Tes!
Tes!
Suara tetesan air bergema di lembah saat sinar mentari melewati celah kecil pada dinding atas yang retak. Matahari terbit dari timur menandakan pergantian hari baru.
Di pinggiran timur wilayah Kekaisaran Agung Ming, terdapat lembah yang dianggap sebagai wilayah terlarang semenjak zaman kuno. Tidak ada yang tahu kenapa tempat itu menjadi sebuah tabu, bahkan kultivator yang sudah hidup ratusan ribu tahun juga tidak mengetahuinya!
Banyak binatang buas mengitari wilayah itu layaknya sebagai penjaga. Terkadang ada beberapa orang yang kurang beruntung karena mencoba mencari tahu apa yang ada di tanah terlarang, namun mereka berakhir dengan kondisi yang tragis.
Di dalam lembah, terdapat seorang wanita yang berpenampilan awet muda sedang terbaring lemah dan ada sepasang pria dan gadis dengan fitur wajah tampan juga cantik dengan aura abadi yang sedang berdiri di dekatnya.
"Guru, menikahlah denganku!" ucap pria itu sambil terisak.
Wanita yang terbaring lemah itu tersenyum sambil berkata, "Tentu saja aku bersedia."
Setelah jawaban itu jatuh, pria itu menebas leher wanita yang terbaring lemah dengan pedang di tangannya.
"Ding! Host mendapatkan 0,0001% warisan kultivasi dari proyeksi orang yang dibunuh!"
"...."
Pria itu diam namun air mata dapat terlihat mengalir dari wajahnya yang tampan dengan aura abadi, matanya yang memandangi langit memerah seakan membenci takdir yang tak dapat mereka lawan.
Gadis cantik yang berdiri di sebelah mencoba meraih pundak pria itu, tapi tangannya seolah-olah tidak dapat menggapai pundak berat itu. Rasanya seperti mereka terpisah ribuan mil jauhnya, walaupun jarak di antara mereka hanyalah beberapa langkah kaki.
"Kakak Senior ...." gadis itu mencoba memanggil.
Namun tidak ada jawaban dari pria itu, dia masih memandangi mayat Guru yang telah ia bunuh dengan tangannya sendiri.
Keheningan pria itu memberikan seribu bahasa, tapi ada satu hal yang keluar dari mulutnya.
"Beginilah takdir mereka yang bukan merupakan tokoh utama dunia ini dan mungkin, aku ataupun Adik Junior juga termasuk ...." gumam pria itu dengan suara rendah.
Suara lembut gadis disebelahnya terdengar kembali, "Um ... Kakak Senior, bisakah hentikan drama ini? Lagipula itu cuma proyeksi Guru,"
Pria itu mendecakkan lidahnya dan berkata, "Ayolah Adik Junior, kakak seniormu sedang menikmati adegan yang jarang bisa kita lakukan dengan Guru!"
"Pfftt!"
Gelak tawa terdengar dari mereka berdua.
Tidak lama kemudian, mereka menerima transmisi suara dari jarak yang cukup jauh.
"MURID NAKAL!"
Keduanya bergidik sebentar dan tertawa lagi. Setelah puas tertawa, kedua murid nakal itu bergegas kembali ke puncak tempat guru mereka berada.
...
Kembali ke masa lalu, tepatnya zaman kuno dimana kultivasi masih belum ada.
"Dewa pasti sudah mengutuk kita! Ada apa dengan makhluk yang berwujud manusia ini?!"
"Dia pasti jelmaan dari iblis!"
"Ya benar, makhluk berwujud manusia ini pasti akan membawa malapetaka bagi langit dan bumi!"
" .... "
Yan Xu mendengar berbagai macam pendapat yang dipenuhi amarah dan ketakutan saat dia perlahan membuka mata. Kenangan yang membingungkan menusuk ke dalam pikirannya seperti puluhan juta jarum sementara berbagai macam kenangan terlihat jelas dengan cepat tersalurkan di kepalanya.
'Dimana ... aku?'
'Apa ... yang terjadi?'
Berbagai macam ingatan terpatri dalam kepalanya.
'Ini ... aku adalah Yan Xu, seorang manusia yang dianggap sebagai iblis maupun jelmaan dari petaka untuk langit dan bumi menurut orang-orang ini karena memiliki tubuh abadi, selain itu walaupun sudah menjadi abu beberapa kali ... aku ... dapat hidup kembali?!'
Di tengah halaman besar, di Gunung Jiwa Perak, Yan Xu dikelilingi ribuan manusia.
Sementara itu, berbagai macam ingatan terus datang padanya ....
Dalam hidupnya, Yan Xu adalah seorang manusia yang memiliki tubuh abadi dalam artian hukum waktu maupun kematian tidak akan bisa mempengaruhinya.
Pada awalnya dia hidup dan tumbuh seperti orang biasa, namun pertumbuhan tubuhnya mulai terhenti saat menginjak usia 18 tahun.
Sudah beberapa tahun berlalu, namun penampilan Yan Xu masih sama dan lama-kelamaan, itu mengandung rasa penasaran orang lain.
Mereka mengira bahwa Yan Xu adalah keturunan dari dirinya sendiri, namun mereka semakin curiga karena Yan Xu tidak pernah terlihat menikahi seseorang maupun membawa seorang anak.
Setelah mereka mengetahui bahwa Yan Xu adalah orang yang berumur sama dengan nenek moyang mereka, penduduk desa tempat Yan Xu menetap mulai memperlakukan dia seakan ia tak pernah ada.
Sayangnya, beberapa ratus tahun kemudian rumor mengenai Yan Xu mulai membuat penduduk di sekitarnya takut. Akhirnya, mereka memutuskan untuk melenyapkan Yan Xu dari dunia ini.
Sekali, ia dibunuh dengan tusukan pedang dan mayatnya dibakar, tapi Yan Xu akan hidup kembali seolah kemarin tidak terjadi apapun.
Kedua kali, ia dibakar dan abunya disebarkan ke sungai, tapi Yan Xu masih ada di tempat itu lagi setelah mereka selesai menaburkan abunya.
Puluhan ....
Ratusan ....
Ribuan ....
Jutaan ....
Hingga tak terhitung jumlahnya, Yan Xu sudah dibunuh dengan berbagai macam jenis metode siksaan setiap zaman dalam ratusan juta tahun, hingga sekarang saat dia tersadar sebagai sosok Yan Xu.
Yan Xu tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Saat dia mencoba bergerak, ia merasakan sakit di sekujur tubuh karena diikat erat pada tiang setinggi 10 kaki.
"Iblis itu membuka matanya?!"
"Sungguh mengerikan!"
Beberapa orang yang melihat itu, mulai memaki dan ada beberapa yang meludahi juga melempar batu ke arahnya.
Saat Yan Xu membuka mulutnya namun tidak ada suara sama sekali.
Semua orang di depannya adalah penduduk yang ketakutan akan tubuh keabadian milik Yan Xu.
Wajah penduduk itu semakin tak sedap dipandang.
"Iblis, beraninya kamu masih dapat membuka matamu!" ucap seorang penduduk yang berada di barisan tengah.
Yan Xu memaksa dirinya tetap tenang. Pada saat ini, dia tidak memiliki pilihan lain selain menerima ingatan dan tubuh abadi Yan Xu sepenuhnya.
"Iblis, mengapa kamu masih menolak enyah dari dunia ini?!"
"Iblis terkutuk, lekas enyah dari dunia kami!!!"
"Enyah!!! Ka ..."
"Cukup!" Yan Xu menyela mereka.
'Aku sudah mendapatkan ketenangan dalam pikiran. Walaupun tubuhku abadi, tetap saja aku merasakan sakit yang mengerikan saat mati! Bagaimanapun caranya, aku harus mencari cara untuk kabur dari orang-orang gila ini! Saat ini situasiku sama saja layaknya menjadi sepotong daging di atas talenan dan penduduk ini akan membunuhku lagi dan lagi!'
"Aku ... bukan ... iblis." Yan Xu kesulitan berbicara akibat berbagai macam siksaan dan tenggorokannya kering karena sudah lama tidak meminum air.
Penduduk yang ada di depannya membelalakkan mata, seolah tidak menyangka bahwa orang yang mereka siksa hingga mati selama ini akhirnya bicara setelah ribuan tahun diam.
"Aku ... manu ... sia ..." lanjut Yan Xu terengah-engah.
Sebagai manusia yang sudah hidup juga disiksa semenjak zaman kuno, kondisi mental Yan Xu jauh melebihi akal sehat manusia lain. Namun Yan Xu adalah seseorang yang dapat beradaptasi dengan cepat, selama dia bisa melarikan diri dari orang-orang ini, setidaknya ia tidak perlu merasakan sakit lagi.
"Pembohong! Kalau kamu manusia, kenapa kamu hidup lagi setelah kami bunuh berulang kali?!" Para penduduk semakin marah mendengar ucapan Yan Xu, mereka tidak terima dikategorikan sebagai ras yang sama dengan makhluk yang dicap sebagai iblis dan pembawa malapetaka bagi langit dan bumi.
Yan Xu menghela napas sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku memiliki bagian tubuh yang sama denganmu, bagaimana kalian menyebutku sebagai iblis?"
Ekspresi penduduk sedikit berubah. "Jangan samakan kami denganmu! Kami mati dan kembali ke tanah dan cuma kau yang bisa hidup kembali!"
Pikiran Yan Xu semakin terpacu, beberapa detik berlalu sangat penting baginya untuk memikirkan cara apapun demi bisa kabur dari penduduk gila ini. Penduduk sekitar ini sudah memberikan cap iblis kepadanya, percuma saja memohon belas kasih maupun bernegosiasi dengan mereka. Seperti kata pepatah, 'Kamu tidak akan mendengarkan apapun selama menyumbat kedua telingamu.' beginilah kondisi penduduk sekarang tidak berbeda dari nenek moyang mereka di masa lampau.
"Menurut kalian aku adalah pembawa petaka bukan ...." Mata Yan Xu menjelajahi wajah para penduduk di depannya dan benar saja, mereka lebih ke arah takut dibandingkan marah.
" .... "
"Kalau begitu, biarkan aku pergi menjauh dari kalian semua. Bukankah lebih baik jauh dari malapetaka dibandingkan menahannya di sekitarmu?"
Mendengar itu, suara salah satu penduduk jelas tidak senang saat dia berkata, "Apakah kamu pikir kami tidak tahu apa yang ada dalam pikiran busukmu? Kamu ingin melarikan diri, bukan?"
" .... " Yan Xu masih diam.
"Kalau begitu, kita biarkan saja dia terikat di atas bukit ini hingga bumi menelannya!"
Yan Xu melirik mereka saat dia terkekeh dan berkata, "Pengecut."
Gedebuk!
Perut Yan Xu dipukul dengan sebuah tongkat dengan tebal tiga senti, di luar dia seperti sudah mati rasa terhadap rasa sakit walaupun dalam hati dia meraung kesakitan.
Gedebuk! Gedebuk!
Pemukulan itu terus berlanjut hingga seluruh penduduk puas dan meninggalkan Yan Xu yang masih terikat di tiang.
'Ugh! Ini sangat menyakitkan!'
'Dewa, apa yang sudah aku lakukan hingga dihukum begini?! Padahal aku selalu berdoa dan menyembahmu!'
'Dewa sialan! Tunjukkan wujudmu! Biarkan aku memukul wajahmu sebagai kompensasi rasa sakit ini!'
'Apa yang harus aku lakukan sekarang untuk melarikan diri dari neraka ini, ditambah lagi tubuh ini kekurangan gizi dan air!'
'Apakah ada transmigrator yang lebih sial dariku?!'
"Ding! Berhasil menjadi Yan Xu!"
"Sistem secara resmi mulai diaktifkan."
'Eh?!' hati Yan Xu bergetar.
'I-ini ... ini pasti cheat terkuatnya!!!'
Yan Xu yang awalnya berwajah masam, menjadi sedikit berbeda karena tampilan sistem.
Sayangnya apa yang dia dapatkan tidak sesuai dengan harapan.
Sistem memunculkan antarmuka status di depan mata Yan Xu.
Nama : Yan Xu
Ras : Manusia Abadi
Basis Kultivasi : Penempaan tubuh tingkat pertama (0,0001%)
Sisa Usia : Tak terbatas.
Fungsi sistem : Dua kalimat kode parasit (Dengan mengatakan .... dan mendapatkan jawaban .... akan memberikan host poin pengalaman untuk meningkatkan basis kultivasi dalam beberapa cara!) & Transfer pengalaman (Setiap poin pengalaman yang didapatkan oleh host dalam jalur kultivasi, akan diberikan kepada guru maupun saudara seperguruan host!)
...
'Sungguh ... selama hidup sebagai masyarakat baik, baru kali ini aku ingin mengatakan sumpah serapah kepada Dewa! Dimana fungsi poin, tugas, item, hadiah maupun menu pembeliannya?! Ada apa dengan sistem yang hanya memiliki menu status dan dua fungsi saja?! Apa dewa sungguh-sungguh ingin menyiksaku?!'
"Melakukan evaluasi terhadap keadaan host ...."
"Ding! Ikatan host dihilangkan, selamat menjalani kehidupan baru!"
Dengan kalimat itu, tali yang mengikat Yan Xu hilang entah kemana dan akhirnya dia bisa bebas. Selanjutnya tidak terjadi apa-apa dan alis Yan Xu sudah menyatu semenjak sistem rusak ini muncul, yah lagipula dia tidak terlalu berharap banyak dengan sistem sampah ini.
Walaupun hanya diberikan kebebasan, Yan Xu sudah merasa puas karena ingatan yang dia terima selama ini.
Tanpa membuang banyak waktu, dia bergegas lari ke arah barat sambil mencari sesuatu yang dapat dimakan juga air sungai untuk diminum, tentu saja air juga digunakan untuk membersihkan kotoran yang sudah lama menempel di tubuhnya semenjak ratusan juta tahun yang lalu.
...----------------...
Ketika dia melihat basis Kultivasinya berada di ranah penempaan tubuh lagi, Yan Xu menggelengkan kepalanya tanpa daya. Sayangnya dia memiliki nasib yang sial karena berpindah dengan tubuh abadi namun dianggap sebagai iblis, sekarang sistem yang dia miliki juga benar-benar sampah. Selain fitur keabadian juga diberikan basis kultivasi walaupun tahap yang sangat awal, dia tidak memiliki kelebihan apapun.
2 kalimat kode parasit, salah satunya khusus untuk pria dan satunya lagi untuk wanita.
"Sistem, bagaimana caranya aku mengaktifkan fitur kalimat kode parasit ini? Apakah aku harus mengatakan kalimat itu tepat di depan target dan harus mendapatkan jawaban mereka secara langsung?"
Tidak ada jawaban dari sistem, sepertinya memang begitu.
'Ucapkan kalimat kode parasit sesuai orangnya, dapatkan jawaban yang paling menguntungkan dengan memainkan kondisi mental mereka ... lalu terima poin pengalaman untuk meningkatkan basis kultivasiku. Selain jawaban ada juga kondisi perasaan saat menjawab, pengulangan, hidup dan mati target yang sudah terhubung ....'
Pada intinya, Yan Xu berpikir bahwa terkadang dia harus menjadi badut agar menjadi kuat saat tidak memiliki sumber daya apapun dalam berkultivasi.
Dalam keadaan yang masih menyedihkan ini, Yan Xu cukup beruntung dapat menemukan sebuah sungai untuk minum dan mandi, walaupun dia tahu kalau ada racun pada air namun karena tubuhnya yang abadi jadi ia menikmatinya tanpa pikir panjang hingga berakhir mati lalu hidup lagi.
Setelah membersihkan tubuhnya, penampilan asli Yan Xu terlihat dari pantulan air.
Fitur wajahnya yang lonjong, kulit halus dengan hidung mancung dan tentu saja tampan membuat Yan Xu terpana dengan penampilannya sendiri. Setelah memperhatikan penampilannya beberapa saat, dia mengangguk puas namun masih ada yang kurang.
'Bagian bawah tubuhku sekarang cuma tertutup sehelai kain!'
Butuh beberapa saat untuk Yan Xu kembali ke kenyataan dan mondar-mandir berpikir bagaimana caranya dia mendapatkan pakaian, sementara sistem sampah tidak akan memberikan dia apapun untuk dikenakan!
Sementara itu ....
Tidak jauh dari tempat Yan Xu berada, seorang gadis remaja berusia 15 tahun dengan tubuh yang ramping dan wajah polos melihatnya dengan ekspresi bingung.
Dia mendatangi Yan Xu dan berkata, "Tuan, kenapa kamu tidak mengenakan pakaianmu?" ekspresi gadis itu murni penasaran dan sangat polos.
"Ini ... " Yan Xu segera mencari alasan yang tepat dengan situasinya, setelah beberapa saat dia menjawab, "aku sudah dirampok sebelumnya dan beruntung dapat melarikan diri dari mereka, tapi saat ini aku tersesat."
Wajah gadis itu tampak bermasalah seperti mengatakan, 'Seharusnya aku tidak bertanya agar tidak menabur garam di atas lukanya.'
Gadis itu mengambil sesuatu dari tas kecil yang dia bawa, sepertinya itu adalah tas dimensi dan mengeluarkan sebuah pakaian lalu berkata, "Kamu dapat mengenakan ini, Tuan," gadis itu menyerahkannya kepada Yan Xu.
Yan Xu tanpa pikir dua kali langsung menerimanya sambil berkata, "Terima kasih banyak." Dia memberikan senyum tulus pertamanya semenjak pindah ke dunia lain kepada gadis itu.
Melihat senyum Yan Xu, pipi gadis itu merona merah.
Yan Xu yang melihat itu berkata, "Apa kamu sakit, Nona?"
"Ti-tidak, aku tidak apa-apa! ... " gadis itu melambaikan tangannya beberapa kali lalu berkata, "kalau aku boleh tahu, siapa namamu, Tuan?" gadis itu menangkupkan kedua tangannya sebagai tanda sopan santun dalam budaya dunia Xuanyuan.
Yan Xu juga membalasnya sambil berkata, "Nama keluargaku Yan, bagaimana denganmu?"
"A-aku, Ye Miao'er! Sa-saudara Yan bisa memanggilku, Miao'er!" jawabnya agak gagap di awalan.
Yan Xu mengangguk dan berkata, "Tentu, senang berkenalan denganmu, Miao'er."
"Um! Aku juga, Saudara Yan!" balas Miao'er dengan senyum polos nan indahnya.
Setelah pertemuan singkat itu, diketahui bahwa Miao'er adalah seorang murid luar dari salah satu sepuluh sekte ortodoks yang ada di wilayah Kekaisaran Agung Yuan. Dia dapat menjadi murid luar karena koneksi keluarga walaupun masih belum mulai membentuk fondasi kultivasi. Kedatangan Miao'er kemari karena dia mendengar desas-desus tentang seseorang yang dapat hidup abadi dan mungkin saja orang itu dapat memberikan dia bimbingan untuk memulai jalur kultivasi karena sangat sulit bagi murid luar menemukan bimbingan di dalam sekte, hati manusia cukup sulit diprediksi walaupun mereka memiliki koneksi.
Mendengar situasi Miao'er, Yan Xu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sayangnya itu hanyalah rumor."
"Ja-jadi, perjalananku kemari sia-sia ...." Wajah polos Miao'er yang menunduk terlihat sangat sedih.
Yan Xu meletakkan tangannya di dagu sambil berkata, "Apakah membentuk fondasi kultivasi itu sulit?"
"Tidak sulit karena ranah awal adalah penempaan tubuh, jika sudah memasuki ranah tersebut tubuh kita akan lebih kuat dibandingkan orang biasa," jawab Miao'er.
"Untuk memasuki ranah itu apakah ada sesuatu yang diperlukan?"
Miao'er agak bingung dengan pertanyaan umum yang ditanyakan Yan Xu, tapi dia tetap menjawabnya karena mungkin saja Saudara Yan menguji pengetahuannya, begitulah pikir Miao'er. "Pertama adalah melatih daya tahan tubuh dan kedua adalah menemukan esensi binatang buas yang memiliki tipe pertahanan. Tingkat esensi binatang buas dibagi menjadi biasa, menengah, langka, tinggi dan legendaris. Semakin tinggi tingkatnya, semakin bagus hasil yang didapatkan."
Mendengar itu, Yan Xu mengangguk dan berkata, "Selain mencari bimbingan, apakah kamu juga mencari esensi binatang buas di sini?"
"Ya, dikatakan bahwa ada binatang buas ular giok di sekitar sungai beracun ini," jawab Miao'er sambil mengangguk seperti ayam mematuk tanah.
"Baiklah, kalau begitu aku akan membantumu mencari binatang buas itu sebagai ucapan terima kasih," ucap Yan Xu sambil mengamati sekitar.
"Benarkah? Terima kasih Saudara Yan, kamu yang terbaik!" Miao'er tanpa mempertanyakan niat Yan Xu segera menyetujuinya.
'Gadis ini benar-benar sangat naif, untung saja dia bertemu denganku.' Batin Yan Xu sedikit tergerak karena bahkan gadis yang seharusnya masih anak sekolah harus memiliki kehidupan seperti ini.
Mereka mulai mengitari sungai, mengikuti arus dan berjalan menjauh dari puncak Gunung Jiwa Perak, sungguh beruntung karena menurut Miao'er mereka harus mengikuti arah arus air yang jelas tidak mengarah ke tempat mimpi buruk Yan Xu saat ini.
Meskipun ingatan Yan Xu memberinya banyak referensi, dia masih terkesima ketika melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Setelah beberapa jam mengikuti arus air.
Duar!
Ada ledakan tak jauh dari lokasi mereka.
Yan Xu mengernyit. 'Apakah ada orang lain yang sedang bertarung?'
Duar!
Dia menatap ke arah lima kultivator yang sedang berhadapan dengan ular yang panjangnya 20 kaki dengan warna hijau dan terkadang mengeluarkan napas racun dari mulutnya.
Melihat pertunjukan yang menarik, Yan Xu menarik lengan Miao'er dan mereka segera bersembunyi di balik batu besar yang dekat dengan lokasi pertempuran.
"Saudara Yan, kenapa kita bersembunyi?" tanya Miao'er bingung.
"Karena kita kalah jumlah, lebih baik mengamati terlebih dahulu sebelum bertindak, siapa tahu orang-orang itu tidak memiliki niat baik setelah melihat kita."
"Jadi begitu ...."
Sementara pertunjukan itu berlangsung, mereka berdua terus mengamati di balik batu.
Berbagai macam gerakan seperti di dalam novel fiksi timur terlihat di depan matanya, membuat Yan Xu bersemangat namun dia masih menjaga agar ekspresinya tetap tenang di luar.
"Lebih keras lagi! Sudah dua jam, dia pasti akan kelelahan dan kehabisan racun!" ucap salah satu lelaki yang memimpin grup itu.
"Ya!" jawab semua anggota serempak.
Dari waktu ke waktu, serangan kelima orang itu semakin ganas namun Yan Xu hanya melihat mereka menggunakan kekuatan ototnya, bukan energi atau sejenis yang seperti di dalam fiksi.
Setelah satu jam berlangsung, dari lima orang menjadi tiga orang, dua lainnya mati namun mereka berhasil mendapatkan esensi ular giok yang berbentuk seperti mutiara seperempat kepalan tangan Miao'er.
Setelah pertunjukan selesai, mereka masih bersembunyi di balik batu namun udara mulai terasa dingin setelah suara dalam mengarah ke mereka dari pemimpin grup yang mengalahkan ular giok.
"Tunjukan dirimu." Suara itu cukup menggelegar walaupun tanpa menggunakan energi.
Suara itu bergema dan terdengar dalam, cukup membuat seseorang yang bukan kultivator bergidik. Namun jika diperhatikan lagi, ranah kultivasi mereka masih pada tahap penempaan tubuh karena tidak menggunakan energi qi, namun Yan Xu tetap waspada apalagi dia sedang bersama orang lain.
"Aku tidak akan mengulangi untuk yang ketiga kalinya, tunjukan dirimu."
"Aku akan keluar, kamu tetap di sini," ucap Yan Xu.
Miao'er hendak mengikuti namun Yan Xu menatapnya seolah berkata, 'Percayalah kepadaku.'
Melihat itu, Miao'er mengangguk dan berkata, "Hati-hati."
Tanpa menjawab, Yan Xu berjalan ke tempat yang tidak terlindungi oleh batu besar itu. Ekspresi ketiga kultivator berubah dengan cepat menjadi lebih waspada. Salah satu di antara mereka memiliki keberanian yang tinggi, dia berdiri di depan kedua orang itu sambil menilai basis kultivasi Yan Xu namun ia tidak bisa melihatnya.
Keenam mata itu terus memperhatikan gerak gerik Yan Xu, seolah-olah siap menerkam kapan saja.
Orang yang ada di depan tidak lain adalah Zhuo Hu, tuan muda dari pulau Mosheng!
Tepat ketika dia maju beberapa langkah dari rekannya, dia berhenti.
Yan Xu masih tetap tenang dan siaga. Dia tahu dalam adu mentalitas kali ini siapa yang bergetar duluan, dialah penggertaknya!
Dimanapun dalam dunia Xuanyuan, penggertak hanyalah seorang pecundang sementara penyerang adalah serigala yang sebenarnya.
Zhuo Hu adalah orang yang pertama bicara. "Saudaraku, apakah kamu memiliki keperluan di sini?" dia menangkupkan lengan di depan dadanya.
Kedua orang di belakangnya terkejut melihat itu, mereka tidak menyangka tuan muda yang biasanya sombong saat ini mau merendahkan diri.
Namun Yan Xu tidak mempedulikannya, "Tanah ini bukan milik nenek moyangmu, aku di sini ataupun tidak, bukan urusanmu," katanya acuh tak acuh.
Zhuo Hu mengernyit heran darimana asal orang yang sombong ini, namun dia masih menahan amarahnya takut menyinggung seseorang yang tidak boleh disinggung, lagipula ucapan pria itu ada benarnya.
"Kalau begitu, kami pamit undur diri dulu, jaga dirimu," Zhuo Hu sekali lagi menangkupkan kedua tangannya dan memberikan isyarat kepada rekannya untuk segera pergi.
Namun suara dalam milik Yan Xu menghentikan mereka, "Tunggu."
Zhuo Hu berbalik dan berkata, "Apa ada yang salah, Saudara?"
Yan Xu menodongkan lengannya ke arah Zhuo Hu, "Berikan esensi darah ular giok itu."
Salah satu rekan Zhuo Hu, Sa Dansheng melirik Yan Xu. Dia agak kesal karena pihak lain tidak bermaksud membiarkan mereka pergi, "Saudara, jangan terlalu melebih-lebihkan dirimu sendiri. Walaupun kamu kuat, tetap saja kamu sendiri dan kami masih bertiga. Walaupun di matamu kami hanyalah semut, tapi semut juga bisa menjadi kuat dengan bekerjasama."
" .... " Zhuo Hu terdiam karena ucapan Sa Dansheng, dalam hati dia agak menyesal karena tidak segera menutup mulut kasar rekannya itu.
Sementara Zhuo Hu dan Sa Dansheng sudah berbicara, rekan mereka yang satunya lagi hanya diam namun dapat terlihat dari postur tubuhnya, dia sedang mengawasi seluruh gerak gerik Yan Xu.
Posisi lengan Yan Xu tetap namun ketika dia maju selangkah ....
"Mundur!" seru Zhuo Hu, mereka bergegas mundur beberapa langkah.
Tekanan yang diberikan oleh Yan Xu cukup berat walaupun tanpa energi, ini jelas bukan sesuatu yang hanya bisa didapatkan dalam semalam, begitulah pikir Zhuo Hu.
Yan Xu tidak berbicara namun memandang mereka dengan tenang sambil mempertahankan posisi lengannya.
'Hm? Ada apa dengan mereka? Padahal aku cuma minta secara baik-baik.'
Namun yang sebenarnya terjadi adalah, Yan Xu sudah pasrah seperti pengemis meminta uang di jalanan. Dia mengandalkan keberuntungan seperti jika mereka memberikan esensinya berarti Yan Xu beruntung, tapi jika mereka menolak paling dia hanya mati lagipula ia bisa hidup kembali jadi tidak masalah.
Pada saat itu, orang terakhir yang belum bicara, Wei Si, angkat suara, "Saudaraku, kami mendapatkannya dengan usaha sendiri, bagaimana bisa kamu ingin merebutnya? Bukankah tindakanmu sama dengan perampokan di siang bolong?"
"Aku memiliki penilaian sendiri, apakah itu perampokan atau bukan, benar atau salah. Bahkan jika kalian yang berusaha mati-matian mendapatkan esensi itu, tetap saja itu bukan hak kalian untuk memilikinya," ucap Yan Xu samar-samar.
Setelah mendengar itu, ketiga orang itu mengernyitkan keningnya.
"Ha! Lidahmu benar-benar fasih. Pada saat aku memukul wajahmu, mari kita lihat apakah kamu masih bisa bicara dengan santai!" Wei Si yang pendiam ternyata lebih emosional dibandingkan Sa Dansheng yang meledak lebih dahulu.
Wei Si berlari ke arah Yan Xu dan mengarahkan tinjunya tepat pada bagian wajah.
Yan Xu menghela napas dan saat tinju itu dua langkah lagi dari wajahnya, dia berjalan ke samping dan meletakkan kakinya di bawah.
Gedebuk!
Wei Si yang menyerang seperti banteng gila tidak dapat menghentikan langkahnya dan berakhir tersandung ke tanah dengan sangat menyedihkan.
Yan Xu melirik ke bawah dengan ekspresi, 'Apa cuma segitu kemampuanmu?'
Wei Si yang melihat itu menggenggam segumpal tanah dan melemparnya ke wajah Yan Xu. Dia segera menyerang saat tanah itu mengarah ke wajah lawan, tapi di luar perkiraannya bahwa Yan Xu menerima tanah itu tanpa menutupi wajahnya!
Tinjunya sudah mengarah ke perut Yan Xu, tapi sekali lagi Yan Xu mengambil posisi ke samping dan menyandungnya lagi hingga dia jatuh tersungkur ke tanah untuk kedua kalinya!
'Bukankah seharusnya dia menutupi wajahnya?! Kenapa dia tidak takut penampilannya akan dikotori tanah?!' Wei Si tidak mengira bahwa Yan Xu yang terlihat seperti seorang tuan muda manja, ternyata tidak mempedulikan wajah tampannya, terlebih lagi dia tidak peduli dengan tanah yang masuk ke dalam mata.
Tanpa memperhatikan Wei Si yang sudah jatuh di tanah, Yan Xu menatap keduanya sambil menggelengkan kepala dan berkata, "Jika aku jadi kamu, aku akan memilih jalan menuju surga dibandingkan ke neraka."
Walaupun tanpa dijelaskan, sudah sangat dipahami bahwa yang dimaksud Yan Xu adalah lebih baik menyerahkan esensi ular giok daripada memberikan nyawa mereka karena melawan!
Di bawah pengawasan Yan Xu, Zhuo Hu sedikit gentar namun dia segera memperbaiki postur tubuhnya dan menarik napas panjang lalu berkata, "Maaf, tapi kami memerlukan esensi ini. Kamu bisa meminta yang lain, tapi tidak untuk yang satu ini." Zhuo Hu yang terlihat seperti selalu ingin menghindari masalah, mau tidak mau harus menetapkan niatnya kepada pihak lain.
Meskipun dengan tekanan Zhuo Hu, Yan Xu tetap bersikeras menginginkan esensi tersebut seperti batu yang tidak akan pernah mengalah terhadap ombak apapun yang menerjang.
Melihat sikap pihak lain yang sekeras batu, Zhuo Hu harus bergerak terlepas dari apakah dia bisa menang atau tidak.
Zhuo Hu mengambil posisi pembukaan, otot tubuhnya mengencang dan sangat jelas terlihat.
"Ini adalah keterampilan bela diri pada ranah penempaan tubuh pulau Mosheng, bahkan seorang penempaan tubuh tahap akhir harus bekerja keras untuk menahannya." Mata kedua rekannya berapi-api saat melihat Zhuo Hu mulai bertindak.
Dia maju ke arah Yan Xu dengan kecepatan penuh seorang kultivator dengan ranah penempaan tubuh tahap kedua!
'Mari kita lihat apakah dia masih bisa sombong seperti sebelumnya.'
'Tuan muda Zhuo adalah orang yang selalu ingin menghindari konflik karena saat dia bergerak, musuhnya pasti akan kalah!'
Begitulah yang ada di pikiran Sa Dansheng dan Wei Si, sementara Miao'er yang ada di balik batu besar masih memperhatikan perkelahian mereka sambil memegang sebuah batu giok berwarna biru.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!