati mereka tetap baik serta tidak berubah.
Rany meminta mereka menjadi baby sitter karena Ziva dan Zahra baru saja kehilangan orang tua mereka. Setyo dan Mala meninggal terkena serangan jantung, mereka berdua sudah tak punya lagi tempat tinggal setelah mereka bangkrut.
Yosep menyetir mobil Koyota Alphard, di dalamnya ada Zahra, Ziva, Ela, Rany, dan Ryuna. Tujuan mereka ingin berekreasi ke puncak Bogor, dan mengadakan pesta di sana, bisa dibilang pesta perpisahan.
Yosep yang sedang menyetir, mobil tiba-tiba dimensi pecah, seperti mimpi buruk yang terjadi sebelumnya.
Kesadarannya beralih dan mendapati dirinya sedang tercekik oleh Bayanaka "Hahahaha, bagaimana ilusi yang aku buat? Aku sudah mengektraksi semua artefak nawadewanata! Hahaha!"
"Bedebah! Jadi mimpi itu hanya ilusi yang kamu buat, kurang ajar! Ajian baladewa among slira!"
Yosep memunculkan kembaran dirinya, ia mengambil 2 artefak yang sudah di pecah dalam keadaan tidak sadar, masuk dalam ilusi Bayanaka.
Kembaran diri Yosep segera menghilang membawa dua artefak bola hitam lotus dan bola merah lotus.
"Sayang! Cepat tendang aku ke dalam portal itu, ayo cepat!"
Yosep berteriak dan membalik kedudukan dengan memeluk erat Bayanaka, tapi tiba-tiba pintu dimensi situs gunung padang terbuka dan menghisap mereka bertiga masuk ke dalan sebuah portal.
"Aaaakh ... sayang pegang tanganku!" Yosep berteriak memanggil Rany yang sudah masuk bersamanya ke dalam pusaran portal Situs Gunung Padang.
Mereka berdua masuk dan tersedot tarikan gravitasi yang sangat kuat. Saking kuatnya tautan tangan dan Rany terpisah, Bayanaka berhasil menyegel Yosep dan Rany di dalam portal situs Gunung Padang.
Rany lebih dahulu memasuki pusaran merah menuju dimensi yang belum ia kenali. Hanya tinggal Yosep yang tersisa terombing-ambing di dalam lorong pusaran.
Tubuh Yosep mengeluarkan energi berupa sinar yang menyilaukan. Lalu disambar petir dan membuat tubuhnya menyusut.
Semakin lama, tubuhnya semakin menyusut seperti menghisap semua energi di dalam tubuhnya. Hingga Yosep pingsan dan tubuhnya menjadi bayi.
Bayi Yosep pun tertarik gravitasi yang kuat dan masuk portal pusaran merah, menyusul Rany.
Yosep keluar dari pusaran portal merah dan mendapati tubuhnya tanpa sehelai benang pun, berada di dalam hutan
"Aku berada dimana ini?" Yosep mencoba bangun, tapi anehnya tubuh itu tidak bisa digerakan.
Semua ingatannya dari bumi telah hilang, dan tak sadar jika tubuhnya sudah menjadi bayi. Semua yang dikatakan oleh Yosep hanya perkataan bayi yang belum bisa berbicara bahasa manusia.
Sosok wanita itu tersentak kaget mendengar suara bayi di dalam hutan Qianlong, berdekatan dengan desa Shiouzi yang berbatasan dengan kekaisaran Han, "Suara bayi siapa di dalam hutan belantara ini?"
Tanpa menghiraukan ketakutannya sama sekali, pada hewan-hewan buas di dalam hutan Qinlong yang memiliki energi Yin yang sangat pekat. Wanita tersebut terus merangsek masuk ke dalam hutan, mencari sumber suara bayi yang semakin lama semakin keras.
Sebab ada legenda mengatakan jika di dalam hutan Qinlong ada hewan buas iblis yang sedang tidur dan setara kekuatannya dengan dewa.
Hewan buas di dalam alam bawah ini dibagi atas beberapa tingkatan, yaitu tanah, batu, kayu, emas, raja, kaisar, legenda, ancient, primordial dan setiap tingkatan memiliki level yaitu awal, menengah dan puncak.
Di alam bawah ada 4 kekaisaran yaitu Shu, Wei, Wu, dan Han.
Tingkatan para kultivator sendiri terbagi atas Qi Gathering, Foundation, Golden Core, Soul Refining, Nascent Soul, Ensoulment, Saint, dan Nirvana. Lalu setiap tingkatan terbagi atas level 1-9.
Perbedaan satu level saja sudah seperti langit dan bumi. Untuk menaikan level ke level lain membutuhkan sumber daya dan energi Qi yang cukup banyak, serta penguatan tulang, mulai dari tulang raja, kaisar, ancient, primordial, dragneel dan heaven.
Zhu Zhi perempuan paruh baya yang belum punya anak dengan suaminya bernama Wong Kam Fung dari klan Wong, dan merupakan keluarga yang sangat miskin. Klan Wong dan Klan Zhu bukan klan yang sangat hebat di kekaisaran Han.
Tapi legenda mengatakan jika klan Wong di alam atas merupakan klan yang sangat kuat dan kaya.
Zhu Zi menyibakan ilalang-ilalang dan rumput-rumput yang menghalangi jalannya dengan sabit yang ia pegang di tangan kanan.
Ia begitu bersemangat setelah mendengar suara tangisan atau teriakan bayi itu semakin dekat. Karena suara itu agak samar, entah tangisan atau teriakan bayi yang ketakutan.
Zhu Zhi berhasil masuk lebih dalam ke hutan Qinlong dengan tergesa-gesa dan nafasnya mulai tak beraturan. "Jika itu memang bayi, su-sungguh malang nian nasibmu nak. Te-tega sekali orang yang telah mem-membuangmu," katanya sambil menyeka keringat di dahinya.
Kondisinya untung saja masih pagi, karena Zhu Zhi baru keluar dari rumahnya untuk mencari kayu bakar.
Pekerjaan Zhu Zhi dan Wong Kam Fung tak menentu, kadang menggembalakan sapi, mencari kayu bakar untuk dijual, menggarap lahan atau jualan sate binatang buas di tingkat batu.
Pekerjaan apa saja mereka lakukan demi menyambung hidup. Karena mereka berdua hanya warga biasa, bukan seorang kultivator.
Zhu Zhi akhirnya sampai di tempat bayi tersebut dan matanya berbinar-binar melihat bayi dengan rambut mulus, putih pucat, berambut putih, pupil mata merah dengan garis elips vertikal hitam di tengahnya.
"Eeeh ... kenapa tubuhku di angkat? Lepaskan aku nyonya, lepaskan!" kata-kata Yosep hanya seperti bayi pada umumnya sama sekali tidak bisa dimengerti oleh Zhu Zhi.
"Sial, kenapa kau tidak menggubrisku. Nyonya, jangan dicium, jangan!" Yosep terus berteriak ketika Zhu Zhi mencium gemas kedua pipi Yosep bergantian. Tetap saja itu hanya terdengar seperti rengekan bayi.
"Kamu sangat tampan nak, tapi matamu sangat tajam. Aku akan menjagamu, nak. Tega nian kedua orang tua yang membuangmu." Zhu Zhi mendekap erat Yosep dan membungkusnya dengan kain yang biasa ia bawa untuk mengumpulkan kayu.
Lalu bergegas mempercepat jalannya menuju rumahnya di sebelah timur luar hutan Qinlong.
Zhu Zhi terbiasa melewati jalan hutan ini dan ia tidak takut dengan binatang-binatang buas. Meski sering kali bertemu dengannya, dan beberapa kali mendapat penyerangan.
Sesampainya di jalanan ladang sawah, Wong Kam Fung yang sedang mencangkul sawah terkejut. Kenapa istrinya baru masuk hutan, terus kembali lagi?
Wong Kam Fung sangat mencintai Zhu Zhi walau istrinya itu belum bisa hamil di usia 42 tahun.
"Sayang! Kenapa cepat kembali?" Wong Kam Fung bergegas berlari ke arah Zhu Zhi dengan perasaan khawatir, takut ia diserang monster karena berlari tergesa-gesa.
Wong Kam Fung pun segera memeluknya dengan pakaian yang cukup kotor, terbasahi oleh lumpur.
"Sayang, jangan terlalu erat. Aku membawa bayi," kata Zhu Zhi dengan kedua pipi memerah karena dipeluk suami yang sangat ia cintai.
"Ba-bayi?" Sontak saja Wong Kam Fung sangat kaget. Bagaimana mungkin istrinya bisa melahirkan, pada belum hamil dan sama sekali tidak terpikirkan bahwa istri yang paling ia cintai itu menemukan bayi di dalam hutan.
"Iya sayang, aku menemukannya di dalam hutan. Sungguh sangat tega kedua orang tua yang membuangnya."
Zhu Zhi sangat kasihan pada bayi mungil dan sangat tampan itu. Zhu Zhi memeluknya dengan penuh kasih sayang dan beberapa kali mencium kedua pipinya yang menggemaskan. Bayi mungil itu tertidur di pelukan Zhu Zhi.
Wong Kam Fung mengiringi Zhu Zhi untuk pulang ke rumah di ujung desa bagian timur. Cukup dekat dengan sawah hanya berjarak 500 meter dari rumah milik Zhu Zhi yang dibangun di tanah milik Wong Kam Fung.
Rumah yang sangat sederhana, sangat jauh dari kata layak.
"Fung, kamu pulang? Kali ini aku datang menagih janjimu, he-he ...." Kepala desa bernama Ting Kong dari klan Ting terkekeh dengan menyeringai licik.
Wong Kam Fung menunduk pasrah dan menghela nafas panjang. Hutangnya 2000 mutiara Qi sudah jatuh tempo pada kepala desa, dan ia berjanji untuk menggadaikan rumahnya pada Ting Kong jika ia tak bisa membayar.
Mata uang di alam bawah menggunakan Mutiara Qi.
"Maafkan aku sayang, rumah kita harus disita," kata Wong Kam Fung yang sudah tak bisa lagi membendung air matanya.
"Tidak apa-apa sayang. Kita pindah saja ke ibukota kekaisaran dan mencari pekerjaan disana. Siapa tahu bisa mengubah hidup kita dan memberikan kita keberuntungan dengan adanya Feng Xin."
Zhu Zhi tersenyum lebar agar Wong Kam Fung tidak bersedih dan melanjutkan memohon iba pada Ting Kong, "Tuan Ting, berikan harga yang pantas untuk rumah kami."
"Tenang Zhi, aku pasti akan memberikan harga yang pantas. Aku juga sangat berterima kasih pada Fung yang telah bekerja lama menggarap lahanku. Semoga kalian bisa hidup bahagia di ibukota kekaisaran Han."
Ting memberikan kantung kain besar berisi 3000 mutiara Qi. Padahal rumah tersebut jika ditaksir seharga 10.000 Mutiara Qi. Ting Kong memang benar-benar licik dan melanjutkan, "Aku membeli rumah kalian seharga 3000 mutiara Qi. Hanya itu yang bisa aku berikan pada rumah kalian dan sudah aku potong dengan hutang kalian."
"Terima kasih tuan Ting. Izinkan kami mengemasi barang-barang kami dahulu," kata Zhu Zhi menunduk hormat pada Ting dan menerima kantung kain besar tersebut.
Zhu Zhi sambil menggendong Feng Xin, mengemasi beberapa pakaian. Ya, hanya pakaian saja karena memang keluarga Wong Kam Fung tidak mempunyai harta berharga.
Dengan tatapan sendu dan sesekali menatap beberapa bagian kamarnya, Zhu Zhi mengingat betapa berharganya rumah ini.
Penuh dengan kenangan antara dirinya dan Wong Kam Fung, sang suami.
Tidak beda juga dengan Wong Kam Fung, ia membuka peti berharga yang selama ini ia rahasiakan dari Zhu Zhi. Lalu membukanya dengan tatapan sendu, "Apa itu sayang?" Zhu Zhi tiba-tiba bertanya membuat Wong Kam Fung sedikit melebarkan mata.
Ia memutar badan dan menatap sendu istrinya itu, "Maafkan aku sayang. Jika bukan karena ini, mungkin hidup kita jauh lebih baik. Tapi jika benda ini jauh dariku, maka aku juga bisa mati," terangnya lalu menyimpan artefak yang ia bungkus dengan kain hitam ke dalam saku bagian dalam bajunya.
Zhu Zhi tidak bertanya lagi dan ia sangat percaya apapun perkataan suaminya yang paling ia sayangi.
Setelah itu, mereka berdua keluar dari rumah dan menunduk hormat pada Ting Kong.
Zhu Zhi dan Wong Kam Fung menghela nafas berat menatap sendu rumah kesayangannya itu.
"Jangan bersedih, Fung. Jika kamu sudah sukses kamu bisa kembali dan aku akan menunggumu untuk membeli rumah ini lagi dariku." Ting Kong sumringah dan memegang kedua pundak Wong Kam Fung memberinya dorongan semangat agar tetap tegar. Ya, walaupun palsu.
"Itu pun, jika kalian berdua masih hidup, ha-ha-ha ...," batin Tingkong tertawa jahat.
"Terima kasih tuan Ting. Kami izin pamit." Zhu Zhi dan Wong Kam Fung membungkuk hormat lalu memutar badan dengan tegap.
Mencoba menghilangkan kesedihan hati untuk berjalan menuju pusat kota kekaisaran Han.
Tapi mereka berdua tidak tahu, jika pembunuh bayaran yang disuruh Ting Kong sudah menunggu mereka di hutan perbatasan antara Desa Shiuzhi dan kota Nan Ning yang sudah merupakan wilayah Kekaisaran Han.
Karena Ting Kong, diam-diam sudah menyuruh pembunuh bayaran fase Foundation 1 untuk menghabisi mereka berdua.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah berjalan dan beberapa kali mengikuti kereta kuda yang dibawa pedagang menuju Kota Zhing Nan sebelah selatan kota Nan Ning.
Wong Kam Fung dan Zhu Zhi berpisah dengan kereta kuda pedagang milik klan Yan. Mereka berbeda tujuan, Yan Luo akan menuju Kota Zhing Nan dan mereka berdua akan menginap sementara di kota Nan Ning, sebelum melanjutkan ke pusat kekaisaran Han.
"Maafkan aku sayang, harus capek seperti ini. Untung saja Feng Xin, bayi yang anteng dan tidak rewel sepanjang perjalanan. Feng Xin terus tertidur pulas." Wong Kam Fung memeluk Zhu Zhi dan mengelus lembut rambutnya.
Di tengah kondisi seperti ini pun, Wong Kam Fung masih bisa memberikan keromantisan untuk istrinya tersebut.
Walau Wong Kam Fung tidak punya harta, tapi Zhu Zhi yang cukup cantik, tidak pernah mengkhianati suaminya itu. Alasannya Wong Kam Fung sangat romantis dan lembut. Bahkan selama menikah, belum pernah sama sekali Wong Kam Fung marah atau membentaknya.
Benar-benar rumah tangga modal cinta dan bisa membuat bahagia.
Dia atas pohon ada dua orang pembunuh bayaran dari Asosiasi Kalajengking Merah yang terkenal di Kekaisaran Han sebagai Asosiasi pembunuh bayaran profesional nomor satu.
Tentu saja harga yang dibayarkan juga mahal, tapi hasil kerjanya selalu sesuai dan tak meninggalkan bukti.
Kedua pembunuh bayaran yang memakai pakaian ninja hitam saling berhadapan dan mengangguk.
Wong Kam Fung merasakan firasat buruk, karena artefak yang ia bawa di dalam bajunya bergetar dan menyalurkan hawa panas di dadanya, "Sayang, ayo! Sepertinya kita sedang dikejar!" ajak Wong Kam Fung sambil menegakan badan Zhu Zhi, lalu menggendong tubuh Zhu Zhi ala bridal style.
Sebagai lelaki, walaupun bukan kultivator, Wong Kam Fung mempunyai badan yang tegap dan kekar. Zhu Zhi yang mempunyai berat badan 55 kg tersebut bukan masalah untuk di angkatnya, walau ditambah dengan Feng Xin.
"Sayang, tunggu! Darimana kamu tahu kalau kita dikejar?" Zhu Zhi ragu dengan pemberitahuan suaminya.
"Artefak di dalam bajuku yang memberitahukan. Hal ini pernah terjadi sewaktu aku belum menikah denganmu dan aku membawa artefak ini ke dalam hutan. Benar saja artefak ini memberi sinyal bahaya dengan bergetar dan mengeluarkan hawa panas. Lebih baik kita bergegas!" jelas Wong Kam Fung.
Setelah mengatakan itu ia berlari masuk ke dalam hutan Han Ku, hutan yang sangat lebat dan melenceng dari jalurnya menuju kota Nan Ning.
Setelah masuk lebih dalam ke dalam hutan Han Ku, dan merasa jika dua pembunuh fase Foundation 1 itu tak mengejar lagi. Mereka berdua beristirahat dekat air terjun.
"Hosh ... hosh ... hosh ..., sayang kita bermalam disini saja. Sebentar lagi hari semakin senja." Wong Kam Fung menaruh Zhu Zhi di batu besar berpermukaan datar.
Sementara mereka aman. Tapi Feng Xin tiba-tiba bangun, karena efek artefak di dalam baju Wong Kam Fung.
Jiwa Yosep mulai perlahan hilang, karena tiba-tiba artefak berbentuk bola kristal merah darah itu beresonansi dan keluar dari dalam baju Wong Kam Fung.
Bola kristal merah darah tersebut masuk ke dalam dada Feng Xin dan membuat menjerit, "Eaaaa ... eaaa ...."
Jeritannya sangat keras, hingga dua pembunuh itu mendengar suara Feng Xin.
"Mereka disana, ayo!" Salah satu pembunuh bayaran melambaikan tangan ke arah utara, dimana jeritan Feng Xin terdengar.
Dengan aura hitam yang menyelimuti tubuhnya. Dua pembunuh bayaran melesat cepat, secepat peluru ke arah Feng Xin yang sedang menangis.
"Gawat!" Wong Kam Fung melebarkan mata karena panik, takut ketahuan oleh dua pembunuh yang mengejar dan menyuruh istrinya untuk pergi seorang diri, "Sayang bawa Feng Xin pergi. Dia anak kita yang paling berharga. Jangan sampai tertangkap!"
"Tapi ...."
"Sudah, sayang cepat pergi!" Wong Kam Fung mendorong paksa tubuh Zhu Zhi agar bergegas pergi.
Hanya dalam tiga hembusan nafas, salah satu pembunuh tersebut datang dan langsung menebas leher Wong Kam Fung.
ZRASH!
Wong Kam Fung masih bisa reflek cepat dan memundurkan badan. Hanya lengan kanannya yang tertebas dengan darah memuncrat.
"Tuan, aku mohon jangan bunuh kami. Jika ingin mutiara Qi, aku akan memberikannya." Wong Kam Fung berlutut dan bersujud pada salah satu pembunuh bayaran. Sudah mengeluarkan kantung kain hitam berisi 3000 mutiara Qi.
"Aaaakh ...!" Zhu Zhi memekik keras, perutnya telah di tusuk oleh pembunuh bayaran yang satunya lagi.
Wong Kam Fung yang mendengarnya geram dan langsung bangkit untuk mengambil token bertuliskan 'Wong' yang selama ini ia simpan rapi. "Semoga kalian menemukan kami, walau kami berdua sudah tiada dan membalaskan dendamku dan istriku," gumamnya mengeraskan rahang.
KRAK!
Token klan Wong dipecahkan dan melepaskan pilar energi ke udara hingga menjulang ke langit.
"Ha-ha-ha ... percuma saja kau memanggil bantuan. Kau akan mati sekarang!" Pembunuh yang berada di depan Wong Kam Fung mengayunkan belatinya ke lehernya.
ZRASH!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Alam Nirwana, kediaman klan Wong.
Seorang pria berjanggut hitam lurus panjang sedang mengelus-elus janggutnya dan sesekali menyesap teh hijau di cangkir dengan ekspresi tenang, "Hmm ... mantap jiwa."
Namun, ekspresinya berubah setelah itu dengan mata membelalak dan membanting cangkir, "Sialan! Siapa yang berani membunuh keponakanku?" teriak Wong Zhu, patriark klan Wong di seluruh alam bawah, menengah, atas dan Surgawi.
Tingkat kultivasinya sendiri berada di fase Heaven Nine God awal.
Akibat amarah Wong Zhu, Istana Wong Xin bergetar hebat. Tentu saja membuat semua anggota keluarga klan Wong panik dan ketakutan. Pasalnya sudah puluhan ribuan tahun mereka mendiami Istana Wong Xin, belum pernah terjadi hal yang seheboh ini.
Wong Zhu menarik nafas dalam-dalam untuk menurunkan tensinya, jika diteruskan Istana Wong Xin bisa menjadi debu.
Token emas klan Wong hanya Wong Zhu sebagai Patriark klan Wong dan para leluhur, serta tetua klan Wong yang dapat merasakannya.
7 tetua klan Wong tiba-tiba hadir dan menunduk hormat pada Wong Zhu, "Kami segera menerima perintah dari patriark."
"Temukan bayi itu, temukan orang yang membunuh keluarga keponakanku Wong Kam Fung. Selama ini keponakanku hidup terlalu menderita membawa artefak kristal naga darah, balaskan dendamnya!" titah Wong Zhu dengan manik mata seperti mata elang dan aura yang terlalu mendominasi.
"Baik, Patriark!" 7 tetua klan Wong menunduk hormat lalu hilang dari pandangan Wong Zhu.
"Fung, kamu terlalu membebankan diri menjaga kristal naga darah demi menjaga semua anggota klan tidak terkena kutukannya. Pengorbananmu sangat besar Fung, aku berjanji akan merawat anak angkatmu dengan baik." Wong Zhu menundukan wajah dan menyeka air matanya.
Kemudian melanjutkan, "Bahkan Patriark sepertiku pun tak berani menanggung beban kutukan naga darah. Aku memang pengecut."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Air Terjun Han Ku.
DUAR!
Air terjun memuncrat akibat gelombang kejut yang dikeluarkan salah satu pria dengan penutup mata di mata kirinya dan hanya mempunyai satu tangan.
"Sialan! Siapa yang berani mengusik pertapaanku?" Pria bernama itu bernama Hun Dun salah satu kaisar empat iblis.
Hun Dun yang mengedarkan pandangan dengan kesadaran ilahi yang sudah terbatas. Setelah turun tingkatan, hanya bisa melihat persepsi pandangan radius 200 meter.
"Tunggu! Ada bayi dengan kristal darah naga rupanya." Hun Dun sesaat matanya melebar, satu detik kemudian menyeringai. Lalu hilang dari tempatnya berdiri.
Bayi Feng Xin dibiarkan saja oleh pembunuh dari Asosiasi Kalajengking Merah, setelah membunuh Zhu Zhi.
Kedua pembunuh itu telah lenyap dari tempat kejadian perkara. Tapi Hun Dun telah mengetahui mereka dari persepsi dan jejak energi Qi mereka.
Hun Dun tidak bisa mengejar mereka, karena kedua pembunuh bayaran Asosiasi Kalajengking Merah. Sudah masuk ke dalam wilayah kekaisaran Han dan batas dari formasi empat pedang suci.
Hun Dun membuka jubah hitamnya, ia muncul di samping Feng Xin untuk membungkus tubuhnya karena kain yang membungkusnya itu sudah basah. Nampak bayi mungil itu kedinginan, ada rasa kasihan Hun Dun pada Zhu Zhi yang sudah tewas dengan perut bersimbah darah.
"Maafkan aku. Aku berjanji padamu untuk menjaga anak ini. Aku Kaisar iblis Hun Dun tidak akan mengingkari janjinya." Hun Dun mengambil bayi mungil itu.
Lalu menggendong Feng Xin dengan tangan kiri dan mengeluarkan api ilahi berwarna merah darah untuk membakar mayat Zhu Zhi.
Hun Dun memutar badan dan berjalan di atas air untuk masuk ke dalam formasi transisi yang berada di tengah danau air terjun.
Tubuh wanita cantik itu terbakar perlahan oleh api ilahi merah darah dan menjadikannya debu.
Hun Dun sudah masuk ke dalam formasi transisi yang menuju Istana Waifu, dan sudah berpindah tempat ke bagian depan istana.
Sesaat kemudian, 7 tetua klan Wong muncul dari formasi transisi berwarna merah darah milik klan Wong.
Formasi transisi klan Wong hanya bekerja selama 1 jam dan bisa membawa ke alam manapun. Tapi resikonya, jika telah melewati batas waktu maka tidak bisa di aktifkan lagi, harus menunggu klan Wong alam atas yang mengaktifkannya.
"Fung!" Tetua Wong Cai memeluk mayat Wong Kam Fung dengan menumpahkan banyak air mata.
6 Tetua yang lain juga berlutut lemas mengelilingi Wong Cai yang memeluk mayat Wong Kam Fung tambah erat.
"Kami semua berjanji akan mencari orang yang telah membunuhmu dan Zhu Zhi." Wong Cai menyeka air matanya, kemudian mengepalkan tangan.
"Tetua Wong Cai, pelakunya adalah Asosiasi Kalajengking merah. Aku merasakan Qi khusus milik mereka dan hanya dimiliki oleh mereka yaitu aura hitam. Aura Qi ini sama yang dimiliki oleh orang yang telah membuat cacat Wong Xin Ting dengan menghancurkan Dantian-nya, 100 tahun lalu." Tetua Wong Bing akhirnya buka suara.
"Kita kembali dahulu ke alam atas. Formasi ini punya batas waktu. Jika melebihi batas waktu kita akan terjebak disini selamanya, apalagi daerah ini ...." Bulu kuduk Wong Cai langsung meremang mengingat empat kaisar iblis yang menguasai Istana Waifu.
"Ya, lebih baik kita pergi. Daerah ini memang tempat .... Ah, sudahlah. Lebih baik kita pergi daripada tak selamat." Tetua Wong Wu mengajak tetua yang lain untuk segera meninggalkan Pegunungan Jin Meng.
Di alam surgawi yaitu alam yang lebih tinggi dari alam atas atau alam nirwana. Walau sudah disegel kekuatan mereka, empat kaisar iblis tetap menjadi momok menakutkan di seluruh alam.
Bagaimana tidak, berani menantang Ling Tian yang sudah berada di fase Absolut God puncak dan membuatnya terluka cukup parah.
Ketujuh tetua klan Wong keluar dari formasi transisi di aula Istana Wong Xin, Patriark Wong Zhu sudah menunggu mereka sambil menyesap teh pil lotus merah level 8.
"Hormat pada Patriark Zhu!" Serentak 7 tetua klan Wong meninju telapak tangannya lalu menunduk hormat. Wong Zhu hanya mengangguk dengan tatapan mata yang tajam.
Wong Cai maju satu langkah dan agak gugup untuk melaporkan kondisi Feng Xin dengan tertunduk, "Maaf, Patriark. Kami tidak menemukan bayi Feng Xin."
Wong Zhu mengela nafas panjang dan tatapannya berubah sendu. Ia sangat paham kondisi di Pegunungan Jin Meng tempat keempat kaisar iblis di segel.
Jika memaksa mencari Feng Xin di sana, malah akan membahayakan 7 tetua klan Wong, dan jika mereka mati di tangan keempat kaisar iblis. Maka klan Wong akan mengalami kejatuhan yang sangat dalam.
"Aku hanya punya asumsi jika bayi Feng Xin sudah ditemukan oleh salah satu kaisar iblis. Aku merasakan samar energi dari kutukan Naga Darah yang sudah merasuk ke dalam tubuh bayi itu berada tepat di atas pegunungan Jin Meng," terang Wong Zhu mengejutkan 7 tetua Klan Wong.
"Lalu apa rencana kita?" tanya Tetua Wong Cai.
"Kita tidak perlu mencari dalang pembunuhan tersebut atau asosiasi kalajengking merah. Aku sendiri yang akan mengawasi Feng Xin, untuk itu aku akan turun ke alam bawah. Istana Wong Xin aku serahkan pada ---"
"Tunggu Patriark. Apa ini tidak terlalu berlebihan?" potong tetua Wong Huang.
"Tidak. Jika Feng Xin berada di tangan keempat kaisar iblis, maka Feng Xin akan diasuh dengan baik. Alasannya jelas, keempat kaisar membutuhkan Feng Xin untuk merebut keempat pedang suci."
"Lalu jika keempat kaisar iblis itu berhasil keluar dari tempat penyegelannya, apa yang mereka akan lakukan?" tanya Wong Zhu.
"Balas dendam!" Serentak 7 tetua klan Wong menjawabnya dengan lantang.
"Maka Feng Xin juga akan terlibat dan kita bisa berjaya jika mengikuti keempat kaisar iblis." Perkataan Wong Zhu memang sedikit tidak masuk akal.
Tapi mereka berdelapan menyaksikan kehebataan keempat kaisar iblis sewaktu melawan Absolut God Ling Tian.
Sampai-sampai membuat Ling Tian terluka parah, dan mengeluarkan formasi pamungkasnya yaitu formasi empat pedang suci.
Padahal tingkat kultivasi keempat kaisar iblis di bawah satu tingkat Ling Tian, dan selama seribu tahun ini, Ling Tian belum bisa memulihkan kekuatannya.
Jadi Wong Zhu berpikir saatnya Absolut God berganti dan kemungkinan besar jika berperang melawannya pun akan menang.
Wong Zhu membuat formasi transisi untuk turun ke alam bawah. Mau tidak mau, 7 tetua klan Wong harus menerima keputusan Wong Zhu untuk mengawasi Feng Xin di alam bawah.
Tujuannya satu membantu Feng Xin menjadi kultivator kuat dan disegani agar bisa membalas dendam kedua orang tuanya yang dibunuh oleh Ting Kong.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!